o
hy
ERUPSI
a
aw
©
ty ris
a nC
A
Volume 14 | Mei 2017
KONSERVASI X BUDAYA
Berburu dalam Konservasi, Bolehkah? Sabhrina Gita Aninta
ERUPSI Vol 14 13 | www.tamboramuda.org
1
. © Siti
KONTEN 2 GORESAN 7 TAMU TAMBORA 9 AKTIVITAS TAMBORA 13 KARTINI KONSERVASI 18 ACTIVITY 18 VACANCY 19 EVENTS 29 COMPETITIONS
1
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
GORESAN Berburu dalam Konservasi, Bolehkah? Sabhrina Gita Aninta1 1
Mahasiswi Master Evolusi, Ekologi, dan Sistematik Ludwig Maximilians Universität Müchen, Jerman; e-mail: sagitaninta@gmail.com
Manusia dirancang untuk mengonsumsi makhluk hidup lain. Perburuan hewan dan pemanenan tumbuhan adalah keniscayaan. Dengan jumlah spesies yang semakin sedikit dan ukuran populasi satwa yang semakin kecil, bagaimana konservasi menghadapi hal ini?
Walaupun Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 4 Tahun 2014 telah menempatkan manta karang (Manta alfredi) dan manta oseanik (Manta oseanik) dalam daftar spesies yang dilindungi1, perlindungan terhadap pari manta tidak berjalan mulus. Selain puluhan operasi tangkap tangan terhadap pengepul insang yang dilakukan sejak peraturan itu diberlakukan2, pihak berwenang juga mendapat protes dari masyarakat adat Lamalera terhadap penangkapan salah seorang nelayan mereka.“… Tidak seharusnya ada kriminalisasi di wilayah adat kami,” ucap Reu Bona Beding dari Masyarakat Adat Lamalera, Desember 2016 lalu (dikutip dari Mongabay3). Kenyataan bahwa nelayan yang ditangkap memang hendak menjual insang-insang pari keluar Lamalera4 tidak menghapus kenyataan bahwa terkadang konservasi tidak sejalan dengan kebiasaan adat setempat. Masyarakat
yang tinggal di Lamalera, Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, telah lama terkenal sebagai pemburu paus tradisional5–7. Baleo, begitu mereka menyebut paus dalam bahasa mereka. Mereka percaya bahwa paus-paus yang bermigrasi ke Samudra Pasifik melalui Laut Sawu adalah kiriman leluhur. Paus yang mereka buru pun terbatas kepada paus sperma (Physeter macrocephalus), paus yang tua, dan dalam setahun perburuan dibatasi sampai 15 ekor. Paus biru (Balaenoptera musculus) dilarang untuk ditangkap dan paus yang diketahui bunting akan dikembalikan ke laut. Mereka melaut menggunakan paledang, perahu tradisional berukuran 15-20 meter, dan memburu paus dengan sebilah tombak panjang yang disebut tempuling. Hasil buruan kemudian dibagikan ke penduduk desa. Jenis perburuan tradisional yang dilakukan masyarakat Lamalera dan banyak suku-suku di Indonesia yang dekat den-
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
2
gan laut telah diakui oleh International Whaling Comission sebagai kearifan lokal8. Perburuan diperbolehkan selama tujuan perburuan adalah memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Namun, aktivis internasional menganggap bahwa praktik berburu semacam ini tetap harus dibatasi mengingat betapa lamanya mereka telah melakukan perburuan9. Valuasi terhadap megafauna laut semisal paus dan pari manta menyatakan bahwa menjadikan hewan-hewan tersebut objek ekowisata alih-alih memburu mereka dapat memberikan lebih banyak keuntungan ekonomi. Namun, bukankah menghilangkan tradisi perburuan artinya menghilangkan salah satu bagian dari identitas Lamalera sebagai pemburu laut?
Kearifan lokal, adalah kebijaksanaan yang diperoleh komunitas lokal dari pengalaman komunitas tersebut dari generasi ke generasi.
“Apakah kearifan lokal harus dikesampingkan demi konservasi?� Kearifan lokal, adalah kebijaksanaan yang diperoleh komunitas lokal dari pengalaman komunitas tersebut dari generasi ke generasi. Kearifan lokal dapat mengatur banyak hal, mulai dari pergaulan antara satu individu dengan yang lain sampai dengan pengelolaan sumber daya alam. Untuk yang terakhir, pembatasan 15 ekor paus per tahun di Lamalera merupakan salah satu contoh. Selain perburuan paus di Lamalera, ladang berpindah di Kalimantan, Papua, dan Sumatera yang dilakukan oleh banyak suku yang tinggal di pedalaman hutan Indonesia juga merupakan contoh kearifan lokal. Setelah membakar luasan hutan tertentu dan bercocok tanam di sana selama beberapa waktu, mereka meninggalkan area tersebut
Gambar 1.
Manta alfredi
3
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
Dalam satu titik di masa lalu, masyarakat tentu sadar bahwa suatu lahan tak bisa ditanami terus menerus; mereka berpindah untuk memberi waktu bagi lahan yang sebelumnya mereka tanami untuk kembali seperti semula.
untuk kembali ke kondisinya semula dan membuka area lain. Sistem pengelolaan tanah oleh suku Dayak yang ada di Kalimantan Timur ini disebut simpukng dan satu siklus membutuhkan waktu kira-kira 8-10 tahun10. Namun, dengan semakin banyaknya jumlah manusia, waktu tunggu ini makin memendek. Ladang berpindah mulai dilihat sebagai salah satu penyebab deforestasi11 dan alternatifnya kerap digagas12. Namun, bukankah menghapus ladang berpindah artinya menghapus kearifan lokal mereka? Pertanyaan yang sama selalu berulang ketika konservasi tampak bertabrakan dengan kearifan lokal. Tabrakan paham yang terjadi antara upaya konservasi sumber daya alam dan kearifan lokal umumnya terjadi karena dua hal: jumlah manusia yang makin banyak dan pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat. Dalam kasus ladang berpindah, jumlah anak yang semakin banyak menuntut lebih banyak ladang untuk dibuka. Pelaku ladang berpindah harus mulai mempertimbangkan cara yang tepat untuk meningkatkan produksi tani dalam jumlah lahan yang sedikit, atau sumber makanan lain yang lebih mudah diproduksi dalam jumlah banyak. Sesungguhnya, hal ini yang terjadi pula ketika ladang berpindah sebagai kearifan lokal pertama terbentuk. Dalam satu titik di masa lalu, masyarakat tentu sadar bahwa suatu lahan tak bisa ditanami terus menerus; mereka berpindah untuk memberi waktu bagi lahan yang sebelumnya mereka tanami untuk kembali seperti semula13. Hal ini tak dapat dihindari di area tropis yang tanahnya miskin nutrisi sebelum pupuk ditemukan. Bagaimana dengan perburuan pari manta? Ada
Gambar 2. Berburu Paus Š Barcroft
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
4
pergeseran nilai yang terjadi dalam individu pengepul insang. Ini sangat mungkin mengingat harga insang pari manta di pasar internasional yang cukup menggiurkan: sekilo insang pari bisa dihargai sampai 1460 Yuan (lebih dari dua juta rupiah) per kilogram di Tiongkok14. Pergeseran nilai juga terjadi di praktik memelihara burung dalam sangkar yang umum dilakukan di banyak kota di Jawa. Orang Jawa yang memelihara burung dalam sangkar dianggap telah mencapai keseimbangan hidup15. Memiliki burung dalam sangkar sangat populer di banyak kota Referensi: Jawa karena nilai budaya tersebut. Namun, tidak semua 1. 1. Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan. kota di Jawa memiliki nilai tersebut dalam memelihara Konservasi Kawasan dan Jenis burung dan beberapa tempat mengalami pergeseran Ikan - KKP Tetapkan Pari Manta Sebagai Ikan Yang Dilindungi. nilai16. Umumnya pemeliharaan burung menjadi mula Konservasi dan Keanekaragaman 17 semakin populernya kontes burung berkicau dan lambat Hayati Laut (2014). Available at: http://kkji.kp3k.kkp.go.id/index. laun memelihara burung umum karena keuntungan php/beritabaru/190-kkp-tetap18 ekonomi yang bisa diperoleh . Perburuan burung untuk kan-pari-manta-sebagai-ikan-yang-dilindungi. memenuhi permintaan pasar meningkat dan tradisi (Accessed: 12th April 2017) lokal berubah menjadi produk komersial. Hal ini ditandai 2. 2. Ambari, M. Dilindungi Penuh, Nasib Pari Manta Semakin dengan semakin banyaknya pasar burung besar di beberTerancam. Mongabay Indonesia apa kota di Indonesia semisal Pasar Burung Pramuka (2017). Available at: http://www. m o nga b a y . c o .i d /2 0 1 7/0 1 /19 / di Jakarta, Pasar Burung Sukahaji di Bandung, Pasar dilindungi-penuh-nasib-pa17 Burung Depok di Solo, dan masih banyak lagi . Investigasi ri-manta-semakin-terancam/. (Accessed: 12th April 2017) terhadap dampak maraknya praktik pemeliharaan 3. 3. Ambari, M. Kenapa Tradisi burung dalam sangkar merekomendasikan promosi Lamalera Harus Diselamatkan? pemeliharaan burung hasil pembiakan alih-alih burung Mongabay.co.id (2016). Available at: http://www.mongabay. liar15 karena mengubah pandangan tentang memelihara co.id/2016/12/14 /kenapa-tradisi-lamalera-harus-diselamatburung sangat sulit mengingat dasar budayanya yang kan/. (Accessed: 20th April 2017) begitu erat19. Sesungguhnya, konservasi dan kearifan lokal tidak bertabrakan. Keduanya adalah hasil belajar manusia tentang cara paling baik berinteraksi dengan alam. Ketika kearifan lokal mulai ditumpangi nilai-nilai yang berbeda dari muasal kearifan lokal tersebut, kearifan lokal dapat berubah menjadi eksploitasi berlebih. Di tengah tekanan ukuran populasi manusia yang makin tinggi dan arus nilai-nilai dari luar yang membanjiri masyarakat lokal, konservasi dan kearifan lokal sama-sama harus belajar kembali dan mengevaluasi praktik-praktik mereka dalam mengelola alam. Struktur budaya masyarakat harus selalu diperhatikan untuk mengembangkan interaksi yang berkelanjutan dan seimbang antara masyarakat dengan ekosistem20. Dengan demikian konservasi dapat terus dipraktikkan sebagai upaya membuat manusia hidup harmonis dengan alam, bukan upaya memagari manusia dari alam.
5
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
4. 4. Ambari, M. Pemerintah Indonesia Hormati Tradisi Adat Lamalera, Tetapi‌. Mongabay Indonesia (2016). Available at: http://www.mongabay. c o . i d /2 0 1 6 /1 2 /1 5 / p e m e r i n tah-indonesia-hormati-trad i s i- ad a t - l a ma l er a- t et a p i / . (Accessed: 12th April 2017) 5. 5. Yudono, J. Cerita dari Lamalera. KOMPAS. com (2015). Available at: h t t p : // t r a v e l . k o m p a s . c o m / read/2015/03/30/230444527/ Cerita.dari.Lamalera. (Accessed: 19th April 2017) 6. 6. Rozi, F. Tradisi Berburu Paus di Lamalera, NTT Menuai ProKontra. Ritual Berbahaya yang Hingga Kini Masih Dijaga. Hipwee (2016). 7. 7. Ariane, E. Mengintip Tradisi Berburu Ikan Paus di Flores. Hipwee (2016). 8. 8. Duggleby, L. Is there a place for traditional whale hunting
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
in the modern world? The Coral Triangle (2016). Available at: h t t p : // t h ec o r a l t r i a ng l e . c o m / stories/is-there-a-place-fortraditional-whale-hunting-inthe-modern-world. (Accessed: 19th April 2017) 9. Heinrichs, S. Transforming Indonesia’s Manta Fisheries. National Geographic Society (blogs) (2014). Available at: http:// newswatch.nationalgeographic. c o m /2 0 1 4 /0 9 /1 7/ t r a n s f o r ming-indonesias-manta-fisheries/. (Accessed: 19th April 2017) 10. Mulyoutami, E., Rismawan, R. & Joshi, L. Local knowledge and management of simpukng (forest gardens) among the Dayak people in East Kalimantan, Indonesia. Forest Ecology and Management 257, 2054–2061 (2009). 11. Wodjok, A. Kajian lingkungan sistem perladangan berpindah :: Kasus di Distrik Kaimana, Kabupaten Kaimana, Papua. (Universitas Gadjah Mada, 2006). 12. Mulyadi. Pengadopsian Inovasi Pertanian Suku Pedalaman Arfak (Kasus di Kabupaten Manokwari, Papua Barat). (Institut Pertanian Bogor, 2007). 13. Diamond, J. M. Guns, Germs, and Steel: The Fates of Human Societies. (W. W. Norton & Company, 1999). 14. Anonim. Gill Plate Trade. Manta Trust Available at: http:// www.mantatrust.org/threats/ gill-plate-trade/. (Accessed: 19th April 2017) 15. Jepson, P. & Ladle, R. J. Birdkeeping in Indonesia: conservation impacts and the potential for substitution-based conservation responses. Oryx 39, 442 (2005). 16. Supriyadi, A. Dinamika Pergeseran dan Konfigurasi Kepentingan Pemaknaan terhadap Burung Berkicau di Jawa (Kasus Surabaya dan Yogyakarta). (Institut Pertanian Bogor, 2008). 17. Iskandar, J. Dilema antara hobi dan bisnis perdagangan burung serta konservasi burung. Chimica et Natura Acta 2, (2014). 18. Iskandar, J. Pemanfaatan anekaragam burung dalam kontes burung kicau dan dampaknya terhadap konservasi burung di alam: Studi kasus Kota Bandung, Jawa Barat. in Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon 1, 747–752 (2015). 19. Jepson, P. & Ladle, R. J. Governing bird-keeping in Java and Bali: evidence from a household survey. Oryx 43, 364 (2009). 20. Mace, G. M. Whose conservation? Science 345, 1558–1560 (2014).
Gambar 3. Memotong Daging Ikan Paus © Barcroft
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
6
© Bhisma . © Bhisma
7
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
TAMU TAMBORA "Plastic Epoch"
Medium: Photoshop (digital painting)
Mengintip Serunya Pre-Event Biodiversity Day 2017 Oleh: Divisi Humas HMD Biologi UI
Biodiversitas merupakan suatu hal yang harus dibanggakan dari Indonesia sebagai negara megadiversitas. Untuk mengapresiasi kekayaan biodiversitas Indonesia fenomena biodiversitas ini, Departemen Sosial Masyarakat dan Lingkungan HMD Biologi FMIPA UI 2017 mengadakan program kerja berupa rangkaian acara Biodiversity Day. Tahun ini, Biodiversity Day 2017 diselenggarakan dalam dua tahap: Pre-Event pada tanggal 10 Mei 2017 lalu dan Main Event pada tanggal 21 Mei 2017 mendatang. Pre-Event Biodiversity Day 2017 telah dilaksanakan, acara yang diawali sambutan dari Pak Yasman (Ketua Departemen Biologi FMIPA UI), Naufal (Ketua HMD Biologi FMIPA UI 2017), Wayan Kristina (Project Officer Biodiversity Day 2017) mendapat sambutan meriah dari penonton. Dilanjutkan dengan penampilan dari Cania, Sinha dan Shintia (Biologi 2016), Intan Claudya (Biologi 2016), Tria Asri dan Annisa Shafira (Biologi 2016) dan Neema (FISIP 2016).
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
8
Acara ini pun dimeriahkan oleh beberapa stand, ada stand dari OMPT Canopy UI, KSHL Comata UI, SIGMA-B UI, dan KSM Proteus. Di stand tersebut, pengunjung dapat mencari informasi mengenai bidang ilmu dari masing-masing lembaga di atas seperti taksonomi dan ekologi dari masing-masing kelompok biota yang diteliti oleh setiap kelompok studi. Selain itu, ada juga stand dari Biro Biopreneur HMD Biologi dimana pengunjung bisa membeli merchandise yang keren-keren, seperti mug, emblem, gantungan kunci, dan buku-buku. Tidak hanya itu, adakah diantara kalian yang ingin berfoto bareng reptil? Kalian wajib datang ke stand ASPERA, disana pengunjung dapat melihat dan menggali informasi mengenai jenis-jenis reptil dan mengabadikan momen bersama reptil. On stage, ASPERA juga mengadakan demonstrasi reptil loh! Masih ingin merasakan keseruan acara Biodiversity Day tahun ini? Jangan lupa datang ke Main Event Biodiversity Day 2017 pada 21 Mei di Bundaran Hotel Indonesia! HMD Biologi UI akan mengadakan parade biodiversitas dalam rangka menyemarakkan Biodiversity Day tahun ini! Yuk semarakan dengan caramu!
. Š Chairunas Adha Putra
9
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
Aktivitas Tambora
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
10
Unduh Unggah Ilmu Seputar Konservasi Bersama Tambora dan Universitas Atmajaya Yogyakarta Senin, 20 Maret 2017- Kali ini Tambora diundang untuk sharing dalam Kuliah umum Ilmu Lingkungan di Fakultas Teknobiologi Universitas Atmajaya Yogyakarta. Tambora mendapat kesempatan untuk sharing pengalaman penelitian lapangan Babi Kutil Bawean, kondisi deforestasi Indonesia saat ini, dan perluasan jaringan anggota Tambora di kalangan mahasiswa. Pada pukul 18.30 WIB, acara dimulai dengan perkenalan mengenai Tambora oleh agen Tambora Jogja, Dwi Adhari Nugraha. Mahasiswa Universitas Atmajaya yang hadir dalam kuliah umum tersebut tampak antusias menanggapi paparan dari Tambora dengan adanya beberapa pertanyaan yang dilontarkan.
“Apakah Tambora menawarkan kegiatan penelitian konservasi yang bisa diikuti oleh anggotanya?” “Apabila kita sudah ikut bergabung, lalu apa yang kita lakukan di Tambora?” ujar salah satu mahasiswa Universitas Atmajaya Yogyakarta Tambora memiliki beberapa lingkup kegiatan diantaranya: membagikan informasi (lowongan pekerjaan konservasi dan penelitian kolaboratif), mentoring dan peer review, mengadakan dan memfasilitasi workshop dan seminar, publikasi media ekspresi Tambora. Anggota yang telah bergabung bersama Tambora, secara berkala akan mendapatkan informasi langsung via jejaring. Informasi dan kegiatan yang Tambora lakukan dapat dilihat di tamboramuda.org. Paparan selanjutnya disampaikan oleh agen Tambora, Mark Rademaker mengenai penelitian Babi Kutil Bawean. Mahasiswa yang hadir sangat antusias mengikuti paparan presentasi dari member IUCN Wild Pig Specialist Group ini, pertanyaan cukup banyak dilontarkan setelah sesi presentasi. Diantara banyak pertanyaan, ada pertanyaan yang cukup menarik dilontarkan oleh peserta. Salah satunya adalah pertanyaan di bawah ini: “Indonesia kan memiliki biodiversitas yang tinggi, kenapa penelitian yang dilakukan anda tentang Babi kutil yang notabene bukan spesies yang sering diteliti?”
11
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
Indonesia memiliki 8 spesies babi dan 5 species diantaranya terancam, status Babi Kutil masih memiliki data yang kurang walaupun spesies ini unik secara genetik. Sangat sedikitnya penelitian terhadap spesies ini menjadikan penelitian sangat penting dilakukan (IUCN Wild Pig Workshop, 2013).
Agen Tambora, Dwi Adhari Nugraha
Sesi selanjutnya adalah pemaparan deforestasi dan implikasinya terhadap biodiversitas yang disampaikan oleh agen Tambora, Uni Sutiah. Agen Tambora yang pernah bekerja bersama Forest Watch Indonesia ini ikut memberikan informasi mengenai potret kehutanan Indonesia saat ini. Diskusi yang interaktif terbangun dalam topik deforestasi, salah satu pertanyaan mengenai perkembangan peran pemerintah menanggulangi deforestasi dalam kebijakan One Map Policy. Kebijakan One Map Policy bertujuan untuk menghilangkan dikeluarkannya duplikat izin untuk lahan yang sama di suatu lokasi. Hal ini sangat krusial, karena apabila izin dan data tutupan tidak sesuai maka kehilangan tutupan hutan serta habitat bagi biodiversitas akan terjadi terus menerus. Salah satu sisi positif yang dapat diambil adalah kebijakan ini perlu dikawal oleh seluruh kalangan, terutama konservasionis.
Suasana Kuliah Umum
Sesi kuliah umum ditutup oleh Monika sebagai Anggota Tambora Muda sekaligus Dosen Ilmu Lingkungan di Universitas Atmajaya Yogyakarta dengan harapan lahirnya jiwa konservasionis di kalangan mahasiswa.
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
12
© Ganjar Cahyadi
13
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
Kado Tambora Spesial Hari Kartini: Kartini Konservasi Kado Tambora special hari kartini melalui Instagram dengan membagikan postingan sosok kartini konservasi dengan akun tambora muda, postingan kartini konservasi di dalamnya terdapat wanita wanita hebat yang mendedikasikan dirinya dalam dunia konservasi hidupan liar mulai dari tokoh masyarakat, orangtua, dosen dan hingga peneliti ternama dunia!
Nuruliawati Bu Nurul
Putri Diana Bu Peggie
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
14
Mita Jane Godall
Herdanu Mama Aleta
Sabrini Margaret Kinnaird
15
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
Mardhatilla Paula Kahumbu
Misra Sirgar Salmia
Arfa Sri Suci
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
16
©Zahrah Afifah 17
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
ACTIVITY YSEALI Generation : Ecommunity Jadwal acara : 1 – 4 Agustus 2017
Program ini mengajak mahasiswa di tingkat akhir atau Halo Sobat Tambora!
Apply http://yseali-aec.org/applynow Link http://www.tamboramuda. org/2017/05/yseali-generationecommunity.html
Yuk ikut kegiatan keren ini, The YSEALI Workshop on Economic Engagement in ASEAN (YSEALI Generation: ECommunity!). Kegiatan ini akan melibatkan 80 siswa/ mahasiswa dan professional muda dari negara-negara di ASEAN yang tertarik di bidang economic community. Kegiatan ini sangat keren untuk mengasah skill kamu di bidang negosiasi, lobi, advokasi, yang sangat berguna di bidang konservasi. Selain itu, kamu juga bisa dapat banyak teman baru dengan ragam budaya yang unik. So, tunggu apa lagi? Ikut ya!
VACANCY
Tertarik PhD Bersama IDiv? Ingin lanjut PhD di bidang biodiversitas? tapi masih bingung cari kandidat kampus? German Centre for Integrative Biodiversity Research (iDiv) membuka kesempatan PhD loh! Tema riset yang ditawarkan juga sangat beragam! Untuk info lebih lanjut dapat mengunjungi link berikut : Link http://www.tamboramuda.org/2017/04/tertarikphd-bersama-idiv.html https://www.idiv.de/en/about_idiv/career/ phd_positions.html
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
18
EVENTS Pelatihan Remote Sensing dari NASA Jadwal acara : 20 – 22 Juni 2017
Tertarik dengan pemanfaatan remote sensing di dunia konservasi? NASA mengadakan pelatihan gratis bernama Applied Remote Sensing Training (ARSET) lho! Yang paling penting, pelatihan ini gratis! Pada pelatihan ini, kamu akan belajar pemanfaatan data satelit untuk analisis spatial seperti memperkirakan luas area hutan atau perubahan luasan area hutan selama beberapa tahun. Ilmunya sangat penting untuk konservasi di Indonesia lho! Misal kamu ingin tau perubahan luasan
Link : http://www.tamboramuda. org/2017/05/pelatihanremote-sensing-gratis-dari. html https://arset.gsfc.nasa.gov/ land/webinars/sdg15
Dibiayai Untuk Ikutan Training Leadership Di Jepang? Siapa Takut! Batas aplikasi : 1 Februari – 30 Juni 2017
Hai sobat Tambora! Pernah bermimpi menjadi seorang pemimpin di masa depan? atau ingin meningkatkan kemampuan kepemimpinan yang sudah kamu miliki? Yuk ikutan pelatihan kepemimpinan yang diselenggarakan oleh IATSS Forum! Mengusung tema “Thinking dan Learning Together”, kemampuan kepemimpinanmu bakal digembleng selama 55 hari dan kamu juga akan dipertemukan dengan berbagai professional negara-negara ASEAN. Satu lagi yang kece, panitia akan membayar hampir semua kebutuhan kamu meliputi akomodasi, konsumsi dan biaya penerbangan loh! Menarik kan? Segera daftar ya, karena dunia konservasi di Indonesia butuh pemimpin kayak kamu!
19
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
Link : http://www.tamboramuda. org/2017/05/dibiayai-untukikutan-leadership.html http://www.iatssforum.jp/ english/applications/index. html
Rayakan Kemerdekaan Bersama Sapu Jagad 2017! Jadwal acara : 17 Agustus 2017
Link : http://www.tamboramuda. org/2017/05/rayakankemerdekaan-bersamasapu-jagad.html http://pasted.co/0ccd7ad1
CP : 0812 1888 2492
Jaman sekarang, rasanya gak gaul kalau gak merayakan kemerdekaan dengan cara mendaki gunung. Eits, biar gak asal mendaki dan berdedikasi kepada negeri, yuk ikutan acaranya Trashbag Community yang satu ini: Sapu Jagad 2017. Acaranya akan diadakan serentak di 17 gunung di Indonesia loh guys! Open Registration 1. Gn Talang (SumBar) 2. Gn Kerinci (Jambi) 3. Gn Pulosari (Banten) 4. Gn Ciremai (JaBar) 5. Gn Cikuray (JaBar) dan masih banyak lagi! KUOTA TERBATAS LOH Mari bergabung menjadi salah satu pelaku sejarah terciptanya Hutan Gunung Indonesia Bebas Sampah. #salamangkut #sadarilindungilestarikan #gunungbukantempatsampah #trashbagcommunity #sapujagad2017
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
20
EVENT SUMMER COURSE IN WILDLIFE ANIMALS
ICOBIO - FROM GENES TO ECOSYSTEM CONFERENCE
Jadwal acara : 13 -22 Juli 2017
Batas aplikasi : 15 Juni 2017
Lagi bingung cari event yang harus diikuti dan sesuai minat kamu di bidang konservasi satwa liar? Jangan khawatir, Universitas Gadjah Mada punya jawabannya buat kamu! Bersama dengan University of Liverpool, TUFTS, UPM, Hokkaido University, BOSF, dan instansi besar lainnya, Fakultas Kedokteran Hewan UGM akan mengadakan Summer Course in Wildlife dengan ragam topik menarik seputar konservasi satwa liar, evolusi dan perilaku primata, dan juga penyakit satwa liar. Tunggu apa lagi? Segera daftarkan diri kamu!
The 2nd International Conference on Biosciensce (ICoBio) 2017 Call for papers! Konferensi internasional yang dapat mewadahi kamu para peneliti biosains, akan diselenggarakan di (Institute Pertanian Bogor International Convention Center (IPBICC), Bogor Indonesia. Akan ada 2 Keynote speakers dan 8 Invites speakers loh! Ayo segera submit abstrakmu dan kunjungi website ini untuk melihat tanggal penting! Link :
Link : http://www.tamboramuda.org/2017/05/ summer-course-in-wildlife-animals.html www.fkh.ugm.ac.id
21
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
http://www.tamboramuda.org/2017/04/ from-genes-to-ecosystem-conference. html www.bit.ly/icobio www.icobio.event.ipb.ac.id
Program Mentoring Tambora: Ayo Menulis! Pernah ingin tahu tentang sesuatu tapi sulit mendapati informasi dalam bahasa Indonesia? Atau mendapati informasi yang kamu cari dalam bahasa Inggris terlalu sulit untuk dimengerti?
Batas aplikasi : 15 Juni 2017 Link : http://www.tamboramuda. org/2017/05/programmentoring-tambora-ayomenulis.html
Tulisan tentang konservasi biologi di Indonesia masih sangat terbatas! Berdasarkan pendataan yang dilakukan Mirza Kusrini tentang jumlah publikasi penelitian herpetofauna, hanya 40% tulisan yang berasal dari Asia Tenggara dan hanay 7% yang berasal dari Indonesia. Padahal informasi yang mencukupi akan mendukung pengembangan metode metode penelitian, evaluasi konservasi, serta meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya konservasi. Program ini merupakan ajang pengembangan diri secara khusus dan meningkatkan kualitas konservasionis Indonesia secara umum. Ada 2 program Ayo menulis :
Info Lebih Lanjut:
-
Menulis untuk Tambora
tambora.muda@gmail.com
-
Menulis untuk Konservasi
Sistem yang diterapkan adalah peer review oleh agen Tambora Ayo ramaikan wacana konservasi dengan karyamu!
COMPETITION Ingin Mendapat UN Environment Prize? Halo Sobat Tambora! Buat kamu yang suka menulis, ada kesempatan bagus nih!
Batas aplikasi : 5 Juni 2017
Samsung Engineering bekerjasama dengan UN Environment mengadakan lomba essay bertajuk “Connecting People to Nature�. Hadiah utamanya adalah UN Environment Prize! Keren kan? Untuk seorang konservasionis, tulisan merupakan salah satu ujung tombak penting untuk menyebarkan ilmu loh! Jadi, segera kirim essay kamu sebelum 5 Juni 2017 ya!
Link : http://www.tamboramuda.org/2017/05/ ingin-mendapat-un-environment-prize. html https://www.youthop.com/ competitions/10th-eco-generationenvironmental-essay-competition
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
22
INTERNSHIP THE MANTWATCH INTERNSHIP PROGRAM (MIP) Batas waktu: -
MantaWatch mengajak kamu buat mengasah kemampuanmu dalam program The MantaWatch Internship Program (MIP). Sebuah kesempatan yang sangan bagus sekali untuk pengembangan diri kamu. Kamu akan disuguhi pengalaman yang berharga buat kamu yang tertarik dengan dunia bawah laut dan terlebih tentang pari manta. Buat kamu yang tertarik , dengan ikut internship ini kamu bisa dapatkan pengalaman untuk melatih kemampuanmu, mengasah pengetahuanmu dan mengenal jejaring MantaWatch. Program ini terdiri dari 3 elemen yaitu
Link
Conserving
http://mantawatch. com/site/mantawatchinternship-program/?utm_ source=facebook&utm_ medium=cpc&utm_
Kamu akan dilatih dan bekerja berdampingan dengan MantaWatch team. Selanjutnya kamu akan dapat merencanakan dan implementasi scientific dives, belajar mengelola dan analisis data Collaborating Program ini akan mengajarkanmu cara mencapai sebuah tujuan konservasi secara efektif dengan para pemangku kebijakan mulai dari instansi perikanan dan kelautan ke sekolah dan universitas, komunitas lokal hingga para penggiat wisata bahari. Educating Program internship ini menjadi sebuah wadah dalam menciptakan kandidat pemimpin untuk konservasi bahari.
23
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
http://www.tamboramuda. org/2017/05/themantawatch-internshipprogram-mip.html
©Azhar
MEET ERUPSI TEAM:
Ridha
Azhar
Nuy
Zahra
Pidi
Arieh
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org
24
Mari bergabung dalam jaringan Tambora, kunjungi
www.tamboramuda.org
Tambora Muda @tamboramuda
25
ERUPSI Vol 14 | www.tamboramuda.org