7 minute read
Table 15: Indikator Kinerja Penelitian
kuantitatif yang meliputi data keaktifan guru dalam melakukan Bimlat dan data kemampuan guru dalam mengembangkan komunikasi matematik dalam pembelajaran. Data kualitatif dikuantitatifkan untuk dianalisis secara deskriptif. Hasil analisis akan menunjukkan perbandingan kemampuan awal guru dalam mengembangkan komunikasi matematik dalam pembelajaran dengan kemampuan setelah siklus 1 dan siklus 2. Hasil tersebut akan dikaitkan dengan keaktifan guru dalam pembinaan melalui pendampingan pada tiap siklus.
Analisis data menggunakan deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi. Deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan data kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2, baik untuk penilaian kemampuan guru dalam komunikasi matematik di kelas. Membandingkan data dengan cara mendeskripsikan kemudian melakukan refleksi atau menarik simpulan yang berdasarkan hasil deskriptif komparatif dan selanjutnya memberikan ulasan serta langkah tindak lanjut.
Advertisement
I. Indikator Kinerja
Indikator kinerja dan sub indikator yang menjadi tolok ukur keberhasilan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2 berikut.
Table 15: Indikator Kinerja Penelitian
No Indikator Kinerja
1 Semakin meningkatnya kemampuan guru dalam pendampingan IHT Pembelajaran Berdiferensiasi melalui Supervisi akademik K.A.S.I.H. 2 Semakin terampil dalam merencanakan Pembelajaran Berdiferensiasi yang mengembangkan IHT melalui Supervisi akademik teknik K.A.S.I.H.
Sub Indikator
a. Aktif dalam kegiatan Plan b. Aktif dalam kegiatan Do c. Aktif dalam kegiatan See
a. Terampil menyiapkan dan mengadministrasi guru dalam
Pembelajaran Berdiferensiasi dan mengembangkan supervise akademik dengan
Teknik K.A.S.I.H.
3 Semakin terampil dalam mengelola dan Mengembangkan IHT
Perancangan Pembelajaran
Berdiferensiasi melalui Supervisi akademik K.A.S.I.H.
4 Semakin meningkatnya hasil belajar
Peserta didik b. Merencanakan penilaian yang menuntut kemampuan guru dalam Perancangan
Pembelajaran Berdiferensiasi. a. Memulai pembelajaran dengan konteks yang memunculkan guru dan PB. b. Menguasai materi PB yang terdiri dari: (1) Isi, (2) Proses, dan Produk.
c. Memfasilitasi peserta didik dalam PB melalui supervisi teknik K.A.S.I.H. dalam
kegiatan inti (eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi). Semakin meningkatnya ketuntasan belajar individual.
J. Prosedur Penelitian Tindakan
Prosedur tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). PTS merupakan suatu prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian Tindakan Kelas, (Ghani, 2014: 25). Penelitian Tindakan Sekolah merupakan: (1). Penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi nyata, (2). Memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan, (3). Memperbaiki situasi dan kondisi sekolah/pembelajaran secara praktis, (Depdiknas, 2008: 11-12). Hal ini diperkuat oleh Madya (2006: 4) yang menyatakan bahwa PTS merupakan jenis penelitian kualitatif yang menekankan proses yang dirancang secara sistematis untuk
mencapai perbaikan praktik dalam situasi yang nyaman.
Tindakan dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini berupa pendampingan dengan pendekatan Bimlat PB melalui supervisi Teknik K.A.S.I.H. menggunakan dua siklus. Prosedur tindakan pada Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini adalah sebagai berikut: 1. Menyusun perencanaan tindakan (Planning). 2. Melaksanakan tindakan sesuai yang direncanakan (Acting). 3. Melakukan pengamatan terhadap tindakan yang telah dilakukan (Observing). 4. Melakukan analisis deskriptif komparatif (Reflecting).
Siklus ini dimulai dengan serangkaian langkah yang dilakukan untuk menyusun perencanaan yang meliputi: refleksi awal kondisi guru, identifikasi masalah, pengumpulan data, hipotesis tindakan dan perencanaan tindakan (awal). Pelaksanaan tindakan meliputi: pelaksanaan, observasi dan pengumpulan data serta review dan umpan balik. Selanjutnya adalah refleksi kritis yang merupakan tahap analisis untuk mengetahui kualitas perubahan dari perilaku aktual yang dihasilkan dari langkah-langkah tindakan. Dan terakhir adalah review sebagai tahap untuk melakukan peninjauan atas keseluruhan proses, apakah perubahan yang dihasilkan sudah memadai ataukah perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Pelaksanaan tindakan dalam dua siklus terlihat dalam gambar sebagai berikut:
Figure 24: Pelaksanaan Tindakan dalam Dua Siklus
Prosedur Tindakan Siklus 1
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan hal-hal sebagai berikut: (1). Menyiapkan bahan, inventarisasi kebutuhan dan inventarisasi masalah/kesulitan guru dalam mengelola PB, (2). Kunjungan kelas dan mengamati guru dalam mengelola Pembelajaran Berdiferensiasi reguler dengan memfokuskan pada keterampilan mengembangkan guru sesuai kebutuhan peserta, (3). Melakukan diskusi terkait kepuasan mengajar dan pengelolaan Pembelajaran Berdifersiasi, (4). Melakukan kesepakatan kesepakatan dalam upaya peningkatan perbaikan mutu pengelolaan Pembelajaran Berdiferensiasi terkait kemampuan mengembangkan Guru, (5). Menyiapkan jadwal pelaksanaan pembinaan/pendampingan pada setiap guru disesuaikan dengan kesiapan setiap guru, dan 6). Menyiapkan bahan, daya dukung dan alat yang dibutuhkan dalam pembinaan.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pada tahap ini dilaksanakan pembinaan dengan pendampingan pada kelompok guru Matematika sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, yaitu pembinaan terhadap guru oleh peneliti sebagai Pengawas dalam bentuk IHT Pembelajaran Berdiferensiasi melalui supervisinTeknik K.A.S.I.H. untuk: (1) merefleksi pembelajaran kemampuan mengembangkan guru selama ini, (2) menginventarisasi masalah-masalah yang terkait dengan hambatan dalam mengembangkan Guru dalam Pembelajaran Berdifersiasi, (3). melakukan pendampingan dengan membina, memberi contoh kemampuan- kemampuan profesional yang harus dikuasai dalam mengembangkan guru dalam Pembelajaran Berdiferensiasi melalui Supervisi Teknik K.AS.I.H. dalam pembelajaran, (4). menggali prosedur-prosedur Supervisi Teknik K.A.S.I.H. yang mengembangkan Bimlat Pembelajaran Berdiferensiasi mulai dari perencanaan, pengamatan sampai pelaporan, (5). merancang instrumen-instrumen yang diperlukan dan (6). melakukan Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Bimlat melalui Supervisi Teknik K.A.S.I.H.
sebagai tindak lanjut pendampingan dari peneliti sebagai Pengawas. Hasil pembinaan/pendampingan dengan pendekatan IHT Pembelajaran Berdiferensiasi melalui Supervisi dengan Teknik K.A.S.I.H. ini dibuatkan refleksi dan perencanaan siklus berikutnya.
c. Pengamatan (Observation)
Pengamatan dilakukan pada setiap tahap penelitian, mulai dari tahap perencaaan dan pelaksanaan tindakan, kejadian dan hal-hal yang terjadi dalam pendampingan saat Bimlat Pembelajaran Berdiferensiasi melalui supervisi teknik K.A.S.I.H. direkam dalam bentuk catatan-catatan hasil observasi, dan didokumentasikan sebagai data-data penelitian. Pengamatan juga dilakukan terhadap instrumen-instrumen yang mereka gunakan serta prosedur-prosedur yang telah dilakukan.
d. Refleksi (Reflection)
Pada akhir tiap akhir pendampingan saat IHT Pembelajaran Berdiferensiasi melalui supervisi teknik K.A.S.I.H. selalu diadakan refleksi berdasarkan data observasi dan hasil diskusi, refleksi pada diskusi diarahkan pada upaya peningkatan mengembangkan komunikasi Matematika dalam pembelajaran, refleksi juga mencakup upaya peningkatan mutu proses dan keaktifan serta keefektifan pendampingan sebagai model pembinaan kepengawasan akademik dan peningkatan pelaksanaan IHT Pembelajaran Berdifersiasi melalui supervisi teknik K.A.S.I.H. sebagai upaya pengembangan kemampuan profesi guru. Refleksi ini dimaksudkan agar peneliti dapat melihat apakah tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan mengembangkan komunikasi matematik dalam pembelajaran mereka, kendala-kendala apa yang menghambat, faktor apa saja yang menjadi pendorong, dan alternatif apa sebagai solusinya. Hasil refleksi dijadikan dasar perbaikan bagi rencana tindakan pada siklus 2.
Prosedur Tindakan Siklus 2
a. Perencanaan (Planning)
Kegiatan penelitian pada siklus 2 dilakukan berdasar hasil refleksi siklus 1, saat perencanaan pada siklus ini peneliti tidak perlu lagi melakukan pengkondisian awal seperti saat siklus 1, perencanaan dilakukan berdasar kebutuhan menurut hasil refleksi pada siklus 1, Perbaikan pada perencanaan pembelajaran menekankan langkah-langkah pembelajaran dengan pengalaman belajar yang memfasilitasi komunikasi matematik. Peran pendamping saat IHT pembelajaran berdiferensiasi melalui supervisi teknik K.A.S.I.H. ditingkatkan untuk mengupayakan peningkatan partisipasi para guru dalam setiap tahap kegiatan. Instrumen untuk mengamati partisipasi guru dan penerapan komunikasi matematik diperbaiki. Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan hal-hal sebagai berikut: (1) menyiapkan bahan, inventarisasi kebutuhan dan inventarisasi masalah/kesulitan guru dalam mengelola pembelajaran berdiferensiasi, (2) Kunjungan kelas dan mengamati guru dalam mengelola pembelajaran reguler dengan memfokuskan pada keterampilan mengembangkan Pembelajaran Berdiferensiasi melalui supervisi teknik K.A.S.I.H., (3) melakukan diskusi terkait kepuasan mengajar dan pengelolaan pembelajaran, (4) melakukan kesepakatan kesepakatan dalam upaya peningkatan perbaikan mutu pengelolaan pembelajaran terkatit kemampuan mengembangkan komunikasi matematik, (5) menyiapkan jadwal pelaksanaan pembinaan/pendampingan pada setiap guru disesuaikan dengan kesiapan setiap guru, dan (6) menyiapkan bahan, daya dukung dan alat yang dibutuhkan dalam pembinaan.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Pada tahap ini dilaksanakan pembinaan dengan pendampingan pada kelompok guru Matematika sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan, yaitu pembinaan terhadap guru oleh peneliti sebagai Kepala Sekolah dalam bentuk IHT Pembelajaran Berdiferensiasi melalui supervisi teknik K.A.S.I.H. untuk: (1) merefleksi pembelajaran kemampuan mengembangkan komunikasi, (2)
menginventarisasi masalah-masalah yang terkait dengan hambatan dalam mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi, 3). Melakukan pendampingan dengan membina, memberi contoh kemampuan-kemampuan profesional yang harus dikuasai dalam mengembangkan Pembelajaran Berdifersiasi dalam supervisi teknik K.A.S.I.H. (4) menggali prosedur-prosedur pembelajaran yang mengembangkan komunikasi matematik mulai dari perencanaan, pengamatan sampai pelaporan, (5) merancang instrumen-instrumen yang diperlukan dan (6) melakukan IHT Pembelajaran Berdiferensiasi melalui supervisi teknik K.A.S.I.H. sebagai tindak lanjut pendampingan dari peneliti sebagai Pengawas. Hasil hasil pembinaan/pendampingan dengan pendekatan IHT Pembelajaran Berdiferensiasi melalui supervisi teknik K.A.S.I.H. ini dibuatkan refleksi dan perencanaan siklus berikutnya.
c. Pengamatan (Observation)
Pengamatan dilakukan pada setiap tahap penelitian, mulai dari tahap perencaaan dan pelaksanaan tindakan, kejadian dan hal-hal yang terjadi dalam pendampingan saat IHT Pembelajar Berdiferensiasi melalui supervisi teknik K.A.S.I.H. direkam dalam bentuk catatan-catatan hasil observasi, dan didokumentasikan sebagai data-data penelitian. Pengamatan juga dilakukan terhadap instrumen-instrumen yang mereka gunakan serta prosedur-prosedur yang telah dilakukan.
d. Refleksi (Reflection)
Pada akhir tiap akhir pendampingan saat IHT Pembelajaran Berdiferensiasi melalui supervisi teknik K.A.S.I.H. selalu diadakan refleksi berdasarkan data observasi dan hasil diskusi, refleksi pada diskusi diarahkan pada upaya peningkatan mengembangkan komunikasi Matematika dalam pembelajaran, refleksi juga mencakup upaya peningkatan mutu proses dan keaktifan serta keefektifan pendampingan sebagai model pembinaan kepengawasan akademik dan peningkatan pelaksanaan IHT Pembelajaran Berdiferensiasi melalui supervisi
teknik K.A.S.I.H. sebagai upaya pengembangan kemampuan profesi guru. Refleksi ini dimaksudkan agar peneliti dapat melihat apakah tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan mengembangkan komunikasi matematik dalam pembelajaran mereka, kendala-kendala apa yang menghambat, faktor apa saja yang menjadi pendorong, dan alternatif apa sebagai solusinya serta menganalisis hasil tindakan siklus 2 dan penarikan kesimpulan terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus.