![](https://assets.isu.pub/document-structure/221217135228-5e175e9ac3351eee5a9f43e3ff73ff03/v1/b974378c59331fb3d87875b88e6c67b3.jpeg)
![](https://assets.isu.pub/document-structure/221217135228-5e175e9ac3351eee5a9f43e3ff73ff03/v1/3b1b0795ef083d40676385bbd5fdb1ae.jpeg)
Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman budaya, salah satunya wastra. Kita sebagai generasi milenial harus bisa melestarikan keanekaragaman dari wastra tersebut. Melalui ide yang kreatif dan inovatif wastra nusantara bisa dikreasikan menjadi busana indah dan menarik yang sesuai dengan trend yang sedang diikuti. Dengan begitu kelestarian wastra nusantara akan terus terjaga. -Nur Apriyani-
Ragam budaya Indonesi sangatlah banyak, salah satunya yaitu wastra. Dalam perkembangan zaman yang serba modern ini, tak sedikit inovasi yang dikembangan dengan wastra salah satunya yaitu produk fashion yang berkembang dan berevolusi dengan cepat, melalui ini wastra nusantara bangkit dengan inovasi yang lebih modern. Tetap jaga dan kembangkan wastra nusantara dengan baik, cerdas, dan peduli. -Arrahma Shafa LaunaKeberagaman wastra nusantara menjadi sebuah warisan nusantara yang paling mudah untuk ditemui. kekhasan dari segi motif, warna dan filosofi setiap wastra menggambarkan keadaan dari setiap daerah yang melahirkan wastra tersebut. Hendaklah kita para generasi masa kini lebih melestarikan wastra nusantara tersebut, terlebih lagi wastra nusantara asal daerah kita sendiri.-Christy Flowrenchya A. S. N. -
Kalimantan terdiri dari berbagai jenis, hingga memiliki makna yang berkaitan dengan adat dan kebiasaan masyarakatnya. Secara umum wastra juga menjadi bagian rasa dan karsa manusia. Majalah ini dibuat dengan mempersembahkan ragam wastra Kalimantan Barat, sehingga dapat menjadi media untuk memperkenalkan kebudayaan Kalimantan Barat. -Mirda Yanti-
Menggali Sejarah
Batik Kalimantan Barat, Ternyata Ada Semenjak Zaman Kerajaan
Perlu Dilestarikan, Ternyata Begini Makna Motif Tenun Ikat Dayak Sintang Khas Kalimantan Barat
Sebuah Nilai Spiritual Yang Terkandung Di Dalam Selembar Kain Tenun Dayak Iban
Lestarinya Kain Batik Corak Insang Khas Pontianak Dari Tahun 1771 Hingga Saat Ini
Casual Style Ala Milenial Dalam Balutan Wastra Kalimantan
Tangerang Fashion Parade, TingkatkanPopularitas Wastra Kalbar
Busana Pesta Dari Batik Kalimantan Yang Mempesona
Corak Motif Tumbuhan Kantong Semar Meraih Juara Favorit
Kreasi Busana Pesta Dari Kayu Kapuak Meraih Juara Tingkat Provinsi Kalimantan Barat
Bisnis Fashion Bikin Owner Batik Punya Butik Pribadi
Saruwe Kalamange Si Cantik Dari Tanah Bengkayang
Eksistensi Batik Di Era Modern, Ini Tanggapan Mantan Finalis Putri Batik Nusantara 2017
Motivasi Mengenai Batik Oleh Chintia Kusuma Rani
Motifasi Mengenai Batik Oleh Desainer Batik Mas’e
Motifasi Mengenai Batik Oleh Pemenang Lomba Desain Busana Tingkat Provinsi Kalbar
Tenun Sambas Kalimantan Barat : Ternyata Ditekuni Turun Menurun Dari Abad 17 Hingga Saat Ini
Perlu Dilestarikan, Ternyata Begini Makna Motif Tenun Ikat Dayak Sintang Khas Kalimantan Barat
Sebuah Nilai Spiritual Yang Terkandung Di Dalam Selembar Kain Tenun Dayak Iban
nGandeng Dua Desainer, Songket Sambas Tampil Dalam Ajang Bergengsi
Kembangkan Kumpang Ilong Tenun Ikat Yang Sudah Ratusan Tahun
Sanggau YangDilestarikan Oleh Sanggar Seni “Segentar Alam” Di Kabupaten Sanggau
Tenun Sintang, Kain Yang Membuat Presiden Jokowi Jatuh Hati
Trend Berkain Dikalangan Generasi Milenial
Mengenal Tenun Dayak Sintang Khas Kalimantan Barat, Ternyata Sudah Mendunia
Menjaga Kelestarian “Wastra Datulu” Oleh Pemerintah Kalimanatan Barat
Cara Mudah Merawat Kain Tenun Kata-kata Bijak TentangWastra
Kiat-Kiat Merawat Batik Agar Tahan Lama
Partisispasi Tokoh Maysrakat Menggunakan Tenun
Diam Diam Jadi Juara Tenun Sidan Bikin Terpana
Tenun DayakSintan, BeginiSakralnya Batik SabangMerah Oleh-oleh Khas Sanggau Ucapan Terimakasih
Daftar Referensi Penutup
Batik khas kalimantan barat berawal dari kain yang dibuat oleh 40 putri atas perintah patih yang bertapa, sampai saat ini menghasilkan batik Tidayu dari sayembara wali kota Kalimantan Barat.
Batik merupakan salah satu warisan kebudayaan khas Indonesia yang sampai saat ini masih diproduksi hampir diseluruh wilayah Indonesia. Adapun setiap daerah yang memproduksi batik di indonesia memiliki ciri khas masing-masing sesuai dengan silsilah masyarakatnya, adat istiadat sampai perkembangan lingkungan mereka. salah satu provinsi yang memiliki batik khasnya adalah Kalimantan Barat.
Seperti dikutip dari pelajarindo.com bahwa Zaman dahulu awal mula batik Kalimantan dibuat seperti hikayat Konon katanya, sebagian orang percaya bahwa batik Kalimantan dibuat oleh Patih Lambung Maskuat yang sedang bertapa. Beliau bertapa atas sebuah rakit yaitu balarut banyu selama 40 hari 40 malam. Pada ujung pertapaan yaitu pada 40 harinya rakit sampai di rantau kota Bagantung. Kemudian muncul putri Junjung Buih di hadapan Patih.
Pada saat itu putri hanya mau menikah jika permintaannya dipenuhi. Putri tersebut memberikan syarat yaitu membuat istana Bantung dengan kain yang dibuat hanya satu malam saja.
Kemudian emerintahkan 40 putri untuk membantunya membuat kain batik. Kain yang dihasilkan bukan sembarang kain, karena proses penenunan dan pewarnaan dilakukan 40 puteri. Pola yang dibuat adalah wadi dan padiwaringin. Kemudian batik Kalimantan pertama kali disebut dengan calapan atau sasirangan (Novitasari, 2022).
Kemudian seiring dengan perkembangan zaman, sampai pada akhirnya terdapat sayembara desain yang digagas oleh Elisabeth Majuyetty, istri Hasan Karman, mantan Wali Kota Singkawang periode 2007-2012. Dikabarkan dalam kompas.com oleh Irawan 2017 lalu, hasilnya, ada enam corak batik yang saat ini bisa diperoleh hanya di galeri Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Singkawang yang terletak di Jalan Gusti Sulung Lelanang ini. Sejak wilayah Kabupaten Sambas dimekarkan menjadi tiga wilayah pada akhir tahun 90-an, Singkawang seolah kehilangan identitas. Pemekaran itu di antaranya Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang dan Kota Singkawang. Staf Dekranasda Kota Singkawang, Uchie Marchan mengungkapkan, Batik Tidayu berawal dari kenyataan bahwa tidak ada
souvenir khas Singkawang yang bisa dibawa pulang oleh para wisatawan yang datang berkunjung. Maka, muncullah ide mengadakan sayembara motif batik. "Melihat dari kota yang kaya akan suku dan budaya, maka muncullah ide Batik Tidayu yang merupakan singkatan dari Tionghoa, Dayak dan Melayu," ungkap Uchie ketika ditemui, Senin (2/10/2017). Uchie menambahkan, desain motif Tidayu sendiri terdiri dari pengembangan berbagai motif yang mewakili masing-masing kebudayaan yang ada di Kota Singkawang. Sehingga Batik Tidayu memiliki corak yang sangat unik dan penuh warna," ujar Uchie. Saat ini terdapat enam corak Batik Tidayu yang masingmasing memiliki ciri khas tersendiri, yaitu Lembayung, Beuntai, Lampion, Rimba, Harmoni dan Bangau.
"Setiap corak terdiri dari tiga unsur yang mewakili masing-masing etnis yang ada dan dicetak beraneka pilihan warna. Misalnya pada corak batik Rimba, terdapat motif pucuk rebung ciri khas Melayu Sambas yang digambarkan sebagai hutan rimba, di atasnya terdapat burung Hong dalam mitologi China dan burung Enggang yang identik dengan masyarakat Dayak. Lalu pada motif Harmoni, detail oriental kotak persegi di antara sisi dihias dengan motif pucuk rebung Melayu di bagian tengah dan diikat dengan motif Dayak. Sesuai namanya, motif ini melambangkan keharmonisan suku dan budaya yang ada di Kota Singkawang. "Saat ini salah satu oleh-oleh yang paling diminati setiap wisatawan yang berkunjung ke Galeri Dekranasda ini ya batik Tidayu itu," pungkas Uchie.
Keindahan batik Kalimantan tidak kalah dengan batik tanah jawa, perbedaannya hanya pada penggunaan warna. Batik yang berasal dari Kalimantan cenderung menggunakan warna -warna terang seperti pink, orange, hijau. Motif batik Kalimantan Barat pun sangat beragam anatara lain:
Motif ini dulunya sering digunakan sebagai pelengkap busana pernikahan. Namun, saat ini batik motif ini sudah banyak dipakai dalam peringatan atau perayaaan hari besar di Kalimantan Barat. Jenis dari motif ini pun beragam anatara lain, insang berantai, insang delima, insang berombak, dan insang awan.
Sesuai dengan namanya dalam batik ini kita akan menemukan bentuk awan yang berarakan. Motif awan berarak ini pada zaman dahulu dipakai oleh kaum kerabat Keraton Amantubillah Mempawah.
Hal ini dikarenakan sifat dari awan yang berada di atas langit dan berarakan, maka batik ini dikhususkan untuk kerabat pembesar Kerajaan Amantubillah Mempawah.
Motif dayak dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain alam, religius dan hal – hal yang bisa ditemukan pada suku dayak. Suku dayak merupakan suku paling terkenal di Kalimantan, sehingga budaya dari suku ini mempengaruhi corak batik Kalimantan Barat.
Dengan ciri khas toleransi yang tergambar dalam motif tersebut, motif batik ini menjadi salah satu faktor yang dapat membangkitkan toleransi antar suku, budaya, bangsa, dan ras. Motif batik tidayu tak hanya menggambarkan sikap toleransi saja namun juga sikap cinta tanah air yang dapat dicerminkan dengan adanya masyarakat yang saling peduli satu sama lain.
Karena motif ini merupakan gabungan dari tiga nama etnis, motif yang dimuat pun juga terdapat unsur tiga etnis yang disatukan menjadi sebuah motif batik yang memiliki daya jual tinggi. Motif yang ada pada batik tidayu merupakan gabungan dari gambar kipas yang mencirikan etnis Tionghoa, Tameng yang mencirikan etnis Dayak, dan bunga pucuk rebung yang mencirikan etnik Melayu.
Kain corak insang merupakan sebuah tenun tradisional khususnya masyarakat Melayu di Kota Pontianak, Kalimantan Barat saat pemerintahan Sultan Syarif Abdurrahman Al Qadrie tahun 1771. Kain ini menggambarkan adanya peradaban cerminan dari kehidupan masyarakat Pontianak yang pada saat itu masih bermukim di bantaran Sungai Kapuas. Karena hal tersebut, sebagian besar masyarakat pontianak berprofesi menjadi nelayan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Sebagai nelayan, masyarakat pontianak yang bermukim di bantaran sungai Kapuas menjadikan insang ikan sebagai bentuk perwujudan dari apresiasi masyarakat sekitar yang diwujudkan ke dalam bentuk tekstil “Kain Tenun Corak Insang”. Sebagai kain tenun khas Kota Pontianak, penggunaan kain corak insang ikan ini tidak hanya digunakan di lingkungan Keraton saja melainkan digunakan juga sebagai seragam di beberapa sekolah di Kota pontianak. Dengan adanya penggunaan kain corak insang tersebut dalam kehidupan sehari-hari menjadikan kain tersebut tetap lestari sampai saat ini. Makna filosofi yang terkandung dari motif insang adalah sebagai ungkapan rasa cinta terhadap alam serta memberikan dorongan semangat untuk terus memacu pembangunan.
Abdul Hadi
Desain yang elegan dengan karakter modern etnik muslim menjadi ciri khas brand milik Melati Burlian. Selain itu dengan adanya acara ini diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat terhadap tingkat konsumtif karya para desainer dari berbagai daerah yang ada di Indonesia. Beliau berharap dengan adanya kegiatan tersebut dapat mengenalkan motif khas Kalimantan Barat sehingga dapat menggerakkan perekonomian masyarakat lokal.
Peragaan yang digelar pada bulan lalu, merupakan bentuk kecintaan Melati Burlian sebagai desainer lokal terhadap produk yang tumbuh dan berkembang di daerah beliau tinggal. Tak hanya itu adanya pagelaran ini sebagai apresiasi terhadap wastra khususnya kalimantan barat yang mampu bersaing di panggung nasional.
CORAK
MOTIF
Kantong Semar
Presenter : Christy Flowrenchya Agatha SN
Editor : Mirda Yanti
Penulis : Arrahma Shafa Launa Nur Apriyani
Kayu Kapuak merupakan tumbuhan khas Kalimantan Barat dimana bentuknya mirip dengan tumbuhan nangka atau tumbuhan sukun yang ada di daerah Jawa. Kayu Kapuak memiliki kulit kayu yang agak lentur, sehingga kulitnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar busana Di Kalimantan Barat, kulit kayu kapuak sebenarnya sudah digunakan sebagai bahan membuat busana tari atau busana adat. Namun, kulit kayu kapuak oleh Ibu Sarni Kurnia Bakara selaku owner Penjahit Dornimdisulap menjadi busana pesta yang indah Dalam sesi wawancara, ibu Sarni menceritakan bagaimana beliau mendapatkan inspirasi membuat busana pesta dengan kulit kayu kapuak sebagai bahan dasarnya. “ Awalnya saya melihat ada keterampilan yang dipamerkan yaitu dompet dari kayu kapuak. Kemudian ada lomba membuat busana pengantin dan gaun pesta, pada waktu itu saya berpikir kenapa tidak memakai kapuak ini aja ya” ujar beliau saat diwawancara. Busana yang diciptakan oleh ibu Sarni adalah busana pesta modifikasi antara kayu kapuak dengan kain batik Kalimantan Barat.
Kayu Kapuak dipilih sebagai bahan utama karena memiliki warna yang netralsehingga hanya perlu ditambah hiasan lain seperti manik –manik. Ibu Sarni sendiri memakai biji Sagak sebagai hiasan pada busana yang beliau ciptakan. Kemudian karya beliau diberi judul “ Kreasi desain busana pesta menggunakan kain batik dimodifikasi dengan kulit kapuak khas daerah Kalimantan Barat” Adapun perolehan kejuaraan yang didapatkan oleh ibu Sarni, yaitu berhasil mendapatkan sebagai juara 2 bagi kreasi busana di tingkat Provinsi Kalimantan Barat.
dokumentasi wawancara kelompok/2022
Ia adalah owner dari butik Batik Mas’e, Esaf Rante Mangngiri yang kini menetap di Yogyakarta tepatnya lokasi toko di Jl Raya Kledokan, Catur Tunggal, Sleman. Ia memulai bisnisnya dengan mempelajari peluang bisnis sebagai karyawan. Akhirnya mendalami keterampilannya sampai membangun ruko sendiri sebagai sebagai ketua produksi untuk mengembangkan minatnya dalam bisnis fashion bidang batik. Setiap orang memiliki hobi tersendiri sebagai cara mereka untuk menikmati waktu luang atau memperoleh kesenangan tersendiri. Sama halnya oleh Esaf Rante Mangngiri, yang biasa disapa akrab Mas Esaf yang pada awalnya memiliki hobi yaitu traveling di bidang fashion. Ia kerap menghabiskan waktunya dengan kunjungan yang dilakukan dalam kegiatan fashion. Kemudian dari setiap kunjungan yang ia lakukan nyatanya menyadarkan ia akan sebuah peluang yang terbuka antara bidang fashion dan minatnya yang memang sedari awal jatuh hati pada fashion dengan brand et boutique.
Ia mengawali perjalanannya ketika bekerja sebagai karyawan salah satu usaha bisnis. Ruko yang disewakan sebagai toko fashion yang menjual pakaian. Sembari menjadi seorang karyawan ia tetap menimba keterampilannya dalam bidang fashion baik dalam rancangan busana dan lainnya yang berhubungan dengan bidang fashion. Kemudian ia memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus mendirikan bisnis sesuai dengan apa yang telah ia impikan, dengan peluang yang ia lihat pada saat itu adalah peminat batik yang ramai oleh masyarakat. Pada tahun 2007 akhirnya ia mendirikan sebuah toko bernama Batik Mas’e. Adapun jasa yang disediakan olehnya adalah pakaian bahan batik dengan motif sendiri, tersedia blus dress dan gamis hingga kebaya dengan sesuai permintaan pelanggan, selain itu untuk pelanggan pria ia menyediakan kemeja celana dan setelan jas.
Tidak sampai disitu ia juga mengembangkan bisnisnya bersama tim yang sudah ia bentuk dan dikoordinasi sampai keluar pulau jawa. Perkembangan layanan juga diperluas oleh Mas Esaf yaitu layanan menjahit seragam untuk keluarga, kantor, kampus, hingga komunitas.
Atas kepercayaan dari banyak pelanggan yang sudah menggunakan jasanya, sampai hari ini layanan unggulan yang ditawarkan meliputi kualitas jahitan, jahit tepat waktu, harga terjangkau sampai kesediaan jahit express yaitu proses order jasa jahitan busana yang selesai dalam kurun waktu 1 hari terhitung sejak kesepakatan dengan kebijakan berlaku.
Bahkan bisnisnya sempat tertimpa dampak pandemi Covid-19 yang membuat penjualan mereka menurun, bukan karena kualitas tetapi pembatasan kegiatan yang membuat masyarakat mengurangi minat belanja atas pakaian terutama batik yang kerap digunakan saat acara berbagai bentuk perkumpulan, yang mana saat itu kegiatan perkumpulan banyak orang masih dibatasi. Desainer kondang di Yogyakarta ini bahkan mengakui bahwa “Pandemi memang membuat "jatuh" tapi tidak menyerah. Harus bertahan, kalau sampai tutup berarti menyerah dan kalah. Selalu kuat berharap bahwa Tuhan akan memampukan melewati ujian apapun. Ujian pandemi adalah ujian terberat jika sudah terlewati berarti ujian lainnya akan terasa lebih mudah”.
Ia juga memberikan sepucuk harapan atas kerja kerasnya bahwa ia akan tetap memberi yg terbaik dan berharap juga customer menjadi loyal. Ia menganggap para customer adalah teman, orang tua, sahabat bahkan menjadi saudara. Adapun ia juga menyampaikan inspirasinya yaitu baju atau pakaian bukan hanya penutup tubuh tetapi dapat menjadi indah jika ditutupi dengan yangg indah. Keinginan kuat mempunyai bisnis yang dapat menjadi sarana untuk berbagi dengan sesama. Mempekerjakan yang membutuhkan dan berkeinginan untuk maju.
dokumentasi wawancara mirda yanti/2022
Pernah mewakili Kalimantan Barat di ajang Pemilihan Putri Batik 2017 saat ini Cinthia Kusuma Rani telah menjadi Presenter Freelance di CNN Indonesia, ia membagikan perjalanannya saat menjadi Finalis Putri Batik Nusantara yang awal mula dari kesukaannya mengikuti pageant (kontes kecantikan). Seperti pengakuannya ia mengatakan “Nah, putri batik itu adalah ajang nasional yang pertama saya ikuti, kenapa saya mengikuti ajang itu, mungkin pertama karena yang diperkenalkan advokasinya itu adalah berkaitan dengan batik yang mana itu adalah warisan budaya kita yang diakui oleh UNESCO
dan menjadi menariknya juga saya membawa nama provinsi Kalimantan Barat waktu itu, yang istilahnya Kalimantan itu tidak terkenal dengan batiknya” menjadi tantangan tersendiri bagi Cinthia untuk membawa nama Kalimantan Barat dalam ajang putri batik yang mengatakan “nah itu kan salah satu challenge (tantangan) juga buat saya, bahwa ajang ini bisa menjadi salah satu jalan dan juga platform dalam memperkenalkan batik Kalimantan barat pada waktu itu” Wawancara pada 10 Oktober 2022. Tidak hanya Cinthia, seluruh generasi muda juga memiliki tantangan untuk tetap mempertahankan eksistensi batik,
di tengah maraknya fashion luar negeri yang mulai mendominasi gaya berpakaian masyarakat indonesia tidak terkecuali generasi muda sehingga meredupkan fashion lokal. Cinthia mengungkapkan bahwa “Sebenernya kalo dibilang meredup istilahnya peningkatan tidak terlalu tajam untuk penggunaan batik dan lain-lain ya, dari dulu mungkin kita sudah ada stereotype (penilaian) tertentu bahwa batik itu sesuatu yang kuno gitu ya, kalo misal pakek batik itu adalah untuk kondangan atau sesuatu yang formal, nah memang istilahnya dari dulu pun sudah ada stigma seperti itu.
Memang semakin kesini semakin banyak budaya luar yang apa ya istilahnya, mengakulturasi fashion-fashion orang-orang di Indonesia gitu akhirnya lebih banyak dengan ada juga yang lebih menyukai fashion luar dibanding fashion kita di dalam negeri. Tapi sebetulnya kalau kita lihat juga batik itu sekarang saat itu dengan adanya sosial media yang mungkin kita lebih mudah mendapatkan referensi dalam dunia fashion gitu khususnya batik.
Maka kepedulian masyarakat sekitar termasuk generasi muda berperan penting dalam menjaga eksistensi batik ini, ia juga mengatakan “Sebenarnya udah banyak juga yang aware (menyadari) bahwa batik itu ngga hanya sekedar untuk pergi kondangan atau sekedar acara formal atau hal kuno, cuman sekarang ini kalau kita lihat sudah banyak juga UMKM yang menjual batik-batik dengan desain yang istilahnya lebih young (terkini)/lebih muda, yang bisa dipakai buat bukan hanya sekedar acara formal tapi bisa dipakai ke mall dan acara-acara tertentu dari celana, model bajunya dan lain-lain gitu, kalo sekarang lebih mudah menemukan, mungkin juga orang sekarang lebih aware soal referensi fashion soal batik. .
Ada juga penyanyi internasional yang sekarang menggunakan batik juga pada saat ia konser atau video klip seperti AgnesMo kan misalnya jadi awareness (kepedulian) tentang batik semakin kesini sebetulnya lebih baik dibanding sebelumnya, Cuma memang walaupun sudah ada bentuk awareness tersebut, tidak juga banyak yang mau menggunakan dibanding fashion Korea dan lainnya, jadi itulah yang menjadi PR kita juga bahwa batik ini adalah warisan budaya Indonesia yang sebetulnya yang semakin kesini bisa menggunakannya kemana aja”.
Maka dari itu Cinthia sendiri memberikan tips kepada generasi muda bagaimana menjaga eksistensi batik di era modern saat ini adalah menggunakan batik dalam beberapa kesempatan. Dalam wawancara yang dilakukan ia menyebutkan bahwa pilihan untuk menggunakan serta mewujudkan rasa bangga saat menggunakan batik sangat membantu, “Ya caranya adalah menggunakannya pasti, ditambah lagi dengan adanya rasa bangga dalam menggunakan batik.
Makanya saya bilang tadi, sebetulnya anak muda sekarang itu lebih mudah untuk menggunakan batik karena pilihannya lebih banyak dibanding dulu, kalau dulu itu batik hanya kemeja atau bawahan kebaya, tapi sekarang ada celana ada bomber ada topi dan berbagai macam bentuk sekarang itu dibentuk dengan berbagai kemasan yang lebih trend dan young jadi lebih banyak pilihannya lah sekarang, jadi nggak sesulit dulu yang kalo mau cari batik harus bikin atau segala macem”. Selain itu ia juga menambahkan bagaimana harapannya terhadap generasi muda saat ini dalam peran menjaga eksistensi batik,
“yang saya harapkan sih anak muda sekarang bisa aware bahwa batik itu ngga hanya digunakan oleh orang tua di acara formal tapi sekarang itu sudah banyak referensi yang kita lihat bahwa batik itu sebenernya keren lho, ayo lah kita gunakan bersama untuk tetap menjaga eksistensinya, supaya Ketika mungkin banyak anak muda yang pakai trus yang lainnya juga melihat kemudian post di sosial media segala macem dan akhirnya orang aware “oh ternyata batik itu keren juga ya digunakan” kalo ngga dipakai kalo orang-orang ngga tau ternyata dia menggunakan batik, dia ngga mempromosikan lah istilahnya sekedar posting dan lain lain gitu mungkin eksistensinya akan berkurang dan menurun semakin kesini. Harapannya sih tementemen generasi muda sekarang bisa bangga dan menggunakannya gitu biar orang juga kesannya lebih aware lagi ternyata batik itu keren ya gitu”.
Kain Tenun Sambas dikenal dengan sebutan kain emas karena kain ini ditenun menggunakan kain emas yang mana kain ini sudah dibuat sejak 300 tahun lalu. Perkembangan zaman saat ini membuat kerajinan Tenun Sambas mulai berkurang karena mahalnya bahan baku berupa benang emas, serta kaderisasi pengrajin tenun juga hampir tidak ada sampai terancam punah. Diperoleh dari penelitian jenis skripsi oleh Jami’At pada tahun 2022 dengan judul penelitian “Sejarah Tenun Sambas Dan Perkembangannya” bahwa Kain Tenun Sambas sudah ada sekitar 300 tahun yang lalu, dimana masyarakat Sambas melakukan kaderisasi secara turun temurun terhadap generasi mereka terkait keterampilan dalam mengerjakan tenun Sambas tersebut.
Bahkan disebutkan bahwa konon tenun sambas dikerjakan oleh perempuan-perempuan pada tahun 1675 di kesultanan sambas sejak sultan sulaiman mendirikan kesultanan. Sumber lain seperti jurnal oleh Dediansyah dkk, pada tahun 2021 dengan judul “Tenun Sambas Sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat” menyatakan bahwa masyarakat sambas telah menekuni kerajinan tenun sambas sejak abad ke 17 kemudian diwariskan kepada keturunan masyarakat sambas. Hal yang sama dinyatakan pada perkembangan tenun sambas masa kerajaan pimpinan Sultan Sulaiman dengan bukti kain tenun antik yang telah berusia ratusan tahun yang tersimpan di istana Alwatzikhoebillah.
Kemudian berlanjut pada masa penjajahan Belanda, yang mana masa itu memberikan kesempatan bagi para pengrajin untuk tetap menenun. Tentu saja aktifitas tenun saat itu tidak luput pada keuntungan yang ingin diperoleh pihak belanda, sehingga kain yang laku di pasar Eropa diperkenankan untuk tetap dikerjakan. Pada saat itu masyarakat juga mendapatkan kesulitan terkait bahan baku yang digunakan dalam membuat kain dikarenakan pasokan benang emas yang mulai jarang didapatkan sampai kekerasan yang didapatkan para pengrajin sehingga membuat aktifitas penenunan ini mengalami kemunduran.
Kemudian tenun sambas mulai bangkit dan diproduksi pada awal tahun 1960an. Hal ini didukung oleh penenun yang masih bertahan kemudian mulai memasarkan produk mereka di luar Kabupaten Sambas. Adapun pemasaran yang dilakukan dengan mengumpulkan hasil produksi setiap pengrajin kemudian dijual ke pasar Singkawang bahkan sampai ke daerah Serawak Malaysia dan Brunei, hingga tahun 1990-an tenun ini mendapatkan masa kejayaannya dengan kekhasan benang emas yang digunakan sambas juga mengalami penurunan.
Hal tersebut berasal dari faktor internal, yang mana jumlah kain yang diproduksi oleh pengrajin mulai menurun sehingga tidak memenuhi jumlah permintaan. disisi lain faktor eksternalnya berasal dari Malaysia dan Brunei yang juga menurunkan jumlah permintaan ekspor kain dikarenakan mereka yang sudah memiliki pengrajin sendiri tetapi juga berasal dari masyarakat Sambas. Maka jumlah pengrajin Sambas berkurang dan beralih berekerja langsung untuk memproduksi kain di negara lain. Menurunnya produksi tenun Sambas nyata merupakan dampak perkembangan zaman dan perubahan gaya berpakaian masyarakat. Perubahan ini berdampak pada semakin berkurangnya perajin tenun yang ada di Sambas. Pelestarian tenun Sambas sebagai bentuk dari tradisi masyarakat dan keahlian kriya yang memiliki nilai seni harus dilakukan secara holistik. Penenun, pemerintah, akademisi, dan pengusaha harus bersama sama merumuskan agar kain tenun memiliki nilai ekonomi tinggi.
PERLU DILESTARIKAN, TERNYATA BEGINI MAKNA MOTIF TENUN IKAT DAYAK SINTANG KHAS KALIMANTAN BARAT Penulis/Editor : Mirda Yanti
Motif tenun ikat Dayak sintang terdiri dari motif rabing dengan makna harmoni, kemudian motif merinjan bermakna hubungan yang terjalin oleh manusia. Kemudian motif enceng rebung dengan makna kehidupan yang selalu mengingat tradisi l l h if i k k l
Kebudayaan menenun dalam kehidupan masyarakat Dayak Sintang sudah terjadi sejak lama. Jenis tenunan yang berkembang di daerah sintang adalah tenun ikat lungsi, dimana benang lungsi akan diikat untuk menghindari penyerapan warna pada beberapa tempat dan menghasilkan motif. Motif motif yang dituangkan dalam Tenun Ikat Dayak Sintang berasal dari kepercayaan, cerita, peralatan hidup, flora, fauna, dan lingkungan tinggal penenun. Tenun Ikat Dayak Sintang muncul sebagai bentuk kebudayaan masyarakat Dayak Sintang. Kebudayaan ini sudah diturunkan oleh para nenek moyang hingga masyarakat dayak kini.
Makna mengenai Tenun Ikat Dayak Sintang diturunkan secara lisan kepada generasi ke generasi. Penurunan makna secara lisan ini mengakibatkan mudahnya terjadi pergeseran makna. Motif motif Tenun Ikat Dayak Sintang berkembang seiring berjalannya waktu, melalui eksplorasi serta pembelajaran yang dilakukan oleh para penenun. Berdasarkan jurnal berjudul “STUDY OF DAYAK SINTANG IKAT WEAVING MOTIFS KAJIAN MOTIF TENUN IKAT DAYAK SINTANG” oleh Setyawan pada tahun 2021 dengan uraian makna dari motif Tenun Ikat Dayak Sintang sebagai berikut :
Motif rabing atau buaya merupakan yang termasuk kedalam motif sakral. Motif ini masuk kedalam motif sakral karena adanya kepercayaan kuat mengenai kekuatan motif buaya ini. Penenun mempercayai motif rabing mampu melemahkan penenun apabila syarat untuk membuat motif ini tidak dipenuhi.
Rabing atau buaya merupakan hewan yang hidup di air, rabing dipercaya oleh nenek moyang sebagai penguasa atau raja air. Makna utama yang disampaikan motif rabing adalah memberi pesan agar manusia selalu menjaga tutur kata dan perilakunya agar terhindar dari keburukan. Manusia juga harus hidup harmonis berdampingan dengan alam dan seisinya.
Sebagai kain tradisional, pembuatan motif pada kain tersebut tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Ada kepercayaan yang masih dipegang oleh para pengrajin tenun tersebut, yaitu sebuah kepercayaan bahwa para penenun yang bisa menenun harus mendapatkan mimpi terlebih dahulu. Mimpi tersebut dipercaya agar penenun dapat menuangkan cerita yang muncul pada mimpi para penenun. Tidak hanya mendapatkan mimpi semata, para penenun harus mendapatkan mimpi yang baik untuk bisa memulai proses menenun. Penenun yang mendapatkan mimpi buruk harus mengurungkan niat dalam proses menenun. Selain itu, proses penenunan diberhentikan jika terdapat keluarga yang meninggal, jika penenun melanggar hal tersebut, masyarakat setempat percaya jika satu keluarga akan jatuh sakit.
Dalam pembuatan motif pada kain tenun ini harus dimulai dengan melakukan sebuah ritual dan doa agar proses pembuatan kain tenun berjalan dengan lancar. Jika motif yang akan ditenun telah dibuat oleh pengrajin sebelumnya, penenun tersebut harus meminta izin kepada sang pemilik motif. Pemilik motif akan menetapkan beberapa syarat khusus yaitu menyediakan sesajen, tempayan ataupun piring sebagai persembahan. Syarat-syarat yang ditetapkan tidak diindahkan oleh penenun yang akan menyalin motif, penenun tersebut akan mendapat celaka, jatuh sakit, tertimpa musibah dan yang paling buruknya ialah bisa meninggal dunia sebelum kain yang ditenun selesai.
IFC atau Indonesia Fashion Chamber merupakan wadah baru bagi desainer untuk mengembangkan industri mode tanah air. Pagelaran Fashion Show yang diadakan oleh IFC merupakan ajang promosi suatu karya yang diciptakan oleh desainer ternama di Indonesia. Salah satunya yaitu Jakarta Fashion Trend. Beberapa koleksi busana ditampilkan dalam ajang tersebut.
Dalam pagelaran yang mengusung konsep yang digagas dalam Trend Forecasting tahun ini yaitu mensinergikan penggunaan kain tradisional. Wastra merupakan istilah lain dari kain tradisional Indonesia yang memiliki filosofi tersendiri mulai dari simbol, dimensi, warna, ukuran dan bahan. Kain wastra khas Kalimantan Barat salah satunya kain lunggi, songket sambas yang disulap oleh desainer ternama yaitu Chaera Lee dan Wignyo Rahadi.
Menurutnya melalui penggunaan kain tradisional songket sambas dan desain berkonsep urban kontemporer dapat memacu perkembangan trend global. Selain itu koleksi busana yang diciptakan oleh dua desainer tersebut diinovasikan dengan berbagai ornamen penghias yang diterapkan dalam busana ready to wear modest wear.
Pemilihan
Kumpang Ilong merupakan tenunan tradisional Kabupaten Sekadau yang diperkirakan berusia kurang lebih 170 tahun. Kumpang Ilong menjadi salah satu dari tujuh budaya Kalimantan Barat sebagai warisan Budaya Tak Benda yang ditetapkan pada tahun 2020 silam.
Menurut seorang pengrajin Kumpang Ilong, mengapa tenunan ini disebut Tenun Ikat Kumpang Ilong karena untuk membedakan setiap motif agar tidak tercampur dengan warna dasar kain, setiap motifnya selalu dibungkus dan diikat dulu menggunakan daun lembah. Seiring berkembangya zaman untuk mempermudah pengerjaan motif dikerjakan dengan dibungkus dan diikat menggunakan tali rafia.
Pada saat kunjungan kerja presiden Jokowi ke Kalimantan Barat, ada momen menarik saat tiba di Bandar Udara Tebelian, Kabupaten Sintang. Hal itu dikarenakan presiden yang akan meninjau fasilitas meresmikan bandara sempat berhenti di salah satu sudut lobby bandara dimana pada sudut tersebut digelar pameran kain Tenun Ikat Sintang. Rupanya, presiden Jokowi jatuh hati pada jaket bomber berbahan kain tenun ikat sintang.
Kain Tenun Ikat Sintang adalah salah satu warisan budaya suku Dayak, sehingga sering dikenal sebagai Tenun Ikat Dayak Sintang. Motif dari kain ini merupakan penggambaran dari kehidupan dan kepercayaan suku Dayak. Sumber inspirasi kain ini diperoleh dari sesuatu yang berasal dari alam, seperti sungai, hewan dan tumbuhan.
Kain tenun yang digunakan dalam jaket bomber tersebut bermotif manok sambung yang dibuat oleh pengrajin lokal asal Desa Umin Jaya, Kecamatan Dedai, Kabupaten Sintang.
Menurut Ketua Komisi V DPR Lasarus, motif manok sambung memiliki makna ayam jago petarung yang selalu jadi pemenang
Jaket tersebut didesain oleh ibu Ernawati warga asli kota Sintang dan dijahit oleh UMKM Kota Sintang.
Tanpa berpikir panjang presiden Jokowi langsung membeli jaket dengan dominasi warna merah tersebut. Kemudian langsung dikenakan dalam acara peresmian Bandar Udara Tebelian, Kabupaten Sintang.
Berkain merupakan istilah yang baru – baru ini populer dalam dunia fashion. Berkain adalah gaya berpakaian yang memadupadankan berbagai outfit dengan kain nusantara. Saat ini para generasi milenial mulai banyak yang mengikuti trend ini. Kain nusantara tidak lagi digunakan dalam acara formal saja melainkan dapat digunakan untuk acara non formal seperti nongkrong, jalan-jalan ke mall, outfit ke kampus, dan lain sebagainya.
enthusiast asal Pontianak salah satu generasi milenial yang mulai untuk mengenakan outfit berkain di Kota Pontianak. Dia senang mengenakan outfit berkain mulai dari menggunakan kain batik sampai dengan kain khas Kalimantan Barat. Menurutnya berkainmerupakansalahsatucara melestarikanwastranusantara.
Oleh karena itu, Risky mengajak anak muda kota Pontianak untuk tidak malu mengenakan kain tradisional sebagai outfit. Ia memberikan tips berkain yakni dengan cara mix and match kain tradisional dengankaospolossebagaiatasan
Selain itu , bisa juga memadukan kemeja putih dengan kain tradisional sebagai bawahan dan sepatu loafers dan bisa juga di padukan dengan sweater, dan lainlain sesuai dengan kenyamanan pemakainya.
Dengan demikian berkain bisa menjadi salah satu alternatif untuk tampil stylish tanpa harus mengeluarkan biaya yang lebih karena berkain adalah outfit yang simple dan juga ramah dikantong. Tanpa disadari dengan berkain para generasi milenial ikut melestarikan budaya wastra nusantara.
Penulis/Editor : Mirda Yanti
Tenun ikat Dayak Sintang yang merupakan salah satu artefak budaya suku Dayak di Kabupaten Sintang dahulu digunakan para leluhur suku Dayak untuk menyampaikan pesan, nasihat dan kebudayaan suku Dayak kepada anak cucu mereka melalui motif dan cerita motif di dalamnya. Maka dari itu kelestarianya sangat dijaga, sampai didaftarkan sebagai warisan budaya tak benda dalam kategori kemahiran.
Indonesia memiliki beragam bentuk budaya termasuk dalam wastra dengan contoh kain Tenun Ikat Dayak Sintang. Seperti dalam jurnal penelitian oleh Emanuel bahwa Keberadaan Tenun Ikat Dayak Sintang sudah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dalam kategori kemahiran dan kerajinan tradisional. Adapun pewarisan keterampilan in dilakukan secara turun temurun dengan memberikan bimbingan khusus oleh nenek moyang kepada para penerus saat itu secara lisan menggunakan
Indonesia memiliki beragam bentuk budaya termasuk dalam wastra dengan contoh kain Tenun Ikat Dayak Sintang. Seperti dalam jurnal penelitian oleh Emanuel bahwa Keberadaan Tenun Ikat Dayak Sintang sudah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dalam kategori kemahiran dan kerajinan tradisional. Adapun pewarisan keterampilan in dilakukan secara turun temurun dengan memberikan bimbingan khusus oleh nenek moyang kepada para penerus saat itu secara lisan menggunakan bahasa lokal. Bahkan dalam pembuatannya sekalipun tetap melakukan ritual sebagai penghormatan kepada nenek moyang.
Tidak hanya itu dalam pembuatannya juga masih menggunakan alat tradisional yang masih berfungsi dengan baik. Para pengrajin enggan untuk menggunakan mesin otomatis yang dapat memproduksi dalam jumlah banyak sekaligus, mereka nilai-nilai budaya atas pembuatan kerajinan yang diturunkan oleh nenek moyang dapat tetap dilestarikan. Para pengrajin juga memandang wujud seni dalam tenun ini termasuk karsa dan rasa yang mana dalam tenunan tersebut memiliki makna atas tetuah-tetuah yang diamanatkan kepada para generasi penerus.
Selain para penerus yang berperan dalam proses kaderisasi dalam keterampilan menenun, secara bersamaan warga lokal juga dapat berpartisipasi dalam menjaga kelestarian karya tersebut dengan cara mempromosikannya. Dikutip dari laman Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kalbar oleh Astuti tahun 2019, menjelaskan Kabupaten Sintang memiliki kerajinan khas yang telah mendunia, yakni tenun ikat Dayak yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya dan pernah meraih penghargaan Upakarti. Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang Siti Musrikah mengatakan, tenun ikat sudah dikenal di beberapa negara besar seperti Amerika, Belanda, Jerman, Italia serta beberapa negara Eropa lainnya.
Cucilah kain tenun dengan dicelupkan sampai basah kedalam air dan jangan dikucek apalagi di peras.
Gunakan lapisan kain atau kertas saat menyetrika kain tenun, jangan lupa atur suhu supaya warna tetap natural.
Pada proses penjemuran cukup di angin - anginkan saja, jangan sampai terkena sinar matahari langsung.
Simpanlah kain tenun dengan cara menggantung
Simpanlah kain tenun dalam lemari yang kering. Letakkan pengharum ruangan secara alami seperti cengkeh atau merica supaya menjaga keistimewaan kain.
Nah itulah tips merawat kain tenun dengan baik supaya tetap awet dan menjaga warna pada tenun supaya tidak mudah lawas. Jadi tetap lestarikan wasta dengan cara merawat wastra dengan baik dan benar.
1, Cara Mencuci yang Tepat
Jika mencuci dengan mesin, menggunakan fitur handwash. Kain batik sebaiknya dicuci dan dikucek dengan menggunakan tangan. Namun jika terpaksa menggunakan mesin cuci, kamu dapat memilih fitur ‘delicate‘ atau ‘handwash‘. Dengan memilih fitur tersebut, mesin cuci Anda akan memutar lembut pakaian karena fitur ini di program khusus untuk mencuci pakaian lembut seperti syal, wool maupun batik.
2, Menggunakan Buah Lerak
Jika tidak berhati-hati, mencuci batik menggunakan mesin dapat membuat serat pada batik rusak dan warna kain luntur. Hindari juga mencuci batik dengan sikat karena jelas akan merusak serat batik. Sebelum adanya sabun cuci khusus batik, buah lerak sudah dikenal lama sebagai bahan untuk membersihkan kain batik. Anda bisa merendam buah lerak hingga berbusa, menambahkan air, lalu mencuci batik dengan rendaman tersebut.
3, Gunakan Detergen Kusus
Seiring berkembangnya teknologi, sudah banyak ditemui sabun lerak yang lebih praktis dan mudah digunakan. Adapun dengan sabun ini sehingga lebih memudahkan untuk mencuci batik.
4, Referensi Sabun Lerak
Seiring berkembangnya teknologi, sudah banyak ditemui sabun lerak yang lebih praktis dan mudah digunakan. Adapun dengan sabun ini sehingga lebih memudahkan untuk mencuci batik.
6, Hindari Memeras batik Adapun memeras batik dapat merusak kain dan warna, yang mana biasanya dalam beberapa jenis batik warna kainnya dapat luntur sehingga lebih baik langsung menggantung daripada memeras.
7, Hindari Kontak Langsung Dengan Farfum Dalam parfum terdapat produk tertentu sehingga kandungan yang ada dalam parfum lama kelamaan dapat merusak kain.
8, Gantung dalam Bungkus Plastik Agar kualitas kain lebih baik, sebaiknya batik anda digantung kemudian ditempatkan dengan pelindung seperti menyimpannya dalam plastik.
5, Hindari Sinar
Usahakan untuk tidak menjemur kain batik dibawah matahari langsung. Sinar matahari yang menyengat dapat merusak serat pakaian pada batik. Batik yang telah dicuci sebaiknya dijemur di area yang teduh dan cukup cahaya untuk proses pengeringannya. Selain itu, batik juga dapat diangin-anginkan hingga kering. Meskipun membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengeringkan batik, namun cara inidapat merawat warna batik agar tetap tahan lama.
6, Gunakan Pelapis Saat Menyetrika
Mengingat kain batik yang awalnya terbuat dari lilin malam, panas pada besi setrika dapat merusak batik jika ditempelkan secara langsung. Untuk menghindarinya, batik perlu mendapatkan perlakuan khusus saat hendak disetrika. Caranya dengan menyemprotkan sedikit air di bagian atas batik dan beri lapisan berupa sehelai kain di atasnya, kemudian baru Anda setrika. Hal ini untuk menghindari kontak langsung dari panas besi setrika ke batik sehingga dapat menjaga bentuk dan motif kain batik.
Detik.com/2020 Perajin tenun sidan di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat memiliki aturan adat yang sakral. Jika aturan tersebut dilanggar, keselamatan jiwa bisa jadi taruhannya. Tenun sidan merupakan salah satu kain khas suku dayak iban. Salah seorang perajin tenun sidan yang ditemui detikcom di Putussibau, Kapuas Hulu, Susana mengatakan perajin tenun sidan tidak boleh membuat motif tenun sembarangan. Ada beberapa motif yang disakralkan dan hanya bisa dibuat oleh pengrajin dengan batas usia tertentu. "Kita hanya bisa membuat motif sesuai tingkatan usia. Motifnya itu seperti mempunyai kasta. Ada motif masyarakat biasa, bangsawan, dan raja," jelas Susana saat ditemui detikcom.
Meski begitu ditanya motif apa yang disakralkan, Susana mengaku tidak memahami hal itu. Sebab, para orang tua sengaja tidak mengajarkan Susana dan para penenun muda mengenai aturan tersebut. Hanya ada beberapa perajin dewasa yang diwarisi pengetahuan mengenai motif-motif sakral kain sidan.
"Hanya orang-orang tua yang kita khususkan seperti itu. Kita pandang umurnya, yang lebih tua kita khususkan untuk mengetahui arti motif supaya tidak hilang, kemudian yang muda-muda kita fokuskan membuat sembarang motif. Kalaupun si tua itu tahu mereka tidak akan bicara apapun (mengenai motif terlarang)," terang Susana.
Perajin yang memahami aturan mengenai motif tenun sidan sangat pantang membuat motif yang tidak sesuai dengan tingkatan usianya. Sebab, menurut kepercayaan setempat hal itu dapat mendatangkan bala.
Astuti, Nining Sri Puji. (2019). Tenun Ikat Dayak Sudah Mendunia. Dikutip dari https://dpk.kalbarprov.go.id/tenun-ikat-dayak-sudah-mendunia/
Dediansyah, dkk. (2022). TENUN SAMBAS SEBAGAI WARISAN BUDAYA TAK BENDA (WBTB) DI KABUPATEN SAMBAS, KALIMANTAN BARAT. ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah, 17(02), 2-9.
Emanuel, Victore. (2022). PERLINDUNGAN HUKUM MOTIF KAIN TENUN IKAT DAYAK KABUPATEN SINTANG MENURUT UNDANG - UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG HAK CIPTA. Perahu, 10(1), 14-23.
Imandiar, Yudistira. (2020). Sakralnya Tenun Sidan, Perajin Bisa Celaka Jika Langgar Aturan. Dikutip dari https://news.detik.com/berita/d5314732/sakralnya-tenun-sidan-perajin-bisa-celaka-jika-langgar-aturan.
Irawan, Yohanes Kurnia. (2017). Batik Tidayu, Harmoni di Singkawang dalam Selembar Kain. Diperoleh dari https://pemilu.kompas.com/read/2017/10/03/08184751/batik-tidayuharmoni-di-singkawang-dalam-selembar-kain
JAMI’AT, JAMI’AT (2022) SEJARAH TENUN SAMBAS DAN PERKEMBANGANNYA. Diploma thesis, IKIP PGRI PONTIANAK
Mecadinisa, Nabila. (2022). Cara Mencuci dan Merawat Batik agar Awet dan Tahan Lama. Diperoleh dari https://m.fimela.com/fashion/read/5086000/cara-mencuci-dan-merawatbatik-agar-awet-dan-tahan-lama
Novitasari, Candra. (2022). BATIK KALIMANTAN BARAT | Sejarah, Motif, Gambar & Penjelasan. Diperoleh dari https://pelajarindo.com/batikkalimantan-barat-sejarah-motif-gambar-penjelasan/
Setyawan, Asyfa Nurani. (2021). “STUDY OF DAYAK SINTANG IKAT
WEAVING MOTIFS KAJIAN MOTIF TENUN IKAT DAYAK SINTANG”. Arty: Jurnal Seni Rupa, 10(3), 72-78.