Teknokra Unila @TeknokraUnila
TABLOID MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG
www.teknokra.com
Edisi Juni 2015 No 144 Tahun XV Trimingguan
Teknologi, Inovasi, Kreativitas dan Aktivitas
Tetap Berpikir Merdeka! Ilmiah Bisa, Populer Juga Boleh
Halaman 5
Skripsi hanya salah satu cara mencetak calon sarjana yang memiliki kompeten si penelitian. Masih banyak opsi lain seperti artikel yang diterbitkan atau re sponsi tentang fenomena tertentu.
Halaman 6
Tahun ini Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila men empati posisi teratas sebagai jurusan yang paling digandrungi tahun ini.
Halaman 10
Salah satu faktor penyebab aklamasi se cara berturutturut karena adanya keke cewaaan atau ketidakpercayaan dari sebagian mahasiswa terhadap sistem yang ada.
RUSUNAWA RIWAYATMU KINI
2 SALAM KAMI
No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015
Comment
Dok.
Rusunawa Butuh Realisasi!
D
alam bukunya yang berjudul Agama Saya adalah Jurnalisme, An dreas Harsono mencoba untuk menjelaskan tentang deideolo gisasi tanpa bertendensi untuk berbicara tentang religiusitas. Buku ini hanya ingin menegas kan betapapun sulitnya, jurnalis tidak boleh menonjolkan kecon dongan ideologis tertentu da lam karya jurnalistiknya. Pemahaman kami tangkap bahwa jurnalis harus menge sampingkan ideologi yang dianutnya ketika melakukan peliputan. Sebagaimana ke dekatan personal, kecondongan ideologis dapat membuat jur nalis bias dalam melihat fakta, bersikap dogmatis dalam menu lis berita, dan akhirnya mudah terjebak dalam keberpihakkan yang tidak perlu. Deideologisasi juga merupa kan proses belajar kami selama di Teknokra, yang jelas kami sadari untuk menjadikan Tek nokra tetap pada pakemnya yai tu sebagai kontrol sosial. Maka sebagai penggiatnya kami harus melalui proses deideologi terse
Jurnalisme but. Kami yang awalnya datang ke Pojok PKM ingin belajar un tuk menulis, menggali bakat dan minat kami, perlahan berubah dalam memandang Teknokra. Awalnya kami memandang Teknokra hanya sebatas orga nisasi minat dan bakat, tak ada bedanya dengan UKM lainnya. Namun, semua proses dan gem blengan selama menjadi pe nghuni Pojok PKM mengubah cara pandang kami tersebut. Kami yang awalnya hanyalah mahasiswa dari berbagai juru san, bahkan di awal banyak dari kami yang merupakan anggota dari organisasi lain, baik inter nal atau pun eksternal, perlahan mulai paham ideologi awal kami harus diganti dengan ideologi Teknokra yaitu jurnalisme. Maka yang bertahan adalah orangorang yang mau meneri ma proses deideologi tersebut. Kami pun membuktikannya dalam kerjakerja jurnalistik yang kami lakukan. Kami tak pandang bulu dalam meliput suatu peristiwa. Walaupun sulit, tapi sebisa mungkin kami meng hindari bias yang mungkin akan
timbul jika kami tidak mening galkan ideologi awal kami. Hal inilah yang membuat kami berbeda dalam melihat se suatu, yang tak jarang membuat kami mendapatkan intervensi dari pihak yang merasa kebe ratan saat kami kritik, mulai dari mahasiswa sampai birokrat kampus. Tapi itulah Teknokra, mengajarkan kami untuk total dalam memaknai peran jurna lisme dalam kehidupan. Me ngajarkan kami untuk menjadi mahasiswa yang jauh dari kata apatis apalagi pragmatis. Kembali kami terbitkan tabloid trimingguan Teknokra, yang ternyata dalam penggara pannya kami butuh waktu leb ih dari tiga minggu, untuk ke terlambatan ini kami meminta maaf kepada para pembaca se tia. Untuk membayar kekuran gan kami ini, dalam tabloid edisi 144 kami memuat berita Rusu nawa Unila dalam reportase khusus, dan aklamasi pemilihan Presma dalam liputan khusus, dan berita seputar Unila selama beberapa minggu ini.= Tetap Berpikir Merdeka!
Kini dengan membayar 1,8 juta rupiah maka mahasiswa Unila dari angkatan berapa pun bisa tinggal dan menikmati semua fasi litas Rusunawa Unila. Namun, mahasiswa yang terlanjur menjadi penghuninya harus gigit jari. Seperti tak ada habisnya, penghuni Rusunawa kembali keluhkan hunian empat lantai bercat krem itu. Mulai dari lantai hingga atap yang tak lagi tampak terawat. Kesan kumuh menjadi hal pertama yang dirasakan siapa pun yang masuk ke sana. Selain sarana dan prasarana yang tak layak, keamanan di lingkungan Rusunawa pun sudah menurun. Terbukti dari hila ngnya motor mahasiswa yang di parkir di lantai dasar Rusunawa. Tak hanya motor, pencuri bahkan sudah mampu menjangkau areal kamar mahasiswa dan menggasak beberapa laptop. Mahasiswa hanya bisa pasrah. Satpam yang diharapkan mampu menjaga ke amanan malah sering terlelap di tengah malam. Dalam satu kamar berukuran 4x5 meter itu ditinggali empat mahasiswa. Dengan penghuni yang cukup banyak tersebut, sudah sepatutnya Rusunawa dijaga dan dirawat penghuninya sendiri. Namun, mahasiswa terlihat tidak peduli dengan kebersihan huni annya. Mahasiswa Rusunawa seharunya tak hanya mengeluhkan sarana dan prasarana yang ada, gaya hidup mereka yang malas juga menyumbang kerusakan yang ada. Hal yang lebih disayangkan pengelola rusun pun seperti tu tup telinga dengan keluhan mahasiswa. Meski sudah diperbaiki beberapa kali, hasilnya selalu tak optimal. Usaha yang dilakukan hanya sebatas mendata keluhan dan kerusakan yang terjadi. Tapi tetap tak ada reaksi. Jika sudah seperti itu, siapa yang harus di andalkan untuk menjaga Rusunawa? Tahun ini penghuni Rusun awa diimingimingi janji perbaikan dengan dana sebesar 800 juta rupiah. Mungkinkah Rusunawa menjadi bangunan yang terawat, dan kembali pada konsep awal pembangunannya, yaitu menjadi hunian student welfear. Mahasiswa hanya bisa menunggu realisasi dan hasilnya.=
Sampul
Judul : Rusunawa Riwayatmu Kini Ide & Desain : Defika Putri Nastiti
KYAY JAMO ADIEN
TABLOID TRI MINGGUAN diterbitkan oleh Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) TEKNOKRA Universitas Lampung ALAMAT Grha Kemahasiswaan Lt.1 Jl. Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145 Telp .(0721) 788717 EMAIL ukpmteknokraunila@yahoo.co.id, redaksi.teknokra@gmail.com WEBSITE www. teknokra.com Pelindung: Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, MS Penasihat: Prof. Dr. Sunarto, SH, MH Dewan Pembina: Maulana Mukhlis, S.Sos.,MIP. Anggota Dewan Pembina: Prof. Dr. Ir. Muhajair Utomo, M.Sc., Asep Unik, SE. ME., Drs. M. Toha B. Sampurna Jaya, M.S., Dr. Eddy Riva’i, S.H., M.H., Ir. Anshori Djausal, M.T., M.A., Dr.Yuswanto.SH.,MH., Dr.Eddi Rifai SH.MH., Asrian Hendi Caya,SE.,ME., Dr. Yoke Moelgini M.Sc, Irsan Dalimunte,SE.M.Si,MA., Dr.Dedy Hermawan S.Sos,M.Si., Dr. Nanang Trenggono M.Si., Dr.H.Sulton Djasmi, M.Si., Syafarrudin, S. Sos. MA., Toni Wijaya S.Sos.MA, M. Burhan, Vina Oktavia, S.Pd., Yurike Pratiwi Pemimpin Umum: Faris Yursanto Pemimpin Redaksi: Hayatun Nisa F Pemimpin Usaha: Fitri Wahyuningsih Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan: Kurnia Mahardika Kepala Kesekretarian: Lia Vivi Farida Redaktur Pelaksana: Ayu Yuni Antika Redaktur Pelaksana Daring: Khorik Istiana Redaktur Berita: Rika Andriani Reporter : Fahmi Bastiar (Non Aktif), Fitri Ardiani, Enindita Prastiwi, Retnoningayu JU Redaktur Foto: Wawan Taryanto Fotografer: Luvita Wilya H Redaktur Artistik: Retno Wulandari Staf Artistik: Defika Putri Nastiti Kameramen: Fajar Nurrohmah, Redaktur Daring: Yola Septika Manajer Keuangan: Fitria Wulandari Manajer Usaha : Imam Gunawan Staf Keuangan: Yola Savitri Staf Periklanan: Riska Martina, Enindita Prastiwi Staf Pemasaran: Yola Septika Staf Kesekretariatan: Fitri Ardiani Staf Analisis dan Perpustakaan: Fajar Nurrohmah Staf Pengkaderan dan SDM: Wawan Taryanto Magang: Aditya, Sheli P.S, Adi F, Agung M, Aldi H, Ana U, Ari A, Arif S, Ariz N, Bayu F.H, Eka S, Endani A, Faiza U.A, Febriel M, Fonny B, M. Ghufroni A, Niko F, Novita L, Nur Azizah D.A, Nur Intan F, Trias S.P.N, Winda S, Yessi E.N.
Oleh Retno Wulandari
KAMPUS IKAM No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015
Mapala Latih Anggota Muda
3
Oleh Retnoningayu Janji Utami
Unila-Tek: Anggota baru selalu diharapkan menjadi bibit unggul yang menjadi nafas baru pada setiap organisasi. Sama halnya se perti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pencipta Alam (Mapala) Unila yang mengadakan Latihan Pemantapan Anggota Muda Mapala 2015 pada Kamis, (4/6). Delapan anggota muda yaitu, Martin Saliman (FKIP Bahasa Indonesia ’13), Rangga Isriadi (Agroteknologi ’14), Renaldi Nur Rahma Putera (Agroteknologi ‘14 ), Giri Saputra (FMIPA ’14), Eca Wamrou (Hukum ’14), Deva Su santi Dahra (Manajemen Ekonomi Pembangunan ’14), Hermawan Toni (FMIPA ’14), Afis Prada (Teknik Sipil ’14) telah melalui beberapa pelatihan ruang. Seperti keorganisasian, pengenalan alat selam, fotografi, jurnalistik dan dilanjutkan dengan pemberian materi ruang dan pelatihan lapangan hingga 10 Agustus. Pelatihan ini diikuti angkatan 23 dan 24 untuk menjadi anggota baru yang selanjutnnya akan menjadi anggota biasa melalui La tihan Pemantapan (Lantap) dan Masa Bimbingan (Mabim) yang dilanjutkan dengan pengambilan nomor induk agar diangkat sebagai pengurus. Nantinya, para anggota muda ini akan turun lapang ke beberapa lokasi seperti Gunung di daerah Register 19 (Pesawaran), Tebing (Margodadi, Pesawaran), Goa di Krui, Arum Jeram (Wai Besai, Lampung Barat) serta Diving ke Pulau Tegal. “Se moga semua anggota dapat menguasai materi yang diberikan dan dapat mempraktekannnya, serta nantinya dapat menjadi pengu rus yang lebih baik,” harap Sior Putra selaku Koordinatoor Badan Diklat Mapala.=
Dies Natalis Mahepel Oleh Faiza Ukhti Annisa
FEB-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (UKMF) Mahasiswa Ekonomi Pecinta Alam dan Lingkungan (Mahe pel), merayakan dies natalies ke18. Kegiatan yang berlangsung di Lapangan FEB, KamisSabtu (2123/05) ini mengusung tema “Fun and Healty with a Good Environtmen”. Kegiatan donor darah, �lying fox, kejuaraan catur untuk umum, dan lomba daur ulang untuk SMP dan SMA sederajat. Hari kedua masih dilakukan donor darah, �lying fox, penanaman pohon, �ind the case untuk lembaga kemahasiswaan, him punan mahasiswa FEB Unila dan Mahasiswa Pecinta Alam seBan dar Lampung, serta lomba Akustik. Puncak acara di hari terakhir, dilakukan Run for nature care yang dimulai dari FEB menuju Wisma Unila dan kembali ke garis finis di FEB. Dilanjutkan dengan dekorasi lingkungan penuh lampion dan pengumuman para juara pada malam harinya. Ida Bagus Komang (Manajemen ’13) selaku Ketua Pelaksana men gungkapkan tujuan dari kegiatan ini selain untuk memeriahkan ulang tahun Mahepel yang ke18 juga untuk mengajak masyarakat Unila dan masyarakat umum agar menjaga lingkungan. “Agar masyarakat tahu cara menjaga lingkungan dan memanfaatkan limbah,” ujarnya. M. Reza Budiman (Akuntansi ’12) selaku ketua umum Mahepel mengatakan kegiatan ini sebagai media penyambung silaturahmi in ternal ekonomi dan silaturahmi dengan Mapala lainnya.=
NGEKHIBAS
Foto Luvita Willya Hendri
Membangun. Seorang pekerja tengah bekerja untuk membangun taman di lingkungan FMIPA Biologi. Pembangunan dilakukan untuk menambah kawasan tempat belajar dan berkumpul mahasiswa. Foto dibidik Selasa (19/05).
Bersatu Dalam Seni Oleh Wawan Taryanto
Unila-tek: Unit Kegitan Ma hasiswa Bidang Seni (UKMBS) Universitas Lampung (Unila) adakan hajatan Teater 2015. Mengusung tema “Bersatu dalam Seni”, gelaran cara ini dilaksanakan pada 28 Mei1 Juni 2015. Acara kali itu di isi oleh beberapa teater lokal seperti Teater UKMF KSS FKIP Unila, Teater Jabal Tanggamus, Teater Tiga Topeng UKMBS Polinela, Teater Kita UKMBS Malahayati, Teater Nol SBI IAIN Raden Intan, Teater Kuntara Bandar Lampung, dan teater asal Jakarta, Teater Keliling. Ketua Pelaksana Nevia Seti ana (Ilmu Pemerintahan ’12) mengatakan kendala yang di hadapi selama berlangsung nya acara yaitu kondisi gedung yang memang bukan gedung khusus pertunjukkan sehingga penonton begitu sesak dan tak jarang menjadi gaduh. Selain itu ruangan tersebut juga dapat berpengaruh pada konsentrasi
Hima yang tidak resmi saja aktif Masa yang resmi gak aktif?
Hima Pertanian aktif lagi? Semoga enggak melakukan pelanggaran lagi deh!
800 juta untuk perbaikan Rusunawa? Terealisasi enggak ya?
tiap kata dan raut muka para tokoh tak luput untuk diamati. Kemudian Imas Sobariah membacakan nominasi se bagai wujud apresiasi pada Hajatan Teater 2015. Aktor terbaik diberikan kepada pe meran Suminta Lakon “Sayang ada Orang Lain” dari Teater Ja bal, Tanggamus, Aktris terbaik diberikan kepada pemeran Yusni lakon “Tanah” dari Teater UKMF KSS FKIP Unila, dan Sutradara terbaik diberikan kepada Sutradara lakon “Bila Malam Bertambah Malam” Teater Kurusetra UKMBS Unila, dan tiga grup terbaik yaitu Teater KSS FKIP Unila, Teater Kuntara Bandar Lampung, dan Teater UKMBS Unila. Di akhir acara Ketua Umum UKMBS, Edythia Rio Wirawan (Manajemen’12) mengucapkan terimakasih atas respon positif dari pecinta teater dan semua pihak yang telah menyuk seskan acara tersebut..=
umum Association of Economic Education Students (Assets) Unila mengaku bahwa awalnya ia hanya berkenalan dengan salah satu Sekretaris Jendral Imapesi. Kemudian ia diundang bersama ketiga rekannya yaitu, Avivah Nur Rahmah (Pendi dikan Ekonomi ’13), Nurhoiri yah (Pendidikan Ekonomi ’13) dan Panji Ari Wibowo (Pen didikan Ekonomi ’13) untuk berangkat ke Universitas Sura baya (UNESA). “Kami enggak dapat dana dari pihak universi tas dan fakultas untuk berang kat ke Surabaya, jadi kami be rangkat ke sana memakai dana
dari hasil sumbangan dosen dan alumni serta dana pribadi, walau kami ke sana membawa nama Universitas,” Ujar Sukur saat ditemui di laboratorium akuntansi, Senin (8/6). Salah satu dosen Pendidikan Ekonomi yang juga Pembina As sets Unila, Pujiati mengatakan bahwa ia senang dan bang ga atas prestasi Pendidikan Ekonomi Unila yang dapat ber gabung dengan Imapesi. “Saya berharap Pendidikan Ekonomi dapat lebih maju lagi dan dapat meneruskan serta mengikuti setiap agenda Imapesi,” ujarnya berharap.=
IMAPESI Gandeng FKIP Ekonomi Oleh Defika Putri Nastiti
Skripsi tidak diwajibkan? Buat Kajian dulu, baru ambil kebijakan
pemain dalam membawakan peran. Menurutnya acara tersebut sukses karena sesuai dengan target, setidaknya ada delapan kelompok teater dari pergu ruan tinggi berbeda memeri ahkan acara ini. Terbukti dari banyaknya apresiasi yang muncul dari kelompok pecinta teater, penonton dan ahli seni pertunjukan Lampung. Sebagai sutradara, Nevi mengutarakan masih banyak catatan untuk para aktor de ngan penyesuaian kapasitas penonton . “Perlu upaya lebih keras bagi pemula untuk dapat tampil secara totalitas,” tam bah Nevi. Diakhir acara, para pen gamat Rifian A. Chepy, Ari Pahala Hutabarat, dan Imas Sobariah, memberikan tangga pannya pada pertunjukan yang disuguhkan tiap teater. Mulai dari setting ruang, pencaha yaan, aksen para tokoh, hingga
FKIP-Tek: Program Studi Pen didikan Ekonomi Universitas Lampung (Unila) mengikuti agenda Ikatan Mahasiswa Pen didikan Ekonomi Seluruh Indo nesia (Imapesi) bertempat di Universitas Surabaya (UNESA), JumatSabtu (2930/5). Agen da tahunan Imapesi ini mem bahas Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang dihadiri 21 Universitas seluruh Indonesia. Dalam pertemuan ini juga di gelar seminar yang mengang kat tema Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Sukur Pamudi (Pendidikan Ekonomi ’13) selaku ketua
4 KAMPUS IKAM No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015
Mawapres ke Tingkat Nasional Oleh Retnoningayu Janji Utama
Unila-Tek : Pemilihan Maha siswa berprestasi tingkat Juru san dan Universitas yang ber langsung dari April hingga Juni, kini telah siap untuk mewakili Unila ke tingkat Nasional. Dari tujuh kandidat perwakilan se tiap Jurusan, terpilihlah Rizki Putera Kesuma (Akuntansi’12) yang meraih peringkat perta ma di Universitas dengan skor 93,72, disusul peringkat kedua Delima Nur Ramadhani (Per taian’12) dengan skor 83,62, serta di peringkat ketiga James Reinaldo (Ilmu hukum) den gan skor 74,55. Pemilihan Mawapres yang diselenggarakan oleh Dik ti dan Kemenristik ini me ngangkat tema Kemandirian dan Kepribadian bangsa. Rizki Putera Kesuma (Akuntansi’12) mengangkat judul “Inkubasi Bisnis Sebagai Solusi Untuk Meningkatkan Keberlangsu ngan Hidup dan Kinerja Usa ha Dalam Industry Start up di Indonesia”. “Setelah saya bandingkan dengan Amerika sebagai vari able terikat, di Amerika per tumbuhannya stabil, karena
inkubator bisnisnya seimbang dengan start up , inkubator bisnis ini sebagai agen yang mementor industry start–up tadi. Mementor bantuan dana, perluasan investor, menga jarkan bagaimana membuat model bisnis yag baik,” ujar Rizki. Pada 28 Mei seluruh PTN di Indonesia sudah mengirim kan delegasinnya. Penjurian tahap awal berlangsung 4-6 Juni , Pada 12 Juni akan di umumkan peserta yang lolos 15 besar yang akan disaring lagi menjadi tiga peringkat ter baik. Ada dua tahap dalam pe nilain, pertama seleksi doku men, dan kedua berdasarkan hasil penilaian naskah, presen tasi, wawancara, diskusi dalam bahasa inggris, serta tes dan pengamatan kepribadian. Sebagai perwakilan di ting kat nasional kemampuan non akademik yang dimasukkkan oleh Rizki ialah menggunggu lkan kejuaraan tertingginya sebagai google student ambassador 2014, pemenang story telling tingkat nasional , dan kejuaraan lainnya yang lebih
kepada kemampuan berbaha sa inggrisnya. Sebagai Mawapres unila dirinnya berharap bisa menginspirasi temen-teman di universitas lampung untuk berprestasi lagi bukan hanya dalam akademik maupun non akademik. Ia juga berharap di rinya dapat memberikan ter baik pada tingkat nasional ini. “menang atau kalah urusan belakangan, karena kunci dari kesuksesan adalah persiapan matang, kerja keras dan do’a, jadi apapun yang terjadi dan hasilnya nanti saya akan tetap memberikan yang terbaik,“ ungkapnya. Sunarto selaku Wakil Rektor sidang Kemahasiswaan dan Alumni mengatakan Universi tas akan mendukung seluruh Mawapres yang terpilih, kare na telah mengharumkan nama baik Unila. “Kita ‘kan ada dana pembinaan, ya walaupun itu sedikit pasti kita dukung juga, seperti memfasilitasi sebelum dan saat keberangkatan, dan kalau memungkinkan untuk memberikan beasiswa, kita akan berikan,” ujarnya.=
cepatan pertumbuhan pencari kerja lebih cepat dari jumlah lapangan pekerjaan. “Kompe tisi pencari kerja sangat ketat, semua harus bersertifikasi,” ungkapnya. Diah Utaminingsih selaku Ketua Pelaksana, mengatakan kegiatan yang berlangsung tiga kali dalam setahun ini bertu juan untuk mempersiapkan ma hasiswa memasuki dunia kerja. Dalam workshop tersebut, pe serta diajarkan cara membuat CV (Curiculum Vitae) dengan banar, diberikan wawasan men
genai kondisi dunia kerja seka rang dan apa yang akan mereka hadapi kelak saat akan mema suki dunia kerja, serta diajar kan bagaimana cara melakukan interview dengan baik. Yaqub Rakhazoni (Agribisnis ’11) berharap workshop terse but dapat memberikan bekal untuk terjun di dunia kerja dan dapat menambah pengetahuan tentang cara-cara melamar ker ja dengan baik. “Semoga setelah lulus nanti bisa lebih cepat mendapat pekerjaan,” harap nya.=
dan Dany Afriando (Gubernur BEM FEB) sebagai pembicara. Diskusi membahas ten tang peran pemuda khususn ya mahasiswa dalam rangka pembangunan Indonesia yang semakin sejahtera. Saat ini mahasiswa seakan tertidur, terlena dengan dunia yang serba instan. Mahasiswa yang dulunya idealis kini menjadi pragmatis. “Mahasiswa jangan lagi loyo, ayo bangkit untuk
menyongsong Indonesia yang sejahtera,” ungkap Tobroni Ha run. Farhan Aulia (Manajemen ’14) selaku Ketua Pelaksana mengatakan diskusi publik yang di adakan dalam rangka mempe ringati hari Kebangk itan Nasional tersebut bertu juan untuk membangkitkan kembali semangat mahasiswa dalam menyongsong kese jahteraan masyarakat.=
Mahasiswa di Dunia Kerja
Oleh Fitri Adriani
Unila-Tek : Unit Pusat Te knologi Pengembangan Karir dan Kewirausahaan (UPT PKK) mengadakan Workshop Kiat Mencari Kerja (WKMK) di Balai Bahasa, Senin-Selasa (25-26/5). Workshop yang mengusung tema “Kiat Mencari Kerja” ini diikuti sekitar 50 mahasiswa berbagai jurusan di Unila. Kepala UPT PKK, Ayi Ahadiat dalam sambutannya mengha rapkan lulusan Unila siap menghadapi dunia kerja dan mulai menata kemampuan diri. Ia juga mengatakan bahwa ke
Mahasiswa Aktif, Pers Informatif Oleh Rika Andriani
FEB-Tek: Unit Kegiatan Pe nerbitan Mahasiswa Fakul tas (UKPM F) Pilar FEB Unila mengadakan Forum Publik di Lapangan gedung A FEB, Rabu (20/5). Acara yang mengusung tema “Mahasiswa Aktif, Pers Infor matif, Bandar Lampung Bangk it” ini mengahadirkan Tobroni Harun (Wakil Walikota Ban dar Lampung), Yoso Muliawan (Ketua Umum Aji Lampung),
Foto Luvita Willya Hendri Rektor Cup. Beberapa juri dari Pelestarian Burung Indonesia (PBI) sedang menilai durasi dan keelokan kicau burung dalam ajang Rektor Cup yang diadakan di pelataran parkir gedung A Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Foto dibidik Minggu (31/05).
Pemira DPM FKIP Oleh Arif Sabarudin
FKIP-Tek: Panitia Khusus (Pansus) mengadakan Pemilihan Raya (Pemira) anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Keguru an dan Ilmu Pendidikan (DPM FKIP) Kamis, (28/5). Masing-mas ing program studi hanya diperbolehkan mengirim lima calon ang gota DPM. Mustofa Rudin (Pend. Ekonomi 14) selaku ketua Pansus mengatakan tahun ini Pansus hanya mempersiapkan Pemira untuk anggota DPM, karena Pemira Gubernur dan Wakil Gubernur terpi lih lewat aklamasi. “Saya berharap tahun selanjutnya tidak akla masi lagi. Kedepannya, lebih digencarkan sosialisasinya,” ujarnya. Ahmad Ansori (Pend. Matematika ‘11) selaku Ketua DPM ber harap pemira dapat berjalan lancar sesuai dengan azas Pemira. Agung Ardiansyah (PPKN ‘12) sebagai salah satu calon anggota DPM mengungkapkan siapapun yang terpilih bukan jadi masalah, yang terpenting kapasitas dari calon. Berbeda halnya dengan Dani Rasanjani (Kimia ‘12), ia mengaku sudah siap dengan hasil Pemira nantinya. “Terpilih atau enggaknya saya sudah siap,” ujarnya. Risko Apriandi (Pend. Kimia ‘12) sebagai Gubernur terpilih mengatakan akan melakukan gebrakan terutama kebersihan dan parkir. “Lalu kami akan menyoroti prestasi mahasiswa lewat PKM dan PMW mahasiswa,” ungkapnya.=
Kuliah Umum Panglima TNI Oleh Faiza Ukhti Annisa
Unila-Tek: Selasa (19/05), Unila menghelat kuliah umum di Ge dung Serba Guna (GSG) Unila. Acara ini diikuti oleh seluruh maha siswa di provinsi Lampung. Kuliah umum yang bertemakan Eksistensi Indonesia di putaran Globalisasi ini menghadirkan Jendral TNI Dr. Moeldoeko sebagai pemateri. Panglima TNI KOREM 043 Garuda Hitam ini menyam paikan tentang stabilitas politik, keamanan negara dan juga keta hanan ekonomi di Indonesia. Agenda yang menggaet Forum Komunikasi (Forkom) Bidikmisi Unila ini juga dihadiri Gubernur Lampung, Rektor Unila, Rektor Universitas se-Bandar Lampung, Wakil rektor III Unila dan bebe rapa Dekan dari Universitas se-Lampung. Andi Kurniaawan (Manajemen ’13) selaku ketua Forkom Bidik misi mengungkapkan bahwa kuliah umum ini dilaksankan untuk memberikan informasi kepada seluruh elemen masyarakat Lam pung khususnya mahasiswa tentang froxy war. Qodar Hasani selaku ketua pengelola Bidikmisi mengatakan bahwa kuliah umum ini merupakan kegiatan Korem yang kebetu lan salah satu tempatnya di Unila.=
KAMPUS IKAM No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015
Skripsi Masih Relevan
5
Oleh Rika Andriani
Unila-Tek: Merebaknya kasus dugaan kecurangan hingga pe malsuan ijazah dan skripsi ma hasiswa S1 Mei lalu, membuat Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek dikti) Mohamad Nasir angkat bicara. Ia melontarkan wacana agar skripsi tak lagi menjadi syarat wajib kelulusan pada program Sarjana (S1). Hal tersebut menuai tanggapan berbeda dari berbagai pihak di Universitas Lampung. Bujang Rahman salah satun ya, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan (FKIP) ini turut menganalisis wacana tersebut. Menurutnya perlu dilakukan peninjauan kemba li terkait skripsi sebagai pra syarat kelulusan mahasiswa. Skripsi hanya salah satu cara mencetak calon sarjana yang memiliki kompetensi peneli tian. Ia meyakini masih banyak opsi lain seperti artikel yang diterbitkan atau responsi ten tang fenomena tertentu. “yang menjadi substansi adalah bahwa seorang sarjana harus memiliki kompetensi dalam penelitian,” ujarnya. Menurutnya, kecuran Rohingya. Seorang mahasiswi yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Universitas Lampung sedang menggalang dana untuk etnik Rohingya yang terdampar di Aceh silam, dari pengendara yang melintas di lampu merah Universitas Lampung. Foto dibidik Senin (25/05).
gan-kecurangan dalam pem buatan skripsi dapat dihindari dengan membentuk karakter mahasiswa yang jujur dan pengawasan saat proses uji an yang benar. “Yang terpent ing bukan skripsi itu dibuat oleh dia atau bukan, tetapi dia menguasai isi skripsin ya atau tidak,” tambahnya. Ia pun menghimbau mahasiswa tidak perlu risau atau merasa galau dengan berbagai kebi jakan, karena yang terpenting menguasai kompetensi dirin ya untuk mengaktualisasikan ilmunya di dalam masyarakat. Menanggapi hal itu, Slamet Riyanto (Pend. Bahasa Inggris ’11) menilai skripsi sebagai karya seorang mahasiswa ha sil dari proses belajar di kam pus. Skripsi menjadi ajang pembuktian diri sejauh mana kualitas mahasiswa dalam proses belajar. Ia pun ber harap, skripsi tetap diadakan, karena sebagai wujud dari Tri Darma Perguruan Tinggi. Senada dengan Fahmi Ba dar (Ilmu Komputer ’09), ma hasiswa FMIPA ini tetap ber harap skripsi menjadi salah satu persyaratan kelulusan
seorang sarjana. Menurutnya skripsi bagian dari karya il miah mahasiswa yang dapat diimplementasikan atau di aplikasikan di masyarakat nantinya. Mengenai skripsi yang di hilangkan dengan dampak bagi sebuah Universitas itu sama sekali tidak ada. Dan un tuk kualitas mahasiswa juga tergantung bagaimana cara mahasiswa tersebut meng garapnya. “Mungkin ada yang dikerjakan orang lain, ada juga yang benar-benar murni gara pannya ia sendiri”, Ujar Prof. Sudjarwo selaku ketua pro gram pascasarjana P.IPS yang juga merupakan salah satu pa kar pendidikan. Cara melihat kualitasnya juga dengan meli hat bagaimana proses yang ia jalani. Sejak abad 8 di jaman Daud Yusuf terdapat dua jalur yang biasanya dilewati oleh para mahasiswa yang ingin menem puh Sarjana Strata 1. Yang per tama jalur skripsi, dan yang kedua jalur non-skripsi. Mer eka dibebaskan untuk memilih salah satu di antara kedua jal ur tersebut.=
Foto Luvita Willya Hendri
Produktif Meski Tak Resmi Oleh Arif Sabarudin
FKIP-Tek: Beberapa Him punan Mahasiswa Program Studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan belum tercatat secara resmi di fakultas, namun masih tetap berkegiatan. Dani Rasanjani (Pend. Kimia’12) se laku Ketum Forum Silaturahmi Mahasiswa Pendidikan Kimia (Fosmaki) mengatakan selama ini untuk berkegiatan mereka memperoleh dana dari ber dikarya. “Seperti iuran pengu rus dan mahasiswa, di sini juga ada bidang dana dan usaha yang mengkoordinir mahasiswa baru untuk peralatan-peralatan labo ratorium seperti jas dan mask er,” ungkapnya.
Senada dengan Dani, Ari Wiranata (Pend. Matematika ’12), selaku Ketua umum Mathematic Education Forum Ukhuah (MEDFU) mengungkapkan semua pendanaan kegiatan disiapkan mandiri dengan cara iuran dari pengurus. “Kalo ada event kami berusaha mencari link kerjasama dengan bebera pa Perusahaan,” ujarnya. Nurohim (PPKn’12) selaku ketum Forum Pendidikan Ke warganegaraan (Fordika) men gungkapkan untuk pendanaan mereka mengandalkan kas ma hasiswa PPKn yang dikumpul kan setiap sebulan sekali. “Kalau ada agenda besar biasanya kita
membuat proposal yang ditu jukan ke alumni dan ke instansi pemerintahan,” paparnya. Menanggapi hal itu, Muham mad Fuad selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni mengungkapkan Hima sebaiknya membuat kegiatan seperti pembinaan jam belajar masyarakat, karena itu lebih terlihat nyata manfaatnya dan lebih relevan dengan maha siswa FKIP. “Hima harus dapat membuat program yang ber dampak lingkungan dan pendi dikan. Harapannya prodi dapat memberikan gebrakan nyata yang tak hanya teori saja,” ung kapnya.=
Foto Luvita Willya Hendri Selebrasi. Beberapa mahasiswa tengah berkeliling di lingkungan Universitas Lampung merayakan terpilihnya presiden dan wakil presiden BEM Universitas Lampung periode 2015/2016. Foto dibidik Kamis (28/05).
Unila Siapkan Para Wirausaha Muda
Oleh Rika Andriani
Unila-Tek: Universitas Lam pung, kembali mencetak calon wirausahawan muda di kalan gan mahasiswa. Program tahu nan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Perguru an Tinggi Negeri (Dikti) berha sil meloloskan 60 mahasiswa dalam seleksi Proposal Maha siswa Wirausaha (PMW). Dari 282 mahasiswa yang mendaftar. Hanya 60 maha siswa yang terpilih setelah proses wawancara. Tahun lalu, salah satu syarat calon peserta adalah sudah menempuh masa studi 80 SKS. Namun, tahun ini mahasiswa diperbolehkan mendaftar minimal sudah me nempuh 36 SKS. Salah satu kriteria yang lolos adalah ma hasiswa yang sudah memulai usahanya, atau yang pernah memulai tetapi berhenti karena tidak ada dana. “Memang kami prioritas kan untuk usaha yang sudah berjalan, tapi tidak menutup kemungkinan bagi yang akan memulai. Tapi memang tahun ini yang lolos, semua yang su dah ada usaha,” ujar Hartono selaku pembimbing wirausaha. Setiap mahasiswa akan diberi dana hibah dari Dikti se besar lima juta per orang. Dana itu sebagai penunjang usaha yang nantinya akan ada penga
wasan dari pihak Rektorat yang berperan sebagai konsultan bisnis. “Nanti, satu orang akan memegang 10 mahasiswa un tuk menjadi pengawas dan kon sultasi usaha,” tambah Hartono. Hartono berharap, dengan adanya program ini mahasiswa menjadi bagian dari solusi pen gangguran. Mahasiswa bukan lagi sebagi pelamar kerja, me lainkan menjadi seorang pem buka lapangan pekerjaan. Singgih Samsuri (Ilmu Pem bangunan ’12), salah satu ma hasiswa yang memiliki usaha Centra Lele Barokah di Padang Cermin, merasa terbantu den gan adanya program PMW. Dana hibah yang ia terima akan digunakan untuk mengem bangkan usaha ysng sudah dir intis selama tiga bulan. “Tahun depan mungkin kuota untuk mahasiswa yang mendapat dana stimulan dari PMW diper banyak, dan jumlah dananya bisa ditambah lagi, supaya bisa benar-benar untuk pengem bangan usaha,” ujarnya. Fajar Wahyudi (Manajemen ’13) mahasiswa yang memili ki bisnis kuliner ini berharap program PMW bisa konsisten berjalan. Supaya lebih banyak menampung mahasiswa yang berniat untuk menjadi seorang wirausahawan. =
6 KAMPUS IKAM No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015
Arsida in Action 2015 Oleh M. Ghufroni An’ars
FKIP-Tek: Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (HMJ-PBS), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) menggelar acara bertajuk Arsida in Action 2015 di gedung F2 FKIP, Sabtu-Minggu (23-24/5). Ada berbagai perlombaan yang memeriah kan acara tersebut, diantaranya pemilihan Duta Bahasa Unila, HMJPBS Got Talent, Cipta Puisi, Cipta Cerpen, serta Doodle yang juga diikuti oleh mahasiswa di luar Unila. Ardion Pandu Winata (Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia ’14) selaku Ketua Angkatan Generasi Muda (Arsida) mengatakan bahwa tahun ini menjadi tahun ke-5 terselenggaranya acara tersebut. Salah seorang peserta lomba Doodle, Mesia Wulan Adiputri (D3 Akuntansi Polinela ’14) mengaku antusias dengan diadakannya acara ini. “Kalau bisa diadakan terus setiap tahunnya, dan juga publikasinya dimaksimalkan lagi,” harapnya. Reffky Reza Darmawan (Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia ’13) se laku Ketua Umum HMJ-PBS mengatakan bahwa Arsida in Action ini, menjadi tahun awal bagi para pemenang dari ajang pemilihan Duta Bahasa Unila yang dipandu oleh Kantor Bahasa Bandar Lampung un tuk mengembangkan kemampuan berbahasa agar dapat maksimal dalam mengerjakan program kerja para duta bahasa. Risayanda (D3 Akuntansi ’13) pun terpilih sebagai Duta Bahasa Unila 2015. Fajar Kurniasih (Pend. Bahasa Inggris ’12) sebagai Duta Bahasa Unila 2014 mengaku antusias dengan calon penerusnya. “Tahun ini Duta Bahasa akan dipandu langsung oleh Kantor Bahasa Bandar Lam pung, jadi saya optimis program kerja Duta Bahasa Unila 2015 dapat terlaksana dengan maksimal,” ungkapnya.=
SEMNASTA, Pererat Ukhuwah Oleh M. Ghufroni An’ars
FKIP-Tek: Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan Magis ter Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila mengadakan Seminar Nasional dan Temu Alumni Pendi dikan Bahasa Inggris (SEMNASTA) 2015. Acara yang diselenggara kan pada Sabtu, (23/5) di Aula K FKIP Unila tersebut dihadiri oleh lebih dari 140 alumnus Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Unila. Seminar yang membahas tentang keprofesionalan guru dalam pengajaran ini dihadiri oleh tiga pemateri inti, yaitu Siti Wachidah (Dosen UNJ), Bambang Setiyadi (Dosen Unila), dan Antoni Iswan toro (Kepala MAN 1 Sukarame). M. Sukirlan selaku ketua pelaksa na mengungkapkan bahwa acara ini bukan sekadar seminar sema ta, tetapi juga sebagai ajang silaturahmi alumnus antar angkatan. “Tidak ada batasan dari angkatan berapa sampai berapa, semua alumnus Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Unila bisa ha dir,” jelasnya. “Saya ikut acara ini untuk mempererat tali silaturahmi antar alumnus yang kini sudah tersebar di seluruh wilayah Indonesia,” ujar Faizin (Pend. Bahasa Inggris ’97). Ina Mutmainah (Pend. Ba hasa Inggris ’09) mengaku banyak mendapatkan materi tentang karakter profesionalitas pengajar yang dapat menambah wa wasannya.=
Kenali Rasa Lewat Foto Oleh Luvita Willya Hendri
Unila-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa Zoom Unila menggelar pameran foto “PASTA” (Photos About Some Taste) di Pendopo Beringin Unila. Acara yang diadakan selama tiga hari (10-12/6) merupakan pameran perdana angkatan bagi anggota baru ke-17 ZOOM. Menurut Ketua Pelaksana, Jerry Wandro Utama (Hukum ’14) pameran dengan tema kuliner ini bertujuan untuk mem perkenalkan kuliner yang ada di Lampung sekaligus sebagai syarat merekrut anggota baru UKM Zoom. Pameran wajib tiap tahun ini diikuti oleh sembilan orang ang gota baru dengan penilaian terhadap karyanya dilakukan melalui kotak kritik saran dari para pengunjung. Ketua Umum UKM Zoom, Ade Putri Damayanti (Sosiologi ’12) berharap ke depan akan lebih baik dan mengalami peningkatan di bidang fotografi. Salah satu pengunjung pameran, Erik Jonathan Sinaga (Pen didikan Ekonomi ’13) mengatakan pameran tersebut menarik karena dapat menambah wawasan tentang cara mengambil foto, namun menurutnya foto yang dipamerkan kurang menarik. Ia ber harap acara seperti ini bisa dilanjut dan diperbaiki sehingga bisa berjalan lebih baik.=
Foto Luvita Willya Hendri
Membludak. Beberapa mobil parkir berjejer memakan badan jalan di seberang gedung dekanat teknik. Hal ini disebabkan parkir yang membludak di belakang rektorat. Foto dibidik Kamis (21/05).
Peminat Unila Meningkat Oleh Wawan Taryanto
Unila-Tek: Sebanyak 18.342 calon mahasiswa mengiku ti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Nasional (SBMPTN) di panitia lokal Lampung (Panlok 27), Selasa (9/06). Dimana 6.840 orang diantaranya mengikuti ujian tulis Sains Teknologi (Saintek) yang terpusat di Universitas Lampung (Unila). Tahun ini jumlah pendaftar Unila yang masuk melalui jalur SBMPTN secara nasional berjum lah 46.123 calon. Sebanyak 15.476 orang diantaranya menempatkan Unila sebagai pilihan pertama, 15.505 orang menempatkaan Unila sebagai pilihan kedua dan 15.142 orang menempatkan Unila pada posisi ketiga. Tahun ini Jurusan Manaje men, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unila menempati posisi teratas sebagai jurusan yang paling digandrungi ta
hun ini. Jumlah pendaftar Ju rusan Manajemen menembus angka 6.000 calon mahasiswa. Tak hanya itu, program studi baru seperti Teknik Informa tika juga menunjukkan jumlah pendaftar yang mengejutkan. Karena tahun ini terdapat 1.200 pendaftar dengan kuota pene rimaan yang hanya 12 kursi. Musanif Alvian Revaldi (18), yang merupakan pe serta lulusan Sekolah Mene ngah Akhir (SMA) Kartikata ma Metro mengaku memilih Unila sebagai pilihan ketiga. Ia beralasan tidak menja dikan Unila pilihan pertama karena jurusan yang dike hendaki orangtuanya tidak ada di Unila. Namun karena syarat pilihan harus ada dari wilayah I, maka ia pilih Unila. Dalam menghadapi SBMPTN ia mengaku bahwa pengawas dan panitia lokasi ujian ku rang menyosialisasikan cara
pengisian lembar jawaban dan kurang teliti dalam pembagian soal, sehingga ada yang salah mendapatkan kode soal. Muhammad Komarudin, se laku Koordinator Hubungan Masyarakat SBMPTN men gatakan, bahwa Unila yang dijadikan tempat untuk test mengalami kendala seperti adanya peserta yang keku rangan berkas sehingga harus mengurus ke rektorat terlebih dahulu. Selain itu, ada peserta yang pingsan saat mengerja kan soal sehingga membuat tim medis harus bekerja lebih sigap. Komar juga menam bahkan keseluruhan pelaksa naan SBMPTN berjalan lan car, aman, tertib, terkendali dan terjauh dari hal-hal yang menciderai pelaksanaan ke giatan ini. “Selanjutnya SB MPTN akan diumumkan pada 9 Juli nanti”, ujarnya menutup pembicaraan.=
Pengaktivan Kembali Hima Pertanian Oleh Luvita Willya Hendri, Winda Septina
FP-Tek: Himpunan Mahasiswa Jurusan Tekhnologi Hasil Per tanian (HMJ-THP) dan Persat uan Mahasiswa Agroteknologi (Perma Agt) resmi aktif kembali pada 10 April lalu. Kedua him punan mahasiswa ini sempat dibekukan karena dianggap melakukan pelanggaran tata pergaulan warga Unila berupa perploncoan atau kekerasan terhadap mahasiswa lain pada Medio tahun lalu. Menurut Rendi Julian Sa putra (Agroteknologi ’12) se laku Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Pertanian (DPM FP) Universitas Lampung,
pembekuan kegiatan pada kedua Hima tersebut karena adanya miskomunikasi antara pihak mahasiswa, jurusan, dan dekanat. “Himanya tidak dibekukan, hanya kegiatannya saja yang dibekukan,” jelasnya. Kini HMJ THP telah memilki Ketua Umum yang baru, Ma hesa Reyhan Prayoga (THP ’12) yang terpilih pada Sabtu (23/5). Sebagai Ketua Umum baru HMJ THP Unila, Mahesa siap mengadakan beberapa kegiatan yang berkualitas di Himanya itu. Sedangkan Perma AGT te lah mengadakan kuliah umum,
(9/4) sebagai langkah awal keaktivannya. Untuk mence gah hal yang sama terulang pihak DPM melakukan pema ntauan lebih lanjut. DPM juga berencana membuat Standart Operation Program (SOP) pengkaderan dengan penga turan serempak persatuan sistem pengkaderan. Rendi mengaku merasa bangga keduanya dapat aktif kembali “Bisa mengharumkan nama pertanian dan Unila, dapat mendidik adik-adiknya menjadi lebih baik, dan halhal serupa tidak terjadi lagi,” harapannya.=
ZONA AKTIVIS No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015
7
PIKM-RAYA:
peduli kesehatan pemuda
Dok.
Oleh Enindita Prastiwi
B
Dok.
erbagai cara banyak dilakukan para maha siswa untuk menunju kan kepedulian pada keseha tan jasmani maupun rohani. Pemberdayaan insan yang kuat jasmani dan rohani pun men jadi modal daya juang mereka. PIKMRAYA Unila adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Lampung yang fokus di bidang tersebut. Dua suku kata dalam nama PIKMRAYA Unila memiliki dua kepanjangan. PIKM ada lah Pusat Informasi dan Kon seling Mahasiswa. RAYA ada lah Respect and Advocation Youth Association. Lembaga
mahasiswa tingkat universitas ini mendapat dukungan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BkkbN) dan Unila. Organisasi yang berdiri sejak 22 Maret 2013 kini dinahkodai oleh Satya Wiratamas Riangga. Mahasiswa Fakultas Hukum Unila ini tak menyangka jika pertemuannya dengan Mu hammad Zaini (Teknik Pertani an ’11), Ketua Umum sebelum nya di Forum Anak Lampung akan membangkitkan kembali sinar PIKMRAYA yang sempat redup. UKM ini berkontribusi aktif melalui pembinaan konseling,
menemukan solusi atas masalah yang dialami, dan mem berikan pengeta huan tentang Triad KRR (Kesehatan Reproduksi Rema ja). Triad merupa kan tiga masalah yang kerap diha dapi remaja saat ini yaitu, sex bebas, narkotika, psikotropika, dan zat aditif (Napza), serta HIV/AIDS. Sedang KRR membahas penundaan usia kawin muda, serta memahami fungsi keluarga dan kesehatan re produksi. Masih banyak ma hasiswa yang acuh terhadap masalah ini. Satya mengatakan bahwa pengidap HIV/AIDS bukan untuk dijauhi melainkan harus tetap dirangkul. Pasang surut dinamika or ganisasi pun sudah mereka lalui. Tepat tanggal 9 Mei 2015 PIKMRAYA kembali bangk it mencapai visi dan misinya. PIKMRAYA berusaha menca
Komunitas Berkat Yakin:
PergULatan dan pergaulan seni Oleh Yola Septika
S
astra atau pun teater bukan sekedar sebuah pementasan karya seni semata, namun lebih dalam dan jauh lagi, yaitu sebagai salah satu media untuk men capai pengetahuan tertinggi. Keduannya sebagai jalan, se bagai disiplin hidup bagi para penggiatnya. Komunitas Ber
kat Yakin (KoBER) yang berdi ri pada 26 Mei 2002 menjadi media penyalur obsesi artistik para penggiat seni di Lam pung. Penggagasnya adalah Ari Pa hala Hutabarat, ia merupakan alumni Teater Kurusetra Unit Kegiatan Mahasiswa Budaya dan Seni (UKMBS) Universitas
Lampung. Format komuni tas sejak awal dipilih karena dianggap longgar, dan lebih mengutamakan kekeluargaan, sehingga memungkinkan sia pa pun untuk turut terlibat, baik alumnus UKMBS Unila atau siapa pun yang sejalan dengan visi dan misi KoBER. KoBER juga membuka kes
pai tujuan untuk mewujud kan pemahaman masyarakat tentang bahaya masalah Triad KRR. UKM yang kini memiliki sekretariat di belakang Rusu nawa Unila mendapat ban tuan dari BkkbN berupa lap top, proyektor dan LCD. Satya menambahkan kemungkinan awal bulan Juni atau sebelum bulan Ramadhan Surat Kepu tusan Rektor Unila sudah kel uar. Sehingga UKM ini dapat menjalankan semua program kerja yang telah disusun secara konkret. Dalam proses perekrutan anggota, tidak ada persyaratan khusus asalkan mahasiswa tersebut berkompeten dan paham tentang PIK. Saat ini, anggota dan pengurusnya ku rang lebih ada 15 orang. UKM ini juga mengembangkan program Generasi Berencana (GenRe). Program ini bertujuan untuk menyiapkan kehidupan berkeluarga bagi para remaja dalam hal pendidikan, berkarir,
pekerjaan dan siklus kesehatan reproduksi. Prestasi gemilang pun turut mewarnai roda kehidupan or ganisasi ini. Juara 1 Duta Ma hasiswa GenRe Putra Tingkat Provinsi Lampung 2014. 10 besar Duta Mahasiswa GenRe Tingkat Nasional 2014. Juara Duta Persahabatan Tingkat Nasional 2014. Pada Oktober 2014, PIKMRAYA meraih juara 1 PIK seprovinsi Lampung. Kemudian mewakili PIKM RAYA Unila ke jambore nasion al di Lembang, Bandung. Juara harapan 1 yelyel GenRe pada jambore PIK Nasional 2014. Kedepannya PIKMRAYA akan mengadakan kegiatan seminar, kampanye, gerakan 1000 tanda tangan mahasiswa Unila menolak kawin muda, memperingati hari AIDS sedu nia, jambore provinsi dan na sional dan GenRe action. GenRe action adalah cara sosialisasi PIKMRAYA memperkenalkan tentang Triad KRR.=
empatan yang luas untuk me masuki arena pergulatan dan pergaulan kesenian, baik tra disi atau modern serta medan artistik, dalam pengertian sel uas yang bisa dirambah, den gan teater dan sastra sebagai basis utamanya. Beralamat di Jl. Purnaw irawan Gg. Swadaya 10, Gunung Terang, Bandarlam pung, KoBER rutin menggelar pelatihan menulis (creative writting) setiap Rabu dan Sab tu. Berlatih menulis menurut Alexander GB tak hanya dipe runtukkan bagi yang mencin tainya saja. Urgensi menulis beralasan karena dengan menulis orang dapat merunut gagasan dalam hidupnya. “Menulis kami anggap penting karena bisa menjadi metode untuk memperbaiki sistem penalaran atau logika pemikiran anggota KoBER dan siapapun yang turut terlibat kelas menulis,” kata Pelaksana Harian KoBER itu. Selain itu, menulis bertujuan untuk pem berdayaan diri. KoBER memiliki dua bidang kerja, yaitu Bidang Pertunju kan dan Bidang Pendidikan dan Pelatihan. Setiap tahunnya
komunitas yang bekerjasama dengan berbagai komunitas teater yang ada di Indonesia ini memproduksi pertunju kan, baik dalam rangka studi keaktoran maupun sosialisasi gagasan artistik KoBER. Dengan memanfaatkan ge dung Kominte Nasional Pemu da Indosesia (KNPI) Bandarla mpung, KoBER rutin berlatih teater tiap Kamis dan Minggu. Pementasan Nyanyian Ang sa karya Anton Chekov yang disutradarai Iswadi Pratama adalah pementasan perta ma KoBER yang dihelat di halaman sekretariat Aliansi Jurnalisme Independen (AJI) Lampung, pada 2002. Sederet pementasan teater diseleng garakan KoBER sendiri mau pun berkobalorasi dengan kelompok seni lain. Pada 2004, KoBER mementaskan Inspek torat Jendral. Tahun 2014 Ko BER mementaskan Pinangan, Wu Wei, dan Pada Suatu Hari. Selain pemantasan teater, KoBER melalui Lampung Liter atur menggelar banyak work shop dan pelatihan menulis antara lain, prosa, puisi, esei, opini, pengembangan diri, penerbitan jurnal dan buku buku teater dan sastra.=
Komunitas
8 REPORTASE KHUSUS No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015
RUSUNAWA
Riwayatmu Kini
Oleh Retnoningayu Janji Utami
Dibangun sebagai tempat pembinaan mahasiswa, kondisi Rusunawa kini jauh dari konsep awal yang ditawarkan. Fasilitas, sarana dan prasarananya semakin dikeluhkan mahasiswa.
S
ejak berdiri pada 2007 lalu, gedung empat lan tai yang terletak di ujung areal kampus Unila itu kini tampak tak terawat. Gedung dengan cat krem itu mulai mengelupas. Peraturan yang melarang penggunaan alas kaki ke lantai atas rusun tidak diindahkan oleh mahasiswa, membuat kotor lantai berkera mik putih itu. Tetesan air dari plafon sering terasa jatuh ke kepala di beberapa area lantai dasar karena air yang merem bes. Sampah berserakan pun menjadi pemandangan yang mudah ditemukan. Saat me nengok belakang gedung ini, terlihat sampah-sampah yang mengendap di dalam selokan. Mulai dari sampah plastik, lim bah sabun serta sisa makanan bercampur menjadi satu menyebabkan bau busuk yang menyengat. Saat berjalan menyusuri tangga ke lantai satu hingga empat, di depan kamar terli hat sampah sisa makanan dan kertas yang berserakan. Areal pintu kamar pun dibuat becek akibat air yang menetes dari jemuran mahasiswa. Setiap lantai di Rusunawa dilengkapi empat toilet, tetapi hanya dua yang bisa digunakan. Itupun tidak bisa dikatakan berfungsi secara baik karena kail pen gunci beberapa pintu kamar mandi rusak bahkan ada yang tidak dilengkapi dengan pin tu. Kesan tak terawat kamar mandi pun terlihat jelas kala melihat genangan air di kamar mandi dan sawang di plafon kamar mandinya. Shower un tuk mandi pun banyak yang rusak. Beberapa kamar mandi pun sudah ditutup. Tak hanya kamar mandi, ka mar yang ditempati Bayu Dir gantara (Ilmu Komunikasi ’14) pun jauh dari kata layak. Ka marnya yang berada di lantai dua dekat kamar mandi, sejak awal semester genap lalu air
Potret bangunan bagian dalam Rumah Susun Mahasiswa (Rusunawa) Universitas Lampung. Terlihat cat yang telah terkelupas dan memudar, ditambah tidak terdapat tempat menjemur pakaian yang memadai sehingga mahasiswa banyak menggantung pakaian sembarangan membuat Rusunawa menjadi tampak kurang terawat. Foto dibidik Selasa (19/05).
terus merembes dari plafon nya. “Tadinya nggak apa-apa. Tapi sejak semester dua ini udah bocor. Sekitar dua meter bocornya,” ungkap Bayu. Lain Bayu, lain Yayan. Lantai kamar yang ditempati Mahasiswa Ilmu Pemerintahan 2014 itu hampir 60 persen rusak dan lepas. “Ini sudah dari perta ma kali saya tempatin. Lantai yang rusak banyak seperti ini pasti menggangu. Sudah
“Rusunawa jika ntuk sekedar u tempat tinggal untuk apa, rusunawa untuk pembinaan kemahasiswaan baru bermanfaat” M. Toha B Sampurna Jaya sempat melaporkan tapi yang dibenarkan hanya pintu kamar saja, dan untuk keramik lantai yang rusak ini belum ada ke lanjutannya,” keluhnya. Koran dan banner bekas pun menjadi solusi menutup lantainya. Perbaikan Tak Optimal Meski sudah beberapa kali diperbaiki, namun hasilnya tak dirasa optimal oleh maha siswa. Winanti Puspa (Agrib isnis ‘12) yang telah tiga tahun
menghuni rusunawa menga ku bahwa selama ia tinggal di Rusunawa baru tahun ini ada perbaikan di semester perta ma. “Renovasinnya nggak mak simal, pintunya ada, tapi masih ada yang bisa ketutup sendiri,” ungkapnya. Tak nyaman dengan lam pu kamar yang ditempatinya mati sejak satu bulan yang lalu, Wahyudi (D3 Perkebunan ‘14) akhirnya memutuskan untuk membeli terminal dan me rakitnnya sendiri. Meski sem pat melapor dan telah diben ahi, tapi dua hari setelahnnya lampu rusak kembali. Tak han ya itu, ketidakoptimalan dalam perbaikan toilet diungkapkan Aprian (Teknik Pertanian ’12). “Kamar mandi yang bisa di gunkan cuma dua. Kalau pagi dari jam 6 sampai 7 itu saat penuh-penuhnnya, jadi kita ha rus mengantri dulu,” ujarnya. Menurutnya, setelah maha siswa 2013 menempati, tidak ada pembaharuan yang dilaku kan. Meski sempat didata ke rusakan yang dialami penghuni Rusun, tetap tak kunjung ada realisasinnya. Mahasiswa Bidik Misi yang menghuni Rusuna wa harus membayar 1,8 juta per tahunnya dan menempati kamar ukuran 4x5 meter yang harus ditinggali oleh empat orang. Hal ini menurut Aprian sangat tak sebanding dengan
malam sudah pindah kamar. Portalnya lebih tepat wak tu lagi, agar orang luar kalau masuk tidak semena-mena,” ujarnya. Sebelum Ranot, Wahyudi (D3 Perkebunan ’14) juga mengala mi hal serupa. Pagi itu, seki tar pukul enam pagi setelah bangun dan berniat mencuci motor, betapa terkejutnya Wa hyudi karna motor Jupiter MZ dengan BE 3446WF tak lagi nampak di tempat parkir. “Ka lau bisa dibuatkan kartu rusun bagi mahasiswa yang tinggal di sini. Satpam juga diketatin lagi,” ujarnya berharap. Bukan hanya kendaraan, Pi tono Adiputra (D3 Perkebunan ’14) dan Hizbulloh (D3 Perke bunan ‘14) mengaku telah ke hilangan Laptop yang diting galkan di dalam kamar. “Saat itu sedang ditinggal kuliah satu hari penuh, pas pulang jam lima laptop saya sudah tidak ada, sudah tiga minggu yang lalu,” jelas Pitono. Dari dua laptop yang ada dalam lemari, hanya miliknya yang hilang. Laptop Hizbulloh yang baru dua bulan ia miliki pun raib April lalu. Saat pulang kuliah pukul 17.00 WIB, ia mendapati kunci lemari kamarnya rusak. Benar saja, laptop barunya telah dicuri. ”Bukti tidak ada. Dugaan ada, orang dalam yang mengambil rasanya,” tebak Hizbulloh. Menanggapi hal ini, Syafei se
jumlah yang harus dibayar seluruh mahasiswa yang ada. Lemahnya Keamanan Rusunawa Lokasi yang letaknya cukup jauh dari fakultas-fakultas, membuat beberapa penghuni Rusunawa memutuskan un tuk memboyong kendaraan roda duanya ke Rusun. Beber apa motor dan sepeda terlihat parkir di lantai dasar. Namun demikian, satu orang Satpam nampaknya tak cukup menjaga keamanan di Rusu nawa. Penghuninya sering mengalami kehilangan. Tak hanya kehilangan Handpone dan Lap top, belum lama ini juga terjadi pencuri an sepeda motor milik mahasiswa D3 Perkebunan, Ronot Sianturi. Motor Hon da Beat yang belum memiliki nomor polisi raib dibawa pencuri Sampai saat ini belum ada perkembangan mes ki sudah melapor ke Satpam dan Polsek Kedaton. Ia menge luhkan Satpam yang kurang bertanggung jawab menjaga kea Keramik di lantai dua Rusunawa mengalami kerusakan dan tampak air yang menggenang manan Rusun. “Sat di dalam retakannya. Foto dibidik Selasa pam kalau tengah (19/05).
REPORTASE KHUSUS No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015
Resensi Melawan Dunia yang Tidak Bisa Diam Oleh Riska Martina
Judul buku : Quiet: The Power of Introvert in A World that Can’t Stop Talking Penulis
: Susan Cain
Tebal Buku
: 352 halaman
Penerbit Foto-Foto Luvita WH
laku Kepala Satpam Unila me nilai rentetan kehilangan terse but bukan kesalahan Satpam semata. Perangkat kemamanan yang kurang memadai serta peraturan yang kurang jelas dianggap menjadi penyebabn ya. “Jam 12 tepat harus di tut upportalnya, tapi gemboknnya tidak ada. Seperti juga orang orang yang bukan Rusunawa ti dak jelas aturannya. Setiap ke jadian selalu menyorot Satpam, tapi tidak pernah menciptakan kemanan sendiri,” ujarnya. Ia juga berharap ada penamba han personil dan pos Satpam dekat portal masuk Rusunawa yang dilengkapi CCTV agar bisa dipantau langsung. “Keamanan itu bukan hanya ditangan Sat pam, tapi ditangan kita semua,” ujarnya saat ditemui di pos Sat pam utama. Tak Ada Koordinasi Tahun ini, Denny Hellen Prayoga (D3 Perkebunan ’14) dipilih sebagai RW un tuk wilayah kamar bagian lakilaki. Sebagai RW dirinya mengatakan bahwa memang tidak ada jadwal khusus untuk bersihbersih. “Lihat kondi si saja, kalau kotor banget biasanya kita bersihbersih bareng,” terangnya. Tak mau tinggal diam atas keluhan mahasiswa. Pada Ma ret lalu, dirinya telah melaku kan pendataan seperti keru sakan lampu, meja, pintu, dan kunci kamar ataupun lemari. Namun demikian, tetap tak ada tindakan. Denny merasa selama ini tidak ada koordina si langsung dengan pengelola Rusunawa. Suarno Sadar, ber dasarkan Surat Keputusan (SK) adalah koordinator Rusunawa terplih. Namun saat beberapa kali dimintai tanggapan dan in formasi terkait keadaan Rusu nawa, ia menolak memberikan komentarnya dengan alasan tak mempunyai kapasitas kare na SK yang belum diperpan jang. Konsep Awal Rusunawa dibangun atas usulan Anshori Djausal (Wakil Rektor IV) dan M.Toha B Sampurna Jaya (Wakil Rektor III) kepada Kementrian Perumah an Rakyat (Kemenpera) pada 2006. Rusunawa yang ram pung dibangun pada 2007 ini, termasuk program student welfare (Asrama, Poliklinik, serta Beasiswa) yang dibangun untuk pembinaan kemaha siswaan. “Rusunawa jika untuk sekedar tempat tinggal untuk apa, Rusunawa untuk pembi naan kemahasiswaan baru ber manfaat,” ujar M. Toha. Konsep awal yang ditawar kan saat itu adalah diiadakan nya koperasi, fotokopi, tem pat diskusi mahasiswa, dan kegiatan UKM lainnya. Hal ini diharapkan agar soft skill
9
Harga
Beberapa keramik terlepas dan rusak dari permukaan lantai salah satu kamar penghuni Rusunawa lantai dua sehingga membuat lantai kamar menjadi berlubang. Foto dibidik Selasa (19/05)
mahasiwa selama di Rusun berkembang dan semakin tera sah. Dahulu mahasiswa hanya diperbolehkan tinggal selama 11 bulan saja, waktu satu bu lan yang tersisa digunakan un tuk perbaikan bagi penghuni selanjutnya. Tetapi sekarang mahasiswa dibolehkan tinggal lebih dari satu tahun. Ia per
“Kita akan perbaiki dan pengelolaan akan dimaksimalkan” Badrul Huda caya bahwa Rusunawa akan menjadi lebih baik jika dijaga. “Dana yang berasal dari dana kemahasiswaan harus kembali lagi kepada mahasiswa. Meme liharanya, harus dianggarkan dari dana yang dibayarkan ma hasiswa itu,” terangnya. Rencana Perbaikan Tahun ini, dana APBN sebe sar 800 juta rupiah siap dige lontorkan pemerintah pusat untuk perbaikan Rusunawa Unila. Perbaikan dikonsen trasikan pada pembangunan gedung, perbaikan kamar man di, lantai yang retak, kamar yang merembes, lampu, kunci kamar hingga pos Satpam un tuk meningkatkan keamanan Rusunawa. Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan yang diwaki li oleh Badrul Huda (Humas Unila) mengatakan bahwa per
baikan ini sempat mengalami kendala karena perpindahan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemedikbud) ke Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Ke menristekdikti). Ia beralasan dana sebelumnnya memang tidak besar untuk perbaikan. Menyinggung tak adanya fasilitas tempat menjemur pakaian, Badrul mengatakan bahwa hal ini juga telah men jadi komitmen Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan untuk memfasilitasinya. “Akan ada dua alternatif yaitu di be lakang Rusunawa, tepat di depan beberapa UKMU dan yang kedua di atas balkon. Kita akan perbaiki dan penge lolaan akan dimaksimalkan,” tegasnya. Prof. Jhon Hendri (Wakil Rektor Bidang Perencanaaan ,Kerjasama,Teknologi Infor masi dan Komunikasi) men gatakan bawa perbaikan ini merupakan bagian dari pe rawatan. “Itu hanya untuk perbaikan fasilitas, bukan per tambahan pembangunan ge dung. Kita ingin memperbaiki fasilitas yang utility dalam bentuk perawatan,” terangnya. Dirinya juga berharap dapat menambah dua sampai em pat Rusunawa. “Visi kita siap untuk menerima mahasiswa asing, jadi harus ada dormi torinnya. Mengenai biaya, ren cana rusunawa yang baru ini akan disesuaikan. Kita lihat kemungkinankemungkinan yang tidak membebani maha siswa dan institusi,” ujarnya mengakhiri.=
M
: Crown
: U.S $16.00
enjadi seorang yang hebat haruslah menja di pusat perhatian, menjadi seorang yang menarik haruslah seorang yang mudah ber gaul. Dunia ini menunjukkan dengan begitu dramatis cara setiap orang menilai orang lain bahkan diri me reka sendiri, bahwa hidup sebagai seorang ektrovert adalah kehidupan yang paling ideal. Para ekstrovert merupakan orangorang dengan kepribadian yang berorientasi pada popularitas diri, mereka dinilai begitu menarik, karena mampu de ngan mudah berasismilasi dengan lingkungan mana pun, begitu mudah untuk berteman, dan tak pernah membosankan. Di dunia yang mengagungkan pribadi ekstrovert ini, secara sadar atau tidak kita menyisihkan para introvert atau orangorang yang cenderung pendiam dan memilih untuk menjauhi keramaian atau sering mereka anggap sebagai suatu kegaduhan yang mem buat mereka tak nyaman. Lewat bukunya “Quiet: The Power of Introverts in A World That Can’t Stop Talking” Susan Cain seorang pengacara dan konsultan hukum yang juga seorang introvert mencoba untuk mengu bah standar penilaian tersebut. Quiet menunjukkan kepada pembaca, bias tentang introvert yang sebenarnya. Sekolah, tempat kerja, dan institut keagamaan memang didesain untuk para ekstrovert, dan karena itu para introvert merasa ada yang salah dengan diri mereka. Bias penilaian ini akhirnya berdampak pada pembunuhan kreativitas para introvert, mengubur secara paksa talenta yang dimiliki para introvert, bahkan kebahagiaan karena mereka dituntut untuk melakukan sesuatu dengan cara yang sulit untuk mereka lakukan. Buku yang terbit sejak 2012 ini ditulis berdasar kan penelitian tentang kekuatan yang dimiliki para introvert yang Susan lakukan selama lima tahun. Di awal bab melalui cerita dari Dale Carnagey, seorang anak petani intovert yang bermetamorfosa menjadi seorang public speaker. Kisah Dale itu menjadi awal kebangkitan dari kehidupan ekstrovert yang ideal. Buku yang mendapatkan banyak penghargaan sep erti New York Times Bestseller ini menjelaskan men genai kepribadian introvert yang lebih mendalam, penyuka berkarya dan berpikir. Buku yang sudah diterjemahkan lebih dari tiga pu luh bahasa ini memberikan penyadaran kepada para pembaca bahwa seorang introvert dapat menjadi se oarang pemimpin yang lebih baik dari pada seorang ekstrovert. Buku nonfiksi ini berisi pengalaman orang-orang yang Susan temui, kemasan cerita pendek yang ditu lis perbab mungkin akan membuat pembaca menik mati kisah tentang para introvert tersebut, namun di lain sisi hal ini akan menjadi menjemukan bagi pem baca yang cenderung ingin cepat mengambil poin dari buku ini.=
10 LIPUTAN KHUSUS No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015
Aklamasi, Sinyal Buruk Dinamika Mahasiswa Oleh Rika Andriani
Dua tahun berturut-turut Presiden Mahasiswa Universitas Lampung terpilih secara aklamasi, banyak faktor yang menyebabkan aklamasi kembali terjadi. Hal ini menjadi sinyal buruk bagi dinamika pergerakan mahasiswa.
S
ore itu, Jumat 29 Mei hu jan baru saja reda, ketika para mahasiswa yang ter gabung dalam Panitia Khusus Pemilihan Raya (Pansus Pemi ra) Universitas Lampung 2015 mulai menata kursikursi plas tik berwarna biru di tenda yang sudah berdiri di belakang Grha Kemahasiswaan Unila. Ada dua tenda yang didirikan disana, yang satu untuk meletakan kursi plastik, satunya lagi ten da panggung yang sudah diisi dengan dua kursi plastik dan dua kursi rotan yang akan di gunakan untuk tempat duduk Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa terpilih 20152016. Satusatu mahasiswa mu lai datang dan duduk di kur sikursi yang disediakan Pan sus. Dialog publik pun dimulai, Bambang Irawan (Administrasi Negara ’11) dan Deni Yuniardi (P. Bahasa Indonesia dan Sas tra ’11) pun naik ke panggung setinggi setengah meter itu. Keduanya menyerukan jargon “Hidup Mahasiswa!” dan di balas oleh seluruh mahasiswa lainnya.
Bambang kini telah terpilih sebagai Presiden Mahasiswa Unila, menggandeng Deni se bagai wakilnya untuk kepengu rusan Badan Eksekutif Maha siswa Unila (BEM U) setahun ke depan. Selain penyampaian visimisi, pasangan Presma dan wakilnya itu melakukan tanya jawab dengan kurang lebih 50 mahasiswa yang datang dari sekitar 25 ribu mahasiswa Unila. Berdasarkan jadwal yang dibuat Pansus saat sosialisa si Pemira, hari itu seharusnya merupakan hari penetapan hasil Pemira yang seharusnya diadakan pada 28 Mei lalu. Na mun, Pansus dengan kecewa harus mengubah agenda yang sudah mereka tetapkan terse but, karena pesta demokrasi bagi mahasiswa Unila kembali gagal digelar. Dua tahun ber turutturut terjadi aklamasi untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Mahasiswa. Hal ini tentu sangat disay angkan oleh banyak pihak, ter masuk Bambang yang merasa kehilangan proses demokrasi
WAWANCARA KHUSUS Bambang Irawan :
“Saya Tidak Serta Merta Menjadi Presma”
Bagaimana perasaan Anda terpilih menjadi Presma secara aklamasi?
Terpilih menjadi presiden, yang penting bukan perasaan senangnya. Tapi ada tanggung jawab besar yang harus saya bawa nantinya.
Apa tanggapan Anda ketika dibilang melegitimasi diri sendiri? Saya tidak takut dibilang me ligitimasi diri sendiri. Karena saya tidak serta merta menja di Presma, karena ada proses yang berjalan. Saya mendaftar sesuai prosedur. Bagaimana menurut Anda demokrasi di Unila saat ini? Demokrasi di Unila dari ta hun ke tahun cenderung mengalami penurunan. Kare
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unila juga menyayangkan ter jadinya aklamasi, ia menilai salah satu faktor penyebab ak lamasi secara berturutturut karena adanya kekecewaaan atau ketidakpercayaan dari sebagian mahasiswa terhadap sistem yang ada, sehingga me reka memilih untuk tidak ikut di dalam Pemira. Ia memban dingkan kondisi saat ini den gan dinamika Unila beberapa tahun lalu yang sangat tinggi dan direpresentasikan oleh be ragam sikap politik yang ber beda atau warna politik yang berbeda, contohnya HMI, PMII, KAMMI dan kekuatan yang lain. Menurutnya hal itu merupa kan kemunduran yang dapat merusak dinamika mahasiswa. “Presiden lewat aklamasi se cara politik dapat diakui karena sesuai dengan konstitusi. Tapi secara sosial kita tidak tahu seluruh mahasiswa mengakui atau tidak. Yang kita harapkan adanya legitimasi dari seluruh elemen mahasiswa, itu baru bagus,” katanya. Ahmad Khairudin Syam (Ilmu Komputer ’10) yang ma sih menjabat Presiden BEM U pun sepakat aklamasi me rupakan suatu kemunduran. Menurutnya pihak yang tidak mencalonkan diri mungkin merasa lawannya nanti akan
berat, sehingga memang tidak siap. “Masalahnya bukan akla masinya, yang penting dia mau kerja atau enggak. Banyak loh Gubernur BEM yang terpilih lewat cara pemilihan tapi gak ada kerja, ikut aksi gak pernah, kerjaannya cuma nongkrong dengan dekan,” ujarnya. Kekecewaan terhadap ker ja Pansus juga dirasakan oleh Ahmad Naufal A. Gaya (Ilmu Komunikasi ’14) yang tak jadi mencalonkan diri sebagai calon wakil Presma. “Saya baru tahu Pemira ke tika hari pertama pembukaan pendaftaran. Saya merasa be rat untuk melengkapi berkas dengan hanya waktu seming gu,” jelas Naufal. Menurutnya KTM terkadang tidak efektif. “Terkadang yang punya KTM tidak tahu kalau KTM nya difo tokopi untuk Pemira oleh para tim sukses,” keluhnya. Menanggapi berbagai kelu han terhadap kerjakerjanya, Pansus yang diwakili Tri Band rio (T. Mesin ’13) selaku Ketua Pansus mengatakan aklamasi sampai terjadi kembali kare na semangat mahasiswa Unila untuk berpolitik di kampus mulai menurun, khususnya untuk calon Presma. Menurut nya kerja Pansus yang ia ketuai kali ini telah maksimal, mulai dari media cetak hingga media sosial.=
na indikator dari demokrasi ruhnya adalah dipilih secara langsung. Namun, tetap adanya musyawarah mufakat. Namun, dua tahun terakhir terjadi akla masi. Menurut saya ini sebuah penurunan.
sa. Dari segi kajian strategis, BEM U hanya sebagai fasilita tor. Nanti kami cari profesor dan mahasiswa yang memiliki ide dan gagasan untuk diek splor. Media akan dimasifkan lagi, bukan hanya pemberi taan saja, tetapi lebih ke cara pembangunan sistem. Kami akan mencoba mengajak pihak rektorat untuk mengaktifkan webomatriks untuk seluruh UKM yang ada di Unila. BEM U akan mem fasilitasi hal itu, baik dari segi bagaimana membuat web yang bagus dan lain lain. Kita akan se bar kor isu, lewat analisis perma salahan perlini supaya lebih menjaring masa yang lebih ba nyak.
Anda untuk kepemimpinan BEM U selanjutnya? BEM U akan menjadi gerakan yang sifatnya membangun, mengkritisi, dan akan lebih menggigit lagi. Baik dari segi jaringan yang kuat dan kokoh, kekelu argaan terjaga, dan gerakan yang lebih kuat lagi.=
Apa yang menjadi masalah terberat yang mengancam pergerakan mahasiswa saat ini? Menurut saya, salah satu ma salah adalah peraturan masa studi lima tahun. Kemudian proses akademik yang terlalu mengekang. Gaya hidup yang hedonisme. Namun, semua itu kembali lagi ke manaje men waktu masingmasing personal. Apa solusi Anda menanggapi masalah tersebut? Visi misi kami adalah gerakan baru untuk Lampung dan In donesia. Gerakan kami akan berbasis kajian strategis, ber basis media, dan berbasis mas
Apa
harapan
Dok.
G
agalnya perhelatan pesta demokrasi di Unila dua tahun ber turutturut, menimbulkan banyak pertanyaan, apa penye babnya. Aklamasi kali ini mem bawa Bambang Irawan muncul sebagai Presiden Mahasiswa terpilih. Jelas hal tersebut juga menjadi tantangan klise bagi Bambang untuk menyele saikannya. Reporter Teknokra Rika Andriani melakukan wawancara dengan Presma terpilih pada Rabu, (27/5) un tuk mengetahui tanggapannya.
yang ia harapkan ada pertem puran politik di dalamnya. Meski tak dipungkiri diri nya memang senang karena mendapat kesempatan untuk memimpin BEM U setahun ke depan. Mengetahui Unila kembali aklamasi, Mantan Ketua Umum Senat Mahasiswa Unila periode 19931994 pun angkat bicara. Menurut Habibullah Jimad, Pemira memberikan pembe lajaran kepada mahasiswa tentang dunia demokrasi. Ter jadinya aklamasi tidak sehat untuk kehidupan berdemokra si. Ia menyarankan Pansus melakukan evaluasi. “Mengapa saat pendaftaran dari delapan pasangan Presma dan Wakil Presma yang mengambil ber kas, hanya satu yang mengem balikan berkas. Apakah krite rianya yang terlalu berat, atau waktu yang terlalu sempit, atau ada faktorfaktor lain,” ujarnya. Ia juga menilai aklamasi yang terjadi karena kinerja BEM U yang lalu belum optimal, belum bisa menggerakkan partisipasi mahasiswa Unila. Habibullah juga berharap Presma terpi lih harus sering melakukan dialog dengan mahasiswa. Supaya mengerti kebutuhan mahasiswa saat ini, dan mem fasilitasi apa yang dibutuhkan mahasiswa. Dedy Hermawan selaku Dosen Fakultas Ilmu
INOVASI
No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015
Monstrolibo
11
Si Pengangkut Sampah Oleh Wawan Taryanto
Iklan
Ilustrasi Wawan Taryanto
S
etiap harinya, sampah buangan manusia sema kin bertambah. Tempat pembuangan yang masih be lum memadai mempunyai ma salah tersendiri dan menim bulkan berbagai bibit penya kit. Masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan bahkan tidak jarang yang membuangnya ke sungai dann laut. Sampah yang hanyut di sungai maupun di laut sering kali meresahkan karena adanya dampak negatif yang akan ditimbulkan. Sep erti laut di Pulau Pasaran dan sungaisungai yang ada di kota Bandar Lampung, sampah yang ada di sepanjang sungai dan tepian laut membuat ke resahan bagi warga sekitar, keresahan itulah yang mem buat Dosen Teknik Elektro untuk membuat sebuah tero bosan berbasis ekonomis. Sri Ratna Sulastri mengusul kan dua mahasiswa bimbin gannya untuk dapat membuat alat yang dapat mengambil sampahsampah di sungai sebagai tugas akhir. Mera sa diberi amanah, Muham mad Jerry dan Yudi Eka Putra bertekad untuk mencari tahu tugas yang dimaksud sang dosen. Banyak literatur yang mereka temukan, namun yang paling menarik bagi mere ka adalah kapal pengangkut sampah di India. Cara kerja , desain dan perakitan yang se derhana namun menarik dan
fungsional menjadi salah satu pertimbangan untuk mere ka. Tak mau bergantung pada literatur, kedua Mahasiswa Teknik elektro 2010 tersebut membuat kapal pengangkut sampah yang lebih modern dengan kemampuan pengang kutan lebih baik. Untuk mendapatkan dana, Yudi dan Jerry membuat kelompok dari teman ang katannya di jurusan Teknik Elektro. Kelompok yang ter diri dari Muhammad Jerry, Yudi Eka Putra dan Andri Gu nawan kemudian mengajukan proposal ke dalam Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) tahun 2014. Mereka mena makan projek mereka sebagai Monstrolibo, yakni akronim
dari Monster of River and Litter Roboboat, sesuai dengan fungsinya untuk mengang kut sampah di sungai secara otomatis. Sri Ratna Sulastri, dan Kusmiyanto yang juga penjaga laboratorium turut ikut andil dalam design perancangan kapal. Dalam sebulan badan kapal berbentuk boat den gan ukuran 100x60 cm yang terbuat dari tripleks berlapis resin dan bercatkan cat kapal selesai dibuat. Desain ini jauh lebih modern dibandingkan dengan contoh yang di India yang berbentuk sampan dan terbuat dari sterofoam be rukuran kecil. Dana yang mer eka dapatkan dari pengajuan proposal yaitu 7 juta. Lama
dalam berproduksi menjadi kendala bagi mereka karena perlu 2 minggu untuk men datangkan setiap komponen mesin kapal dari Hongkong. Begitu juga dengan pengeta huan tentang perkapalan yang masih sangat awam membuat mereka belajar merancang, mengukur, memperhitung kan bahan dan program dari awal. Tahap pertama selesai dalam waktu 6 bulan, kapal pengangkut sampah dengan menggunakan remot ini se benarnya berisi mesin kapal motor Brushless 620 KV, dengan penggeraknya motor Servo Cordi 16 Kilo, putaran balingbaling mencapai 6200 KV yang diatur oleh Electronic Speed Control (ESC) dan
baterai Lippo 6S 20 Ampere. Cara kerja monstrolibo ini menggunakan perintah dari remot helikopter mainan, dikirimkan melalui sinyalsin yal yang kemudian diterima oleh receiver. vb, ini memiliki 2 chanel perintah. Chanel pertama untuk menggerakan motor Brushless yang berfungsi un tuk menggerakan kapal maju dan mundur. Chanel kedua untuk menggerakan motor Servo, yang berfungsi untuk menggerakkan kapal berbe lok ke kiri maupun ke kanan. Kapal yang sudah diprogram selanjutnya diarahkan ke tar get yaitu sampah yang akan diambil, dengan menggu nakan jaring yang terpasang di kapal sepanjang 120 cm, kapal ditabrakkan langsung ke sampah sehingga sampah sampah tersebut masuk kedalam jaring kapal, seperti halnya menangkap ikan meng gunakan kapal nelayan. Kapal ini sebenarnya masih dalam proses pengembangan. Hasil akhirnya, tanpa harus meng gunakan remot kapal dapat bergerak sendiri sesuai pe tunjuk dari kamera yang ter pasang secara otomatis diren canakan selesai pada akhir Agustus tahun ini. “Kita tak perlu repot untuk menggerakkan dan mengarah kan kapal, tinggal taruh saja di sungai yang bersampah”, ujar Andri. =
12 ARTIKEL TEMA Mahasiswa dan Pancasila No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015
B
erbicara mengenai ma hasiswa dan Pancasila merupakan sesuatu yang sangat berhubungan. Mahasiswa yang merupakan estafet pergerakan bangsa ten tunya harus benarbenar me mahami makna yang terkand ung dalam Pancasila. Tidak hanya itu, pengamalan akan nilainilai Pancasila pun harus dilakukan setiap hari, lantaran Pancasila merupakan ideolo gi sebuah negara yang dahulu bernama Nusantara, yakni In donesia. Pancasila yang bisa dika takan sebagai kebudayaan bangsa Indonesia merupa kan way of live dalam berke hidupan berbangsa dan bernegara. Tentunya tidak sertamerta Founding Father kita menetapan Pancasila se bagai dasar ideologi negara ini, namun pertimbangan yang matang sangat mereka perhati kan. Berdasarkan kebudayaan bangsa ini, mereka merumus kan Pancasila yang mencak up berbagai keanekaragaman yang ada tanpa mendiskredit kan golongan tertentu. Sebuah pedoman dalam menjalankan roda kehidupan berbangsa ini sudah sangat tepat diterapkan di Indonesia. Pancasila yang merupakan asupan dari berbagai ideolo gi besar dunia sudah diolah dengan baik oleh para peng gerak bangsa kala itu, komu nisme, sosialisme, serta tidak meninggalkan kehidupan be ragama yang termaktub dalam sila pertama, yakni Ketuhanan Yang Maha Esa. Ideologiide ologi berpengaruh dunia yang digodog oleg Founding Father kita yang dikolaborasikan den gan kebudayaan Nusantara, Iklan
sehingga bisa diterima dan ses uai dengan keadaan negara ini. Selama perjalanan hing ga saat ini, Pancasila sudah banyak mengalami berbagai permasalahan yang mengucil kan Pancasila. Gerakanger akan separatis sudah banyak berkembang di Indonesia. Seperti beberapa tahun silam muncul Gerakan Aceh Merde ka (GAM) yang menginginkan Provinsi Aceh memisahkan diri dari Republik Indonesia. Dewa sa ini muncul gerakan dari be lahan Nusantara bagian timur, yakni Organisasi Papua Merde ka (OPM). Tidak hanya itu, ada pula gerakangerakan separatis yang mengatasnamakan agama sebagai penguat untuk meno lak Pancasila. Pemberian label haram pada penghormatan Bendera Merah Putih. Pela rangan mengajarkan lagulagu nasional dan daerah yang di ganti dengan bangsa asing asal agama tersebut, pelarangan mengenakan batik yang diganti dengan kain putih sebagai sim bol kesucian. Bangsa ini telah diserang nilainilai perbedaan nya, diharamkan keindahannya oleh kelompok separatisradi kal. Kelompokkelompok seperti ini tentunya membahayakan eksistensi serta esensi Pancas ila. Nilainilai Pancasila mu lai luntur. Sebuah kemirisan ketika perbedaan dipandang sebagai titik kelemahan dan kekurangan yang harus diper baiki. Pada hakikatnya per bedaan memang sudah ditak dirkan oleh Tuhan yang Maha Esa, juga merupakan sebuah keindahan yang harus disyuku ri bersama. Bayangkan jika In donesia hanya memiliki satu
ilustrasi Agung Maulana
Oleh Erzal Syahreza Aswir*
bahasa, satu warna kulit, satu agama, satu suku, alangkah akan sempit Bangsa yang besar ini. Halhal tersebut harus dian tisipasi oleh mahasiswa, seh ingga tidak terjerumus dalam jurang yang ingin meneng gelamkan keindahan Pancasila. Mahasiswa harus peka dengan gerakan tersebut, lantaran ma hasiswa merupakan proyek internalisasi nilainilai sepa ratisradikal. Pilihan menetap kan mahasiswa sebagai objek utama lantaran mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang nantinya akan menjadi pemimpin bangsa, dan pemimpin bangsa akan menja di policy maker. Sehingga akan mempermudah jalan untuk
menggulirkan keagungan Pan casila. Secara historis, bangsa ini sudah rukun dengan segala perbedaannya, seperti pada zaman Majapahit ketika umat Hindu dan Budha dapat hidup bersama, bahkan memiliki pen gelola agama berupa lembaga Dharmaadyaksa yang memiliki tugas mengelola kesejahteraan kedua umat beragama. Dr. Daisaku Ikeda yang mer upakan Presiden Soka Gakkai Internasional pernah men gatakan dalam buku Dialog Peradaban untuk Toleransi dan Perdamaian karyanya den gan KH. Abdurrahman Wahid, bahwa Indonesia merupakan tempat berbagai agama hid up rukun, karena hakikatnya
perdamaian merupakan misi agama. Sehingga, sebagai mahasiswa kita harus senantiasa paham serta menanamkan nilainilai Pancasila, juga menghargai se gala bentuk perbedaan. Maha siswa sebagai Agent of Change harus bisa mengubah keadaan yang saat ini nilainilai Pan casila mulai memudar menjadi Pancasila yang memiliki eksis tensi tinggi, serta menjadi pe doman kehidupan berbangsa dan bernegara.=
*Mahasiswa Pendidikan Ekonomi, aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) rayon Fakultas Keguru an
Silahkan kirimkan kritik, saran, dan pertanyaan anda ke alamat e-mail Teknokra
ukpmteknokraunila@yahoo.co.id Tabloid Teknokra menerima keluhan yang bisa disampaikan melalui rubrik konsultasi. Rubrik ini diasuh langsung oleh Dosen Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila, Diah Utaminingsih, S.Psi, M.A, Psi. Lulusan Psikologi Universitas Gajah Mada (UGM) ini akan menjawab pertanyaan seputar akademik, kejiwaan, dan pertanyaan lain yang dia jukan.
APRESIASI
No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015
Taman Beriklim Hutan Hujan Beragam hara yang kautumbunkan di duniaku yang gersang Menghasilkan perasaan yang ranum
KISAH TAK BERUJUNG Kisah... Engkau hadir tiba tiba
Begitu manis; hingga beberapa kupu dan ngengat
Menyergap seluruh perasaanku
Tak ketinggalan kolibri kecil
Entah sejak kapan rasa ini hadir
Terlibat pertarungan sengit yang disaksikan para sangit
Ku tak tau apakah rasa ini berbalas
Lihatlah waktuku--bertaburan atasmu
13
Biarlah rasa ini terpendam Ku kan letakan di tempat terbaik didalam hati ini
Hingga pinus tak lagi sungkan menjatuhkan buahnya
Maka esok, bila tiba waktunya kau kan tau
Sebagai sedekah dari hidup yang pahit dan keras
Itupun jika berbalas..
Di mana sebelumnya rimba malam adalah ceritanya
Jika tidak, maka biarlah rasa ini bersemi didalam hati ini...
Maka gantilah panorama dan skenario hati
Ini adalah kisah yang entah dimana ujung nya, aku menikmati setiap perjalanan
Sedikit demi sedikit; perlahan demi perlahan
kisah ini berharap ketika sampai diujung akan ada sebuah kisah baru antara kau
Kian paripurna di antara selasar taman
dan aku yang membuat kisah ini tak berujung ...
Waktu yang seolah beku M. Agung Perakoso
Dan mengelijang karena ragu Sementara awas penglihatan ini kian padu.
FP, Peternakan ‘14
Prima Helaubudi FEB, Manajemen '10
Sang Raja Hutan Aku ini cuma kucing
Lembayung Jingga
Benar, cuma kucing, Yang katanya, sang penguasa
Lembayung yang menyelimuti
Aku punya sebuah kisah pilu,
Remang di balik warna-warni
Ini tentang teman-temanku
Coba mengungkap tabir sang surya
Mereka bertengkar, entah karena apa
Rahasia apa di balik senja
Buaya melawan cicak. Menang siapa? Ya tikus.
Jingga... Mulai menembus celah kecil
Padahal mereka tahu, tikus harus diburu
Celah yang kian terkikis
Bukannya berteman. Eh, tahu-tahu malah berseteru Bagaimana tikus tak girang?
Jingga yang akan lenyap Seiring napas dihembuskan Teka-teki yang tak teterka
Aku malu pada hutan jika tak bertitah
Berduyun di pesisir lara
Aku ini cuma kucing,
Menuntut jawaban,
Bisa apa?
Pantaskah jingga turut bersama senja?
Tapi aku ini ... Raja, Jadi, aku harus apa?
Murni Mutia FMIPA, Kimia ‘12
Mohammad Ghufroni An’ars FKIP, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ‘14
Suara Mahasiswa Sampaikan keluhanmu lewat SMS Mahasiswa, dengan format Nama_Jurusan/Angkatan_Komentar. Kirim ke 08982252881/08978669233
Redaksi hanya akan memuat SMS/Komentar yang disertai identias lengkap dan bisa dipertanggungjawabkan, Nama/Jurusan/Fakultas/Angkatan. Kami mencocokkannya dengan data siakad Unila.
Rifal A�iarudin (D3 Perkebunan ’14) 087899514xxx
Hizbullah (Agroteknologi ’14) 081996930xxx
Satpam Rusunawa Unila kurang baik dalam beker jatidak mengutamakan keamanan melainkan hanya sebagai pelengkap.
Semakin suka dengan Rusunawa, jalan menuju Rusunawa sudah di aspal. Tapi kebersihan dan kea manannya masih kurang dan perlu diperhatikan.
Anggun Puspita Yuandari (FKIP SENI TARI ’14) 089681111XXX Mohon untuk memperha tikan sarana dan prasa rana kampus 2 Unila di Jalan Panglima Polim. AC kelas tidak pernah hidup,
kami selalu kekurangan bangku untuk kuliah, akibatnya kami masih sering belajar di bawah pohon agar mendapatkan udara segar dan duduk bersamasama di atas rumput. Penjaga keaman an masih minim, sehing ga orang luar kampus
mudah masuk sesukanya. Motormotor banyak yang mengintai sehingga sering terjadi kehilangan.
14 SEBAIKNYA ANDA TAHU No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015
Belajar ke Negeri Sakura J
epang sering kali menjadi tujuan para mahasiswa In donesia yang ingin melan jutkan pendidikan di bangku kuliah, atau pun mereka yang ingin ikut pertukaran maha siswa. Salah satunya program yang memberi kesempatan mahasiswa Indonesia untuk merasakan kuliah di Universi tas Tokyo, yaitu ShortTerm Exchange Program @Tokyo University of Agriculture and Technology (STEP@TUAT). Program pertukaran maha siswa ini dilakukan selama satu tahun antara Universitas Tokyo yang membidangi pertanian dan teknologi dengan pergu ruan tinggi yang telah melaku kan kerja sama. Program yang diadakan tiap tahun ini diikuti oleh 20 negara di seluruh dun ia. Masingmasing negara par tisipan dapat mengirimkan 35 delegasi, termasuk Indonesia. Program ini juga memungkink
an untuk pertukaran peneli ti dan dosen bagi yang ingin melanjutkan jenjang studi S2 maupun S3. Sejak Oktober 2008 silam, Rektor UnilaProf. Sugeng P. Haryanto telah menandata ngani MOU yang berisi kerjasa ma antara Tokyo University of Agriculture and Technology dengan IPB, UGM, serta Unila. Program yang mulai berjalan di tahun 2011 ini sudah mengi rimkan delegasi dari Unila sep erti Eko Prasetyo (Kehutanan ), Shandy Utama (Komputer ) dan Leoni Delta Ellania (Ke hutanan) di tahun 2012, Desis Kurniati (Agroteknologi) di ta hun 2013 serta Tethy Maryebti (Agroteknologi), dan Chintya T. (Ekonomi) pada 2014. Dalam satu tahun program STEP@TUAT, delegasi akan diberikan bekal enam bulan belajar bahasa Jepang , enam bulan selanjutnya tiap delegasi
memasuki laboratotium se suai bidang ilmu yang digelu ti. Informasi terkait program ini dapat diakses di www.tuat. com. Syarat mengikuti program ini antara lain, mengumpulkan formulir pendaftaran, transkrip dicetak dalam bahasa Inggris dengan Indeks Prestasi mini
mempunyai lima level. Tahun ini penyeleksian su dah dilakukan sejak akhir De sember sampai Januari lalu dan pengumuman sudah disam paikan pada 20 Maret. Program yang sudah berjalan empat generasi ini menerapkan inde pendent study namun untuk mata kuliah yang sama dapat
mal 2,3, score Toefl 450, dan surat keterangan kesehatan serta diutamakan mahasiswa yang bisa berbahasa Jepang dengan tes Nihonggo Nouryouku Shik en. Tes ini mengharuskan tiap peserta menguasai Hiraga na, Katakana serta Kanji yang
mengambil nilainya dari Uni versitas asal. Yuli Damar Wati (Ilmu Ko munikasi’12) adalah generasi kelima yang akan mewakili Unila. Ia mengaku sudah kedua kalinya mendaftar, namun ke sempatan untuk ikut dalam
program tersebut baru ia akan rasakan tahun ini dengan jad wal keberangkatan akhir Sep tember. Dalam program step@tuat ini Yuli akan mendapatkan bi aya hidup dan kuliah tiap bulan sebesar 80.000 yen atau sekitar sepuluh juta rupiah, besarnya biaya akan bergantung naik turunnya kurs dari Japan Student Services Oranization(JASSO) Scholarship. Yuli mengaku program ini merupakan ajang belajar ba hasa Jepang, cara berinteraksi dan berkomunikasi, melaku kan penelitian dengan maha siswamahasiswa berbeda ke budayaan. Ia berharap dengan mengikuti program ini terjadi perubahan besar dalam diri sendiri dan mendapatkan ban yak manfaat, ilmu pengetahuan, serta pengalaman. “Harus bela jar banyak dan mengambil ban yak ilmu,” tambahnya.=
yang diperankan Edythia Rio Wirawan (Manajemen’12) mer upakan anak semata wayang Ina Batin, yang merantau un tuk bersekolah akhirnya pun pulang. Namun, bukannya se nang melihat anaknya yang su dah delapan tahun tak ditemuin ya itu kembali. Ina Batin malah kembali marahmarah, tersebab Dul pulang kampung hanya un tuk memberitahukan ibunya, ia ingin menikahi Fatma gadis yang baru saja pergi dari ru mahnya itu. Pertunjukkan lalu menampil kan Rosim yang akan mening galkan rumah dengan mem
bawa buntelan dan bedil yang selama ini menjadi hiasan di rumah Ina Batin. Sebelum per gi Rohim memberitahukan kenyataan yang selama ini tak diketahui oleh siapa pun, bahwa Dul adalah anak Rosim bersama Ina Batin. Mengetahui kenyata an itu, Dul pun begitu marah kepada Rosim dan ibunya, lalu ia memutuskan untuk pergi dari rumah itu membawa raha sia pahit yang baru terungkap selama berpuluh tahun. Selain itu terungkaplah bahwa orang yang membunuh suami Ina Ba tin adalah Rohim, karena peng hianatan yang dilakukan suami
Ina Batin saat sedang mengha dapi perang. Lakon yang disutradarai Ne via Setiana (Ilmu Pemerinta han’12) mendapatkan komen tar baik dari para pengamat seni yang datang malam itu terhadap setting tempat, pencahayaan dan tata suara yang menggam barkan suasana lampung yang mendukung, membawa Nevia terpilih sebagi sutradara ter baik dalam acara Hajatan Teater 2015 yang digelar UKMBS dan dimeriahkan juga oleh per tunjukan teater dari beberapa teater yang ada di Lampung dan Jakarta.=
Repro
Oleh Luvita Willya Hendri
Seni
Dalam Kebohongan Tua
M
usik khas Lampung terdengar mengiri ngi suara bersungut sungut Ina Batin, janda tua itu begitu kesal karena benangnya tak kunjung masuk ke lubang jarum yang dipegang di tangan kirinya. Mengambil latar tahun 90an, rumah papan adat Lam pung itu dihuni oleh Ina Batin, Rosim, dan Fatma. Dalam lakon “Malam Bertam bah Malam” itu Ina Batin yang diperankan Ayu Kartika Sari (Administrasi Negara’13) mam pu membawa penonton mera sakan kebencian yang dirasakan Fatma gadis yang sudah tiga be las tahun hidup bersama janda tua itu, akibat hinaan dan maki an yang selalu Ina Batin lontar kan kepada Fatma. Fatma Rahayu yang diper ankan Kurnia Dwi Permatasari (Agribisnis ‘13) akhirnya tak tahan selalu dijadikan kambing hitam di rumah itu. Berkalikali Ina Batin mengusir Fatma na mun gadis itu tetap bertahan dan tak pergi. Hingga akhirnya
ia tak tahan dan angkat kaki dari rumah itu dengan kebencian ke pada Ina Batin yang tak usai. Tak hanya Fatma yang se lalu kena semprot Ina batin yang sangat tempramen, Ros im teman almarhum suaminya yang tinggal Reza Fadli meng abdi di rumahnya juga menjadi objek luapan amarah Ina Batin setiap hari. Rosim yang dipe rankan Reza Fadli (FH’12) itu mengundang gelak tawa para penonton, adegan ‘nakal’ Rosim yang membikin risih Ina Batin, terlihat lucu karena dilakukan oleh orang setua itu. Sikap ketus yang Ina Batin tunjukan juga membuat Grha Kemahasiswaan malam itu riuh gelak tawa penonton. Merasa tak dihargai, Rosim pun diusirn ya. Tinggalah Ina Batin di ruan gan itu, meratapi hidupnya sem bari memeluk foto lawas sua minya yang meninggal karena ditembak orang dalam perang, ia pun tertidur di kursi kayu. Kemudian muncul tokoh lain, yaitu Abdul Ghani. Tokoh
Foto Retno Wulandari
Oleh Retno Wulandari
POJOK PKM
No 144 Tahun XV Trimingguan | Edisi Juni 2015
Delima Nur Ramadhani,
Pandai Berbahasa Inggris dan Cinta Alam Oleh Yola Savitri
Kepandaian berbahasa Inggris ternyata menghantarkan Delima merasakan sejuknya hutan Robinson di Kentucky, Amerika Serikat. Membawanya untuk dapat berkontribusi membina warga Penyangga kawasan TNBBS, dan memahami kunci pelestarian alam.
Foto Luvita Willya Hendri
K
asibukan bandar udara Kentucky menyambut kedatangan Delima Nur Ramadhani serta dua rekan nya. Siapa sangka bisa mera sakan udara musim panas di Kentucky, Amerika Serikat, pada medio Juli tahun lalu. Kesempatan mengikuti kegia tan di negeri Paman Sam itu ia dapatkan saat mengikuti lomba Bahasa Inggris di Unila, seorang juri yang tertarik den gan kemampuan berbahasa Inggrisnya, menawarinya un tuk mewakili Fakultas Perta nian Unila dalam International Youth Water Justice Summit and Workshop yang diadakan Universitas Kentucky. Kegiatan yang fokus meng kaji hak atas air bersih serta isu lingkungan lainnya terse but diikuti oleh perwakilan mahasiswa, NGO, dan pelajar dari seluruh penjuru dunia seperti Srilanka, Negara Ba gian Amerika dan lainlain. Dalam kegiatan tersebut ia pun mendapatkan kesempa tan merasakan sejuknya hutan Robinson selama lima hari ia di sana. Ia kagum dengan lingkungan kota yang tertata rapih dan asri, “Masih banyak pohonn ya, semua serba teratur, kare na setiap warganya punya kes adaran untuk membayar,” ujar mahasiswi Jurusan Kehutanan tersebut. Banyak yang ia persiapkan sebelum terbang ke Kentucky. Selama satu bulan ia melaku kan studi ke perusahaan air minum serta mengadakan penelitian tentang hutan kemasyarakatan di Lam pung Barat. Sebelum ke berangkatan, materi diuji di tingkat fakultas untuk memantapkannya. Dalam presentasi yang akan dis ampaikan di hutan Robinson tersebut, Delima dan rekan nya mejelaskan mengenai regulasi penyediaan air baik di hulu dan hilir pada hutan kemasyarakatan, menjaga kelestarian air serta betapa penting fungsi hutan ke masyarakatan yang dapat menjadi sumber ekonomi masyarakat dengan penge
lolaan yang baik. Delima mendapatkan ban yak ilmu serta pengalaman baru yang sangat berharga. Ke arifan masyarakat serta parti sipasi peserta yang sangat be sar dalam menjaga lingkungan mereka. Tempat yang tadinya berupa tambang direstorasi menjadi hutan kembali. “River keeper di sana juga ngajak buat ngukur air secara langsung, ngambil sampel hewan un tuk indikator pencemaran lingkungan, juga pengukuran DAS sungai yang ada di Robinson Forest, berkesan banget,” tambahnya. Mahasiswi angkatan 2012 ini juga aktif Himpunan Maha siswa Kehutanan (Himasylva), Delima aktif dalam kegiatan penanaman yang diadakan oleh jurusannya dalam rang ka menjaga lingkungan misal nya penanaman mangrove di Ketapang yang diadakan bulan April lalu, serta pembagian bib it pohon buah gratis pada Hari Bumi. “Mengabdi pada Mas yarakat dan melakukan banyak hal,” ujarnya. Sepulang nya dari
Amerika, Ia diminta oleh dosennya Cristin Wulandari yang memegang jabatan tinggi di proyek Tropical Forest Conservation Alert (TFCA)- Sumatra yang bekerjasama dengan Unila Peduli Lingkungan untuk mengajar bahasa Inggris di ka wasan Desa Penyangga Taman Nasional Bukit Barisn Selatan (TNBBS) Lampung. Selama dua minggu di bulan Agustus, Delima mengisi pelatihan un tuk pemberdayaan masyarakat konservasi seperti Kubu Pra hu. Ia melatih masyarakat lokal agar mahir berbahasa Inggris yang nantinya dapat diaplikasikan saat berkomu nikasi dengan turis asing yang berkunjung ke resort mereka. ”Kegiatannya full tentang English Daily Communication and Application yang diarah kan lebih bagaimana kalau mereka jadi tour guide,” ujar Delima menambahkan. Antusias dari warga mem buat Delima salut, pasalnya Desa yang terbilang tertinggal tersebut mau belajar dan in gin menjadi Desa yang terus berkembang. .“Saya ingin menjadi ilmuwan kehutanan yang dapat membantu meru bah pengelolaan alam menjadi lebih baik,” ujar Delima. Tak semudah kelihatannya, Delima tekun melatih kemam puan berbahasa Inggrisnya sedari duduk di bangku SMA, keaktifannya untuk mengikuti lombalomba newscasting newscasting, telah mem bawanya sampai kancah nasional. Memasuki bangku perkuliahan, De lima meneruskan hobi nya dengan bergabung menjadi member di English Society (ESo) dan fokus di bidang newscasting. Prestasi terakhir yang ia dapat yaitu menjadi juara dua dalam Asian Law Student Assosiated UI tahun 2014 lalu. Tak henti sampai di situ, saat ini Delima masih aktif mela tih juniornya di ESo, berbagai undangan juga Ia peroleh un tuk menjadi juri lomba newscasting baik di tingkat Unila Lampung. maupun di luar Lampung.=
15
Indonesia, Sejarah, dan Dialektika Pemimpin Redaksi Hayatun Nisa Fahmiyati
Sejarah dan dialektika itu yang membuat suatu bangsa maju. Eropa mempunyai latar belakang sejarah yang begitu panjang. Ber bagai sistem pemerintahan sudah pernah dicoba. Dari demokrasi di Yunani, republik di Roma, monarki, bahkan sampai teokrasi. Eropa sejak dulu mempunyai sekolah. Tempat berbagai ilmu dipelajari, dan yang paling penting adalah mereka tidak mencaplok ilmu dari luar begitu saja. Proses berkembang ilmu terjadi pelanpelan, perla han tapi pasti, dan dikonstruksi sendiri dari dalam. Sampai sekarang, kalau kita ingin melakukan dekonstruksi ter hadap sesuatu, kita dapat memulainya dari model pertanyaan Soc rates. Kalau ingin belajar tentang teori pemerintahan, bisa dimulai dari Plato. Kalau ingin belajar tentang logika, bisa dimulai dari Ar istotles. Belajar matematika, bisa mulai dari Pythagoras atau Archi medes. Belajar dasar-dasar fisika (filsafat alam), bisa mulai dari Galileo dan Newton. Belajar dasar-dasar ekonomi (filsafat moral), bisa mulai dari Adam Smith. Belajar teori seni visual, bisa mulai dari Da Vinci, Michelangelo, Raphael, dan lainnya. Belajar teori seni audio, bisa mulai dari Bach, Mozart, Beethoven, dan masih banyak lagi to kohtokoh mereka yang sering kali kita jadikan acuan untuk mem pelajari banyak hal. Mereka memiliki banyak contoh. Mau membikin sistem demokra si, bisa melihat Yunani. Mau melihat jeleknya monarki, bisa me nengok ke revolusi Prancis. Atau ingin belajar intrikintrik politik yang terjadi, bisa lihat ke Romawi dulu. Berbagai sistem sudah pernah dicoba di Eropa. Sistem kontrol penuh dari pemerintah model Uskup Roma, hingga sistem limited government akhirnya dicoba di negara peranakannya, yaitu Ame rika. Lahirnya konsep kapitalisme, sosialisme, komunisme, fasisme itu pun muncul di Eropa. Jika kita ingat genosida terhadap bangsa Yahudi oleh Hitler, hanya Eropa yang pernah melakukan pemban taian sekejam itu. Contoh-contoh tersebut tidak selalu bisa dipakai untuk daerah lain karena kecenderungannya untuk tidak sesuai konteks di daerah lain lebih besar. Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Bangsa kita ti dak mengenal zaman perunggu, karena saat bangsa kita baru akan memasuki zaman perunggu, bangsa lain masuk ke Indonesia mem bawa seperangkat kebudayaan dan pemikirannya. Dimulai dari Hindu yang kemudian berkembang di tanah air, be gitu juga Buddha. Tapi saat bangsa kita berorientasi membangun peradaban yang Hindu dan Budha bawa, Islam masuk, baik dari Cina maupun dari Timur Tengah. Karena hal tersebut Kerajaan Majapahit pun hancur, dan kerjaan di nusantara kembali dirombak, dan bang sa ini mulai dari awal menggunakan sistem baru dari bangsa lain. Ketika kerjaan Islam sedang berkembang di berbagai wilayah di nusantara, meskipun tidak dalam satu kesatuan seperti zaman Majapahit, Eropa pun masuk. Tak berhenti di situ, masuknya Eropa membawa rakyat Indonesia untuk berjuang meraih kemerdekaan. Sampai akhirnya Soekarno membawa panjipanji merah putih un tuk mempersatukan Nusantara, dengan pertumpahan darah yang semoga sampai sekarang tetap kita maknai sebagai perjuangan yang tak boleh dilupakan. Tapi apa yang terjadi kemudian? Pemberontakan demi pem berontakan terjadi. Tarikmenarik antara blok barat dan blok timur. Indonesiaku hancur lagi, tahun 1965 terjadi revolusi lagi. Dan Soe harto yang saat itu merupakan Panglima Komando Strategi Angka tan Darat dengan senang hati membantai lawanlawan politiknya. Jutaan warga tanah air dibantai hanya karena dicap komunis. Sampai akhirnya 1998, kembali kita melakukan revolusi. Berikut nya, kita melakukan impeachment untuk Gus Dur, hingga ia pun ter paksa turun dari kursi kepresidenan yang cukup menegangkan pada 2001. Kini pemerintahan Jokowi mulai menuai banyak protes, para mahasiswa yang tergabung dalam BEM SI melakukan demonstrasi menuntut janji Jokowi di setengah tahun pemerintahannya. Entah kajian yang seperti apa yang dilakukan oleh para mahasiswa terse but. Melihat kondisi tersebut, jelas bahwa bangsa ini tak pernah diberi waktu untuk berkembang dangan mengontruksi sistem sendiri. Mungkin seharusnya Indonesia mulai merevolusi pemikiran bahwa untuk berkembang dengan baik, harus dilakukan perlahan seperti bangsa Eropa yang belajar perlahan tapi pasti. Maka sejarah tak pernah dilupakan, dan dialektika menjadi begitu penting.=