Teknokra Unila @TeknokraUnila
TABLOID MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG
www.teknokra.com
Edisi Desember 2015 No 146 Tahun XV Trimingguan
Teknologi, Inovasi, Kreativitas dan Aktivitas
Tetap Berpikir Merdeka! Ilmiah Bisa, Populer Juga Boleh
Halaman 4
Untuk mencapai visinya menuju in ternasional untuk periode berikutnya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universi tas Lampung mendaftarkan diri untuk diakreditasi secara internasional
Halaman 6
Syafei selaku Komandan Satpam mengeluhkan mahasiswa yang parkir sembarangan di lokasi dilarang parkir.
Halaman 15
Meski tak memenangkan ajang terse but, ia berhasil terpilih sebagai lima be las besar Puteri Pariwisata Indonesia, juga meraih penghargaan Top 5 Photo genic di ajang tersebut.
SPI MELAMBUNG g n u b im L a w s i s a h a M
No 146 Tahun XV Trimingguan | Edisi Desember 2015
Setengah Hati untuk Paralel
Foto Fitri Wahyuningsih
2
Comment
SALAM KAMI
Jalan Ninja
S
iapa yang tidak kenal dengan anime Naruto, tentu kebanyakan rema ja tahu benar akan kisah yang satu ini. Ya, cerita yang dicip takan oleh Mashasi Kisimoto ini bercerita tentang seorang anak yang terlahir dengan se tumpuk ketidak-beruntungan di era ninja. Dimulai dari tertananmnya monster yang akan menyerang desa di dalam tubuhnya, kes endirian tanpa teman mau pun keluarga, hingga cap yang diterimanya sebagai anak pem bawa sial. Semua kepahitan itu harus ia tanggung sendirian. Ia harus melakukan tinda kan-tindakan bodoh dan meng ganggu hanya untuk sekadar mendapatkan perhatian dari warga desa. Berbagai cercaan, hinaan, bahkan pukulan diter ima karena kelakuannya. Na mun, meski yang ia dapat ada lah pukulan, ia tetap senang sebab setidaknya ia mendapat
perhatian warga. Hal itu terus ia lakukan setiap hari setiap saat, sampai-sam pai warga desa akhirnya kapok dengan polahnya. Hingga akh irnya ia menemukan hal untuk diperjuangkan. Guru Iruka, ya bermula darinya Naruto mene mukan jalan ninjanya. Dengan keteguhan jalan ninja yang mementingan ke setiakawanan, pengorbanan, kasih sayang, dan perjuangan inilah, lambat laun Naruto diakui oleh desa. Bahkan ber kat cita-cita sintinginya untuk melindungi Desa Konoha, ia menjadi pahlawan yang sangat dikagumi. Memang, hidup tak semu dah cerita dalam Shonen Jump, atau manga lainnya. Namun, sebagaimana Naruto, kita ha rus memiliki jalan ninja kita sendiri. Menetapkan cita-cita setinggi langit dan berkorban menggapainya adalah hal mut lak yang harus dijalankan. Mes
TABLOID TRI MINGGUAN diterbitkan oleh Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) TEKNOKRA Universitas Lampung ALAMAT Grha Kemahasiswaan Lt.1 Jl. Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145 Telp .(0721) 788717 EMAIL ukpmteknokraunila@yahoo.co.id, redaksi.teknokra@gmail.com WEBSITE www. teknokra.com Pelindung: Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, MS Penasihat: Prof. Dr. Sunarto, SH, MH Dewan Pembina: Maulana Mukhlis, S.Sos.,MIP. Anggota Dewan Pembina: Prof. Dr. Ir. Muhajair Utomo, M.Sc., Asep Unik, SE. ME., Drs. M. Toha B. Sampurna Jaya, M.S., Dr. Eddy Riva’i, S.H., M.H., Ir. Anshori Djausal, M.T., M.A., Dr.Yuswanto.SH.,MH., Dr.Eddi Rifai SH.MH., Asrian Hendi Caya,SE.,ME., Dr. Yoke Moelgini M.Sc, Irsan Dalimunte,SE.M.Si,MA., Dr.Dedy Hermawan S.Sos,M.Si., Dr. Nanang Trenggono M.Si., Dr.H.Sulton Djasmi, M.Si., Syafarrudin, S. Sos. MA., Toni Wijaya S.Sos.MA, M. Burhan, Vina Oktavia, S.Pd., Yurike Pratiwi Pemimpin Umum: Faris Yursanto Pemimpin Redaksi: Hayatun Nisa F Pemimpin Usaha: Fitri Wahyuningsih Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan: Kurnia Mahardika Kepala Kesekretarian: Lia Vivi Farida Redaktur Pelaksana: Ayu Yuni Antika Redaktur Pelaksana Daring: Khorik Istiana, Retno Wulandari Redaktur Berita: Rika Andriani Reporter : Enindita Prastiwi (Non Aktif), Ariz Nisrina, Faiza Ukhti A Redaktur Foto: Wawan Taryanto Fotografer: Luvita Wilya H, Ariz Nisrina Redaktur Artistik: Defika Putri Nastiti Staf Artistik: Retnoningayu JU Kameramen: Fitri Ardiani, Redaktur Daring: Yola Septika (Non Aktif) Manajer Keuangan: Fitria Wulandari Manajer Usaha : Imam Gunawan Staf Keuangan: Yola Savitri Staf Periklanan: Riska Martina (Non Aktif), Luvita Wilya H Staf Pemasaran: Yola Septika(Non Aktif) Staf Kesekretariatan: Fitri Ardiani Staf Analisis dan Perpustakaan: Wawan Taryanto Staf Pengkaderan dan SDM: Fajar Nurrohmah Magang: Agung M, Ari A, Arif S, M. Ghufroni A, Trias S.P.N, Winda S, Yessi E.N, Ade S, Andre PH, Arham AA, Della SA, Dewi SR, Evita YR, Ginanjar, Maryadi BW, Milsa SD, Rachmawati R, Ruri SMS, Sonny K, Sopian A, Abdullah M, Alfanny P F, Atsila H, Dinda PC, Elliyen S, Hendi NP, Kalista S, Khusnul A, Putri LMNG, Rian M, Rocky I, Silviana, Tuti NK, Yayu Isnaini, Zahra Qurrotu’aini
ki perih terasa, berat di dada, semua harus dilalui untuk dapat mencapai kebahagiaan di akhirnya. Di pojok PKM, kami sekum pulan mahasiswa yang memi lih berproses di sini sepertinya telah menemukan jalan ninja kami sendiri. Jalan kami mem perjuangkan sesuatu, seperti perjuangan kami menerbitkan tabloid edisi 146 ini. Pada edisi kali ini, kami menyoroti SPI mahasiswa paralel yang tahun ini makin tinggi. Selain itu, kami juga menyajikan wawancara khu sus dengan Rektor Unila yang baru dilantik, untuk men getahui program apa yang akan dilaksanakan di periode kepemimpinannya. Serta, info lainnya seputar Kampus Hijau Unila yang dibutuhkan sivitas akademika Unila. Dari ruang redaksi, tak bosan kami me nerikkan kalimat Tetap Berpikir Merdeka!
Banyaknya jalur masuk di Universitas Lampung (Unila) membuat nya masuk dalam sepuluh universitas paling diminati di Indonesia. Hal ini sebetulnya belum bisa dikatakan sebagai prestasi, karena bisa diperkirakan karena daya saing jalur masuk perguruan tinggi yang sangat ketat sehingga Unila menjadi alternatif pilihan karena berada di level menengah. Menyoal Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) yang sejak sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) diterapkan pada tahun 2013, malah memberatkan mahasiswa yang masuk lewat jalur paralel. Meskipun, bertujuan sebagai subsidi silang yang membantu opera sional pendidikan bagi mahasiswa yang tidak mampu. Komentar pe das dari para petinggi kampus, terkait keluhan para mahasiswa para lel yang merasa mendapat pelayanan yang tidak sesuai dengan yang dibayarkan, menimbulkan penilaian minus terhadap jalur paralel. Pihak kampus seharusnya lebih memikirkan jalur masuk yang ada di Unila. Jangan sekadar menerima banyak mahasiswa dengan membuka banyak jalur tanpa diikuti pelayanan yang pantas. Keluhan mahasiswa paralel seharusnya tetap didengarkan, mengingat mereka juga memiliki hak yang sama dengan mahasiswa lainnya. Meski, dika takan nilai akademik tetap menjadi yang utama dalam penerimaan mahasiswa jalur paralel, tetap saja bagi mahasiswa yang lolos tes aka demik tapi tak mampu membayar SPI akan gugur dengan mahasiswa yang mampu membayar SPI paling tinggi. Penentuan besaran SPI seharusnya juga menjadi tanggung jawab pihak fakultas dan rektorat, bukan saling lempar ketika ditanyai soal transparansi dana SPI. Mahasiswa juga berhak mengetahui, kemana uang yang mereka bayarkan digunakan, mendapatakan pelayanan yang sama dengan yang lainnya. Serta, tidak dideskriditkan karena kemampuan akademiknya yang dianggap kurang. Bukankah unive rsitas tempatnya mendidik seseorang menjadi pintar dan terpelajar? Dengan dilantiknya Rektor baru, Unila harus berbenah dalam hal penerimaan mahasiswa baru selanjutnya. Mengingat tantangan di ta hun depan seperti penerapan Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) yang menuntut Unila meningkatkan kualitasn sumber daya manusia, baik dosen maupun mahasiswa. Percuma saja jika menjadi perguruan tinggi yang paling diminati jika kualitas mahasiswanya menurun. =
Sampul
Judul :
SPI Melambung Mahasiswa Limbung
Ide & Desain : Defika Putri Nastiti
KYAY JAMO ADIEN
Oleh Defika Putri Nastiti
KAMPUS IKAM
No 146 Tahun XV Trimingguan | Edisi Desember 2015
3
Tunggu Izin Kemenristek Oleh Rachmawati Ramadhan
Foto Wawan Taryanto
GAMUD 2015. Mahasiswa yang tergabung dalam Himasakta FKIP Unila tengah menunggu posko pendaftaran Gelaran Karya Eksakta Muda (GAMUD) 2015. Foto dibidik Kamis (3/12).
DPM U Keluarkan SK Oleh Rachmawati Ramdhan
Unila-Tek: Surat Keputusan (SK) mengenai periodesasi kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan De wan Perwakilan Mahasiswa (DPM) tingkat universitas mau pun fakultas telah dikeluarkan DPM U, Senin (23/11). SK itu mengatur tentang periodesasi kepengurusan di tahun 2016, yang berlangsung dari Maret-Desember, dan tahun 2017 ber langsung dari Januari-Desember. Ahmad Nur Hidayat (FH ’12) selaku Ketua DPM U menga takan pihaknya telah menyosialilasikan hal tersebut. Setelah melakukan beberapa proses, SK Periodisasi pun disetujui Fo rum Komunikasi Legislatif (Forkomleg) dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Unila. Hal ini dilakukan agar memudahkan pencairan dana ke mahasiswaan, keputusan itu juga akan diajukan ke rektorat setelah pelantikan rektor. “Dengan periodesasi yang dulu, kami merasa kesulitan soal pendanaan meskipun sudah ada pengalokasian yang jelas,” jelas Ahmad. =
Pelatihan Legal Drafting Oleh Atsila Husna
Unila–Tek : Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Lam pung (DPM-U) mengadakan pelatihan legal drafting di gedung Fakultas Hukum (FH) lantai 1, Minggu (29/11). Pelatihan ini ter inspirasi dari para legislatif di Indonesia baik Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tingkat RI maupun tingkat daerah. Tujuan dari pela tihan ini lebih ke fungsi legislatif sebagai referentasi perwakilan pembuatan undang-undang dan membawa aspirasi mahasiswa. Rangkaian acara dari pelatihan yaitu stadium general, demokrasi hukum dan produksi hukum mahasiswa dan bentuk pembuatan peraturan perundang-undangan. Materi pada pelati han ini diisi oleh Wartoni Nurdin selaku Wakil DPRD Lampung dan Hamzah selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FH. “Saya ingin mempelajari tentang legal drafting dan perundang-undangan dan juga ingin mempelajari bagaima na caranya menampung aspirasi mahasiswa, dari kegiatan ini saya mendapat kan pengalaman dan bisa terbuka pemikirannya mengenai sistem kerja dari DPR,” ujar Ewid Nur Annisa (FKIP KIMIA,13) salah satu peserta pelatihan. =
FP-Tek: Rencana pendirian Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) di Universitas Lam pung (Unila) yang dirumuskan sejak 2013, belum mengalami banyak kemajuan sampai saat ini. Ditemui di ruangannya, Irwan Sukri Banuwa (Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan) Fakultas pertani an (FP) menjelaskan selama ini, pihak FP bersama Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama telah menyem purnakan proposal pengajuan pemekaran fakultas dengan melengkapi naskah akademik untuk mendapat persetujuan dari Kementrian Riset dan Te knologi (Kemenristek). Irwan mengaku penga juan proposal tersebut sudah dilakukan sejak beberapa bulan lalu. Namun, izin dari Kemenristek tak kunjung kel uar, hal itu menjadi kendala program pemekaran fakultas tersebut. Ia juga mengung kapkan perencanaan itu dapat
saja berjalan dengan persetu juan hanya dari rektorat, jika hanya memekarkan jurusan. Namun, karena hal itu mer upakan pembangunan fakul tas yang akan melibatkan banyak, seperti dukungan An ggaranPendapatan dan Belan ja Negara (APBN) dalam mere alisasikannya. “Mungkin setelah rektor yang baru dilantik memungkin percepatan proses akan ter laksana dan jika izin sudah di peroleh, maka lanjut kami me nata proses pembangunan ini, maka kami mempersiapkan apa yang bisa dipersiapkan dahulu,” tutur Irwan. Dalam program pemekaran fakultas tersebut, FP bermak sud melepas Jurusan Teknolo gi Hasil Pertanian (THP) dan Teknologi Pertanian (TP) yang dinilai sudah memenuhi syarat akademik. Keduanya memiliki jumlah mahasiswa yang lebih dari standar mini mum kelayakan pembentukan
fakultas yakni 500 mahasiswa. Kualifikasi akademik yang baik menjadikannya layak untuk menjadi jurusan yang tegak pertama dalam fakultas yang akan dibentuk tersebut. Irwan menjelaskan, ren cananya akan ada empat ge dung dengan masing-masing berlantai tiga yang akan diba ngun. Satu gedung untuk per kantoran, satu gedung untuk perkuliahan, dan satu untuk laboratorium dan penelitian, serta satu gedung serba guna. Dengan fasilitas dan sarana yang mendukung operasional perkuliahan dan kebutuhan dari setiap gedung. Antusiasme mahasiswa menyambut rencana pemban gunan tersebut, salah satunya Ria Nanda (THP’12) yang ber harap besar agar Fateta segera direalisasikan. Menurutnya dengan didirikannya Fateta dapat menjadi solusi dari ku rangnya fasilitas laboratorium di jurusannya. =
itas, sehingga dapat bersaing dengan negara-negara Asia bahkan dunia,” ujar Saprama Eric Putra Reza (Pend. Geogra fi’14) selaku ketua pelaksana. Beberapa materi tentang cara meningkatkan mutu pendidikan di Lampung pun diungkapkan tiga pema teri yaitu, Muhammad Fuad (Wakil Dekan Bidang Kema hasiswaan dan Alumni FKIP), Abdullah Ali (Perwakilan Pe merintah Provinsi Lampung), dan Prof. Sutrisna Wibowo. Dalam materinya, Muhammad Fuad menyampaikan bahwa kriteria guru yang harusn ya dimiliki yaitu, berakhlak
mulia, mandiri, berilmu, serta sehat jasmani dan rohani. Salah satu peserta dari Insti tut Agama Ma’arif Metro, Sal miati, mengungkapkan bahwa semua materi yang diberikan amat menginspirasinya. “Ke giatan yang sangat bagus. Materi yang disampaikan ba gus-bagus dan sangat mengin spirasi saya,” jelasnya. Senada dengan Salmiati, Widayatul Eko S. (Pend. Bahasa dan Sas tra Indonesia’15) mengaku dirinya menjadi paham bah wa pendidikan menjadi faktor penting yang harus diperhati kan dalam menghadapi MEA, selain ekonomi dan budaya. =
setujuan, maka terbentuklah tim kecil untuk merencanakan program studi ini. Setelah itu, sekitar Maret 2015 diusulkan ke Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti). Pada September 2015, hasil rekomendasi dari Dikti pun keluar dan S2 Manajemen Wilayah Pesisir dan Laut dinya takan lolos seleksi. Saat ini program studi ini se dang menunggu SK Pendirian dan Akreditasi dari universitas dan Dikti. Diperkirakan, awal tahun 2016 program pascasar jana ini sudah bisa dipilih ma hasiswa-mahasiswa yang ingin
melanjutkan jurusan Budidaya Perairan. “Semoga mahasiswa lulusan ini dapat menguasai baik da lam bidang penangkapan ikan, budidaya air payau atau laut, perhubungan, pariwisata mau pun kegiatan sosial ekonomi lainnya,” ujar Supono berharap. Sapta Adi (Teknik Pertanian ’13) mengatakan adanya pro gram studi yang baru adalah hal yang bagus. Ia juga berharap, “Semoga fakultas pertanian menjadi lebih meningkat dan berkualitas serta menghasilkan lulusan yang terbaik.” =
Strategi Pendidikan Hadapi MEA Oleh Alfanny, Silviana
FKIP-Tek : Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendi dikan (FKIP) Unila menga dakan stadium general di Gedung Serba Guna (GSG), Sabtu (21/11). Kegiatan ber tema “Strategi Pendidikan Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)” tersebut bertujuan mempersiapkan tenaga ahli pendidik untuk bersaing di tingkat Asia. “Stadium general tahun ini diharapkan memberikan wa wasan kepada calon guru agar mampu mencetak generasi penerus bangsa yang berkual
Rencana Membuka Prodi Baru Oleh Kalista Setiawan
FP-Tek: Fakultas Pertanian Jurusan Budidaya Perairan ten gah merencanakan program studi baru yaitu Pascasarjana Manajemen Wilayah Pesisir dan Laut. Hal ini dilatarbe lakangi dengan adanya kebi jakan dari pemerintah pusat, serta melihat potensi pesisir laut Lampung yang memadai. Proses perencanaan pro gram studi baru ini sudah satu tahun lamanya. Namun, terkait pengusulan tersebut beberapa hal perlu dipersiapkan, maka baru tahun ini bisa diwujud kan. Setelah mendapat per
4 KAMPUS IKAM
No 146 Tahun XV Trimingguan | Edisi Desember 2015
Ajak Lestarikan Alam Oleh Kalista Setaiawan
Foto Wawan Taryanto
HUT. Para mahasiswa Fakultas Pertanian Unila tengah membuat pameran jurusan masingmasing. Pameran ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke 42 FP Unila, sejak Senin (30/11) di pelataran jalan FP. Foto dibidik Jumat (4/12).
Ajukan Akreditas Internasional Oleh Faiza Ukhti Annisa
FEB-Tek: Untuk mencapai visinya menuju daya saing nasional dan internasional untuk periode berikutnya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (FEB Unila) mendaftarkan diri un tuk diakreditasi secara inter nasional melalui ABEST21, salah satu lembaga akreditasi internasional yang ada di Je pang. FEB Unila melalui be berapa tahapan yang dinilai oleh team review. Kemudian FEB diminta un tuk menyusun Acreditation Plan (AP) mengenai keadaan FEB. Setelah melewai taha pan itu FEB diundang untuk mempresentasikan AP FEB yang berisi tentang seluk beluk FEB. Setelah itu FEB membuat Self Evaluation Report (SER) yang dipresenta
sikan lagi lalu dipilih oleh tim review. Keputusan yang diambil adalah melakukan visitasi ke FEB Unila. Pada Senin (16/11) tim review yang terdiri dari presi dent ABEST21 menyambangi FEB untuk mengkonfirma si komitmen Rektor Unila. Akreditasi internasional memiliki salah satu indika tor, yaitu globalisation artin ya menuju daya saing global. Setelah melakukan waw ancara dengan rektor, waw ancara dilanjutkan dengan Dekan FEB mengenai semua tentang FEB. Selain itu, tim review juga melalukan waw ancara dengan beberapa ma hasiswa dan alumni untuk mencocokkan informasi yang mereka terima. Infrastruktur, sarana dan prasarana juga di
lihat oleh tim review. Satria bangsawan selaku dekan FEB mengungkapkan bahwa akreditasi merupa kan brand dari suatu lemba ga, kepercayaan dari mas yarakat maka dari itu harus diperjuangkan. “Kita tinggal menunggu pengumumannya bulan Maret 2016 nanti. Ka lau kita terakreditasi maka Universitas Lampung adalah satu-satunya FEB pertama di luar Jawa yang terakreditasi internasional,” lanjutnya. Robingatul Ngatdawiyah (Akuntansi’14) mengatakan kurang mengetahui mengenai syarat dan proses akreditasi dari ABEST21. “Masih banyak yang perlu di benahi, teruta ma kualiatas mahasiswa un tuk menuju akreditasi inter nasional,” ujarnya =
teri, membuka kuliah dengan memaparkan latar belakang munculnya teknologi pesawat tanpa awak yang berawal dari Israel pada tahun 70an yang memanfaatkan teknologi itu di bidang militer. Kemudian pada gelombang kedua, Amerika Serikat memulai teknologi ini tepatnya akhir tahun 80an. Se dangkan di Indonesia muncul pada gelombang ketiga sekitar lima belas tahun lalu. Menurutnya, teknologi pe sawat tanpa awak itu hanya akan menjadi kemajuan yang bermanfaat dan menyokong,
jika dikuasai secara luas di In donesia. Oleh karena itu, Djoko dan pihaknya berpikir menye barluaskan teknologi tersebut ke seluruh Nusantara lewat event-event nasional. Targetnya agar mahasiswa dapat melaku kan pemetaan. Djoko juga membahas ten tang pemanfaatan pesawat tanpa awak atau dinamai Unmanned Aerial Vehicle (UAV) pada industri perkebunan, perikanan, dan sektor lainnya. Dengan demikian, teknologi ini sangatlah penting bagi suk sesnya suatu sektor. =
Persiapan Kontes Robot Terbang Oleh Abdullah Maskyur
FT-Tek: Unila Robotika Otomasi (URO) mengadakan kuliah umum tentang “Teknologi dan Aplikasi Pesawat Udara Tanpa Awak” di Gedung A Fakultas Teknik (FT), Selasa (17/11). Menghadirkan para pakar teknologi Drone, yaitu Djiko Sardjadi (Dosen Teknik Mes in dan Dirgantar ITB) bersa ma Gesang Nugroho (Dosen Teknik Mesin UGM). Kegiatan itu merupakan persiapan Unila sebagai tuan rumah lomba pe sawat tanpa awak berskala na sional tahun depan. Djoko Sardjadi selaku pema
Unila-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Lampung (Mapala Unila) melaku kan penanaman mangrove di daerah Klara, Padang Cermin, Sabtu (28/11). Selain memperingati Hari Pohon yang jatuh pada 21 November, kegiatan ini juga bertujuan melestarikan alam. Kegiatan yang diikuti oleh puluhan Mapala se-Lampung itu bekerja sama dengan Badan Konservasi Pemberdayaan Alam (BKSDA) serta Dinas Kehutanan setempat. Ada seki tar seribu bibit mangrove dan seribu bibit pohon berben tuk pohon yang diberikan BKSDA, yang kemudian sebagian dibagikan kepada masyarakat agar dapat ikut serta dalam pelestarian alam. Sedangkan bibit mangrove sendiri mereka tanam di lokasi yang sudah ditentukan. Menurut Sior Putra Ade Surya (Peternakan’12) salah satu anggota Mapala Unila menjelaskan Mapala Unila akan mengecek pertumbuhan mangrove yang mereka taman. Kegiatan tersebut rencananya akan diadakan kembali oleh pihak Mapala. Sior berharap kegiatan ini terus berjalan dan bisa berkembang ke depannya, ”tidak berhenti di daerah itu saja,” tambah Sior. =
Pajero untuk Rektor Baru Oleh Khusnul Aulia
Unila-Tek: Sebagai bentuk Corporate Social Responsibility (CSR) pada Universitas Lampung, dilakukanlah penandatangan naskah serah terima satu unit kendaraan operasional kampus, dari PT Bank Bukopin cabang Bandar Lampung yang diwakili Okto Abriano Kesur selaku Branch Manager, kepada Prof. Sugeng P. Harianto (Rektor Unila periode 2007-2015) di Ruang Sidang Rektorat Lt. 2, Senin (23/11). Mobil Pajero Sport tipe Dakar A/T 4x4 tersebut diperuntukkan sebagai kendaraan operasional rektor baru. “Mobil ini rencananya akan diperuntukkan sebagai kendaraan operasional rektor baru. Semua inventaris kampus diatur dibawah rekorat terpusat,” jelas M. Badrul Huda selaku staff Humas Unila. Bermula dari kerjasama dalam pembayaran SPP mahasiswa, kemitraan antara Unila dan Bank Bukopin berjalan mulus sejak 1994. Adanya program House to House pada 2013, membuat kerjasama antara keduanya semakin erat. House to House merupakan sistem pembayaran SPP yang dapat dilakukan mahasiswa S1 Kedokteran dan Diploma (D3) di seluruh cabang Bukopin tanpa harus mengantri.=
Kemilau Budaya Lampung Oleh Ginanjar
FKIP-Tek: Mahasiswa Program Studi (Prodi) Seni Tari angka tan 2013 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung (FKIP Unila) mengadakan pementasan seni di Kam pus Dua, Panglima Polim Bandarlampung, Sabtu (21/11). Acara yang bertema “Kemilau Lampung Helau Tapis” itu dimaksudkan untuk mengangkat kebudayaan Lampung, seperti tapis yang merupakan kain khas Lampung. Selain itu, Aryus Sumaswada (Seni Tari’13) selaku Ketua Pelaksana mengatakan acara tersebut bertujuan untuk menyelesaikan mata kuliah Manajemen Pertunjukan di Prodi Seni tari dan mengenalkan para seniman yang ada di lampung kepada masyarakat sekitar . Selain berbagai kelompok tari yang mengikuti lomba menari sebagai salah satu acaranya, acara tersebut juga di meriahkan oleh komunitas-komunitas seni Bandarlampung di malam puncaknya. Seperti, Komunitas Biola, Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Unila, dan Newendy Komik Lampung se bagai bintang tamu. Menurut Ketua Prodi Seni Tari, Agung Kurniawan, acara tersebut sangat luar biasa. Ia berhharap acara tersebut dapat menjadi acara rutin di setiap tahunnya. Menurutnya, jika ma hasiswa hanya memahami teori saja tanpa praktek mereka tidak akan sepenuhnya memahami mata kuliah tersebut. =
KAMPUS IKAM
No 146 Tahun XV Trimingguan | Edisi Desember 2015
5
Peduli Alam dan Wisata Oleh Retnoningayu Janji Utami
FISIP-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Cakrawa la Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung (FISIP Unila) mengadakan Panorama Cakrawala ke IV yang dia dakan di Pantai Labuhan Jukung, Pesisir Barat, Jumat-Sabtu (2728/11). Acara itu mendapat dukungan baik dari Bupati, Pemkabupat en Pesisir Barat beserta jajaaranya serta Dinas Kehutanan, Dinas Pariwisata, dan Dinas Pendidikan. Dinas Kehutanan memberi kan seratur bibit cemara dan mahoni dalam membantu kegiatan tersebut. Deby Listy selaku Ketua Cakralawa mengatakan, selain pena naman pohon, Cakrawala beserta para peserta dan warga setem pat membersihkan pantai lepas dengan panorama yang indah itu. “Ini merupakan kewajiban kita, pencinta alam bukan hanya sekedar kata. Harus ada tindakan langsungnnya dalam mele starikan alam,” ujar Deby. Acara tersebut bertujuan menyadark an masyarakat sekitar, pemerintah, dan para anggota Cakrawala untuk perduli terhadap alam dan potensi wista yang dimilikinn ya. Acara tersebut akan berakhir dengan kegiatan bakti sosial. =
Workshop untuk Lampung Oleh Silviana
FMIPA-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Natu ral Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universi tas Lampung (FMIPA Unila) mengadakan Natural Workshop di gedung Ilmu Komputer, Sabtu-Minggu (28-29/11). Acara tahunan tersebut menghadirkan Prof. Wasington Si manjutak selaku Guru Besar Kimia sebagai pemateri dalam Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah. Dan Undo selaku wartawan dari surat kabar Fajar Sumatra yang menyampaikan materi teknik penulisan esai, Sabtu (28/11). Di hari berikutnya, ke giatan dilanjutkan dengan pelatihan desain grafis dengan Dafri Maulana (Matematika’13) yang merupakan anggota Natural. Dan materi tata letak oleh alumni Natural. Aditya Riyaldie Pratama (Manajemen Informatika’13) selaku ketua pelaksana mengatakan acara yang bertemakan “Explore Your Creativity About Sicience With Network” itu bertujuan mengenalkan Natural kepada masyarakat luar untuk lebih di kenal. Tidak hanya di fakultas atau Unila saja tetapi juga di luar Unila, karena peserta kegiatan tersebut merupakan pelajar dan mahasiswa se-Lampung. =
Foto Wawan taryanto
GOYANG Aerobik . Mahasiswa dan karyawan Fakultas Hukum Unila tengah bergoyang senam aerobik di pelataran dekanat FH. Senam ini merupakan agenda rutin FH selepas kegiatan Jumat bersih. Foto dibidik Jumat (4/12).
Juarai Lomba Karya Ilmiah Oleh Putri Lestari Mng
Unila-Tek: Mahasiswa Univer sitas Lampung (Unila) kembali menorehkan prestasi lewat Lomba Karya Tulis Ilmiah ting kat nasional pada (5-7/10). Se banyak tiga orang perwakilan yang dikirim untuk mengiku ti perlombaan tersebut. Dua orang berasal dari UKM Pene litian yakni Toni Chaniago dari (Fakultas Tekhnik Sipil‘14) dan Sinta dari (Fakultas Pertanian jurusan Agrotekhnologi ’15) serta Irvan Eko Saputra dari (Fakultas Tekhnik Kimia ‘14 dari UKM BEM Unila. Acara yang mengusung tema “Peran Mahasiswa da lam Menghadapi MEA” ini diisi dengan berbagai perlombaan seperti lomba karya tulis ilm
iah, lomba videografi, lomba MTQ, dan lomba cepat tang gap Ekonomi Syariah. Ada pula seminar dan Latihan Dasar Kepemimpinan yang memba has tentang ilmu ekonomi sep erti laba dan riba. Kegiatan tersebut diada kan oleh Universitas Sriwi jaya tepatnya Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas Ekonomi Syariah. Acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua Pengawas Bank Ekonomi Syariah Palem bang dan dihadiri 25 finalis dari seluruh universitas di in donesia, masing-masing finalis terdiri dari tiga orang. Toni Chaniago mengatakan “Saya sangat senang mengiku ti kegiatan ini, disamping bisa
menguji kemampuan, saya juga mendapatkan pengalaman yang berharga ”ujarnya Hal ini pula yang membuat Toni berharap dapat lebih me majukan UKM Penelitian unila, dirinya juga menuturkan di acara ini mereka meraih juara 2 Lomba karya tulis ilmiah dengan mengalahkan Univer sitas Indonesia dan Universitas Gajah Mada. Selain itu, Irvan Eko Saputra salah satu perwakilan unila juga merasakan hal yang sama. Ini merupakan kali pertama bagi dirinnya mengikuti perlombaan tingkat nasional, “Disamping bisa membawa nama baik Unila. Kami juga bisa membanggakan kedua orangtua,” harapnya. =
Tumbuhkan Jiwa Wirausaha Oleh Silviana
Foto Wawan Taryanto
BERTAMBAH. Para pedagang di samping persimpangan FH dan FISIP Unila kian hari kian bertambah. Hal ini diawali oleh hilangnya lahan kantin di FH. Foto dibidik Kamis (3/12).
FISIP-Tek: Unit Kegiatan Ma hasiswa (UKM) Forum Studi Pengembangan Islam (FSPI) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Poli tik (FISIP) mengadakan seminar kewirausahaan di Gedung D3.1 FISIP, Sabtu (28/11). Seminar yang mengusung tema “Be Great and Excellent with Entrepreneurship” itu menghadirkan dua pen gusaha sukses, yaitu Adiansyah dan Risky Adam. Menurut owner Basic Computer itu, 67 persen pengusaha di Indonesia hanya terlihat kaya. “Bisnis yang sehat itu kalau be linya hutang dan menjualnya se
cara cash. Fokus dalam berbisnis itu sendiri ada dua yaitu, Making Money dan Keeping Money,” tam bahnya. Adiansyah juga menjelas kan untuk memulai sebuah usaha, mahasiswa harus memilih usaha yang menghasilkan, nyaman dan mudah untuk dikerjakan. Risky Adam, yang juga pendiri layanan konsultan Sevelon mem berikan perumpamaan bahwa menjalankan usaha tak jauh beda dengan berenang. “Mulailah dari pinggiran, coba ketengah dan anda bisa berenang,” ujarnya memotivasi. Menurutnya, dua hal yang harus dimiliki calon pengu
saha yaitu, berani dan kreatif. Salah satu peserta seminar, Sin ta Lestari (Sosiologi’12) menya takan banyak pengetahuan yang ia dapatkan. “Bisa tahu tentang cara berwirausaha, mempertah ankan usaha dan termotivasi juga dari kisah-kisah pematerinya,” ungkapnya. Hal senada juga di ungkapkan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FISIP, Pairulsyah dalam sambutannya. Ia mangatakan, jiwa kewirausahaan dalam diri individu masih sangat kurang. Ia mengharapkan acara terebut terus berjalan dan sema kin baik di tahun depan. =
6 KAMPUS IKAM
No 146 Tahun XV Trimingguan | Edisi Desember 2015
Kritis Pelaksanaan Pilwakot Oleh Yayuk Asnaini
Unila-Tek: Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lam pung (BEM Unila) mengadakan diskusi publik yang men gangkat tema “Telaah Krisis Pelaksanaan dan Pengawasan Pilwakot Bandarlampung”, Sabtu (14/11). Acara yang dihad iri oleh pelbagai elemen kemahasiswaan Unila itu membahas soal pelaksanaan Pemilihan Wali Kota (Pilwakot) yang seren tak akan dilaksanakan di delapan kabupaten maupun kota di Provinsi Lampung pada 9 Desember. Menteri Sosial Politik BEM U, Deris Astriawan (Pend. Ekonomi ’12) mengungkapkan kegiatan tersebut bertu juan untuk memberikan kecerdasan berpolitik kepada ma hasiswa, terutama mahasiswa baru yang berstatus pemilih pemula. Selanjutnya memberikan informasi kepada maha siswa untuk lebih peka terhadap tindak penyelewengan se belum dan saat dilaksanakan Pemilu, serta membangun komitmen untuk bersama-sama mengawal dan mengawasi jalannya Pemilu. Diskusi tersebut juga menghadirkan anggota Komisi Pemi lihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sebagai pembicara. Salah satu peserta, Muhammad Fauzul Adzim (Fakultas Hukum’14) mengatakan dengan adanya di skusi tersebut mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan politik. =
Pesantren Cendikia Muslim Oleh Putri Lestari Mng
FKIP-Tek: Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam (FPPI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lam pung (FKIP Unila) menggelar Pesantren Cendikia Muslim (PCM) bagi mahasiswa muslim FKIP, Minggu (15/11) di Ge dung F2 FKIP. Acara tersebut bertujuan memfasilitasi mahasiswa dalam menambah pengalaman dan wawasan soal ilmu agama un tuk menghadapi tipu daya dunia, serta untuk meningkatkan rasa taqwa kepada Allah Swt dalam menjalani segala perin tah dan larangan-Nya. Menghadirkan tiga pemateri, yang merupakan Aktivis Dakwah Kampus (ADK) membahas soal problematika umat dan sejarah Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Muhammad Fuad selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alum ni dalam sambutannya mengatakan kegiatan PCM tersebut sangat bermanfaat. Ketua Pelaksana, Andry Gunawan (FKIP Bahasa dan Sas tra Indonesia ‘14) mengatakan dengan adanya PCM dihara pkan mahasiswa semakin menyadari pentingnya melakukan perbaikan diri terus menerus, menjadi contoh yang baik bagi orang-orang, megajak kepada kebaikan di tengah kem erosotan moral bangsa saat ini. =
NGEKHIBAS
Budidaya Perairan mau buka Prodi baru? Udah sampe mana usahanya? BEM tolak LGBT di Unila? Inisiatif aksi untuk nolak di seluruh Indonesianya kapan? Sering makan mi instan terbukti berbahaya? Jangan sering-sering lagi tuh!
Parkir Unila masih belum rapih? Harus ada sanksi tuh!
Foto Wawan Taryanto
TOLAK LGBT. Rektor Unila, Prof. Hasriadi Mat Akin menyatakan Unila menolak segala macam bentuk LGBT, Pernyataan ini ia sampaikan dalam unjuk rasa tolak LGBT yang diinisiasi oleh Aliansi Mahasiswa, di depan Gedung Rektorat Unila. Foto dibidik Kamis (3/12).
Sistem Parkir Tak Efektif
Oleh Faiza Ukhti Annisa
Unila-Tek: Tahun ini, Uni versitas Lampung (Unila) telah melakukan banyak per baikan sistem parkir untuk meningkatkan keamanan dan kerapian di lingkungan Unila. Mulai dari penerapan sistem parkir yang berbeda di tiap fakultas. Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) misalnya, yang menerapkan sistem kartu parkir. Atau Fakultas Pertanian (FP) yang mener apkan sistem parkir satu pin tu. Dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) yang sudah mener apkan sistem full parkir yang dijaga oleh satpam. Tak hanya itu, penambahan lahan parkir di area beringin, pelataran balai bahasa, dan di depan Ghra Kemahasiswaan ternyata tak cukup efektif meningkatkan keamanan dan kedisiplinan warga Unila khususnya mahasiswa da lam hal parkir. Salah satunya
Ginanjar (Teknik Informa tika’14), ia mengaku sering memarkirkan sepeda mo tornya sembarangan meski sudah diimbau untuk parkir di lokasi yang sudah ditentu kan. Syafei selaku Komandan Satpam mengeluhkan maha siswa yang parkir sembaran gan di lokasi dilarang parkir. “Sudah dipasang plang, di pasang tali malah dirobo hin talinya oleh mahasiswa,” tambahnya. Pihak kemanaan sudah melakukan imbawan namun banyak mahasiswa yang tak acuh. Menurutnya, jika sistem parkir yang di pakai sama, yaitu sistem full parkir, maka masalah parkir akan teratasi. Lusmelia Afriani selaku Wakil Rektor Bidang Perenca naan, Kerjasama dan Teknolo gi Informasi dan Komunikasi mengatakan setiap fakultas memiliki kebijakan tersendi
ri dalam menentukan sistem parkir. Sedangkan sistem parkir di rektorat diatur oleh rektorat, contohnya di balai bahasa dan di depan Grha Ke mahasiswaan. Lusmelia juga menjelaskan seharusnya ma hasiswa memarkirkan kenda raannya di parkiran fakultasn ya masing-masing, jika ingin ke Balai Bahasa atau ke rektorat mereka seharusnya berjalan kaki. Ia menuturkan ren cananya, Unila akan membuat parkiran terpusat untuk ma hasiswa di balai bahasa yang akan dibuat bertingkat. Na mun apabila kebijakan tidak memungkinkan maka akan dialihkan ke lahan yang dimi liki Unila di BNI dan Masjid Al-wasi’i. “Ini masih rencana jangka pan jang dan masih dalam bentuk desain. Apabila terlaksana maka mahasiswa jalan dari parkiran menuju fakultasnya,” tutur Lusmelia. =
yang minim fasilitas. “Satu an gakatan saja hanya ada empat orang dan kelasnya di sekatsekat hanya dengan triplek,” ungkap Aji. Pada hari pertama, mereka mengadakan pendidikan for mal untuk 30 siswa madrasah, juga pendidikan non-formal seperti mengaji bersama, se lain itu mereka juga menga dakan berbagai lomba, serta membagikan sembako bagi warga yang kurang mampu. Hari selanjutnya, bekerja sama dengan Badan Eksekutif Maha siswa (BEM) Fakultas Kedok teran Unila, mereka melaku
kan penyuluhan kesehatan, pemeriksaan kesehatan, dan pengobatan gratis. Di hari itu mereka juga melakukan pena naman pohon bersama warga di lingkungan Madrasah Cisa rua. Kegiatan tersebut mendapat tanggapan positif dari berber apa warga, seperti Hima (35 tahun) yang mengaku merasa terbantu dengan adanya kegia tan tersebut. “Sangat memban tu sekali karena di sini pusk esmasnya jauh. Apalagi di sini gratis, sekalian periksa tensi darah saya normal atau tidak,” tuturnya. =
Bina Bakti Masyarakat Oleh Rocky Irfan
FT-Tek: Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika Universitas Lampung (Unila) mengadakan kegiatan Bina Bakti Masyarakat di Desa Muara Putih Natar, Sabtu-Minggu (21-22/11). Mengusung tema “Geofisika go to Village” kegiatan tersebut bertujuan membina dan mem bantu masyarakat di desa yang tertinggal. Aji Setiawan (Teknik Geofisi ka’13) selaku Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Teknik Geofisika menjelasakan, Desa Muara Putih Natar dipilih kare na di sana hanya ada satu seko lah madrasah dengan kondisi
ZONA AKTIVIS
No 146 Tahun XV Trimingguan | Edisi Desember 2015
UKMF Natural
7
Cakrawala Berpikir Ilmiah Oleh Silviana
M
ditonjolkan dalam tiap terbitan nya. Hingga kini, UKMF Natural dikenal oleh warga Unila teru tama di FMIPA dengan buletin yang terbit sebulan sekali dan majalah yang terbit setahun sekali, selain itu UKMF ini juga menerbitkan buku. Buku yang pertama yang diterbitkan yaitu kumpulan esai yang terbit pada 2012, dan di tahun selanjutnya menrbitkan buku yang mer upakan kumpulan cerpen dari lomba cerpenis nasional yang diselenggarakannya di tahun tersebut. Dipimpin oleh Yunus Ardhan (Manajemen Informatika’13) se bagai pemimpin umum, UKMF Natural terus meningkatkan kualitasnya demi para pemba canya, kini websitenya rutin me ngunggah sepuluh berita dalam sebulan, membuat UKMF Natu ral dikenal di luar Unila. Tak han ya itu, pengembangan SDM juga menjadi fokus. Pengelolaan SDM dilakukan dengan adanya pro gram magang bagi anggota baru. Program magang berlangsung selama tiga bulan, untuk kemu
Dok.
enjadi media kontrol sosial bagi kampus hijau Universitas Lam pung (Unila) sekaligus sebagai sumber informasi khususn ya bagi mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengeta huan Alam (FMIPA) Unila, meng gerakkan sejumlah mahasiswa fakultas tersebut untuk ber gabung dalam sebuah organisasi tingkat fakultas yang bergerak di bidang jurnalistik. Adalah Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Natural yang merupa kan pers mahasiswa tingkat fakultas yang didirikan sejak 25 Maret 1999 oleh Noverizalsyah. Berawal dari Himpunan Ma hasiswa Kimia yang ingin mem bentuk sebuah UKM yang di dalamnya terdiri dari pelbagai jurusan yang ada di FMIPA, dibentuklah UKMF Natural. Tak berbeda dengan pers kampus lainnya, UKMF Natural juga ser ing menyoal masalah sosial ser ta prestasi-prestasi yang berha sil diraih oleh kampus. Namun, yang membedakan UKMF Natu ral dengan pers kampus lainnya adalah ilmu sains yang selalu
dian diangkat menjadi pengurus bagi mereka yang lolos proses magang, bagi yang tidak maka akan diperpanjang magang atau dihapus sebagai anggota. Pro gram pengembangan dilakukan lewat penyelenggaraan work shop serta pelatihan jurnalistik tingkat dasar. Sejauh ini, UKMF Natural memiliki lima puluh pengu rus dan empat puluh magang, meskipun jumlahnya masih be lum pasti karena banyak anggo ta yang tak aktif. Dalam struktur kepenguru sannya, UKMF Natural memiliki
tiga divisi, yaitu divisi redaksi yang dipimpin oleh pemimpin redaksi, divisi usaha dipimpin oleh pemimpin usaha, serta divi si Penelitian Pengembangan dan Kesekretariatan (Litbangkes) di bawah pemimpin Litbangkes. Divisi redaksi mengurusi ter bitan mulai dari isi hingga tampi lan terbitan, baik cetak maupun daring. Sedangkan keuangan, periklanan, dan sirkulasi diurus divisi usaha. Kaderisasi dan kesekretariatan dipengang oleh divisi Litbangkes. Selama ini yang menjadi kendala pers ma hasiswa ini adalah narasumber
yang sulit ditemui hingga wakil dekan FMIPA yang kurang suka dengan berita yang diterbitkan jika cenderung mengkritik kebi jakan fakultas. Yunus berharap selanjutn ya UKMF natural dapat terus meningkatkan kualitas SDM dan produknya. “Menjadikan ang gota lebih bermanfaat di dunia kerja, untuk eksternalnya pen gen banyak menerbitkan ma jalah, buletin, dan media online dan menjadi trensenter. Kalau bisa nyaingin Teknokra, serta menambah pengetahuan ten tang pers,” tambahnya. =
Komunitas Jalan-Jalan Edukasi Lampung,
Trenkan Budaya Peduli Anak Panti Oleh Defika Putri Nastiti
untuk turut mengundang anak panti asuhan untuk membuat suasana yang berbeda. Tanpa disangka antusias dari anakanak panti membuat mereka tergerak untuk terus mengada kan acara yang menyenangkan dan beredukasi bersama anakanak panti. “Awal kami mendirikan JJE ini anggotanya hanya 20 orang, jadi setiap ingin mengadakan acara kami sumbangan masing-mas ing yang tentu saja, seadanya dan seikhlasnya,” ungkap No vandi saat ditemui di Pasar Seni Enggal, Sabtu (31/10). Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya informasi, kegiatan ini memiliki tangga pan positif dari orang-orang terdekat, dan bermunculan titipan dari donator-donatur baru yang mendonasikan seba gian hartanya, sebagai bentuk kepedulian terhadap penghuni panti. JJE Lampung sendiri ber tujuan memberikan wawasan kepada anak-anak panti asuhan
dengan sudut pandang yang berbeda, yakni dengan men gadakan jalan-jalan yang ber wawasan edukasi di luar panti asuhan. Sejak Februari hingga No vember 2014, kegiatan JJE dilakukan dari kafe ke kafe yang berada di Bandar Lampung. Kemudian sejak Desember 2014, JJE Lampung berusaha memberi nilai lebih dengan melaksanakan kegiatan JJE di tempat wisata alam, seperti Ta man Wisata Bumi Kedaton, Wa terpark Citra Garden, Taman Kupu-kupu Gita Persada, dan Taman Wira Garden. Saat ini, ada dua puluh panti asuhan yang telah menjadi kel uarga besar JJE Lampung. Sela ma satu setengah tahun lebih, JJE Lampung mencoba untuk mengidentifikasi permasalah an utama masing-masing panti asuhan, dan membuat skala pri oritas atas penggalangan dana untuk membantu permasalah an tersebut. Kegiatan tersebut
Dok.
K
epedulian terhadap ses ama terutama kepada para anak panti asu han menggerakkan sejumlah masyarakat dari berbagai ka langan dan profesi bergabung dalam suatu komunitas yang aktif membikin acara-acara bakti sosial yang edukatif, ser ta menyenangkan bagi para anak panti asuhan di Lampung. Komunitas tersebut bernama Jalan-Jalan Edukasi atau JJE, se suai dengan namanya agenda yang diselenggarakan komuni tas ini berupa mengajak jalanjalan anak panti asuhan sem bari memasukkan wawasan yang mengedukasi mereka. JJE resmi terbentuk pada Februari 2014 lalu yang dimo tori oleh Novandi Syarifansyah beserta rekan bisnisnya, yang kala itu telah berhasil membu ka bisnis kafe. Seringnya men gundang warga sekitar ke kafe yang mereka dirikan untuk sekadar melakukan yasinan bersama, menginisiasi Novandi
merupakan rangkaian agenda yang dinamakan JJE Peduli. Proyek pertama JJE Peduli adalah penggalangan dua ratus sak semen untuk penyelesaian lantai dua mushola Panti Asu han Riyadhus Sholihin. Kini JJE sedang mengerjakan proyek kedua yaitu bantuan pemban gunan pondasi Panti Asuhan Al Barokah, Campang Raya. Peng galangan dana dilakukan lewat broadcast media sosial milik seluruh anggota JJE Lampung. Keanggotaan komunitas ini gratis, tidak akan pernah di pungut bayaran kepada anggo ta, tidak mengikat dan terbuka untuk siapa pun yang ingin bergabung, tentunya dengan niat baik dan peduli terhadap
anak-anak panti asuhan. Sejauh ini, komunitas ini kurang lebih sudah memiliki seratus anggota dari segala kalangan dan profe si. “Bagi yang ingin bergabung silahkan add ID LINE “BDLcorp” dan kirim pesan pengajuan ber gabung,” ujar Novandi. Untuk agenda selanjutn ya, Novandi mengungkapkan keinginannya mengadakan aca ra serupa yang lebih meriah. Dan untuk hadiah pemenang, Novandi berencana untuk membawa mereka jalan-jalan ke Dunia Fantasi (Dufan) Ancol. “Saya berharap dengan adanya JJE ini seluruh masyarakat khu susnya anak muda dapat men trendkan budaya peduli anak panti asuhan,” harapnya.=
8 REPORTASE KHUSUS No 146 Tahun XV Trimingguan | Edisi Desember 2015
SPI Melambung
Mahasiswa Limbung Oleh Rika Andriani
Semenjak diterapkannya sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) di taun 2013, Universitas Lampung menerapkan Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) bagi mahasiswa yang diterima lewat seleksi jalur paralel. Tahun ini 261 mahasiswa paralel dari Fakultas Hukum (FH), fakultas ekonomi dan Bisnis (FEB), dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), harus membayar SPI sebesar dua puluh juta rupiah sebagai uang pembangunan fakultas.
D
iterima sebagai maha siswa Akutansi angka tan 2015 di Universitas Lampung (Unila) membuat Nurrohmayni Putri merasa senang sekaligus susah. Jal ur masuk paralel yang ia pilih membuatnya harus memba yarkan uang sebesar dua puluh juta rupiah sebagai Sumban gan Pengembangn Institusi (SPI) saat registrasi awal. Kini ia pun harus membayar Su rat Persetujuan Pembayaran
(SPP) sebesar 6,45 juta rupiah per semester. Karena merasa berat dengan SPP yang harus dibayarkan, saat ini ia sedang mengusahakan banding. Putri berharap jumlah SPP-nya bisa turun. Senada dengan Putri, An drew Ardika Prabowo (Ilmu Administrasi Bisnis’13) memi lih jalur paralel lantaran tidak lolos seleksi di salah satu per guruan tinggi di luar Lampung. Atas saran kedua orangtuanya,
.. . . g
n bu
im L h
Ilustrasi retno Wulandari
Du
Andrew memilih jalur paralel dengan membayar SPI sebesar delapan belas juta. “Dulu wak tu daftar ada pilihan sanggup bayar berapa, minimal lima be las juta, karena orangtua nyaranin delapan belas juta akhirn ya aku pilih itu,” kata Andrew. Sebagai anak dari seorang ayah yang berprofesi wiras wasta, Andrew kini harus membayar SPP sebesar 4,76 juta rupiah. “SPP anak paralel sudah kesepakatan di awal. Mau banding juga percuma. Enggak berharap bisa turun SPP. Sekarang yang penting bisa lulus cepet biar cepet ker ja,” ungkapnya. Selain merasa berat dengan SPI dan SPP yang mesti diba yarkan, beberapa mahasiswa paralel juga mengeluhkan pe layanan yang berbeda antara mahasiswa paralel dengan jal ur lainnya. Seperti Hilda Lestari (Teknik Kimia ’13) yang juga mahasiswa paralel, mengaku sebagai anak paralel merasa di nomor duakan. Pasalnya, ia bersama keempat temannya kerap kesulitan untuk melihat nilai ujian akhir semester. “Se tiap abis semester nilai anak reguler udah keluar pasti kita (paralel) belum. Waktu buka siakad udah deg-degan seten gah mati. Eh malah masih kosong,” kata Hilda. Ia pun mengatakan harus menghubungi dosen bahkan menemui dosen yang bersang kutan hanya untuk meminta nilai. “Yang aneh lagi, dari se mester satu sampai sekarang, nama kami (paralel) enggak diketik di presensi kelas. Jadi setiap mata kuliah kami harus mengisi presensi dengan tulis tangan sendiri namanya,” tam bahnya. Mahasiswa yang memper oleh SSP sebesar 8,62 juta ini menjelaskan pernah meminta bantuan ke Badan Ekskutif Mahasiswa Fakultas (BEM F) untuk mengajukan banding SPP di semester tiga. Hal itu lantaran ayahnya akan pensi
un kerja, sehingga dirasa berat untuk membayar sebesar itu. “Enggak semua anak paralel itu kaya, bisa aja pas awal masuk memang mampu. Tapi dunia kan berubah, mungkin usaha nya bangkrutlah atau orangtua pensiun,” ungkap mahasiswa yang membayar SPI sebesar dua puluh juta rupiah itu. Hal yang sama juga diala mi Fransiska Pratiwi Siburia (Teknik Kimia ’13), ia mengaku sering kesulitan untuk mengi si KRS semester selanjutnya lantaran nilai belum keluar. “Kadang sampai pengisian KRS mau ditutup nilai kami (para lel) belum juga keluar. Entah karena kami cuma berempat saja atau gimana,” paparnya. Ia pun merasa SPP 8,62 juta rupiah yang harus ia bayar kan tiap semester tidak ses uai dengan yang diterimanya. “Katanya teknik UKT terbesar setelah Kedokteran. Tapi, ke napa pembangunannya kayak gini, Akreditasi masih C, terus AC kita baru-baru ini aja adan ya,” keluh Siska. Ia pun berharap SPP yang diterimanya dapat diringank an. Karena ayahnya yang berprofesi sebagai Polisi akan segera pensiun, namun adik-adiknya mulai masuk kuli ah juga. “Kalau ‘udah kayak gini kita enggak bisa mundur gitu aja. Kepalang biaya yang keluar banyak. Status kami kan ma hasiswa Unila juga. Jadi kami (paralel) juga ingin didengar hak bicaranya,” harapnya.
SPI Hanya untuk Paralel Saat ditemui di ruang ker janya, Kamis (12/11), Prof. Dwi Haryono menjelaskan SPI diberlakukan oleh Unila han ya sampai tahun 2012. Kare na pada saat itu sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT) belum diterapkan dalam dunia pen didikan. Pada saat itu pun, SPI hanya untuk mahasiswa yang masuk jalur mandiri atau dike nal sebagai Ujian Masuk Lokal (UML).
Setelah pemerintah men etapkan UKT di tahun 2013, tidak ada lagi SPI bagi maha siswa UML, melainkan SPI ha nya untuk mahasiswa paralel (non reguler). “Sekarang ma hasiswa hanya ditarik UKT ti dak ada tarikan lain di luar itu. Jelas dalam peraturan menteri tentang UKT, dilarang untuk ditarik sumbangan lain selain UKT termasuk uang pangkal, uang bangunan. Kelas paralel kan tidak tunduk pada aturan UKT. Bagi mereka (paralel) it ulah yang masih ditarik SPI,” jelas Dwi. SPI Ditentukan Fakultas Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan ini pun men gungkapkan untuk besarnya nominal SPI yang harus diba yarkan oleh mahasiswa paralel menjadi wewenang tiap fakul tas. ”Mau SPP seratus juta per semester silahkan! Asal mau mahasiswanya. Jadi gini bera pa SPI untuk masing-masing program studi nanti mereka (fakultas) yang mengirim. Nan ti kita SK-kan dengan SK rek tor,” ungkapnya. Menurutnya, proses bela jar mengajar terjadi di fakul tas masing-masing, termasuk penggolongan UKT fakultas yang mengatur. Karena fakul tas lebih mengetahui berapa biaya untuk proses belajar mengajar. Ia pun menegaskan mahasiswa paralel tidak dapat mengajukan banding SPP sep erti mahasiswa reguler. “Kel uar aja dari paralel masuk reg uler biar murah. Kenapa masuk paralel, ya karena kemampuan tes tulis dia SNMPTN, SBMPTN, dan UML enggak ada. Enak banget dia masuk paralel sar ingannya jarang kok minta hak sama. Kan kasian dengan yang pinter-pinter (reguler). Paralel itu tidak diatur oleh menteri,” paparnya. Walaupun begitu, Dwi tidak menapik bahwasanya ma hasiswa paralel harus tetap mengikuti tes untuk menilai
REPORTASE KHUSUS No 146 Tahun XV Trimingguan | Edisi Desember 2015
akademiknya. “Untuk paralel saringan awal ya akademik, yang kedua di luar akademik contohnya besar-besaran SPI. Misalkan SPI ditentukan lima belas juta, dia sanggup ba yar tiga puluh juta mau apa?” ujarnya. Dwi juga menjelaskan semua dana yang diterima oleh Unila akan masuk sebagai Pener imaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Kemudian PNBP akan masuk ke rekening penerimaan Unila. “Dari PNBP nanti baru dipilah-pilah kepemilikannya. Biaya pendidikan 75% dikelo la fakultas, 25% dikelola rek torat. Tiap akhir semester saya jelaskan ke WD 2 fakultas. Ke marin Jumat, saya jelaskan ke mereka. Ini uangmu (fakultas), supaya biar dia (WD 2) nan ti bikin rencana penggunaan dana untuk tahun berikutnya,” kata Dwi. Bentuk Subsidi Silang Wakil Dekan Bagian Umum dan Keungan Fakultas Hukum, Yulia Neta mengatakan dana SPI mahasiswa paralel digu nakan untuk pembangunan
Dirinya pun membenarkan gedung, perbaikan sarana dan bangan infrastruktur perkuli bahwa nilai akademik menja prasarana, serta honor bagi ahan seperti lcd, ac, cctv dan di pertimbangan mahasiswa dosen yang menambah jam sebagainya. paralel dapat diterima atau ti mengajar. Ia pun mengungkapkan bah dak. “Walaupun dia nyumbang “Adanya UKT dan SPI itu wa fakultas yang menentukan seratus juta belum tentu dia kan dari menteri, dari ment besarnya SPI yang harus diba diterima. Karena yang utama eri turun ke rektor, dari rektor yar oleh mahasiswa paralel se nilai akademiknya, SPI itu han turun ke sini (fakultas) gitu,” suai kebutuhan. Namun semua ya sebagai sumbangan tamba ujarnya. Ia juga menjelaskan itu atas dasar kesepakatan han, indikator utama mahasiswa paralel memili tetap nilai,” paparnya. ki jam kuliah yang berbeda “Saya setuju dengan dengan mahasiswa reguler. “...Kenapa masuk paralel, ya SPI kalau memang “Mereka (paralel) kuliah dari setengah empat sampai karena kemampuan tes tulisnya kita kekurangan dana, jam sembilan malem,” kata SNMPTN, SBMPTN, dan UML en- kita sekarang jelas Yulia. ggak ada. Enak banget dia masuk tidak banyak tamba han dana dari APBN. Yulia pun mengaku SPI itu diperlukan untuk menun paralel saringannya jarang kok Hanya mengandalkan minta hak sama...” dari SPP, kecuali kalau jang operasional perkuli memang kuliahnya ahan, karena SPI sebagai hanya mau apa adan bentuk subsidi silang bagi ya silahkan. Persoalan mahasiswa yang tidak mam setuju itu kan karena pu. Yulia pun menegaskan kebutuhan sementara bahwa nilai akademik tetap Prof. Dwi Haryono menjadi prioritas utama ma Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan sumber dana terba tas,” ungkapnya. hasiswa paralel dapat diteri Sedangkan Fakultas ma di Unila. Pertanian (FP) belum Sama halnya dengan berani membuka jal Mahrinasari, Wakil Dekan ur paralel. “Karena kami tahu Bagian Umum dan Keuangan bersama pihak rektorat. “Ka diri, regulasinya kan maha Fakultas Ekonomi dan Bisnis lau memang enggak sanggup siswa paralel harus pisah den (FEB) ini mengaku selama ini bayar SPI, berlombalah masuk gan reguler. Di mana mereka SPI digunakan untuk pengem Unila lewat jalur lain,” ujarnya.
9
(paralel) kuliah sore hingga malam hari. Kami tidak berani melanggar aturan,” jelas Irwan Sukri Banuwa selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FP. Menanggapi berbagai kelu han mahasiswa paralel, Prof. Hasriadi Mat Akin selaku Rektor Unila mengaku tidak bisa berbuat apa-apa. Kare na semua yang berhubungan dengan SPI mahasiswa paralel menjadi tanggungjawab fakul tas masing-masing. “Itu do mainnya fakultas. Saya enggak akan sampai ke dapur-dapur fakultas. Kita hanya sebagai kebijakan umum saja,” ungkap nya saat ditemui di ruang ker janya, Senin (16/11). Ia pun menegaskan bahwa Unila tidak bisa melarang atau pun memaksa fakultas untuk mengadakan kelas paralel. “Kita tidak bisa dong melarang hak asasi mahasiswa untuk kuliah. Daya tampung Unila kan terbatas makanya dibuka jalur paralel. Kalau gak mau masuk paralel ya jangan ma suk. Kita tidak pernah maksa,” tambahnya. =
Resensi
Sukses Itu Butuh Nyali!
Judul : Let’s Move Up! Penulis : Adenata Penerbit : indiva media kreas Tahun terbit : 2014 Ukuran : 13 x 19 cm Halaman : 144 Harga : Rp 25.000
Oleh Ariz Nisrina
K
etika hidup adalah se buah perlombaan, maka hanya ada dua pilihan, menjadi pemenang atau pe cundang. Keduanya tentu di tentukan oleh diri sendiri, mau sukses atau gagal. Tak berbeda dengan berlari lebih dulu atau memilih jauh tertinggal, sema cam tak ada kompromi atas keduannya. Adalah yang terce pat yang menjadi pemenang, dan yang lambat adalah pecun dang, selalu begitu aturan yang dibuat. Maka, sudah siapkah kita untuk menjadi pemenang? begitu tantang Adenata lewat bukunya, Let’s Move Up!. Dalam bukunya itu, Adenata tak sekadar menantang pem baca, tapi juga membocorkan cara-cara menaklukkan semua tantangan kehidupan untuk menjadi seorang pemenang. Ia menulis bahwa fokus dengan impian dan passion menjadi kunci untuk membuka pin
tu kesuskesan. Fokus untuk memaksimalkan potensi dan passion yang kita punyai akan membuat kita nyaman dalam melakukan tiap usaha menuju puncak kemenangan dari se buah perjuangan. Berbeda dengan buku mo tivasi lainnya yang cenderung menghakimi para pejuang di zona nyaman, Adenata men ganggap tak ada salahnya be rada di zona tersebut, karena berada di zona itu tentu lebih menguntungkan daripada ha rus bergerak untuk meledak kan potensi. Tapi, topik utama buku ini adalah soal meledak kan potensi diri yang telah ter tidur pulas. Tiap orang memi liki potensi yang dahsyat untuk diledakkan dan tentu butuh keberanian untuk membuat se buah ledakan, dibutuhkan titik sumbu yang harus disulut. Berani dan jangan takut ga gal, serta ikuti kata hati, begi
ISBN : 978-602-1614-17-4
tu cara yang ditawarkan buku motivasi ini. Awalnya, kita akan diajak menemukan minat kita dengan memasuki sebuah komunitas. Sebuah komunitas yang sehat dapat membikin kita mengasah potensi kita. Asal tetap konsisten dengan pilihan dan jangan bosan keti ka melulu gagal. Jangan mudah tergoda dengan hal lain di luar jalur impian kita. Dan melaku kan semuanya dengan hati se maksimal mungkin. Buku ini juga menunjuk kan untuk menempuh jalan
pemenang, seseorang harus memiliki mental yang tak mu dah terpental. Selama ada da lam jalan kebaikan, dia akan terus berjalan maju. Selain tetap konsisten dan selalu mengusahakan segala yang ingin dicapai, Adenata juga menganjurkan agar pemb aca tak lupa pada kuasa Tuhan atas semua usaha yang sudah dicurahkan untuk mengga pai kesuksesan. Lewat dalil dan hadist yang ditulis dalam bukunya ini, Adenata men gajak pembaca agar tak som
bong dengan usahanya untuk menang, sejatinya selalu ada tangan Tuhan (The Invisible Hand) yang berperan dalam kehidupan setiap orang. Den gan tampilan yang tipis, buku ini bisa menjadi buku saku bagi pembaca, bagi pembaca yang lebih suka mengambil poinpoin buku ini sangat cocok un tuk dibaca, karena disajikan se cara singkat. Sayangnya seperti buku motivasi dan pengemban gan diri lainnya, buku ini cukup membosankan, karena isinya yang itu-itu saja =
10 WANSUS
No 146 Tahun XV Trimingguan | Edisi Desember 2015
Prof. Hasriadi Mat Akin
“Pasti Akan Mencapai Top Ten University di Indonesia” Oleh Wawan Taryanto
S
etelah dilantik sebagai Rektor Universitas Lam pung (Unila) periode 2015-2019 oleh Menteri Ristek dan Peguruan Tinggi, Muhammad Nasir di Jakarta, Rabu (25/11), Prof. Hasriadi Mat Akin resmi menjabat sebagai Rektor Unila menggantikan Prof. Su geng yang selama dua periode memimpin Unila. Seperti yang disampaikan Menristek dalam kesem patan tersebut, pimpinan perguruan tinggi diharap kan mampu mengemban amanah untuk memajukan perguruan tinggi dengan meningkatkan pelbagai kual itas SDM, baik dosen, mahasiswa, serta penelitian. Rektor juga diminta terus meningkatkan tradisi ak ademik dengan menjadikan laboratorium sebagai ba gian dari potensi kemampuan perguruan tinggi. Hal tersebut harus dibuktikan dengan meningkatnya pe nelitian dan publikasi yang berkulitas. Menilik posisi Unila di tingkat nasional yang tahun ini berhasil menjadi universitas terbaik versi Webomatric, dan masuk sepuluh besar perguruan tinggi paling diminati, Prof. Hasriadi boleh merasa optimis memi mpin Unila selama lima tahun mendatang. Namun, tantangan mencapai visi-misi Unila menjadi Top Ten University masih memiliki kriteria yang belum jelas, misalnya target jumlah doktor, profesor, dan publikasi ilmiah. Untuk mengetahui lebih lanjut langkah apa saja yang akan dilakukan di kepemimpinannya, reporter Teknokra, Wawan Taryanto berkesempatan mewawan carai Rektor Unila di ruangannya, Kamis (4/12). Beri kut hasil wawancaranya. Bagaimana perasaan Anda setelah dilantik sebagai Rektor Unila? Maknyos yah. Maksudnya karena ruangannya baru jadi maknyos, kan beda sama ruangan yang kemarin
Bagaimana evaluasi Anda terkait kepemimpinan sebelumnya? Untuk itu saya masih men dalami, karena saya juga baru duduk di sini, sehing ga saya sedang mempelajari berkas-berkas tahun lalu. Apa langkah kebut yang sedang Anda lakukan setelah resmi menjadi rektor Unila?
Untuk langkah kebut mun gkin belum bisa ya, karena budgeting tahun ini telah di ketuk palu. Jadi nanti kami akan mengoptimalkan pro gram yang telah disepakati sesuai dengan budgeting. Namun tidak menutup ke mungkinan ada perubahan, meski jumlahnya pasti lebih kecil.
Foto Wawan Taryanto
Bagaimana Anda melihat posisi Unila saat ini untuk mencapai visi-misinya sebagai Top Ten University di tahun 2025?
tan jumlah guru besar, mes ki tidak mudah memang.
Ya, Unila saat ini sudah se makin dekat ya, kemarin saja sudah dapat akredita si B gemuk, dan pasti akan mencapai Top Ten Universi ty di Indonesia.
Saya rasa untuk generasi tua saat ini sudah bagus, ha nya perlu adanya regenera si ilmu kepada dosen yang lebih muda. Sehingga kami terus mendorong adanya program PUU, yang menye kolahkan dosen ke tingkat S-3.
Apa program baru yang Anda usung?
Sebetulnya semua program baru, dan kami menitikber atkan pada RSP, perbaikan sarana dan akademis, ter masuk gedung-gedung yang makrak itu juga rencananya akan dirampungkan. Bagaimana Anda menilai peran guru besar?
Ya, sangat berpengaruh, terutam,a untuk akreditasi, yang tentu akan semakin cepat. 100 guru besar saja, Unila pasti dapat A, belum lagi adanya peningkatan akademik. Jadi kami men dorong program peningka
Bagaimana Anda menilai soal kualitas dosen?
Bagaimana Anda menilai peran mahasiswa saat ini?
Ya, mahasiswa harusnya mampu meningkatkan par tisipasi dan aktifitasnya melalui organisasi. Bahkan saya rencanakan, nantinya ada student center diarah bypass, dengan tinggi lima lantai dan difungsikan se bagai pusat kegiatan maha siswa. Tunggu saja di pen danaan 2017.
Bagaimana dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi anggaran?
Ya, tentu akan terus dit ingkatkan. Namun bukan berarti harus telanjang dis ampaikan melalui internet. Tapi kami terbuka bagi sea papun yang membutuhkan.
Bagaimana Anda menghadapi persoalan UKT yang masih banyak salah sasaran, apa solusinya? Akan saya terus kaji dan teliti kembali.
Soal RSP yang menjadi prioritas program kerja bapak, kapan Anda menargetkan pembangunan akan rampung? Iya RSP memang menja di prioritas program saya. Saya harap RSP dapat sele sai selama masa jabatan saya, termasuk juga ge dung-gedung yang makrakmakrak. Soal layanan prima, bagaimana di tahun Anda nanti?
Akan terus ditingkatkan di berbagai aspek. Sehingga
nanti mahasiswa akan lebih baik dalam bidang akade mik maupun non akademik. FIB, bagaimana?
Kemarin sebenarnya sudah sampai ke Kementerian, na mun berdasarkan peratur an maka seharusnya untuk mendirikan fakultas, melaui tahap prodi dulu. Dan saat ini tengah mengumpulkan berbagai pihak terkait un tuk mempersiapkannya, ya buat prodi dulu lah, misaln ya sastra Inggris. Nah baru bisa diajukan jadi FIB, bah kan dalam waktu kurang dari setahun.
Siapa yang akan Anda angkat sebagai wakil rektor? Masih banyak calon nama di kepala saya, jadi saya belum bisa memutuskan. Semuanya bagus-bagus dan hebat-he bat. Saya perlu mempertim bangkan secara bijak untuk ini. Setidaknya tiga bulan setelah pelantikan saya ini, akan muncul nama-nama wakil rektor baru. =
INOVASI
No 146 Tahun XV Trimingguan | Edisi Desember 2015
UAV,
11
Juara Kontes Robot Terbang Oleh Luvita Willya Hendri
B
uat masyarakat Indonesia pasti sudah tidak asing lagi dengan Drone, awal kemunculannya, pesawat tan pa awak ini langsung merebut perhatian banyak pihak. Kegu naannya dalam pelbagai bidang menarik banyak orang untuk membuat inovasi yang serupa. Adalah Valentin Jauhari (Teknik Elektro’13) berserta timnya yang tergabung dalam Unila Robotika Otomasi (URO) telah membikin pesawat ter bang tanpa awak atau dinamai Unmanned Airial Vehicle (UAV). Dibimbing Muna Arif Muda Ba tubara yang merupakan Dosen Teknik Elektro sekaligus Koordi nator URO, penggarapan inovasi pesawat tanpa awak tersebut dilakukan di Laboratorium Digi tal Fakultas Teknik Unila. Pesawat atau robot udara ini dapat mengambil foto uda ra yang kemudian menjadi se buah peta yang disebut fix wing mapping, mengambil video dari udara melalui koneksi di bawah yang disebut fix wing monitoring, adu cepat atau racing jet, serta dapat mendeteksi titik api dan dapat memadamkan api dengan air yang dibawa wahana multi rotor yang akan keluar melalui baling-baling. Dengan keunggulan tersebut, pesawat terbang tanpa awak buatan mahasiswa Unila ini ber hasil menyabet juara dua pada kategori fix wing mapping, ide terbaik racing jet, serta sistem terbaik kategori fix wing pada kontes robot yang diadakan pada September lalu di Wono sari.
Iklan
Dengan program yang telah ada pesawat terkoneksi dengan komputer sehingga dapat diter bangkan secara full automatic berdasarkan memori yang ter sedia dalam badan pesawat. Bisa juga menggunakan remot kon trol untuk penerbangan secara manual yang digunakan saat tinggal landas dan mendarat. Pesawat ini juga memiliki sensor kinersia yang mengen dalikan keseimbangan pesawat, serta memiliki sensor Global Positioning System (GPS) untuk mengetahui arah penerbangan dan posisi, selain itu pesawat ini juga memiliki sensor kece patan angin dan tiga sensor utama yang disesuaikan dengan fungsinya, yaitu sensor indeks vegetasi, sensor magnetik, serta sensor termal. Dengan bantuan sensor terse but pesawat udara dapat men gidentifikasi daerah pertanian, daerah sumber bencana, dan daerah sumber mineral yang tinggi. Pesawat yang didasarkan pada riset pusat unggulan URO ini dapat lebih cepat mengidenti fikasi bencana dan dapat meng hindari dampak bahaya yang lebih besar. Adanya sensor termal di da lam badan pesawat, membuat nya dapat mengidentifikasi suhu tertinggi di suatu wilayah titik kebakaran. Sedangkan sen sor magnetik berfungsi untuk mengeksplorasi lahan mineral dengan membaca fenomena magnet bumi. Sedangkan sensor indeks vegetasi bertugas men gidentifikasi tanaman yang ku rang subur di suatu lokasi den
Foto Wawan Taryanto
gan sistem indeks vegetasi. Valentin Jauhari menjelaskan, pesawat buatannya itu dapat terbang selama 45 menit, se jauh sepuluh sampai lima belas kilometer secara otomatis, ini karena adanya tambahan ante na telemetri yang memancarkan sinyal jarak jauh. Sedangkan apabila secara manual, UAV ha nya dapat terbang sejauh satu sampai dua kilometer selama 45 menit, karena menggunakan baterai berkapasitas terbatas, yaitu empat sampai enam cell. Menurut Valentin, selama ini sensor bekerja akurat, meski kelancaran penerbangan dapat dipengaruhi cuaca, angin yang kuat akan memengaruhi kecepa tan dan kestabilan penerbangan. Kelemahan juga masih ditemui pada badan pesawat yang ter buat dari styrofoam yang mem
buat pesawat tidak bisa lepas landas saat hujan. Dalam pembuatan badan pesawat, styrofoam dipotong dengan senar yang dipanaskan, lalu diukur sesuai ukuran yang dibutuhkan, kemudian bodi dan sayap disatukan, diberi fiber atau cairan penguat styrofoam. Setelahnya didempul atau diam plas, dan terkahir diwarnai. Styrofoam dipilih karena bahannya yang ringan sehingga pesawat mudah terbang. Waktu menjadi kendala dalam persiapaan pembuatan pesawat yang dilakukan selama sebulan itu. Menurut Valentin waktu pembuatan yang agak lama ser ing bertabrakan dengan kuliah, serta tugas kuliah yang harus dikerjakan. Selain itu, mereka mengalami kesulitan dalam me meroleh sparepart dan baterai
polimer. “Kami harus menunggu selama sebulan untuk mendapa tkannya,” ujarnya. Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan pesawat ini seban yak kurang lebih sepuluh juta ru piah, untuk pembelian sparepart, battery, autopilot, dan styrofoam. Dukungan dana datang dari universitas berupa biaya untuk mengikuti lomba robot nasional termasuk akomodasinya. Valen tin dan timnya berharap pihak kampus dapat memberi ban tuan lebih. “Diharapkan peran universitas lebih, dalam dukun gan pembelian sparepart dalam membangun dan menciptakan robot ini,” harapnya. Sejauh ini, ia dan timnya mempunyai ren cana untuk mengembangkan an tena tracker dan launcher yang dapat melontarkan UAV saat tinggal landas.=
12 ARTIKEL TEMA
No 146 Tahun XV Trimingguan | Edisi Desember 2015
Pers Harus Kawal Pilkada Oleh Faris Yursanto
Iklan
kepedulian semua pihak terha dap jalannya proses demokrasi ini sangat berpengaruh ter hadap keberhasilan Pilkada serentak. Dalam hal ini pers mempunyai peran sentral un tuk menyukseskan Pilkada ser entak ini. Keberadaan pers sebagai pi lar keempat demokrasi sangat penting, terlebih bagi kualitas Pilkada yang saat ini sedang berlangsung. Kita tahu pers punya beberapa fungsi, yaitu sebagai media informasi, lalu sebagai media hiburan, pen didikan, dan kontrol sosial. Dalam menjalankan fungsinya sebagai media informasi pers berkewajiban memberitakan informasi terkait jalannya Pilkada, seperti jadwal kam panye, siapa saja calon kepala daerah yang mencalonkan diri lalu informasi tentang pro fil kandidat calon kepala dan wakil kepala daerah juga wajib diinformasikan. Dalam menjalankan fungsin ya sebagai media pendidikan, pers hadir sebagai media pendidikan politik bagi mas yarakat, menginformasikan hak dan tanggung jawab se bagai pemilih, lalu bagaima na menggunakan hak politik secara baik dan benar serta memberikan informasi strate gi politik. Pers juga berkewa jiban untuk mengampanyekan anti politik uang kepada mas yarakat. Dengan mengampa nyekan anti politik uang pers hadir untuk mencegah agar masyakarat sadar bahwa poli tik uang merupakan tindakan tercela sebua sistem demokra si. Efek jangka panjang politik uang juga tidak baik bagi jalan nya pemerintahan kepala daer
ah terpilih, karena kepala daer ah yang menggunakan modal banyak dalam kampanye cend erung melakukan korupsi un tuk mengembalikan modal kampanyenya. Dalam bidang hiburan pers berperan dalam memberikan penyegaran den gan menghilangkan ketegan gan apabila terjadi gesekangesekan antar berbagai kubu yang bertikai sehingga tidak menimbulkan perpecahan di masyarakat. Dalam menyikapi pemberitaan terkait dengan gesekan-gesekan antar kubu harus menggunakan perspektif Jurnalisme Damai. Antara Independensi dan Bisnis Tidak bisa dipungkiri, per helatan Pilkada berdampak pada sektor ekonomi. Ini bisa dilihat dari banyaknya kon sumsi atribut kampanye sep erti banner, spanduk, sticker hingga ‘pesanan’ calon kepala daerah kepada lembaga sur vei. Walaupun tidak sig nifikan itu semua secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap pergerakan ekonomi di daerah yang menggelar Pilkada. Gelimangan modal kam panye yang mengalir ketika gelaran Pilkada tersebut juga men jadi ladang pendapa tan bagi media. Pendapa tan tersebut berasal dari iklan yang dipasang oleh para calon kepala daerah.Perlu diingat juga dalam Undang-Undang Pers disebutkan fungsi pers
juga sebagai lembaga ekonomi. Fungsi pers sebagai lembaga ekonomi adalah pers merupa kan perusahaan yang bergerak dalam bidang penerbitan yang menyajikan berita dengan ber nilai jual tinggi dan melakukan periklanan yang menambah keuntungan pers. Pers sangat penting bagi calon kepala daerah sebagai media utama dalam strate gi kampanye. Dalam sistem demokrasi langsung, citra dan pencitraan berperan meya kinkan pemilih calon kepala daerar terpilihlah yang harus dipilih. Nah, proses pencitraan calon kepala daerah sangat efektif melalui media. Jadi,
tidak mengherankan apabi la semua kepala daerah yang maju dalam kontestasi Pemilu berharap banyak bisa tampil di media. Dalam situasi inilah independensi media diuji. In dependensi sebuah media bisa dilihat dari keberimbangan dalam memberitakan mas ing-masing calon kepala daer ah hingga penempatan berita dalam masing-masing media. Di lain sisi, media harus inde penden memberitakan semua calon kepala daerah, tapi di lain sisi media juga perusahaan yang berorientasi pada keun tungan. Paparan di atas menunjuk kan bahwa dalam hubungan antara pers dan Pilkada san gat erat. Pers sangat berperan dalam memengaruhi proses Pilkada. Walhasil, kita sebagai rakyat hanya bisa berharap Pilkada ini dapat menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Ti dak hanya bisa mengobral janji tapi juga punya komitmen un tuk membuat kehidupan rakyat yang dipimp innya lebih baik.=
ilustrasi Ginanjar
P
ada 9 Desember ini, 296 daerah di Indone sia melaksanakan pesta demokrasi lima tahunan se cara serentak. Di provinsi Lam pung sendiri terdapat delapan kabupaten atau kota yang akan melaksanakan hajat demokra si lima tahunan tersebut. Ka bupaten atau kota tersebut antara lain Bandar Lampung, Metro, Lampung Selatan, Lam pung Timur, Lampung Tengah, Way Kanan, Pesisir Barat dan Pesawaran. Mengingat pentingnya arti Pilkada sebagai pelaksanaan kedaulatan rakyat di daerah se cara langsung dan demoratis. Pentingnya Pilkada bagi penye lenggaraan pemerintahan daerah yang demokratis juga dapat dilihat dari penegasan asas-asas pelaksanaan Pemilu, yaitu langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Namun, Pilkada tidak akan membawa perbaikan jika publik tidak mendapatkan informasi yang benar dan berimbang men yangkut sistem pemilihan serta kualitas calon kepala daerah. Informasi melalui pers terhadap pelaksanaan Pilkada dan kualitas calon adalah sara na bagi publik untuk melaku kan fit and proper test guna menjatuhkan pilihan terhadap calon pemimpinnya. Hal ini bisa dilakukan jika pers mel aporkan berita secara benar dan profesional. Ada banyak harapan agar Pilkada serentak ini dapat menghasilkan pemimpin amanah, yaitu yang mampu membawa perubahan ke arah lebih baik bagi rakyatnya. Na mun potensi-potensi perpeca han akibat Pilkada juga harus diwaspadai. Pengawasan serta
Silahkan kirimkan kritik, saran, dan pertanyaan anda ke alamat e-mail Teknokra
ukpmteknokraunila@yahoo.co.id Tabloid Teknokra menerima keluhan yang bisa disampaikan melalui rubrik konsultasi. Rubrik ini diasuh langsung oleh Dosen Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila, Diah Utaminingsih, S.Psi, M.A, Psi. Lulusan Psikologi Universitas Gajah Mada (UGM) ini akan menjawab pertanyaan seputar akademik, kejiwaan, dan pertanyaan lain yang dia jukan.
APRESIASI
No 146 Tahun XV Trimingguan | Edisi Desember 2015
Pesan untuk Jiwa
13
Kelambu Tua Milik Ibu
Apa? Dengan siapa? Kepada siapa? Kau pasti bertanya begitu Rahasia abadi yang bukan rahasia lagi Ya rahasia ini akan kubagi padamu, tapi jangan beri tahu yang lain Atau OKlah beri tahulah pada mereka Bukankah ini bukan rahasia lagi? Apa? Dengan siapa? Kepada siapa? Kau bertanya lagi begitu Terus mendesak sampai hampir tersedak Aku jatuh hati, dengan aku, pada Jiwa. Namanya Jiwa, sekarang aku bertanya padamu Apakah kau mengenal Jiwa? Wajahnya manis saat tersenyum Wajahnya manis saat berjalan sendiri Kau tak bisa jawab bukan? Baiklah aku memang yang menemukannya Di setiap sendiriku, ramaiku, ada Jiwa di situ Sekilas saja aku bertatap dengan mata jelinya Aku malu mengakui bahwa aku jatuh hati pada Jiwa Jiwa kau tahu, aku akan terus mencarimu dengan matamu itu Jiwa jangan pernah sakit, makanlah dengan teratur, jangan begadang Aku raga, jangan sampai gila Jadilah kita pasangan simbiosis mutualisme.OK. Widia Ningsih FISIP, Sosiologi 2012
Yang rapih digulung sebab matahari menyingsing semangat di ufuk pagi Yang bolong-bolong, semakin tua dari pada anak bunda yang nyamuk-nyamuk sukai lubang-lubang tak kasat mata di antara jemari bunda, merajut ulang kelambu tua. Dongeng kancil di bawah kelambu tua, di teras pelipis bunda, mimpi menjadi semboyan senja apalah, hanya usang dimakan usia.
Fitri Wahyuningsih FT. Teknik Geofisika 2011
Sedikit empati, cukup? Masih ada yang bekata “ah, sekolah itu mahal” di negeri sekaya Indonesia
SALAH SANGKA
Negeri yang sepanjang bentangan khatulistiwanya menyimpan sumber daya berharga Ada yang salah dalam mengelolanya, jadi yang tersimpan tidak kunjung dapat memenuhi kebutuhan warganya
Tombak ini, buat berburu. Memburu rembulan yang berani menculikmu! Menyaru pangeran cuma buat menipu? Terlebih lagi hanya dirimu. Apa sudah habis, wanita kaya selain kamu? Ya... Mungkin sudah habis, maksudku yang bodoh sepertimu.
atau ada tangan-tangan serakah yang hanya sibuk menggelembungakan kantong pribadi hingga anak-anak pewaris negeri bahkan tidak bisa berseragam merah putih. Setiap kita punya mimpi, bagi yang peduli, mimpinya tidak sekadar jalan-jalan ke luar negeri. Mimpinya adalah menjadi agen tranformasi bagi keberlangsungan hidup penghuni pelukan ibu pertiwi. Mimpinya adalah menjadi pasukan pelindung hak-hak anak bapa angkasa.
Fitri Wahyuningsih FT, Teknik Geofisika 2011
Mimpinya adalah menjadi saksi merah putih berkibar di pelosok negeri dengan syukur dan bangga berteriak lantang “Kami putera/ puteri Indonesia berpendidikan tinggi”. Widia Ningsih FISIP, Sosiologi 2012
Suara Mahasiswa Sampaikan keluhanmu lewat Suara Mahasiswa, dengan format Nama_Jurusan/Angkatan_Komentar. Kirim ke 08982252881/08978669233 atau Line @
Redaksi hanya akan memuat SMS/Komentar yang disertai identias lengkap dan bisa dipertanggungjawabkan, Nama/Jurusan/Fakultas/Angkatan. Kami mencocokkannya dengan data siakad Unila.
Ersa (Agroteknologi 085768287xxx
Purwati ’12)
Mohon untuk Tim KKN Unila agar diberi kejelasan dalam pembagian kelom pok KKN. Karena pemba gian kelompok yang semula
tanggal 2 November bisa mundur hampir 10 kali jadi 3 Desember. Tolong lebih profesional lagi untuk Tim KKN Unila. Jangan ada calo untuk pembagian kelompok KKN ini. Sandy (Akuntansi ’14) 089531987xxx
mohon untuk memperha tikan kenyamanan maha siswa kampus di Lingkun gan Unila dengan melarang masuk pengemis di wilayah Unila. Vila Cynthia (PGSD ’15) 089614463xxx
Mohon untuk lebih mem perhatikan fasilitas yang ada di Kampus B Metro, seperti AC atau kipas angin agar ke giatan belajar mengajar nya man dan tidak kepanasan. Supriyanto (Teknik Pertanian ’14) 08565897
untuk pemanfaatan bis hijau Unila agar diaktifkan kem bali agar mahasiswa den gan mudah dan menghe mat waktu dari pada harus berjalan. Mohon diperbaiki kembali atau juga ditambah armadanya.
14 LIFESTYLE
No 146 Tahun XV Trimingguan | Edisi Desember 2015
LEBIH Instan LEBIH Berbahaya
Oleh Arif Sabarudin
gonsumsi mie instan. Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konsel ing Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universita Lampung (FKIP Unila) ini memilih mie in stan karena selain rasanya yang enak dan banyak pilihan, cara pembuatannya yang gampang dan harganya yang bersahabat dengan kantong mahasiswa membuat Dani tak berhenti men gonsumsi mie instan. “Biasanya saya makan mie di waktu-waktu laper, karena mie instan kan murah 2.500 dah da pet enggak kayak nasi ayam yang harganya lebih mahal, mem buatnya juga gampang tinggal dimasukin magiccom udah gitu rebus bentar jadi,” ujar Dani. Ia juga menambahkan untuk men gantisipasi dampak jangka pan jang akibat mengonsumsi mie, ia mulai menguranginya dengan setidaknya sekali dalam tiga hari ia makan mie instan. Tak berbeda jauh, Jefri Andika (Teknik Elektro `15) mengaku menyukai mie instan karena varian rasanya yang banyak dan mudah dibuat. “Mie instan itu enaknya kalau lagi sibuk dan gak sempet masak, jadi saya bisa ma sak mie instan karena lebih mu dah,” ujar Jefri. Ia tak begitu kha watir mengonsumsi makanan instan itu, karena ia merasa se
lama ini telah mengimbanginya dengan olahraga. Dosen Kimia Fakultas Matem atika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unila, Dian Sep tiani Pratama mengatakan, yang membuat mie instan berbahaya adalah proses pembuatannya. Air rebusan mie yang pertama mengandung mikroba yang berbahaya bagi kesehatan. Ia menambahkan, batas toleransi mengonsumsi mie instan adalah tiga hari sekali, karena sangat su lit dicerna lambung manusia. dr. Khairun Nisa Berawi men gungkapkan betapa bahayanya mengkonsumsi mie instan kare na banyaknya zat adiktif yang terkadung di dalamnya. Lapisan lilin yang melapisi mie instan membuat mie ketika direbus ti dak menyatu, dan membuat air rebusannya menjadi berbahaya. Jika ikut dikonsumsi, lilin terse but baru akan terbuang dalam jangka waktu minimal dua hari, jika dikonsumsi secara berlebi han maka akan merusak sistem percenaan. Kandungan karbohi drat tersebut disimpan menjadi lemak. Zat-zat adiktif yang ber sifat karsinogen akan memicu terjadinya kanker, seperti kanker leukemia, kanker usus besar, dan kanker lambung. Selain itu, kand ungan monosodium glitamat
(MSG) sebagai bumbu penyedap dapat mempercepat kepikunan. Kandungan natriumnya yang tinggi juga bisa mengakibatkan penumpukan tekanan darah bagi orang yang memiliki hip ertensi. Mie instan juga memi liki efek jangka pendek seperti alergi pada MSG yang mengaki batkan muntah-muntah, pusing dan mencret, bagi yang memiliki magh berpotensi kambuh. Dosen Fakultas Kedokteran Unila ini menyarakan be berapa cara meminimali sir bahaya mengonsumsi mie instan, seperti mngu rangi frakuensi makan mie minimal tiga hari sekali. M e m buang air rebusan perta ma yang m e n gandung lilin, dan memasukan bumbu ketika mie sudah ditiriskan. “Saran saya untuk anak kost, mulai beralih ke makanan alam,
ke sayur mulai dan buah, belajar untuk makan telur, ikan. Kalau seseorang tidak menjaga pola makan di titik usia dua puluh sampai tiga puluh tahun, seperti zat adiktif yang berpotensi me nimbulkan berbagai macam pen yakit seperti diabetes, penyakit jantung, obesitas, hiper tensi jadi makan itu jangan hanya untuk senang tetapi untuk memenuhi kebutuhan tubuh,” ujar Nisa men yarankan.=
ung almarhum. Selain itu hadir pula Rycko Menoza, putra Oedin. Putera bungsu dari pasangan mantan gubernur Lampung kedua, Zainal Abidin Pagar Alam dan Dewi Kartini itu, selalu dike nal sebagai sosok yang ramah dan sederhana, Tidak pernah membe dakan dan tetap bergaul dengan setiap orang. Pengabdiannya di dunia pendidikan terwujud dari pencapainnya semasa hidup. Pria kelahiran 14 maret 1955 tersebut merupakan dosen senior jurusan Hukum Internasional, Hu kum Laut Internasional dan Hu kum Perdata Internasional. Almar hum menyelesaikan pendidikan S-3nya di Universitas Diponogoro. Resmi dilantik sebagai guru besar Unila pada 23 April lalu, menjad ikan Ketua Program Pascasarjana Hukum Unila ini menambah dere tan guru besar Unila. Ketua Jurusan Hukum Inter nasional, Meli Aida mengatakan bahwa almarhum ialah sosok yang ramah dan disiplin. Selalu mengutamakan tepat waktu da lam pekerjaannya, karena semasa hidup Prof. Khaidir sangat meng
hargai waktu, menurutnya waktu harus dihargai. Meninggalnya Prof. Khaidir membuat Meli merasa kaget keti ka mendengar kabar duka terse but. “Sebelumnya masih ngobrol dan sharing sama saya,” ujar Meli. Menurutnya, almarhum tidak per nah terlihat sakit sebelumnya. Ke tika pengukuhannya menjadi guru besar, Prof. Khaidir masih terlihat sehat dan masih beramah-tamah dengan para tamu. Memang, beberapa bulan ter akhir almarhum sempat di rawat di Rumah Sakit Advent kemudian diperbolehkan pulang, dan kem bali dirawat di Rumah Sakit Cikini, Jakarta. Dan diperbolehkan pulang kemudian dilarikan lagi ke Rumah Sakit Medistra, Jakarta hingga menghembuskan nafas terakhirn ya di sana. Sosoknya yang sederhana dan tegas sangat dikagumi dan menja di panutan bagi rekan kerjanya di Fakultas Hukum, khusunya Juru san Hukum Internasional. “Beliau adalah teman, kakak, dan sahabat yang baik bagi saya dan rekan yang lain” ujar Meli.=
Foto Wawan Taryanto
M
udah didapatkan, mu rah, dan mudah disajik an membuat mie instan sangat digandrungi berbagai ka langan masyarakat di Indonesia. Iklan-iklan mie instan di televisi sepertinya berhasil menggaet banyak konsumen. Terutama di kalangan mahasiswa yang nota bene adalah anak kost yang ha rus berhemat dan tak memiliki waktu untuk memasak makanan lainnya karena tugas yang beji bun. Salah satunya adalah Hidayat (Penjaskes’15) yang menga ku gemar sekali mengonsumsi makanan instan itu. Tiap sore atau lepas waktu solat Isya, ia pasti makan mie instan, sedang kan pagi harinya makan nasi dan lauk. Menurutnya jika da lam sehari tidak memakan mie instan seperti ada yang kurang. “Dalam sehari saya biasanya menghabiskan dua bungkus mie instan,” jelas Hidayat. Meski ia tahu banyak dampak negatif jika terus-terusan mengonsumsi makanan itu, Hidayat tak merasa takut karena selama ini ia belum merasakan apa pun. Berbeda dengan Dani Wind arto yang mulai mengurangi jumlah mie yang ia konsusmsi, karena terkadang ia merasakan sakit perut akibat banyak men
OBITUARI
Sang Profesor pun Berpulang Oleh Faiza Ukhti Annisa
U
niversitas Lampung kem bali berduka, dunia pen didikan harus merelakan kepergian Sang Profesor untuk se lamanya. Prof. Khaidir Anwar atau yang akrab disapa Bang Diding itu menghembuskan napas terakhirn ya di Rumah Sakit Medistra, Jakar ta pada 11 November lalu pukul 03.03 WIB, setelah tiga minggu sebelumnya dirawat di sana. Ia meninggal pada usia 60 tahun karena penyakit jantung dan kom plikasi. Almarhum disemayamkan di pemakaman Keluarga Doeloe Boemi Jl. Pagar Alam Bandarlam pung pukul 15.30 WIB. Pemaka mannya berjalan begitu hikmat meski dihadiri ratusan pelayat dari beberapa kerabat, rekan kerja, dan beberapa pejabat serta man tan pejabat. Tampak juga mantan Gubernur Lampung, Sjachroedin ZP yang merupakan kakak kand
POJOK PKM
No 146 Tahun XV Trimingguan | Edisi Desember 2015
15
Ezanda Vozza Diah Pitaloka
Dari Hobi Sampai Jadi Duta
Pemimpin Redaksi Hayatun Nisa Fahmiyati
Oleh Faiza Ukhti Annisa
Terpilih sebagai Duta Pariwisata Lampung dan mewakili Lampung dalam ajang Puteri Pariwisata Indonesia 2015, banyak mengubah kepribadian gadis tomboy satu ini.
E
Foto Wawan Taryanto
vanda Diah Pitaloka atau akrab disapa Vozza ini telah melewati dua pe kan masa karantina di Jakarta dalam ajang Puteri Pariwisata Indonesia, (15-28/11). Meski tak memenangkan ajang tersebut, ia berhasil ter pilih sebagai lima belas besar Puteri Pariwisata Indonesia, juga meraih penghargaan Top 5 Photogenic di ajang tersebut. Banyak yang ia dapat selama dikarantina, pembekalan men jadi duta pariwisata, seperti seleksi dalam bentuk wawan cara, diskusi, juga penilaian kepribadian dalam perilaku sehari-hari selama dikarantina. Gadis penyuka traveling ini kini menjadi gadis yang lebih anggun dan harus selalu men jaga penampilan dan perkata an. Apa yang telah diarihnya menuntut Vozza menyesuaikan diri menjadi lebih baik, “mau gak mau yang namanya duta atau ambassador itu harus
baik dipandang, baik didengar, baik perkatannya, dan tingkah lakunya,” ujarnya. Berawal dari kebingung gannya untuk menyalurkan hobinya yaitu traveling, Vozza mulai mencari dan mendapat informasi dari temannya yang merupakan Duta Pariwisata, temannya pun mengusulkan nya untuk mendaftarkan diri menjadi Duta Pariwisata. Dari usul temannya, Vozza pun men dalami kebudayaan Lampung dan mendaftarkan diri dalam ajang pemilihan Muli-Megha nai yang diadakan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreat if Kabupaten Pesisir Barat. Ia mewakili daerah tempatnya dibesarkan, yaitu Pulau Pisang. Dengan tinggi 173 cm dan be rat 57 kg semakin memudahkan jalannya dalam proses seleksi. Setelah dinyatakan lolos di ting kat kabupaten, ia pun mengi kuti seleksi di tingkat provinsi. Akhirnya, lewat ajang tersebut Vozza dinobatkan menjadi icon Duta Pariwisata Lampung. Diawal perkuliahannya, mahasiswi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lampung angkatan 2013 ini, masih menganggap Lampung tidak lebih baik dari pulau lainnya. Namun, kecin taannya pada dunia traveling mengubah pola pikirnya terh adap Lampung. “Sekarang saya boleh bangga dan sombong karena Lampung memiliki ban yak hal yang bisa dibanggakan dari kekayaan alamnya” ujarn ya bangga. Anak kedua dari empat bersaudara ini mengaku se makin banyak perjalanan dan sosialisasi wisata yang dilaku kannya, membuat kecintaan nya pada Lampung semakin besar. Menurutnya, Lampung memiliki potensi yang luar biasa dalam dunia pariwisa ta. Namun, pernyatannnya ini kerap kali disangsikan oleh teman-temannya dari daerah dan negara lain. Hal ini dise babkan kurangnya promosi yang dilakukan Lampung se higga keindahan Lampung be lum tersebar kabarnya, “tapi sekarang Lampung sudah se makin berbenah dan gencar
mempromosikan daerah wisa tanya,” ujarnya. Vozza berhara pa sosialisasi tentang daerah wisata dan budaya dapat ser ing dilakukan agar Lampung semakin dikenal luas oleh mas yarakat luar dan masyarakat Lampung sendiri. Budaya impor barang-ba rang kebudayaan negara lain sudah seharusnya dihilangkan, karena menurutnya Indone sia juga memiliki kebudayaan yang tiada habisnya, yang per lu dilakukan adalah mengem bangkan kebudayaan Indone sia dan mempromosikannya. Selain perannya menjadi Duta Pariwisata, Vozza tetap menjalani kesehariannya sep erti mahasiswa biologi pada umunya, belajar, praktikum, dan juga berorganisasi. Ga dis keturunan Jawa-Lampung ini sangat memprioritaskan pendidikan dan berusaha untuk selalu mencapai nilai yang memuaskan. Namun, ia mengaku kesulitan memba gi waktu untuk menjalankan kewajibannya sebagai Duta Pariwisata dengan kegiatan berorganisasinya. Sebelumnya, Vozza aktif dalam Himpunan Mahasisa Biologi (Himbio) dan menjadi anggota dalam bidang Kaderisasi dan Kepemimpinan. Sehingga ia pun memilih tidak aktif berorganisasi lagi, “if you wanna something you must leave something,” ujarnya. “Doa, kejujuran, dan usaha adalah pondasi utama suatu kesuksesan” begitulah moto hidupnya. Ia meyakini ketiga hal tersebut sangat mendasari sebuah sikap agar dapat dipe cayai oleh orang lain, kare na kepercayaan itu adalah amanah yang harus dijaga dan tidak akan mudah menjaganya. Keinginan yang ingin diwu judkannya saat ini ialah lu lus kuliah dengan nilai yang memuaskan dan menjadi pen gusaha. Sekarang ia dibantu kakaknya mulai belajar mer intis usaha kopi. Vozza ingin memanfaatkan dan memaksi malkan waktu serta kesempa tan yang ada di depan matanya selagi muda. Usahanya itu ialah mengolah kopi mentah menja di dua produk yaitu bubuk kopi dan kopi dalam bentuk biji. =
Luka Lama The making of fact, mungkin itu yang bisa dikatakan setelah menonton sebuah film berjudul Senyap (The Look of Silance), menyaksikan luka-luka sejarah diputar kembali. Film ini men yulut amarah dan rasa berdosa atas pembantaian kejam yang terjadi pada tahun 1965 dan tahun-tahun setelahnya. Walau, kadang kala di film ini saya juga dibuat tertawa terhadap ses uatu yang banal. Ada orang-orang yang merasa tak apa mem bunuh, saya tentu tak habis pikir. Tidak ada yang bisa mengonfirmasi berapa jumlah manusia yang terbantai pada kurun waktu 10 tahun sesudahnya, satu hal yang jelas tak terbantahkan bahwa yang menjadi korban tidak semata-mata mereka yang dibunuh, tetapi juga keluarga mereka dalam bilangan generasi. Konon, hingga hari ini stigma penghianat negara, pelaku kudeta, dan tak beragama, terus di hidupkan. Sering kita mendengar ada pernyataan mengingatkan bahaya komunisme, bahaya Partai Komunias Indonesia (PKI). Apakah masih ada komuniasme yang berjaya? Apakah masih ada PKI? Apakah ideologi komunisme masih belum pailit? Stigma ini membunuh harapan dan masa depan jutaan anakanak yang sama sekali tak tahu menahu apa yang terjadi ta hun 1965, tak terlibat, dan tak berdosa. Di rumah-rumah, para orangtua, istri, suami, saudara, serta anak dan cucu ikut menja di korban tanpa tahu kejahatan yang mereka lakukan. Di jidat mereka terpampang stempel: tidak bersih lingkungan. Mereka tak punya hak untuk menjadi pegawai negeri, tentara, polisi, mahasiswa di perguruan tinggi, dan tragisnya! di peru sahaan swasta juga. Untuk bisa diterima jadi pegawai, mereka mesti punya surat bersih lingkungan dan mereka tidak tahu apa itu bersih lingkungan. Meski mereka bukan kriminal, mereka tetap dianggap sebagai kriminal. Kebanyakan mereka tahu apa yang terjadi terhadap keluar ga mereka. Mereka tahu siapa yang menyiksa, membunuh, dan membuang mayat orang-orang malang itu ke sungai atau ke laut. Mereka tidak berani bersuara. Mereka tidak berani berkat-kata. Mereka tidak berani menuntut. Mereka takut! Selama 32 tahun mereka menyembunyikan wajah mereka di balik tembok. Baru setelah reformasi tahun 1998, mereka bersuara, menuntut ke benaran dan keadilan. Mereka meminta negara bertanggung jawab, menuntut agar hak asasi mereka dipulihkan. Media juga harus mulai berani mangungkap kejahatan hak asasi manusia masa lalu, dan dalam konteks ini tuntutan akan perlunya Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi digaungkan. Kita perlu mengungkapkan kebenaran, menyatakan maaf, dan kemudian melakukan healing atau penyembuhan. Film Seyap adalah kumpulan dari potongan-potongan ceri ta kegigihan Adi Rukun dalam mencari kebenaran. Adi Rukun yang kakaknya dibunuh karena seoarang PKI. Di situlah kita menyaksikan percakapan filsafat tanpa menyebut kata filsafat. Di situlah kita mendengar tuntutan akan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi tanpa merujuk pada keberhasilan lembaga serupa di Afrika Selatan. Adi Rukun juga membayangkan betapa pembunuh dan kor ban berpeluk di Rwanda. Mereka merajut kembali masa depan, menyembuhkan luka-luka kemanusiaan dalam keikhlasan un tuk saling menerima. Buat saya, Senyap adalah film yang menggetarkan jiwa kema nusiaan, membuat kita sedih dan marah, mengajarkan kita bah wa pencarian terhadap kebenaran adalah kerja tanpa ujung. Tak boleh ada yang menyerah. Joshua Oppenheimer dan Anonym, sutradara film ini telah berhasil membuat film ini menjadi do kumentasi sejarah pelanggaran hak asasi manusia yang mem buat bangsa ini terus-menerus berutang. Ceritanya yang runut, secara pelan menyulut rasa bersalah kita. Dan memperlihatkan luka lama yang tak kunjung sembuh=