Teknokra Unila @TeknokraUnila
TABLOID MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG
www.teknokra.com
Edisi Maret 2015 No 141 Tahun XV Trimingguan
Teknologi, Inovasi, Kreativitas dan Aktivitas
Tetap Berpikir Merdeka! Ilmiah Bisa, Populer Juga Boleh
Halaman 4
Harapannya saat di bangun Kampus II di Kota Baru nanti, Unila dapat memenuhi fasilitas yang la足 yak, yang selama ini belum didapat oleh Mahasiswa Unila.
Halaman 6
UPT Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (PKK) membuat sebuah Gerakan Seribu Wirausaha (Gabuwira) yang diharapkan dapat mahasiswa memiliki skill dan minat kewirausahaan.
Halaman 15
Mulai dari situ ia pun mengembangkan bisnisnya, berawal dari agen laundry, ia akhirnya bisa membuka jasa laundry.
TIMANG-TIMANG
PROGRAM KERJA
KKN
2
SALAM KAMI COMMENT Perlu Evaluasi
Foto Riska Martina
Harus Tahu dan Berani Pramoedya Ananta Toer dalam Khotbah dari Jalan Hidup mengatakan, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” Ada dua syarat sederhana bila kau ingin “Bekerja untuk keabadian”: kau harus tahu dan kau harus berani. Tak cukup hanya tahu, tapi kami juga harus punya keberanian, punya nyali untuk menyampaikan pikiran kami lewat tulisan-tulisan. Teknokra ada memang untuk menyampaikan pemikiran tentang sebuah kebenaran, lewat tulisan kami coba menyampaikannya pada khalayak. Namun, ketika kami merasa sudah cukup menjadi pers kampus yang berimbang,
banyak pihak yang meragukan pemberitaan kami, tak sepakat atau tak paham bahwa kami bukan lah sebuah Humas Kampus, tapi kami adalah Pers Kampus yang tak sekedar menyampaikan informasi tapi juga sebagai kontrol sosial. Tahu dan berani menjadi bekal kami dalam memainkan peran di Pojok PKM ini, sehingga kami tak sembrono. Selain itu untuk tetap eksis Teknokra pun butuh kritik dari para pembaca, sebagai bahan evaluasi kami kedepannya. Lewat terbitan triminggu ini, kami mencoba menjembatani antara mahasiswa dan pemegang kekuasaan tertinggi di Kampus Hijau. Kritikan bagi kami adalah dukungan. Ketika email redaksi dipenuhi kritik, artinya Teknokra masih di-
pedulikan. Teknokra masih dianggap ada. Sehingga tak perlu lagi berharap datangnya keajaiban yang merubah sikap apatis mahasiswa seperti saat ini. Bukan hanya sebatas kritik, Teknokra pun membutuhkan saran. Kritik tanpa saran seperti ide tanpa gerakan. Lewat Tabloid Trimingguan 141 ini kami mengajak seluruh civitas akademika Unila untuk mengevaluasi pelaksanaan KKN sebagai pengabdian mahasiswa kepada masyarakat. Agar pelaksanaan KKN berikutnya semakin baik. Selain itu jugaw kami menyajikan info terhangat seputar kampus yang mencakup kegiatan para mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKP), serta info penting dan menarik. Tetap Berpikir Merdeka!=
Pengabdian masyarakat yang merupakan salah satu poin dari Tri Darma Perguruan Tinggi, ternyata menjadi salah satu indikator penilaian akreditasi universitas oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Di Universitas Lampung, Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi aksi nyata dari pengabdian masyarakat. Empat puluh hari mahasiswa dari berbagai jurusan dibagi kelompok dan mengabdi di desadesa terpencil di beberapa kabupaten, dengan harapan mahasiswa bisa mengabdi untuk masyarakat dengan ilmu yang telah mereka dapat selama di kampus. Pengabdian masyarakat ini, seharusnya menjadi ajang mahasiswa melihat dan menilai sejauh mana mahasiswa dapat menjalankan peran mereka di tengah-tengah masyarakat. Tak sekedar menjalankan program kerja yang diwajibkan oleh kampus, namun mahasiswa juga memiliki tanggung jawab moral serta tangggung jawab sosial kepada masyarakat di lokasi KKN mereka. Namun yang disayangkan, tak banyak mahasiswa yang memiliki nalar seperti itu. Kondisi lokasi KKN, mulai dari tempat tinggal, serta fasilitas yang kurang di lokasi membuat mahasiswa mengeluh dan berharap ingin segera pulang. Tak jarang juga mahasiswa tak bisa memposisikan diri selama menjadi mahasiswa KKN, tidak welcome dengan masyarakat setempat. Sehingga progja yang telah mereka susun tak berjalan dengan lancar. Karena warga juga tidak mau atau merasa keberatan untuk melaksanakan progja dari mahasiswa. Banyak hal yang sebetulnya bisa dijadikan evaluasi dari KKN tahun ini, bahkan tahun-tahun sebelumnya. Tak hanya dari pihak mahasiswa, tapi juga dari pihak Tim KKN yang kurang kontrol, akibatnya kerja mahasiswa selama KKN tak diketahui oleh pihak Unila. Banyak laporan yang sebenarnya dikerjakan hanya di meja, realitasnya mahasiswa tidak mengerjakan progja yang mereka tulis dalam laporan. Selanjutnya, mungkin pihak Unila harus berpikir ulang untuk menggelar KKN dengan sistem yang sama, atau bahkan Unila bisa menghilangkan program KKN, dan membuat program baru untuk pengabdian masyarakat yang lebih efektif serta efisien, baik bagi mahasiswa serta masyarakat.=
Cover
Judul : Timang-Timang Program Kerja KKN Ide & Desain Retno Wulandari
KYAY JAMO ADIEN
TABLOID TRI MINGGUAN diterbitkan oleh Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) TEKNOKRA Universitas Lampung ALAMAT Grha Kemahasiswaan Lt.1 Jl. Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145 Telp .(0721) 788717 EMAIL ukpmteknokraunila@yahoo.co.id, redaksi.teknokra@gmail.com WEBSITE www. teknokra.com Pelindung: Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, MS Penasihat: Prof. Dr. Sunarto, SH, MH Dewan Pembina: Maulana Mukhlis, S.Sos.,MIP. Anggota Dewan Pembina: Prof. Dr. Ir. Muhajair Utomo, M.Sc., Asep Unik, SE. ME., Drs. M. Toha B. Sampurna Jaya, M.S., Dr. Eddy Riva’i, S.H., M.H., Ir. Anshori Djausal, M.T., M.A., Dr.Yuswanto.SH.,MH., Dr.Eddi Rifai SH.MH., Asrian Hendi Caya,SE.,ME., Dr. Yoke Moelgini M.Sc, Irsan Dalimunte,SE.M.Si,MA., Dr.Dedy Hermawan S.Sos,M.Si., Dr. Nanang Trenggono M.Si., Dr.H.Sulton Djasmi, M.Si., Syafarrudin, S. Sos. MA., Toni Wijaya S.Sos.MA, M. burhan, Vina Oktavia, S.Pd., Yurike Pratiwi
KYAY JAMO ADIEN
Oleh Retno Wulandari No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015
Pemimpin Umum: Faris Yursanto Pemimpin Redaksi: Hayatun Nisa F Pemimpin Usaha: Fitri Wahyuningsih Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan: Kurnia Mahardika Kepala Kesekretarian: Lia Vivi Farida Redaktur Pelaksana: Ayu Yuni Antika Redaktur Pelaksana Daring: K horik Istiana Redaktur Berita: Fahmi Bastiar (Non Aktif), Rika Andriani Reporter : Defika Putri Nastiti, Siti Sufia (Non Aktif), Yola Savitri Redaktur Foto: Fitria Wulandari Fotografer: Riska Martina Redaktur Artistik: Retno Wulandari Staf Artistik: Defika Putri Nastiti Kameramen: Fajar Nurrohmah, Wawan Taryanto Redaktur Daring: Yola Septika Manajer Keuangan: Fitria Wulandari Manajer Usaha : Imam Gunawan Staf Keuangan: Yola Savitri Staf Periklanan: Siti Sufia (Non Aktif) Staf Pemasaran: Yola Septika Staf Kesekretariatan: Riska Martina Staf Analisis dan Perpustakaan: Fajar Nurrohmah Staf Pengkaderan dan SDM: Retno Wulandari Magang: Anisa, Fitri A, Tiara I.S, Aditya, Enindita Prastiwi., Fajarasiwi Ismania, Lailatul Badriah, Luvita WH, Noni Perwitosari, Retnoningayu J.U, Sheli Permai Sela.
KAMPUS IKAM Kembangkan Kreativitas Mahasiswa Lewat PKM-GT
Oleh Retnoningayu Janji Utami
FKIP-Tek: Sudah tiga minggu sejak Zulkarnain, Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung menghimbau seluruh mahasiswanya mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT) yang diadakan Direktorat Jendral Pendidikan Dinggi (Dirjen Dikti). Meski baru tahun ini diadakan, mahasiswa Jurusan IPS terlihat cukup antusias mengikuti program tersebut. Dalam upaya mendukung program ini, mahasiswa telah dibekali Pendidikan dan Latihan (Diklat) seputar cara penulisan, format penulisan, dan bagaimana menuangkan suatu ide. “Semoga dengan ini, wawasan mahasiswa berkembang, berkembang juga aka-
demiknnya dan juga dengan PKM–GT ini, diharapkan mampu melatih soft skill, merubah mahasiswa yang lebih suka hura-hura untuk lebih peduli,” ujar Zulkarnain. Tak ada persyaratan khusus bagi mahasiswa yang ingin mengikuti PKM-GT ini. “Jika anak itu mau, punya ide dan tertarik untuk menuangkan ide-ide kreativitas mereka, yah silahkan, “ tutur Zulkarnain. kebanyakan mahasiswa berminat di bidang kewirausahaan dan riset. Hingga hari terakhir pengumpulan pada Rabu, (17/3) tercatat 50 tim yang sudah mengajukan judul terbaiknya. Tiap tim beranggotakan 3-5 mahasiswa yang dibantu satu dosen pembimbing. “Grand Design Of Character Build” menjadi judul PKM-GT yang digagas oleh salah satu
mahasiswa baru, Dwi Mustofa (FKIP Geografi ’14). Menurut Dwi, hal tersebut sebagai upaya pencegahan konflik di Lampung melalui strategi integralistik Karang Taruna Desa. “Pemudanya terlebih dahulu, baru kita dapat meredam sedikit konflik-konflik yang kerap kali terjadi,” papar Dwi Mustofa . Berbeda dengan tema yang diusung Dwi, Yuniyarsih (FKIP Geografi ’12) dan ketiga rekannya membuat proposal PKM-GT berjudul “Rumah AKI, solusi Inovatif Pembinaan Lansia di Desa Tri Tunggal Kecamatan Bangun Margo Kabupaten Tulang Bawang”. “PKM-GT ini bagus, karena disinilah ide kreatif mahasiswa dapat tersalurkan, yang kemudian dipublikasikan untuk membantu permasalahan pemerintah,” ujarnya.=
Foto Riska Martina
Proyek Kantin. Sejumlah pekerja harian mengerjakan proyek pembangunan kantin mahasiswa, yang terdiri dari sepuluh lokal di Fakultas Pertanian. Foto dibidik Kamis (19/03).
NGEKHIBAS E-journal gak berlangganan? Gimana cari refrensi? KKN 40 hari?
Kok gak ada bekasnya?
Mau bangun kampus baru? Apa kabar Ratulangi dan Metro? Unila diminati?
Semoga gak salah ya!
Cetak Muslimah Cerdas ala Ibnu Sina
3
Cetak Muslimah Cerdas ala Ibnu Sina
Oleh Yola Septika
Oleh Yola Septika FK-Tek: Forum Studi Islam Ibnu Sina (FSIIS) Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK (FSIIS) Unila) dalam FK-Tek : Forum Studi Islam Ibnu Sina Fakultas Kewaktu dekat akan menghelat seminar bertajuk dokteran Universitas Lampung (FK Unila) dalam waktu Muslimah ala Ibnu Sinabertajuk (Muscina), Sabtu (28/3) dekat akanCerdas menghelat seminar Muslimah Cerdas dialagedung D FK Unila. Acara ini dikhususkan Ibnu Sina (Muscina), Sabtu (28/3) di gedungbagi D FKpara Unila. Acara ini dikhususkan bagi para muslimah ingin me muslimah yang ingin mengalahkan pesonayang bidadari ngalahkan pesona bidadari surga, sesuai dengan surga, sesuai dengan temanya Kalahkan Pesonatemanya Kalahkan Pesona Bidadari Surga. Bidadari Surga.
Berbeda dari tahun sebelumnya yang diikuti lingkup FK saja, tahun initahun seminar dibuka untuk umum. Amalia Berbeda dari sebelumnya yang diikutiAjeng lingkup Insani (Pend. Dokter ’13) selaku ketua pelaksana mengataFK saja, tahun ini seminar dibuka untuk umum. Ajeng kan pembicara datang dari kalangan akademisi, motivator, Amalia Insani (Pend. Dokter ’13) selaku ketua pelaksana dan artis. Seperti dr. Ratna Dewi, Sp.OG (dosen FK Unila dan mengatakan pembicara datang dari kalangan akademisi, pakar kesehatan kewanitaan dan kandungan), Husna Hida motivator, dan Sepertidan dr.Meyda Ratna Sefira Dewi,(Aktris Sp.OG Film, yati (Inspirator artis. Muslimah), (dosen FK Unila dan pakar kesehatan kewanitaan dan Penulis, dan Inspirator Muslimah). kandungan), Husna Hidayati (Inspirator Muslimah), Berbagai acara seperti bazaar, photo-booth, dan talkshow jugaMeyda ikut memeriahkan acara tersebut. Acara dan Sefira (Aktris Film, Penulis, danmuslimah Inspiratortersebut telah dipersiapkan sejak Desember tahun lalu. Tak Muslimah). kurang dari 70 orang anggota FSIIS ikut membantu menyukseskanacara acara seperti ini. Ajeng berharap acara ini dapat Berbagai bazaar, photo-booth, dan diterima sehingga dapat mengajak para wanita untuk membuka talkshow juga ikut memeriahkan acara tersebut. Acara wawasan seputar dunia wanita dalam sisi keislaman. “Gomuslimah tersebut telah dipersiapkan sejak Desember al-nya mencetak muslimah cerdas,” ujar Ajeng.=
tahun lalu. Tak kurang dari 70 orang anggota FSIIS ikut membantu menyukseskan acara ini. Ajeng berharap acara ini dapat diterima sehingga dapat mengajak para wanita untuk membuka wawasan seputar dunia wanita dalam sisi keislaman. “Goal-nya mencetak Oleh Retnoningayu Janji Utami muslimah cerdas,” ujar Ajeng.bb
BEM FKIP Adakan Sekolah Politik
FKIP-Tek: Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung adakan sekolah politik yang berlangsung selama tiga hari (7, 8, 14/03). Acara yang dihadiri oleh 70 peserta ini mengusung tema “Membangun Pemimpin Cerdas, untuk Masa Depan Demokrasi Indonesia” agar mahasiswa dapat berperan aktif sebagai generasi penerus kaum elite politik. Sekolah politik ini menghadirkan Aziz Budisantoso (ketua KAMMI), Ahmad Khoirudin Syam (Presiden BEM-U), Noprianda (kepala devisi advokasi IMAKIPSI), serta Agung Wibawa (akademisi Unila) sebagai pemateri. Materi yang disampaikan mengenai dasar-dasar politik, sejarah pergerakan mahasiswa, rekayasa sosial dan politik, analisis isu, aliansi pergerakan, problematika pergerakkan di Indonesia, retorika politik, ideologi dalam gerakan politik, serta etika politik. Seusai materi, mereka merancang rekayasa politik dan mengadakan diskusi dalam beberapa kelompok. Deni Yuniardi (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ’11) selaku Gubernur BEM-F berharap mahasiswa mulai bisa berpikir cerdas, berani menentukkan sikap menanggapi isu mengenai fenomena politik dengan sikap yang benar serta tak terjebak dalam pragmatisme dan materialistik. Semoga sekolah ini berkelanjutan untuk kedepannya,” ujarnya berharap. =
Forkom Pilih Koordinator Baru Oleh Enindita Prastiwi
Unila-Tek : Forum Komunikasi (Forkom) Universitas Lampung memilih koordinator baru untuk kepengurusan Forkom 2015 sekaligus Serah Terima Jabatan (Sertijab). Acara ini berlangsung di Ruang Sidang Lt. 2 Grha Kemahasiswaan Unila . Diskusi Forkom ini melibatkan 30 Unit Kegiatan Mahasiswan tingkat Universitas (UKM-U), Rabu (18/3). Awalnya, setiap perwakilan UKM mengajukan diri sebagai calon koordinator. “Sebaiknya yang dikirim sebagai delegasi adalah 3 jabatan terakhir di UKM tersebut,
jangan asal-asalan,” ujar Imelda Astari (Pend.Bahasa dan Sastra Inggris ’11) selaku koordinator Forkom 2014. Selanjutnya, dari setiap perwakilan ditanyai kesediaannya menjadi koordinator Forkom. Ada 10 perwakilan UKM yang bersedia menjadi koordinator. Kemudian, 10 perwakilan tersebut pun menyampaikan visi dan misinya. Lalu, para calon koordinator dipersilahkan meninggalkan ruang sidang dan memberikan kesempatan para peserta rapat untuk bermusyawarah, menentukan koordinator
Forkom yang baru. Akhirnya, Nasyratul Ilmi (Teknik Geofisika ’12) dipilih sebagai koordinator Forkom 2015 menggantikan Imelda Astari. “Forkom bisa lebih baik lagi serta fasilitas UKM lebih layak dan memadai,” harap Nasyratul Ilmi. Imelda Astari juga berpesan untuk kebaikan kepengurusan Forkom baru. “ Semoga forkom selanjutnya bisa lebih bisa menampung aspirasi tiap UKM, lebih sigap dalam setiap permasalahan yang ada serta lebih akrab dengan UKM-U lainnya,” harap Imelda.=
No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015
4
KAMPUS IKAM
Kampus Baru di Kota Baru Oleh Defika Putri Nastiti
Unila-Tek: Sebagai usaha untuk mengembangkan Universitas Lampung (Unila), Unila telah menjalin kerja sama dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Lampung, Kementrian Riset dan Teknologi (Kemristek) serta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) untuk membangun kampus II Unila di Kota Baru, Desa Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan. Dari 300 hektare area kampus Institut Teknologi Sumatera (Itera), sepertiga diantaranya menjadi lokasi dibangunnya Kampus II Unila. Wakil Rektor IV Bidang Perencanaan, Kerjasama, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Prof. John Hendri mengatakan bahwa rencana pembangunan kampus baru tersebut masih pada tahap pengurusan surat rekomendasi dari Itera, Sekda, dan Dikti. Ditargetkan tahun 2016, Kampus II Unila akan mulai dibangun. “Kerjasama ini
telah dimuat dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang dirumuskan dengan Itera, yaitu tentang membagi sepertiga tanah untuk membangun kampus II Unila,” Ujar John Hendri saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (16/3). Lahan seluas 100 hektare yang didapat Unila akan digunakan sebagai tempat praktikum dan income engineering. Kampus II Unila di Kota Baru akan dibangun Fakultas Eksakta seperti Fakultas Pertanian (FP), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Fakultas Teknik (FT). Selain tiga fakultas tersebut, akan dikembangkan fakultas baru seperti Fakultas Teknologi Pertanian dan Fakultas Perhutanan. “Harapannya saat di bangun Kampus II di Kota Baru nanti, Unila dapat memenuhi fasilitas yang la yak, yang selama ini belum didapat oleh Mahasiswa Unila karena kekurangan tempat di kampus pusat ini,” ujar John Hendri mengakhiri.=
Himateks Gelar CBR Oleh: Luvita Willya Hendri
FT-Tek: Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (Himateks) menggelar acara Civil Brings Revolutions (CBR) dengan tema “From Civil To Nature And Nations”. Acara yang diadakan tiap tahun ini bertujuan mengaplikasikan ilmu yang didapat selama duduk di bangku kuliah ke dalam sebuah karya melalui pengembangan inovasi dan kretivitas mahasiswa. Rangkaian acara dan berbagai perlombaan tingkat nasional dilangsungkan selama empat hari, (1114/ 3). Kepedulian terhadap lingkungan turut ditunjukkan Himateks dengan mengadakan “Civil Go Green” di Ketapang, Pesawaran, Rabu (11/3). Acara tersebut melibatkan murid SD 1 Gebang melalui penanaman pohon bakau. CBR juga menyelenggarakan seminar nasional bertema “Tol Sumatera Impian Dunia Transportasi Indonesia”
di Museum Lampung, Jumat (13/3). Beberapa perlombaan yang dihelat seperti lomba beton, perencanaan rumah, dan pengerasan aspal seba nyak enam tim, lomba membangun jembatan ringan dan karya tulis ilmiah bagi pelajar sebanyak lima tim. Tak hanya itu, ada juga lomba fotografi yang diselenggarakan untuk umum serta donor darah, Sabtu (14/3). Salah satu peserta, Ayu Ning Tyas Widayanti meng ungkapkan bahwa acara CBR mengasyikan, seru, dan mampu mengasah kemampuan generasi penerus bangsa. “Saya berharap acara ini lebih baik lagi kedepannya dengan memperbanyak cabang perlombaan,” ujar siswi SMA N 1 Kota Gajah, Lampung Tengah itu. Hal serupa juga diungkapkan Rian Surya Negara, pembina akhir di SMA
Laboratorium Singaraja, Bali Utara yang sekaligus pemenang juara I lomba LKTI. “Acara yang bagus dan menarik, lewat acara se perti ini bisa mengenal Lampung lebih jauh, saya beserta siswa-siswa binaan saya bisa memperoleh pengalaman, ilmu, dan juga menambah banyak teman. Semoga acara seperti ini berlanjut tiap tahun dan terus diadakan,” ujarnya berharap. Ketua Pelaksana CBR, Oktario Nur Hidayat (Teknik Sipil ’11) mengungkapkan bahwa persiapan acara sudah dimulai sejak November 2014 lalu. Meski dalam persiapannya mengalami beberapa kendala, ia mengaku cukup senang karena acara berjalan sukses dan lancar. “Harapannya mahasiswa le bih sema ngat dalam mengembangkan inovasinya, dan tahun depan bisa lebih sukses lagi acara nya,” ujarnya.=
Mubes Perdana UKM KOIN Oleh Defika Putri Nastiti
Unila-Tek: Setelah setahun terbentuk sebagai Unit Ke giatan Mahasiswa Universitas (UKM-U), Komunitas Integritas (KOIN) mengadakan Musyawarah Besar (Mubes) untuk pertama kalinya di Ruang Sidang, Graha Kemahasiswaan Unila, Sabtu (21/3). Mengusung tema “Jujur, Bertanggung jawab dan Berintergritas”, Mubes tersebut dihadiri 50 orang anggota KOIN. Tema tersebut diusung karena dinilai sesuai dengan harapan seluruh anggota agar seluruh anggota KOIN memiliki dan menjunjung sifat jujur, Bertanggung jawab dan Berintergritas. Pergantian anggota, pembahasan Program Kerja (Progja), dan Lembar Pertanggung Jawaban (LPJ) tiap presidium menjadi topik yang dibahas dalam Mubes. Bery Decky Saputra (Administrasi Negara ’12) selaku ketua pelaksana mengatakan persiapan sudah dilakukan sejak akhir bulan Desember.
“Persiapan yang dilakukan adalah tentang kepanitian dan agenda-agenda yang akan dilaksanakan saat Mubes,” Ujar Bery saat ditemui di Sekretariat KOIN, Sabtu (21/3). Dalam Mubes ini juga akan dipilih calon Ketua Umum KOIN 2015 yang akan menggantikan Diki Thantawi (Ilmu Pemerintahan ’11) selaku Ketua Umum sebelumnya. Empat kandidat yang menjadi calon ketua umum yaitu, Rifki Hidayatul Rahman (Administrasi Negara ’12), Al Fajar (Administrasi Negara ’12), Bery Decky Saputra (Administrasi Negara ’12) dan Tini Apriliasari (Pendidikan Biologi ’13). Dengan ketua terpilih, Rifki Hidayatul Rahman. “Harapan saya kedepannya, agar siapapun pengurus yang terpilih dapat menjunjung dan menularkan sifat jujur, bertanggung jawab, berintegritas, dan tentunya membuat KOIN menjadi lebih baik lagi,” ujar Bery berharap.=
No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015
Foto Riska Martina
Bersih-bersih. Sejumlah petugas kebersihan Universitas Lampung membersihkan area pohon beringin saat Tim Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN- PT) berkunjung. Foto dibidik Jum’at (06/03).
Akses E-Journal, Tunggu Acc Dulu! Oleh Rika Andriani
Unila-Tek: Saat ini mahasiswa ataupun dosen Universitas Lampung (Unila) tak bisa mengakses E-journal Unila sebagai bahan referansi karya ilmiah mereka, hal ini lantaran anggaran dana untuk berlangganan E-journal yang diajukan sejak tahun lalu tak kunjung mendapat kepastian perihal persetujuannya. Saat di temui di r uangannya, Eng Mardiana selaku Kepala Perpustakaan Unila menga takan “Tugas kami hanya me ngajukan, tapi masalah diAcc
atau tidak tergantung Dikti,” ujarnya, (16/2). Dirinya pun me rencanakan tahun ini melakukan survei ke fakultas dan prodi menilai jurnal apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa maupun do sen. Hal ini dilakukan agar E-journal diakses oleh civitas akademika Unila, sehingga tak sia-sia dalam berlangganan. Ia pun berharap nantinya jika Unila kembali berlangganan E-journal, mahasiswa atau pun dosen dapat mengakses fasilitas yang sudah disediakan
oleh Unila supaya mempermudah proses belajar mengajar. Bagi seluruh civitas akademika yang berada di sekitar Unila, dapat mengakses Ejournal secara langsung. Namun, jika berada di luar area kampus harus meminta username dan password ke pihak perpustakaan Unila. “Username dan password tidak bisa kami publikasikan secara umum. Karena takut sembarangan orang memanfaatkannya,” je las Mardiana.=
KAMPUS IKAM
5
MEE, Pengabdian Himatem Untuk Masyarakat Oleh Khorik Istiana
Foto Hayatun Nisa F
Darurat. BEM-U melakukan FreezMobe di depan bundaran Unila, dengan tema Indonesia Darurat Lampung Menggugat. Ini juga merupakan ajakan kepada mahasiswa Unila untuk melakukan aksi selanjutnya. Foto dibidik Jumat (20/03).
Unila Makin Diminati Oleh Yola Savitri
Unila-Tek: Tahun ini Universitas Lampung (Unila) membuka tiga jalur utama bagi calon mahasiswa dengan kuota yang sama dengan tahun lalu. 50% jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), 30% jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan 20% sisanya akan dibagi untuk jalur Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP), Kemitraan dan Bina Lingkungan. Pada SNMPTN 2015, jumlah siswa yang mendaftar ke Unila mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yang berjumlah 21 ribu menjadi 28.921 pendaftar. Sebanyak 2.726 siswa mendaftar melalui BidikMisi. Pendaftar yang menjadikan Unila sebagai pilihan pertama sebanyak 13.496 dan menjadikannya pilihan kedua sebanyak 9.953 pendaftar.
Tahun ini, jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) menjadi jurusan yang paling diminati, dengan jumlah pendaftar 2.987, disusul Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sebanyak 2.371, dan pendaftar Fakultas Hukum sebanyak 2.258 pendaftar. Pada SNMPTN tahun ini Unila membuka Program Studi yang pada tahun lalu masuk dalam kuota lokal diantaranya Fakultas Teknik (FT) yang membuka 3 Program Studi baru, antara lain Teknik Arsitektur, Teknik Informatika, dan Geodesi. Sementara FKIP membuka Pendidikan Bahasa Perancis. “Meski relatif baru, namun peminat program studi tersebut dapat mengungguli jurusan yang sudah ada sejak lama.” jelas Muhamad Komarudin, kepala UPT Puskom Unila selaku
ketua panitia lokasi pada Kamis (19/3) Sebanyak 16.500 pendaftar berdomisili di Provinsi Lampung, 4.400 pendaftar berdomisili di Sumatera Selatan, 500 pendaftar dari Sumatera Utara dan beberapa berasal dari Provinsi Papua dan Papua Barat. Untuk tahap seleksi, Unila masih mengacu pada sistem yang diterapkan oleh pusat. Penilaian utama berasal dari prestasi siswa yang berupa nilai rapor dan prestasi yang dibuktikan dengan piagam serta indeks prestasi sekolah yang meliputi akreditasi sekolah, prestasi serta alumni sekolah tersebut. UPT Puskom Unila juga membuka posko atau Helpdesk pelayanan SNMPTN sejak mulai dibukanya pendaftaran. Posko ini siap melayani pendaftar yang kesulitan memverifikasi nilai atau pun kesulitan mendaftar.=
Bangun Negeri Lewat Pekan Inovasi Oleh Enindita Prastiwi
FP-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Lembaga Studi Mahasiswa Pertanian (LS-Mata) Fakultas Pertanian (FP) Unila adakan Pekan Inovasi LS-MATA (PIN LS-MATA). Kegiatan bertema “Inovasi Mandiri untuk Membangun Negeri” tersebut dilaksanakan pada Sabtu-Ming gu, (21-22/3) di pelataran Aula FP. Terdapat empat cabang perlombaan seperti Pemanfaatan Sampah Organik dan Anorganik, Green Jammin’ Coustic, Wall Magazine In-
novation (WAMI) khusus peserta SMA, dan Photography and Groupies Genic. Dari 30 Sekolah Menengah Pertama (SMA) negeri dan swasta yang diundang, sebanyak 20 sekolah yang berpartisipasi. “Ada 30 SMA Negeri dan Swasta di Lampung, 4 sekolah dari Pesawaran, 4 sekolah dari Pringsewu, 3 sekolah dari Natar dan 7 sekolah dari Metro,” ungkap Penanggung Jawab Acara, Rifky Bangsawan (Agroteknologi ’12). Acara yang baru pertama digelar tahun ini pun dime-
riahkan dengan aksi donor darah bersama Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Lampung. M. Safrizal Anwar (Agribisnis ’13) selaku ketua pelaksana mengungkapkan bahwa di akhir acara akan diumumkan pemenang dari tiap cabang perlombaan. Selain doorprise, masing-masing pemenang diberikan uang tunai dan sertifikat sebagai penghargaan. “Semoga acara perdana LS-Mata ini berjalan lancar dan dapat menjadi acara tahunan,” ujarnya mengakhiri.=
Unila-Tek: Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin (Himatem) Fakultas Teknik Universitas Lampung adakan Mechanical Engineering Expo (MEE). Acara yang akan diselenggarakan (31/3-2/4) ini mengusung tema “Apply The Knowledge For Society”. Rangkaian acara tersebut meliputi rolling thunder, tune up motor gratis untuk semua jenis motor tahun 2011-2015, uji emisi kendaraan roda empat, festival musik, motor show contest, instal laptop gratis, bazaar, pameran tugas akhir teknik mesin, pelayanan SIM keliling, medical cek up, donor darah dan beberapa perlombaan, seperti lomba karya tulis ilmiah tingkat SMA se-Lampung, lomba gambar teknik tingkat SMK se-Lampung, serta workshop pengelasan. Ketua Pelaksana, Kiki Eko Suwanto (Teknik Mesin ’12) menjelaskan bahwa acara MEE merupakan rangkaian pengabdian kepada masyarakat. Sasaran dari kegiatan ini ditujukan untuk umum dan pelajar. Selain itu acara uji emisi bekerja sama dengan dinas perhubungan, Kapolda dan tata motor. M. Faris (Teknik Mesin ’12), ketua umum Himatem menerangkan bahwa MEE adalah acara terbesar Teknik Mesin. “Mahasiswa adalah pembantunya masyarakat, jadi kita yang harus memberikan pengabdian. Apa yang sudah kami dapatkan di bangku kuliah, kami terapkan melalui MEE,” ujar Faris mengakhiri.=
Fasilitasi Masyarakat untuk Sarana Belajar Desain Oleh Khorik Istiana
FMIPA-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Natural Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unila adakan pelatihan desain grafis dan tata letak. Acara yang digelar di Gedung Fasilitas Bersama lantai 2 FMIPA, Sabtu (21/03), merupakan acara tahunan Natural bertepatan dengan hari lahirnya ke-16. Pelatihan tersebut mencakup pembuatan karakter 2 D, flat design, teknik layout, pembuatan logo dengan Tools Adobe Illustrator dan Adobe Indesign. Hadir sebagai pemateri Hermansyah Romadhona (Pemimpin Design Store) dan Dafri (Matem ‘13) selaku Redaktur Media Cetak Natural. Asrul Fanani (FMIPA Kimia’14) selaku panitia pelaksana berharap memalui pelatihan tersebut peserta dapat desain dan lebih menghargai desain jurnalistik surat kabar. Pemimpin umum Natural, Sigit Sopandi (Ilmu Komputer ’11) menjelaskan acara ini merupakan bentuk fungsi mahasiswa dalam bidang pengabdian masyarakat. Sigit juga menjelaskan esensi yang didapat bukan publikasi yang ada dimana-mana, untung di dana atau peserta yang membludak, “Semoga peserta puas dan pengurus semakin solid” ujar Sigit.=
Kuatkan Tali Ukhuwah Oleh : Defika Putri Nastiti
FISIP-Tek : Bertempat di Gedung B Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unila, Forum Studi Pengenalan Islam (FSPI) FISIP Unila mengadakan reuni alumni, Sabtu (21/3). Acara yang mengusung tema “Temu Kangen Alumni FSPI” ini dihadiri kurang lebih 50 orang. Sholehuddin Ridwan (Administrasi Negara ’12) selaku Ketua Umum FSPI mengatakan, acara yang dihadiri oleh anggota dan alumni dari tahun 1995-2011 itu bertujuan mempererat saliturahim, mengakrabkan, dan menambah relasi untuk anggota FSPI sendiri. Sholeh juga berharap bukan hanya saat acara diadakan tapi untuk seterusnya alumni dan anggota FSPI dapat terus menjaga komunikasi dan acara semacam itu dapat diadakan lagi tahun depan. Salah satu alumni FSPI, Amanda Ramadani (Administrasi Negara ’11) merasa senang dengan diadakan acara temu alumni tersebut, karena ia dapat bertemu dengan alumni yang lain dan para pengurus FSPI, menurutnya hal tersebut dapat mempererat tali ukhuwah.=
No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015
6
KAMPUS IKAM Seleksi Kafilah MTQ 2015 Oleh Enindita Prastiwi
Unila-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa Bina Rohani Mahasiswa (UKM Birohmah) Universitas Lampung adakan seleksi kafilah Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) di masjid Al-Wasii, Sabtu (21/3). Agenda rutin dua tahunan ini diadakan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) dan diikuti seluruh Perguruan Tinggi di Ind onesia. Pada seleksi ini, pemenang tingkat Universitas akan dikirim ke Universitas Indonesia sebagai perwakilan Unila di tingkat nasional, awal Agustus mendatang. Dengan mengusung tema “Mewujudkan Insan Dambaan Zaman Berakhlak Quran”, acara ini terdiri dari
Foto Hayatun Nisa F
Dilarang Parkir!. Pengendara motor memarkirkan motornya di area bebas parkir, depan Grha Kemahasiswaan, kendaraan yang lain pun tak mengindahkan plang bebas parkir. Foto dibidik Sabtu (21/03).
Jadi Mahasiswa Luar Biasa Lewat Mapala Oleh Ayu Yuni Antika
Unila-Tek: “Be Learn, Be Survive, Be Adventure!” merupakan jargon yang tertulis pada pamphlet Open Recruitment (OR) Latihan Dasar XXIV, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Lampung (Mapala Unila). Pendaftaran peserta yang dibuka sejak Selasa, (24/3) dikhususkan bagi mahasiswa angkata 2012-2014. Agenda OR yang telah dipersiapkan sejak Januari lalu itu hanya dilakukan sekali dalam setahun. Tujuan dari perekrutan tersebut adalah untuk meregenerasi anggota Mapala dan menumbuhkan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan. Mahasiswa yang ingin mendaftar diwajibkan mengisi formulir yang tersedia di sekretariat Mapala, melampirkan surat keterangan sehat dari dokter dan pernyataan tertulis tentang kesediaan mengikuti segala rangkaian Open Recruitment. Hani Meilani (Ilmu Komunikasi ’12) selaku ketua pelaksana mengaku OR kali
ini merupakan kelanjutan dari agenda OR pada bulan Agustus tahun lalu. Sampai saat ini, sudah 39 mahasiswa yang mendaftar. Ia mengharapkan agar mahasiswa yang sudah terdaftar mampu bertahan hingga akhir. Menurutnya, tak banyak lagi mahasiswa yang bergabung dalam organisasi. “Mahasiswa buru-buru deh, cari organisasi yang sesuai dengan minat dan bakat, supaya jangan jadi mahasiswa kupu-kupu (Kuliah Pulang-Kuliah Pulang). Jadilah mahasiswa yang luar biasa dengan berorganisasi,” ujar Meilani saat ditemui di Sekretariat Mapala, Sabtu (21/3). Senada dengan Meilani, salah satu panitia, Sior Putra Ade Surya (Peternakan ’12) mengatakan bahwa mahasiswa sekarang banyak yang beranggapan organisasi menghancurkan akademik, padahal banyak sekali manfaat yang didapat dari berorganisasi. “Jangan beranggapan organisasi membatasi kuliah, itu salah,” ujarnya mengakhiri.=
No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015
beberapa rangkaian perlombaan, seperti Lomba Musabaqah Tartil Quran, Karya Ilmiah Al-Quran, Musabaqah Hifzhil Quran, Musabaqah Khathil Quran, Musabaqah Syarhil Quran, Musabaqah Tilawatil Quran, dan Musabaqah Fahmil Quran. Tak sedikit mahasiswa yang antusias mengikuti seleksi tersebut. Cabang perlombaan Musabaqah Tartil Quran menjadi cabang perlombaan yang banyak diminati mahasiswa. Tercatat sudah 47 peserta lomba yang mendaftar. Sedangkan jumlah peserta Musabaqah Tilawatil Quran ada 23 peserta, Musabaqah Hifzhil Quran diikuti oleh 18 peserta, dan masing-masing 14 peserta pada cabang perlombaan Musabaqah Khathil Quran dan Karya Tulis Ilmiah
Quran. Ketua Umum Birohmah, Amanda Putra Seta (Agribisnis ‘10) mengungkapkan harapan besarnya kepada mahasiswa perwakilan Unila. “Semoga Unila dapat medali dan mendapat dukungan dari semua kalangan. Karena ini merupakan salah satu bentuk syiar,” ujar Seta. Tiga orang pemenang dari tiap cabang perlombaan akan diseleksi kembali untuk menentukan mahasiswa terbaik yang akan mewakili Unila. M Fauzal Adzin (Ilmu Hukum ’14) mengaku termotivasi untuk mengikuti lomba. Menurutnya ajang nasional ini dapat menjadi sarana terbaik untuk menyiarkan ajaran islam melalui ayat Al-Quran serta dapat melatih diri untuk senantiasa dekat dengan Al-Quran.=
konservasi, lomba gravity, aksi lingkungan serta donor darah. Acara yang bertujuan untuk mengenalkan masya rakat mengenai konservasi ini juga melakukan aksi di Pantai Bahari Ketapang Kab. Pesawaran dengan menanam mangrove, costal clean up, diving, dan menghimbau masyarakat sekitar pantai agar tidak membuang sampah sembarangan. Ketua pelaksana, Apri Mulyono (FMIPA Biologi’12) menjelaskan melalui acara tersebut kita dapat mengetahui lebih banyak tentang konservasi, pameran yang digelar memperlihatkan status
konservasi dan permasalahan konservasi di Indonesia khususnya di Lampung. “Semoga PKSDA dapat membantu konservasi meskipun hanya sedikit perubahan, kita sadar bahwa konservasi diperlukan di Bumi. Setelah ada PKSDA kita juga dapat berkontribusi mengenai konservasi, meskipun hanya sedikit,” harap Apri,(19/3). Senada dengan Apri, Ketua umum Himbio, Abdi Tauhid Liwa (Biologi ’12) berharap PKSDA mampu berperan sebagai media edukasi, baik bagi mahasiswa Biologi maupun lingkungan sekitar dalam bidang konservasi.=
Pekan Konservasi, Edukasi Selamatkan Bumi Oleh Khorik Istiana
FMIPA-tek: Himpunan Mahasiswa Jurusan Biologi (Himbio) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung (Unila) adakan Pekan Konservasi Sumber Daya Alam (PKSDA). Acara tahunan ini sudah diadakan sebanyak 19 kalinya. Tema yang diangkat kali ini “Semangat Konservasi, Selamatkan Bumi dari Sampah”. Rangkaiannya acara yang diselenggarakan selama sepekan (20-27/3) ini meliputi pameran dan bazaar, olimpiade biologi, lomba mading konservasi, lomba cabaret konservasi, lomba akustik
Foto Yola Septika
Antre. Mahasiswa angkatan 2014 Prodi. Pend. Anak Usia Dini (PAUD) mengantre pembagian Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) di loket Gedung Rektorat Unila. Foto dibidik (23/03).
ZONA AKTIVIS
7
Mulai dengan DAKWAH KREATIF Oleh Yola Septika
T
ak sekedar menjadi dokter kebanyakan yang hanya fokus pada urusan kedokteran, sekumpulan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (FK Unila), yang tergabung dalam Forum Studi Islam Ibnu Sina (FSIIS) FK Unila memilih belajar menjadi Dokter sekaligus menjadi Da’i. Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) ini merupakan organisasi kerohanian Islam di tingkat fakultas, berdiri sejak 9 Desember 2006, makin aktif dalam kegiatan dakwah Islam di kampus. Sesuai dengan namanya, nama Ibnu Sina diambil dari nama seorang ilmuan muslim pakar kedoktran dunia, seluruh anggota yang tergabung dalam FSIIS mencoba mendalami sikap Bapak Kedokteran modern itu. Seperti halnya organisasi kerohanian Islam lainnya, FSIIS mengonsepkan keseimbangan
antara dunia dan akhirat. “Kami berusaha membangun suasana Islami di Fakultas Kedokteran,” kata Diah Ayu Larasati (Pendidikan Dokter ‘13) selaku Wakil Ketua Umum FSIIS. Berdakwah tak harus di atas mimbar atau pun di masjid, tanpa melupakan statusnya sebagai calon tenaga
medis, FSIIS mencoba menggabungkan dakwah dengan kegiatan kemanusiaan, seperti pengobatan gratis lewat biro dana dan usaha. “Lewat kegiatan ini kita bisa langsung berkomunikasi dengan masyarakat, hal yang sangat dibutuhkan kelak ketika menjadi seorang dokter,” tuturnya.
Tak hanya itu, FSIIS juga fokus pada peningkatan akademik tiap anggotanya, seperti program tentorium yang dikhususkan untuk mahasiswa tahun pertama. Lewat tentorium, mahasiswa baru diberikan materi tambahan di luar jam akademik. Pemberian modul juga dilakukan guna memudahkan pembela-
jaran. “Kami membantu mereka beradaptasi di lingkup kampus,” kata Diah. Dakwak kreatif yang mereka lakukan antara lain, lewat poster yang dipasang di beberapa tempat umum, seperti majalah dinding, dan toilet. FSIIS menerapkan apa yang diajarkan Islam dalam dunia kedokteran. Hal tersebut menjadi penting, karena banyak aturan agama Islam yang dibutuhkan seorang dokter tatkala menjalankan tugasnya. Selain serangkaian kegiatan dakwah kreatif yang mereka gelar, sederet prestasi juga telah mereka raih, seperti juara satu lomba poster ilmiah IMSF (Islamic Medical Scientific Fair) di Fakultas Kedokteran Univeristas Diponegoro 2013 juara pertama KTI Al-Qur’an MTQ tingkat Universitas se-Indonesia 2014, dan banyak dari anggota FSIIS yang menjadi lulusan terbaik di FK. =
KOMUNITAS
Komunitas Jendela, Berbagi Ilmu dengan Sesama Oleh Defika Putri Nastiti
K
omunitas Jendela Lampung mengadakan syukuran memperingati ulang tahunnya yang ke empat di Bakung, Teluk Betung, Bandarlampung, Minggu (15/3). Acara yang dimulai sejak pukul setengah sembilan pagi itu, dimulai dengan acara outbound yang diikuti murid Komunitas Jendela. Acara selanjutnya yaitu pemotongan tumpeng yang dibuka oleh penanggung jawab Komunitas Jendela cabang Lampung, M.ika Margareta. Wajah antusias anak-anak menghiasi acara tersebut. Pemotongan tumpeng pertama diberikan oleh perwakilan anak daerah Bakung, lalu pemotongan tumpeng selanjutnya diberikan kepada perwakilan anggota Komunitas Jendela. Komunitas Jendela merupakan cabang dari Komunitas Jendela yang ada di Yogyakarta. Erupsi gunung merapi
yang menimpa masyarakat Yogyakarta 2011 silam, menggerakkan para pemuda setempat untuk menghibur para korban bencana, mereka mendirikan sebuah komunitas bernama Komunitas Jendela. Komunitas itu pun resmi berdiri pada 12 Maret 2011 di Yogyakarta. Kini Komunitas Jendela sudah membuka cabang di lima kota besar, seperti Jakarta, Padang, Palembang, Bandung, dan Lampung. Visi mereka adalah menjadi generasi muda dengan pikiran terbuka membuat pendidikan anak Indonesia menjadi lebih baik. Saat ini Komunitas jendela beranggotakan 54 orang yang dibagi menjadi empat divisi, diantaranya divisi kerjasama, divisi relawan, divisi program, dan divisi media. Lalu mereka memutuskan untuk mengajar anak-anak yang berada di daerah pembuangan sampah di Bakung.
Anak-anak tersebut akan mendapat bimbingan dan pendidikan seperti anak pada umumnya. Mika Margareta, selaku Pendiri Komunitas Jendela Lampung menuturkan awalnya bukan hal mudah bagi mereka sewaktu pertama kali datang ke daerah pembuangan sampah tersebut. Kesan jijik dan tidak mengenakan lainnya mereka rasakan sewaktu pertama kali mereka mengajar di sana. Namun, antusias anak-anak untuk belajar membuat para anggota Komunitas Jendela pun enggan meninggalkan tempat itu. Separuh dari jumlah anak didik Komunitas Jendela merupakan anak putus sekolah, penyebabnya karena orang tua mereka tidak begitu peduli akan pendidikan mereka. Anak-anak di sana pun lebih memilih membantu orang tuanya memulung dan menghasilkan uang.
Repro
“Ada juga yang memutuskan berhenti sekolah lantaran minder dengan penyakit kulit yang diderita,” ungkap Mika menceritakan salah satu anak didiknya. Jumlah anak-anak yang ikut belajar di Komunitas Jendela saat ini mencapai 27 orang, jumlah tersebut sering menurun karena mereka lebih memilih mencari uang dibandingkan belajar. Usia anak-anak juga bervariasi mulai dari lima sampai dua belas tahun. Kelas-kelas mereka juga digolongkan menjadi kelas formal dan informal. Kelas formal adalah kelas yang terdiri dari anakanak kelas tiga sampai kelas enam Sekolah Dasar (SD), mereka diajarkan membaca, menulis, berhitung, dan pen-
getahuan alam. Sedangkan kelas informal terdiri dari anak-anak yang berada di kelas taman kanak-kanan maupun kelas satu dan dua SD, mereka diberikan semacam pembelajaran yang akan mengasah otak kanan seperti menebak gambar atau membuat sesuatu dari plastisin. Selain kegiatan belajar dan mengajar dalam Komunitas Jendela juga dilakukan kegiatan seperti membuat pohon cita-cita. Ternyata anak-anak tersebut memiliki cita-cita yang tinggi, untuk memotivasi anak-anak, mereka kerap memanggil nama sesuai citacita yang mereka impikan. “Ada banyak profesi di sini, contohnya dokter gigi, TNI, Polisi, Jendral dan masih banyak lagi,” kata Mika .=
No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015
8 REPORTASE KHUSUS Timang-timang
PROGRAM KERJA KKN
Oleh Rika Andriani
Kuliah Kerja Nyata Universitas Lampung (KKN Unila) tahun 2015 bertemakan Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) sebagai bentuk nyata perwujudan Tri dharma Perguruan Tinggi. Selama 40 hari ribuan mahasiswa mengabdi kepada masyarakat untuk saling bersinergi membentuk sebuah program kerja guna membangun desa. Namun, nyatanya KKN masih perlu evaluasi.
Ilustrasi Defika Putri N
T
ri Mukti Jaya merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang. Butuh waktu lima jam dari kota Bandarlampung menuju desa tersebut jika menempuhnya dengan sepeda motor. Kendaraan roda dua tak bisa di paksa ngebut, jalanannya masih berbatu. Di rumah salah satu warga Desa Tri Mukti Jaya. Terlihat lelaki paruh baya sedang asik menyirami tanaman jahe merah di pekarangan samping rumahnya. Jahe merah merupakan tanaman yang baru ditanam, biasanya mereka hanya menanam jahe biasa. Penanaman jahe tersebut merupakan ide dari mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) tahun 2015. Di pekarangan yang sama, tak jauh dari tanaman jahe yang sedang disirami tersebut, terlihat tumpukan papan nama gang yang terbengkalai. Warna dasarnya hijau dengan ukuran sekitar 30x20 cm. Jelas terlihat tulisan namanama gang Desa Tri Mukti Jaya berwarna putih. “Itu anak-anak KKN yang buat, belum sempet di pasang tapi malah udah pada pulang,” ujar Arif, pemilik rumah tempat mahasiswa Unila menginap selama 40 hari, sekaligus bendahara desa tersebut. Ia merasa senang dengan kehadiran mahasiswa Unila yang mengabdi di desanya itu, namun yang disayangkan menurutnya waktu yang disediakan tidak cukup untuk membuat perubahan di desanya. Senada dengan Arif, Kuatno selaku Lurah desa Tri mukti Jaya ini merasa terbantu dengan adanya mahasiswa KKN
yang ada di desanya. Terutama dalam hal kesehatan, mahasiswa KKN ini mengajarkan penanaman jahe merah di kampungnya. Namun, ia tak menampik bahwa masyarakat kurang antusias terhadap hal tersebut. “Masyarakat kurang tanggap dengan program yang digagas mahasiswa, mereka lebih memilih deres karet di kebun,” ujarnya. Tak hanya itu masyarakat juga diajarkan menanam berbagai macam sayuran seperti terong di dalam polibek supaya lebih meminimalisir biaya konsumsi masyarakat. Selain itu, kini posyandu pun bertambah satu lagi, yang awalnya hanya po syandu balita dan ibu hamil. Kini posyandu bagi lansia yang sempat vacum, mulai berjalan lagi setelah kedatangan mahasiswa KKN. Namun, masyarakat sedikit kecewa karena KKN mereka hanya empat puluh hari yang menyebabkan ada beberapa program kerja mereka yang belum sempat diselesaikan. Memang ada sedikit kesulitan dalam mengumpulkan warga dalam satu waktu, karena mayoritas warganya bekerja sebagai buruh tani karet. Namun, meskipun banyak hal yang dilakukan oleh mahasiswa KKN untuk desa tersebut, Kuatno pun sempat kecewa, karena papan nama aparatur kampung, yang ia sarankan ke mahasiswa KKN untuk dibuat, hingga sekarang tak dibuat. Awalnya mahasiswa beralasan bahwa struktur aparatur desa tersebut akan dibuat dengan banner yang akan dipesan di Bandarlampung, karena jika pesan di desa tersebut terlalu mahal. Namun hingga mahasiswa KKN pulang, ban-
No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015
ner struktur yang dijanjikan tak kunjung ada. “Kok pake banner bukan triplek aja, trus katanya bannernya mau nyetak di karang, karena disini mahal tapi sampek sekarang belum di kirim. Ya sudah tak biarkan,” ujar Kuatno. Ia sebenarnya berharap, mahasiswa KKN memberikan bukti fisik untuk desanya. Supaya jika ada pemeriksaaan dari kecamatan atau instansi lain ada hal yang dapat di tunjukkan. “sebenarnya, pengennya saya, mereka serius satu program dan di buktikan hasilnya, biar ada buktinya gitu kalo pernah ada mahasiswa kkn disini,” tambahnya. Esensi KKN Sebagai wujud nyata terhadap Tri darma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat) Unila mewajibkan mata kuliah Kuliah Kerja Nyata (KKN) setiap tahun. Tahun ini, ruang lingkup KKN 2015 diarahkan pada upaya Pemberdayaan Kelompok Berbasis Keluarga (POSDAYA). Program tersebut merupakan bentuk sinergisitas antara mahasiswa dan masyarakat dalam membangun desa. Sebanyak 2.043 mahasiswa Unila diterjunkan ke tujuh kabupaten, seperti Lampung Tengah, Mesuji, Pesisir Barat, Tanggamus, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, dan Way Kanan. Untuk membimbing seluruh mahasiswa, panitia KKN mengutus 48 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) untuk mengontrol mahasiswa selama mengikuti KKN. KKN ini bertujuan untuk menyelaraskan kegiatan mahasiswa dengan pemerintah setempat. Mulai kepala daerahnya, hingga camat. Harapannya tentu agar masyara-
kat setempat merasakan manfaatnya. Jika pada pelaksanaan KKN sebelumnya, mahasiswa menyusun programnya sendiri. Tahun ini, mahasiswa dilibatkan dalam program yang disusun oleh masing-masing kabupaten. Program tersebut disesuaikan dengan potensi dan permasalahan pembangunan yang dimiliki setiap kecamatan. Pada KKN tahun ajaran 2014/2015 yang di jadwalkan mulai minggu ketiga Januari 2015 ini memiliki tema KKN yang berbeda dengan tahun sebelumnya. Pembentukan Pemberdayaan Kelompok Berbasis Keluarga (POSDAYA), yang menitik beratkan terhadap empat aspek utama di bidang lingkungan, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Mengenai program Posdaya yang menjadi tema KKN tahun ini, Lurah desa Tri mukti Jaya pun memaparkan bahwasannya KKN ini terlalu banyak program, membuat masyarakat desa kurang antusias terhadap program-program yang digalakkan oleh mahasiswa KKN. “Maksud saya akan lebih bagus, kalo satu dulu programnya tapi buktikan hasilnya. Jangan banyak, tapi gak keliatan hasilnya,” ungkap Kuatno. Ia pun menyarankan dibuatnya papan gang kampung kepada mahasiswa KKN, namun sampai mereka pulang pun belum sampai terpasang papan gang desa itu. “Saya cuma nyaranin cukup dua aja yang di pas-
KKN 2
Sosiali
Posda Peom sd be Peny
e
Pelaks
Pelapo
ang gitu, cukup ujung dengan ujung, tapi ternyata sampek sekarang pun gak di pasang, ya udah tak biarin aja” tambahnya. Berbeda dengan desa Tri Darma, kecamatan Banjar Agung, Kabupaten Tulang Bawang. Sebagai desa induk,
REPORTASE KHUSUS desa ini malah tak mendapat jatah mahasiswa KKN. Tatang Hermansyah selaku Lurah Tridarma mengaku kaget ketika ia menjemput mahasiswa KKN di kecamatan tapi tak ada satupun mahasiswa yang dikirim untuk desanya. Namun, atas desakan camatnya, akhirnya ada dua mahasiswa yang diterjunkan ke desa tersebut, dimana Hamid Zuhair (Ekonomi Pembangunan’11) sebagai koordinator kecamatan dan Muhammmad Ade Harkitnas (Teknik Sipil’11) yang awalnya menempati desa Tri Mukti jaya. Program kerja dari kedua mahasiswa tersebut tak berjalan, mereka hanya membantu mendata sensus penduduk dan memvalidasi data-data tersebut. “Memang secara fisik yang ditinggalkan memang tidak ada, namun secara semangat mungkin ada,” ujar Tatang. Kedua mahasiswa ini hanya membantu sensus penduduk. “Saya maklum, mungkin karena mereka cuma dua orang,
2015
isasi Posday
aya
a
deanytauka Posdaya
ediaan Posdaya
sanaa Posdaya
oran Posdaya
jadi sulit untuk melakukan program kerja. Jadi sehari-hari mereka di kantor desa. Kalau ada panggilan dari mahasiswa yang di desa lain, baru mereka pergi untuk ngebantu,” ujar Tatang.
Sama halnya dengan Suparno, kepala desa Moris Jaya, Kecamatan Banjar agung, Kabupaten Tulang bawang ini, hal yang dirasa adanya mahasiswa KKN adalah validasi data kependudukan, pembinaan dalam bidang pendidikan. Posdaya yang dibentuk di desa itu baru sebatas penyusunan struktur organisasi, pembentukan organisasi, belum sampai ke perjalanan posdayanya. “Ibaratnya kita itu baru aja dibentuk, baru berdiri, belum berjalan, tapi udah ditinggal pergi. Terus gimana cara kita melangkah, siapa yang akan menuntun kita,” keluh Suparno. Ia pun berharap KKN tahun depan bisa lebih lama lagi waktunya, supaya mereka ada pembimbingan dan pengontrolan dalam hal posdaya tersebut. Menanggapai masalah pemnindahan mahasiswa KKN secara mendadak tersebut, Raden Arum Setia Priadi, selaku dosen pembimbing Lapangan kecamatan Banjar Agung ini mengaku tidak ada kendala yang berarti selama mengontrol mahasiswa di lokasi KKN. Ia pun tak menampik bahwa terjadi ketidakcocokan data yang diperoleh panitia KKN dari kabupaten. Membuat mahasiswa kebingungan dalam penempatan KKN. Namun, ia menyerahkan semua itu kepada koordinator desa untuk mengatasi masalah tersebut. “Semua itu, bisa diatasi sama Korcamnya, atas kesepakatan dengan camatnya,” ujarnya. Hamid Zuhair selaku koordinator kecamatan Banjar Agung, merasa kesulitan dalam melaksanakan program kerja untuk lokasi desa yang ia tempati, “Kita kan cuma dua orang, jadi ya kerja apa adanya. Kurang SDMnya,” ujar Hamid. Kisah berbeda dialami Tri Pujian (Agribisnis’11), Mahasiswa yang mendapat lokasi KKN di Kabupaten Way Kanan itu telah melakukan program bersama kelompoknya seperti penanaman sayuran dengan sistem vertikultur, pembuatan pestisida nabati, pembuatan pupuk kompos, sosialisasi anti narkoba, bahaya HIV/AIDS, dan pemberian bimbingan belajar ke Sekolah Dasar. Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
hanya dua kali mengontrol ke lokasi, lebih tepatnya di awal dan di pertengahan KKN. Mereka memberi bimbingan dan mengevaluasi apa yang sudah mahasiswa kerjakan. Panitia KKN biasanya melakukan evaluasi dadakan secara mendadak untuk melihat sudah sejauh mana program kerja mahasiswa. Menurutnya KKN itu perlu, karena KKN baik untuk perkembangan pola pikir mahasiswa, karena tentunya berbeda antara lingkungan mahasiswa dan lingkungan
banyak manfaat dari kegiatan KKN. Seperti mengerti betapa pentingnya bersosialisasi dengan orang lain, belajar mengerti satu sama lain, belajar menyesuaikna diri, dan belajar sosialisasi denagn tetangga. Namun, ia pun merasa banyak kendala seperti sulitnya mengumpulkan warga yang sibuk dengan pekerjaaan masing-masing. Mahasiswa yang di tempatkan di desa Sehatama, Gedung Aji Baru, Tulang bawang ini berharap KKN tahun depan lebih terstruktur lagi pendaf“Mungkin “KKN selanjutnya akan tarannya. akan lebih baik kalau ditambah waktunya, pengumpulan berkas KKN untuk pendaftnanti KKN akan aran di kumpulkan ke berlangsung selama 60 fakultas. Kalau jadi satu hari supaya lebih efektif,” di sekeret KKN kan rame banget, amalah tambahnya. gak efekti,” ujarnya. Tak hanya itu ia pun berYourni Atmaja harap informasi KKN harus lebih update lagi di website Unila. “Dimasyarakat. perjelas tugas di lapanganBerbeda dengan Nurkholis nya, biar kita jelas,” tambahnAji (Administrasi Negara’11) ya. yang mengeluhkan kurangAida Sari selaku DPL di kenya pengawasan dari Tim camatan Pakuan Ratu menKKN. Sehingga banyak mahasiswa yang izin pulang, gaku lancar dalam proses dan dengan mudah DPL pengawasan mahasiswanya. memberikan izin begitu saja. “Disana baik-baik saja, lanNamun ia tak menampik bah- car semuanya,” ujarnya. Ia wasannya KKN itu di perlu- pun berharap dengan adanya kan oleh mahasiswa karena KKN mahasiswa bisa mengacepat atau lambat maha- plikasikan ilmu yang di dapat siswa akan berbaur dengan di bangku kuliah dapat mermasyarakat. “Memang untuk eka terapkan di dalam mamembangun desa hanya den- syarakat setempat. Senada dengan rekannya, gan waktu 40 hari tidaklah cukup,” ujarnya. Menurut- Beny Tribiyono mahasiswa nya tema KKN kali ini bagus, kehutanan (fp’11) menpemberdayaan masyarakat. gatakan kurangnya pengaNamun, karena pengawasan wasan dari panitia KKN. Bahdari tim KKN kurang, mem- kan pihak aparatur desanya buat mahasiswa menggam- pun tidak welcome dengan mahasiswanya. “Aparatur pangkan program tersebut. Berbeda dengan Albar Diaz desa kurang support, jadi Novandi (FH’12) ini men- kami merasa kesulitan untuk gaku lancar dalam menjalani menjalankan program-progKKN selama di lokasi. Tak aram kami,” ujarnya. Namun ada hambatan yang berarti ia memaklumi hal tersebut bagi kelompoknya. Hanya karena Desa sumberjaya, saja, sedikit kesulitan dalam Kecamatan Gedung Aji baru, mengumpulkan warga yang Kabupaten Tulang Bawang mayoritas kerja sebagai pet- lokasi ia KKN merupakan kali pertama menjadi salah ani karet. Mahasiswa yang satu lokasi KKN mahasiswa. di tempatkan di desa Negara Jadi membutuhkan adaptasi Tama kecamatan Pakuan bagi masyarakatnya. Ia pun ratu, Kabupaten Way Kanan. memaparkan bahwasannya, Namun, ia mengeluhkan ten- banyak manfaat yang dapat tang pembuatan laporan K1 diambil dari kegiatan KKN (kerja pokok) dan K2 (kerja lebih tepatnya pesan moral tambahan) karena sebelum- yang mereka terima akan lebnya belum pernah di sampai- ih berguna nantinya dalam kan bagaimana sistem pem- masyarakat, dan juga menbuatannya. “Kami bingung, gajarkan bagaimana etika karena waktu pembekalan dalam bermasyarakat. “KKN gak disampaikan oleh pani- mengajarkan kita bagaimana tia KKNnya. Jadi kami, hanya mengelola masyarakat dan tanya ke kelompok-kelom- bagaimana cara bersinergi pok yang ada di desa lain,” dengan para aparatur desa,” tambahnya. ujarnya. Menanggapai semua perRadita dewi Prasetyani masalahan KKN tahun ini, (FK’12)mengaku mendapat
9
Yourni Atmaja selaku ketua Tim KKN mengatakan, mahasiswa harus bisa mengidentifikasi masalah yang ada di dalam masyarakat, kemudian mencari solusi terhadap masalah tersebut. Diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmu atau teori yang mereka dapatkan di bangku kuliah. Ia tak menampik bahwa masih banyak mahasiswa yang belum mengerti makna dari Posdaya. Terkadang mahasiswa sekedar menggugurkan kewajiban di lapangan tanpa peduli akan dampak yang akan diterima oleh masyarakat. Mengenai efektivitas program Posdaya , dirinya mengaku belum bisa mengukur hal tersebut, karena KKN selama 40 hari tersebut hanya berhasil membentuk dan mendirikan organisasi atau kelompok-kelompok di dalam masyarakat. Sehingga dalam hal tersebut yang berperan bukan mahasiswa. Mahasiswa hanya fasilitator ataupun motivator bagi warga lokasi KKN. Yourni juga tak menampik bahwasannya mahasiswa ada yang belum mengetahui makna sebenarnya dari KKN. Yourni pun mengaku, panitia KKN telah mengetahui mahasiswa yang berpindah lokasi. “Kami punya data base, tidak ada tindakan bukan berarti kita gak bergerak. Kami semua punya database. Kalau yang pindah lokasi sudah kami pastikan tidak lulus KKN,” ujarnya. Mengenai pengawasan panitia KKN terhadap mahasiswa di lokasi, tidak ada jadwal yang terstruktur dari tim KKN. Ia pun berharap untuk KKN selanjutnya, mahasiswa harus ikut peraturan, sehingga dapat mempermudah kerja tim KKN. “Jangan memilih lokasi KKN, karena lokasi yang kami pilih sudah ideal, sudah pas bagi mahasiswa yang akan KKN,” tambahnya. Kuliah kerja nyata yang berlangsung selama 40 hari ini, belum dapat di katakan efektif atau tidaknya. Yourni Atmaja sebagai ketua tim KKN pun memaparkan dengan waktu yang sebentar belum dapat di adakan evaluasi penilaian mengenai pengukuran seberapa efektif kegiatan KKN mahasiwa. Karena mahasiswa baru sebatas membentuk dan mendirikan apa itu Posdaya di dalam masyarakat. Mereka baru menyusun sebuah kelompok organisasi, dan menyusun sturuktur kepengurusannya, dan belum sampai ke tingkat menggerakkannya. “KKN selanjutnya akan ditambah waktunya, nanti KKN akan berlangsung selama 60 hari supaya lebih efektif,” tambahnya.=
No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015
10
SEBAIKNYA ANDA TAHU
Gabuwira,MAHASISWA UNILA SEMANGAT BERWIRAUSAHA
Dok.
Oleh Yola Savitri
S
etiap tahunnya, Universitas Lampung (Unila) mencetak ribuan wisudawan dari 8 fakultas, yang nantinya akan menjadi seorang profesional. Namun apa jadinya jika semua lulusan Unila hanya berhaluan menjadi karyawan daengan mengandalkan lapangan pekerjaan yang semakin minim? Atas dasar itu, UPT Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (PKK) membuat sebuah Gerakan Seribu Wirausaha(Gabuwira) yang diharapkan dapat membantu mahasiswa memiliki skill dan minat kewirausahaan. Deddy Aprilani, Kepala Divisi Kewirausahaan dan Inkubator Bisnis menjelaskan , program ini nantinya akan membina dan mengembangkan minat serta bakat berwirausaha anggotanya. Junior, Senior serta Partner begitu pengelompokan anggotanya.
Junior diperuntukan bagi mahasiswa yang belum memiliki usaha namun memiliki minat yang tinggi dalam berwirausaha, serta sedang atau telah lulus mata kuliah Kewirausahaan. Sementara Senior diperuntukkan bagi mahasiswa yang memiliki usaha yang sedang berjalan dan memiliki minat untuk mengmbangkan bisnisnya. S e d a n gka n Partner adalah Alumni Unila yang telah merintis usaha minimal 5 tahun berjalan. Setiap tingkatan memiliki peran serta yang berkesinambungan. Junior akan diberikan motivasi dan bimbingan oleh Senior, Partner akan memberikan pelatihan serta memberi pencerahan dan motivasi lewat kisah suk-
INFO KITA
Unit Donor Darah KSR
ses berwirausaha yang telah mereka alami. Kegiatan-kegiatan tersebut akan dikemas dalam bentuk Focus Group Discussion (FGD), Workshop Dosen dan Praktisi Wirausahawan, Pelatihan dan Talkshow Enter-
preneurship, Konsultasi dan Mentroing wirausaha, serta Training of Trainer (TOT). Rangkaian kegiatan tersebut berlangsung sejak Launching Gabuwira pada Maret hingga November 2015. Dan kegiatan ini akan menjadi kegiatan yang berkelanjutan di tahun-tahun berikutnya.
Di akhir masa inkubator anggota, UPT PKK juga akan mendirikan unit usaha seperti pusat merchandise dan pusat kuliner mahasiswa serta mengadakan Unila Enterpreneurship Day yang bertujuan memfasilitasi anggota Gabuwira dalam mengembangkan minat dan bakat kewirausahaannya. Mahasiwa yang tertarik bergabung manjadi anggota dapat langsung mengisi formulir online di http:// cced.unila.ac.id sesuai dengan kriteria anggota. Amanah, yang telah mendaftar sebagai senior mengungkapkan motivasinya mendaftar Gabuwira untuk mencari ilmu, pengalaman, relasi serta mengembangkan usahanya. Mahasiswi Pendidikan Biolo-
gi angkatan 2013 ini sudah memiliki usaha yang variatif yaitu membuat bunga mawar dari kain flanel, menjual pulsa, jilbab serta menjadi agen gamis yang ia rintis sejak 3 bulan yang lalu. Ayi Ahadiat, selaku Kepala UPT PKK berharap dengan adanya program ini, mahasiswa nantinya dapat memiliki usaha sendiri sehingga mereka dapat meningkatkan perekonomian serta penanggulangan kemiskinan. Ia juga berharap kegiatan ini mendapat dukungan dari semua pihak terutama mahasiswa sebagai penggerak program tersebut untuk ikut berpartisipasi menyukseskannya. Sinergi yang baik dari seluruh stakeholder diharapkan dapat membantu menyukseskan program ini. Ia juga menjelaskan Gabuwira sebagai program besar yang mengikutsertakan berbagai pihak di Unila, juga sebagai suatu inovasi keberlanjutan dari penelitian yang dihasilkan di Unila. Dengan adanya wadah kewirausahaan nantinya dapat menjadikan hasil penelitian sebagain inovasi yang semakin bermanfaat.=
Posko Advokasi BEM-U Oleh Retnoningayu Janji Utami
D
onor Darah merupakan kegiatan kemanusiaan yang sudah tak asing di masyarakat. Selain dianjurkan sebagai kebiasaan yang menyehatkan bila dilakukan secara rutin, mendonorkan darah memiliki manfaat besar bagi orang yang sedang membutuhkan, seperti kasus pada korban kecelakaan, pendarahan ibu melahirkan, hingga kebutuhan darah di situasi darurat lainnya. Hal itulah yang menjadi alasan Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Sukarela Universitas Lampung (UKM-KSR Unila) mencanangkan pembuatan posko unit donor darah. Posko ini akan dibuka pada 8 April mendatang. Untuk merealisasikan program jangka panjang tersebut, KSR telah menjalin kerja sama dengan pihak Fakultas, Himpunan mahasiswa Unila, dan Unit Transfusi Darah Cabang
(UTDC) yang nantinya bertugas memeriksa kesehatan dan hemoglobin pendonor. Program pembangunan posko donor darah tersebut bertujuan membantu masyarakat khususnya civitas akademika Unila yang memerlukan darah, mengurangi calo darah, serta menjadikan Unila sebagai lumbung darah di Provinsi Lampung. Nantinya, KSR akan memiliki database dan beberapa ruangan donor darah di sekretariatnya (Gedung Graha Kemahasiswaan, lt 2). Sehingga, mahasiswa Unila yang memiliki jiwa kemanusiaan tinggi tak perlu repot harus pergi jauh ke rumah sakit ketika hendak mendonor. Bagi seluruh mahasiswa, dosen dan karyawan Unila yang anggota keluarganya membutuhkan donor darah dapat langsung mendatangi sekretariat KSR atau menghubungi nomor (0721) 7410708.=
No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015
K
ini mahasiswa Universitas Lampung tak perlu bingung menyampaikan keluhan terkait permasalah di Kampus Unila, karena Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unila telah membuka posko advokasi bagi para mahasiswa tersebut. Posko advokasi ini berlokasi di lantai 2 Ghra Kemahasiswaan Unila. Posko ini mulai beroperasi April nanti . Ruangan itu akan diisi kementerian HAN ( Hu-
Foto Hayatun Nisa F
Ilustrasi Retno Wulandari
Oleh Luvita Willya Hendri
kum Advokasi Perundangundangan), kesejahteraan mahasiswa, dan BPH. Posko ini akan dijadwalkan setiap hari sesuai jam kerja mulai dari pukul 09.00-17.00 WIB. Pengaduan dari para mahasiswa tersebut nantinnya akan dievaluasi kembali oleh pihak BEM. “Untuk waktu penanggualangannya tergantung dengan seberapa besar masalahnnya, kalau kehilangan seperti KTM kami akan memberikan informasi
untuk kemana arahnya dan informasinnya. Kalau UKT itu jangka panjang, kalau proses banding sampai 1 atau 2 bulan.” jelas Muhammad Lutfi ( AGT ’10), selku menteri HAN. Ia berharap posko tersebut dapat menjadi solusi mahasiswa terkait akademik, bisa diselesaikan bersama. “Jadi kita punya peran aktif terhadap permasalahan mahasiswa, dan ruangan itu harus berkelanjutan,” tuturnya.=
Kulit Pisang
INOVASI
11
Ilustrasi Defika Putri N
BUKAN CUMA LIMBAH
Oleh Lia Vivi Farida
P
isang adalah tanaman buah yang banyak tumbuh di Indonesia. Lampung merupakan wilayah penghasil pisang terbesar di Indonesia, jumlah pisang yang diproduksi pertahun mencapai lebih dari 817.606 ton. Selain rasanya yang enak pisang juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Hampir semua bagian pisang dapat dimanfaatkan, seperti jantung pisang yang biasa dikonsumsi sebagai olahan sayur, daunnya banyak dimanfaatkan untuk membungkus makanan, bahkan di Papua batang pisang bisa diolah menjadi makanan. Namun tak banyak orang yang tahu bahwa kulit pisang tak kalah bermanfaat dari buahnya, kulit pisang masih dianggap limbah yang tak berguna, sehingga hanya dibuang. Deborah bersama empat rekannya melihat peluang dari hal tersebut. Mahasiswa angkatan 2012 Fakultas Kedokteran (FK) Unila ini membuat obat Iklan
herbal dari kulit pisang yang dapat mencegah dan menyembuhkan Ulkus Gaster. Ulkus Gaster atau sering disebut Tukak Lambung merupakan luka terbuka pada dinding lambung, yang disebabkan karena infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang menyerang dinding lambung. Infeksi pada dinding lambung ini juga dapat menyebabkan kanker pada lambung jika tak segera ditangani. Selain infeksi bakteri, Tukak Lambung dapat terjadi karena penggunaan obat Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs (NSAID), faktor keturunan, dan terjadi akibat penyakit lainnya seperti influenza, herpes simpleks, dan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Di Amerika Serikat lebih dari 15000 orang pertahun yang meninggal dunia akibat penyakit ini. Indonesia sendiri menyumbang 5% penduduknya. Selain beberapa faktor di atas, penelitian membuktikan bahwa mero-
kok, penggunaan aspirin secara rutin, dan penggunaan steroid yang lama dapat menyebabkan Tukak Lambung. Gejala dari penyakit ini bergantung pada penderita, pada penderita lanjut usia gejala tidak begitu terasa. Selain itu juga, gejala penyakit ini berupa kembung, mual, dan muntah-muntah. Nyeri paling umum sering berupa nyeri epigastrium dan berkurang dengan adanya makanan atau pemberian antasida (obat yang mengurangi asam lambung). Tukak Lambung dapat direda dengan mengonsumsi antasida, namun akan beresiko pada hati dan ginjal yang berfungsi mendetoksifikasi makanan yang kita konsumsi. Jika mengkonsumsi obatobatan kimia dalam jangka waktu yang lama akan me nimbulkan kerusakan pada hati dan ginjal. Debo dan empat rekannya menggunakan kulit pisang kepok, karena jumlah pisang ini jauh lebih banyak dibanÂ
ding jenis pisang lainnya. Hal ini yang melatarbelakangi Debo mengambil penelitian tentang kandungan antioksidan dalam kulit pisang kepok. Antioksidan meliputi betakaroten (Vitamin A) banyak ditemukan pada kulit pisang. Kulit pisang juga menganÂdung Vitamin B kompleks, C, dan E, Asam Folat, Yodium, Zat Besi, Magnesium, Kalium, Seng, dan Tryptophan. Hal pertama yang dilakukan untuk uji coba yaitu memberikan aspirin pada mencit untuk merangsang rasa sakit pada lambung mencit. Setelah gejala mulai terlihat, selanjutnya memberikan ekstrak kulit pisang secara oral, yaitu dengan cara mencampur ekstrak kulit pisang dengan makanan yang akan diberikan pada mencit. Pemberian ekstrak kulit pisang ini bertujuan untuk mengetahui dosis yang tepat agar dapat dikonsumsi oleh manusia.
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian yang pertama kali dilakukan yaitu menggunakan ekstrak limbah kulit pisang. Penelitian ini telah lulus seleksi Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) pada Januari lalu. Proses penelitiannya sendiri dilakukan dengan menggunakan mencit (hewan pengerat sejenis tikus) sebagai objek uji coba. “Proposal pada awalnya tidak menggunakan ekstrak kulit pisang, namun menggunakan zat yang terkandung dalam kulit pisang. Setelah bimbingan dengan dr. Dian Isty Anggaraini, MPH, maka dipikir jika menggunakan zat yang terkandung dalam kulit pisang memerlukan biaya yang sangat mahal. Sehingga dipilihlah kulit pisang, agar biaya yang digunakan lebih murah,� ujar Debo, Jumat (20/3).=
No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015
12
ARTIKEL TEMA
SEJARAH MOVE ON Juga Bisa
Oleh: Yuli Arwati*
ISATIDERKA
AKREDITASI
B
A
Ilustrasi Defika Putri N.
M
ove on adalah serapan bahasa Inggris yang memiliki arti pindah, tapi banyak orang yang mengasumsikan kata move ini dengan arti yang berbeda, seperti pindah kelain hati, pindah ke lingkungan lain, melupakan kenangan yang buruk dari masa lalunya. Tergantung siapa yang menggunakan kata ini. Move on ini bersifat general, tidak selalu tentang masalah percintaan tergantung orang mengartikannya. Move on yang sering di gunakan dalam komunikasi remaja jaman sekarang tidak bisa disama artikan dengan kata move on yang dijadikan embel-embel ketika berbicara masalah Sejarah. Move on yang selalu dikaitkan dengan sejarah disamakan dengan subyek yang seharusnya tidak mengingat-ingat masa lalu, malah sibuk dengan masa lalu yang bahkan selalu untuk diulang, diingat-ingat dan hal seperti ini menurut sebagian orang membosankan. Secara keilmuan sejarah tidak akan pernah terlepas dari masa lalu, tapi maknanya tidak seluas itu seperti yang diungkapkan oleh Hugiono dan P.K Poerwantama dalam buku Pengantar Ilmu Sejarah “Sejarah merupakan ilmu tentang masa lampau tidak dapat dipertahankan karena arti masa lampau sangat luas dan tidak mungkin menjadi jangkauan sejarah. Tetapi memanglah sejarah dalam arti tertentu adalah studi tentang masa lampau masa sejak sepanjang kehidupan manusia sejak muncul di dunia yang menjadi pokok sejarah ialah pengalaman dan tindakan-tindakan manusia”.
“Sejarah seperti kaca spion yang sangat berguna untuk melihat ke belakang untuk memperlancar jalannya kendaran kedepan.” Dari pandangan di atas sudah dijelaskan bahwa pandangan masyarakat tentang kata move on itu tidak sepenuhnya salah, sebagai orang awam yang tidak bergelut didalamnya, hal ini harus dapat dimaklumi dan kita sebagai mahasiswa sejarah yang lebih dahulu mengerti ada baiknya sedikit demi sedikit diberi pengertian yang baik agar asumsi ini tidak kian melebar. Demikianlah sejarah, Penulis pun tidak pernah bisa merubah asumsi-asumsi tersebut berkembang di masyarakat luas, atau bahkan merubah pola fikir mereka, karena bisa dibilang ini lah kenyataannya. Penulis bukan bermaksud menggiring opini untuk mencari pembe-
laan atas penilaian orang lain terhadap sejarah ini, ada hal yang lebih penting dari pada itu bahwa; Menurut penulis sejarah itu unik, Wilhelm Dilthey (18331911) seorang aliran idealis dari Jerman mengatakan bahwa sejarah termasuk kelompok ilmu pengetahuan tentang pikiran, pengalamanpengalaman manusia yang meliputi perasaan emosi dan sensasi manusia termasuk fikiran dan akal budinya dapat dimengerti dengan cara menghayatinya. Sejarah adalah guru kehidupan “Historia Vitae Magistra” demikian Cicero yang kemudian dikutip Bennedicto Croce “Sejarah memberikan kearifan” bahwa
yang terpenting bukan hanya “Bagaimana belajar sejarah” melainkan “Bagaimana belajar dari sejarah”. Pada masa lalu, Soekarno, menegaskannya dengan istilah: “Jasmerah” (Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah). Sejarah seperti kaca spion yang sangat berguna untuk melihat ke belakang untuk memperlancar jalannya kendaran kedepan. Isu yang saat ini sedang beredar adalah penigkatan akreditasi. Karena ada salah satu Prodi di jurusan PIPS (Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial) bisa mendapatkan akreditasi “A” kini semua prodi di jurusan sedang dikebut target untuk pencapaian yang sama. Prodi di PIPS itu telah naik
daun karena melesat nya nilai akreditasi. Para ketua Prodi sedang menggarap Progja (program kerja) yang sekiranya dapat menunjang untuk meningkatnya akreditasi. Apa yang dilakukan Prodi itu hingga mendapat nilai A? Tentunya mengikuti standar penilaian dari BAN-PT. Beberapa poin di atas ditambah lagi banyak instrumen yang harus dipelajari, dilakukan, kemudian diisi dan membutuhkan waktu yang lama. Dari beberapa ranah penilaiavn tersebut sedikit banyak sangat dipengaruhi oleh kebijakan Ketua Program Studi sebagai penggerak perubahan. Ketua prodi dituntut untuk tegas dan sesuai aturan yang berlaku sehingga dapat tercapai yang telah ditargetkan. Sarana dan prasarana perkuliahan adalah salah satu aspek terpenting untuk keberlangsungan perkuliahan. Sejarah memiliki 3 ruang kelas. Satu ruang kelas besar dan dua ruang kelas kecil yang sedemikian rupa dipergunakan untuk perkuliahan, ujian komperhensif, dan seminar. Terkadang ada pula prodi lain yang ikut-ikutan kuliah di ruangan tersebut yang alhasil kami sering kekurangan kursi. Mari wahai para sejarah muda, kita renungkan, kita tuangkan buah pemikiran kita untuk sejarah yang lebih baik. Jangan pernah berbohong dengan diri sendiri bahwa kita suka diremehkan, tunjukkan kita bisa move on dari segala keaadaan, semoga lebih baik dan sangat baik kedepannya.= *) Pemenang lomba opini. Mahasiswi Pendidikan Sejarah 2012
Redaksi menerima
Silahkan kirimkan kritik, saran, dan pertanyaan anda ke alamat e-mail Teknokra
kritikan dan saran serta kiriman berupa :
ukpmteknokraunila@yahoo.co.id
Artikel atau opini, surat pembaca, dan informasi seputar Unila (diketik font Cambria, ukuran font 12 pt). Tulisan yang masuk menjadi milik redaksi dan redaksi berhak menyunting naskah sepanjang tidak mengubah makna tulisan. No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015
Penjelasan Kami ingin memberi penjelasan atas foto berita tabloid Teknokra edisi 140 hal. 5, berjudul “Renovasi”. Gedung yang sedang digarap bukanlah gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), melainkan gedung Fakultas Hukum yang sedang dibangun, Kamis (8/1). Pada tabloid Teknokra edisi 140 hal. 4, berjudul “Pelantikan Kepengurusan Baru UKM Katolik”, tim Kerja Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni bukan Mahdi Syaperi, melainkan Mardi Sahferi, Kepala Biro Perrncanaan, Pengendalian dan Kerjasama.
BANGSAL KORUPTOR
Suatu malam di bangsal tujuh belas sayup-sayup terdengar rintihan hunian bangsal tujuh belas pesakitan baju koyak tak terurus Dentang waktu dua belas malam pemuka terdepan tak bisa tidur jijik melihat tikus buncit hampir habis raganya tertelan angin luar bangsal sana Sembari mengingat memori lampau apa yang diperbuat takkan membalikkan fakta kenyataan yang harus dipikulnya Berjejer kendaraan mewah lima buah beratus-ratus lembar uang berwarna merah tanpa sekat, disuguhkan perhiasan menjuntai di leher, tangan, dikedua telinga, bahkan kaki belum lagi kediamannya bak istana kerajaan Lenyap sudah tak tersisa hanya raga dan sepotong baju melarat serta jiwa-jiwa angkuh ah.. hanya tujuh bulan disini sebentar lagi akan bebas lepas Bangsal tujuh belas pesakitan kiranya tempat penyesalan itu dapat mengubah pemuka terdepan akan takut pada Tuhan.. Muthia Tazakka FEB, Ekonomi Pembangunan ‘13
Memberi Sedikit Tapi Bermanfaat Dimana ini Pagi ini aku terbangun Sedikit oleng kepala ini Belum sepenuhnya sada
Aku lupa Hari ini aku tak dirumah Tidak tidur diatas ranjang empuk Bantal nyaman ataupun guling Akhirnya aku tersadar Saatnya aku mengabdi Untuk kuberikan pada mereka Meski sedikit tetapi bermanfaat Walau tak banyak tetapi berguna Ketika aku diajarkan sebagai agent of change Saatnya aku dibutuhkan Lebih baik memberi meski sedikit tetapi berguna Berkarya untuk negara Berguna untuk sesama
APRESIASI
13
TASER PATU
Laksana langit biru di langit Dinginnya malam menyelimuti Ketika aku duduk diam dan terpaku Di keheningan malam ini Disini Di bumi ini Di tanah parah petani Aku mengabdi Berupaya memberikan torehan Yang berarti, bagi mereka Di sini di bumi para petani ini Di bumi inilah orang-orang yang menautkan hidupnya Atas kiloan karet, sawit, dan singkong Untuk meneruskan hidupnya Guna sesuap nasi pengganjal perut Dan tenaga terisi untuk bekerja Di sini aku mangabdi Atas hasil yang aku dapatkan Di sini aku mencoba memberikan torehan manis untuk dikenang Di bumi para petani ini berupaya memberi sedikit Tetapi bermanfaat besar Terpukau atas ciptaanNYa, ciptaan dari jutaan hal yang Ia ciptakan Jutaan peluh telah jatuh mencoba meneruskan hidup Senyum tipis tersimpul meski sakitnya di hati Berharap ia tetap hidup meski hanya sesuap nasi. Albar Diaz Novandi FH, Ilmu Hukum ‘12
SAJAK RINDU
Selaksa rindu menggelayut dalam dada Membiarkanku terbujur kaku di tengah hiruk pikuk dunia Menenggelamkanku dalam lautan gundah. Menerobos dinding hati yang getas Mencipta sebuah nyanyian Dalam relung hati dengan nada yang tak terperi. Kucoba bertahan Menapikkan segala rasa yang terdampar dalam hati Tapi aku tersesat dalam kesunyian, dalam kehampaan Engkau yang disana, apakah kau merindu? Seperti aku yang merinduimu disini Engkau yang disana, akankah kau merasa dinding gua hatimu sepertiku? Engkau yang disana, akankah kvu terjebak dalam permainan perasaan ini? Akankah kau tersesat dalam belantara kebingungan seperti ini? Entahlah….. Annisa Ika Pratiwi Harahap AGT UNILA, 2011
Albar Diaz Novandi FH, Ilmu Hukum ‘12
Suara Mahasiswa Sampaikan keluhanmu lewat SMS Mahasiswa, dengan format Nama_Jurusan/Angkatan_Komentar. Kirim ke 08982252881/08978669233
Redaksi hanya akan memuat SMS/Komentar yang disertai identias lengkap dan bisa dipertanggungjawabkan, Nama/Jurusan/Fakultas/Angkatan. Kami mencocokkannya dengan data siakad Unila.
No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015
14
REGIONAL
Jawa-Sumatera yang
Tak Kunjung Terhubung
Oleh Fajar Nurrohmah
P
embangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) yang merupakan penghubung antara pulau Jawa dan Sumatera belum menunjukkan kejelasan. Hal ini diungkapkan oleh Andi Surya (DPD RI) dalam seminar nasional bertema “Jembatan Selat Sunda Menuju Kedaulatan Maritim” di Grha Surya Bandarlampung, Rabu (18/3). Acara ini turut menghadirkan Subandono Diposaptono (Direktur Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil), Yozi Rizal (Anggota DPRD Lampung), Fahrizal (Kepala Bappeda Lampung), Maruly H. Utama RI (Akademisi), dan Armalia Reni (Koordinator Umitra). Gagasan pembangunan JSS sudah dimulai sejak 2005, saat itu Andi Surya bertemu dengan salah satu perusahaan membahas pentingnya jalur yang menghubungkan antara pulau Jawa dan Sumatera. Andi bersama Sachroedin ZP yang saat itu menjabat Gubernur Lampung,
mengadakan pendekatan ke masyarakat Lampung dan Banten untuk mendukung pembangunan JSS. Hingga pada 2006 terbentuklah konsorsium daerah, antara PT. Lampung Jasa Utama dan PT. Global Development dari Banten agar proyek pembangunan JSS disahkan dan mendapat payung hukum. Belum sampai disahkan masalah pembiayaan pembangunan JSS yang diperkirakan mencapai 20 trilliun rupiah, saat kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono seluruh proyek akan dibayar oleh konsorsium. Namun terjadi perbedaan pendapat di pemerintah pusat, Agus Martowardojo (Gubernur Bank Indonesia), mengungkapkan bahwa proyek pembangunan harus dibayar oleh pusat tetapi menurut Hatta Rajasa (Menteri Perhubungan KIB Jilid I) proyek harus dibayar oleh konsorsium. Setelah permasalahan ini muncul proyek pembangunan JSS semakin tidak jelas.
KOMIK
Andi menyampaikan ada tiga hal yang membuat JSS tidak bisa dilaksanakan menurut Jokowi, yaitu mematikan identitas maritim, adanya ketimpangan dari Indonesia Timur dan Barat, dan anggaran pusat tidak cukup. “Padahal pembangunan JSS mendukung jalur distribusi maritim”, ujar Andi tak sepakat. Ia juga menambahkan pembangunan ini juga akan mengurangi beban tol laut, menjadi portal bagi maraknya kapal asing, dan ada multiplier effect yaitu terjadinya kemajuan di perekonomian maritim. “Selat Sunda memiliki potensi yang luar biasa,” ungkap Subandono Diposaptono. Selain potensi maritim, Selat Sunda juga berpotensi di bidang pariwisata. Selat Sunda juga termasuk dalam salah satu dari lima Golden Ring atau lingkaran emas ekonomi maritim tempat keluar masuknya kapal di Indonesia. Direktur Tata Ruang ini juga menyampaikan bahwa
proyek pembangunan JSS ini bersifat regulator, untuk dapat dilaksanakan harus ada survei, investigasi, kontruksi dan ada payung hukum. Selain itu pelaksanaan proyek pembangunan harus diketahui terlebih dahulu tentang tata ruang laut nasional, tata ruang wilayah, dan tata ruang provinsi. “Tata ruang laut di Lampung belum diketahui,” tambah Subandono. Struktur tata ruang dan rencana pola ruang juga harus disusun sebelum pembangunan. Hal ini akan memakan waktu yang cukup panjang. Fahrizal memaparkan jika pembangunan JSS ini dilaksanakan membutuhkan waktu minimal 10 tahun. Adanya JSS diperkirakan akan menambah investasi hampir 200 trilliun rupiah, tetapi dalam pembangunannya ketahanan nasional seperti adanya badan penegak hukum di laut, kedaulatan yang menyangkut batas maritim, pengembangan poros maritim dan kekuatan pertahanan
maritim juga harus didesain secara dinamis. Pengembangan Selat Sunda sudah ditetapkan dalam Peraturan Presiden RI No. 86 tahun 2011, tentang pengembangan kawasan strategis dan infrastruktur Selat Sunda. Namun menurut Fahrizal, dalam Perpres ini tidak ada penetapan langsung pembangunan JSS. “JSS saat ini sudah tidak banyak dibicarakan,” ungkapnya. Belum ada kejelasan pembangunan JSS, pemerintah pusat justru sedang dalam proses pembangunan tol yang menghubungkan Sumatera Selatan, Lampung dan Banten. Akses jalan tol ini diperkirakan akan selesai dibangun tahun 2018. Dalam pelaksanaan nanti setiap kendaraan yang akan melintas dari Bakauheni ke Merak atau sebaliknya akan dikenakan biaya tol ketika memasuki gerbang kapal. “Di pelabuhan juga akan dibangun 10 dermaga,” tambah Fahrizal.
Oleh Defika Putri N No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015
15
EKSPRESI
Menyemai Benih
POJOK PKM
Entrepreneur
Foto Riska Martina
S
emuanya itu hukum alam, apa yang kita lakukan pasti akan berbalik kepada kita juga, jadi ya lakukan saja yang terbaik yang bisa kamu lakukan,” ujar lelaki tambun berusia 44 tahun itu. Bagi Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unila itu menciptakan lapangan pekerjaan bagi banyak orang adalah salah satu caranya membantu sesama. Timbal balik merupakan hal yang ia rasa tak perlu diperhitungkan dalam hal tersebut. Bahkan bagi Hartono semua itu ialah hobi tersendiri. Minatnya untuk berbisnis muncul sejak ia masuk kuliah, itu semua dilatarbelakangi kehidupan keluarganya yang serba kekurangan. Ayahnya hanya seorang penjual es keliling, sedang ibunya penjual pakaian bekas. Namun semangat dan keinginannya yang tinggi untuk melanjutkan kuliah, akhirnya Hartono berhasil mendapat gelar sarjana dari Universitas Indonesia. Tentu bukanlah hal yang mudah untuk melalui itu semua. Berawal dari kenekatannya merantau ke Ibukota Jakarta setelah lulus SMA untuk meneruskan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi. Ia sempat menjadi mahasiswa jurusan Teknik Sipil dia berhenti kuliah empat bulan kemudian karena tidak sanggup untuk meneruskan pembayaran SPPnya. Akhirnya ia pun kembali mencari uang demi membantu kakak laki-lakinya yang juga sedang berada di bangku perkuliahan. Selama delapan bulan itu Hartono tinggal bersama Naryo, pria berusia 72 tahun dari Surabaya yang juga tinggal di Jakarta untuk mengadu nasib. Saat itu Hartono hanya menumpang dan ia bekerja sebagai buruh pabrik. Uang hasil kerjanya selama itu ia kumpulkan untuk melanjutkan kuliah. Hingga setahun kemudian, ia pun bisa melanjutkan pendidikannya di jurusan Administrasi Niaga Universitas Indonesia. Ia juga tak lagi menumpang di tempat Naryo, melainkan tinggal di kios kecil-kecilan yang ia dirikan sendiri. Dari usaha kios kecilkecilan itulah Hartono dapat menyelesaikan kuliahnya.
Saat itu ia juga menyambi kerja borongan yang menurutnya dapat menghasilkan uang yang cukup untuk membayar spp. “Selama 3 hari biasanya saya bisa menghasilkan uang 30 sampai 40 ribu,” jelasnya. Tak mudah tentunya kuliah sembari bekerja untuk melanjutkan hidup dan biaya kuliah, namun dengan prinsip hidupnya yang kuat untuk menjalani hidup sebaik mungkin membuatnya dapat melewati kesulitan hidup. Mulai dari situ ia pun mengembangkan bisnisnya, berawal dari agen laundry, ia akhirnya bisa membuka jasa laundry, yang merupakan bisnis pertamanya, bahkan tidak sedikit orang-orang yang menjadi agen jasa laundry miliknya. Usahanya semakin berkembang, bahkan berkembang pesat. Hartono membuka jasa rental komputer, ia pun merekrut orangorang yang memiliki bakat di bidang komputer untuk dipercaya menjadi pengawas usahanya tersebut. Tak hanya mempekerjakan orang lain, Hartono juga membantu membiayai para karyawannya yang ingin melanjutkan kuliah. Eksan dan Santo adalah karyawan yang ia kuliahkan di Universitas Darmajaya Bandarlampung. Selama menjadi karyawan, mereka berdua juga diarahkan untuk bisa membuka bisnis dibidang yang sama. Usahanya selalu berkembang, kini tak
hanya jasa laundry dan rental komputer yang ia urusi, Hartono juga memilki usaha Cappuccino cincau, rujak es krim, mi ayam bakso, warung makan, bisnis air kerawang, jasa angkutan Pick-UP, usaha balon terbang, dan orgen tunggal. Hartono tidak menjalankan usahanya sendirian, beliau dibantu dengan karyawan-karyawan yang telah dipercayainya. Beliau hanya memberikan arahan dan pengawasan terhadap usahausaha yang ia dirikan itu. “Setiap sabtu malam selalu saya adakan pertemuan bagi seluruh karyawan,” ujarnya. Dalam menekuni usahanya, bukan berarti ia menjalaninya dengan mulus. Beberapa kali ia mengalami kebangkrutan. Seperti bisnis kulinernya yang mengalami kegagalan, hal itu disebabkan karena kala itu banyak karyawannya yang cepat jenuh sehingga mereka keluar masuk begitu saja. Meski berkali-kali bangkrut , tak membuat Hartono tidak takut untuk membuka usahanya lagi. “Saya percaya Tuhan itu adil , apapun usaha yang kita lakukan pasti akan ada hasilnya di kemudian hari,” begitu ujarnya. =
Hayatun Nisa F Pemimpin Redaksi
Saat Mayoritas
Selalu Benar
“Mayoritas selalu benar adalah tirani kebenaran! Mayoritas selalu benar adalah kebohongan sosial! Setiap manusia merdeka dan berakal sehat harus memberontak terhadapnya,” Torangga berteriak menggugat. Di panggung itu, sebuah kebenaran faktual sedang dinistakan oleh “kebenaran” versi pendapat publik yang sudah dimanipulasi kepentingan politisi. Disitulah adegan yang menasbihkan Torangga, si penyampai kebenaran, sebagai musuh masyarakat. Ini merupakan bagian dari lakon Subversif! yang dimainkan Institut Ungu di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Kamis (12/3). Adaptasi naskah penulis Norwegia, Henrik Ibsen, berjudul “An Enemy of the People” oleh Faiza Mardzuki itu seperti sebuah cermin realitas kehidupan hari ini. Melalui naskah “An Enemy of the People” yang ditulis Henrik Ibsen pada 1882 itu, Ibsen yang dikenal sebagai Shakespeare dalam sastra Norwegia, kala itu mencoba menyeru kebenaran dan menggugat “kebenaran” pendapat umum, menjadi musuh masyarakat. Pementasan naskahnya itu pun menjadi kontroversial, karena Ibsen dianggap menyerang banyak pihak. Bahkan Ibsen dianggap menyerang publik Norwegia yang saat itu pasif menghadapi berbagai persoalan sosial Norwegia, termasuk pencemaran lingkungan dan korupsi di Norwegia. Itulah drama pertikaian antara kebenaran hakiki dan kebenaran mayoritas yang dikonstruksi kekuasaan, media, dan korporasi. Sebuah drama realis mengangkat tema yang sangat kuat dan relevan dengan pertanyaan kita hari ini secara mendalam tentang moral kebenaran dari suara mayoritas. Apakah suara mayoritas selalu benar? Apakah suara mayoritas selalu memberi jalan terbaik untuk masyarakatnya?. Tapi mungkin sebagian besar dari kita pun tetap bingung dengan sebuah kebenaran itu sendiri, yang masih terkungku dengan “kebenaran” mayoritas. Ibsen bilang “Mayoritas tidak pernah benar. Aku mengatakan tidak pernah. Inilah salah satu kebohongan sosial yang harus ditentang oleh setiap pribadi yang berani berpikir sendiri. Siapa yang merupakan mayoritas di setiap negara, yang pintar atau yang dungu? Di seantero dunia yang dungu-lah yang merupakan mayoritas yang berkuasa dan mengancam. Mayoritas besar, golongan terbanyak, adalah musuh terbesar dari kebenaran dan kebebasan”. Namun Allah Sang Pencipta telah jauh lebih lama memberikan jawaban pada kita melalui firman-Nya dalam surat Al-Ma’idah ayat 100 yang artinya “Tidak sama yang buruk dengan yang baik, walaupun mayoritas yang buruk itu menyenangkan kamu”. Lantas tidak kah itu semua memberi pengertian bahwa kebenaran tidak boleh disembunyikan meskipun harus melawan arus mayoritas. Kebenaran harus ditegakkan meskipun kadang kesepian dan tersudut, bahkan bisa dianggap gila dan memusuhi kekuasaan. RasulNya pun pernah bersabda “Kelak umatku menjadi mayoritas. Namun mereka ibarat buih di tengah lautan”. Seharusnya hal ini juga menguatkan kita untuk tak menjadi bagian dari buih tersebut, tak menjadi bagian dari kebenaran yang dusta. Tapi, mampukah kita untuk sekedar tak menjadi bungkam saat tahu kebenaran di balik sebuah tirani kebenaran? Siapkah kita menjadi yang diasingkan bahkan dianggap musuh, saat telah bertaruh banyak hal untuk menyampaikan sebuah kebenara suci? Cukup berani kah kita?.= No 141 Tahun XV Trimingguan | Edisi Maret 2015