Majalah Teknokra Edisi Khusus Mahasiswa Baru

Page 1

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015 Oktober 2015 ISSN 0215-8116


Salam Kami 3 Denah Unila 4 Komitmen 5 Info Kampus 6 Resensi 10

Jendela

“Bahwa perjuangan manusia melawan kekuasaan adalah perjuangan ingatan melawan lupa� begitu tulis Milan Kundera....

Sebaiknya anda tahu 12 Sekilas Teknokra 13 Life Style

Sepanjang usia, eksistensi Teknokra bukan tanpa halangan. Pemberitaan Teknokra tak jarang diintervensi banyak banyak ppihak. Namun, banyak intervensi tak membuat Teknokra gentar.

Sorotan 18 Meriahnya rangkaian Unila Emas sepertinya belum diimbangi dengan kondisi Unila saat ini. Keluahan demi keluhan seputar sarana dan prasarana.

Karikatur 21 Galeri Foto 22 Komik 24 Tips & Trik 25 Inovasi 26 padi sendiri merupakan tanaman yang memang pada dasarnya membutuhkan air sebagai media tanam. hal tersebutlah yang membuat inovasi yang dibuat mahasiswa Agribisnis ‘09 Unila terdengar mnggelitik, lantas apa istimewanya?

Ekspresi 15

Inovasi 26

Anakidah 30 Puisi 30 Cerpen 32 Kyay Jamo Adien 35 Opini 36 UBL Berdarah 38 16 tahun sudah tragedi UBl Berdarah terjadi. Tragedi yang menunjukkan bahwa hak manusia dikesampingkan, tak peduli apa yang disuarakan. Ketika aspirasi menyinggung keburukan pemerintah, maka nyawa jadi taruhannya.

TTS 39 Pojok PKM 42 2

Tutorial 20

| Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015


Foto Wawan Taryanto

Salam Kami

Menyelesaikan yang Sudah Dimulai Awal semester ganjil telah tiba. Atmosfir dunia kampus pun kembali menyengat. Sebagai aktivis kampus yang punya segudang rencana selama kepengurusan ini, kami tentu dihadapkan oleh ba­ nyak tantangan dan pilihan. Masalah klise seputar Sumber Daya Manusia (SDM) yang mulai kendur dengan deretan kegiatan masih menjadi tantangan yang harus kami alami. Tak bisa dipungkiri hal tersebut memakan lebih banyak emosi, energi, dan pikiran kami. Namun tak boleh membuat kami menjadi berkecil hati dengan kondisi kami

untuk menyelesaikan semua yang telah kami mulai. Terbitan dan kegiatan yang sudah kami rancang harus berjalan seperti tahun-tahun sebelumnya, bahkan kami menar­ getkan menjadi lebih baik. Tapi kami juga tak menampik terbitan yang sering molor dan kegiatan yang belum maksimal menempatkan kami pada pilihan-pilihan. Akan ikut arus dan terbawa entah ke mana, atau berjuang melawan arus menuju tujuan yang kami cita-citakan. Pada faktanya kami memilih untuk terus menggerakkan roda organisasi. Terus menjaga komitmen dan konsisten untuk se-

buah kata ‘profesional’ meski tentu kami masih jauh. Dua bulan tak bersua dengan pembaca, Teknokra hadir dalam Edisi Khusus Mahasiswa Baru tahun 2015. Hadirnya majalah ini juga merupakan bukti pilihan kami untuk terus menjaga eksistensi ­Teknokra, serta memainkan peran yang kami emban sebagai mahasiswa, aktivis, juga pers mahasiswa. Edisi Khusus ini hadir untuk menyajikan informasi tentang Universitas Lampung (Unila) yang dibutuhkan oleh mahasiswa baru seperti sekilas berita baik tingkat universitas maupun fakultas, tips dan trik memilih organisasi, info beasiswa hingga denah Unila. Selain itu berita populer seperti inovasi dan life style turut mengisi deretan isi majalah ini. Usia emas Unila yang dipandang tak lagi muda juga kami soroti demi perbaikan di masa mendatang. Kepada mahasiswa baru kami ucapkan ‘Selamat Datang’. Mulailah berhabituasi dengan dunia baru, dari masa transisi siswa menuju ‘Mahasiswa’. Teruslah berkarya sebagai Agent of change yang terus mengharumkan almamater sehingga menjadi torehan prestasi yang membanggakan. Dari pojok PKM ini, kami terus mengajak pembaca untukTetap Berpikir Merdeka! Redaksi

Pelindung: Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, MS Penasihat: Prof. Dr. Sunarto, SH, MH Dewan Pembi­­na: Maulana Mukhlis, S.Sos.,MIP. ­Anggota Dewan Pembina: Prof. Dr. Ir. Muhajir Utomo, M.Sc., Asep Unik, SE. ME., Drs. M. Toha B. Sampurna Jaya, M.S., Dr. Eddy Rifa’i, S.H., M.H., Ir. Anshori Djausal, M.T., M.A., Dr.Yuswanto.SH.,MH., Asrian Hendi Caya,SE.,ME., Dr. Yoke Moelgini M.Sc, Irsan Dalimunte,SE.M.Si,MA., Dr.Dedy Hermawan S.Sos,M.Si., Dr. Nanang Trenggono M.Si., Dr.H.Sulton Djasmi, M.Si., Syafarrudin, S. Sos. MA., Toni Wijaya S.Sos.MA, M. Burhan, S.Pd, Vina Oktavia, S.Pd., Yurike Pratiwi Pemimpin Umum: Faris Yursanto Pemimpin Redaksi: Hayatun Nisa F Pemimpin Usaha: Fitri Wahyuningsih Kepala Pusat Penelitian dan ­Pengembangan: Kurnia Mahardika Kepala Kesekretarian: Lia Vivi Farida Redaktur Pelaksana: A ­ yu Yuni Antika Redaktur Pelaksana Daring: K ­ horik Istiana Redaktur Berita: Rika Andriani Reporter : Fitri Ardiani, Enindita Prastiwi, Retnoningayu JU Redaktur Foto: ­Wawan Taryanto Fotografer: Luvita Wilya H Redaktur Artistik: Retno Wulandari Staf Artistik: Defika Putri Nastiti Kameramen: Fajar Nurrohmah, ­Redaktur Daring: Yola Septika Manajer Keuangan: Fitria Wulandari Manajer Usaha : Imam Gunawan Staf Keuangan: Yola Savitri Staf Periklanan: Riska Martina, Enindita Prastiwi Staf Pemasaran: Yola Septika­ Staf Kesekretariatan: Fitri Ardiani Staf Analisis dan Perpustakaan: Fajar Nurrohmah Staf Pengkaderan dan SDM: Wawan Taryanto Magang: Aditya, Sheli P.S, Adi F, Agung M, Aldi H, Ana U, Ari A, Arif S, Ariz N, Bayu F.H, Eka S, Endani A, Faiza U.A, Febriel M, Fonny B, M. Ghufroni A, Niko F, Novita L, Nur Azizah D.A, Nur Intan F, Trias S.P.N, Winda S, Yessi E.N, Ade S, Andre P.H, Arham A.A, Della S.A, Dewi S.R, Evita Y.R, Ginanjar, Maryadi B.W, Milsa S.D, Rachmawati R, Ruri S.M.S, Sonny K, Sopian A.

Judul : Tetap Berpikir Merdeka! Desain : Retno Wulandari Model : Fitri Wahyuningsih

MAJALAH EDISI KHUSUS MAHASISWA BARU ­­­­­ diterbitkan oleh Unit Kegiatan ­­ Penerbitan Mahasiswa (UKPM) TEKNOKRA Universitas Lampung. ALAMAT Grha Kemahasiswaan Lt.1 Jl.Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145 Telp .(0721) 788717 EMAIL ukpmteknokraunila@yahoo.co.id, Redaksi.teknokra@gmail.com WEBSITE www.teknokra.com

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015| 3


Oleh Retnoningayu Janji Utami


Komitmen

TETAP BERPIKIR MERDEKA!

P

“Wajah baru di tahun ajaran baru”, kalimat yang dirasa sesuai untuk menggambarkan Unila awal September lalu. Betapa tidak, sejauh mata memandang terlihat banyak wajah asing berseragam hitam putih dengan almamater hijau tua yang khas. Ya, mereka adalah mahasiswa baru yang akrab dengan sapaan ‘Maba’.

astilah terselip rasa bangga saat menyandang gelar mahasiswa. Di balik kebesaran kata ‘Maha’ yang mengawalinya sudah barang tentu tak sembarang maknanya. Ada tanggung jawab juga tantangan besar yang menanti. Selain tanggung jawab di bidang akademis, seorang mahasiswa harus memahami perannya sebagai agen perubahan dan pengontrol sosial. Mahasiswa saat ini dituntut menjadi sumber daya manusia yang melakukan berbagai perubahan positif untuk dirinya juga lingkungan sekitarnya. Keberadaannya harus mampu membawa manfaat dan mampu menjadi solusi di tengah permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat. Menjadi mahasiswa mengajarkan seseorang untuk mandiri dalam memutuskan sesuatu. Mulai dari memutuskan hal-hal akademis hingga masalah minat dalam mengikuti organisasi. Di sini lah dituntut tanggung jawab moral terhadap diri masing-masing sebagai individu untuk menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam masyarakat. Tapi kenyataannya mahasiswa saat ini dipenjara dengan segala tuntutan kampus yang ada. Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang tinggi memaksa mahasiswa untuk lulus cepat. Berorganisasi yang seharusnya menjadi wadah bagi mahasiswa untuk bertumbuh baik , seakan malah menjadi momok bagi mereka. Yang tertanam dipikiran

mahasiswa saat ini hanyalah cara untuk lulus cepat, bukan lulus tepat waktu. Dampaknya sudah tentu menjadi sarjana yang tak memiliki kualitas dan pada akhirnya hanya menambah jumlah sarjana yang menganggur. Secara tak sadar suara mahasiswa dibungkam dengan kesibukan kuliah. Kampus dengan caranya yang halus mengubah pola pikir mahasiswa agar tak kritis. Saat dihadapkan pada permasalahan sosial, mahasiswa saat ini hanya sibuk mengeluh tanpa berkomentar memberikan suara untuk perubahan. Tak mampu menjadi pemberi solusi malah menambah beban. Mahasiswa pun menyimpan suaranya rapat-rapat, memilih menjadi pendengar. Padahal, berpikir secara merdeka dengan mengeksplorasi seluruh informasi yang dimiliki menjadi tolak ukur kecerdasan seseorang. Berpikir merdeka merupakan kebebasan dalam menyampaikan pendapat atau gagasan. Bebas tak bermakna tiada batas, namun batas-batas yang ada tidak boleh menjadi hambatan mahasiswa untuk membebaskan dirinya dari keterkungkungan. Sebagai generasi baru di Unila, mahasiswa baru harus mampu menunjukkan karakter yang mencerminkan sosok ‘Maha’. Mampu menjadi agen perubahan dan pengontrol keadaan sosial khususnya di lingkungan Unila. Masih banyak waktu untuk belajar, bebaskan diri untuk Tetap Berpikir Merdeka! n


Info Kampus

Foto Fitria Wulandari Memancing. Embung depan Rusunawa mulai ramai dikunjungi untuk memancing. Foto dibidik (22/08).

Mahasiswa Asing Jadi Duta Budaya

Oleh Rachmawati Ramadhan

Unila-tek: Sebanyak tujuh mahasiswa asing peserta Program Darmasiswa Universitas Lampung (Unila) memulai pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) pada (07/09), di UPT Balai Bahasa Unila. Ketujuh mahasiswa tersebut adalah Katerina Bartosova (Rep. Ceko), Aygerim Murzagaliyeva (Kazakstan), Rosat Ya (Kamboja), Muslimah Hayiyakoh (Thailand), Sanako Kobayashi (Jepang), Tran Kim Dung (Vietnam), dan Zhu Xi (Rep. china). Program yang sudah berjalan delapan tahun ini merupakan kerjasama Unila dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam menyediakan pendidikan bagi mahasiswa asing . Koordinator Program Darmasiswa, Muhammad Fuad, menjelaskan bahwa program tersebut merupakan program Biro Perencanaan dan Kerja sama Luar Negeri (PKLN)

6

Kemendikbud yang bertujuan untuk mengenalkan Bahasa dan Kebudayaan Indonesia pada mahasiswa asing dari berbagai Negara. Menurut Prof. Cipta Ginting yang juga mengurusi program tersebut, peserta Darmasiswa ini tidak hanya berasal dari mahasiswa di Negara asalnya, ada juga yang merupakan lulusan dari universitas lain seperti Katerina Bartosova danTran Kim Dung. Selain itu adapula yang sudah bekerja seperti Zhu Xi. Selain untuk menambah pengalaman dengan tinggal di negri lain, mereka juga membawa misi sebagai duta dengan membawa nama dan kebudayaan mereka yang beragam. Dalam pembelajaran BIPA mereka ditempatkan pada kelas khusus di balai bahasa namun tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk seat in dan membaur di perkuliahan kelas regular agar dapat merasakan sesi perkuliahan

| Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015

pada umumnya. Saat ditemui di kelas mem­ baca, Rosat Ya mengaku senang bisa mendapatkan pengalaman di Lampung yang menurutnya termasuk tempat yang indah. “Orang – orang nya ramah dan jika saya butuh bantuan mereka tidak segan untuk memberi pertolongan,” lanjut mahasiswa Fakultas Bisnis dari Kamboja ini. Salah satu angkaian program ini adalah filtrip ke Pantai Kiluan untuk memperkenalkan lingku­ ngan alam Lampung. Di akhir pendidikan para peserta akan mementaskan seni budaya sebagai pengantaran kembali ke Negara asalnya. “Dengan harapan mereka akan menjadi duta yang mengenalkan bahasa dan budaya Indonesia saat mereka kembali ke Negara ma­sing masing,” jelas Cipta yang juga Guru Besar Ilmu Pemerintahan Unila. n


Info Kampus

Tahun Emas FEB Oleh Rachmawati Ramadhan

FEB-Unila: Terbitnya Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan nomor 195, pada 23 September 1965, menjadi bukti resmi berdirinya Fakultas Ekonomi dalam naungan Universitas Lampung. Hingga di tahun 2011, berdasarkan keputusan Rektor Unila, Prof. Sugeng P. Harianto Fakultas Ekonomi berubah menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB). September tahun ini, FEB memasuki usia emas lima puluh tahun. Dengan tema ‘Dies Natalis 50 FEB Emas’ rangkaian acara digelar untuk memeriahkan perayaan setengah abad FEB tersebut. Beberapa kegiatan seperti workshop dan talkshow seputar ekonomi dan kewirausahaan, bazaar dan pameran, lomba karoke, temu alumni, dan ditutup dengan jalan sehat dan pen-

tas musik pada Sabtu, (13/9). Dies natalis tersebut memang digelar lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya. Selain karena berbarengan dengan hari jadi unila yang juga memasuki usia emas, acara tersebut menjadi ajang eksistensi FEB Unila di masyaraat. Prof. Satria Bangsawan, selaku dekan FEB terpilih mengatakan bahwa ia berusaha untuk fokus memberikan pelayanan prima dengan menciptakan Smart and Green Faculty yang berbasis teknologi digital juga lingkungan yang nyaman dan asri. Ia meyakini hal tersebut akan mempermudah proses transfer ilmu pada mahasiswa. FEB menjadi salah satu fakultas yang menjadi sorotan karena prestasinya. Tak hanya mendapatkan sertifikat ISO 9001-2008, FEB Unila juga mendapatkan sertifikat The Alliance

on Business Education and Scholarship for Tomorrow, 21st Century Organization (ABEST 21). ABEST 21 merupakan salah satu lembaga sertifikasi sekolah bisnis internasional di Jepang. Dengan diterimanya sertifikat tersebut, menjadikan FEB Unila sebagai FEB tereakreditasi internasional pertama di Sumatera. “Insya Allah, bulan Oktober akan ada visitasi untuk memenuhi tahap selanjutnya untuk mendapatkan akreditasi international,” ungkap Prof. Satria saat ditemui usai jalan sehat, Rabu (13/9). Melihat tantangan ke depan yang semakin berat, pekembangan FEB memang fokus untuk memberikan mahasiswa maupun tenaga pengajar pembekalan berbasis internasional untuk menghasilkan produk yang berdaya saing. n

Kopma di Tingkat Jambore Nasional Oleh Retnoningayu Janji Utami

Unila-Tek: Unit Kegiatan Mahasiwa Koperasi Mahasiswa (UKM Kopma) Unila ikut terlibat dalam Jambore Kopma Nasional pada (1-4/10). Sebanyak tiga orang perwakilan yang dikirim untuk menghadiri acara tersebut di antaranya, Savitri (FISIP/Administrasi Bisnis’12), Rifatin (FISIP/Administrasi Bisnis’13), Doan Ridho Amaludin (Ilmu Pemerintahan’13). Acara tahunan yang sebelumnnya digelar di Purwokerto ini kembali digelar di Universitas Bengkulu sebagai pemenang dalam juara umum Jambore tahun lalu. Acara yang mengusung tema “Eksplorasi Bahari Bumi Raflesia bersama Kopma Se-Nusantara melalui Jambore” ini diisi dengan berbagai perlombaan, seperti Lomba Cerdas Tepat Koperasi, Lomba Masak Seafood,Pentas Budaya Bujang Gadis Kopma, Presentasi Kop-

ma 15 tahun kedepan, serta diskusi FKKMI (Forum Komunikasi Koperasi Mahasiswa Indonesia. Ada pula seminar dengan tema “Sinergitas Koperasi dengan Kewirausahaan untuk Menuju Ekonomi Kreatif” yang menghadirkan pemateri dari Dinas Koperasi Bengkulu dan Pengusaha Elektronik dengan outlet lebih dari 500 serta Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Universitas Bengkulu. Dengan dihadiri 25 Universitas di Indonesia, sekitar 150 peserta saling berbagi informasi mengenai kondisi koperasi masing-masing. Dari Jambore ini, Doan Ridho Amaludin merasakan ketertinggalan yang sangat jauh dari universitas Lainnya. “Kalau mendengarkan cerita dari universitas lain, mereka sudah sangat maju dan bisa mendapatkan keuntungan yang

tinggi pertahunnya,” ujar Doan. Hal ini juga yang membuat Savitri berharap dapat lebih memajukan Kopma Unila, dirinnya juga menuturkan di acara ini Kopma Unila meraih juara 2 untuk lomba memasak, dan juara 1 untuk lomba kreasi sampah. Doan juga berharap mendapatkan dukungan lebih dari pihak universitas. “Kita bukan hanya membawa nama baik pribadi tapi juga universitas,” keluhnnya. Menurutnya pendanaan masih menjadi kendala untuk keberangkatan, sebelumnya mereka akan mengirim enam orang tapi hanya bisa tiga orang saja. Dirinnya juga berharap pada tahun selanjutnnya akan ada Jambore yang lebih baik, dan Unila bisa menjadi tuan rumahnnya. n

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015| 7


Info Kampus

Mahasiswa Baru Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) berkumpul di depan pelataran Gedung B FISIP, mengikuti pembukaan malam keakraban. Foto dibidik Sabtu (3/10). Foto Luvita Wilya H

Jumlah Proposal PKM Meningkat Drastis

Oleh Wawan Taryanto

Unila-Tek: Tahun ini Universitas Lampung (Unila) kembali menargetkan 1000 proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), hal ini diungkapkan Hartono selaku Ketua Pengelola PKM Unila, Kamis (8/10). Ia mengatakan ada 1700 proposal yang telah mendapat login dari Sistem Informasi Manajemen Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (Simlitibmas). Menurutnya hal tersbut merupakan peningkatan yang bagus, dibandingkan tahun lalu yang hanya dapat mencapai angka 510 proposal yang bisa diunggah ke simlitibmas.dikti.go.id dari 660 proposal yang masuk rektorat. Selain persiapan yang matang, seperti sosialisasi PKM dan pelatihan pembuatan proposal PKM yang dilakukan oleh pihak Unila serta beberapa Unit Kegiatan Mahasiswa, Tim pengelola PKM dan tim pengelola Bidik Misi menetapkan strategi sebagai upaya peningkatan jumlah proposal PKM yang diungah dengan mewajibkan seluruh mahasiswa penerima Bidik Misi mengikuti PKM. Mahasiswa

8

tersebut merupakan angkatan 2014 dan 2014. Menanggapi kebijakan tersebut, Temu Riyadi (FKIP Kimia’13) salah satu penerima Bidik Misi, mengatakan bahwa ia cukup tertekan di awalnya, sebab setiap mahasiswa Bidik Misi harus menjadi ketua kelompok PKM. Menurut m hal itu membuat keraguan ketika mengajak teman untuk bergabung, terlebih dosen pembimbing yang bahkan memiliki kuota lebih dari sepuluh kelompok PKM, dikarenakan jumlah proposal yang cukup banyak, tak sebanding dengan jumlah dosen pembimbing. Berbeda dengan Temu, Shindy Dwyani (FMIPA Matematika’14) merasa bahwa kebijakan itu sangat sesuai dengan peran sebagai mahasiswa. Bahkan ia menambahkan, bahwa dengan keharusan menjadi ketua PKM, ia belajar pengkaderan untuk memimpin tim. Namun ia memang mengalami kesulitan di awal, namun berkat bimbingan yang tepat ia mampu menyelesaikan proposal PKMnya. Ia berharap , ia dan kelompok

| Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015

PKMnya bisa lolos untuk ahap selanjutnya. Jumlah proposal yang saat ini kemungkinan besar masih akan bertambah karena batas pengunggahan proposal ke Dikti diperpanjang hingga akhir bulan Oktober. Hal itu merupakan keputusan Wakil Rektor III Se-Indonesia pada (6/10) yang akan ditindaklanjuti oleh DP2M Dikti dalam bentuk surat keputusan. Setelah waktu pengunggahan proposal selesai, selanjutnya pihak universitas akan mengevaluasi dan melakukan penguatan bagi yang kelompok PKM yang lolos untuk didanai agar dapat mencapai Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasioan (Pimnas). Yang merupakan puncak dari agenda PKM. Pimnas tahun ini merupakan Pimnas ke-28, yang akan diselengarakan di Universitas Halu Oleo, Kendari. Dan dihadiri oleh 113 perguruan tnggi se-Indonesia. Hartono berharap Unila dapat mengirim lebih banyak mahasiswa untuk mengikuti Pimnas dari tahun-tahun sebelumnya. n


Info Kampus

Melanjutkan Pembangunan. Pebangunan gedung di Fakultas Hukum dilanjutkan setelah sempat berhenti. Foto dibidik (26/08)

Foto Fajar Nurrohmah

URO Torehkan Prestasi Emas Oleh Arif Sabarudin

FT-Unila: Unila Robotika Otomatis (URO) Fakultas Teknik Unila kembali menorehkan prestasinya. Kali ini dalam Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2015 yang digelar di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada 17-19 September lalu. Sebanyak empat tim perwakilan Unila berhasil lolos sebagai finalis dalam kontes tersebut. Tim BKP101 dan BKP-110 dengan tiga anggotanya, Muhammad Yasin, Nasrul Fatkurohman, dan Venus Asadilla (Teknik Elektro ’13), tim BKP-111 dengan anggota Fernando Faizal,

Didik Ardiyansya, dan Makruf Fajar (Teknik Elektro ’12), serta tim XBKP-001 yang beranggotakan Windu, Khairul Anwar, Brilian (Teknik Elektro ’12). Ketua umum URO, Nanang Kurniawan (Teknik Elektro ’13) mengungkapkan terdapat tiga divisi perlombaan dalam kontes tersebut yaitu, Fixed Wing, Racing Jet, dan Vertical Take Off and Landing (VTOL). Dalam kesempatan tersebut, tim BKP-101 berhasil menyabet juara II dan best system pada kelas mapping di divisi fixed wing.

Sedangkan penghargaan ide terbaik pada divisi racing jet diraih oleh tim BKP-111. Pencapaian tersebut bukan tanpa kendala, Yusuf Tantomi (Teknik Elektro `10) selaku pendamping saat perlombaan mengungkapkan bahwa kurangnya dana menjadi kendala utama. Ia merasa pihak universitas hanya setengah-setengah mendukung. “Jadi harapan kami tahun depan universitas dapat mendukung penuh baik dana ataupun support lainnya,” ujarnya. n

Turun Lapang Anggota Muda Mapala Oleh Yessi Eva Nora

Unila-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Lampung (Unila) mengadakan kegiatan Pengambilan Nomor Induk Anggota Muda (PNIAM) sebagai syarat menjadi pengurus. Kegiatan yang dilaksanakan pada 18/09 sampai 4/10 tersebut diikuti oleh delapan anggota muda Mapala. Sebelumnya, para anggota muda itu telah melalui tahap Pelatihan Ruang, Latihan Pemantapan (Lantap), dan Masa Bimbingan (Mabim), serta dilanjutkan dengan PNIAM .

Para anggota muda juga melakukan turun lapang ke beberapa lokasi seperti di Kawasan Karst Pahmungan Kab. Pesisir Barat untuk divisi Susur Goa dan divisi gunung hutan. Dengan melakukan pendataan biota, pemetaan dua dimensi, juga mengangkat sektor pariwisara hutan damar. Di Pantai Klara untuk divisi Diving dengan tujuan menginventarisasi dan memonitoring perkembangan keadaan terumbu karang. Di Tebing Parang Kab. Purwakarta, Jawa Barat juga dijadikan tem-

pat turun lapang ubtuk divisi rockclimbing . Dan yang terakhir divisi Lingkungan yang diadakan di Unila. yang bertujuan untuk menghitung kapasitas karbon yang tersedia dan layak untuk dihirup. Koordinator Badan Diklat Mapala, Sior Putra Ade Surya (Peternakan ’12) berharap agar anggota muda Mapala bisa bertanggung jawab terhadap kegiatan alam bebas. “ Lebih peduli terhadap lingkungan alam sekitar, dan tentunya agar bisa lebih aktif di bidang kepengurusan nantinya,” ujar Sior . n

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015| 9


Resensi

Sajak Panjang Sapardi

Repro

Oleh Yessi Eva Nora

A

pakah dunia kita ini? Kita saling menyendiri dan selalu mengasingkan dunia? Apakah ada jawaban? Atau persoalan?” tanya Sarwono pada dirinya sendiri. Begitulah ia, tokoh lelaki yang lebih banyak bertanya-tanya, berpikir, siJudul : Hujan Bulan Juni buk menanggapi kejadian-kejadian Penulis : Sapardi Djoko Damono di luar dirinya atau yang menimpa Penerbit : Gramedia Pustaka Utara dirinya secara internal. Tanggal Terbit : Juni 2015 Sarwono dan Pingkan, dua sosok Jumlah hlm : 135 Hlm yang memadu kasih dalam novel Harga : Rp 68.000,Hujan Bulan Juni. Mereka terus berusaha mengukuhkan cinta di tengah berbagai terpaan perbedaan antarkeluarga. Sosok Sarwono yang seorang dosen muda Jurusan Antropologi yang sering diejek “zadul” atau zaman dulu oleh kekasihnya. Dan Pingkan adalah dosen muda di Program Studi Jepang. Mereka sudah kenal sejak lama, terlebih Sarwono sendiri adalah teman dari kakak Pingkan, Toar. Mereka pun dilanda kebingungan sampai kapan hubungan ini dapat berlanjut ke pernikahan. Sebuah prosesi yang membutuhkan pemikiran matang dan tahap lebih dewasa. Banyak lika-liku hidup yang dihadapkan pada Sarwono dan Pingkan. Sarwono yang dari kecil hidup menetap di Solo, sudah barang tentu orang Jawa. Sedangkan Pingkan adalah campuran antara Jawa dengan Manado. Ibu Pingkan adalah keturunan Jawa yang lahir di Makassar, sedangkan bapak Pingkan orang pribumi Manado. Sarwono yang sangat taat pada agamanya (Islam) dan sosok Pingkan yang juga meyakini agama (Kristen) sepenuh hati.

10 | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015

Hubungan asmara Pingkan dan Sarwono ini tidak hanya mendapat­ kan hambatan dari keluarga besar Pingkan karena semua perbedaan latar belakang. Tetapi juga keha­ diran orang ketiga bagi Sarwono, yaitu Katsuo yang merupakan dosen Jepang yang pernah kuliah di UI, tempat Sarwono dan Pingkan mengajar sekarang. Dan selama di Indonesia, Katsuo sangat dekat dengan Pingkan. Sarwono harus menahan diri dan meyakinkan dirinya sendiri kalau Pingkan tetap setia padanya. Di novel pertamanya ini, pe­nyair Sapardi Djoko Damono mencoba memasuki daya khayal kaula muda saat ini. Rangkaian kalimat yang panjang hanya akan membuat pembaca menjadi bosan dan terlihat dipaksakan. Namun, nyatanya Sapardi berhasil membuat pembaca menikmati kalimat-kalimat panjangnya. Novel sastra ini hadir bagai hujan bulan Juni yang menyiram gersangnya dunia kesusastraan Indonesia. Hujan Bulan Juni berhasil mencuri perhatian pembaca di te­ ngah kerumunan novel populer yang menjamur. Dengan ego seorang penyair, Sapardi menggabungkan bait-bait puisi yang menambah bumbu romantika dalam sebuah kehidupan dan hubungan. Sayangnya, meskipun novel ini membuat pembaca tenggelam pada kisah Sarwono dan Pingkan namun akhir ceritanya menggantung dan tidak selesai. Akhir cerita yang menyuguhkan tiga sajak kecil membuat cerita ini seolah-olah tidak akan pernah selesai. n


Melawan Lupa,

Resensi

Gelak Tawa Iblis dan Malaikat Oleh Hayatun Nisa F

Repro

B Judul : Kitab Lupa dan Gelak Tawa Penulis : Milan Kundera Penerbit : Narasi dan Pustaka Promethea Tanggal Terbit : 2015 Jumlah Hlm : 400 Hlm Harga Buku : Rp 85.000,-

ahwa perjuangan manusia melawan kekuasaan adalah perjuangan ingatan melawan lupa” begitu tulis Milan Kundera dalam novel Kitab Lupa dan Gelak Tawa. Novel ini sesungguhnya merupakan kumpulan cerita pendek dengan tema sentral mengenai kekuasaan politik. Namun Kundera tak sedang berbicara soal kekuasaan pada umumnya. Ia bicara soal kekuasaan yang disalahgunakan. Kekuasaan yang cenderung korup dan menindas. Tak heran, jika kemudian kutipan kalimat di awal menjadi kalimat yang paling banyak dikutip orang. Ada dua tema yang ingin Kundera sampaikan, yang pertama adalah perjuangan terberat manusia adalah perjuangan melawan lupa. Yang kedua adalah tentang gelak tawa malaikat dan gelak tawa iblis. Iblis tertawa karena dunia Tuhan tampak tak berarti baginya, malaikat tertawa karena segala sesuatunya dalam dunia Tuhan memiliki arti. Hingga kehidupan manusia itu dibatasi oleh dua jurang: fanatisisme dan skeptisisme absolut di sisi lain. Dan “lupa” merupakan sebentuk kematian yang hadir dalam kehidupan, yang juga merupakan masalah besar dalam politik. Bangsa yang kehilangan kesadaran akan masa lalunya perlahan-lahan akan kehilangan dirinya . Kundera sebetulnya tidak hendak bercerita, melainkan ingin mengupas suatu persoalan dengan menampilkan cerita sebagai contoh. Ia memaksa pembaca untuk bertanya-tanya, tentang kehidupan

manusia yang dibatasi oleh dua sudut yang saling berlawanan namun sekaligus membentuk harmoni yang tak bisa ditawar-tawar lagi, seperti; lupa dan gelak tawa, masa lalu dan masa depan, cinta dan benci, fanatisme dan skeptisisme, ideologi politik dan kebebasan individu, hingga sex, dan moralitas. Ia menggambarkan perjuangan manusia melawan kekuasaan adalah perjuangan ingatan melawan lupa, seperti Tamina yang terus berusaha mempertahankan memorinya tentang cinta yang ia jalin bersama suaminya. Perempuan itu menolak untuk melupakan suaminya, cintanya, kebebasannya dengan sebuah gelak tawa. Sastrawan kelahiran Cekoslowakia ini sendiri, sering masuk ke dalam novelnya dalam rupa kata ganti orang pertama (Aku) untuk mengomentari sikap dan tingkah laku para tokoh. Pada strukturnya, Kundera menggunakan plot yang cenderung bebas, tidak terarah atau suka-suka. Ia melompat dari cerita yang satu ke cerita yang lain, karakter yang satu ke karakter yang lain, bahkan pada beberapa bab, ia sengaja mencampur-adukkan latar belakang yang satu dengan yang lain. Dalam novel ini Kundera terkadang menyajikannya dalam bentuk setengah esai yang dibumbui banyak kisah kehidupan seputar kemelut perpolitikan di Cekoslowakia. Juga pembaca mungkin akan sedikit kecewa karena tak ada humor yang ditampilkan seperti pada judulnya. n

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015| 11


Sebaiknya Anda Tahu

Info Beasiswa T Oleh Rachmawati Ramadhan

ak sedikit orang yang mengeluhkan biaya perkuliahan. Mulai dari biaya persemester hingga biaya hidup selama masa perkuliahan. Terebih dengan Sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang telah berjalan dua tahun ini. Banyak komentar miris dari mereka yang akhirnya putus harapan untuk mengenyam bangku perkuliahan karena mahalnya biaya yang harus dibayarkan ke universitas. Hal yang dapat memberikan angin segar bagi mahasiswa baru yang belum tahu informasi seputar biaya yang bisa membantu meringankan beban yaitu beasiswa yang disediakan Universitas Lampung (Unila) . Mereka yang tetap ingin berkuliah namun terbentur oleh biaya pendidikan bisa mencari solusi dengan berburu beasiswa yang disediakan perguruan tinggi, bahkan sebagian merupakan program dari dinas pendidikan dan tawaran dari sejumlah perusahaan. Di Unila sendiri berbagai macam beasiswa sudah ada, informasinya juga bisa diakses melalui situs resmi Unila. Sebagai Mahasiswa yang cerdas, tentu hal ini bisa menjadi motivasi dan peluang untuk memperjuangkan kuliah dengan terus berprestasi. Berikut adalah daftar beberapa beasiswa yang mungkin akan membantu perkuliahan mahasiswa di universitas lampung.

Untuk mendapatkan beasiswa tersebut ada beberapa syarat yang wajib diajukan seperti persyarata umum di bawah ini: a) Fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan Kartu Rencana Studi (KRS) atau yang sejenis sebagai bukti mahasiswa aktif; b) Fotokopi piagam atau bukti prestasi lainnya (ko-kurikuler dan atau ekstra kurikuler) pada tingkat Nasional maupun Internasional. c) Surat pernyataan tidak menerima beasiswa/bantuan biaya pendidikan lain dari sumber APBN/APBD yang diketahui oleh Pimpinan Perguruan Tinggi Bidang Kemahasiswaan; d) Rekomendasi dari pimpinan Fakultas/Jurusan. e) Fotokopi kartu keluarga. n

12 | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015


Sekilas Teknokra

Agar Suara

Tak Sekedar Nama Oleh Ginanjar

D

ikenal sebagai media kampus yang selalu kritis, Teknokra yang sudah berusia 38 tahun tetap eksis dengan produk-produk jurnalistiknya. Tabloid trimingguannya siap menyapa para pembaca dengan beritaberita seputar Unila juga Lampung. Meski cukup populer di kalangan akademisi, ternyata banyak dari mereka yang tak tahu aktivitas di balik layarnya. Berada di Grha kemahasiswaan Lantai 1 atau lebih dikenal pojok PKM karena letaknnya yang ada di pojok, sekumpulan mahasiswa yang tergabung di dalamnya bergulat dengan malam demi menghasilkan karya-karya demi eksistensi Teknokra. 1 Maret 1977 menjadi hari yang bersejarah bagi Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra. Hari itu menjadi tanggal berdiri yang ditandai dengan keluarnya Surat Tanda Terbit (STT) Teknokra. Tahun 1978 pemerintah mulai mengintervensi kehidupan kampus dengan mengeluarkan SK Menteri P dan K No. 0156/U/1978 tentang Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK). Sebelum mendapatkan STT, Teknokra sudah menerbitkan edisi perdananya pada April 1975 dalam bentuk buletin 30 halaman. Dengan kalkulasi 80 persen merupakan opini dan tulisan ilmiah sedangkan sisanya berisi artikel lepas. Terdapat pula kolom yang diberi nama Watch Dog. Kolom yang banyak mengkritisi kebijakan kampus dan kebijakan pemerintah. Namun, dalam salah satu peraturan di NKK/ BKK menyatakan jabatan ketua pers mahasiswa/ pemimpin umum dijabat oleh dosen yang ditunjuk langsung oleh rektorat. Sejak itulah, Teknokra mati suri dalam rentang waktu 1978-1980. Pemilihan nama Teknokra merujuk pada kata Teknokrat yang digagas oleh Asep Unik yang saat itu menjabat sebagai Koordinator Bidang Humas, Penerangan dan Publikasi dalam struktur DEMA (Dewan Mahasiswa). Ia adalah salah satu pendiri Teknokra dan hal itu mendapatkan tanggapan positif dari dua rekannya, yaitu Muhajir Utomo dan M. Thoha B. Sampurna Jaya.

Ketiga orang tersebut hingga kini menjadi pembina dan anggota dewan pembina Teknokra. Kata Teknokrat saat itu tengah populer untuk menyebut golongan intelektual, orang-orang yang pintar, cerdas, dan selalu berpikir. Harapannya dengan memakai nama tersebut orang-orang yang ada di Teknokra akan menjadi seperti itu. Namun, ada sebuah ketakutan Teknokra tak mampu menyandang nama besar itu. Teknokra juga sempat mengalami beberapa kali pergantian nama. Pada tahun 1981-1982 bernama Teknokrat, dan Cendekia pada tahun 1983-1986. Setelah periode tersebut UKPM Teknokra kembali menggunakan nama Teknokra hingga sekarang. Teknokra sendiri merupakan akronim dari teknologi, inovasi, kreativitas, dan aktivitas. “Tetap Berfikir Merdeka�, adalah jargon dari Teknokra dari dulu, maksud dari jargon ini mengajak setiap orang untuk terus berpikir bebas tanpa batasan, menyuarakan pendapat, ide, dan kraetivitas. Tiga tahun berselang, Teknokra bangkit kembali dengan M. Thoha B. Sampurna Jaya sebagai Pemimpin Umum, dan Tedy Junaidy sebagai Pemimpin Redaksi pada tahun 1982. Baru pada tahun 1993, pemimpin umum Teknokra langsung dijabat oleh mahasiswa yaitu Rozali, mahasiswa Fakultas Hukum.Pada awal berdiri, Teknokra beralamat di jalan Hasanudin No. 34 Teluk Betung bersamaan dengan Fakultas Hukum. Saat itu, fakultas yang ada di Unila masih terpisah-pisah tidak menyatu seperti sekarang. Secara umum Teknokra memiliki dua bidang yaitu Redaksi dan Usaha serta memiliki dua divisi yaitu Kesekretariatan dan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Litbang). Bidang redaksi dipimpin oleh seorang pemimpin redaksi yang membawahi beberapa sub bidang seperti redaktur pelaksana cetak, redaktur pelaksana daring, redaktur berita, redaktur daring, redaktur foto, redaktur artistik, kameramen, fotografer, dan reporter. Sedangkan bidang usaha dipimpin oleh seorang pemimpin usaha yang mengurusi

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015| 13


Dok.

Sekilas Teknokra

masalah keuangan, pemasaran dan periklanan. Divisi Kesekretariatan mengelola masalah administrasi dan manajemen surat menyurat. Sementara divis Litbang bertugas meningkatkan kemampuan keorganisasian dan sumber daya manusia Teknokra. Sebagai organisasi pers mahasiswa, UKPM Teknokra menghasilkan tiga jenis terbitan; Tabloid Teknokra yang terbit tiga minggu sekali, Majalah Teknokra yakni Edisi khusus (Edsus) yang diperuntukkan untuk mahasiswa baru dan majalah tahunan yang men-

cakup pemberitaan daerah di Lampung serta Teknokra Online yang bisa diakses di (Teknokra.com). Dalam Teknokra online, Teknokra juga menggarap video streaming yang bisa diakses dari youtube. Tak hanya penerbitan, Teknokra juga telah mengadakan berbagai macam kegiatan daerah dan nasional seperti lomba fotografi jurnalistik (Rally foto (2007-2014)) dan pelatihan jurnalistik untuk pelajar dan mahasiswa seperti pelatihan jurnalistik tingkat lanjut (PJTL) tahun 2014. Pelatihan Riset Media (Prisma) tahun 2013. Teknokra juga pernah terpilih sebagai salah satu lembaga dari delapan universitas yang menggelar Kompas Kampus dan pada tahun 2012. Teknokra juga kerap mengirim delegasi sebagai peserta pelatihan yang diadakan setiap pers mahasiswa se-Indonesia. Selain itu, beberapa kali Teknokra mendapat pengahargaan untuk karya jurnalistiknya seperti Harapan II Lomba Penerbitan Kam-

14 | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015

pus Mahasiswa se-Indonesian oleh Departemen P dan K tahun 1994, peringkat V lomba Media Alternatif se-Indonesia oleh ISAI tahun 1999, peringkat II lomba Media Alternatif se-Indonesia oleh ISAI tahun 2000, Juara II Lomba Blog Mahasiswa yang diselenggarakan leh Unila, penghargaan dari Indonesia Print Media Award (ISPRIMA) sebagai Bronze Winner untuk kategori The Best Sumatra Magazine tahun 2012 dan 2014, Bronze Winner dalam kategori Best of National Non-magazine tahun 2012 oleh serikat perusahaan pers (SPS). Sepanjang usia, eksistensi Teknokra bukan tanpa halangan. Pemberitaan Teknokra tak jarang didintervensi banyak pihak. Namun, banyaknya intervensi tak membuat Teknokra gentar. Hingga kini, Teknokra tetap menjulang untuk menyuarakan nurani Mahasiswa Unila dengan mencoba terus profesional dan independen. Tetap Berpikir Merdeka! n


Ekspresi Budi Kadaryanto,

Berani Sukses, Berani Beda Oleh Della S

Kesuksesan tidak diraih dengan cara yang mudah, usaha keras menjadi harga yang pantas. Menjadi yang berbeda membawa Budi sebagai pribadi yang sukses.

K

Foto Wawan Taryanto

alau mau jadi orang sukses, jadilah yang pertama dan yang paling duluan. Kalau tidak bisa, jadilah yang terbaik dan kalau belum bisa, jadilah yang paling berbeda,” ujar Budi Kadar­ yanto. Dosen program studi Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung ini memang selalu menjadi yang pertama, terbaik, dan paling berbeda. Hal tersebut ia buktikan sejak ia menyandang status mahasiswa. Saat itu tahun 2001, ia resmi menjadi mahasiswa FKIP Unila dengan mengambil konsentrasi Bahasa Inggris. Di awal perkuliah, Budi sempat minder dengan teman-teman angkatannya. Ia merasa tidak lebih pintar dari yang lain. Tak mau terkungkung dengan perasaan tidak percaya diri, ia mulai mengatur strategi kuliah agar nilainya baik. Sadar bahwa komunikasi dengan dosen sangat penting, Budi pun sering sekali bertanya saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal tersebut pun menjadi kebiasaannya, seringnya ia mengangkat ta­ ngan untuk bertanya pada dosen membuat teman-temannya menjulukinya Mr. Asker. “Itu juga berguna untuk melatih mental diskusi kita, minimal ya saya harus punya satu

pertanyaan untuk dosen setiap kali pembelajaran,“ kata pria yang pernah berjualan burger di awal tahun perkuliahannya itu. Ia juga punya julukan lain, yaitu Mr. Tidiest. Julukan itu ia dapat karena selama menyandang status mahasiswa Budi kerap tampil rapi dengan kemeja yang selalu dimasukkan. Berbeda dengan mahasiswa kala itu yang lebih suka tampil lebih santai, dan tampak gaul di tahun itu. Menurut Budi pribadi seseorang bisa dilihat salah satunya melalui cara berpakaian. Terutama ia sebagai calon pendidik, harus bisa menempatkan diri mulai dari cara berpakain yang sopan dan rapi. Di sela-sela aktifitas kuliah, saat itu Budi juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan seperti UKPM Teknokra dan UKM Birohmah. Ia juga menghibahkan waktunya untuk mengajari anak-anak mengaji. Kala itu, semangat sebagai mahasiswa membuat Budi bersama beberapa temannya membentuk English Student Islamic Forum (ESIF) di tingkat prodi. Forum tersebut bertujuan untuk pembelajaran Bahasa Inggris dan menghidupkan diskusi agama. Selama kuliah, Budi pernah bekerja sebagai seorang sopir, kenek truk, dan kuli panggul. Budi

juga pernah menjadi tukang bersihbersih di fakultasnya, dia tidak pernah malu melakukan pekerjaan apapun selama itu halal. “Kalau ada teman yang lewat ya saya cuek saja. This is my life,” ujar sulung dari empat bersaudara. Di awal semester enam, Budi menjadi asisten salah satu dosen di jurusannya sekaligus mulai meng­ ajar di Bimbingan Belajar English First di Bandar Lampung. Di tahun 2004, Budi berhasil menyabet predikat sebagai lulusan terbaik II Unila dan menyelesaikan studinya dalam kurun waktu 3,5 tahun. Saat itu masih jarang sekali ditemui mahasiswa yang menyelesaikan masa studi secepat Budi. Di tahun yang sama, Budi mengikuti seleksi dosen dan resmi menjadi dosen Bahasa Inggris Unila di tahun berikutnya. Pada 2007, Budi mendaftar beasiswa keluar negeri dan akhirnya diterima di UTRECH University, salah satu perguruan tinggi Belanda. Tak sampai disitu, pria kelahiran Sragen ini pun diamanahkan memegang IT di FKIP Unila. Ia bersama timnya memprakarsai adanya kerjasama dengan universitas-universitas luar negeri di Eropa. Hal itulah yang membuatnya pernah menginjakkan kaki di beberapa benua. n

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015| 15


Ekspresi

CaloN Akuntan

yang Serba Bisa Oleh Yessi Eva Nora

Dok.

J

Menjadi yang bertalenta bukan tanpa usaha, manajemen waktu yang begitu disiplin dibutuhkan agar semua targetan tercapai. 16 | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015

am dinding sudah menunjukan pukul dua dini hari. Rasa kantuk pun mulai menghinggapinya. Beberapa kali menguap tapi sepertinya ia tak mau beranjak dari layar laptopnya. Mata sipit yang dibingkai kacamata itu tetap awas dengan tiap kata yang ia ketik. Malam itu, Jisung harus menyelesaikan perbaikan naskah karya ilmiah sebelum mengirimnya bersama dokumen lainnya ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) sebagai syarat dalam ajang pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat nasional. Ia memang tak punya banyak waktu, terpilih mewakili Universitas Lampung dalam ajang tersebut membuatnya begitu sibuk selama sepekan terakhir di awal Bulan Juni lalu. Waktu yang minim tak membuat mahasiswa jurusan akuntansi itu beralasan untuk tidak maksimal. “Menang atau kalah urusan belakangan, karena kunci dari kesuksesan adalah persiapan yang matang, kerja keras, dan doa. Apapun hasilnya yang penting saya memberikan hal yang terbaik,� ujarnya. Kabar baik itu pun datang pada 12 Juni lalu, usahanya tak pernah sia-sia. Nama lengkapnya, Risky Putera Kesuma, masuk dalam 15 besar mahasiswa berpresatasi terbaik nasional yang selanjutnya harus mengikuti beberapa seleksi lanjutan untuk posisi tiga besar terbaik. Meskipun akhirnya ia harus rela tidak mencicipi posisi terbaik di tiga besar, ia merasa semua proses


Ekspresi

yang ia jalani hingga bisa mewakili Unila dalam ajang nasional sangat berharga. Kata ‘prestasi’ dan ‘juara’ memang selalu lekat dengan pribadinya yang mudah bergaul. Pria berusia 20 tahun ini telah berhasil meraih segudang prestasi sejak ia duduk di bangku sekolah hingga di bangku kuliah. “Kita kan hidup hanya satu kali. Jadi buat segala sesuatu jadi bermakna,” katanya, penuh semangat. Awal prestasinya di bangku kuliah yaitu mengikuti Storytelling Competition ESo English Festival 2012 di tingkat nasional dan berhasil merebut juara I. Pada 2013, ia menjadi juara dua dalam Storytelling Competition ALSA National E-Comp. Di tahun yang sama Jisung menjadi juara III dalam Debate Competition ESo Cup. Serta terpilih sebagai Okti-finalis Storytelling Competition, Asian English Olympiad, dan prestasi lainnya di bidang yang sama di tahun berikutnya. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, itulah Jisung. Anak kedua dari tiga bersaudara tersebut memiliki kemampuan public speaking yang baik dari almarhum sang ayah. Semasa ayahnya hidup, Jisung yang bercita-cita sebagai penyanyi ini selalu mengikuti kegiatan ayahnya sebagai public speaker. Ia sering menirukan cara ayahnya berbicara di publik.

CV

Ia memilki banyak prestasi bidang public speaking. Pada 2011, ia terpilih sebagai Duta IM3 se-Lampung. Ia pun melangkah ke tingkat nasional dan terpilih sebagai Runner-Up King IM3 Young Ambassador. Rentetan prestasi yang ia raih menghantarkannya meraih predikat Best Performance kategori Ramalan Cuaca, News Casting Competition, EIA wilayah Sumbagsel. Menurut mantan Vice President AIESEC Unila ini, organisasi begitu penting untuk membentuk karakter yang dan menempatkan diri di lingkungan masyarakat, kuliah saja tidak cukup. Disiplin waktu menjadi kunci manajemen waktunya yang begitu baik. Kuliah dan organisasi menuntutnya lebih terkonsep. Jisung selalu membuat target kegiatan mingguan. Ia selalu menjadi orang yang maksimal dalam setiap kesempatan. Baginya waktu bersifat relatif. “Saya sangat menghargai waktu terutama untuk waktu tidur, saya selalu menyisihkan waktu tidur selama 6 jam per hari,” ujarnya. Alasannya memilih jurusan Akuntasi karena menurutnya tiap perusahaan membutuhkan orangorang yang cakap mengatur waktu dan keuangan. Dan dia adalah satu di antaranya.n

TK Taruna Jaya (1999-2000) SDS Al-Kautsar (2000-2006) SMPN 29 Bandarlampung (2006-2009) SMAN 2 Bandarlampung (2009-2012) S1 Akuntansi FEB Universitas Lampung 2012

Juara I Storytelling Competition ESo English Festival 2012 Juara II Storytelling Competition ALSA National E-Comp Juara III Debate Competition ESo Cup 2013 Okti-finalis Storytelling Competition, Asian English Olympiad 2013. Juara II Speech Competition, EIA wilayah Sumbagsel 2014. Duta IM3 se-Lampung 2011. Runner-Up King IM3 Young Ambassador 2011. Best Performance kategori Ramalan Cuaca, News Casting Competition, EIA wilayah Sumbagsel Juara I News Casting, Rakanila Fair se-Lampung 2013 Economic Best Student Award (EBSA) 2015 di tingkat FEB Unila. Mahasiswa Berprestasi Universitas Lampung 2015. Juara 2 Lomba Karya Tulis Akuntansi Bunga Rampai 2015 se-Lampung.

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015| 17


Sorotan

TANTANGAN MAKIN BESAR Oleh Retnoningayu Janji Utami

Menginjak usia emas, Universitas Lampung dengan pencapaiannya hingga saat ini ternyata memiliki banyak tantangan untuk mencapai visi misinya menjadi Top Ten University di tahun 2025. Pergantian kepemimpinan menjadi harapan untuk membawa Unila menjadi yang terbaik.

L

apangan belakang gedung rektorat Universitas Lampung (Unila) malam itu disulap menjadi tempat pesta adat Lampung. Ornamen-ornamen keemasan dan kemerahan mendominasi dekorasi adat tersebut. Kehadiran para tetua adat dan tokoh-tokoh masyarakat serta muli-meghanai perwakilan 46 daerah di Lampung itu pun ikut memeriahkan festival Budaya Lampung malam itu, Jumat (18/9). Lantunan alat musik gambus dan gamelan menandakan acara akan dimulai. Acara dimulai dengan masuknya Prof. Hasriadi Mat Akin dengan beberapa pejabat Unila lainnya yang masing-masing diangkat oleh dua pemuda. Meski belum resmi dilantik sebagai rektor, Prof. Hasriadi hadir dalam rangkaian acara dies natalis ke-50 Unila itu untuk membuka festival budaya tersebut sebagai Rektor Unila. Dalam sambutannya, Prof. Hasriadi sebagai rektor terpilih periode 2015-2019 menyatakan janjinnya untuk mendirikan Fakultas Ilmu Budaya untuk 2 tahun ke depan, dan akan melestarikan budaya Lampung dalam setiap perayaan Unila secara terus menerus. Dalam kegiatan budaya malam itu secara tersirat terdapat doa dan harapan untuk kepemimpinan yang baru. Hal itu dikarenakan masih banyak tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh pemimpin yang baru ini. Usia 50 tahun seharus­nya sudah menjadi usia nyaman dan damai untuk sebuah universitas.

Euforia dies natalis Unila tahun ini memang lebih terasa diban­ dingkan sebelum-sebelumnya, hal tersebut makin meriah dengan pergantian rektor Unila di bulan September lalu. Mengusung tema Unila Emas, diusianya yang ke-50 tahun, Unila menggelar banyak acara merayakan usia emasnya. Rangkaian acara dimulai sejak bulan Mei dan puncaknya pada bulan September, yaitu Unila Expo. Selama sepekan, bazar yang digelar di belakang rektorat itu ramai dikunjungi oleh mahasiswa. Berbagai UPT, lembaga kemahasiswaan, UKM, stand buku, dan makanan minuman ikut berpartisipasi pada perayaan usia emas ini. Meriahnya rangkaian Unila Emas sepertinya belum diimbangi dengan kondisi Unila saat ini. Keluhan demi keluhan seputar sarana dan prasaran, hingga uang kuliah yang harus ditanggung mahasiswa masih menjadi topik hangat yang tak ada benang merahnya. Terlebih pada dua tahun terakhir ini perubahan SPP menjadi UKT, mahasiswa yang telah membayar dengan UKT tinggi merasa tidak setimpal dengan fasilitas yang ditawarkan. Dan penetapan UKT bagi mahasiswa masih dipandang tidak sesuai atau salah sasaran. Hal ini pun masih menjadi permasalahan yang terus disuarakan oleh BEM di berbagai fakultas. Menurut Khoirul Anwar selaku Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FMIPA, penetapan UKT bagi mahasiswa perlu peninjauan ulang, karena besaran UKT masih dinilai

18 | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015

tinggi dan kurang tepat. Fasilitas Masih Menjadi Tuntutan. Tuntutan mahasiswa pun tidak berhenti mengenai UKT saja, Menilik akreditasi yang dimiliki Unila kini, yakni B+, keberadaan laboraturium pun masuk kedalam penilaian. Tapi, sejauh ini keberadaan laboraturium di Unila masih harus ditingkatkan juga dilakukan perawatan. Perawatan menjadi alasan yang tak bisa dilupakkan karena laboraturium yang berada di Unila tepatnnya di FMIPA yang memi­ liki alat-alat yang sudah rusak dan tidak terawat, hal ini dituturkan oleh Gubernur BEM FMIPA yang merasakan kekecawaaannya pada fasilitas. Dirinya mempertanyakan kemana uang perawatan itu dipergunakan. Tak hanya ruang lab, gedung kuliah pun kini dinilai kurang, karena jumlah mahasiswa yang semakin banyak ini. “Kita kuliah dengan kursi yang rapat sekali, se­ perti orang yang mau hajatan saja,” keluh Anwar. Ia juga mengeluh soal jumlah dosen Ilmu Komputer yang masih sedikit. Sehingga kuliah umum sering berlangsung. Perbaikan dan peningkatan kuali­ tas laboratrium pun masih menjadi pengharapan di Fakultas Teknik. Menurut Abdul Sallam Ahmad (Teknik Elektro’12) keberadaan fasilitas seharusnya diimbangi de­ ngan kemampuan mahasiswa dalam memberdayakannya. Meski dirinya juga menyadari, penyediaan fasilitas laboratorium membutuhkan waktu yang cukup lama.


Sorotan Berbeda hal di Fakultas Pertanian (FP) yang dinilai cepat dalam penyediaan apapun yang dibutuhkan oleh mahasiswanya. Hal tersbut dikatakan Graha Badi Pasiaman (Agribisnis ’11). “Pada tahun ini, ada perluasan parkir, kalau di FP apa yang dibutuhkan secepatnya dibenahi oleh Wakil Dekan II,” ujar Graha. Ia juga menambahkan banyak lulusan terbaik dari pertanian karena pertanian sudah mendapatkan fasilitas yang di desain khusus oleh Dekan dan Wakil Dekan FP. Tenaga Administrasi Butuh Peningkatan Sebelumnnya pelayanan prima merupakan pelayanan yang digadang-gadang oleh Prof. Sugeng sebagai Rektor Unila, tapi hal itu ternyata belum terealisasikan dengan baik. Banyaknya jumlah mahasiswa Unila yang tiap tahun bertambah tak diimbangi dengan pelayanan yang disediakan. M. Toha Sampoerna Jaya (Dosen FKIP Unila) mengatakan bahwa tenaga administrasi Unila perlu ditingkatkan kembali. “Tenaga adminstrasi kita masih lemah, kalau tidak dibenahi maka kita akan keteteran menghadapi mahasiswa yang banyak ini,” ujarnya.

k­ husus skala nasional, Unila meng­ alami kemunduran dalam kegiatan kemahasiswaan. Tahun 20002008 Unila masih diperitungkan untuk kegiatan kemahasiswaan, baik dalam pengembangan bakat, nalar, dan pikiran. “Saya contohkan PIMNAS, satu-satunya PTN yang sudah menyelenggarakan sampai 2 kali yaitu Unila pada tahun 92 dan 2007, “ ujar dosen yang ketika menjabat sebagai wakil rektor pernah menggagas penggunaan Ijazah dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia. ”Artinya kalau kita bicara globalisasi , ini harus diperhatikan, Itu sederhana, tapi

Repro

Harus Berbenah Banyak hal-hal sederhana yang harus dibenahi di usia 50 tahun ini. “Kemampuan internet kita masih sangat rendah, itu harus kita perhatikan dengan usia 50 tahun, kedepan ini harus lebih kerja keras dan kerja cerdas, kalau tidak kita bisa tertinggal dengan universitas negeri yang ada di Lampung. Apa yang harus kita perbuat, masalah­ nya itu, kita tidak ingin universitas yang menyandang nama provinsi ini stagnan,” ujar Toha yang lama mengabdi di Unila. Ia juga menjelaskan bahwa

penting. Rektor baru harus lebih proaktif,” katanya. Kerjasama Butuh Perhatian Menanggapi pembangunan RSP Unila yang menjadi prioritas rektor baru, Toha menilai bahwa Unila sering melupakan kerjasama dengan daerah, provinsi, dan juga 15 kota atau kabupaten. “Seberapa besar kontribusi mereka untuk mengembangkan Unila. Mestinya kerjasama itu tidak hanya berhenti di MOU, tapi juga harus ada aksinnya. Kerjasama jangan hanya accidental, tapi terus menerus,” ujar

Toha. Ia berharap pemimpin yang baru didukung oleh civitas akademika ini, harus berpikir keras dan cerdas. Pencapaian Unila di Usia Emas Pada malam puncak dies natalis ke-50 Unila, Rektor Unila Prof. Sugeng P Harianto menyampaikan saat ini Unila menjadi dua puluh perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Rektor yang menjabat selama dua periode ini mengaku mampu membawa Unila dari belum terakreditasi sampai saat ini terakre­ ditasi B dengan mengantongi 357 poin dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Selain itu webometrics Unila menempati 10 terbaik di Indonesia. Webometrics dinilai dari Presence sebesar 20%, impact 50%, openness 15% dan excellence sebesar 15%. International Collages & University juga me­nempatkan Unila di posisi ke-13 sebagai perguruan tinggi terbaik di luar Pulau Jawa. Pada tahun 2014, Unila juga berada diurutan ke-10 dalam penilaian Greenmetric World University. Greenmetric ranking merupakan peringkat universitas berbasis kondisi lingkungan hi­ dup. Hal yang menjadi penilaian meliputi transportasi, pengelolaan limbah dan air, infrastruktur, energi, perubahan iklim, serta pendidikan yang berwawasan lingkungan. Saat ini Unila juga mengalami peningkatan peminat dari sebelumnya 51.825 di penerimaan tahun ini mencapai 57.979. Prof. Sugeng berharap mahasiswa dapat menyelesaikan studinya tepat waktu, guna mendukung adannya peningkatan peminat. Ia juga mengharapkan Visi Unila di tahun 2015 bisa terwujud didukung de­ ngan pencapaian tahap ke tahap dari sekarang. n

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015| 19


Tutorial

TEKNIK LEVITASI Oleh Kurnia Mahardika

Levitation Photography adalah cara pengambilan foto dengan objek seolah-olah melawan grafitasi. Foto levitasi adalah salah satu tehnik pengambilan foto yang hits dikalangan anak muda. Untuk mendapatkan foto levitasi yang baik berikut adalah tip dan triknya.

pengambilan gambar pada kamera dengan Burst Mode (Continuous 1. Atur Shoothing). hal ini agar saat menekan tombol shutter foto yang terekam dapat lebih dari satu.

2.Pilih shutter speed tinggi diatas 1/500.

Foto yang dihasilkan tidak terlalu terang atau terlalu gelap. Atur juga Di3.Agar afragma kamera hingga jarum pada lightmeter berada dititik 0 (Normal).

tekan dan tahan tombol Shutter sampai kamera selesai mengambil 4. Terakhir gambar.

20 | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015


Karikatur

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015| 21


Galeri Foto Foto-foto Dok. Teknokra

50 unila

22 | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015


Galeri Foto

Teman itu, saling bantu

Adek lelah bang...

Pusing loooh...

WARNA WARNI PROPTI

Sudah terlalu lama, sendiri-sendiri

(Maba) Masih Baru Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015| 23


Komik Oleh Wawan Taryanto

24 | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015

Oleh Wawan Taryanto


Memilih Organisasi

Tips & Trik

di Perguruan Tinggi Oleh Rachmawati Ramadhan

P

roses transisi dari seorang siswa menjadi mahasiswa harus disiapkan baik dari fisik maupun mental, semuanya butuh perencanaan yang matang. Tentu akan sangat berbeda dengan kehidupan selama di bangku SMA. Tuntuan menjadi mandiri dan menjadi berprestasi atau lulus tepat waktu akan menghiasi hari-hari Kamu sebagai mahasiswa. Kamu akan dihadapakan dengan berbagai macam dinamika kampus seperti jadwal kuliah yang padat merayap, praktikum, tugas, dan ujian. Namun akan sangat disayangkan jika selama menjadi mahasiswa, Kamu hanya kuliah saja. Padahal kampus menyediakan segudang unit kegiatan mahasiswa baik tingkat fakultas maupun universitas yang siap menggodok Kamu menjadi mahasiswa penuh talenta. Mengikuti organisasi kampus yang berorientasi pada pengembangan minat dan bakat akan sangat berkontribusi membentuk karakter, mengasah softskill dan mengajari Kamu caranya mengatur banyak hal. Ada beberapa tips dan trik memilih organisasi kampus agar di kemudian hari Kamu bisa mewujudkan apa yang kamu rancang di awal perkuliahan.

1. Kenali Organisasi

Saat Kamu akan memilih sebuah organisasi, penting untuk kamu mengenali dirimu sendiri, seperti minat, bakat dan kemampuanmu. Agar tak salah pilih, kenali juga organisasi yang akan kamu ikuti, cari tahu visi, misi dan kegiatan apa yang dilakukan organisasi yang akan kamu pilih.

2. Pilih Organisasi Sesuai Minat

Setelah mengenali organisasi yang akan kamu ikuti. Sebaiknya pilihlah organisasi yang sesuai dengan bakat. Tapi kalau kamu memang suka tantangan baru, pilihlah sesuai minat yang kamu suka. Banyak hal baru yang bisa dipelajari dari setiap organisasi yang ada. Ingat tidak ada yang sia-sia selama Kamu memang sungguhan ingin bisa banyak hal.

3. Tetapkan Niat

Mantapkan hati, mantapkan niat! Banyak kasus, mahasiswa hanya semangat saat mengikuti proses pendaftaran, selanjutnya hilang tanpa jejak. Entah karena sibuk dengan hal lain atau merasa tak sanggup dengan kerja organisasi tersebut. Kamu harus ingat komitmen awal mengikuti organisasi tersebut. Bukan sekedar ikut-ikutan teman saat mendaftar. Adakalanya ikut-ikutan berdampak baik juga buruk. Akan baik jika Kamu punya mental berani untuk belajar, tapi akan berdampak buruk jika Kamu hanya ingin bermain-main dan memang tidak bertekat untuk memanfaatkan organisasi dalam mengasah bakat dan kemampuan yang mungkin tidak Kamu sadari.

4. Persiapkan Mental

Berkecimpung dalam organisasi tak semudah yang diucapkan. Biasanya memasuki pertengahn semester tugas Kamu akan menumpuk dan itu bisa membuat Kamu kelimpungan berorganisasi. Nah, kalau Kamu sadar, itulah fungsi organiasasi. Membuat Kamu bisa mengatur waktumu yang padat dengan baik dengan tempaan jadwal yang padat. Jika Kamu tak mudah menyerah saat harus membagi waktu kuliah dengan organisasi yang kamu ikuti, bisa dijamin Kamu akan menjadi manajer yang hebat.

5. Cari Kebahagiaanmu

Banyak yang membuat mahasiswa baru akhirnya memilih keluar dari organisasi, di antarnya tidak mendapatkan kenyamanan. Dalam berorganisasi tentu Kamu akan dituntut menghibahkan waktu, tenaga, pikiran, dan hati. Masuk dan keluar dari organisasi itu hal yang lazim untuk mencari kenyamanan, namun nilailah organisasi itu dengan kedewasaan berpikir bukan emosi kekanakan, terimalah kekurangan dan kelebihannya. Jangan biarkan emosi sesaat membawamu kehilangan organisasi sebetulnya baik buat Kamu. n

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015| 25


Inovasi

Sepatu Anti Bau,

Idaman Mahasiswa Oleh Rachmawati Ramdhan

Dok.

B

uat mereka yang menghabiskan aktifitasnya menggunakan sepatu setiap hari, pasti lekat sekali dengan masalah sepatu yang berbau tidak sedap. Seperti mahasiswa yang dituntut menggunakan sepatu, dengan segudang kesibukannya di kampus maupun di luar kampus membuat mahasiswa tidak terlalu punya waktu untuk rutin merawat sepatu yang sering dipakainya. Akibatnya bukan hanya tampilan sepatu semakin buruk, tapi sepatu juga berbau yang membuat kaki pemakainnya juga bau. Sepatu yang mustinya menjadi penunjang penampilan, malah sebaliknya menjatuhkan harga diri pemakainnya. Sebenarnya masalah yang terjadi bukanlah sepenuhnya pada sepatu, aktifitas yang padat pada kaki menyebabkan sekitar 250.000 kelenjar keringat pada kaki mengeluarkan cukup keringat. Kaki yang lembab dengan sedikitnya udara dalam sepatu yang tertutup menimbulkan bakteri kaki (KyetococcusSedentarius) yang bereaksi dengan kelenjar keringat kemudian menghasilkan gas yang menyebabkan sepatu berbau tidak sedap. Masalah ini menjadi peluang bagi tiga mahasiswa Fakultas Teknik

(FT) Universitas Lampung. Yaitu Ali Mustofa (Teknik Mesin’11), Bagus Purnomo (Teknik Mesin ’12), dan Brilian Yuanas Sanjaya (Teknik Mesin’13) yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2015. Mereka menciptakan sepatu anti bau, penelitiannya berfokus pada solusi masalah bau busuk pada sepatu. Sesuai dengan namanya “Sepetu Zeolit Anti Bau”, sepatu yang mereka ciptakan itu memanfaatkan zeolit alam Lampung. Dengan gelar Nobel Stone, batuan mineral ini bekerja sebagai penyerap udara bau pada sepatu. Dalam proses pembuatannya meraka membuat sepatu dari awal dengan pemesan bahan mentah, kemudian zeolite aktif diletakkan pada sol pijakan kaki untuk menjaga kenyamanan. Untuk mendapatkan zeolite yang menyerap udara bau, zeolite tersebut harus diaktifakan dahulu. Secara fisika dengan memanaskan zeolite dalam furnance pada suhu sampai 200ºC untuk melepas molekul air. Atau secara kimia dilakukan dengan pencucian zeolite dengan aquades untuk menghilangkan oksida pe­ ngotor yang menutupi permukaan pori sehingga zeolite yang sudah aktif dapat melakukan penyerapan dengan sempurna.

26 | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015

Rangkaian arduino dipakai sebagai pengontrol dan sensor MQ5 untuk mendeteksi kua­ litas udara untuk membuktian secara ilmiah kerja zeolit dalam sepatu. Untuk udara normal dalam sepatu dengan zeolit dan tanpa zeolit sebelum dipakai adalah 95 ppm.Setelah pengujian dengan dipakai berlari selama tiga puluh menit kualitas udara dalam sepatu berzeolit menjadi 137 ppm (lebih bau dari sebelumnya), namun pada dua sampai sepuluh jam kemudian kualitas udara dalam sepatu berzeolit turun menjadi normal seperti semula. Sedangkan sepatu tanpa zeolite setelah dipakai berlari tingkat baunya terus meningkat sampai 246 ppm setelah 10 jam. “Zeolit ini bukan membuat kaki jadi wangi tetapi menyerap udara kotor dalam sepatu sehingga sepatu tidak bau,” jelas Ali Mustofa sebagai pencetus ide ini. Meskipun belum berhasil menjadi pemenang dalam PIMNAS tahun ini, meraka masih akan mengembangkan inovasi mereka tersebut. “Rencananya juga kami mau masukin sepatu ini ke PKM wirausaha berikutnya, dan dapat bekerjasama dengan pabrik dalam produksinya,” ujar Ali. n


Inovasi

Padi Hidroponik,

Solusi Mandiri Ketersediaan Pangan

S

awah-sawah yang membentang luas masih banyak di temui di Indonesia, sebagai negara agraris padi menjadi tanaman yang paling banyak ditanam di Indonesia. Namun sampai kapan masih tersedia lahan-lahan luas untuk menanam padi? Pertanyaan inilah yang menjadi awal pemikiran Ari Setiawan membuat suatu inovasi yang cukup menggelitik, yaitu Hidropo­nik Padi. Hidroponik merupakan cara budidaya tanaman yang menggunakan air tanpa menggunakan tanah, menekankan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman, dan biasanya tanaman yang ditanam menggunakan metode ini adalah sayur-sayuran, seperti sawi, selada, kangkung, tomat, dan lainnya. Sedangkan padi sendiri merupakan tanaman yang memang pada dasarnya membutuhkan air sebagai media tanam. Hal tersebutlah yang membuat inovasi yang dibuat mahasiswa Agribisnis’09 Universitas Lampung terdengar menggelitik, lantas apa istimewanya? Menurut Ari, dengan metode hidroponik yang digunakan untuk menanam padi akan sangat menguntungkan, karena dapat lebih efektif dan efisien dalam penggunaan waktu. Mampu memproduksi lebih cepat dibandingkan dengan bercocok tanam menggunakan media tanah seperti biasa. Karena ti-

Repro

Oleh Ariz Nisrina

dak menggunakan tanah jadi tidak membutuhkan lahan yang begitu luas, bisa memanfaatkan halaman rumah, halaman lantai dua, bahkan di dalam ruangan dengan memanfaatkan sinar matahari ataupun cahaya lampu (LED), dan tidak bergantung dengan cuaca ataupun musim sehingga produktivitas meningkat. Inovasinya ini sudah mulai diminati, dengan cukup banyaknya permintaan pada Ari untuk mengajari cara budidaya tanaman menggunakan metode tersebut. Menurutnya metode hidroponik sangat cocok dijadikan sebagai model pertanian di Indonesia dengan segala keuntungan yang ditawarkan dan dengan meminimalisir penggunaan air dapat mengurangi jumlah kekurangan air yang sedang melanda Indonesia. Meskipun sangat menguntungkan, metode Hidroponik yang merupakan metode tanam dengan teknologi yang tinggi menimbulkan tanggapan bahwa hal tersebut terlalu rumit untuk dilakukan bagi yang belum memahaminya. Sehingga belum banyak orang yang tertarik dengan metode hidroponik, selain itu minimnya ketersediaan bahan pokok dan jumlah modal awal yang cukup besar, serta pemasaran menjadi kendala bagi metode hidroponik di Indonesia. Padahal menurut Ari, Hidroponik

juga dapat mendukung indonesia agar mandiri dalam keteersediaan pangan. Karena menekankan pada pemenuhan nutrisi pada tanamannya, maka media tanam diberi nutrisi yang mengandung garam-garaman dan unsur hara yang sudah diformulasikan sesuai takaran dengan kadar konsentrasi yang dibutuhkan tanaman. Pertama, benih yang berkulaitas ditanam di media rokul yang sudah dipotong dadu sekitar 2 cm. Setelah berumur 7-14 hari dengan diberi nutrisi dengan dosis rendah hingga tumbuh satu atau dua daun sejati, tanaman siap di­ pindahkan ke media pembesar yang terbuat dari paralon, talang air atau bisa juga menggunakan sterofoam. Mulai diberi nutrisi bertahap sampai tanaman siap panen. Tanaman atau sayuran yang dihasilkan dari metode hidroponik ini memiliki tampilan yang lebih menarik, lebih segar, terasa le­ bih manis, lebih renyah, dan kan­ dungan omega 3 yang lebih tinggi daripada tanaman dari hasil cocok tanam biasa. Dan karena tanpa pestisida jadi lebih aman dikonsumsi. Ari berharap metode Hidroponik miliknya dapat segera berkembang dan dikenal masyarakat, sehingga ia bisa membantu masalah pangan yang ada di Indonesia dengan langkah kecilnya. n

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015| 27


Lifestyle

dubsmash, ajang baru ekspresikan diri Oleh Evita Yuliana Restu

S

etelah Selfie atau self potrait menjadi trend berfoto di kalangan masyarakat, kini fenomena video selfie muncul sebagai tren baru yang digandrungi. Melalui aplikasi lipsync terbaru yang di fasilitasi oleh dubsmash. com semua pengguna android ataupun bisa menikmati aplikasi tersebut. Aplikasi Dubsmash memungkin­ kan penggunanya untuk membuat video dengan pilihan audio yang sudah ada. Salah satu keunikan dari Dubsmash sendiri ialah pengaturan bahasanya yang bisa kita pilih se­suai keinginan. Sampai saat ini ba­nyak klip audio berbahasa Indonesia di dalamnya bahkan lagu dangdut yang sedang populer di Indonesia pun sudah ada dalam aplikasi tersebut. Aplikasi yang menekankan pada ekspresi wajah ini sudah diunduh lebih dari 50 juta pengguna smartphone di dunia. Salah satu pengguna aplikasi dubsmash adalah Diantoro Deka Saputra. Mahasiswa Teknik Geofisika Universitas Lampung ini sudah mengunggah lebih dari 50 video Dubsmash di akun instagramnya. Ia mengaku suka membuat Dubsmash. Menurut Deka, membuat video Dubsmash merupakan hal yang

menyenangkan. Tanggapan positif dari pengguna instragram lain membuatnya semakin semangat dalam berekspresi di Dubsmash. “Kalau liat komen dan like di Instagram mereka terlihat suka sama dubsmashnya seneng aja gitu,” ujarnya. Dalam membuat satu klip video, pemilik akun Instagram @dekarusuh ini melakukan tiga sampai lima kali pengambilan video. Hal ini dilakukannya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan terlihat natural. Dosen Bimbingan Konse­ ling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila, Diah ­Utaminingsih melihat bahwa aplikasi video selfie lebih banyak digandrungi oleh kalangan anak muda. Hal ini karena timbul ketidakpuasan dari photo selfie membuat mereka membikin video selfie yang juga tidak terlepas bahwa hal itu merupakan bagian dari perkembangan teknologi yang kini berkembang menjadi sebuah gaya hidup baru. Menurutnya, ketika membuat dan mengunggah video selfie dirasa menyenangkan bagi penggunanya, mereka akan bahagia. Selain meningkatkan kepercayaan diri, di sisi lain mungkin karena mereka ingin mendapatkan dukungan dari orang lain dengan

28 | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015

Repro

Repro

Banyak cara mengekspresikan diri, mulai dari photo selfie yang menjadi fenomena dunia hingga yang sekarang sedang populer yaitu dubsmash. Tiap orang bisa eksis dengan video buatannya sendiri.

yang mereka lakukan. Diah juga berpendapat aplikasi video selfie tersebut terkesan lebih informa­ tif, karena Dubsmash tidak sekedar video biasa karena orang lain bisa melihat perilaku dan bahasa tubuh dari pengguna aplikasi tersebut. Diah juga mengatakan para pengguna setia Dubsmash harus memperhatikan konten yang akan diunggah. Jangan sampai menggangu atau menyindir orang lain, mereka harus sadar bahwa video selfie yang mereka unggah akan dilihat orang lain dan dinilai orang lain. “Saya berharap jangan terlalu keasikan bermain Dubsmash dan malah meninggalkan kehidupan nyata yang harusnya dikerjakan dan melupakan segala sesuatu yang mungkin itu adalah kewajibannya,” pesan Diah. n


Banyak orang yang menjadikan game sebagai pelarian dari rasa stress, tapi ada juga yang menjadikan game sebagai santapan sehari-hari sama seperti kebutuhan untuk makan.

MAIN GAME

Foto Wawan Taryanto

Lifestyle

PECAHKAN MASALAH ATAU CIPTAKAN MASALAH Oleh Rachmawati Ramdhan

T

eten Maulana bisa menghabiskan 12 jam dalam sehari di depan layar komputer untuk bermain game online. Mahasiswa jurusan Sosiologi’14 Universitas Lampung ini suka sekali bermain game online. Keyboard, mouse, komputer, dan internet tak pernah luput dari hidupnya. Dota menjadi game online favoritnya. Butuh lima orang untuk memainkan Dota, lima orang tersebut harus membentuk tim, dengan setiap anggota menentukan karakternya masing-masing yang memiliki skill berbeda-beda. Untuk memainkan game keluaran dari Bizzart Warcraft dan Volve ini pemain harus cermat dan berpikir cepat, karena serangan dapat datang tiba-tiba. Jika pemain dapat mengalahkan lawan, maka levelnya akan naik dan skill tiap karakter meningkat. Menurut Teten game yang bergenre strategi ini membuatnya semakin mudah memecahkan suatu masalah karena ia terbisa dengan

tantangan-tantangan yang disajikan oleh game ini. Selain itu, ia dapat mengenal orang dari berbagai negara karena game ini cakupannya internasional. Game ini juga dapat memberikan keuntungan materil dengan menjual sistem yang didapatkan saat memenangkan game. Meskipun menyenangkan dan menguntungkan, Teten juga mengaku kecanduannya bermain game mengganggu jam tidurnya, terkadang ia juga lupa makan, bahkan tak jarang ia bolos kuliah untuk main game. Kadang bahkan mersa terisolasi dari lingkungan sosialnya. Ida Nurhaida mengatakan bermain game dapat menimbulkan adiksi (kecanduan) seperti yang dialami Teten. Hal ini terjadi karena game membuat orang yang memainkannya merasa senang dan tertantang selain itu juga mereka mengiming- imingi gamers dengan hadiah yang besar. Secara psikologis orang akan mengulang sesuatu yang membuatnya senang.

Menurut dosen Ilmu Komunikasi Unila tersebut, seseorang yang mengalami adiksi berat akan merasa nyaman berada dalam dunia visual. Karena menurut pengalamannya dalam menangani anak yang kecanduan berat dalam bermain game, akan merasa bahwa mendapatkan penghargaan atau kehormatan di dunia visual lebih mudah dibandingkan dalam dunia nyata. Hal yang lebih membaha­ yakan lagi jika pada akhirnya anak tersebut tidak dapat membedakan antara dunia visual dengan dunia nyata serta ketertampilan sosial akan semakin berkurang. “Hidup mu adalah milik mu. Jangan biarkan masa depanmu tertukar de­ ngan kebiasaan mu. Jangan mau hebat hanya menjadi pemain, hebatlah jika kamu dapat membuat game tersebut. Maka belajarlah dan berusahalah untuk menjadi hebat seperti itu!!” pesan Ida Nurhaida untuk para pemuda. n

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015| 29


Anakedah

Rebusan Rempah-Rempah dan Bau Badan Oleh Fitria Wulandari

Ilustrasi Retno Wulandari

B

ulan Ramadhan biasanya selalu diisi dengan kegiataankegiatan ibadah. Salah satunya yaitu mempererat tali silaturahmi dengan mengadakan buka bersama. Sebut saja UKM Lalala, sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa yang rutin mengadakan acara buka bersama di kampus. Puasa hari keempat, UKM Lalala mengadakan buka bersama. Acaranya meriah, dihadiri oleh banyak undangan. Di antaranya adalah seorang aktivis tahun ‘90an, sebut saja Bu Ak. Seperti biasanya, setelah sholat maghrib, para peserta dipersilahkan untuk makan besar. Suasana semakin cair dengan perbincangan para tamu. Ada yang membicarakan pekerjaannya, kuliahnya, aktivitasnya, atau sekedar menggosipkan hidangan makan mereka. Sarinem, salah satu anggota dari UKM Lalala pun tak mau kalah heboh, ikut bercerita sembari diselingi candaan bersama anggota lainnya. Tibatiba, ketika yang lain sedang asyik mengobrol, Bu Ak diam-diam mendekati Sarinem. Bibirnya berbisik pelan ke arah Sarinem,

“Kamu pulang kampungnya berapa minggu sekali, Dek?” “Gak tentu sih, Bu. Satu tahun atau beberapa bulan sekali, kenapa memangnya, Bu?” balas Sarinem, senyum simpulnya merekah di bibir, ia menggunakan standar sopan santun pada orang tua dengan sempurna. “Nanti kalo Kamu pulang kampung, jangan lupa mandi pakai rebusan air daun sirih, kunyit, sereh, lengkuas, dan rempahrempah lainnya ya,” kata Bu Ak. Sarinem hanya terbengong mendapat saran yang menurutnya aneh itu. Anggota UKM Lalala yang sedang mengobrol dengan Sarinem yang juga ikut mendengarkan saran dari Bu Ak itu pun penasaran dengan maksud sang mantan aktivis, teman Sarinem itu pun bertanya, “Buat apa, Bu?” Bu Ak

30 | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015

hanya mengulum bibir menahan senyum yang membuat yang lain makin penasaran. “Maaf ya, Dek. Maaf ini ya,” ujar Bu Ak sembari menepuk-nepuk pundak Sarinem. Sarinem masih bengong dan makin mengerutkan dahi mendengar permohonan maaf Bu Ak. “Biasanya kalau ngobatin bau badan yang gak hilang-hilang, mandinya harus pakai rebusan air rempah-rempah,” lanjut Bu Ak menjelaskan. Sarinem pun terdiam, ia pun mulai menyadari maksud saran Bu Ak. Ia mulai mencium-cium bagian ketiak dan bagian lainnya memastikan bau yang dihasilkan dari badannya. Mendengar keterangan dari Bu Ak dan melihat tingkah Sarinem itu, teman-teman Sarinem pun saling melirik satu sama lain sambil menahan tawa. Yang membuat mereka menahan tawa bukan hanya karena saran yang diberikan Bu Ak, tapi juga karena bau badan Sarinem bukanlah bau badan permanen namun karena bau badannya itu disebabkan Sarinem yang sudah seharian tak mandi karena mengurusi persiapan buka bersama itu. n


Puisi

Metamorfosa

Kulari ke barat gapai asa coba lintasi samudera gapai yang penuh asam juga tak sedikit garam

kukucurkan peluh tengadah dan bersimpuh siap ribu peluru demi asa yang satu hingga... tibalah hari itu hari yang tentu ditunggu... hari yang... batu tangis tawa tangis duka

dan ternyata ini tempatnya tempat yang disiapkan ya, tempat itu tempat baik tempat alit tempat... ahh, metamorf.

Hendi Nur Pratama FKIP Pend. B. Inggris 2015

SAJAK KU Langit abu-abu tak memudarkan mu. Gelap malam, tak menghilangkanmu. Mendengar parau suara angin, bergemuruh dengan parau suara hati. Menjadi bait-bait kemunafikan. Belum sanggup ku kembalikan. Berjuta kata yang setiap detik kusesali Citra Amalia Yulianti FISIP HI 2013

Suara hati BUDAK-GEMBEL Intelektual Jiwa raga tak berdaya lagi Hati perih bak teriris sembilu Menjalankan segala bentuk perintah itu Meski tak juga memuaskan hatimu Telingaku bak micrifon bagimu Suara indahmu memecahkan gendang telingaku Aku kau sulap jadi badut penghiburmu Dengan seragam seni bak budak-gembel di duniamu Wahai para intelektual Aku kesini inguin mencari ilmu Aku kesini membawa banyak harapan Aku kesini menopang tanggung jawab yang besar Aku kesini membawa titipan keluarga besar Wahai raja intelektual Jangan kau kuras kantong kami yang hanya berisi recehan Jangan kau peras kami dengan segala dana hiburan Kami hanya anak kampung yang menginginkan kecerahan Dan dapat mencicipi kebahagiaan seperti yang kau rasakan Riky Farizal FH Hukum Perdata 2012

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015| 31


ilustrasi M. Ghufroni An’Ars

Cerpen

Menunggu Pagi Terkadang, menunggu mengartikan penantian tanpa kepastian. Menunggu adalah perihal membentangkan sayap-sayap kesabaran. Menunggu adalah diam. Diam yang melelahkan. 32 | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015


J

am dinding di ujung lorong menunjukkan pukul lima sore. Letaknya lumayan jauh, tetapi detak jarumnya terdengar jelas memekakan telingaku. Mungkin hanya aku yang rasa. Makin lama detaknya terdengar makin lambat, sampai-sampai setengah sadar kumendengarkannya, sampai-sampai tertidur aku dibuatnya. Sayangnya aku cuma bisa tidur sebentar, sebab sipir di depan sel sudah menyuruhku dan beberapa perempuan yang tidak kukenal di ruangan ini—untuk membersihkan tubuh. Sekembalinya aku, kulihat lagi jam dinding di ujung lorong itu. Kini jarum panjang menunjuk angka dua belas, dan yang pendek ke angka enam. Aku masih terus melangkah dengan borgol yang membuat tanganku tetap berada di belakang. Menyusuri lorong-lorong pengap yang diisi beberapa perempuan yang juga tak kukenal. Aku berbelok menuju sebuah lorong yang lain. Satu lorong dengan banyak ruang­ an berpintu kayu. Perempuan berseragam sipir ini masih memegangi pundakku, dan membawaku ke sebuah ruangan di balik pintu kayu. Aku mendapati diriku berduduk di sofa yang ada di ruangan ini. Sudah pukul delapan malam. Aku melihatnya dari

Cerpen

jam dinding yang lebih bagus dari jam dinding yang menghadap ke selku. Jam yang ini modelnya berbeda, jam yang ini lebih besar dan berkilau, juga dilengkapi de­ngan bandul besar yang bergerak ke kanan dan ke kiri mengikuti detak jarum di atasnya. Meski tampak lebih bagus, detaknya terdengar sama di telingaku. Memekakan, dan perlahan membuatku hanyut pada ketiadaan. Sipir perempuan itu memegang pundakku, menyuruhku berdiri. Aneh sekali, mengapa harus dengan isyarat kalau ia bisa bicara dengan bahasa yang sama denganku. Entahlah, mungkin bagi seorang sepertinya, bicara dengan seorang sepertiku merupakan pelanggaran, atau menyalahi aturan. Selama aku di sini, aku bisa hitung berapa kali ia bicara padaku. Kini aku dibawanya keluar ruangan yang nyaman itu. Kali ini tidak jauh berbeda dengan lorong sebelumnya. Satu lorong setelah belokan yang berisi banyak ruangan berpintu kayu bercat hijau tua. Dalam beberapa langkah selanjut­nya, tampak satu ruangan besar dengan banyak kursi meja di dalamnya. Sekarang aku mendapati diriku berduduk di salah satu kursi di ruangan ini. Kini sipir perempuan duduk di sampingku, tanpa satu kata pun diucapnya padaku. Ah, lagipula aku tidak ingin mengobrol sekarang. Yang terpenting, ia sudah berjanji untuk

membawakan seseorang padaku malam ini juga. Untuk pertemuan ini, aku rela menunggu lama. Satu jam, dua jam, atau sampai pagi? Aku akan tetap menunggu. Tidak berkurang sedikit pun kerelaanku menunggu. Namun seperti omong kosong, satu jam berlalu ia tidak juga datang. Dua jam berlalu si­ pir perempuan di sampingku mulai membuat panggilan lewat kotak berwarna hitam berantena yang ia letakkan di dekat pundaknya. Dan pada akhirnya, ia juga mulai lelah menungguiku menunggu. Satu kabar baik. Ia bicara padaku. Namun malam ini aku terheran. Tampaknya kali ini ia bicara bukan sebagai sipir kepada tahanan, tetapi sebagai seorang perempuan kepada perempuan. Sebagai seorang manusia kepada manusia. “Sepertinya anakmu tidak bisa datang,” kata dia. Aku menatapnya sebelum melanjutkan, “iya,” kataku, “aku sudah menebaknya.” “Maaf atas permintaanmu yang tidak bisa kuwujudkan,” katanya padaku, tanpa melihatku yang menatapnya di sampingnya. Aku terperanjat mendengar ia meminta maaf padaku. Terlebih setelah ucapan­ nya, air matanya mengalir bebas seperti sungai yang membanjir. Kemudian ia menyekanya. Ia menatapku yang kuyu atas banyak alasan. Pertama, anak-

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015| 33


Cerpen

ku tidak bisa datang malam ini. Kedua, karena perempuan berseragam sipir di sampingku ini tiba-tiba memelukku. Aku masih dalam pelukan seorang perempuan seumuran anakku. Ia sipir yang sehari-hari kulihat. Dan entah kenapa, kulihat tingkahnya persis seperti anak perempuanku yang seumuran dengan dia, kaku dan tak peduli pada apapun di sekitarnya. Kurasa sulit untuk menjelaskan perasaan yang tengah dirasakannya. Perasaan yang juga kurasakan sebagai seorang perempuan. Perasaan yang hanya dapat dibagikan hanya dengan tatapan dan isyarat, bukan dikatakan. *** Pukul sebelas tiga puluh. Aku mendapati diriku berduduk di sofa di dalam ruangan berpintu kayu. Beberapa waktu lalu seseorang menjemputku dari selku. Bukan sipir perempuan itu lagi. Ia ialah seorang laki-laki berseragam lebih gelap dari sipir-sipir biasanya. Seorang laki-laki tinggi kekar dengan lambang merah putih di atas saku bajunya. Ada balok pangkat di pundaknya, yang tidak kumengerti apa artinya. Laki-laki itu membawaku ke ruangan ini. Ruangan yang beberapa jam lalu juga

kusambangi. Aku berduduk di tempatku yang beberapa jam lalu juga kududuki, sofa empuk berwarna hijau tua. D i ruangan ini, tampak beberapa laki-laki bertubuh tegap dan berseragam sama seperti laki-laki yang membawaku kemari. Mereka berseliweran ke sana ke mari. Sesaat setelahnya, laki-laki yang membawaku kembali dari ruangan lain dan membawa sebentuk berkas dalam sebuah map berwarna hijau. Lalu ia membawaku lagi menyusuri lorong-lorong yang lain. Aku dihentikan di ujung lorong, tampak beberapa laki-laki yang tadi kulihat berseliweran sudah berbaris rapi di luar ruangan. Di sela pintu yang terbuka dari salah satu ruangan, bisa kulihat jam yang menunjukkan pukul sebelas lewat lima menit. Laki-laki itu kini membawaku ke dalam ruang besar yang kosong. Di dalam hanya ada aku dan dia. Dia tidak banyak bicara. Dia memberiku pilihan untuk memakai penutup mata atau tidak. Lalu aku menggeleng pelan. Aku menolak. Aku ingin melihat dunia lebih lama, pikirku. Aku ingin melihat anakku. Suara dentang seperti lonceng yang dipukul keraskeras memekakan telinga.

34 | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015

Dentang yang kini bisa dirasakan setiap orang di sini, bukan cuma aku. Dentang itu berulang beberapa kali, sekarang saatnya. Beberapa detik setelah dentang itu selesai berbunyi, laki-laki dari luar berbondong-bondong masuk. Kali ini telingaku menangkap suara yang tak beraturan. Bukan dentang yang menunjukkan detik pada jam. Bukan dentang yang menunjukkan tepat tengah malam. Tetapi dentang yang menunjukkan akhir hidupku. “Tembak...” seru seseorang di antara mereka. Sepercik api melintas di depan mataku. Sejujurnya, aku ingin melihat dunia lebih lama, sebab anakku, ia tidak pernah tahu mengapa aku begini. Mengapa bapaknya—si hidung belang itu—kugorok lehernya di pagi itu. Aku merasakan sebentuk besi panas bersarang di kepalaku, dan beberapa lainnya di tubuhku. Hari hampir pagi, namun duniaku masih gelap, dan kini semakin gelap. Dan ia masih belum datang menemuiku. n

M. Ghufroni An’Ars FKIP Bahasa dan Sastra ‘14



Opini

Geliat pers mahasiswa

dalam euforia reformasi Oleh Dr. M. Thoha B. Sampurna Jaya, M.S. (Salah Satu Pendiri UKPM Teknokra)

B

agi bangsa Indonesia yang kini sedang menghadapi krisis multidimensi yang berkepanjangan seperti krisis ekonomi, politik, sosial budaya bahkan krisis mengarah pada perpecahan bangsa. Dalam mengatasi hal tersebut, generasi muda bangsa ini teristimewa para mahasiswa perlu dipersiapkan karena para mahasiswa merupakan aset bangsa yang bernilai strategis. Dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, para mahasiswa telah memperlihatkan perannya sebagai agen perubahan. Para mahasiswa juga merupakan alat pemersatu bangsa dan calon pemimpin masa depan. Memasuki era globalisasi, pers yang merupakan suatu produk kolektif berkembang secara pesat. Media massa modern memiliki ciri khas, yakni terhapusnya secara praktis rintangan informasi, jarak, jumlah, arah, dan kredibilitas dalam penyampaian informasi pun meningkat. Memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menerima dan menyampaikan informasi, sehingga dunia nampak semakin kecil. Oleh sebab itu, pers mahasiswa sebagai

media massa merupakan juga menjadi salah satu kunci utama dalam penyebaran hasil-hasil pembangunan dan pengembangan kampus. Melalui Pers mahasiswa, pengembangan wawasan akademik para mahasiswa akan terus diperbaharui. PERKEMBANGAN PERS DI LAMPUNG Seiring era reformasi yang menggelindingkan era demokratisasi, pers di Provinsi Lampung memberikan ruang dan reposisi yang lebih terbuka terhadap informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Puluhan media cetak tumbuh dan berkembang, baik berbentuk koran harian, mingguan, dan bentuk tabloid. Seperti Lampung Post, Lampung Ekspres plus, Radar, Tribun, dan Harian Ekspres, maupun mingguan seperti Krakatau Post, Bandar Lampung News, Koridor, Kupas Tuntas, Sumatera Post serta yang berbentuk majalah dan tabloid, seperti: Dinamika News, Haluan Lampung, Lampung Media, SAI, Teknokra, pers online, dan lain sebagainya. Dengan semakin luas dan beragamnya informasi yang

36 | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015

diserap akan memberikan peningkatan kesadaran masyarakat terhadap persoalan-persoalan yang ada di lingkungan daerah, nasional, maupun global. Banyak hal yang bersifat positif dengan keberadaan pers itu sendiri, namun terdapat pula hal-hal yang bersifat negatif yang muncul akibat bebasnya pers dalam menyajikan informasinya. Unsur yang bersifat negatif tersebut akan berpengaruh terhadap perkembangan opini masyarakat, baik informasi itu berupa fakta, isue, dan opini yang dapat menyesatkan. Menyadari hal itu, perkembangan pers di Daerah Lampung (termasuk Teknokra) tetap berkewajiban untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan atas dasar kebebasan pers, dan menjadi penyalur pendapat/ opini yang bersifat konstruktif. Sedangkan kontrol sosial, kritik, dan saran yang bersifat korektif tetap merupakan hak pers. PERS DAN EUFORIA REFORMASI Dalam era reformasi ini, pers secara sadar atau tidak sadar ada kecenderungan terbawa arus eforia reformasi. Kadang kala informasi yang muncul tidak


Opini

mempertimbangkan privacy dari individu maupun kelompok yang menjadi subjek pemberitaannya. Bahkan informasi yang muncul memberikan kesan “terlampau dipaksakan� sehingga terjadi distorsi. Jika gambaran realita tersebut didominasi oleh media massa, akan timbul kecenderungan patologi sosial yang mengaburkan batas-batas realita objektif dan subjektif. Media massa dapat memproduksi kenyataan menurut pendekatan yang sesuai dengan keinginan sekelompok orang atau golongan tertentu, masyarakat awam terkadang hanya menerima apa adanya. Menyadari hal tersebut, maka kebebasan dalam penyajian fakta dan opini hendaklah merupakan perwujudan dari pemupukkan daya pikiran yang kritis – objektif. Oleh sebab itu peran pers sebagai media informasi yang terdokumentasi memiliki nilai strategis dalam meningkatkan kesadaran emperis bagi para pembacanya. Dengan adanya informasi yang berimbang maka peningkatan dalam kesadaran hukum dan nilai-nilai demokratis di tengah masyarakat akan tumbuh dan berkembang secara subur dan bernilai positif. Peran pers

sangat besar dalam memberikan perubahan wawasan masyarakat, khusus bagi dunia pendidikan. Para pendidik, guru, dan dosen lebih terpanggil untuk berbuat dan bekerja secara sungguh-sungguh. Pers mahasiswa sebagai bagian dari media komunikasi memberikan peran strategis dalam mengembangkan teknologi. Teknologi komunikasi akan membentuk pola kepribadian manusia. Dengan demikian pers secara signifikan memberikan kontribusi dalam pembentukan sikap dan perilaku serta budaya mahasiswa. Perubahan wawasan akademik para mahasiswa akan berdampak pada perubahan perilaku dan budaya mahasiswa, dari yang apatis dan pasif menuju perilaku dan budaya belajar cerdas, budaya disiplin, dan berkembangnya budaya malu. Para penulis, kolumnis, dan para komunikator kampus dapat secara berimbang dalam menyajikan informasi sehingga jelas antara batasan fakta dengan opini dan antara isue dengan kenyataan. Hendaknya informasi yang disajikan tidaklah bersifat menyinggung perasaan, akan tetapi hendaknya dapat

menyentuh perasaan dalam memperjuangkan kebenaran objektif dan keadilan atas dasar kebebasan pers. Oleh sebab itu, idealisme mahasiswa dalam jurnalistik tetap menjadi pedoman yang tidak bisa ditawar dan karya jurnalistik terus ditumbuhkembangkan menjadi suatu produk industri kreatif yang memiliki nilai jual dan berdaya saing. Dalam konteks ini, pers mahasiswa hendaknya memiliki nuansa edukasi. Dalam Islam, Rasulullah bersabda ada tujuh perkara yang mengalir pahala kepada hambaNya, salah satunya adalah mewariskan mushaf atau menulis karangan yang bernilai edukasi. Bahwasanya karya akal pikiran yang ditulis merupakan media untuk mencapai nilainilai kebenaran, Pers yang dimitoskan oleh masyarakat luas sebagai fourth estate, di samping eksekutif, legislatif, dan yudikatif dapat menyalurkan suara masyarakat secara tepat dan lugas sehingga pers dapat memposisikan dirinya pada setiap ruang dan waktu yang strategis. Bravo Pers Mahasiswa, dan tetap berpikir merdeka! n

Dok.

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015| 37


UBL Berdarah

MELAWAN Lupa,

16 Tahun UBL Berdarah

Foto Imam Gunawan

Oleh Fajar Nurrohmah

Aksi penolakan yang dilakukan mahasiswa terhadap Rancangan Undang-Undang Penanggulangan Keadaan Bahaya (RUU PKB) di tahun 1999 tak hanya terjadi di Jakarta. Saat itu, RUU yang dinilai sebagai belenggu tekanan otoritas militer merupakan bentuk legitimasi penindasan oleh militer terhadap rakyat yang menyuarakan aspirasinya. Sejumlah mahasiswa di Lampung juga menggelar aksi long march dan demonstrasi dari Universitas Lampung (Unila) yang direncanakan akan berakhir di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun, sampai di depan Universitas Bandar Lampung (UBL), aparat keamanan tengah berjaga lengkap dengan senjata. Aksi pun semakin memanas, sejumlah mahasiswa melempari batu ke arah aparat. Untuk menenangkan demonstran yang mulai ricuh, pasukan anti huru-hara meluncurkan gas air mata. Suasana pun semakin kacau, ketika Yusuf Rizal aktivis Cakrawala FISIP Unila tewas tertembak di dadanya. Sejumlah mahasiswa luka-luka akibat serbuan aparat militer dan polisi yang makin liar menyerang mahasiswa. Sementara Saidatul Fitria, fotografer Teknokra

yang saat itu ikut meliput kejadian tersebut harus mengalami luka parah di bagian kepalanya , karena dipopor senapan oleh seorang aparat. Setelah sempat dirawat beberapa hari di Rumah Sakit Advent Bandarlampung, Atul begitu sapaanya, tewas pada 3 Oktober 1999. Selang empat hari tragedi kekerasan aparat militer kepada mahasiswa terbesar di Lampung itu, kamera yang dibawa Atul ditemukan oleh mahasiswa UBL di belakang kampus. Di dalam film kamera yang masih dalam kondisi baik itu terdapat enam foto yang berhasil diabadikan Atul. Meskipun Dandenpom II/3 Sriwijaya Lampung Letkol CPM Bagus Heru Sucahyo menyatakan dirinya sudah mengamankan proyektil peluru pada tubuh korban. Pada saat itu Dewan Mahasiswa Unila juga telah menerima surat permintaan maaf dari Danrem 043 Gatam, Kol. Inf. Mudjiono. Namun kelanjutan kasusnya tak pernah terselesaikan hingga sekarang. Sampai saat ini usaha untuk menuntut keadilan terus dilakukan. Sejumlah aktivis Lampung membentuk Aliansi Gerakan 28 September Mahasiswa Lampung (G28SML). Aliansi tersebut selalu

38 | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015

menggelar aksi solidaritas tiap 28 September. Selain itu, sejak tahun 2008 pihak Rektorat Unila menjanjikan untuk mengubah nama gedung Grha Kemahasiswaan Unila menjadi Grha Saidatul Fitria dan memberi nama Yusuf Rizal pada salah satu gedung di FISIP Unila. Namun, sampai saat ini keduanya belum terealisasi. 16 tahun sudah tragedi UBL Berdarah terjadi. Tragedi yang menunjukkan bahwa hak manusia dikesampingkan, tak peduli apa yang disuarakan. Ketika aspirasi menyinggung keburukan pemerintahan, maka nyawa jadi taruhannya. Segala hal yang dilakukan pemerintah saat itu dilegalkan. Berbagai tindakan sudah dilakukan oleh para aktivis mahasiswa untuk menuntut keadilan. Di tahun 2015 ini sejumlah mahasiswa di Lampung yang tergabung dalam G28SML kembali menggelar rangkaian agenda seperti diskusi publik, aksi solidaritas untuk menuntut penuntasan masalah tersebut. Aksi tersebut juga bertujuan untuk mengingatkan kembali akan peristiwa 16 tahun lalu. Aksi kecil menolak lupa, perjuangan melawan kekuasaan sebuah usaha ingatan melawan lupa. n


Oleh Ginanjar

TTS

MENURUN 1 organisasi pbb yang menangani hak anak 2 bunga khas indonesia 3 sistem perairan di sawah 4 alat untuk melihat benda jauh 7 vokalis dewa 19 9 keterangan halaman dalam media cetak 10 uang kuliah tunggal 11 hewan arachinidha (di ulang) 15 gunung di selat sunda 16 meninggal 18 narapidana 20 penyanyi rolling in the deep 21 bernyawa 22 reptile khas indonesia 23 benua putih 26 bersifat selalu menemukan kesalahan atau kekeliruan 28 efek yang dihasilkan oleh dalam fotografi

DEADLINE 13 OKTOBER 2015 Kirimkan data diri, fotokopi KTM, dan fotokopi jawaban tts ke: Sekretariat UKPM Teknokra Lt. 1 Grha Kemahasiswaan Unila.

MENDATAR 2 sistem atau hukum yang membedakan ras dari warna kulit di afrika seletan 4 kain khas lampung 5Makna panjang tangan 6 ukuran panjang 10-9 8 masih mengandung uap air 10 Kota jepara 12 susut karna gesekan 13 pohon cemara 14 tumbuhan yang memiliki oreol 16 negara beruang merah 17 sistem ekonomi yang modal nya dari pribadi atau swasta 19 gangguan bicara terbatah batah 23 kandungan gas yang terbuang di udara 24 gelar kebangsawanan untuk wanita di daerah jawa 25 berita utama 27 ketua umum UKPM Teknokra

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015| 39


Foto Wawan Taryanto

Zona Aktivis

ZONA KREATIF MAHASISWA Oleh Dewi Setio Rini

L

antunan lagu tari Bedana, tari adat Lampung menggaung ke sepenjuru Grha Kemahasiswaan Universitas Lampung. Sekumpulan mahasiswa yang tergabung dalam Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Unila itu tengah berlatih di ruang terbuka lantai satu gedung itu. Gedung PKM begitu ia disebut, merupakan rumah bagi berbagai organisasi minat dan bakat yang ada di tingkat universitas. Di gedung berlantai dua itu mahasiswa yang ingin mengasah bakat ataupun menemukan bakatnya menghabiskan waktunya dengan rutinitas organisasinya masing-masing. Satu di antaranya adalah PSM Unila yang merupakan unit kegiatan mahasiswa yang diperuntukkan bagi mahasiswa yang hobi bernyanyi dan memiliki bakat dalam bernyanyi. Tak jarang UKM satu ini

mengikuti ajang perlombaan paduan suara di kancah Internasional. Seperti pada tahun 2014, PSM Unila memenangkan dua medali emas di Spanyol. Memasuki lorong yang sedikit gelap di dekat ruangan terbuka itu, ada UKM yang lekat sekali dengan alam, yaitu Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala). Mapala melatih tiap anggotanya dengan kegiatan di alam, seperti susur goa, arung jeram, mendaki gunung, panjat tebing, dan kegiatan alam lainnya yang menantang andrenalin semua orang. Tak hanya itu, Mapala juga aktif dalam kegiatan peduli lingkungan. Di akhir tahun lalu, Mapala mengadakan kegiatan berskala nasional yang diikuti oleh mahasiswa pecinta alam dari berbagai universitas di Indonesia, salah satu kegiatannya adalah penanaman pohon di Sum-

40 | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015

ber Agung. Di depan sekretariat Mapala, ada UKM Koperasi Mahasiswa (Kopma). Organisasi ini melatih tiap anggotanya menjadi pengusaha muda. Di lorong itu juga ada UKM Pramuka, selain aktif dialam kegiatan Pramuka tingkat daerah, Pramuka Unila juga sering mengadakan kegiatan sosial. Di paling ujung lorong ada UKPM Teknokra, yang dikenal Pojok PKM. Teknokra merupakan pers kampus tingkat universitas yang ada di Unila. Aktivitas rutin organisasi ini adalah menerbitkan tabloid trimingguan yang disebarkan secara gratis ke mahasiswa Unila. Menulis, reportase, memotret, mendesain, dan kegiatan jurnalistik lainnya akan menjadi makanan rutin bagi semua anggotannya Di lantai satu masih ada satu lorong lagi menuju sekretariat De-


Zona Aktivis

wan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Unila, yang fungsinya mengadvokasi dan mengawasi kinerja dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unila. Dan di samping DPM ada UKM Resimen Mahasiswa (Menwa). Menwa Unila merupakan komponen cadangan pertahanan negara yang diberikan pelatihan ilmu militer seperti penggunaan senjata, taktik pertempuran, survival, terjun payung, bela diri militer, senam militer, penyamaran, navigasi, dan sebagainya. Di lantai dua masih ada UKM lainnya, seperti UKM Budaya dan Seni. Organisasi ini membekali tiap anggotannya untuk bisa menjadi lakon di pertunjukan teater, melatih tiapa anggotanya untuk tahu seni lebih dalam, dan menjadi bagian dari seni sendiri. Sedangkan UKM Korps Suka Rela (KSR) merupakan UKM yang dinaungi oleh Palang Merah Indonesia (PMI), kegiatan yang sering dilakukan adalah donor darah. Di UKM ini anggotannya dilatih untuk mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Ada juga UKM minat dan bakat yang mengasah kemapuan dalam berbahasa Inggris. Yaitu English Society (ESo), banyak cabang yang bisa dipilih antara lain, speech, news casting, debate, dan scrabble. Tak jarang juga, anggotannya menjadi juara dalam lomba bahasa Inggris tingkat nasional. Jika suka mengabadikan momen

dengan foto, UKM Zoom menjadi pilhan bagi mahaiswa yang mempunyai hobi di bidang fotografi. Selain itu, Unila juga memiliki Radio Kampus Mahasiswa (Rakanila). Anggota belajar menjadi penyiar yang profesional. Tawaran menjadi pembawa acara banyak berdatangan kepada anggota Rakanila. Jika hobi berdiskusi, UKM Koin menjadi tempat yang pas untuk menikmati hobi tersebut. Diskusi menjadi kegiatan utama UKM intergitas ini. Sedangkan yang ingin lebih pintar dalam membuat penelitian, UKM Penelitian mewadahi mahasiswa untuk menjadi peneliti muda. Banyak pelatihan internal maupun eksternal yang diselanggarakannya. Sedangkan di bidang politik, ada BEM Unila yang berfungsi sebagai lembaga eksekutif mahasiswa, se-

lain itu BEM Unila juga menjadi badan yang mengkritisi kebijakan kampus dan pemerintah. Aksi turun jalan menjadi agenda wajib BEM Unila. Di gedung kemahasiswaan Unila juga ada UKM keagamaan, seperti UKM Hindu, UKM Kristen, UKM Katolik, dan UKM Budha. Selain UKM-UKM tersebut, Unila masih memiliki UKM lainnya seperti Bina Rohani Mahasiswa (Birohmah). Juga berbagai organisasi olahraga dan bela diri, antara lain UKM Basket, Sepak Bola, Bulu Tangkis, UKM Tapak Suci, Taekwondo, Kempo, Judo, dan Tarung Drajat. Organisasi-organisasi tersebut siap membuka pintu bagi mahasiswa baru yang berminat untuk mengasah bakat ataupun mene足 mukan kemampuan di bidangbidang yang ada.n

Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015| 41


Pojok PKM

Ukuran-Ukuran Prestasi Foto Wawan Taryanto

Hayatun Nisa F Pemimpin Redaksi

P

erenang Amerika Serikat berusia 18 tahun, Katei Ledecky, kembali mencatatkan diri sebagai pemecah rekor dunia ketika ia merebut medali emas 800 meter gaya bebas di kejuaraan dunia. Ia hanya membutuhkan waktu 8 menit, 7,39 detik ketika meraih rekor dunia ketiganya dalam satu pekan terakhir di bulan Agustus lalu. “Saya tidak benar-benar berpikir soal aspek pemecahan sejarah, namun sekarang saya bisa memikirkannya dan saya akan menghargai momen-momen ini,” kata Ledecky. Ledecky mungkin belum menyadari bahwa dirinya dengan rekor dunia yang ia pecahkan menjadi ukuran baru bagi dunia. Perenang remaja seusiannya mungkin mulai memikirkan bagaimana caranya memecahkan rekor yang Ledecky raih saat ini, bagaimana berenang lebih cepat dari Ledecky meski hanya lebih cepat beberapa detik saja. Ledecky tak sadar dirinya menciptakan ukuran prestasi yang memacu banyak remaja lainnya untuk terus berlatih, dan terus berlatih untuk sebuar rekor dunia yang baru. Contoh lainnya, bayangkan Kamu seorang pelari, yang sanggup lari seratus meter hanya dalam sembilan detik. Sembilan detik! Itu artinya, Kamu tak hanya menjadi juara

dunia, tapi juga memecahkan lari seratur meter. Tapi bayangkan, jika Kamu hanya seorang anak yang tinggal di sebuah kampung terpencil dan tak pernah pergi ke tempat lain. Di kampungmu itu, orang-orang hanya sanggup berlari seratur meter dalam dua puluh detik, beberapa bahkan hingga 30 detik. Sudah pasti Kamu yang bisa lari seratus meter dalam sembilan detik akan selalu menjadi juara di tengah-tengah mereka. Tapi juga bisa dipastikan: meskipun pada dasaranya Kamu punya potensi dan sanggup, kenyataannya Kamu tak akan pernah berlari dalam sembilan detik! Berlari secepat lima belas detik sudah sangat luar biasa buatmu. Kenapa? Sederhana saja, tak ada yang membuatmu untuk berlari seratus meter dalam sembilan detik. Tak ada yang memaksa dan mendorongmu untuk menembus batas kemampuanmu. Kamu merasa cukup dengan ukuran prestasi yang ada di kampungmu. Soal prestasi, Eka Kurniawan pernah menulis “Jika kamu hanya hidup dan berhadapan dengan para penulis dan karya medioker, sehebat-hebatnya, kamu hanya akan sedikit lebih baik dari penulis medioker. Alam semesta akan memastikan nasibmu seperti itu.”

42 | Edisi Khusus Mahasiswa Baru 2015

Menurutnya, jika kita tak pernah punya ukuran-ukuran yang jelas tentang prestasi, tentang karya sastra yang baik, kita akan cenderung menciptakan ukuran-ukuran sendiri. Ini juga soal ukuran yang kita pilih. Sama seperti nasib para sastrawan yang tak memiliki ukuran prestasi atau cenderung membuat ukurannya sendiri, tak akan pernah maju, tak akan pernah jadi yang terbaik, meski mungkin para sastrawan tersebut bisa sebaik Shakespear atau mungkin lebih hebat, hei! siapa yang tahu? Mungkin ini memang soal ukuran-ukuran prestasi, tentang seberapa berani seeorang menentukan prestasi yang ingin ia raih. Sekedar untuk muaskan diri sendiri atau menciptakan ukuran prestasi untuk orang lain bahkan dunia. Mencapai ukuran-ukuran prestasi memang tak mudah, apalagi menciptakan ukuran prestasi baru. Butuh banyak pengorbanan, banyak usaha, entah berapa kali harus melalui kegagalan sebelumnya. Seperti kata Ledecky “Medali emas ini sangat spesial, mengingat tingkat kelelahan yang bisa saya alami. Hari ini menunjukkan bahwa saya bisa mengatur jadwal saya dengan baik.” n




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.