Tabloid Teknokra Edisi 140 Januari 2015

Page 1

Teknokra Unila @TeknokraUnila

TABLOID MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG

www.teknokra.com

Edisi Januari 2015 No 140 Tahun XV Trimingguan

Halaman 5

Anggi yang awalnya mendapat lokasi di Kecamatan Banjar Barudipindah ke Kecamatan Penawar Tama mengaku tahu info tersebut dari seorangtemanya.

Halaman 6 Program beasiswa ini bisa untuk dalam

negeri maupun luar negeri, yang bertujuan menyiapkan pemimpin bangsa yang profesional sebagai lokomotif kemajuan Indonesia.

Halaman 15

Tak kenal istilah gengsi, ia pun menekuni banyak pekerjaan. Dulu semasa SMA ia pernah memiliki pengalaman menjadi seorang kernet mobil

Teknologi, Inovasi, Kreativitas dan Aktivitas

Tetap Berpikir Merdeka! Ilmiah Bisa, Populer Juga Boleh


2

SALAM KAMI COMMENT

Batal Kerjasama, Salah Siapa?

Foto Retno Wulandari

FOTO

Kepengurusan Baru, Semangat Baru

S

emangat baru di tahun baru untuk seluruh pembaca setia tabloid Teknokra, kami kembali hadir di awal tahun 2015 dengan kepengurusan baru. Mengusung tema “Menjadi Pers Kampus yang Profesional”, coba kami buktikan dengan karya nyata kami di awal tahun ini. Tak sabar menunggu lama untuk menyajikan karya kami kepada civitas akademika Universitas Lampung, usai resmi dilantik langsung oleh Rektor Unila, Jumat (9/1), di hari yang sama kami langsung bergulat lagi dengan malam di pojok PKM, yang telah mencatat sejarah Teknokra sebagai lembaga pers kampus tertua se-Sumatera. Kali ini kami menyajikan sebuah inovasi, berdasakan hasil Musyawarah Besar (Mubes), kami memutuskan untuk menambah jumlah halaman yang tadinya hanya

berjumlah 12 halaman, kini bertambah menjadi 16 halaman. Pasti dirasa sangat sombong, bila dengan waktu satu minggu, kami dapat menyelasaikan terbitan ini. Namun, dengan mengantongi semangat menggebu, Berkomitmen untuk mulai menerbitkan tabloid edisi 140 kami tepati, ditengah persiapan pelantikan pengurus kami tetap mengejar deadline untuk menyajikan karya ini bagi pembaca. Tetap memilih terjaga di pojok PKM dengan terus berkutat dengan tulisan-tulisan ditengah kiruk pikuk mahasiswa yang lebih memilih menghabiskan waktu di kosan ataupun di rumah karena harus bergulat dengan ujian akhir semester, hal ini kami anggap sebagai proses kami menuju pers kampus yang profesional. Tema terbitan kami kali ini lebih menyoroti mahasiswa yang akan melaksanakan

KYAY JAMO ADIEN

Kuliah Kerja Nyata (KKN) diawal tahun ini, dirasa masih banyak pertanyaan di kalangan mahasiswa mengenai program bank BRI untuk mahasiswa KKN, yang kebetulan suatu bentuk kerjasama untuk pertama kalinya khususnya di bidang KKN, serta informasi lainnya. Kami suguhkan karya ini, dengan harapan dapat menjawab berbagai pertanyaan mahasiswa yang mungkin belum menemukan jawaban. Berharap bisa menjadi awal yang baik untuk menjaga semangat para aktivis UKPM Teknokra diawal kepengurusan. Kami berharap ini dapat menjadi motivasi untuk kami kedepannya. Kami juga menerima kritikan dari para pembaca sebagai koreksi kami untuk terus memperbaiki diri. Tak lupa kami terus menyuarakan dalam langkah kami untuk, TETAP BERFIKIR MERDEKA!=

Pembekalan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun 2015 pada Desember lalu dihadiri oleh hampir dari 2043 mahasiswa KKN tahun 2015. Ada yang mebuat banyak mahasiswa KKN kebingungan saat pembekalan, yaitu sesi pembekalan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), awalnya para mahasiswa mengira pihak BRI akan memberikan pembekalan tentang Usaha Kecil dan Menengah sebagai bekal nantinya di desa KKN masing-masing. Namun, pihak BRI malah mendominasi pembekalan tersebut dengan promosi tentang kelebihan BRI, selain itu pihak BRI pun menawarkan program dimana mereka akan memperkenalkan BRI ke masyarakat lewat mahasiswa yang KKN. Kurang kejelasan dan sosialisasi sebelumnya dari pihak panitia KKN mengenai program itu, membuat beberapa mahasiswa KKN mengadu pada BEM-U. Pihak BEM-U pun langsung menghubungi Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Umum, Dwi Haryono untuk meminta kejelasan tentang program BRI tersebut, dan meminta Unila menghentikan program tersebut. Dwi pun akhirnya langsung meminta program itu diberhentikan. Atas rekomendasinya, panitia KKN pun akhirnya membatalkan program tersebut.

Di lain pihak program BRI yang mengharuskan mahasiswa KKN membuka rekening baru BRI, alih-alih memperkenalkan budaya mewnabung di bank pada masyarakat, program ini membuat KKN kali ini seolah dimanfaatkan sebagai ajang komersialisasi, karena mahasiswa juga dianjurkan mencari nasabah dengan reward berupa uang senilai Rp. 15.000 per nasabah, dengan iming-iming Rp.

10 juta bagi juara 1, 2, 3 yang mampu memberikan presentasi terbaik kepada masyarakat di lokasi KKN tentang BRI. Selain itu, ketidaktahuan pihak rektorat tentang program yang ditawarkan BRI itu juga sebetulnya membuat mahasiswa bertanya. Jika Unila menganggap program yang ditawarkan pihak BRI bagus, mengapa dengan mudah pihak Unila langsung membatalkan kerjasama tersebut hanya karena pangaduan dari beberapa mahasiswa. Pembatalan kerjasama tersebut, harusnya menjadi koreksi bagi pihak Unila untuk lebih tegas dalam membuat sebuah kebijakan dan memahami secara detil program-program yang akan dijalankan. =

Cover

Judul : Miss Komunikasi Berujung Pembatalan Ide & Desain Retno Wulandari

TABLOID TRI MINGGUAN diterbitkan oleh Unit Kegiatan ­­­­­Penerbitan ­­ Mahasiswa (UKPM) TEKNOKRA Universitas Lampung ALAMAT Grha Kemahasiswaan Lt.1 Jl. Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145 Telp .(0721) 788717 EMAIL ukpmteknokraunila@yahoo.co.id, redaksi.teknokra@gmail.com WEBSITE www. teknokra.com Pelindung: Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, MS Penasihat: Prof. Dr. Sunarto, SH, MH Dewan Pembi­­na: Maulana Mukhlis, S.Sos.,MIP. ­Anggota Dewan Pembina: Prof. Dr. Ir. Muhajair Utomo, M.Sc., Asep Unik, SE. ME., Drs. M. Toha B. Sampurna Jaya, M.S., Dr. Eddy Riva’i, S.H., M.H., Ir. Anshori Djausal, M.T., M.A., Dr.Yuswanto.SH.,MH., Dr.Eddi Rifai SH.MH., Asrian Hendi Caya,SE.,ME., Dr. Yoke Moelgini M.Sc, Irsan Dalimunte,SE.M.Si,MA., Dr.Dedy Hermawan S.Sos,M.Si., Dr. Nanang Trenggono M.Si., Dr.H.Sulton Djasmi, M.Si., Syafarrudin, S. Sos. MA., Toni Wijaya S.Sos.MA, M. burhan, Vina Oktavia, S.Pd., Yurike Pratiwi Pemimpin Umum: Faris Yursanto Pemimpin Redaksi: Hayatun Nisa F Pemimpin Usaha: Fitri Wahyuningsih Kepala Pusat Penelitian dan ­Pengembangan: Kurnia Mahardika Kepala Kesekretarian: Lia Vivi Farida Redaktur Pelaksana: ­Ayu Yuni Antika Redaktur Pelaksana Daring: K ­ horik Istiana Redaktur Berita: Fahmi Bastiar (Non Aktif), Rika Andriani Reporter : Defika Putri Nastiti, Siti Sufia (Non Aktif), Yola Savitri Redaktur Foto: ­Fitria Wulandari Fotografer: Riska Martina Redaktur Artistik: Retno Wulandari Staf Artistik: Defika Putri Nastiti Kameramen: Fajar Nurrohmah, Wawan Taryanto ­Redaktur Daring: Yola Septika Manajer Keuangan: Fitria Wulandari Manajer Usaha : Imam Gunawan Staf Keuangan: Yola Savitri Staf Periklanan: Siti Sufia (Non Aktif) Staf Pemasaran: Yola Septika­ Staf Kesekretariatan: Riska Martina Staf Analisis dan Perpustakaan: Fajar Nurrohmah Staf Pengkaderan dan SDM: Retno Wulandari Magang: Anisa, Fitri A, Tiara I.S, Aditya, Enindita Prastiwi., Fajarasiwi Ismania, Lailatul ­Badriah, Luvita WH, Noni Perwitosari, Retnoningayu J.U, Sheli Permai Sela.

No 140 Tahun XV Trimingguan | Edisi Januari 2015


KAMPUS IKAM Musholah FISIP-FEB Masih Butuh Dana

Makin Erat Lewat Family Gathering Oleh Fitri Ardiani

Oleh Riska Martina

Unila-Tek: Renovasi Mushola Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)- Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila yang telah dilangsungkan pada akhir Desember baru menyelesaikan tahap pertama, yaitu tahap renovasi pada bagian dalam mushola seperti penggantian plafon pada ruangan, renovasi lantai keramik pada ruangan lakilaki, pengganti horden, lampu, dan pengecatan ruangan. Pihak Badan Pengurus Harian (BPH) musholah tersebut telah merencanakan renovasi tahap dua yaitu pembuatan tangga pada tempat wanita yang akan dilaksanakan pertengan bulan ini. Dana yang dihasilkan untuk renovasi berasal dari donatur yang masuk kas BPH, sebelumnya pihak BPH telah mengajukan proposal ke pi-

hak dekanat namun pihak dekanat hanya mengesahkan untuk persetujuan mencari donatur ke dosen- dosen. Sehingga pihak BPH membuat surat renovasi untuk diajukan ke para dosen, beberapa dosen ada yang langsung memberi, adapula yang mengirim lewat rekening. Publikasi juga dilakukan lewat sosial media untuk mencari donatur. Selain dosen, donatur juga berasal dari mahasiswa dan masyarakat. Mushola FISIP ini juga belum dilengkapi toilet, rencana pembuatan toilet tersebut sebelumnya telah diajukan di tahun sebelumnya, namun belum mendapat persetujuan dari pihak dekanat, selain itu lokasi untuk pembuatan toilet juga sempit. Sekretaris BPH, Laila Muamanah (Sosiologi ’13) mengatakan re-

3

novasi tersebut mengalami kendala pada dana, sehingga membuat pengurus BPH ikut andil dalam pengecatan mushola. Rifki Fitria Saputri (Adm. Bisnis ’11) berharap Mushola tersebut dapat ditambah pendingin ruangan, karena menurutnya mushola menjadi panas saat siang hari. Ia juga menyarankan agar rak sepatu juga ditambah agar lantai mushola tidak kotor karena sepatu ditaruh sembarangan, selain itu musholah sering kehabisan air. Berbeda dengan Putri, Rodianti yang sering salat dzuhur di musholah tersebut merasa senang dengan renovasi yang dilakukan, “Catnya lebih bagus, rapih, dan cukup puas,” ujar Rodianti (D3 Perpustakaan ‘11)=

FKIP-Tek: Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila mengadakan Family Gathering di Pelataran Gedung I, Sabtu (10/01). Acara yang bertujuan untuk mempererat persaudaraan antar angkatan tersebut dihadiri mahasiswa tiap angkatan, serta beberapa dosen dan alumni. Ketua pelaksana, Eva Hariani (Pend. PKn ’12) mengaku meski sempat kesulitan berkoordinasi dengan panitia karena jadwal UAS yang padat, acara tetap berjalan lancar. Antusiasme mahasiswa terlihat mulai dari penampilan tiap angkatan, yel-yel antar kelompok, games, dan sharing antara mahasiswa dan alumni. Sony Wibowo (Pend. PKn ’12) mengaku banyak manfaat yang ia peroleh, seperti menambah kedekatan mahasiswa dengan dosen Pembimbing Akademik (PA), bertukar pikiran antar mahasiswa, dosen dan alumni, serta menambah kekompakkan di Program Studi PPKn. Tak jauh beda, Anggun Septiana (Pend. PKn ’12) sangat senang dapat mengenal mahasiswa angkatan lain. “Sering-sering saja diadakan agenda seperti ini, agar Prodi PPKn bisa lebih akrab lagi,” ujarnya mengakhiri pembicaraan. Acara yang dibuka Ketua Program Studi PPKn, Hermi Yanzi tersebut juga menjadi momen pelantikan Nur Rohim (Pend. PKn ’12) dan Trio Saputra (Pend. PKn ’13) sebagai Ketua dan wakil Ketua Umum Forum Pendidikan Kewarganegaraan (FORDIKA). =

UKM Pramuka Pererat Tali Silaturahim Oleh Riska Martina

Foto Riska Martina

Bersih. Pekerja harian sedang menggali tanah untuk mencabut rumput disekitran bunderan dimana akan diganti dengan rumput yang baru. Pencabutan rumput ini sudah berjalan 2 hari yang dilakukan oleh lima pekerja harian. Foto dibidik kamis (8/1).

NGEKHIBAS

Unila-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka Universitas Lampung, mengadakan acara silahturahmi antara calon anggota, anggota, dan purna racana di lapangan belakang gedung rektorat, Sabtu malam (10/1). Acara yang mengangkat tema “Dalam Rangka Acara Silaturahmi dan Mempererat Kekeluargaan” ini dimulai dengan makan bersama, sambutan dari salah satu Purna Racana yaitu Hizbudin, yang merupakan alumni UKM Pramuka, kemudian dilanjutkan dengan acara hiburan, yaitu perayaan ulang tahun salah satu purna racana dan menyaksikan jejak-jejak perjalanan racana raden intan silamaya. Acara ini dipersiapkan selama satu hari. Menurut ketua pelaksana, Tri Yoga Pangestu (Fakultas Hukum ’13) acara ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antara calon anggota, anggota dan purna racana. Ia berharap dengan diadakannya acara ini dapat mempererat tali silaturahmi dan kekeluargaan terjaga antara calon anggota, anggota dan purna racana. =

Bangkitkan Jiwa Kepemimpinan Lewat LKMM-TD Oleh Defika Putri Nastiti

Lokasi KKN Tulang Bawang di ubah total Sia-sia dong koordinasi selama ini Mahasiswa KKN nyari nasabah? Mau KKN atau nyari duit?

Yeay harga BBM turun Tapi tarif angkot kok ngga turun? Ada apa nih?

DPM-U lantik ketua baru? Wah semoga semakin dirasakan ya perannya

FKIP-Tek: Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (BEM-FKIP) Universitas Lampung mengadakan Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa-Tingkat Dasar (LKMM-TD) bagi seluruh mahasiswa Unila. Bertempat di Gedung F FKIP Unila, kegiatan yang bertema “Membentuk Karakter Kepemimpinan” tersebut berlangsung selama dua hari, pada (10-11/1). Sebanyak 101 mahasiswa dari berbagai fakultas berpartisipasi dalam acara tersebut. Ketua pelaksana, Herwin

Saputra (Pend. Fisika ’13) mengungkapkan bahwa tujuan kegiatan tersebut tak lain untuk menyadarkan mahasiswa pentingnya memiliki jiwa kepemimpinan. “Karena selama ini saya merasa bahwa jiwa kepimpinan para pemuda sekarang mulai pudar,” ujarnya. Materi teknik sidang, teknik public speaking, serta teknik manajemen organisasi dan kepemimpinan diberikan pada hari pertama, Sabtu (10/1). Sedangkan, materi teknik manajemem aksi, teknik lobi, dan teknik

analisi SWOT diberikan pada Minggu, (11/1). Salah satu peserta, Erzal Syahreza (Pend. Ekonomi ’13) mengakui banyak ilmu dan pengetahuan yang didapat dari pelatihan tersebut. “Selain itu, materi yang disampaikan dibuat semenarik mungkin, sehingga peserta yang mengikutinya tidak mudah bosan,” tambahnya. Ia berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan dua kali dalam setahun untuk memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang belum sempat berpartisipasi tahun ini. =

No 140 Tahun XV Trimingguan | Edisi Januari 2015


4

KAMPUS IKAM

Kunjungan BEM FKIP Unsri ke Unila Oleh Defika Putri Nastiti

Unila-Tek: Suasana berbeda tampak di gedung F1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila). Terlihat beberapa mahasiswa tampak memakai almamater kuning dengan badge bunga, lambang Universitas Sriwijaya (Unsri) , dan sebagian lainnya memakai almamater hijau khas Unila. Keramaian yang terlihat tak lain adalah beberapa mahasiswa anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP Unsri yang melakukan kunjungan kerja ke BEM FKIP Unila. Mereka melakukan kunjungan selama empat hari (8-11/1) dan melakukan beberapa perjalanan ke tempat wisata yang ada di Lampung.

Kunjungan tersebut menjadi ajang diskusi dan bertukar informasi terhadap permasalahan yang terjadi di kampus masing-masing. Permasalahan yang dibahas antara lain isu terkait Uang Kuliah Tunggal (UKT), Pelatihan Profesi Guru (PPG), serta lama masa studi yang hanya lima tahun turut menjadi sorotan. “Dengan diadakannya diskusi ini, kami berharap kerjasama antar Bem FKIP Unila dan BEM FKIP Unsri lebih baik dan dapat diperat kembali. Kami juga meminta kerjasama dengan BEM FKIP Unsri dalam beberapa kegiatan yang akan kami lakukan, seperti kegiatan esay nasional yang akan kami selenggarakan dalam

waktu dekat ini,” ujar Deni Yuniardi (Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia ‘11) selaku Gubernur BEM FKIP Unila. Hal senada diutarakan Wakil Gubernur BEM FKIP Unsri, Muhammad Anggi yang mengaku bahwa kunjungan ini dilaksanakan untuk mempererat silahturahmi antar anggota BEM FKIP. “Harapannya, kerjasama yang telah terjalin dapat ditingkatkan kembali, mengingat BEM FKIP Unila telah banyak melaksanakan kegiatan-kegiatan besar dan bermanfaat,” ujarnya mengakhiri pembicaraan. Kegiatan diskusi siang itu pun ditutup dengan pemberian cindera mata kepada Gubernur BEM FKIP Unila.=

Musyawarah Besar UKM Zoom Oleh Enindita Prastiwi

Unila-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Fotografi Zoom Universitas Lampung adakan Musyawarah Besar (Mubes) XII di Sekertariat UKM Zoom dan UKM Buddha gedung Grha kemahasiswaan Lt. 2 pada Sabtu-Minggu (10-11/01) . Agenda tahunan kali ini mengusung tema “Memperkuat Kekeluargaan Anggota UKM fotografi Zoom Unila dan Meningkatkan Sinergisitas Pengurus UKM fotografi Zoom Unila”. Kegiatan yang bertujuan untuk menetapkan ketua umum dan posisi kepengurusan yang baru ini diikuti oleh 50 anggota aktif UKM Zoom

Unila. Agenda hari pertama yaitu pembukaan Mubes XII yang dihadiri UKM internal kampus, pengurus, alumni dan pembimbing akademik UKM Zoom. Agenda selanjutnya yaitu pembacaan tata tertib Mubes dan delapan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) oleh pengurus UKM Zoom periode 2014. Hari kedua masih membahas LPJ pengurus dilanjutkan agenda pemilihan Ketua Umum, penempatan divisi Pengurus, dan membentuk program kerja yang akan dilaksanakan pada kepengurusan selanjutnya. Ketua pelaksana, M. Yusuf (Sosiolo-

gi ’14) menjelaskan bahwa pada Minggu (11/1) telah berhasil ditetapkan Ardika Praseda (Ilmu Komputer ’11) dan Rifki Perdana (Ilmu Komputer ’11) sebagai Dewan Penasehat periode 2015. Yusuf juga menambahkan bahwa terdapat lima kandidat calon ketua umum yang akan dipilih langsung oleh anggota aktif UKM Zoom. “Semoga dengan diadakan Mubes ini UKM ZOOM makin baik lagi, kesalahan-kesalahan sebelumnya dapat diperbaiki dan jadi contoh buat pengurus yang akan datang supaya UKM Zoom makin maju,” ujarnya berharap. =

Mahdi Syaperi, tim kerja Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dan Alumni, ia membacakan Surat Keputusan (SK) rektor sekaligus melantik 21 pengurus UKMK. Deddi Andrian sebagai ketua Umum periode 2015 berharap, di bawah kepengurusannya UKM-K dapat membangun dinamika kepengurusan yang lebih menarik dan profesional. “Semoga UKM ini dapat me-

layani sesuai dengan tema yang diangkat serta dapat berkomitmen, berpartisipasi dan semakin berkembang,” ujar mahasiswa Teknik Geofisika angkatan 2012 ini. Harapan besar juga diungkapkan ketua umum UKMK demisioner, Dionisius (Akuntansi ‘11) “Saya berharap kepengurusan periode tahun ini lebih semangat, profesionalitas,konsisten dan berkomitmen,” ujarnya mengakhiri pembicaraan. =

Pelantikan Kepengurusan Baru UKM Katolik Oleh Riska Martina

Unila-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa Katolik (UKM-K) Universitas Lampung mengadakan pelantikan pengurus periode 2015 di Ruang Sidang Grha Kemahasiswaan Lt.2, Jumat (9/01). Pelantikan dengan tema “Semangat Melayani Menuju Organisasi yang Lebih Profesional” tersebut bertujuan untuk melantik dan mempersatukan seluruh anggota dengan terbentuknya kepengurusan yang baru. Acara dibuka

No 140 Tahun XV Trimingguan | Edisi Januari 2015

Foto Riska Martina

GSG kotor. Sampah yang berserakan di sekitar gedung sebaguna (GSG) Universitas Lampung usai perayaan natal oleh umat kristiani. Foto dibidik jum’at ( 9/1).

HMJIP Gelar Simulasi Try Out SBMPTN Oleh Retnoningayu J.U.

FISIP-Tek: Pemandangan tak biasa terlihat di pelataran gedung B Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung, Minggu (11/1). Pelajar dari berbagai Sekolah Menengah Atas (SMA) di Lampung ramaikan kegiatan simulasi try out SBMPTN yang diadakan Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan (HMJIP) FISIP. Kegiatan yang mengusung tema “Muda Mendidik Membangun Bangsa” tersebut dibuka sejak pukul 08.00 WIB. Ketua pelaksana, Danang Hermaes (Ilmu Pemerintahan ’13) mengaku tujuan kegiatan ini dimaksudkan sebagai sarana pembentukan karakter bagi pelajar. Persiapan yang memakan waktu tiga bulan tersebut sukses menyedot animo pelajar SMA yang mulai gencar mempersiapkan diri untuk memasuki perguruan tinggi. Publikasi di media sosial dan road show telah dilakukan untuk merambah SMA negeri dan swasta di dua belas kabupaten di Lampung. Sebanyak 1.938 pelajar mengikuti kegiatan Try out tersebut.

Try out berlokasi di Gedung FISIP untuk jurusan IPA dan IPC, sedangkan jurusan IPS akan ditempatkan di Gedung Fakultas Teknik. Peserta diberikan waktu 120 menit untuk mengerjakan soal IPA atau IPS, sedangkan 140 menit untuk peserta yang mengejarkan soal-soal IPC. Acara yang diselenggarakan bersama lembaga bimbingan Hafara tersebut langsung dapat diketahui hasilnya setelah dua jam dan akan di informasikan dalam bentuk tayangan slide, foto kopi, dan postingan di website HMJIP dan Hafara . Acara ini pun mendapat tanggapan positif dari peserta try out. Peni Ismalia salah satunya “Try out ini sangat melatih kemampuan kita, untuk memotivasi dan membuat kita tidak kaget lagi menghadapi agenda yang sesungguhnnnya,” ujar siswi SMA Negeri 1 Gunung Sugih tersebut. Rohman yang berasal dari MAN Pringsewu juga mengapresiasi kegiatan yang menurutnya mampu menggali dan mengukur kemampuannya untuk masuk ke perguruan tinggi negeri.=


KAMPUS IKAM

5

MSC, Ajak Mahasiswa Gemar Olahraga Oleh Retnoningayu Janji Utami

Foto Riska Martina

Renovasi. Sejak dua hari yang lalu Seorang pekerja bersama dengan keneknya sedang memperbaiki dinding dibelakang prodi penjas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang sebelumnya jebol dan patah sehingga dipasang pondasi yang baru dan di beri batu guna memperbaiki. Foto dibidik kamis (8/1).

Mendadak Pindah Lokasi, Mahasiswa KKN Keberatan Oleh Yola Septika

Unila-Tek: Limabelas Koordinator Kecamatan (Korcam) Kuliah Kerja Nyata (KKN) wilayah Kabupaten Tulang Bawang meminta tim KKN mengadakan pertemuan tertutup di sekretariat KKN, Kamis (8/ 1). Yourni Atmadja (Ketua KKN), Budi Harjo (Sekertaris KKN), Subian Saidi, serta dua orang staff KKN lainnya pun meladeni permintaan mereka. Salah seorang Korcam yang ikut dalam pertemuan tersebut, Anggi Arief Wibowo (IESP ‘11) mengatakan, pertemuan tersebut bertujuan meminta kejelasan dari tim KKN perihal pemindahan lokasi KKN yang tidak dikabarkan kepada mahasiswa KKN. Setelah secara tiba-tiba daftar lokasi KKN yang berbeda sudah tertempel di sekretariat KKN, Rabu sore (7/ 1). Selain merubah lokasi, tim KKN juga merubah jumlah anggota per kelompok. Dari awalnya tujuh anggotamenjadi lima anggota. Anggi yang awalnya mendapat lokasi di Kecamatan Banjar Baru dipindah ke Kecamatan Penawar Tama mengaku tahu info tersebut dari seorang temanya. “Saya tahu dari teman yang kebetulan sedang mengurus keperluan KKN disini (sekretariat KKN),” tambahnya. Setelah mendengar hal tersebut, Anggi bersama Korcam lain-

nya berinisiatif untuk mengadakan pertemuan dengan tim KKN. Dari pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam itu disepakati hanya Korcam dan Koordinator Desa (Kordes) yang dapat pindah ke lokasi semula, dengan syarat tidak menimbulkan perubahan jumlah anggota pada tiap kelompok KKN. Keputusan tersebut tetap tidak dapat menghapuskan kekecewaan mahasiswa KKN wilayah Tulang Bawang. Anggi kece­wa lantaran persiapan bersama satu kelompoknya sudah dilakukan sejak 28 Desember lalu. “Sudah banyak koordinasi kelompok, seperti iuran. Tinggal survey lokasi. Tapi sekarang semuanya harus dimulai dari nol lagi. Usaha kita selama ini sia-sia,” ujar Anggi. Hal senada juga diutarakan Abdan (Fisika ‘11) yang merasa kebijakan tersebut harusnya dapat melibatkan mahasiswa. “Tidak ada pemberitahuan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) bahkan tim KKN, ”Keluhnya. Pada pertemuan di gedung A1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) yang dihadirioleh tim KKN, Kordes dan Korcam, Subian Saidi mengatakan, tidak akan ada pergantian lokasi KKN, lantaran pada KKN sebelumnya

banyak permintaan tukar lokasi yang menyebabkan jumlah mahasiswa yang tak sesuai tiap kelompok, Rabu (31/12) lalu. Dengan program kerja KKN yang tak sedikit, Anggi dan korcam lainnya merasa membutuhkan lebih dari lima orang perkelompok. “Di kabupaten lain, satu kelompok bisa delapan orang. Hanya di Tulang Bawang saja lima orang,” ujarnya. Saat ditemui di ruang kerjanya, Yourni Atmadja mengatakan perubahan tersebut terjadi atas permintaan Pemerintah Daerah (Pemda), Kabupaten Tulang Bawang, yang menginginkan 151 desa di Tulang Bawang ditempati oleh mahasiswa KKN. Sehingga jumlah anggota perkelompok KKN wilayah Tulang Bawang pun dikurangi, untuk menyamaratakan jumlah mahasiswa di setiap desa yang ada. Menurutnya permintaan tersebut tak dapat ditolaknya karena permintaan tersebut bertujuan agar mahasiswa Unila dapat berkontribusi penuh memajukan seluruh desa yang ada di Tulang Bawang. “Tidak ada maksud untuk merugikan mahasiswa, kita hanya menginginkan yang terbaik. Untuk keterlambatan informasi kami mengakui itu kesalahan kami dan kami sudah meminta maaf,” jelas Yourni. =

FMIPA-TEK: Sorak-sorai mahasiswa ramaikan suasana pertandingan futsal dan voli di depan gedung Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamW (FMIPA), Sabtu (10/1). Pertandingan tersebut merupakan rangkaian kegiatan MIPA Sport Competition (MSC) ke-17 yang dihelat Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FMIPA bersama Pengembangan Sains dan Lingkungan Hidup (PSLH). Kegiatan yang mengusung tema “Generasi Sehat , Generasi Gemar Olahraga” ini diharapkan mampu memotivasi mahasiswa untuk gemar berolahraga diluar jam kuliah dan mempererat silaturahmi antar civitas akademika FMIPA. Selain futsal dan voli, turut dihelat perlombaan badminton dan jalan sehat pada Minggu, (11/1). Perlombaan tersebut dilaksanakan tak lain untuk memperebutkan piala bergilir dekan. MSC yang diikuti seluruh mahasiswa FMIPA dan alumni tersebut mendapat apresiasi dari para peserta, salah satunya Agung Wibowo (Kimia ‘14). “Acara kita kan setelah UAS, abis pusing-pusing, sekarang waktunya untuk refereshing. Ini momen juga untuk kenal satu sama lain dan membuktikan kemampuan tim setiap jurusan. Sayangnnya, kerja panitia masih kurang,” ujarnya. Acara yang dipersiapkan hampir dua bulan ini pun mendapat tanggapan yang positif dari pesertannya. Di sela-sela waktu istirahatnya, Fatur Rahman (Matematika ‘14) mengaku bahwa acarannya tahunan ini cukup meriah, meski pembagian panitia dirasa masih belum baik. “Harapannya sih tahun depan acarannya bisa ada lagi dan terkoordinir,” ujar kapten futsal yang baru saja mengalahkan Himpunan Mahasiswa Kimia (Himaki) 4-0. Tanggapan tentang minimnya lapangan pun disampaikan Anam (Biologi ‘14), “Lapanganya kurang memadai, terutama di depan gedung Ilkom ini, tidak layak sekali,” ujarnya. Tanggapan berbeda disampaikan Rica Aulia (Kimia ’14), “Seru sih, tapi kurang supporter. Harapannya lebih baik lagi, semoga pesertanya tambah ramai, jenis lombanya ditambah banyak lagi,” ujarnnya sambil asik menonton pertandingan futsal. =

Perbaiki Kinerja, DPM-U Pilih Ketua Baru Oleh Luvita Wilya Hendri

Unila-Tek: Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Lampung (DPM-U) merupakan lembaga kemahasiswaan yang anggotanya dipilih secara langsung melalui Pemilihan Rakyat (Pemira). Namun cara serupa tak digunakan untuk menentukan ketua DPM yang dipilih oleh anggota dewan internal DPM-U. Lama kepengurusan anggota DPM-U seyogyanya adalah satu tahun. Namun hal tersebut tak terjadi pada kepengurusan periode 2013/2014. Selasa (6/1), DPM-U mengadakan sidang luar biasa yang terpaksa dilaksanakan karena Anggi Arief Wibowo (Ekonomi Pembangunan ‘11) sebagai ketua umum mengajukan surat pengunduran dirinya pada Kamis, 18 Desember 2014. Ia mengaku terpaksa mengundurkan diri karena gangguan kesehatan yang membuatnya kurang aktif sejak November tahun lalu. “Daripada kinerja DPM terhambat, lebih baik saya mengundurkan diri,” ungkapnya. Agenda sidang luar biasa bertujuan untuk memilih ketua umum pengganti. Dari hasil sidang tersebut terpilihlah Nur Rohman (Teknik Kimia’ 10) sebagai ketua umum atas usulan masing-masing anggota. “Semoga dengan terpilihnya saya menjadi ketua yang baru, kinerja DPM-U bisa lebih aktif lagi,” ujarnya mengakhiri pembicaraan.= No 140 Tahun XV Trimingguan | Edisi Januari 2015


6 SEBAIKNYA ANDA TAHU Beasiswa untuk Pengabdian Oleh Khorik Istiana

Repro

S

iapa yang tak ingin melanjutkan pendidikan di bangku kuliah dengan beasiswa yang bergengsi? Kini telah banyak beasiswa untuk jenjang S1, S2, hingga S3. Namun sayangnya, banyak pelajar atau mahasiswa yang tak tahu informasinya. Salah satu beasiswa yang bergengsi di Indonesia adalah Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Program beasiswa yang diperuntukan bagi jenjang magister dan doktor ini bernaung di bawah Departemen Keuangan (Depkeu), program beasiswa ini bisa untuk dalam negeri maupun luar negeri, yang bertujuan menyiapkan pemimpin bangsa yang profesional sebagai lokomotif kemajuan Indonesia. Beasiswa LPDP sendiri diperuntukkan untuk putra dan putri Indonesia. Dengan fokus pada enam bidang keilmuan yang meliputi teknik, sains , pertanian, akuntansi/ keuangan, hukum dan agama, menjadi prioritas LPDP untuk mendukung program Master plan percepatan dan

perluasan pembangunan ekonomi (MP 3EI). Pendaftaran beasiswa ini dibuka sepanjang tahun dengan empat kali pembukaan, berbeda dengan beasiswa lainnya, LPDP sendiri menyaratkan pendaftar menyertakan esai yang ditulis dan disesuaikan dengan tema yang sudah ditentukan, selain TOEFL dan IPK. Beasiswa ini juga memberikan uang saku untuk biaya buku pertahun, biaya hidup, serta akomodasi dari daerah asal ke universitas yang ingin dituju. Pendaftar juga dapat memilih univer-

sitas yang ingin dituju selama universitas tersebut terdaftar dalam rekomendasi LPDP dalam maupun luar negri. Ada sekitar 13 Universitas di seluruh Indonesia yang terdaftar dan 35 negara, dengan ketentuan universitas yang sudah ditentukan bisa menjadi pilihan bagi yang hendak melamar beasiswa ini. LPDP memiliki banyak keunggulan lainnya, menurut Mia Selviana penerima LPDP di Universitas Indonesia, yang juga merupakan alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila ini, ia mendapat-

APA KATA MEREKA

kan banyak pelatihan dari beasiswa tersebut. Seminar dengan pemateri nasional diberikan cuma-cuma untuk penerima beasiswa. Selain itu, ada juga camping bersama dan pertukaran budaya. Persaingan pendaftar beasiswa ini mencakup seluruh Indonesia. Menurut Mia, sebagian besar pandaftar beasiswa ini berasal dari Perguruan Tinggi ternama di Indonesia, seperti Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan universitas lain yang

ada di Pulau Jawa. Pelamar beasiswa tidak diwajibkan untuk sudah memasuki universitas. Pendaftar yang lolos dan berhak mendapatkan beasiswa ini diberikan waktu tenggang satu tahun, untuk bisa memasuki universitas terdaftar dalam rekomendasi LPDP. Selain itu beasiswa ini, tidak ada ikatan dinas, penerima beasiswa juga dibebaskan untuk bekerja dimana saja. Namun diwajibkan untuk mengabdi pada Indonesia khususnya untuk penerima beasiswa luar negri.“ Kita tidak ada salahnya mengabdi kepada Indonesia, kita lahir dan dibesarkan di Indonesia, kita juga menghirup udara Indonesia dan bahkan kita dibiayai dari pajak yang ada di Indonesia, jadi tidak ada salahnya jika kita mengabdi kepada Indonesia” ujarnya. Mia juga menuturkan Informasi beasiswa LPDP ini, belum banyak diketahui di kalangan akademisi Unila. “Saya berharap, banyak mahasiswa yang mengetahuai informasi beasiswa LPDP” ujar Mia. Untuk persyaratan dan formulir bisa dilihat di : www.beasiswalpdp.org =

Apa pendapat mahasiswa baru tentang praktikum Bimbingan Baca Qur’an (BBQ)? Oleh Fajar Nurrahmah

Annisa Anandya S. (Matematika ’14)

Bimbingan Baca Qur’an (BBQ) tetapi lebih banyak kajiannya. Justru baca Qur’annya hanya diajarkan cara membaca huruf saja, tetapi pada saat Ujian Tengah Semester (UTS) yang keluar lebih dari yang dipelajari seperti bacaan-bacaan tajwid. Awalnya pengen bisa bagus baca Qur’annya, waktu bimbingan baca Qur’annya malah lebih sedikit.

Desi Aditya Mahardika (Agribisnis’14)

BBQ-nya asyik-asyik aja sih dengan lebih banyak sharing. Karena tutornya juga asyik. Hanya jadwal BBQ-nya kurang intens, karena harus menyesuaikan jadwal BBQ dengan jadwal kuliah.

No 140 Tahun XV Trimingguan | Edisi Januari 2015

Adek Irma Suryani (Agroteknologi D3 Perkebunan ’14)

Fitria Luziana (Kimia ’14)

Adino Nurponco Gunawan (Agroteknologi ’14)

Hanifan (Manajemen’14)

Setelah mengikuti BBQ banyak terjadi perubahan yang tadinya menunda-nunda sholat sekarang kalau udah adzan sholatnya lebih awal. Baca Qur’annya lebih bagus dan sholat sunah juga lebih sering. Dengan pemberian materi yang seimbang setelah diajarkan membaca Qur’an dilanjutkan dengan sharing dan pemberian materi jadi bisa lebih ningkatin ibadah. Merasa yang sunah bukan sunah tapi wajib. BBQ-nya kurang efektif karena sumber daya tutornya kurang memadai. Padahal BBQ sangat membantu untuk pembelajaran pendidikan agama Islam.

Bimbingan Baca Qur’an (BBQ) sangat bermanfaat. Ada materi mutabaahnya, ada baca Qur’annya. Kita jadi termotivasi untuk terus belajar. Setelah mengikuti BBQ baca Qur’annya jadi lebih lancar. Dengan mutabaah tentang kehidupan sehari-hari juga membuat saya lebih baik. Kalau mau jadi orang baik ya kumpul sama orang baik.

Kajian yang lebih banyak dibandingkan baca Qur’annya, seharusnya tim BBQ bisa membuat kurikulum yang lebih memperbanyak baca Qur’an sesuai dengan tujuan utama BBQ. Jadi lebih mengacu pada belajar mengaji dan membaca Qur’an.


ZONA AKTIVIS

7

Tak Sekedar Berbahasa Inggris

Dok.

Oleh Fitri Ardiani

B

anyak cara untuk menjadikan belajar bahasa inggris lebih menyenangkan, seperti Rossida Budianti, mahasiswa Akutansi angkatan 2012 yang memilih mengikuti sebuah club bahasa inggris di fakultasnya. Economics English Club (EEC) yang kini ia ketuai merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tingkat fakultas yang bergerak di bidang bahasa Inggris, yang merupakan wadah bagi para

mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung untuk meningkatkan kemampuan bahasa inggris. Lebih dari itu menurut Rossida, EEC dengan visinya “To Create A Competitive English Club” membuat anggotanya tak sekedar belajar bahasa Inggris tapi juga menjadikan mereka berdaya saing, serta memperkuat tali persaudaraan antaranggota EEC. “Persaudaraan yang kuat akan membuat kita nya-

man dan lebih termotivasi lagi untuk terus belajar dan belajar, ” ujarnya. Berdiri sejak 30 Mei 2000, EEC terus meningkatkan kemampuan anggotanya dalam berbahasa inggris. Untuk meningatkan kemampuan tersebut, UKM ini membagi anggotanya berdasarkan tiga tingkatan. Tingkatan yang pertama adalah anggota newbie. Newbie adalah tingkatan paling bawah di UKM ini. Anggota yang masuk dalam

tingkatan ini adalah anggota baru. Untuk anggota Newbie, EEC diajarkan tentang dasardasar bahasa Inggris. “Di sini bener-bener bisa jadi tempat kita untuk belajar, mendapatkan teman baru , dan meningkatkan serta mengambangkan kemampuan yang kita miliki,” ujar Yunita selaku Sekretaris UKM EEC. Saat ini EEC diurus oleh 18 anggota Presidium, 50 anggota Board serta kurang lebih 130 anggota Newbie yang merupakan dari mahasiswa baru. Banyak kegiatan yang dibuat EEC untuk membuat kemampuan anggotanya antara lain Regular tutorial yang merupakan bimbingan belajar mengenai teori-teori bahasa Inggris bagi anggota pemula, Regular training merupakan pelatihan yang berisi perkenalan cabangcabang perlombaan seperti newscasting, debate, speech dan lain sebagainya, dan kegiatan yang dilaksanakan tiap bulan sekali yaitu Friday in English yang dilakukan

oleh seluruh mahasiswa dan dosen FEB, mereka wajib berbahasa inggris di hari Jumat. Untuk menjaga eksistensinya, EEC juga mengadakan kegiatan berskala daerah. Kegiatan yang bertajuk English In Action (EIA) tersebut diadakan rutin tiap tahunnya. Event yang akan diadakan dalam waktu dekat ini, menghadirkan siswa tingkat Sekolah Dasar hingga mahasiswa Perguruan Tinggi yang diisi dengan berbagai macam perlombaan. Perlombaan yang biasanya diadakan antara lain newscasting , debate , scrable , speech , english singing contest , dan story telling. Di tahun 2014 EEC berhasil merebut banyak juara sekaligus, EEC berhasil meraih juara 2 lomba paper presentation dan juara 3 speech untuk tingkat nasional di Universitas Indonesia, juara 3 Newscasting LOVE Comp ESO Unila , Juara 1 Speech SEC di Fakultas Pertanian Unila dan masih banyak prestasi lainnya.=

KOMUNITAS

Earth Hour Lampung UNTUK HIDUP BIJAK ENERGI Oleh Fajar Nurrohmah

Hinji Aksiku, Khepa Aksimu? Sebuah jargon dari gerakan para pemuda yang ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk membiasakan gaya hidup bijak energi.

S

adar akan keterbatasan energi yang ada, Rio Andesta (Teknik Elektro ’12) tertantang untuk membentuk sebuah gerakan hemat energi di Lampung. Inisiatifnya itu muncul usai ia dan teman-teman jurusannya menghadiri seminar yang diselenggarakan Earth Hour Palembang di Universitas Sriwijaya dan Politeknik Sriwijaya pada Maret 2013. Gerakan Earth Hour sendiri sudah ada di 38 kota di Indonesia dan sudah banyak dilakukan di banyak negara sebagai upaya menyelamatkan bumi. Setelah memenuhi

persyaratan pembentukan Earth Hour wilayah Lampung , yaitu harus beranggotakan minimal 10 orang, Earth Hour Lampung pun resmi berdiri pada 17 mei 2014 dengan Rio sebagai Koordinator Kota, dan secara resmi terbentuk di bawah naungan World Wildlife Fund (WWF). Setelah resmi terbentuk, Rio dan rekan-rekannya bergegas untuk mengampanyekan hemat energi. Kampanye ini rutin digelar oleh Earth Hour Lampung tiap akhir pekan. Sasarannya adalah pusat-pusat keramaian. Salah satunya

adalah Pusat Kegiatan Olahraga (PKOR), Way Halim, Bandar Lampung. Mereka mengajak pengunjung untuk membawa botol air minum sendiri, tidak membuang sampah sembarangan, mematikan lampu bila tidak diperlukan, dan tidak menghidupkan alat elektronik jika tidak dipakai. Untuk yang mengikuti agenda sounding ini, akan diberikan stiker sebagai hadiahnya. Selain aksi lingkungan hidup, Earth Hour Lampung juga pernah mengadakan kegiatan donor darah dan kegiatan-kegiatan sosial pada hari-hari besar

tentang lingkungan. Earth Hour Lampung tak hanya mengadakan kegiatan di daerah tetapi juga mengikuti kegiatan berlevel nasional. Saat ini, Earth Hour Lampung sedang mempersiapkan agenda nasional yang diadakan Earth Hour Indonesia. Kegiatan ini merupakan acara yang mengumpulkan para Earth Hour regional di seluruh Indonesia dengan agenda yang disebut KUMBANG atau Kumpul Belajar Bareng. Acara tersebut diisi dengan kegiatan-kegiatan untuk mengajak masyarakat untuk bijak menggunakan energi dengen mengurangi penggunaan tissue dan kertas, selain itu juga mengadakan diskusi yang membahas energi-energi terbarukan, serta agenda kampanye diet kantong plastik. Gerakan yang menjadi wadah kreatifitas anak muda dalam penghematan energi ini kini telah memiliki 50 orang anggota, 10 orang ang-

gota tetap dan 40 orang anggota baru. Tak hanya dari mahasiswa Unila, anggota Earth Hour Lampung juga terdiri dari Universitas lain di Lampung dan berbagai kalangan masyarakat. Pada Desember lalu, Earth Hour Lampung untuk pertama kalinya mengadakan Open Recruitment terbuka. Pendaftaran dilakukan secara online melalui google form. Calon anggota hanya tinggal mengisi dan nantinya akan di follow up oleh pengurus Earthour Lampung. Siapapun yang ingin bergabung, tak perlu menunggu open recruitment selanjutnya , karena dapat langsung mem-follow twitter Earth Hour Lampung (@EH_Lampung). Di jejaring sosial ini, calon anggota dapat mencari informasi tentang Earth Hour Lampung. Tak ada syarat khusus untuk menjadi anggota gerakan ini. Calon anggota cukup memiliki komitmen untuk melakukan penghematan energi. =

No 140 Tahun XV Trimingguan | Edisi Januari 2015


8

REPORTASE KHUSUS

Miss komunikasi Berujung Pembatalan Oleh Rika Andriani

G

edung Serba Guna (GSG) Universitas Lampung (Unila) dipenuhi oleh mahasiswa yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) bulan Januari ini, ribuan mahasiswa yang mewakili tujuh fakultas ini datang untuk menerima pembekalan KKN yang pertama. Pembekalan tersebut di hadiri oleh Rektor, Wakil Rektor (WR) Bagian Akademik, WR Bagian Keuangan, dan juga WR Bagian Kemahasiswan dan Alumni. Tahun ini, Unila kembali mengirim 2043 mahasiswa untuk melaksanakan KKN Pos pemberdayaan berbasis keluarga (Posdaya) yang terbagi menjadi bidang kesehatan, pendidikan, dan lingkungan yang akan dikerahkan di tujuh kabupaten diantaranya Tanggamus, Pesisir barat, Way kanan, Mesuji, Tulang Bawang Barat, Tulang Bawang, dan Lampung Tengah. Rektor beserta ketiga Wakil Rektor hanya mengikuti acara pembukaan tanpa mengikuti pembekalan yang akan diberikan pada mahasiswa. Setelah acara pembukaan selesai, pejabat rektorat pun meninggalkan GSG. Acara dilanjutkan dengan pemberian materi KKN, diantaranya Posdaya dan materi dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) . Saat pemberian materi dari pihak BRI, harapan mendapat kiatkiat membangun Usaha Kecil dan Menengah di lokasi KKN dirasa tak didapatkan oleh mahasiswa. Dalam materi tersebut, BRI memaparkan kelebihankelebihan yang dimiliki, cabang-cabang BRI, dan se-

gala hal yang berhubungan dengan BRI. Pihak BRI juga menawarkan program untuk mahasiswa KKN, mahasiswa yang pergi KKN diminta memperkenalkan BRI ke masyarakat daerah masing-masing. Kurangnya kejelasan dan sosialisasi sebelumnya dari pihak panitia KKN mengenai program yang akan ditawarkan pihak BRI untuk mahasiswa menuai pertanyaan. Ketidak jelasan Program BRI Salah satunya Juanda (Sosiologi ’12), ia mengaku kurang jelas menerima informasi mengenai program yang ditawarkan dari pihak BRI. “Waktu pembekalan dari Universitas di GSG, pihak BRI hanya menganjurkan kami buka rekening, tapi waktu pembekalan tingkat kabupaten, BRI mengharuskan seluruh mahasiswa KKN membuka rekening baru tanpa terkecuali,” Ungkapnya. Ia dan rekan-rekannya mengaku diberi selebaran untuk data pengisian rekening baru, saat itu mereka langsung mengisi karena dalam pernyataan tersebut ada sebuah keharusan. “Kami memang mengisi selebaran itu saat pembekalan kabupaten di Fakultas, tapi kita belum menyerahkan uang sepeserpun kepada pihak BRI” tambahnya. Dia juga menuturkan program penyuluhan ke masyarakat mengenai budaya menabung bagus, hanya saja informasi dan sosialisasi yang BRI berikan masih kurang, sehingga mahasiswa masih kebingungan. “Saya tidak keberatan kalau harus buka rekening

No 140 Tahun XV Trimingguan | Edisi Januari 2015

baru, tapi harus ada kejelasan dulu biar kami juga yakin tidak adanya kejelasan program ini,” Ujarnya. Juanda berharap mahasiswa tidak dipusingkan dengan program ini, agar mahasiswa dapat fokus membantu masyarakat dalam membangun desa. Senada dengan Juanda, Rian Setiawan (Kehutanan’12) mengaku tidak adanya kejelasan mengenai program ini, menurutnya Memorendum of Understanding (MoU) tentang program ini harus melibatkan pihak mahasiswa KKN juga sebagai perwakilan, supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman dari pertanyaan-pertanyaan mahasiswa. Sholehuddin Ridlwan (adm. Negara’12) yang mendapatkan lokasi KKN di Kabupaten Lampung Tengah ini mengaku kurang adanya kejelasan mengenai program yang digadang oleh pihak BRI, informasi yang mereka terima kurang sehingga timbul pertanyaan dari mahasiswa. Namun saat mereka mencoba meminta untuk mencari penjelasan siapa yang memiliki wewenang masalah ini, mereka tak juga memperoleh kejelasan. “Kita seolah dijadikan objek nasabah, memang ada persetujuan namun terasa mengikat karena kita dipaksa membuka rekening baru,” Ujarnya. Ia pun mengungkapkan pihak BRI menjanjikan jika nanti semua mahasiswa sudah membuka rekening baru, maka BRI akan memberikan uang tunai sejumlah Rp 300.000 setiap kelompok. Ia pun berharap seharusnya adanya kejelasan poin kes-

epakatan dan ada baiknya disosialisasikan karena melibatkan banyak orang. Mereka tak menampik bahwa adanya pungutan biaya untuk survei lapangan dari pihak Koordinator Desa (Kordes) dan Koordinator Kecamatan (Korcap) yang di sesuaikan jarak lokasi. Namun tetap atas rekomendasi dan persetujuan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan mahasiswa KKN yang ada dalam kelompok tersebut. Aduan Mahasiswa Karena mendapat laporan dari mahasiswa yang merasa resah akan program yang dirasa kurang jelas dan terkesan komersial. Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM U) yang diwakili oleh Muhammad Lutfi (agroteknologi’10) selaku Menteri Advokasi dan Perundang-undangan langsung menghubungi WR Bagian Keuangan Dwi Haryono via sms tanpa konfirmasi terlebih dahulu ke pihak BRI maupun pihak panitia KKN. “Kami memilih langsung ke Pak Dwi, karena beliau pemegang wewenang tertinggi bagian keuangan, terkait paksaan membuka rekening,” Ujarnya. Lutfi juga mengaku, dia hanya mengomunikasikan ke pihak rektorat terkait kegelisahan dan keresahan yang dialami oleh mahasiswa. Saat dikonfirmasi kembali, Lutfi mengakui sudah mendapat penjelasan dari panitia KKN terkait hal tersebut, ia pun tak menampik bahwa sebenarnya program yang di tawarkan oleh pihak BRI bagus, hanya saja kurangnya sosialisasi yang menyebabkan timbulnya pra-

sangka buruk dari mahasiswa terkait hal tersebut. “Jika disosialisasikan terlebih dahulu kemungkinan besar kami akan mendukung program tersebut,” katanya. Namun dalih-dalih memperkenalkan BRI ke masyarakat lewat mahasiswa KKN hanyalah tinggal kenangan, Memorendum of Understanding (MoU)antara BRI dengan pihak KKN sudah dibatalkan lantaran kurangnya konsep dan sosialisasi yang mereka berikan ke semua pihak. Pembatalan Program Untuk menjawab keresahan mahasiswa, Dwi Haryono pun menyarankan kepada pihak terkait baik BRI maupun panitia KKN untuk menghentikan program tersebut, lantaran KKN adalah kegiatan akademik dan tidak boleh ada kegiatan di luar akademik yang menunggangi mahasiswa KKN. “Saya setelah mendapat sms dari BEM U langsung ke kantor wilayah BRI, sebenarnya ini bukan ranah saya, tapi karena BEM menghubungi saya melaporkan keresahan mahasiswa, ya saya memutuskan untuk bertindak,” jelasnya. Ia juga memperjelas bahwa dirinya tidak membatalkan, ia hanya merekomendasikan agar program tersebut dibatalkan, karena ini bukan wewenangnya selaku WR Bagian Keuangan, ia hanya mejelaskan ke pihak BRI maupun panitia KKN bahwa KKN hanya untuk kegiatan akademik, ia hanya membantu mahasiswa yang resah. “BEM U su


REPORTASE KHUSUS

dah kebakaran jenggot, asisten aksi sudah mau gerak, mereka lapor ke saya, tapi mereka salah alamat kalau masuk rekening Unila baru ranah saya, ini

masuk rekening mereka masing-masing ya di luar wewenang saya,” tambahnya. Menyikapi fenomena ini, WR Bagian Akademik, Hasriadi Mat Akin mengaku tidak mengetahui mengenai program BRI yang telah gagal, karena sampai sekarang ia belum menerima pelaporan dari pihak panitia KKN. “Mungkin mereka sudah dapat mengatasi masalah ini, makanya mereka tidak lapor ke saya,” Ujarnya. Ia pun mengaku setuju dengan program yang digagas BRI karena mengajarkan budaya menabung untuk masyarakat adalah hal yang benar, hanya saja ia tidak sepakat ketika mahasiswa dipaksa membuka rekening baru tanpa terkecuali. “Programnya bagus, tapi janganlah ada unsur paksaan” tambahnya. Menurutnya tidak semua masalah harus lapor ke atas, jika wewenang yang telah ia berikan ke panitia KKN untuk mengurusi segala hal tentang KKN, ada baiknya ketika mereka bisa menyelesaikan sendiri, tidak perlu lagi melibatkan atasan. Saat dikonfirmasi ke pihak panitia KKN, Yurni Atmaja selaku Ketua Panitia KKN mengatakan ia tidak mengetahui pihak rektorat mengetahui atau tidak tentang program yang dicanangkan oleh pihak BRI. “Program ini kan salah satu format kegiatan BRI untuk membantu mahasiswa KKN nantinya di lokasi, namun karena kurangnya sosialisasi dan pemahaman, mereka langsung saja lapor ke

Wakil Rektor bagian keuangan tanpa konfirmasi ke pihak kami,” ujarnya. “Inikan program BRI, jadi seharusnya mereka yang lapor ke pihak rektorat, kalau ini program

kami b a r u k a m i yang harus lapor ke pihak rektorat,” tambahnya. Ia juga memaparkan bahwa hal ini bertujuan untuk mempermudah mahasiswa untuk segi kebutuhan di lokasi nantinya, dan untuk menghindari ketidakpercayaan masyarakat terhadap mahasiswa KKN yang memiliki predikat “mahasiswa KKN menyusahkan” lantaran dari pengalaman sebelumnya kerap kali mahasiswa meninggalkan hutang di desa mereka KKN, yang otomatis membawa citra buruk bagi Unila nantinya. Dengan program tersebut, direncanakan mahasiswa cukup menunjukkan saldo yang mereka miliki di rekening BRI kepada masyarakat. “Nih loh pak, bukti kami punya uang untuk jaminan selama kami makan dan menumpang tinggal disini,” ujar Yurni memperagakan. Untuk mengklarifikasi pemberitaan yang beredar, pihak BRI yang diwakili oleh Rio Ponco Indrajid selaku Eksekutif Officer BRI menjelaskan, bahwa terjadi kesalahpahaman atau miss komunikasi diantara maha-

siswa. Pemberitaan mengenai mahasiwa dijadikan alat untuk mencari nasabah di lokasi KKN ia tampik dengan tegas, karena tujuan BRI bukan menjadikan mahasiswa sebagai alat, tapi mereka meminta mahasiswa untuk mengumpulkan masyarakat dalam satu tempat, kemudian BRI memberikan penyuluhan ke masyarakat tentang budaya menabung. “Supaya mereka tahu kalau menyimpan uang di bawah bantal tidaklah aman, lebih baik di simpan di bank,” ujar Ponco. Namun ia tak menampik bahwa pihaknya mengharuskan seluruh mahasiswa untuk membuka rekening baru di BRI guna mempermudah pihak bank untuk mengelola data base mahasiswa KKN nantinya, karena mereka akan membuat suatu kompetisi khusus, jika mahasiswa mendapat nasabah akan diberikan reward, satu nasabah yang mahasiswa dapatkan bernil a i Rp

15.000. “Jadi kalau mereka punya rekening masing-masing khusus KKN, kami mudah untuk melihat dan mengecek sejauh mana mereka berhasil mendapatkan nasabah. Bisa dikatakan semacam kompetensi antar mahasiswa, namun tetap harus memprioritaskan tugas KKN nya,” paparnya. Pihak BRI juga akan ikut menilai presentasi dari masing-masing kelompok dari hasil kinerja yang telah mereka lakukan di lokasinya, dengan melihat program kerja yang paling bagus. “Kami sudah menyiapkan uang senilai Rp 10.000.000 untuk tiga pemenang yang berhak menerimanya, juara

9

satu lima juta, juara dua tiga juta, dan juara tiga dua juta,” tambahnya. Menurutnya ini bukan semua salah mahasiswa, BRI pun mengaku mungkin pihaknya memang kurang memaparkan konsep yang mereka ajukan sehingga menimbulkan persepsi yang negatif dikalangan mahasiswa. Pihak BRI pun telah memberikan berbagai atribut KKN seperti banner, spanduk, dan baju unjuk mahasiswa KKN jika program ini berjalan. Namun, kerjasama itu kini hanya kenangan, pihak BRI pun terpaksa menghentikan programnya atas permintaan pihak Unila. “Mungkin ini pembelajaran buat kami, supaya dapat mempersiapkan dengan matang konsep yang kami buat, dan mensosialisasikan terlebih dahulu dengan melibatkan pihak BEM di dalamnya,” tambahnya. Ia pun berpesan, mahasiswa memang bagus memiliki sikap kritis namun jangan pernah mengedepankan rasa tergesa-gesa dan melihat sesuatu dari sudut pandang satu arah, akan lebih baik lagi konfirmasi terlebih dahulu kepihak yang terlibat, “Budayakanlah sikap konfir-

masi,” ujarnya mengakhiri perbincangan. =

No 140 Tahun XV Trimingguan | Edisi Januari 2015


10

LIFE STYLE

Gemar Baca Buku di Era Digital

Oleh Riska Martina

E

verything is just click away! Kini hanya dengan mengklik, kita bisa mendapatkan informasi apapun yang kita inginkan. Perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih memudahkan seseorang untuk mengetahui banyak hal dengan cepat, era digital menawarkan banyak kemudahan dalam mengakses informasi dari seluruh dunia. Hal ini pun berdampak pada berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. Tak dapat dipungkiri, teknologi yang semakin modern secara sadar mulai menyingkirkan keberadaan buku yang kini mulai jarang digemari baik di kalangan mahasiswa. Banyak

T

diantara mereka lebih memilih mencari lewat internet yang dirasa lebih instan dan mudah. Hampir sebagian besar referensi tugas mahasiswa diambil dari sumber internet. Gemar baca buku pun mulai menjadi sesuatu yang asing. Namun, hal tersebut tak berlaku bagi Silvana Maya Pratiwi. Ia merupakan salah satu mahasiswa yang cinta dengan buku, kegemarannya membaca buku dapat dilihat dari banyaknya dan beragamnya koleksi buku yang ia miliki. Sejak kecil ia telah gemar menbaca buku. Mahasiswi FMIPA Kimia’10 ini mulai mengoleksi berbagai buku sejak dirinya duduk di Sekolah Menengah Pertama. Kini koleksi bukunya mencapai

1000 buku, diantaranya buku biografi, novel, sejarah dan buku jurnalistik. “Aku sampe buat schedule buat baca buku,” Ujar Silvana. Ia juga mengaku dari kegemarannya membaca buku, salah satu buku yang pernah ia baca yaitu “Jilbab Pertamaku”, membuat ia kini mengenakan jilbab. Wahyu Farida (FKIP Bimbingan Konseling ‘12) juga memiliki hobi yang senada, sejak kecil ia suka membaca majalah Bobo dan Donal Bebek. Kini ia memiliki 30 buku seperti kumpulan novel islami dan buku pergaulan remaja di jaman sekarang melalui kaca mata Islam, yang mulai ia koleksi sejak menjadi mahasiswa. Menurutnya buku adalah

gudang ilmu, buku dapat memberi banyak warna dan cerita yang bisa diambil maknanya dan dapat diterapkan dalam kehidupan nantinya. “Baca itu kebutuhan, biasanya saya bisa menyelesaikan membaca satu novel dalam sehari,” ungkapnya. Tak berbeda dengan rekannya, Siti Meisita (FMIPA Biologi’13) juga mempunyai hobi yang sama, gemar membaca buku. Ia pun sudah memiliki 20 koleksi buku dengan berbagai macam jenis koleksi bacaan, diantaranya komik, buku politik, novel, majalah dan sebagainya. “Baca buku itu penting, karena kita dapat menjiwai atau mempengaruhi karakter seseorang,” ungkapnya.

Menurut Diah Utami Ningsih salah satu dosen Bimbingan Konseling Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung, membaca buku merupakan kebiasaan yang baik jika buku yang dibaca mempunyai unsur yang positif. Karena dengan membaca akan menambah wawasan dan pengetahuan. Kebiasaan membaca buku seperti novel sebagai salah satu media untuk menghibur diri. Ia juga m e n a m b a h ka n , m e m b a c a suatu kebutuhan yang positif jika bisa membagi waktu dengan baik antara hobi dengan belajar, karena melalui membaca banyak hal positif serta ide kreatif yang muncul. =

KONSULTASI

abloid Teknokra edisi 140 ini membuka rubrik konsultasi untuk para Civitas Akademika Universitas Lampung. Rubrik ini diasuh langsung oleh Dosen Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila, Diah Utaminingsih, S.Psi, M.A, Psi. Lulusan Psikologi Universitas Gajah Mada (UGM) ini akan menjawab pertanyaan seputar akademik, kejiwaan, dan pertanyaan lain yang diajukan. Bagaimana caranya bersikap tegas, karena saya cenderung kurang bisa bersikap tegas kepada diri senidri dan kepada orang lain, saya cenderung plin-plan dalam piliha-pilihan yang datang kepada saya, mohon solusinya? (Defika Putri Nastiti FKIP Ekonomi ’13) Jawaban : Mengucapkan ketegasan diri dengan lantang dengan cara mengkombinasikan antara ucapan dan pendengaran suara hati kita akan menjadi pendorong yang kuat untuk bersikap tegas. Cara terbaik bersikap tegas adalah dengan mempersiapkannya diri terlebuh dahulu sebelum mengalami peristiwa yang penuh tekanan. Sikap tegas harus relevan dengan kita dan situasi yang sedang kita hadapi.

Saya susah move on jika diterpa masalah, dan saya terlalu mudah rendah diri, kira-kira apa solusinya, terimakasih. (Imam Gunawan FISIP Sosiologi ’12) Jawaban : Saat kita punya masalah yang tidak terpecahkan membuat diri tak putus dirundung malang. Menyelesaikan masalah ibarat kita seperti melakukan pengembaraan. Dalam penyelesaiannya kita membutuhkan sebuah peta. Peta yang memberi tahu posisi kita saat ini, bagaimana suasana hati/emosi kita saat ini dan kemana kita harus melangkah ke sebuah tujuan. Kita membutuhkan keterampilan membaca peta atau yang dapat dinamakan kesadaran diri. Menyadari bagaimana kondisi emosi diri kita merupakan sebuah permulaan. Belajar mengarahkan diri memungkinkan kita menemukan jalur yang benar dan melewati segala rintangan yang menghalangi jalan kita. Bila satu jalan terhalangi, pengarahan diri akan membantu kita menemukan rute yang lain.Kemampuan yang dibutuhkan adalah motivasi dalam diri. Motivasi dalam diri merupakan kekuatan besar yang dapat dibangkitkan untuk melawan ketakutan akan kegagalan.

Adapun tips lain untuk move on adalah : • Meminta maaf kepada orang tua dan memeluk tuhan Menjalin komunikasi yang baik dengan orang-orang disekitar kita, terutama kepada orang tua. Kita dapat memulainya dengan bersikap baik dengan mereka, karena mereka sumber kekuatan untuk bangkit dari semua ini. • Mengalihkan fokus Bersyukur terhadap apa yang kita miliki, menikmati apa yang ada sehingga hal ini dapat mengurangi rasa gelisah dan lebih berfikir pada langkah yang harus diambil. Misal fokus pada keluarga, sahabat, dan aktivitas lain. • Temukan pesona dan kekuatanmu Menyadari kelebihan dan kekurangan kita sehingga kita dapat memaksimalkan potensi kita. • Putar roda hidupmu ke atas Yang dilakukan adalah menerima masalah dan berusaha melanjutkan hidup yang lebih baik. Menyembunyikan kartu kelemahan dan tetap berusaha bersikap ceria • Menikmati skenario hidup Hidup adalah sebuah dinamika yang selalui ada pelangi setelah badai. Kita tidak punya pilihan lain selain memilih untuk berbahagia karena hidup akan selalu dipenuhi ujian tingkatan hidup. Kita harus memutuskan menjadi pribadi yang berbahagia. Raih impian kita dan jadikanlah permasalah hidup sebagai pendewasaan. Kita harus dapat memiliki kepercayaan diri dalam menerapkan tujuan hidup kita secara jelas. No 140 Tahun XV Trimingguan | Edisi Januari 2015


INOVASI Ubah Jadi

LIMBAH OLI BEKAS BAHAN BAKAR CAIR

11

Oleh Fitria Wulandari

O

li merupakan salah satu jenis minyak pelumas yang sering digunakan untuk kendaraan. Fungsinya sendiri untuk melarutkan kerak sisa pembakaran berupa serbuk besi hasil gesekan yang berkumpul di dasar bak oli kendaraan. Namun, limbah tersebut tidak mengendap di mesin kendaraan tetapi mengembang di oli, sehinggga lama kelamaan oli menjadi kotor dan menjadi limbah. Limbah ini mengalami kerusakan, proses kimianya berubah dari basa menjadi asam akibat oksidasi. Selain itu, limbah tersebut juga mengandung senyawa hetero atom poli aromatik yang beracun. Untuk itu limbah oli perlu dikelola dengan baik. Berawal dari diskusi saat makan siang bersama profesor pembimbingnya di Taiwan, Donny Lesmana mendapatkan tawaran untuk melakukan penelitian terhadap masalah limbah oli bekas yang banyak dikeluarkan dari salah satu pabrik perusahaan kimia di Taiwan, agar limbah oli bekas itu nantinya bisa bermanfaat, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pabrik. Donny sapaan akrabnya menerima tawaran tersebut. Ia tertarik karena menurutnya masalah ini hampir sama dengan masalah yang ada di Indonesia. Banyak limbah oli bekas yang saat ini belum Iklan

Proses Pyrolisis

Ilustrasi Retnoningayu J.U.

dimanfaatkan dengan baik, ditimbun begitu saja. Penimbunan pun dilakukan secara asal-asalan sehingga dapat merusak lingkungan. �Proses pyrolisis sendiri memerlukan alat berupa kondensor dan fakum penyedot. Saat proses pyrolisis berlangsung, Suhu tinggi sangat diperlukan dan perlu dijaga untuk memecah ikatan karbon (cracking) dari struktur makro molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil

dan hidrokarbon rantai pendek. Produk yang dihasilkan dari proses pyrolisis pada limbah oli bekas ini berupa fraksi gas, residu padat dan fraksi minyak,� Ujar dosen lulusan S2 di Yuan Ze University, Taoyuan, Taiwan. Oli yang digunakan dalam percobaan ini adalah oli bekas kendaraan bermotor. Sementara katalis bekas yang digunakan adalah jenis HZSM (katalis yang telah digunakan selama 100 jam pada tempe-

ratur 500 oC). Jenis Katalis ini meningkatkan laju reaksi dari proses konversi oli bekas menjadi bahan bakar cair. Cirinya berwarna kuning seperti warna minyak premium namun memiliki bau seperti solar, sehingga belum dapat dipastikan jenis bahan bakar cair apa. Donny juga mengatakan, proses ini baik untuk lingkungan, namun masih perlu penelitian lebih lanjut, karena sulfur content pada

jenis bahan bakar cair yang dihasilkan masih lebih dari 0.1 %wt, sehingga belum bisa diaplikasikan sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor. Temperatur operasi masih tinggi sekitar 370 oC, sehingga dibutuhkan suplai panas yang besar dan memakan biaya yang mahal, waktu reaksi yang diperlukan sekitar satu jam. Fraksi gas yang terbuang ke lingkungan jika terus menerus dihirup, maka bisa terkena gangguan kesehatan bahkan kematian. Sehingga perlu analisis lebih lanjut terhadap gas buang serta modifikasi metode pengambilan gas buang agar kegiatan pengolahan limbah oli bekas dapat lebih aman bagi kesehatan dan lingkungan. Dosen Teknik Kimia Universitas Lampung tersebut berharap bahan bakar cair yang dihasilkan bisa menjadi bahan alternatif energi baru. �Saya akan mencoba memanfaatkan bantuan mikroorganisme untuk mereduksi sulfur dari bahan bakar cair yang telah dihasilkan,� Ujar Donny. selanjutnya akan dikembangkan sebuah reaktor multi feed sehingga semua jenis oli bekas dapat dirubah menjadi bahan bakar cair secara bersamaan dalam satu tempat. Kemudian menganalisis produk dengan fuel analyzer, sehingga diketahui spesifikasi pasti dari bahan bakar cair jenis apa. =

No 140 Tahun XV Trimingguan | Edisi Januari 2015


12

ARTIKEL TEMA

INDONESIA sebagai Poros Maritim DuNIA Dalam Kacamata Ekonomi Oleh Dany Afriandro A.P

K

onsep “Poros Maritim Dunia” Pemerintahan Jokowi-JK kini mengglobal karena dipaparkan langsung oleh Presiden RI di beberapa forum global seperti APEC, East Asis Summit dan G-20. Konsep ini kelanjutan “Pendulum Nusantara” SBY pada program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) yang telah dihentikan oleh Jokowi-JK. Inti Pendulum Nusantara adalah sistem transportasi barang menggunakan kapal ukuran besar (kapasitas 3000-4000 TEU) yang melewati sebuah jalur laut utama dari ujung Barat hingga ujung Timur Indonesia secara rutin seperti gerakan pendulum ketika digoyangkan, maka program ini disebut “Pendulum Nusantara”. Sedangkan Tol Laut, istilah lain Poros Maritim Dunia, awal gerakan justru kebalikan Pendulum Nusantara yaitu dari Timur bergerak ke Barat, kemudian mengayun kembali dari Barat ke Timur, dst. Tak ada beda sama sekali. Berpola sama seperti “pendulum” ber-

goyang. Hakiki kedua konsep tadi merupakan strategi pemerintah dalam rangka mengurangi atau kalau perlu menghilangkan disparitas harga barang dan jasa yang cukup mencolok antara wilayah Barat terutama Jawa, Sumatera, dll dengan wilayah Timur seperti Maluku, Papua, dan lainnya. Potensi perikanan laut Indonesia yang cukup besar perlu dimanfaatkan secara efisien untuk dapat meningkatkan devisa dari sektor kelautan. Namun, menurunnya jumlah populasi ikan di laut akibat pencemaran, peningkatan keasaman air laut, dan over eksploitasi serta diikuti dengan meningkatnya harga bahan bakar minyak (BBM) menjadikan hasil tangkapan ikan dan pendapatan nelayan Indonesia menurun. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan, kerugian akibat illegal fishing di Laut Arafura sendiri pada tahun 2001-2013 mencapai Rp520 trilliun. Angka yang sangat fantastis walau perlu diuji kesahihannya, namun secara umum kerugian akibat illegal

fishing di perairan Indonesia oleh negara lain terbilang sangat besar. Untuk itu diperlukan upaya pengawasan yang lebih efisien dan maskimal sehingga bisa dibayangkan potensi perikanan yang bisa diraup Indonesia sebagai devisa negara sangat fantastis Indonesia adalah negara kelautan yang ditaburi oleh sekitar 17.504 pulau dengan lokasi yang sangat strategis. Kapal-kapal yang mengangkut barang barang yang diperdagangkan di kawasan Asia-Pasifik tersebut melintasi tiga selat kita, yakni Selat Lombok, Selat Makassar, dan Selat Malaka.Mantan Menteri Perikanan Rokhmin Dahuri memperkirakan nilai barang yang melintasi kawasan kita mencapai USD 1.500 triliun per tahun. Ini kira-kira setara dengan Rp 17.250 biliun, atau hampir 10.000 kali lipat dari APBN kita untuk tahun 2014. Presiden RI, Joko Widodo menyatakan, Indonesia menyadari sebuah trasformasi besar sedang terjadi di abad ke-21 ini. Pusat gravitasi geoekonomi dan geopolitik

Ilustrasi Defika Putri N.

“Kita tidak bisa kuat, sentosa, dan sejahtera selama kita tidak kembali menjadi bangsa bahari seperti masa dahulu”, (Bung Karno ; Munas Maritim 1963)

dunia sedang bergeser dari Barat ke Asia Timur.Negaranegara Asia sedang bangkit. Dengan pertumbuhan ekonomi rata-rata tujuh persen per tahun, dengan total GDP sekitar USD40 triliun, kawasan Asia Timur merupakan kawasan paling dinamis secara ekonomi. Sekitar 40 persen perdagangan dunia ada di kawasan ini. Permasalahannya adalah kurangnya komitmen dari para pemimpin kita untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maritim. Untuk itu, pemerintah Indonesia harus mampu

membuat kebijakan pembangunan yang berorientasi dalam bidang kelautan dan meningkatkan anggaran APBN untuk bidang kelautan sehingga infrastruktur di daerah pesisir dan antarpulau, serta meningkatkan kualitas SDM bidang kelautan, kualitas pelabuhan menjadi bertaraf internasional, pengawasan dan produksi perikanan, penelitian dan kesehatan lingkungan laut, serta pengembangan serta pemanfaatan teknologi kelautan.= *) Gubernur BEM FEB 2014-2015. Mahasiswa Manajemen 2011.

Redaksi menerima kritikan dan saran serta kiriman berupa : Artikel atau opini, surat pembaca, dam informasi seputar Unila (diketika font cambria, ukuran font 12 pt). Tulisan yang masuk menjadi milik redaksi dan redaksi berhak menyunting naskah sepanjang tidak mengubah makna tulisan. Redaksi juga membuka rubrik konsultasi. Rubrik ini diasuh oleh dosen Bimbingan Konseling, Diah Utaminingsih, S. Psi, M.A, Psi. Lulusan psikologi UGM ini akan menjawab pertanyaan seputar akademik, kejiwaan, dan pertanyaan lain yang diajukan. Silahkan kirimkan kritik, saran, dan pertanyaan anda ke alamat email ukpmteknokraunila@yahoo.co.id

No 140 Tahun XV Trimingguan | Edisi Januari 2015


APRESIASI

13

Sang pemburu berteduh berteduh aku di balik rimbun, hujan di senja hari membawa hanya satu warna mengudara satu nafas, dan satu hempas beberapa kali aku berteduh di bawah pohon yang sama atap yang sama payung yang sama di waktu yang berbeda semua terasa meresap menyerpih merajuk hingga lepas titik temu pada mata kaku terluka dan mematah titik pada pucuk ilalang berbatasan dengan malam terlupakan sesuka-sukanya diriku harus pergi saat matahari kembali mengudarkan sebuah kata bernama: hangat kita hanya terjebak tenggat maaf yang kilat

Bulan... Apa malam begitu kurang untukmu agar bisa memadu rasa dengan bintang? Dia yang tak bisa jauh dari pantulan cahayamu Dia juga yang selalu ada saat sinarmu terlihat Begitu rentan sampai kalian yang tak pernah menghilang salah satu Hai Proxima centauri… Yang tersapa ketika gelap mulai hadir Apa kau juga akhir dari nama bintang? Karena alfa centauri dan beta centauri bukan akhirmu Apa kalian selalu merindukan bulan seperti mentari? Oh….kala Mendung hadir Sialnya kalian tak akan serasi terlihat Lalu jika fajar merebut bulan diantara bintang Kisah kalian akan berakhir Suhu keindahan telah musnah Lalu, perburuanku akan kalian telah usai Khorik Istiana F. MIPA Biologi ‘12

Prima Helaubudi FEB Manajemen ‘10

Saidatul Fitria Sorak sorai teriak demonstran menuntut pembebasan dari tirani tak bernurani, kau bergumul dalam cekam desing peluru aparat.

Melangkah berani, menggenggam kamera, kau potret sejarah kepahlawanan negeri ini. Hingga, timah panas itu menembus kulitmu, lalu kau tidur lelap di tangah hiruk reformasi. Di balik kebebasan Yang kami nikmati hari ini, kau berkurban, dengan jiwa-raga.

Saidatul Fitria, di bumi Indonesia kau mengabdi untuk negeri. kami takkan pernah lupa...

Deni Yuniardi FKIP Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ‘11

Suara Mahasiswa Sampaikan keluhanmu lewat SMS Mahasiswa, dengan format Nama_Jurusan/Angkatan_Komentar. Kirim ke 085380905884/ 08982252881

Redaksi hanya akan memuat SMS/Komentar yang disertai identias lengkap dan bisa dipertanggungjawabkan, Nama/Jurusan/Fakultas/Angkatan. Kami mencocokkannya dengan data siakad Unila.

M. Agung SD (Teknik Sipil) 085758647xxx Apa kabar UKT para mahasiswa yang memang kurang mampu dan harus membayar mahal? Satria Sakti (Administrasi Negara) 085758929xxx Tolong diperketat penjagaan parkiran di FISIP, karena akhir-akhir ini sering terjadi pencurian helm yang disebabkan kurangnya penjagaan oleh pihak keamanan. No 140 Tahun XV Trimingguan | Edisi Januari 2015


14 REGIONAL Tak Ikuti Tarif, Dishub Siap Beri Sanksi S

abtu, 1 November 2014, Joko Widodo secara resmi mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Harga BBM yang semula Rp 6.500 per liter merangkak naik hingga menembus angka Rp 8.500 per liternya. Hal ini lantas memicu kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok. Tak terkecuali tarif transportasi umum yang notabennya sangat bergantung pada BBM. Sejak saat itu, hampir semua moda transportasi di Indonesia mengalami kenaikan tarif. Dua bulan berselang, tepatnya 31 Desember 2014, Jokowi memutuskan untuk menurunkan harga BBM menjadi Rp 7.600 per liter. Alih-alih membawa angin segar bagi pengguna angkutan umum, penurunan harga BBM nyatanya tak menurunkan tarif Angkutan Kota (Angkot) dan Bus Rapid Transit (BRT) di Bandar

Lampung. Salah satu supir angkot jurusan Rajabasa-Tanjung Karang, Slamet (41) mengaku sudah menaikan tarif angkotnya sejak harga premium mencapai Rp 8.500 per liter. Ia menetapkan tarif maksimum Rp 4.000Rp 5.000 untuk umum dan Rp 3.000 untuk pelajar atau mahasiswa. Menurut Slamet, ia dan beberapa sopir di Bandar Lampung telah sepakat mematok tarif harga maksimal Rp 5.000 untuk rute Rajabasa -Tanjung Karang. “Kurang dari Rp 4.000 nggak nutup buat uang bensin, yang ada kami rugi,” ujar Slamet. Ia menambahkan turunnya harga BBM yang semula Rp 8.500 menjadi Rp 7.600 per liter tidak memiliki perbedaan yang signifikan terhadap omsetnya per hari. “Kalau Harga BBM diatas tujuh ribu, kita sudah nggak berani mematok tarif tiga

KARTUN

ribu untuk umum,” terangnya. Senada dengan Slamet, Ade Suryadi (56) yang merupakan supir BRT merasa tak ada perubahan pada omset yang didapat sekalipun BBM mengalami penurunan Rp 9.00. “Nggak ngaruh. Kalau tarif tetap kayak sekarang, kami kehilangan 1.000,” akunya. Ia juga menambahkan ada perbedaan antara BRT dan angkot. Menurutnya angkot dapat seenaknya menetapkan tarif, tapi tidak dengan BRT yang wajib patuh pada tarif yang tertempel di kaca BRT. Nurul Rahma Oktavia (Pend. Fisika ‘13) salah satu mahasiswa yang harus merogoh kocek lebih dalam untuk naik BRT dari Unila menuju terminal Rajabasa. Ia harus membayar Rp 4.000 dari Unila hingga terminal Rajabasa. “Dulu sebelum BBM naik pernah bayar Rp 3.000. Kalau sekarang sering Rp 4.000,” keluhnya.

Ilustrasi Defika Putri Nastiti

Oleh Yola Septika

Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung , Rifai mengakatan bahwa pihaknya telah menetapkan tarif angkot dan BRT, sesuai Surat Keputusan (SK) Walikota yang telah menetapkan tarif untuk umum tiga ribu rupiah. Sementara untuk pelajar atau mahasiswa hanya Rp 2.500. “Sudah ada penetapan Biaya Operasional Kendaraan (BOK). Jika melebihi itu, artinya supir angkot telah

melanggar pasal 53 undangundang keterbukaan publik,” ungkapnya. Untuk saat ini tindakan Dishub untuk menghindari penyelewengan adalah dengan menempelkan stiker tarif angkutan di setiap angkot. Jika masih ada stiker yang tak tertempel, Dishub siap memberikan sanksi dengan tegas. Rifai berharap semua supir angkutan mengikuti tarif yang telah ditetapkan.=

Oleh Retno Wulandari

No 140 Tahun XV Trimingguan | Edisi Januari 2015


15

EKSPRESI Rizki Kurniawan,

Sejuta Langkah Menuju Sukses

POJOK PKM

Oleh Defika Putri Nastiti

“Kini bisnis menjadi bagian yang amat lekat dengan Rizki, berbagai pekerjaan pernah ia lakoni demi mewujudkan mimpinya menjadi pengusaha sukses. Kemampuan komunikasinya yang baik juga menunjangnya untuk menjadi seorang pembisnis sekaligus seorang trainer.”

M

emiliki kebebasan finansial telah menjadi tekadnya, sejak ia duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Percaya diri dan tak pernah mengharap bantuan orang lain, membuat Rizki Kurniawan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Ilmu Komunikasi 2012 Universitas Lampung ini terus mencari peluang usaha yang dapat ia tekuni. Menjadi anak seorang pedangan kecil-kecilan, membuatnya membuka mata untuk lebih peka dengan keadaaan ekonomi keluarga, begitupun keadaan yang menuntutnya untuk terus mencari penghasilan untuk membantu biaya sekolah kedua adiknya. Sadar akan tanggung jawab yang besar, sebagai sulung dari tiga bersaudara, mau tidak mau membuatnya harus menjadi tulang punggung keluarga, menggantikan orang tuanya yang semakin hari semakin tua. Hal itu lah yang semakin menguatkan tekadnya untuk mulai belajar berbisnis walaupun dirasa tak sejalan dengan pendidikannya. Jiwa kerja keras sudah tergambar jelas saat ia masih tinggal di Rusunawa, mahasiswa bidikmisi ini sudah membuka usaha mulai dari menjual makanan ringan, jasa fotocopi, jasa pengisian air galon dan jasa print. Pekerjaan ini ia tekuni lantaran sebagian uangnya dapat ia kirimkan untuk orangtuanya, dan sisanya untuk biaya hidup selama kuliah. Walaupun ia harus membagi waktu antara kuliah, organisasi dan juga berbisnis, pemuda yang lahir di bulan juni ini tak pernah mengeluh lelah akan aktivitas yang ia jalani, dan hal tersebut juga tak mengganggu nilai akademiknya terbukti Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mecapai 3,51. Mahasiswa yang juga me-

Faris Yursanto Pemimpin Umum

Pemuda dan Perubahan miliki hobi membaca ini pun memiliki kemampuan pulic speaking bagus, terbukti jam terbangnya sebagai trainer sudah cukup banyak. Tak jarang ia mengisi training untuk anak-anak SMA hingga di luar Lampung. “Saya tak mematok tarif untuk bayaran, seiklasnya saja pernah juga tanpa bayaran,” ungkapnya. Tak kenal istilah gengsi, ia pun menekuni banyak pekerjaan. Dulu semasa SMA ia pernah memiliki pengalaman menjadi seorang kernet mobil, hal itu ia lakukan lantaran menjadi seorang perantauan adakalanya uang kiriman dari orangtuanya tak dapat memenuhi kebutuhan,”Pernah juga saya bantu memanen kopi,” tambahnya. Saat ini pun ia diberi kepercayaan untuk menjadi ketua umum Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) komunikasi periode 2012/2013. Karena dirasa jiwa kepemimpinan yang ia miliki dan mudahnya ia bersosialisasi membuatnya terpilih menjadi ketua umum. Kali ini ia tengah fokus dengan bisnis barunya, ia bersama rekan-rekannya mulai merambah usaha di bidang produk perawatan wajah yang kerap dikenal dengan sebutan “Kangen Water”. Kini anggota yang tergabung dalam bisnisnya sudah sebanyak 50 orang, tidak hanya mahasiswa Unila, namun dari berbagai mahasiswa di Lampung.

Dari usaha yang ia tekuni sejak Juni 2014 ini, ia berhasil menyewa sebuah rumah di Perumahan Permai yang ia gunakan sebagai tempat produksi Kangen Water dan tempat berkumpul dengan anggotanya untuk sekedar sharing ataupun mendiskusikan keberlangsungan bisnisnya. “Dua minggu omset mencapai Rp 5.000.000 pernah satu hari dapet omset sampek lima juta,” ujarnya. Penghasilannya ini pun, ia bagikan ke orangtuanya untuk biaya adik-adiknya yang sedang duduk di bangku SMA dan PAUD. Ia pun membuka pintu kesempatan untuk siapapun yang ingin belajar berbisnis, walaupun tak memiliki pengalaman sedikitpun tentang bisnis. Menurutnya hal itu salah satu strategi untuk mengembangkan bisnisnya. “Sukses itu kita mulai semuda mungkin, kalau kita sukses sekarang kenapa harus besok. Dan bagi kita yang ingin sukses lakukan dari hal kecil seperti diri sendiri dan sekarang juga,” ungkapnya mengakhiri wawancara. =

Oleh Riska Martina

Sejarah perjalanan bangsa Indonesia tidak terlepas dari peran pemuda. Bangsa ini mulai dibentuk oleh beberapa pemuda yang sadar akan pentingnya persatuan antarmereka. Kesadaran itu memunculkan sebuah sumpah, sumpah itulah yang kita kenal sekarang sebagai Sumpah Pemuda. Di dalam sumpah itu pula, para pemuda sepakat untuk berikrar bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa satu. Berjalannya waktu peran pemuda semakin terasa, tatkala proklamasi kemerdekaan Indonesia, saat itu terdapat perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda. Golongan tua seperti Soekarno, Moh. Hatta, Achmad Soebardjo, Moh. Yamin, Kiai Haji Mansyur dan Iwa Kusumastuti menginginkan agar proklamasi kemerdekaan dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Namun golongan muda seperti Sukarni, Adam Malik, Wikana, Chaerul Saleh, Syarief Tayeb, Pandu Wiguna dan Tan Malaka menginginkan agar secepatnya dilakukan proklamasi kemerdekaan, mereka menganggap apabila kemerdekaan dilakukan melalui mekanisme PPKI, itu sama saja dengan kemerdekaan Indonesia merupakan hadiah dari pemerintah Jepang mengingat PPKI adalah organisasi bentukan pemerintah Jepang. Alhasil dengan perdebatan yang alot, golongan muda berhasil memengaruhi golongan tua untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 agustus 1945. Tahun 1998 menjadi sejarah yang masih jelas dalam ingatan, betapa para pemuda bersatu untuk menggulingkan pemerintahan Soeharto yang telah berkuasa lebih dari tiga dekade. Seluruh pemuda atau tepatnya mahasiswa menyatukan visi untuk menggulingkan kekuasaan Soeharto yang dianggap sarat dengan praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). Pemuda memang punya modal besar untuk membawa perubahan dengan segala idealisme dan kepeduliannya terhadap kaum tertindas. Tidak salah apabila sang proklamator bangsa Indonesia mengatakan “Beri aku sepuluh pemuda maka akan kuguncang dunia”. Perkataan Soekarno itu tentu dilandasi dengan pemikiran yang jelas. Soekarno sangat sadar betapa dahsyatnya potensi pemuda untuk mampu mengubah dunia. Di tangan pemudalah arah kemajuan bangsa diamanatkan. Visi bersama menjadi penting untuk dilakukan demi memperbaiki permasalahan bangsa yang semakin akut dan butuh perubahan revolusioner. Para penguasa yang terus pro terhadap kaum kapitalis, tindak korupsi yang terjadi di setiap lini pemerintahan, kemiskinan yang semakin meluas, kekayaan alam yang terus dikorbankan untuk kepentingan asing menjadi permasalahan-permasalahan yang dihadapi bangsa ini. Pemuda mempunyai peluang besar untuk mampu mengubah keadaan bangsa ini. Pemuda memiliki idealisme, kemampuan akademik , yang mampu menganalisa masalah sosial serta akhlak yang mulia. Dengan modal itulah, mahasiswa mampu mengkritisi segala kebijakan yang dianggap tidak sesuai dengan keadaan bangsa ini. Pilihan ada di nurani masing-masing pemuda. Mulai menyatukan visi bersama dan menghilangkan ego golongan atau terus membiarkan ketidakadilan dan permasalahan terjadi di bangsa yang kita cintai ini.= Hidup Mahasiswa! No 140 Tahun XV Trimingguan | Edisi Januari 2015



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.