3 minute read
F. Peningkatan Kompetensi Calon Pengawas Sekolah Berdasarkan Hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK
F. Peningkatan Kompetensi Calon Pengawas Sekolah Berdasarkan Hasil
Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK)
Advertisement
1. Persiapan
Calon pengawas sekolah menerima hasil AKPK atas penilaian sendiri dari pengajar diklat. Kemudian melaksanakan analisis hasil AKPK tersebut. Setelah diketahui kompetensi terendah, maka calon pengawas sekolah melakukan tindakan merefleksi diri. Setelah merefleksi diri dan menetapkan kompetensi yang kurang, maka disusunlah kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi calon pengawas tersebut. Setelah itu, membuat instrumen penilaian peningkatan kompetensi calon pengawas sekolah. Responden kegiatan ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru dari sekolah magang.
2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini, calon pengawas sekolah melakukan praktik-praktik baik untuk meningkatkan kompetensi yang lemah terutama di sekolah magang. Data seluruh responden dianalisis ketercapaiannya. Semakin banyak responden yang mengisi instrumen maka semakin valid data yang diperoleh. Semakin tinggi capaian juga semakin valid pula kenaikan kompetensi tersebut.
3. Hasil Responden
Hasil responden terhadap kenaikan kompetensi dapat dilihat dari instrumen berikut: Instrumen Peningkatan Kompetensi Calon Pengawas Sekolah Berdasarkan Hasil AKPK Instrumen Kompetensi Supervisi, Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesian (AKPK) adalah sebagai berikut: Petunjuk: Bacalah Instrumen AKPK secara seksama kemudian pilihlah jawaban dengan memberikan tanda (V) sesuai dengan kondisi dan pengalaman saudara. Instrumen AKPK ini bukanlah sebuah test, kejujuran dalam
menjawab akan menghasilkan peta kompetensi yang saudara miliki, sehingga dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan kompetensi yang saudara miliki dengan tepat. Keterangan Jawaban:
A. : Tidak Mampu Menunjukkan
B. : Kurang Mampu Menunjukkan
C. : Cukup Mampu Menunjukkan
D. : Sangat Mampu Menunjukkan Penilaian skala 1 s.d. 4 dari kiri ke kanan.
1. Saya menunjukkan pemahaman saya tentang konsep umum supervisi kelas dengan benar. 4
2. Saya menunjukkan pemahaman cara melakukan supervisi dengan metode, dan teknik yang tepat. . 4
3. Saya menunjukkan pemahaman cara pemberian umpan balik secara efektif, sesuai dengan karakteristik orang yang disupervisi . 4
4. Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara sebagai perbaikan program tindak lanjut pengawasan akademik berdasarkan observasi kelas, untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. 4
5. Saya telah mampu menggunakan Teknik supervise akademik yang lebih efektif, dalam pembimbingan pada guru. 4
6. Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara melakukan pembinaan dan pembimbingan pada guru dalam perancangan pembelajaran. 4
7. Saya menunjukkan pemahaman dan kemampuan saya tentang cara memotivasi guru untuk merefleksi diri, serta evaluasi terhadap hasil- hasil pelaksanaan pembelajaran di kelas. 4
8.Saya menunjukkan pemahaman saya tentang cara memberi penghagaan atau reward pada guru yang sungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya 4
Hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan Keprofesionalan (AKPK) kompentensi akademik calon pengawas yang bernama Wahyu Wijayanti, M.Pd di sekolah magang, SMA Negeri 8 Kota Tangerang yang semula nilainya 91,18 menjadi 100. Adapun penjelasannya sebagai berikut : 1) Calon pengawas sekolah memahami konsep umum supervisi dengan benar; 2) Calon pengawas sekolah memahami cara melakukan supervisi dengan metode, teknik dan prinsip yang tepat; 3) Calon pengawas sekolah memahami langkah-langkah pelaksanaan supervisi akademik; 4) Calon pengawas sekolah memahami program tindak lanjut pengawasan akademik berdasarkan observasi kelas, untuk perbaikan pembelajaran berikutnya; 5) Calon pengawas sekolah memahami cara pemberian umpan balik secara efektif, sesuai dengan karakteristik orang yang disupervisi;
6) Calon pengawas sekolah memahami cara melakukan pembinaan dan pembimbingan pada guru dalam perancangan pembelajaran; 7) Calon pengawas sekolah memahami cara memotivasi guru untuk merefleksi diri, serta evaluasi terhadap hasil- hasil pelaksanaan pembelajaran di kelas; 8) Calon pengawas sekolah memahami cara memberi penghagaan atau reward pada guru yang sungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R.I. 2008. Classroom Instruction And Management. New York: McGrawHill Companies. Iskandar. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan. Kualitatif). Jakarta: GP Press. Miarso, Yusuf Hadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenoda Media.
Mujito, Wawan Eko. 2020. Konsep Belajar Menurut Ki Hajar Dewantoro dan Relevansinya dengan Pendidikan Agama Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. XI, No. 1 Hlm: 65-67. Mulbar, U. 2017. Deskripsi Tingkat Berpikir Visual dalam Memahami Definisi Formal Barisan Bilangan Real Berdasarkan Gaya Kognitif Mahasiswa Makassar. Issues in Mathematics Education, I (2), 127-135. Pidarta, Made. 2009. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak. Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rogers, E. M. 1995. Diffusion of Innovations. Third Edition. New York: The FreePress.
Russel, Lou. 2011. The Accelerated Learning Fieldbook. Bandung: Nusa Media. Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan dalamRangka Mengembangkan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Shoimin, Aris. 2014. Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Satori, Djam‟an Satori. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sergiovanni. 1987. Educational Governance and Administration. New Jersey: Prentice. Hall Inc.
Tomlinson, B. 2011. Access-Self Materials. Cambridge: Cambridge University Press.