Tabloid Teknokra Edisi 143 Mei 2015

Page 1

Teknokra Unila @TeknokraUnila

TABLOID MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG

www.teknokra.com

Edisi Mei 2015 No 143 Tahun XV Trimingguan

Teknologi, Inovasi, Kreativitas dan Aktivitas

Tetap Berpikir Merdeka! Ilmiah Bisa, Populer Juga Boleh

Halaman 3

Menurut Hartono yang menjadi kriteria penilaian seleksi PMW adalah diutamakan bagi yang usahanya memang sudah berjalan.

Halaman 11

Di Indonesia, kotoran sapi paling banyak digunakan untuk diproduksi sebagai biogas, hal itu karena banyakanya usaha perternakan di Indonesia.

Halaman 15

Rasa penasaran terhadap dunia wirausaha membuatnya semangat dan kembali percaya diri untuk terus membuka usaha.

KAMPUS

MASIH JADI NOMOR

DUA


2

SALAM KAMI COMMENT

Foto Luvita W.H.

Setelah Akreditas B

Watch Dog Bukan Lap Dog

K

ritikan, saran, bahkan tuduhan banyak kami terima setiap usai terbit. Kami tentu menganggapnya sebagai pelajaran berharga. Namun kami juga kecewa, dengan beberapa stakeholder Teknokra yang dengan mudah mengatakan Teknokra harus ditutup. Mungkin karena pemberitaan Teknokra yang selalu mengkritik untuk pembenahan, atau karena tak paham bagaimana kerja sebuah media berita. Istilah Wacth Dog sepertinya harus lebih ditekankan dalam kerja-kerja kami sebagai pers mahasiswa. Sehingga tak ada lagi yang menganggap Teknokra sebagai Lap Dog. Tak jarang juga, reporter Teknokra mendapatkan hujatan hingga ancaman dari narasumber yang tidak terima dengan pemberitaan Teknokra sebelumnya. Namun, pihak-pihak tersebut tak per-

nah mengirimkan surat pembaca atau sowan ke Pojok PKM. Entah ketidakpahaman yang membuat mereka se­ perti itu atau memang ingin mematikan proses belajar. Ya, kami memang masih belajar, serius belajar dan belajar serius memainkan peran kami sebagai kontrol sosial. Para pembaca, narasumber, birokrat kampus, sampai alumni Teknokra memiliki peran masing-masing bagi eksistensi Teknokra. Kami juga tak bisa menya­ lahkan para pembaca yang mungkin memang tak paham media jurnalistik. Tuduhan bahwa Teknokra berpihak dan sebagainya tak henti dilontarkan, tentu saja Teknokra berpihak. Karena media tidak boleh netral, media haruslah berpihak, berpihak pada kepentingan orang banyak. Kami juga selalu berusaha profesional dalam kerja

kami sebagai unit kegiatan penerbitan. Meski pun masih sulit bagi kami mengalahkan tirani deadline yang telah kami tentukan sendiri. Kami meminta maaf kepada seluruh pembaca karena telah molor terbit. Kami masih belajar, karena itu kami tak pernah merasa bosan mendapatkan kritikan juga masukan ber­ bagai pihak. Saat kami memosisikan diri sebagai penjaga, maka para pemabaca menjadi penjaga kami. Tabloid Teknokra edisi 143 kami menyoroti kampus cabang Unila yang mendapat keluhan dari para mahasiswanya. Selain itu kami juga menyajikan wawancara khusus dengan Rektor Unila dan Kepala LP3M terkait akreditasi B yang baru diraih Unila. Dari pojok PKM kami tak pernah bosan untuk mengajak pembaca untuk, Tetap Berpikir Merdeka!=

Universitas Lampung tentu boleh berbangga dengan akreditasi B yang diraihnya dengan poin yang cukup tinggi. Bahkan pada Ultah Emas ke-50 Unila optimis akan segera mendapatkan akreditasi A. Dengan pencapain tersebut, lulusan Unila juga akan lebih diperhitungkan di dunia kerja. Banyak hal yang menjadi penilaian tim Asesor BAN-PT yang menyambangi Unila Maret lalu. Penilaian tersebut tentu tak sembarang, Unila juga sudah menyiapkannya sejak jauh hari. Namun, bukan berarti Unila dengan begitu saja berpuas diri, Unila harus terus berbenah dalam segala aspek. Karena yang masih menjadi pertanyaan meskipun Unila begitu optimis akan segera mendapatkan akreditasi A, mengapa masih banyak fasilitas yang mahasiswa rasakan kurang. Mulai dari layanan perpustakaan, lab di fakultas sosial yang penggunaanya juga belum maksimal, beasiswa yang masih sulit diakses, bahkan walaupun Unila kini gencar melakukan pembangunan gedung, masih saja ada perkuliahan yang berebut ruangan. Contoh yang paling jelas kondisi kampus cabang Unila yang ada di Ratulangi dan Metro. Mahasiswa yang kuliah disana juga dikenai SPP ataupun UKT yang sama dengan mahasiswa yang ada di kampus pusat. Namun mereka harus kuliah de­ ngan kondisi gedung yang kurang layak dan fasilitas juga masih kurang, selain itu mereka juga jauh dari akses fasilitas seperti perpustakaan dan fasilitas umum yang ada di kampus pusat. Selain itu Unila juga belum memiliki cukup banyak guru besar. Entah bagaimana penilaian dari BAN-PT, namun untuk menyandang akreditasi A sepertinya Unila masih jauh. Namun, hal tersebut dapat menjadi motivasi bagi Unila untuk mencapai Top Ten University di tahun 2025 nanti. Mengingat masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselsaikan Unila di tahun ini dan tahun-tahun berikutnya. Selain itu, di tahun ini juga menjadi momen pergantian Rektor. Hal ini tentu memacu siapa pun yang terpilih menjadi Rektor nantinya. Apakah ia akan berhasil membawa Unila mendapatkan akreditasi A dan mencapai visi misi Unila yang saat ini masih jauh untuk dicapai.=

Cover

Judul : Kampus Dua, Masih Jadi Nomor Dua Ide & Desain : Retno Wulandari Foto : Defika Putri N.

KYAY JAMO ADIEN

TABLOID TRI MINGGUAN diterbitkan oleh Unit Kegiatan ­­­­­Penerbitan ­­ Mahasiswa (UKPM) TEKNOKRA Universitas Lampung ALAMAT Grha Kemahasiswaan Lt.1 Jl. Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145 Telp .(0721) 788717 EMAIL ukpmteknokraunila@yahoo.co.id, redaksi.teknokra@gmail.com WEBSITE www. teknokra.com Pelindung: Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, MS Penasihat: Prof. Dr. Sunarto, SH, MH Dewan Pembi­­na: Maulana Mukhlis, S.Sos.,MIP. ­Anggota Dewan Pembina: Prof. Dr. Ir. Muhajair Utomo, M.Sc., Asep Unik, SE. ME., Drs. M. Toha B. Sampurna Jaya, M.S., Dr. Eddy Riva’i, S.H., M.H., Ir. Anshori Djausal, M.T., M.A., Dr.Yuswanto.SH.,MH., Dr.Eddi Rifai SH.MH., Asrian Hendi Caya,SE.,ME., Dr. Yoke Moelgini M.Sc, Irsan Dalimunte,SE.M.Si,MA., Dr.Dedy Hermawan S.Sos,M.Si., Dr. Nanang Trenggono M.Si., Dr.H.Sulton Djasmi, M.Si., Syafarrudin, S. Sos. MA., Toni Wijaya S.Sos.MA, M. Burhan, Vina Oktavia, S.Pd., Yurike Pratiwi

KYAY JAMO ADIEN

Oleh Retno Wulandari No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

Pemimpin Umum: Faris Yursanto Pemimpin Redaksi: Hayatun Nisa F Pemimpin Usaha: Fitri Wahyuningsih Kepala Pusat Penelitian dan ­Pengembangan: Kurnia Mahardika Kepala Kesekretarian: Lia Vivi Farida Redaktur Pelaksana: A ­ yu Yuni Antika Redaktur Pelaksana Daring: ­Khorik Istiana Redaktur Berita: Rika Andriani Reporter : Fahmi Bastiar (Non Aktif), Fitri Ardiani, Enindita Prastiwi, Retnoningayu JU Redaktur Foto: ­Wawan Taryanto Fotografer: Luvita Wilya H Redaktur Artistik: Retno Wulandari Staf Artistik: Defika Putri Nastiti Kameramen: Fajar Nurrohmah, ­Redaktur Daring: Yola Septika Manajer Keuangan: Fitria Wulandari Manajer Usaha : Imam Gunawan Staf Keuangan: Yola Savitri Staf Periklanan: Riska Martina, Enindita Prastiwi Staf Pemasaran: Yola Septika­ Staf Kesekretariatan: Fitri Ardiani Staf Analisis dan Perpustakaan: Fajar Nurrohmah Staf Pengkaderan dan SDM: Wawan Taryanto Magang: Aditya, Sheli P.S, Adi F, Agung M, Aldi H, Ana U, Ari A, Arif S, Ariz N, Bayu F.H, Eka S, Endani A, Faiza U.A, Febriel M, Fonny B, M. Ghufroni A, Niko F, Novita L, Nur Azizah D.A, Nur Intan F, Trias S.P.N, Winda S, Yessi E.N.


KAMPUS IKAM Unila Jaring Wirausahawan Oleh Fitri Ardiani

Unila-Tek: Meningkatnya semangat mahasiswa yang mempunyai minat tinggi dalam berwirausaha saat ini dapat dilihat dari antusiasme mahasiswa yang ikut serta dalam Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2015. Sebanyak 148 mahasiswa telah mengumpulkan berkas se­ perti formulir, proposal bisnis, fotokopi KTM, dan transkrip akademik sebagai salah satu syarat mengikuti program ini. Selanjutnya berkas akan diseleksi, bagi mahasiswa yang lolos seleksi berkas harus mengikuti tes wawan­cara yang dilakukan pada (1115/5). Sebanyak 60 mahasiswa yang akan di­nyatakan lolos tes wawancara. Mereka akan diberi bimbingan tentatif serta wajib mengikuti diklat pada (23-24/5) mendatang. Diklat ini bertu-

juan agar mahasiswa tersebut dapat melakukan revisi dalam proposalnya. “Tiap Fakultas pasti akan ada yang lolos seleksi,” ujar Hartono yang merupakan Tim Kerja Bidang Penalaran. Tak sampai situ saja, peserta PMW akan ditempatkan berdasarkan usaha yang mereka ajukan & menandatangani kontrak usaha pada (28/4). Para peserta memiliki penanggung ja­wab yang akan membimbing mereka nantinya. Satu pembimbing akan mengarahkan 5-6 peserta. Pencairan dana baru dapat dilakukan pada Juni mendatang sebesar 70 persen dan sisanya pada bulan berikutnya. Selama kurang lebih 6 bulan peserta PMW tersebut akan melakoni usahanya dengan bimbingan. Dan wajib membuat laporan akhir dari usaha yang mereka jalankan.

Menurut Hartono yang menjadi kriteria penilaian seleksi PMW adalah diutamakan bagi yang usahanya memang sudah berjalan, kelayakan usaha yang meliputi prospek, dan tingkat keterlibatan mahasiswa. Bagi usaha yang memang sudah berjalan juga akan diverifikasi dengan menyurveinya langsung. “Sebaiknya PMW ini hanya untuk mahasiswa yang sudah hampir lulus saja, supaya mereka benar-benar niat dan agar setelah me­reka wisuda nanti langsung punya kerjaan,”ungkap Triono (Agroteknologi’12) salah satu pendaftar PMW. Sama halnya dengan Baidowi (PPKn’12) yang mendukung kegiatan PMW diselenggarakan. “Saya berharap kegiatan ini akan selalu ada tiap tahunnya dan kuota penerimaannya pun di­ tambah,” ujarnya berharap.=

Foto Luvita Willya Hendri

Perluasan. Beberapa pekerja sedang membuat lahan parkir di depan galeri ATM Unila dengan memperluas bahu jalan karena parkir yang membludak di area itu. Foto dibidik Selasa (28/4)

NGEKHIBAS Mahasiswa masih iuran beli peralatan olahraga Kemana UKT?

Unila akreditasi B Gemuk Bangga dengan hasil seperti itu? Mahasiswa kampus B masih mengeluhkan fasilitas Sampai kapan jadi anak tiri?

Pansus siapkan 70 orang untuk PEMIRA Aklamasi lagi gak ya?

3

Ekspor Ikan Bantu Ekonomi Oleh Ariz Nisrina

FP-TEK: Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan Unila (Hidrila) mengadakan diskusi publik di Aula Fakultas Pertanian (FP) Unila, Rabu (29/4). Diskusi yang mengusung tema “Optimalisasi Bidang Ekspor Perikanan sebagai Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat” menghadirkan pembicara dari Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung (BBPBL) Dinas Kelautan Lampung, PT. Matahari Sakti, dan pengusaha muda perikanan di Lampung, Dimas Riski. Diskusi yang merupakan rangkaian acara Aqua Expo itu bertujuan untuk membuka pemikiran mengapa ekspor di bidang perikanan di Lampung belum berkembang de­ngan baik, memperkenalkan jenis-jenis komoditi yang biasa diekspor, dan menelisik masalah yang menghambat siklus ekspor-impor perikanan. Dalam diskusi tersebut, Dimas Riski menuturkan selain ekspor ikan jenis konsumsi, Indonesia juga punya potensi yang cukup besar di bidang ekspor ikan hias, khususnya ikan guppy (millionfish). Firman Verdiyan (Budidaya Perairan’13) selaku Ketua Pelaksana berharap diskusi tersebut dapat memberikan pencerahan dalam usaha budidaya perikanan di Indonesia agar tak stagnan.=

Dies Natalis UKM Katolik Oleh Fonny Budiyanto

Unila-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Katolik Unila menggelar Dies Natalis kedua. Ada berbagai rangkaian acara memeriahkan agenda yang dibuka di Fakultas Hukum (FH) Unila, Sabtu (18/4). Diawali dengan kegiatan internal yang dikhususkan untuk mahasiswa Katolik Unila, seperti lomba lektor, mazmur, dan lomba debat yang membahas seputar Iman Katolik. Selain kegiatan internal, UKM Katolik juga mengadakan kegiatan eksternal berupa bakti sosial ke Panti Jompo Hana di Teluk Betung, Sabtu (25/4). Sesuai dengan tema yang diusung yaitu “Berkarya dengan Bergandeng Tangan”, Agustinus Satrio (Teknik Elektro’14) selaku Ketua Pelasana menuturkan lewat acara tersebut mahasiswa Katolik Unila dapat berkarya tak hanya secara individu, tapi berkarya bersama-sama, dan mencapai tujuan bersama serta dapat memajukan UKM Katolik untuk kedepannya. Selain itu tujuan dari acara ini adalah mempererat tali persaudaraan antar mahasiswa Katolik di Unila dan menambah wawasan mahasiswa tentang iman Katolik Deddi Adrian (Teknik Geofisika’12) selaku Ketua Umum UKM Katolik mengatakan bahwa acara ini menjadi awal yang baik agar kedepannya kegiatan-kegiatan seperti ini dapat terus diadakan.=

Sosiologi Ajak Siswa SMA Kreatif Oleh Trias Suci Puspa Ningrum

FISIP-Tek: Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sosiologi mengadakan Sopres (Sosiologi Present) yang diikuti oleh siswa SMA se-Lampung, Minggu, (25/4). Acara ini dihadiri oleh Pairul Syah selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni dan Susetyo selaku Kepala Jurusan Sosiologi ini meng­ usung tema Socraed (Social Creative and Educative). Juanda (Sosiologi’12) se­ laku Ketua Pelaksana menjelaskan nilai sosial yang diangakat dari pameran foto keadaan sosial masyarakat dan juga adanya pengabdian masyarakat. Tak hanya

itu, nilai kreatif ditunjukan de­ ngan mengadakan lomba majalah dinding (Mading). Lalu dari segi pendidkan ditunjukan dengan adanya olimpiade sosiologi dan se­ minar. Tri Rudianti, mengungkapkan keprihatinannya terhadap masyarakat Lampung. “Dari seminar ini saya tahu keadaan masyarakat Lampung, bahwa banyak masalah sosial di Lampung khususnya kriminalitas. Keadaan remaja sekarang juga sudah sangat mempriha­ tinkan sudah merosot semua moralnya,” harapnya. Rudianti juga berharap dengan diadakannya

acara ini dapat menambah wawasan para guru, dan juga untuk acara yang akan datang dapat lebih dikhususkan lagi tema seminarnya. Endi Deswanto (Siswa SMAN 1 Tumijaja ­ Tulang Bawang Barat), salah sa­ tu peserta olimpiade ­me­­­­­ng­atakan optimis akan mendapatkan juara satu ka­ rena persiapan yang ­ sudah matang. Tak lain dengan Silvia Diah Apriliani, salah satu peserta lomba Mading. “Saya senang dengan adanya acara ini, semoga kedepannya kita lebih kreatif dan inovatif,” ujarmya.=

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015


4

KAMPUS IKAM

Semangat Kartini Lewat Diskusi Oleh Fitri Ardiani

Unila-Tek: Memperingati hari Kartini pada 21 April, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM U) Unila mengadakan diskusi publik yang berlangsung di pelataran belakang Rektorat Unila, Jumat, (24/4). Diskusi yang bertemakan “Dengan Semangat Kartini Kita Tingkatkan Kualitas dan Profesionalisme Wanita” ini menghadirkan Titis Roviana dan Rimayanti yang merupakan aktivis pergerakan wanita Lampung. Dalam diskusi tersebut, Rimayanti menyayangkan kaum wanita kerap menjadi korban kekerasan, apalagi didominasi dengan adanya kekerasan dalam rumah tangga. “Kita sebagai kaum wanita harus mengubah mindset bahwa wanita itu bukan manusia yang lemah, kita mempunyai hak dan derajat yang sama dengan kaum lelaki,” paparnya. Tak hanya itu, ia juga menjelaskan bahwasanya seorang wanita pun bisa menjadi seorang pemimpin walaupun pada hakikatnya lelaki adalah pemimpin wanita. “Kenapa kita harus memperingati hari Kartini? Kenapa bukan pahlawan wanita yang lain seperti Cut Nyak Dien?” tanya Shinta Yunia Ulfa (FMIPA Fisika’11) di sela-sela diskusi. Menurut Rimayanti, peringatan hari Kartini terletak pada ideologi dan gagasan yang relevan dari hasil pemikiran pahlawan wanita tersebut.=

Rois Gelar Gebyar Kahfi Oleh Faiza Ukhti Annisa

FEB-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Rohani Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis (ROIS FEB) Unila menggelar Seminar Ekonomi Islam, Sabtu-Minggu (2526/4). Seminar yang mengusung tema “Fenomena Riba yang Menjadi Bagian dari Gaya Hidup” ini merupakan rangkaian acara Gebyar Kahfi di tahun 2015 ini. Fahrizal sebagai lulusan ekonomi dari Jawa Barat sekaligus pemateri menjelaskan fenomena riba dalam perekonomian di Indonesia yang kini sudah menjadi gaya hidup. Acara ini bertujuan untuk meningkatakan profesionalisme anggota muda membentuk jiwa kerohanian yang lebih kuat dan membentuk perekonomian Indonesia yang islami. “Menanamkan jiwa Islami untuk membentuk generasi islam agar dapat lebih menguatkan perekonomian Islam,” ujar Ardanta Istari (Manajemen ’14) selaku Ketua Pelaksana. Singgih Syamsuri (Ekonomi pembangunan ‘12) selaku Ketua Umum Rois berharap dengan adanya acara tahunan ini, para anggota muda dapat belajar mengelola kegiatan, dapat melahirkan pengurus yang profesional, dan Islami serta mendakwahkan Islam bagi masyarakat, khususnya mahasiswa FEB.=

Himasylva Peringati Hari Bumi Oleh Winda Septiana

FP-Tek: Hari Bumi yang jatuh pada Rabu (22/4), diperi­ ngati Himpunan Mahasiswa Kehutanan Fakultas Pertanian Unila (Hymasilva) dengan menggelar aksi di Tugu Adipura, Bandarlampung. Aksi yang bertema “Bumi Ini Cuma Ada Satu, Sudah Untuk Tempat Tinggalku” itu diikuti oleh orga­ nisasi pecinta alam di sekitar Bandarlampung Dalam aksi tersebut mereka menyuarakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bandarlampung masih jauh dari paraturan yang mengharuskan RTH 30 persen dari luas daerah, sedangkan Bandarlampung hanya memiliki 11,8 persen. Tak hanya melakukan aksi, mereka juga mengadakan penanaman 2015 mangrove di desa Ketapang, Sabtu (26/4). Untuk menanamkan jiwa konservasi, mereka juga melakukan penyuluhan konservasi alam kepada anak-anak usia belia. Kegiatan dilanjutkan dengan seminar ekologi yang membahas tentang peran serta hutan dalam masalah irigasi terhadap pencegahan terjadinya bencana alam. Roly Mardhinata (Kehutanan’12), selaku Ketua Pelaksana berharap keadaan alam benar-benar lestari sehingga Indonesia pun sejahtera sesuai dengan prinsip negara Indonesia. “Menurut kami prinsip ini berkesinambungan dengan lingkungan alam yang lestari,” ujarnya.=

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

Penerimaan Mahasiswa Baru Unila Oleh Fitri Ardiani

Unila-Tek: Tahun ini Universitas Lampung diperkirakan membuka kuota sebanyak 5800. Penerimaan ini melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) sebanyak 50%, 30% lewat Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), 5% PMPAP, dan sisanya melalui jalur mandiri. Penerimaan melalui jalur SNMPTN sudah dibuka sejak 13-15 Maret 2015. Namun kegiatan pendahuluan sebagai salah satu bentuk tahapan seleksi telah dimulai sejak 22 Januari 2015. Kegiatan tersebut adalah pengisian dan verifikasi PDSS yang dijadwalkan mulai 22 Januari s.d. 8 Maret 2015. Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), yaitu sistem dimana pihak dari sekolah memasukkan nilai

rapor siswa untuk proses seleksi SNMPTN tahun akademik 2015/2016. Pengisian data sekolah dan siswa di PDSS melalui laman http:// pdss.snmptn.ac.id. Kartu peserta SNMPTN dapat dicetak mulai tanggal 14 -28 April 2015. Setiap siswa pendaftar dapat memilih 4 program studi pada 2 Perguruan Tinggi Negri (PTN) yang berbeda. Salah satu diantara PTN tersebut harus berada pada provinsi yang sama dengan asal sekolahnya. Penyeleksian berkas SNMPTN oleh pihak panitia dilakukan pada 16 – 8 Mei 2015. Hasil dari data yang telah diseleksi akan diumumkan pada 9 Mei mendatang. Adapun proses verifikasi atau pendaftaran ulang bagi calon mahasiswa yang dinyatakan lulus seleksi dilakukan pada 9 Juni yang bersamaan

­de­ngan pelaksanaan ujian tes tertulis bagi mahasiswa baru yang mendaftar melalui jalur SBMPTN. Penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SBMPTN sendiri akan dibuka pada 11-29 Mei 2015. Hasil dari ujian tertulisnya akan diumumkan pada 9 Juli 2015. Proses verifikasi atau pendaftaran ulang ini meliputi penyerahan fotokopi rapot semester 1-5 dan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN). Pada proses ini akan dilihat apakah ada kecurangan atau tidak. Sisa dari kuota yang tersedia diperuntukkan untuk jalur Ujian Mandiri (UM) yang hanya terdapat pada bebe­ rapa Fakultas di Universitas Lampung saja. “Tidak semua jurusan yang ada di fakultas tersebut juga membuka jalur UM , hanya sebagian saja”, ujar Ainul Hudzni.=

Foto Luvita Willya Hendri

Bersantai. Beberapa mahasiswa bersantai di pondok Go Green di samping gedung C FKIP yang didirikan untuk mengajak mahasiswa mencintai Bumi. Foto dibidik Kamis (23/4).

Rektor Kembali Kukuhkan Guru Besar Oleh Fonny Budiyanto

Unila-Tek: Prof. Sugeng P. Hariyanto selaku Rektor Universitas Lampung mengukuhkan Khaidir Anwar menjadi Guru Besar bidang Ilmu Hukum Internasional di Gedung Serba Guna, Jumat (23/4). Dengan dikukuhkan Khaidir Anwar sebagai Profesor, menambah jumlah profesor yang ada di Fakultas Ilmu Sosial menjadi 54 dosen. Hal ini masih dirasa kurang, jika dibandingkan dengan jumlah dari seluruh dosen yang berjumlah seribu dua ratus orang. “Jumlah Profesor

di Unila sendiri masih sangat sedikit, sekitar lima persen dari jumlah dosen yang ada. Saya berharap kedepannya, jumlah profesor di Unila bisa meningkat sampai dua puluh persen,” ujar rektor Unila. Dalam acara tersebut, Khaidar menyampaikan orasinya dengan mengangkat judul “Kerjasama Pengelolaan Selat Malaka dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”. Ia menekankan pentingnya kerjasama antar negara yang berada di tepi selat Malaka yaitu Singapura, Ma-

laysia, dan Indonesia dalam pengelolaan hasil aktivitas ekonomi di Selat Malaka. Khaidar pun berharap de­ ngan terjalinnya kerjasama, Indonesia bisa meningkatkan sektor pariwisata dan menambah devisa negara. “Kita perlu mendorong pemerintah untuk meningkatkan SDM yang ada di Indonesia supaya kapal-kapal yang melewati Selat Malaka tersebut dapat dipandu oleh Indonesia tidak hanya oleh Malaysia dan Singapura,” ujar Prof Khaidir Anwar.=


KAMPUS IKAM

5

Himajip Rayakan Hardiknas Oleh Ariz Nisrina

Foto Luvita Willya Hendri

Jalan. Para pekerja sedang memperbaiki jalan menuju Rusunawa Unila, jalan tersebut akan diaspal. Foto dibidik Kamis (30/4).

Kurang Sarana Olahraga, Mahasiswa Nombok

Oleh Luvita Willya Hendri

FKIP-Tek: Sarana dan Prasarana perkuliahan sangatlah dibutuhkan bagi mahasiswa dalam proses perkuliahan. Tak lain halnya bagi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Penjaskes. Sarana praktek lapangan seperti bola tangan, softball, bola kaki, stik pemukul, tiang hinggap, dan bola voli. Namun, Unila masih dirasa kurang dalam penyediaan sarana tersebut. Hal ini membuat mahasiswa Penjaskes kerap mengeluarkan iuran untuk membeli bola. Dani Iskandar (Penjaskes ‘12) mengatakan kekurangan sarana menjadi penghambat untuk mahasiswa dalam proses praktik lapangan. “Seharusnya jika sudah ada sistem UKT, peralatan olahraga menjadi jaminan kampus,“ ungkap-

nya. Ia ­me­ngaku adanya iuran pembelian sarana dan prasarana sudah dilakukan sejak ia duduk di semester satu dan hinggga sekarang hal itu tetap berjalan dan menjadi sebuah keharusan yang dilakukan dalam pemenuhan peralatan yang kurang memadai. Ak­ hirnya terkadang mahasiswa berinisiatif membeli sendiri dengan iuran yang sebesar sepuluh sampai dua puluh ribu rupiah. Tak berbeda dengan Riski Adi Wijaya (Penjaskes ’13), mengaku meskipun untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa, tetap saja memberatkan baginya, terutama teman-temannya yang kurang mampu harus dibebankan dengan hal seperti ini. “Seharusnya ini menjadi tanggung jawab pihak jurusan dan

fakultas” tuntutnya. “Penjaskes terkesan dipandang sebelah mata. Jika sarana penunjang yang penting tidak memenuhi syarat kelengkapannya ba­ gaimana keterampilan bisa berkembang dan mencapai kemampuan maksimal” keluhnya. Buchori Asyik selaku wakil Dekan Bidang Keuangan, U­mum, dan Kepegawaian me­ ngaku tidak menerima laporan adanya iuran yang berlangsung di antara mahasiswa penjaskes mengenai kekura­ ngan sarana. “mahasiswa harus melapor terlebih dahulu ke ketua jurusan, ketua jurusan akan menyerahkan laporan ke pihak fakultas. Setelah itu pihak fakultas dapat mengklarifikasinyadan mengambil tindakan untuk mengatasi hal ini,” tutupnya.=

gkap Muhammad Nabil Setiawan (Agribisnis’13). Bersamaan dengan kegiatan rutin FP yang sering di sebut minggu ceria (Min­ cer) kini lebih berbeda pada bulan mei karena bertepatan dengan hari jadinya ­Himaseperta sehingga rangkaian acara yang biasanya hanya sekedar membersihkan lingkup pertanian kini dihiasi dengan jalan sehat dan berbagai kegiatan tambahan lainnya seperti pembagian doorprize. Acara tersebut diha­ diri

oleh Wakil dekan tiga fakultas pertanian dan beberapa dosen lainnya. “jadi memang acaranya ini bertepatan dengan acara mincer karena biar lebih sesuai dengan temanya kan berbagi jadi kita tidak hanya berbagi dilingkup jurusan agribisnis tapi juga berbagi kepada mahasiswa jurusan lain yang ada di pertanian.” Ungkap Nabil. “Harapannya sih untuk kedepannya agar himaseperta jauh lebih baik lagi,” ujar Jessica Tandoyo (Agribisnis’14). =

Hari Jadi Himasaperta

Oleh Luvita Willya Hendri

FP-Tek : Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (Himaseperta) rayakan ulang tahun organisasi yang ke-24 tahun, minggu, (3/5). Kegiatan ini diisi dengan donor darah dan bakti sosial ke Panti Asuhan. Acara puncak diadakan di Hotel Sahid dengan diisi inagurasi, Sabtu, (9/5). “Kita mengadakan donor darah dan bakti sosial ke panti asuhan dalam bentuk sembako dan sumbangan buku-buku untuk mengasah daya intelektual mereka”, un-

FKIP-TEK: Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan (Himajip) Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan (FKIP) Unila mengadakan seminar pendidikan dan beberapa lomba di Aula dan pelataran gedung K FKIP, Sabtu-Minggu (2-3/5). Adapun perlombaan yang dilombakan diantaranya lomba perkusi, lomba drama komedi, lomba fotografi, dan diskusi pendidikan. Habibi (penjas’14) selaku Ketua Pelaksana menjelaskan bahwa acara ini bertujuan memperingati hari Pendidikan, sekaligus memberi kesempatan kepada anggota muda Himajip untuk belajar berorganisasi dan mengordinir anggota. “Harapannya kita bisa saling bersinergi serta meningkatkan solidaritas dan komunikasi antar mahasiswa yang tergabung dalam anggota muda beraksi,” tambahnya. Namun ada kendala dalam acara ini, diantaranya kurangnya antusias dari mahasiswa untuk mengikuti acara tersebut. “Tapi kita tetep optimis, semoga kita bisa maksimal dan acara berjalan lancar,” harap Anang Gawiduta (Penjas’14) selaku Sekretaris Pelaksana.=

Mandiri Lewat Start Up Oleh Faiza Ukhti Annisa

FEB-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Economic & Business Enterpreneur Club (EBEC) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila menggelar Technopreneurship Seminar 2015. Kegiatan yang bertemakan “Star up Untuk Indonesia Mandiri” tersebut diselenggarakan, Sabtu (25/04) di Gedung F301 FEB. Seminar ini menghadirkan pemateri M.Muhfid Luthfi (Google Students Ambassador & digital marketer kitabisa. com) dan Aditya Sjahrandra (marketing manager vasham, vasham.com). Seminar ini tidak hanya membahas tentang pemanfaatan teknologi untuk peluang bisnis melainkan juga membahas tentang sociopreneurship yaitu bagaimana cara memberikan dampak sosial yang baik dan mendapatkan laba di saat bersamaan. Rizki Putera Kesuma (Akuntansi ’12) selaku penanggung jawab acara berharap acara tersebut membuka pemikiran para peserta tentang betapa pentingnya star up, terutama digital star up untuk bisa membantu perekonomian Indonesia, khususnya Lampung. Salah satu peserta seminar Soraya Dilasya (Ekonomi Pembangunan ’14) mengaku mengerti memulai usaha setelah mengikuti seminar. “Jadi tahu sekarang kalau memulai usaha jangan mikirin untung dulu, tapi yang penting itu visi kita apa, visi yang bermanfaat untuk orang lain,” ujarnya.=

Kopma Lantik Anggota Baru Oleh Ari Andila

Unila-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Koperasi Mahasiswa (Kopma) Unila mengadakan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) sekaligus pelantikan di Aula Bina Marga, Sabtu (25-26/4). Acara yang mengusung tema “Pendidikan Dasar Koperasi” memberikan beberapa pelatihan tentang jati diri koperasi, pengembangan diri, kepemimpinan, organisasi, dan kewirausahaan koperasi. Dari hasil Diklat yang dilakukan selama dua hari itu. Ketua umum Kopma meresmikan 43 anggota baru yang diterima menjadi anggota baru Kopma. “Harapanya suatu hari nanti mereka dapat memiliki usaha sendiri, atau bahkan mungkin setelah lulus mereka dapat mendirikan koperasi sendiri,” ujar Novanda Bambang Setiadi (Pend. Ekonomi ’12) selaku Ketua Umum Kompa. Deo Renaldo Teknik Mesin’12) selaku Ketua Kaderisasi Kopma mengatakan tujuan dari Diklat itu untuk proses regenerasi kepemimpinan, pengkaderan yang sesuai dengan asas koperasi, dan untuk mengembangkan diri para anggota baru. “Semoga anggota baru dapat berkontribusi aktif, mampu mengembangkan potensi diri di bidang kewirausahaan dan perkoperasian, serta bisa memiliki usaha baru,” tambahnya.=

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015


6

KAMPUS IKAM

Kembangkan Kreativitas Melalui Media

Oleh Retnoningayu Janji Utami

FISIP-Tek: Dalam rangka commphoria di commvaganza, Ilmu Komunikasi, Fisip Unila mengadakan rangkaian seminar dan workshop di ruang auditorium perpustakaan unila lantai 3, pada (4-6/5). Akan ada juga perlombaan dari berbagai bidang seperti remake iklan vintage, t-shirt design competition, photography human interest, news casting and speech competition, debate competition, serta lomba opini karikatur dengan tema ‘kondisi hukum Indonesia”. Seminar ini menghadirkan Jessen Budi Aryanto (Brand Mechanica Bandung) selaku pemateri Creative Branding. Terdapat empat tahapan branding. Mulai dari Brand Recognition, Brand Reference , Brand Insistence, hingga Lovely Brand. Ia pun memaparkan fungsi dari sebuah logo. Logo merupakan elemen terpenting yang akan menjadi identitas sebuah perusahaan. “Anggaplah logo itu seperti manusia yang harus dijaga” ujar Jessen dalam penyampaian materinnya. Materi seminar selanjutnya di isi oleh Fajar Arifianto (komisioner KPI Pusat) yang membahas tentang “Cerdas Dalam Bermedia”. Ia memaparkan bagaimana siaran televisi yang sehat. Menu-

rutnya siaran tv sekarang ini kurang mendidik. Padahal standar program siaran yang baik harus memiliki fungsi memberikan informasi, pendidikan, hiburan, serta kontrol dan perekat sosial. “tidak bisa disalahkan, jika pemirsa banyak menyukai acaraacara yang menghibur tapi tidak sehat karena indutri pun menyukai hal seperti itu,” tambahnya. Hari kedua dilanjutkan dengan workshop Cinematography oleh Ducho Chan (Produser Film). Ia menyampaikan lima kunci C dalam penggarpan film, yakni Comitment, capturing device, cinematography, conductible, dan Competitiveness. Indra Pratama (Ilmu Komunikasi ‘12) selaku ketua pelaksana mengatakan tu­­ju­an acara ini untuk mengedukasi mahasiswa ­tentang materi yang telah disampaikan. ”kami berharap dapat memberikan pengetahuan atau bekal yang dibutuhkan oleh mahasiswa nantinnya,” trambahnya. Riska Citra (Komunikasi ’14) sebagai salah satu peserta banyak manfaat yang bisa ia ambil dari acara tersebut. “saya jadi tau tentang fungsi logo,” ujarnya. “saya banyak dapat info baru dari seminar ini, seperti materi creative branding,” papar Riska Citra (Komunikasi ’14).=

Menyambut Pesta Demokrasi

Oleh Ariz Nisrina

Unila-Tek: Pemilihan Raya akan kembali digelar akhir Mei mendatang. Pesta demokrasi ini dalam rangka pemilihan Presiden dan wakil presiden mahasiswa, serta gubernur dan wakilnya di setiap Fakultas. Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) telah membentuk Panitia khusus (Pansus) yang beranggotakan 70 orang yang telah dilantik pada hari minggu 26 april 2015. Selain itu dibentuk juga Forum komunikasi legislatif (Forkomleg) dari DPM tiap fakultas. “dengan adanya forkomleg diharapkan nantinya pemira dapat dilaksanakan serentak di semua fakultas supaya

lebih membuat mahasiswa tertarik dan mengenal para calon kandidat “ ujar Nurrohman (teknik kimia’10) selaku ketua DPM Unila. Tri Bandrio (teknik mesin’13) selaku ketua Pansus menyatakan bahwa persiapan untuk pemira ini sudah kira-kira 25%, mulai dari membuat logo, merancang proposal untuk anggaran dana, melakukan rapat bersama presidium DPM, mulai mencari DPT (daftar pemilih tetap). “kami berharap mahasiswa unila memberikan apresiasi dan partisipasi untuk bersama-sama menyukseskan pesta demokrasi ini,” harapnya.=

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

Hari Bumi. Mahasiswa pencinta alam (Mahusa) Fakultas Hukum membagikan bibit tanaman di sekitaran bundaran Unila, memperingati hari Bumi. Foto ­dibidik Kamis (30/4) Foto Riska Martina

Unila Seleksi Mawapres ke Nasional Oleh Retnoningayu Janji Utami

Unila-Tek: Pemilihan Maha­ siswa Berprestasi (Mawapres) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jendral (Dikti) Pendidikan Tinggi Negeri sejak tahun 2004 ini , kembali dibuka. Mawapres Unila terbuka untuk semua mahasiswa maksimal semester delapan, mahasiswa tersebut juga ­ harus berusia lebih dari 23 tahun. Peserta juga memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata minimal 3.00. Mahasiswa yang ingin mendaftar sebagai Mawapres juga harus menguasai bahasa Inggris, dan belum pernah menjadi finalis Mawapres tingkat nasional. Peserta juga menyerahkan karya tulis dalam bahasa Indonesia baku. Ada dua tahap seleksi, ta-

hap pertama seleksi dilakukan di tingkat fakultas. Peserta Mawapres akan dinilai oleh seluruh Kepala Jurusan dan Wakil Dekan III. Mawapres yang terpilih dari tiap fakultas adalah Rizki Putera Kesuma (FEB Akuntansi ’12), James Reinaldo (Hukum’12), Delima Nur Ramadhani (FP Kehutanan’11), Reinaldy Aulia (FT Teknik Elektro’11), Dimas Dwi Santoso (FISIP Hubungan Internasional ’14), Iffa Afiqa (FMIPA Biologi ’13), Kedokteran oleh Dina Ikrama Putri (Kedokteran’12). Seleksi tingkat Universitas dilaksanakan, Kamis (30/4) selama satu minggu selanjutnya. Menurut Harsono Sucipto selaku Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni saat ini

ia bersama juri yang dipilih di tingkat Universitas tengah melakukan penyeleksian. Ia mengatakan bahwa persiapan ini sudah mencapai 95%. Mahasiswa yang terpilih pada tingkat Universitas akan mewakili Unila di tingkat nasional. Mawapres tingkat nasional ini akan mendapatkan penghargaan dari Direktorat jendral pembelajaran dan kemahasiswaan Ristek dan Dikti. Mawapres terpilih juga mendapatkan prioritas untuk difasilitasi berbagai program kemahasiswaan, seperti beasiswa dan seminar dalam dan luar negeri. Dengan adanya Mawapres, Harsono berharap Unila bisa menunjukkan prestasi Unila ke tingkat nasional.=

hap final. Dalam kesempatan itu, KSS telah mempersiapkan sebuah lakon “Tanah” untuk dipentaskan langsung pada 2-10 Mei di UPI. Ahmad Thohamudin selaku Sutradara Pementasan lakon “Tanah” mengatakan bahwa cerita ini menitikberatkan bagaimana perempuan Lampung jika telah menikah, tidak bisa cerai, walaupun suaminya beristeri dua. Adapun para pemain dalam lakon tersebut diantaranya, Virio Ilham (Pendidikan sejarah’11) sebagai Bajuri, ­Anggraeni Aghfar (Biologi’09) sebagai Yusni (istri tua) seka-

ligus penulis naskah, Novita Wela Sari (Bim­bingan Konseling’10) sebagai Zubaedah (istri muda), Rika Arief (P. Seni tari ’13) berperan sebagai janda genit, lalu Anida Masila (Pendidikan Ekonomi’11) sebagai ibu Haji. Ajang Festamasio VII di Bandung ini mencoba me­ respon setiap permasalah yang terjadi di tanah air, baik dari segi ekonomi, pendidikan, dan sosial-budaya. Hal inilah yang membuat Anggraeni Aghfar sebagai penulis naskah “Tanah” mencoba mengangkat permasalahan yang ada. =

KSS Siap Hadapi Festamasio Oleh Retnoningayu Janji Utami

FKIP-Tek: Terpilih menjadi salah satu finalis Teater Kampus dalam ajang Festival Teater Mahasiswa Nasional (Festamasio) VII yang diselenggarakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, membuat Kelompok Studi Seni (KSS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila tak hentihentinya melatih kualitas berakting para anggotannya. Dengan mengusung tema besar “Kami Ceritakan Tanah Kami,” Festamasio VII ini telah menjaring 15 finalis Teater Kampus yang lolos seleksi dan akan menuju ta-


7

ZONA AKTIVIS PSHT :

BELA DIRI DAN PERSAUDARAAN Oleh Yola Savitri

lat Unila pada Februari lalu, PSHT sudah sejak lama memboyong prestasi yang membanggakan, di tahun 2012 berhasil menjadi juara dua dalam Setia Hati International Cup yang diadakan di UNS. Tak sekedar bela diri, sesuai dengan namanya, PSHT berlandasan pada persaudaraan. Yudi Des Yulian

(Agroteknologi’10) yang di­ amanahi sebagai ketua umum mengatakan persaudaraan yang di tanamkan bukan hanya terucap di lisan, namun saling menghargai dan menghormati. Tujuan dari PSHT juga untuk mendidik manusia berbudi luhur, bertakwa kepada Tu han. “Orang kalau didik kekerasan tanpa dikasih

Pendidikan anak jalanan Oleh Fitri Ardiani

K

epedulian terhadap masa depan anak-anak jalanan menggerakkan sekelompok mahasiswa Universitass Lampung yang tergabung dalam Komunitas Peduli Pendidikan (KPP) menyibukkan diri untuk mengajari dan memotivasi anakanak jalanan tersebut untuk

dari jurusnya merupakan bagian vital yang fatal. Peralatan seperti Handbag dan body untuk melindungi tubuh selama latihan masih minim, hal tersebut menurut Yudi cukup menjadi kendala. Selain itu, kendala lain yang dirasakan adalah cepatnya pergantian anggota, karena kebanyakan mereka yang ikut hanya karena coba-­coba. Latihan malam yang berat pun menyeleksi mereka yang pantas menjadi anggota PSHT sejati, karena menurut Yudi yang dibutuhkan adalah niat yang teguh dan bukan hanya coba-coba. Ada 50 orang yang sudah disahkan menjadi warga, sisanya masih menjalani latihan PSHT juga sudah melantik tiga angkatan sejak 2012. Pengesahan dari siswa ke warga tersebut dilakukan setiap bulan Suro 1 Muharram karena bulan tersebut dianggap bulan baik. Yudi menambahkan untuk rekrutmen PSHT terbuka untuk semua, tak ada per­syartan khusus bagi yang ingin bergabung. Yudi juga berharapan PSHT Unila dapat melahirkan atlit-atlit berprestasi yang mempunyai sifat budi luhur, memahami yang benar dan yang salah, serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.=

dan bimbingan agar dapat menghilangkan kebiasaan meminta-minta di jalanan, dengan mengajari mereka untuk berkreativitas, seperti melakukan pelatihan membuat bros rajutan. “Hasil kreativitas yang mereka dapatkan juga dapat dimanfaatkan sebagai usaha dalam mencari uang, hasilnya kan bisa dijual, dengan hal itu tentunya kebiasaan mereka dalam mengemis akan berkurang,” ujar Bambang Irawan pendiri KPP. Mahasiswa Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unila ini mendirikan KPP pada Desember 2013. Saat itu, Bambang yang masih berada di semester empat menjabat sebagai sekretaris himpunan mahasiswa jurusannya merasa kegiatan sosial yang diadakan oleh jurusannya tersebut hanya sekedar event, ia rasa hal tersebut tak akan memberikan dampak yang besar. Dari situlah ia berinisiatif untuk melakukan hal yang berbeda, Bambang pun mulai mengajak teman-temanya untuk mendidik anak-anak jalanan.

Lewat jejaring sosial facebook, ia pun merekrut mahasiswa Unila yang memiliki kepedulian yang sama untuk bergabung dengan komunitas gagasaannya tersebut. Kini komunitas yang berlandaskan kerja sosiaal ini beranggotakan dua puluh lima mahasiswa dari berbagai jurusan di Unila. Selain itu, KPP juga terbuka kepada lembaga atau organisasi yang ingin ikut dalam kegiatan mingguannya. Namun, karena bersifat sukarela membuat Bambang kesulitan dalam mengatur kinerja para anggotanya. Tak jarang beberapa anggota tak rutin ikuti agenda mingguan karena kesibukan lainnya, beberapa anggota pun ada yang merasa jenuh dengan kegiatan yang itu-itu saja. Bambang pun berharap akan ada donatur yang membantu dan mendukung kegiatannya demi mengubaah pola pikir anak-anak jalanan. Karena haal tersebut membutuhkan lebih baanyak usaha, ia tak menampik dana sangat dibutuhkan untuk membantu anak-anak jalanan itu dalam membuat usaha sendiri.=

KOMUNITAS

Dok.

Foto Luvita Willya Hendri

S

ekelompok pemuda yang mengenakan seragam bela diri berwarna hitam tengah berlatih di kegelapan pukul sembilan malam. Sang pelatih disebut warga, muridnya memiliki sebutan siswa. Sebelum masuk sesi latihan, sekelompok pemuda yang tergabung dalam Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) itu memulai latihan mereka dengan berdoa, lalu mereka mulai berlari sprint mengitari halaman belakarang Rektorat Universitas Lampung. Latihan rutin dilakukan tiap Rabu malam, Jumat malam, Minggu malam, serta di Minggu pagi latihan memperkuat jurus dan latihan teknis. Selain latihan rutin PSHT memilki beragam kegiatan lainnya, seperti senam, adu teknik dan jurus, tes serta pengambilan sabuk bersama se-Bandarlampung. Meskipun baru diresmikan sebagai bagian dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencak Si-

kerohanian akan menjadi tukang pukul semata maka harus seimbang antara pencak dan kerohanian,” ujar Yudi. Seragam hitam polos yang menjadi ciri khasnya yang merupakan kesukaan Nabi Muhammad, ternyata menggambarkan kesederhanaan, kekal, dan abadi. Warna sabuk yang dipakai juga menunjukkan tingkatan anggota. Bagi siswa baru memakai sabuk berwarna hitam. Untuk tingkatan yang setingkat lebih tinggi memakai sabuk merah muda, dilanjutkan sabuk hijau, sabuk putih, dan jika sudah sah menjadi pelatih memakai sabuk Mori atau kain kafan. Selain itu yang menjadi ciri khas lainnya adalah gerakan yang dipakai. PSHT menghimpun gerakan silat dari penjuru Indonsia, jurusjurusnya sering disebut lemah gemulai namun mematikan. Keindahan seni gerak tubuh tubuh menjadi fokus pencak silat ini, namun sasaran

terus semangat meraih citacita dan merubah gaya hidup anak jalanan yang notabene menyimpang. Tiap minggunya, mereka menyambangi anak-anak jalanan yang tinggal di belakang pasar Tempel Rajabasa, Bandarlampung. Ada sekitar 30 hingga 40 anak

jalanan yang mereka didik. Mulai yang berumur lima tahun sampai usia remaja setingkat Sekolah Menengah Atas. Para anak jalanan diberi bimbingan tentang cara menjalani hidup dengan lebih baik. Tak hanya itu, mereka juga diberikan penyuluhan

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015


REPORTASE KHUSUS

Foto-Foto Defika PN, Luvita WH

8

KAMPUS DUA, MASIH JADI NOMOR DUA Oleh Defika Putri Nastiti

P

ukul dua, Rabu siang pekan lalu, kampus B Universitas Lampung yang beralamat di Jalan Budi ­Utomo No. 4 Bd 25 Kecamatan Metro Selatan, telah sepi dari aktivitas mahasiswa, hanya segelintir mahasiswa yang masih tinggal di kampus de­ngan kesibukan masing-masing. Tria ­Ramdani ­Febrianti salah satunya, mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkatan 2012 ini sedang mengikuti Bimbingan Baca Qur’an (BBQ) di mushola kampus yang hanya berukuran sekitar 5x4 meter. Mushola itu ternyata juga merupakan sekretriat bagi tiga kegiatan mahasiswa yaitu Himpunan Mahasiswa Ilmu Pengetahuan (Himajip) divisi PGSD, Pramuka, dan LSO Formasi FPPI, hanya ada kain yang dibentangkan untuk membagi ruangan tersebut. Jika dibandingkan dengan grha kemahasiswaan yang ada di kampus pusat yang ada di Bandarlampung, jelas Tria merasa iri. Tak hanya keberadaan ruang kemahasiswaan yang membuatnya iri, banyaknya fasilitas yang ia rasa belum mencukupi juga menambah kecemburuan terhadap mahasiswa Unila yang dapat kuliah di kampus utama.

“Disana kan lantainya berkeramik, ruangannya ber-AC pasti atapnya tidak ada yang bolong seperti yang ada disini. Disini ruang Hima juga dijadikan satu dengan ­mushola tidak seperti disana ada ruangannya masing-masing,” keluh Tria, Rabu (29/4). Kampus yang dulunya merupakan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) ini memilki gedung-gedung perkuliahan yang terlihat tua dengan cat hijau yang kusam dan kotor, pintunya yang terbuat dari papan triplek sudah mulai rusak, beberapa bangunan lantainya masih menggunakan ubin batu. Setiap kelas memang dilengkapi dengan kipas, tapi hanya sebagian yang masih berfungsi, alhasil mahasiswa kepanasan saat sedang kuliah. Ada dua Air Conditioner (AC) namun itu hanya dipasang di ruang dosen. Kendaraan mahasiswa di­ parkirkan di lapangan rumput yang berada di dekat ruang dosen, karena tak disediakan lahan khusus parkir. Mahasiswa juga harus keluar kampus untuk mencari makan karena tidak adanya kantin di area kampus. De­ ngan semua kondisinya itu, Muhammad Rahman (PGSD ’14) mengatakan kampusnya ini memang masih kekurangan sarana dan prasarana.

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

Namun, ia menuturkan bahwa selama mengikuti perkuliahan ia merasa sudah sangat mencukupi dari segi dosen. Menanggapi keluhan mahasiswa, Siswantoro selaku Koordinator kampus B me­ ngatakan ia telah mengajukan ke kampus pusat terkait perbaikan fasilitas, mulai dari pembangunan musola, gedung serba guna, LCD, hingga pagar depan gedung yang hampir rubuh. Menanggapi keluhan tentang ruang kegiatan mahasiswa yang disatukan dengan musola, Siswantoro mengatakan bahwa nanti ia akan mengusulkan agar dibangun sekretariat tersendiri. Siswantoro mengakui bahwa gedung kampus B Unila ini memang telah lama diba­ ngun dan baru mengalami tiga kali renovasi. Namun, berdasarkan peninjauan Dekan FKIP yang dilakukan saat peresmian Lab School, kampus pusat berencana akan memperbaiki fasilitas dan merehap gedung di kampus B lagi. Meskipun beberapa ba­ ngunan banyak yang harus direnovasi, Siswantoro mengatakan bahwa kampus yang memiliki mahasiswa seba­ nyak 445 dan 16 dosen ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Seperti ruang Micro Teaching.

Siswantoro berharap agar kampus B Unila ini dapat memperoleh fasilitas yang layak dan sama seperti di kampus pusat. Sedangkan Koordinator Kemahasiswaan kampus B, Sudirman me­ ngaku tidak pernah menerima keluhan dari mahasiswa. Dirinya menegaskan jika ada fasilitas atau segala sesuatu yang mengganggu proses perkuliahan, mahasiswa harus mengajukan keluhan kepada para dosen atau pada­ nya. Kampus A Berbeda kondisi dengan kampus B, kampus A Unila yang terletak di Panglima Polim, Ratulangi memiliki fasilitas gedung yang lebih lengkap dan lebih layak. Semua lantainya keramik, tak ada atap yang bolong, dan lengkap dengan LCD serta AC disetiap kelasnya. Bahkan kampus yang memiliki 13 ruangan ini juga dilengkapi dengan studio tari, studio musik, juga ada penambahan panggung pertunjukan seni. Meskipun sudah memiliki ruangan yang cukup, Resa ­Cahyani (Pend. Seni ’11) masih mengeluhkan beberapa fasilitas seperti alat musik serta alat pendukung seni tari yang kurang lengkap. Mushola yang ada pun masih menggunakan ruangan kecil

sehingga tidak muat ketika hendak menjalankan ibadah sholat berjamaah. Sedangkan Wawansyah (Pend. Bahasa Prancis ’14) yang sempat merasakan kuliah di kampus A Unila, saat kuliah disana ia merasa terganggu dengan mahasiswa Seni yang sering menyalakan musik terlalu keras. Tak jarang ada yang harus kuliah di bawah pohon karena mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Pen­jaskesrek) sering meng­ ambil ruang kuliah tanpa jadwal. “Kami sering kuliah di bawah pohon saat tidak kebagian ruang kuliah, di Polim itu kan sebenarnya kekurang­ an ruang kuliah,” ujarnya. Beberapa waktu lalu di kampus A ini juga terjadi dua kali kasus pencurian sepeda motor, hal ini diungkapkan Heru Tritanto selaku Satuan Pengaman (Satpam) kampus A Unila, Kamis (30/4). Menurut cerita Heru, ia pernah sempat ditodong senjata tajam oleh orang yang hendak merampas sepeda motor mahasiswa di tempat parkir. “Saat selesai sholat Jum’at saya hendak kembali berjaga, namun saat itu ada dua orang asing yang hendak mengambil motor milik mahasiswa. Saat saya mencoba menghampiri mereka, saya ditodong oleh senjata.


9

REPORTASE KHUSUS

Tapi syukurlah motor mahasiswa tidak jadi diambil, namun pelaku berhasil kabur,” ujarnya. Disinggung mengenai alat musik yang kurang lengkap, Fitri Daryanti selaku Ketua Program studi Seni Drama, Tari dan Musik mengatakan dirinya sering mengajukan penambahan alat musik ke kampus pusat dan itu sudah sering diberikan. Namun, mahasiswa yang sering memakainya membawanya pulang atau saat pentas di suatu tempat dirinya sering memer-

goki alat musik itu ditinggalkan begitu saja. Mengenai fasilatas lainnya seperti musola, Fitri menuturkan bahwa ia hanya bisa meng­usulkan untuk membangun musola yang lebih luas. Fitri berharap dapat dibangun studio baru sesuai rencananya, program Pendidikan Seni akan membuka prodi baru yaitu prodi Seni Musik, jadi ia berharap pihak fakultas akan menambah studio. Untuk ruang kuliah, prodi Seni tidak memiliki masalah karena ruang kuliah yang mereka miliki mencukupi. Namun yang menjadi kendala adalah tidak adanya ruang untuk Himpunan Mahasiswa yang memadai, ketika ada pementasan pun mereka sering tak mendapat pendanaan dari fakultas. Mengenai keamanan, Fitri mengaku telah melaporkan kejadian penodongan itu kepada pihak fakultas. Walaupun tidak terjadi kerugian

atau korban, ia telah mencegah kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dengan bekerjasama dengan satpam kampus. Ia juga berharap agar fasilitas kampus A Unila dapat ditingkatkan lagi, dan meminta pihak fakultas maupun universitas tidak mengesampingkan kebutuhan kampus cabang. Ia berpendapat bila Universitas ingin maju semuanya lebih baik disamaratakan antara kampus pusat dan kampus cabang. Rencana Pembangunan Terkait masalah kampus cabang tersebut, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang diwakili oleh wakil dekan bidang keuang­ an, umum dan kepegawaian, Buchori Asyik mengatakan bahwa pembangunan fakultas dilakukan secara bertahap yang berarti dilakukan mulai dari kampus induk lalu kampus cabang.

nantinya akan diserah ke desain tata letak untuk dibuatkan desain yaitu, Mushola, Kantin Mahasiswa, Aula dan Asrama Mahasiswa. Terakhir Buchori berharap agar nantinya ia bisa mewujudkan visinya yang menginginkan agar mahasiswa dapat memperoleh ruang perkuliahan yang nyaman hingga para mahasiswa merasa nyaman untuk menerima perkuliahan yang diberikan dosen. Wakil Rektor bidang informasi umum dan keuangan, Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S, me­ ngaku bahwa ia telah mene­ rima SK yang berisi rencana pembangunan kampus B Unila. “Saya memang telah menerima SK untuk rencana pembangunan kampus B Unila itu dan sepenuhnya saya telah menyerahkan kepada pihak fakultas untuk bagaimana kedepannya untuk pengembangannya,” Ujarnya saat ditemui ruang kerjanya. (4/5).=

WAWANCARA KHUSUS

“B” Gemuk untuk Unila

B

erdasarkan Surat Keputusan (SK) No. 186/SK/BAN-PT/Akred/PT/IV/2015 yang dirilis Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Universitas Lampung meraih akreditasi B dengan total skor 357 yang berlaku hingga 10 April 2020. Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Unila sempat optimistis kampusnya mampu meraih akreditasi A, saat empat orang tim asesor dari BAN-PT melakukan visitasi ke Unila pada 5-8 Maret lalu. Atas pencapaian Unila yang telah berhasil mendapatkan akreditasi B yang sebelumnya berakreditasi C, Reporter Teknokra Rika Andriani melakukan wawancara khusus dengan Rektor Unila dan Kepala LP3M Unila untuk mengetahui tanggapan mereka.

Rektor Universitas Lampung,

Prof. Sugeng P. Haryanto Unila sudah berhasil meraih akreditasi B dengan nilai 357. Bagaimana tanggapan Anda terkait hal itu? Menurut saya itu sudah menjadi hal yang membanggakan sebagai Rektor, kerjasamanya dengan seluruh Wakil Rektor, Dekan, dan civitas akademika. Seperti yang kita ketahui, Unila yang 2007 belum terakreditasi. Menjadi akreditasi C pada 2009. Kini sudah mencapai B di tahun 2015. Dalam pidato Anda saat upacara Hardiknas, Unila hanya kurang empat poin untuk mencapai nilai A. Bagaimana maksudnya? Secara total kita mencapai 357. an masa studi hanya 3 sampai 4 tahun. Namun, nyatanya masih banyak yang lebih dari empat tahun. Masih banyak alumni Unila yang belum dapet kerjaan.

“Kami mengutamakan skala prioritas, jadi kalau ada ba­ ngunan ataupun fasilitas yang benar-benar mendesak untuk segera diperbaiki maka tentunya akan kami lakukan renovasi,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (4/5). Buchori juga akan merehap pagar, gedung ruang kuliah dan mengembangkan aula untuk kampus B Unila, sesu­ai dengan apa yang telah diajukan oleh kampus B Unila. Sementara kekurangan fasilitas seperti LCD dan AC, akan segera dilakukan penambahan hanya tinggal menunggu dana yang belum turun dari pihak universitas. Ia mengungkapkan permasalahan pengembangan ada pada desain tata letak, jadi untuk pembangunan ­Buchori tengah mencari desainer tata letak yang nantinya akan membangun kampus B Unila agar efisien kedepannya. Buchori juga menyebutkan beberapa inventaris yang

Anda optimis Unila akan mencapai A beberapa tahun lagi? Saya optimis banget pasti Unila bisa meraih akreditasi A. Apakah webomatriks memengaruhi akreditasi? Tidak, karena webomatriks hanya bergantung Unila meng-update kegiatan kampus saja. Bagaimana dengan sarana dan prasarana yang ada di Unila? Unila sekarang ini masih cukup dan tidak berlebih sarana dan prasarana. Kalau kurang selalu kurang. Namun, kita tetap usahakan. Karena tim pengadaan membutuhkan proses juga. Tidak langsung asal beli. Apa pesan Anda untuk rektor selan-

jutnya, terkait status akreditasi Unila? Yang pertama rektor selanjutnya harus mengamankan akreditasi yang sudah dicapai. Usahakan supaya bisa terus naik. Kemudian suhu di kampus kita bisa tetap aman damai. Perjuangan akreditasi program studi terus naik. Target 40 persen program studi A. Jumlah profesor kembali diting- katkan dengan target setiap bulan bertambah dua profesor.=

Kepala LP3M,

Murhadi Apa tanggapan Anda tentang akreditasi B yang Unila raih? Kita patut bersyukur. Karena walaupun kita dapet B tapi nilai B yang gemuk. Karena hanya kurang empat poin saja untuk mencapai A. Mengapa Unila tidak mengajukan untuk akreditasi A? Karena Unila yang tadinya tidak terakreditasi, kemudian menjadi akreditasi C. Sekarang sudah akreditasi B. Untuk C langsung ke A akan sulit nantinya. Tidak ada sejarahnya C langsung lompat ke A. Apa saja indikator penilaian akreditasi? Visi-misi Unila, tata pamong, kemahasiswaaan, sumber daya manusia, kurikulum, sarana dan prasarana, dan penelitian. Dari penilaian BAN-PT kita sudah cukup baik hanya butuh ditingkatkan saja. Apa yang akan di lakukan oleh Tim penjamin mutu untuk mencapai akreditasi A? Tahun depan, kita akan mulai melihat rekapitulasi nilai dari BAN-PT. Sehingga dapat menentukan apa yang akan dilakukan.

Apa saja saran dari BANPT usai assesmen Maret lalu? Tingkatkan jumlah profesor, perlu ditingkatkan sertifikasi bagi pranata lab (laboran), survei kepuasaan pelanggan Unila harus lebih ditingkatkan, Unila diharapkan menambah luas area kampus dari 74 ha agar bisa mencapai 300 ha. Pusat unggulan ditingkatkan, seperi magrove. Asesor mengharapkan sifat perpus lebih elektronik. Tingkatkan berlangganan E-journal, dan jam layanan perpus ditambah. Langkah LP3M selanjutnya? Akselerasi akreditasi A untuk program studi dengan cara pendampingan akreditasi dan reakreditasi, kemudian coaching klinik. Karena penentu paling tinggi adalah akreditasi dari program studi.=

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

Foto-foto Rika Andriani

Enam foto kecil sebelah kanan adalah potret suasana kampus A Unila, sedangkan empat foto sebelah kiri adalah potret kampus B Unila. Terdapat perbedaan suasana baik antar kampus cabang satu dengan yang lain serta kampus cabang dan kampus induk. Foto dibidik Rabu (29/4) dan Kamis (30/4).


10 SEBAIKNYA ANDA TAHU LEBIH DARI KULIAH GRATIS Oleh Fitria Wulandari

K

emiskinan seharus- dikhususkan untuk masyaranya tidak lagi menjadi kat Lampung ini merupakan hambatan bagi siapa salah satu jalur masuk ke pun yang ingin melanjut- Unila. Bagi mahasiswa yang kan pendidikan ke bangku masuk melalui jalur PMPAP kuliah. Karena telah banyak ini, mereka berhak untuk program-program yang mem- mendapatkan bantuan kuliah berikan kesempatan kepada berupa digratiskan kuliah semereka yang kurang mampu lama delapan semester tanpa secara ekonomi untuk melan- ada potongan apapun. Dan jutkan pendidikan. Mulai dari tahun ini Unila lewat jalur beasiswa hingga bantuan PMPAP akan menerima 5 pendidikan yang disediakan sampai 10 persen mahasiswa oleh Dikti, perusahaan-peru- baru dari kuota yang diterima­ sahaan, maupun pihak per- ­secara keseluruhan. guruan tinggi. Universitas Di tahun ini juga, Unila Lampung salah satunya, sejak menggandeng Radar Lamtahun 2011 telah memulai pung selaku salah satu media program peduli pendidikan informasi dan komunikasi di bagi yang ingin melanjutkan Lampung untuk menjadi partpendidikannya ke Unila. ner kerja dalam menyebarProgram itu bernama luaskan informasi mengenai Penerimaan Mahasiswa Per- jalur PMPAP tersebut. Radar luasan Akses Pendidikan­ Lampung memiliki cabang (PMPAP). Program yang di beberapa daerah yang su-

LIFE STYLE

lit untuk dijangkau, sehingga informasi tersebut bisa disebarluaskan ke daerah-daerah pelosok, selain itu Radar Lampung akan membantu siapapun yang berminat mengikuit PMPAP dalam proses registrasi melalui jalur online dari daerah masing-masing. Mengusung tema “Unila dan Radar Lampung Peduli Pendidikan”, kerja sama tersebut bertujuan meretaskan kemiskinan, dengan mencoba membantu siswa-siswi yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN namun terkendala ­ekonomi. Selain itu, dalam kerjasama tersebut, juga dilakukan pencarian orangtua asuh untuk anak-anak yang nantinya diterima melalui jalur PMPAP. Hal ini dilakukan untuk membantu membiayai hidup dan memberikan

tempat tinggal bagi mahasiswa PMPAP. Radar Lampung juga nantinya akan memberikan pelatihan-pelatihan dan pembinaan untuk mahasiswa-mahasiswa yang diterima. Meskipun s­udah bekerjasama dengan Radar, penentuan ­ penerimaan sepenuhnya merupakan hak Unila. Kerja sama ini ­dilatar­­­­ belakangi ­­­­­­­­oleh­ ­masalah yang masih menjadi hambatan mahasiswa PMPAP, para mahasiswa masih dibebani dengan biaya hidup mereka sendiri, padahal salah satu persyaratan masuk Unila melalui jalur ini harus merupakan siswa-siswi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat yang berasal dari keluarga yang tidak atau kurang mampu

­secara ekonomi. Saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (24/4), John Hendri selaku Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, Teknologi Infor­ masi dan Komunikasi Unila, berharap agar kerjasama tersebut dapat berjalan ­dengan baik. Ia juga menjelaskan hal tersebut merupakan satu bentuk kepedulian Unila untuk membantu siswa-siswi yang ingin sekolah sehingga mampu memutus mata rantai kemiskinan terutama di Lampung. Menurutnya siapapun yang memiliki keinginan untuk belajar berarti mempunyai hak untuk belajar di perguruan tinggi. “Saya juga berharap nantinya program ini bisa melahirkan KhairulKhairul Tanjung yang lain,” tambahnya.=

DIET SEIMBANG, TUBUH PROPORSIONAL Oleh Enindita Prastiwi

N

adia Larasati Putri telah enam bulan menjalani program diet, berat badannya pun turun hingga 10 kg. “ Iya dari 59 kg Alhamdulillah turun jadi 49 kg,” ujarnya. Program diet yang sedang ia jalani memang dibantu dengan produk diet. Siang hari, mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi ini wajib meminum produk diet yang dicampur aloe vera atau lidah buaya. Puasa tanpa sahur pun rela ia lakoni untuk mendapatkan postur tubuh yang ia harapkan. Nadia juga rutin berlari selama 30 menit lalu ­ mengonsumsi kapsul cell-ulos penghilang strechmark sebelum berbuka puasa. Kentang dan air putih menjadi menu berbukanya, usai berbuka ia mengonsumsi kapsul fiber untuk membersihkan usus. Mahasiswi angkatan 2014 ini pun anti terhadap makanan bersantan dan gorengan, ia juga mengurangi asupan da­ging.

Diet yang sedang ia jalani ini merupakan diet yang kesekian kalinya, ia pernah beberapa kali gagal bahkan sampai pingsan dan dirawat di rumah sakit selama seminggu. Dokter yang merawatnya saat itu me­ ngatakan kalau Nadia kekurangan gizi dan terlalu banyak olahraga. Ia pernah beberapa kali mencoba macam-macam diet, tapi hasilnya kurang memuaskan. Seperti diet pepaya dan diet daun teh jati. Niat dan usaha yang keras memang dibutuhkan agar diet yang dijalani berhasil, seperti Dede Haryanto (Ilmu Komunikasi ’14) yang merasa nyaman menjalani diet walaupun awalnya merasa berat, “ Kalo aku cuma ngatur porsi, pola makan, olahraga minimal 30 menit, makan kentang rebus, sayur-sayuran, menghindari gorengan, manis-manisan dan junkfood,” ungkapnya. Hasilnya berat badan Dede turun 13 kg. Diet yang baik adalah diet

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

yang seimbang bukan diet 4 sehat 5 sempurna, hal ini dikatakan dr. Khairun Nisa. Menurutnya pola diet yang baik ditentukan oleh individu masing-masing karena kebutuhan kalori tiap orang juga berbeda. Ia menjelaskan diet seimbang itu diet yang hanya membatasi pada makanan yang mengandung banyak energi, namun tetap mempertahankan masukan zat-zat gizi lainnya secara seimbang. Namun umumnya orangorang yang melakukan diet malah cenderung menghindari sarapan. Padahal saat pagi hari terjadi peningkatan hormonal metabolik yang sangat tinggi, hormon tersebut akan membantu meng­ optimalkan kerja sel dalam tubuh., sehingga kita dapat menyimpan cadangan energi untuk seharian. Makan siang juga wajib sebab hormon metabolik masih banyak. Yang dianjurkan untuk dikurangi porsinya adalah makan sore

atau makan malam. Karena pada waktu tersebut hormon metabolik menurun, dan akan terjadi penyimpanan lemak yang tinggi. Khairun Nisa juga menyarankan beberapa cara yang harus dilakukan dalam diet seimbang. Seperti jangan mengganti makanan pokok dengan cemilan, memperbanyak konsumsi buah, sayur,dan air putih, mengurangi porsi zat gizi pembangun seperti protein yang terkandung dalam ikan, daging, telur semuanya harus dikonsumsi dengan porsi yang pas, juga hindari minuman bersoda dan alkohol. “Agar lebih maksimal, olahragalah seminggu 3 kali dengan durasi 30-50 menit, pemanasan dan pendinginan masing-masing lima menit,” tambahnya menyarankan. Sedangkan untuk mengetahui apakah berat badan kita ideal atau tidak, Khairun Nisa menjelaskan hal tersebut dapat diukur melalui BMI

Foto Enindita Prastiwi

Bejibun jenis diet yang dilakukan banyak orang demi mendapatkan tubuh yang proporsional tak jarang malah berujung pada kegagalan. Diet seimbang menjadi cara paling aman dan efektif untuk mendapatkan postur tubuh yang indah dan tetap sehat.

(Body Mass Index). Dimana berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan kuadrat (dalam meter). Jika persentasi ada pada kisaran 18-23 masuk kategori normal. Kisaran 23-25 mulai pada status kelebihan berat badan (overweight). Dan jika di atas 25 maka bisa disebut obesitas.=


INOVASI

Maksimalkan Biogas dengan Zeolit

11

Oleh Retnoningayu Janji Utami

Cadangan bahan bakar fosil yang terus berkurang dan mungkin saja habis, membuat biogas sebagai energi alternatif makin diminati. Tak hanya biayanya yang murah dan ramah lingkungan. Energi alternatif ini juga mudah untuk diolah sendiri. Terbukti, potensi biogas telah banyak diproduksi oleh pengolah limbah cair, industri makanan, dan pertanian. Di Indonesia, kotoran sapi paling banyak digunakan untuk diproduksi sebagai biogas, hal itu karena banyakanya usaha perternakan di Indonesia. Biogas ini merupakan campuran gas hasil fermentasi anaerob dari kotoran sapi. Dari semua unsur yang terkandung dalam kotoran sapi, gas metana (CH4) yang berperan dalam menentukan kualitas biogas. Gas inilah yang dimanfaatkan untuk memasak, penerangan, atau pun pembangkit tenaga listrik dengan generator. Namun kadar CH4 dipengaruhi oleh kadar karbondioksida yang juga terkandung dalam biogas ini. Jika kadar gas metana tinggi maka biogas akan memiliki nilai kalor yang tinggi pula, sebaliknya jika kadar CO2 yang tinggi maka nilai kalornya akan rendah. Untuk meningkatkan nilai kalor, kadar CO2 harus rendah. Hal inilah yang menarik minat Yoanika Suci Aufa (Teknik Iklan

Ilustrasi Retnoningayu Janji U

Kimia’10) bersama kedua temannya Nur Hasanah dan Oktavia Devi meneliti caranya memperbarui kualitas biogas agar setara dengan bahan bakar lainnya seperti LPG. Ia pun terus mencari dari berbagai zat penyerap apa yang cocok untuk mengurangi kadar CO2 dalam biogas hasil kotoran sapi. Dengan percobaan dan saran dari Siparmin dan Sri Ismiati selaku dosen pembimbing mereka. Akhirnya, ia dan kedua temannya memilih menggunakan Zeolit alam Lampung sebagai adsorben atau zat penyerap. Zeolit alam Lampung dipilih Yoanika dan rekan-rekannya karena mudah didapat serta harganya murah. Agar

proses adsorbsi zeolit berjalan dengan cepat maka sebelumnnya harus dilakukan aktivasi terlebih dahulu, yang dapat dilakukan secara fisik dan secara kimiawi. Secara Fisika yaitu dengan pengecilan ukuran, sebelumnnya zeolit harus diayak dulu untuk menyamakan ukuran. Lalu dipanaskan sampai 600 derajat celcius. Sedangkan secara kimiawi, aktivasi ini dibantu dengan larutan aktivator yang berupa asam klorida (HCL) dan basa (KOH). Aktivasi ini berfungsi untuk menghilangkan unsur pengotor pada zeolit tersebut. Pemurnian gas ini dimulai dengan membuka keran gas atau valve yang menghubung-

kannya dengan penampung kotoran sapi sebagai biogas atau digester. Ketika biogas itu sudah tersedia maka gas itu akan mengalir dan bisa dilihat melalui alat pengukur yang disebut manometer, lalu gas itu akan menuju ke valve kedua menuju flowmeter yang mengukur berapa banyak gas yang mengalir per menit. Gas kemudian akan masuk ke kolom absorbsi yang terdapat zeolit alam Lampung yang sudah teraktivas. Lewat selang biogas, gas yang sudah tercampur zeolit itu akan naik ke atas untuk menunjukkan hasil absorbsinnya. Setelah keluar ditampung hasilnya di pengukuran,

yang selanjutnnya dilarutkan dalam larutan CaOH dua kali. Larutan yang berifat polar ini akan menyerap CO2 yang terkandung dalam gas tadi. Selain tidak bereaksi di udara bebas, larutan tersebut akan menentukan PH atau asam yang nantinnya menunjukkan kadar CO2 melalui grafik yang telah tersedia. Dengan berkurangnnya kadar CO2, biogas yang dihasilkan pun memiliki nilai energi yang sama dengan LPG. Selain untuk pemurnian biogas, zeolit juga dapat digunakan penjernihan air, absorbsi emisi gas kendaraan mobil dan motor, dapat juga untuk mengikat logamlogam dari limbah cair, serta bisa digunakan pada bidang peternakan, kesehatan, dan masih banyak lainnya. Penelitian ini dilakukan di Pekon Kediri, Kecamatan Gedong Tataan. Tempat tersebut dipilih karena terdapat bayak ternak sapi, serta merupakan desa binaan para dosen Unila. Sehingga untuk sumbersumber biogas telah tersedia di sana. Untuk penelitian ini Yoanika dan kedua temannya sudah menghabiskan biaya sampai dua juta rupiah. Penelitian mereka ini juga diikutsertakan dalam Program Keatifitas Mahasiswa- Penelitian (PKM-P) yang masih menunggu pengumumannya sekitar bulan Juli ini.=

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015


12

ARTIKEL TEMA

Ambruknya Kedaulatan Negara Oleh Efrial Ruliandi Silalahi*

S

elasa, (24/4), Siti Zaenab seorang pekerja rumah tangga (PRT) migran Indonesia di eksekusi mati di Madinah Saudi Arabia pukul 10.00 waktu setempat. Eksekusi ini merupakan bentuk pelanggaran HAM yang serius karena hak hidup setiap orang harus dijamin, apalagi Siti Zaenab terpaksa melakukan pembunuhan terhadap majikan perempuannya karena membela diri atas penganiayaan yang diterimanya memasuki tahun kedua masa kerjanya di rumah majikan. Cerita mengenai penyiksaan tersebut, disampaikannya kepada keluarga melalui surat. Berangkat ke Arab Saudi pada 7 Maret 1998 melalui PT Banyu Ajisakti, dan bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga pada majikan Abdullah Muhsin Al Ahmadi. Di vonis hukuman mati oleh pengadilan Madinah pada 8 Januari 2001 atas tuduhan pembunuhan terhadap majikan perempuannya, Nauroh Bt Abdullah. Siti Zaenab ditahan di penjara umum Madinah hampir 16 tahun, terhitung sejak 5 Oktober 1999 – 13 April 2015. Pada Iklan

masa pemerintahan Gus Dur, Siti Zaenab berhasil ditunda eksekusi atas lobby Gus Dur dengan Raja Arab hingga ahli waris majikannya akhil balig. Eksekusi mati terhadap Siti Zaenab ini mestinya menjadi momentum bagi pemerintah Indonesia untuk menghentikan praktek hukuman mati di Indonesia. Karni binti Medi Tarsim PRT migran asal Brebes, Jawa Tengah kembali dieksekusi Kamis, (16/4) pukul 10.00 waktu setempat. Dalam waktu beberapa hari, otoritas pemerintah Arab Saudi telah menghilangkan hak hidup dua warga negara Indonesia tanpa adanya notifikasi pemberitahuan terlebih dahulu. Karena praktek hukuman mati disini mengakibatkan pemerintah kehilangan legitimasi moral untuk mendesak Negara lain agar membebaskan warga Negara Indonesia yang terancam hukuman mati di luar negeri. Setidaknya saat ini masih ada 290 buruh migran yang terancam hukuman mati di Malaysia, Saudi Arabia, Singapura, China dan Qatar. Dan 59 diantara mereka sudah vonis

ilustrasi Defika Putri Nastiti

“Warga negara merupakan salah satu ­ unsur hakiki dan unsur pokok suatu negara. Status ­kewarganegaraan menimbulkan ­hubungan ­timbal balik antara warga negara dan ­negaranya. Setiap warga negara mempunyai hak dan ­ ­kewajiban ­terhadap ­negaranya. Sebaliknya negara ­mempunyai kewajiban Memberikan perlindungan terhadap warganya”

tetap hukuman mati. Sikap pemerintah Arab Saudi yang melakukan eksekusi mati terhadap Siti Zaenab dan Karni binti Medi Tarsim yang sebenarnya merupakan korban penyiksaan majikan dan terpaksa membunuh majikannya karena membela diri. Siti Zaenab telah ditahan di penjara Madinah selama 16 tahun yang sebenarnya juga merupakan bentuk penyiksaan karena menunggu hukuman mati dan bahkan lebih berat dari hukuman mati. Selain itu sikap pemerintah Arab Saudi yang melakukan eksekusi mati tanpa memberikan notifikasi kepada perwakilan Pemerintah Indonesia di Arab Saudi. Hal ini jelas menyalahi konvensi Viena dan tata krama diplomasi. Masalah hukuman mati yang dihadapi ratusan buruh migran Indonesia (BMI) di luar negeri memang menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Joko Widodo yang menempatkan masalah perlindungan warga negara seb-

agai salah satu prioritas yang ada dalam visi-misi pemerintahan sekarang. Terakumulasinya ratusan BMI yang menghadapi ancaman hukuman mati dan ribuan kasus kekerasan yang dialami BMI menjadi potensi bom waktu akibat kegagalan diplomasi perlindungan BMI pada masa pemerintahan sebelumnya. Tentu saja pemerintahan Jokowi tidak bisa mengelak dan berdalih atas situasi ini tetapi harus mengambil langkah cerdas untuk menanganinya segera. Langkah cerdas tersebut adalah menghapus rintanganrintangan politik yang menghalangi legitimasi politik dan moral diplomasi Indonesia dalam pembebasan BMI yang menghadapi ancaman hukuman mati dan kasus-kasus kekerasan lainnya. Rintangan tersebut adalah masih berlakunya pidana mati dalam hukum positif Indonesia dan masih adanya keengganan di pemerintah dan parlemen Indonesia akan adanya UU Perlindungan PRT Dalam Negeri.

Akan tetap sulit bagi Indonesia untuk memperjuangkan pembebasan BMI dari hukuman mati, jika di Indonesia sendiri juga masih menerapkan pidana mati. Oleh karena harus ada keberanian dari pemerintah Indonesia untuk mengakhiri pidana mati dalam hukum positif Indonesia. Demikian juga dalam soal perlindungan PRT migran Indonesia, tanpa adanya UU Perlindungan PRT di dalam negeri, Indonesia juga tak punya legitimasi yang kuat untuk menuntut adanya perlindungan PRT migran Indonesia yang bekerja di luar negeri. Langkah-langkah konkrit lain yang harus segera dilakukan adalah menguatkan diplomasi perlindungan buruh migran Indonesia dengan prioritas pembebasan ratusan buruh migran Indonesia yang terancam hukuman mati di berbagai negara. Langkah ini mensyaratkan adanya diplomasi tingkat tinggi (high level diplomacy) yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo terutama untuk langkah-langkah darurat terhadap puluhan BMI yang sudah divonis tetap dan menunggu waktu eksekusi. Langkah ini mutlak dilakukan agar eksekusi terhadap Ruyati, Siti Zaenab dan Karni binti Medi Tarsim tidak terulang lagi.= *Alumni Fakultas Hukum Universitas Lampung dan Peneliti di salah satu Civil Society Organization (CSO) Bidang Migrasi, Buruh Migran dan Perdagangan Manusia.

Redaksi menerima

Silahkan kirimkan kritik, saran, dan pertanyaan anda ke alamat e-mail Teknokra

kritikan dan saran serta kiriman berupa :

ukpmteknokraunila@yahoo.co.id

Artikel atau opini, surat pembaca, dan informasi seputar Unila (diketik font Cambria, ukuran font 12 pt). Tulisan yang masuk menjadi milik redaksi dan redaksi berhak menyunting naskah sepanjang tidak mengubah makna tulisan. No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

Ralat dan permohonan maaf Redaksi meminta maaf atas kesalahan penulisan nama narasumber pada tabloid Teknokra edisi 142 dalam rubrik Reportase Khusus berjudul “Plin-Plan Menggugat, Malah Digugat”. Nama narasumber bukanlah Rizki Dwi Prianto, tapi yang benar adalah Rizky Dwi Printo.


APRESIASI

13

Cinta Diam-diam

Dunia 64 Petak

Sungguh indah kisah seorang anak muda Tersipu malu saat bertemu Melirik selintas, untuk kemudian membuang muka takut ketahuan Tersenyum sendiri, malu sendiri Sungguh indah kisah seorang anak muda Menunggu hingga senja tiba Menatap jalan dari kejauhan Berharap melihat barang semenit saja Berharap bertemu barang semenit saja Rasa ingin tahu menyergapnya Mudah mengartikan menjadi kebiasaan Riang tanpa alasan sudah biasa Begitu pula dengan sedih tiba tiba Begitulah kisah anak muda jatuh cinta, Maka esok lusa, Jika takdir telah ditentukan Yang pergi akan kembali Yang dilupakan akan teringat lagi Dengan sekenario terbaik-Nya

Dunia ini begitu sempit Bagaikan 64 petak papan catur Hitam dan Putih selalu berimpit Ajaibnya ada sesuatu yang mengatur Di Dunia itu aku pikir aku raja Dengan engkau sebagai menterinya Dengan bidak-bidak yang selalu bersama Yang melindungi kita dengan segenap nyawa Namun itu hanya di dalam cermin Sebenarnya engkau adalah ratunya Sedangkan aku hanya pion kecil Yang sungguh tidak ada artinya Walau ku hanya bisa bergerak maju Hanya bisa melihat kedepan

M. Agung Prakoso FP, Peternakan ‘14

Tak sadar akan ancaman ke arahku Tak peduli aku hanya akan menjadi santapan

Lalu Jalanku

Namun satu janji ku akan tepati kelak Melindungi mu wahai ratuku Tak akan semudah musuh membuat skak Walau nyawaku harus menjadi tumbalmu Aku tak peduli pengorbanan ini sia-sia Terlebih lagi aku tak akan pernah menyesali Walau kau mengganggap pion ini tidak ada Karena satu yang kuyakini pasti Engkau adalah Ratu terindah yang harus kujaga

Tenanglah, akan tetap ku lanjutkan langkahku Mungkin sesekali akan ku tengok lagi jalan itu Tapi tenanglah, sudah pasti aku akan tetap berlalu Meski tertatih ku tinggalkan jalanmu Tak bisa berlari, hanya melangkah sedikit demi sedikit Jadi tenanglah, jalan dimana aku sempat berhenti Pasti tak kan terlihat lagi Apriliani Damayanti FKIP, Pendidikan Ekonomi ‘13

Denis Hikmawan FP, Peternakan ‘14

Suara Mahasiswa Sampaikan keluhanmu lewat SMS Mahasiswa, dengan format Nama_Jurusan/Angkatan_Komentar. Kirim ke 08982252881/08978669233

Redaksi hanya akan memuat SMS/Komentar yang disertai identias lengkap dan bisa dipertanggungjawabkan, Nama/Jurusan/Fakultas/Angkatan. Kami mencocokkannya dengan data siakad Unila.

Rizki Adhi Wijaya, Penjaskes ’13 (085769585xxx)

Diana Aprilia, Agroteknologi ’13 (082375629xxx)

Sarana dan prasarana masih sangat minim. Bahkan, untuk kuliah sepak bola kami masih harus iuran untuk beli bola sendiri. Begitupun mata kuliah yang lain. Bagaimana skill bisa maksimal. Jika prasarana penunjang saja tidak dipenuhi.

Makin suka sama pertanian. Dengan Rusunawa kamar mandi tidak ada sistem parkir yang sekarang. Mahapintunya dan banyak pintu yang rusak siswa tidak perlu was-was lagi. Tapi akibat kurang perhatian. kebersihannya masih kurang dan perlu ditingkatkan. Maju terus Fapertaku

Ahmad Sangkut, Agroteknologi ’14 (085767057xxx)

Dolly Nubabab, Ilmu hukum ’09 (089612166xxx) Di kantin FISIP pengamen sudah mulai berkeliaran seenaknya. Tolong untuk pihak keamanan kampus bisa menindaklanjutinya. No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015


TEKA-TEKI SILANG

Oleh Fajar Nurrohmah

14

Mendatar:

Menurun:

1. Alat musik berupa sepasang gendang kecil yang bagian bawahnya tidak tertutup 3. Senang meniru gaya hidup orang yang dianggap lebih tanpa rasa malu 5. Tepung singkong 7. Rubrik gaya hidup di tabloid Teknokra 10. Keunggulan tertinggi 12. Garis lengkung 14. Tujuan 15. Biola besar 17. Wujud 20. Alat berburu pada zaman dulu 21. Penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak 22. Pers mahasiswa di Unila 24. Susunan tingkatan

1. Tubuh 2. Tata nama 4. Getah buah papaver sommiferum yang b­elum masak dan dikering kan, ­memabukkan dan membius 6. Huruf ke-18 dalam abjad yunani 8. Satu/yang 9. Unsur tahan panas 11. Hilang 13. Ketidakmampuan untuk menulis 14. Lorong yang terdapat di perut bumi 16. Uang Indonesia zaman dulu 18. Pada 19. Kemudian 23. Mengeluh

Kirimkan Jawaban Anda ke : UKPM Teknokra Unila

Pojok Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa Lantai 1 Unila

Sertakan Fotocopi Jawaban,

KTM dan Nomor Ponsel Kamu. Raih Bingkisan Menarik Untuk 3 Pemenang.

DEADLINE PENGUMPULAN

14 MEI 2015

NASIB SUAMI DOYAN KAWIN

Foto Kurnia Mahardika

SENI

Oleh Yola Savitri

B

ajuri tengah emosi tersebab Yusni istri tuanya yang rakus harta ngambek ketika diberitahu tanah suaminya tak jadi dijual, melihat Bajuri begitu emosi Jubaedah tak tinggal diam, istri mudanya itu menghampiri Bajuri dan menenangkannya. Emosi Bajuri pun reda, ia berbisik dengan manis kepada Jubaedah yang duduk di dekatnya bahwa ia telah menjual tanahnya, ia pun memberikan amplop berisi uang hasil penjualan tanah kepada istri mudanya

itu. Tak disangka, Yusni menguping pembicaraan mereka. Yusni keluar dengan wajah penuh amarah. Yusni langsung menyindir suaminya. Uang hasil penjualan tanah dirampas begitu saja oleh Yusni. Jubaedah hanya bisa pasrah tanpa perlawanan. Rasa cemburu membuat Yusni semakin ngelunjak pada suaminya. Bajuri semakin tak tahan dengan sikap Yusni yang selalu iri dan mau menyiksa Jubaedah dengan menyuruh istri mudanya itu

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

mengerjakan semua tugas rumah. Bajuri membentak istri pertamanya. Yusni yang merasa tidak terima dengan perlakuan Bajuri yang selalu membela istri muda memilih untuk pergi meninggalkan rumah. Sepeninggal Yusni. Bajuri jadi lebih sering menyendiri. Sering melamun, tak mau makan, dan selalu murung. Melihat sikap suaminya, Jubaedah bingung harus melakukan apa. Namun, kemurungan Bajuri itu hanya sementara. Kedatangan Lela

si gadis Sunda berparas elok yang mampir ke rumahnya untuk menanyakan penyewaan tanah. Menjadi obat lara bagi Bajuri. Dasar Bajuri lelaki genit yang doyan kawin, ia pun langsung tergoda dengan si Lela. Berhari-hari Ia tak pulang, banyak yang bilang Bajuri telah tidur dengan Lela. Ketika ia pulang, ia pun langsung kena semprot Jubaedah yang kesal dengan suaminya yang mata keranjang. Tak terima diomeli Jubaedah, Bajuri pun membentak Jubaedah untuk pertama kalinya, dan menghina Bapak Jubaedah yang miskin. Jubaedah tak menyangka dengan sikap suaminya itu. “Kepergian Ayuk Yusni tampaknya tidak bisa membuatmu sadar bang. Apa yang dapat dibanggakan dari dirimu?” Baedah menangis meninggalkan rumah tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Bajuri. Bajuri pun ditinggal kedua istrinya, ia hanya diam dan merenung. Tak lama, Yusni kembali ke rumah diantar oleh ibu Haji. Yusni pun meminta maaf pada Bajuri, ia pergi agar suaminya sadar. Di akhir pementasan Bajuri merebahkan kepalanya pada Yusni, mereka pun kembali rujuk.

Lakon “Tanah” ini menitikberatkan pada perempuan Lampung yang telah menikah, tidak bisa bercerai, sekalipun suaminnya beristeri dua, atau diperlakukan tidak sopan, ia akan kembali lagi. Sesuai dengan temanya “Tanah” yang artinya muasal, karya yang disutradarai Ahmad Thohamudin ini mencoba menceritakan tentang kesetiaan. Latar belakang yang diambil memang adat Lampung, namun yang disayangkan latar tempat yang berada di ruang tamu tak memerlihatkan unsur Lampung, yang biasanya memajang kain tapis di ruang tamunya, atau menggunakan warnawarna terang dan mencolok seperti merah dan emas. Adegan pertengkaran antara Bajuri yang diperankan Virio Ilham (Pendidikan sejarah’11) dan Yusni yang diperankan Anggraeni Aghfar (Biologi’09) berhasi mengundang gelak tawa, kedua tokoh ini menggunakan bahasa Indonsia yang kental dengan logat Lampung yang khas. Namun, secara keseluruhan pementasan lakon “vTanah” oleh UKMF KSS FKIP Unila di Grha Kemahasiswaan lantai 1 pada (25/4) ini dapat menyampaikan pesannya dengan baik. =


15

EKSPRESI

POJOK PKM

Habibi Roly Rahman,

Bisnis Itu Panggilan Jiwa

Oleh Fajar Nurrohmah

Bisnis ternyata bukan hanya sekedar usaha Habibi untuk mencari uang dan hidup mandiri, lebih dari itu ia merasa bisnis adalah hal berharga yang tak pernah bisa lepas dari hidupnya. Meski berkali-kali gagal namun ia tak pernah berhenti memulai kembali.

mobil saudaranya, sehingga ia dapat memenuhi semua pesanan kayu bakar. Ia juga sempat berjualan keripik, namun ia merasa bisnis keripiknya itu tidak mengalami perputaran yang cepat, ia pun beralih membuka usaha roti bakar dan kopi di Lapangan PKOR, Way Halim. Tak tanggung ia berjualan d a r i

“­Sempat ­pesimis, tapi ­har­us tetap ­berjalan,” ­ucapnya. p a g i sampai malam. Melihat penghasilan dari usahanya itu, yang hanya sepuluh ribu rupiah sehari, sang kakek pun meremehkan bisnisnya itu. “Serius kuliah aja, dari pada jualan seharian hanya 10ribu nanti saya kasih uang aja,” tutur Habibi menirukan pesan kakeknya. Tak hanya sikap meremahkan sang kakek, usahanya yang saat itu tak berjalan dengan lancar membuatnya merasa pesimis dan harus kembali menutup usahanya. “Sempat pesimis, t a p i harus tetap berjalan,” ucapnya. Rasa penasaran terhadap dunia wirausaha membuatnya semangat dan kembali percaya diri untuk terus membuka usaha. Habibi membuka usaha capuccino cincau dan rujak es krim, omzetnya pun mencapai 4,5 juta per bulan. Dari hasil usahanya ini, ia bisa membayar uang

kuliahnya sendiri sejak semester empat. Tak sekedar berwirausaha, anggota Koperasi Mahasiswa (Kopma) Unila ini juga menorehkan banyak prestasi seperti juara 1 mengubah limbah jadi dollar di UIN Raden Fatah Palembang tahun 2013. Menjadi pemenang proposal Gerakan Kewirausahaan Nasional tahun 2013. Ia pun berhasil jebol Pekan Mahasiswa Wirausaha (PMW) tahun 2014, pernah juga menjadi juara harapan 1 Film Pendek Hak Kekayaan Intelektual di Jakarta. Ia juga menjadi delegasi tunggal peserta Technopreneur Camp IV. Habibi juga menjadi salah satu finalis model bisnis canvas di Universitas Brawijaya, Malang. Mahasiswa yang tengah menyelesaikan skripsinya ini, lolos seleksi Indonesian Culture Nasionalism (ICN) sebagai perwakilan Lampung. Acara ini akan diadakan di Universitass Prasetya, Jakarta p a d a 28-30 Mei mendatang . =

Foto Riska Martina

S

ederhana, berprestasi, dan tak kenal putus asa sepertinya tepat mewakili sosok Habibi Roly Rahman. Terlahir dari keluarga yang sederhana, membuat Habibi tak bisa diam saja. Anak penjual ikan di pasar ini selalu bersemangat untuk mencapai kemandirian finansial sejak di bangku Sekolah Menengah Atas. Ia pernah menjadi penjual roti untuk membantu orangtuanya membayar biaya sekolahnya. Tak seperti anak kebanyakan, anak sulung dari lima bersaudara ini tak mau hanya meminta uang ke orangtua. Ia lebih memilih untuk berwirausaha apapun selama itu tak merugikan orang lain. Hobi berwirausaha yang semakin membuat kehidupannya nyaman, sempat membuat Habibi tak berminat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi usai tamat SMA. Namun, karena paksaan serta dukungan dari sepupu perempuan dan kakeknya, ia pun memutuskan untuk kuliah. Ia didaftarkan oleh sepupunya tersebut. Di tahun 2012 ia pun resmi diterima sebagai mahasiswa jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unila. Mata kuliah di semester pertama yang berorientasi pada bisnis, membuat laki-laki 22 tahun ini semakin mencintai jurusannya, menurutnya jurusan yang dipilihkan sepupnya itu sesuai dengan bakat yang ia miliki dan sangat mendukungnya dalam mengembangkan hobi berbisnisnya itu. Memang sudah dasarnya suka berbisnis, peluang bisnis sekecil apapun dapat Habibi lihat. Malam keakraban menjadi peluang pertamanya untuk membuka usaha. Di tengah kesulitan teman angkatannya mencari kayu untuk malam keakraban, ia pun berinisiatif menjual kayu bakar kepada temantemannya itu. Tidak adanya kendaraan untuk mengangkut kayu-kayu bakar pesanan teman-temannya sempat menjadi kendala, untuk mengatasinya ia pun meminjam

Faris Yursanto Pemimpin Umum

MENGAMBIL KEPUTUSAN “Pada saat Anda mengambil keputusanlah, takdir anda dibentuk” Anthony Robbins Apa yang membedakan pencapaian masing-masing manusia. Apa yang dilakukan manusia sehingga masing-masing manusia mendapatkan hal yang berbeda. Anthony Robbins seorang motivator berkebangsaan Amerika mengatakan keputusan adalah jawaban mengapa masing-masing manusia mendapatkan pencapaian yang berbeda. Karena dari pengambilan keputusan tersebut menunjukkan bagaimana kita menentukan prioritas dalam menjalani kehidupan. Pendapat Robbins bisa jadi benar. Tanpa disadari setiap saat kita mengambil keputusan dan setiap keputusan memiliki dampak, baik dampak buruk atau dampak baik. Saat bangun pagi kita diberi pilihan, ingin melakukan apa kita hari ini. Apakah kita melakukan apa yang sudah kita rencanakan, ataukah hanyut mengikuti arus lingkungan kita. Tenggelam dalam keseharian kita. Sadarilah, sudahkah kita bertindak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Sudah sesuaikah apa yang kita lakukan saat ini dengan apa yang kita inginkan di masa-masa yang akan datang. Anthony Robbins menganalogikan kehidupan sebagian besar manusia seperti di dalam sungai. Kita semua disadari atau tidak masuk ke dalamnya. Dan banyak orang tidak pernah benarbenar memutuskan kemana mereka akan pergi. Banyak dari mereka yang hanya ikut terbawa arus, tenggelam dalam rutinitas sehari-hari. Waktu terus berjalan, lalu sampailah mereka pada persimpangan anak sungai dan dipaksa untuk mengambil keputusan untuk menentukan arah. Mereka hanya mengikuti arus dan tidak benar-benar sadar dalam menentukan arah. Pada akhirnya keputusan yang mereka ambil dipengaruhi pada lingkungan sekitar, terpengaruh oleh orang-orang di sekitarnya bukan dari nilai-nilai yang ada dalam dirinya. Ketika mereka sadar ada sesuatu yang salah dan harus diubah, semuanya sudah terlambat. Mereka sudah tidak punya waktu lagi, mereka sudah renta dan tidak punya banyak pilihan. Masa menjadi mahasiswa merupakan masa persimpangan, di titik inilah kita dituntut untuk mengambil keputusan dan mempertanggungjawabkanya. Pada saat menjadi mahasiswa kita dijejali dengan berbagai macam pilihan. Kita ingin belajar dan mencoba semua tantangan atau takut untuk mencoba. Kita ingin tampil berani mengeluarkan pendapat atau hanya memendamnya. Kita ingin ikut berorganisasi atau cukup dengan kuliah. Pilihan itu masing-masing ada di tangan kita dan kita yang akan mendapatkan hasilnya. Terlepas dari pilihan-pilihan itu yang terpenting kita harus berani mencoba dan mengambil keputusan untuk bertindak. Karena dengan tindakan kita bisa melihat hasil dari tindakan kita. Walaupun tindakan itu hasilnya baik atau buruk setidaknya kita sudah berani untuk mencoba. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Akan ada pembelajaran dari setiap proses yang kita lakukan. Manusia adalah makhluk paling sempurna diantara makhluk lainnya yang diciptakan oleh Tuhan. Manusia dianugerahi dengan kemampuan berpikir dan fisik yang baik. Manusia diberi sumber daya yang cukup untuk bisa menjalani kehidupan ini dengan baik. Sadarkah kita akan anugerah itu. Sudahkah kita bersyukur atas segala anugerah yang diberikan kepada kita. ­Setiap manusia adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ­di­minta pertanggungjawaban terhadap apa yang telah ia ­kerjakan. = No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.