SALAMREDAKSI
Selamat datang di majalah terbaru kami, Sahabat Tena!
Puji syukur atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tena Magazine yang bertema wastra Lampung. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen kamu yaitu ibu Asri Andarini Nuralita, S. Pd., M. Pd. yang telah membimbing kami dalam membuat majalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua anggota redaksi serta semua pihak yang terlibat atas kontribusinya dalam pembuatan majalah ini.
Edisi ke-12 ini kami mengangkat lebih jauh mengenai wastra Lampung. Kami menyajikan beberapa hal-hal menarik mengenai kain khas dari Lampung.
Dalam pembuatan majalah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan dan kamu sebagai penulis berharap mendapatkan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat berkembang dalam pembuatan majalah dilain kesempatan.
Semoga majalah yang telah kami buat ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Redaksi
Kain tapis ialah tenunan berbentuk sarung yang sering dikenakan perempuan di Lampung dan terbuat dari anyaman benang katun dengan hiasan berbagai pola.
Bagian kain yang dianyam umumnya hanya bagian pinggang ke bawah
Kain tapis ialah tenunan berbentuk sarung yang sering dikenakan perempuan di Lampung dan terbuat dari anyaman benang katun dengan hiasan berbagai pola
Kain tapis tidak bisa dipisahkan dari perempuan Lampung karena dikenakan serta dibuat oleh ibu rumah tangga juga gadis di Lampung
nsur baru uncul dari ke waktu menambah hias kain mun unsur ah ada sejak tetap an.
sekitarnya. Tena Magazine | 6
Pada periode tertentu produksi kain tapis mengalami kemunduran karena perubahan nilai masyarakat akibat perkembangan teknologi
Kemudian kain tapis tidak hanya digunakan untuk perlengkapan upacara adat namun juga diproduksi sebagai komoditas yang bernilai ekonomi tinggi
Mayoritas kain tapis masih diproduksi dengan cara tradisional serta menghabiskan waktu bermingguminggu hingga selesai. Seiring perkembangan zaman, pembuatan kain tapis dapat menggunakan mesin produksi sehingga dapat menghasilkan kain yang banyak dalam waktu singkat.
Dalam hal motif dan hiasan kain tapis mempunyai keistimewaan yaitu berbeda dari kerajinan kain yang lain dikarenakan pembuatannya dengan metode sulam tangan manual yang sulit sehingga motifnya dikenal sangat indah
Kain tapis dianggap bagai kain dengsn makna simbolis tinggi diantaranya simbol kesucian, kepercayaan, dan terlebih lagi perangkat adat selaku pusaka keluarga.
Dulu proses pembuatannya memakai bahan olahan sendiri dengan sistem ikat dan pewarna alami dimulai dengan pemintalan benang pewarnaan penenunan dan kemudian penyulaman hiasan
Sedangkan kini pembuatannya lebih cepat karena ketersediaan bahan pengganti seperti benang siap pakai yang mudah didapatkan di pasaran kemudian penenunan dengan mesin dan penyulaman juga dilakukan dengan mesin dikarenakan pembuatannya yang cukup sulit
kain tapis harus dijaga dan dirawat secara baik dan benar seperti menjaga warnanya agar tidak mudah pudar dan menjaga serat kain tidak mudah rusak. Semakin sulit proses pembuatannya maka harganya pun akan makin mahal dan makin rumit pula perawatannya.
Beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu dengan dihindarkan dari sinar matahari langsung, dihindarkan dari ruangan lembab, dan pencucian secara dry clean.
Aneka
BALAK
Tapis balak ialah kain tapis yang digunakan oleh adik dan menantu perempuan dalam upacara gelar atau upacara pernikahan
Tapis tuho umumnya dikenakan oleh golongan dengan status sosial tinggi
TUHO KACA
RAJA MEDAL
Tapis raja medal ialah kain tapis yang digunakan untuk rombongan istri kerabat paling tua di berbagai upacara.
Tapis kaca ialah tapis yang dipergunakan oleh perempuan ketika hadir dalam upacara adat atau mengiring mempelai
LAUT ANDAK
SILUNG
Tapis silung ialah tapis yang dikenakan oleh rombongan perempuan tua kerabat dekat dalam upacara adat
LAUT LINAU
Tapis laut linau ialah kain tapis yang dikenakan oleh kerabat jauh istri ketika upacara adat
DEWOSANO
Tapis dewosano ialah kain tapis yang dikenakan untuk menghadiri upacara adat oleh mempelai peremuan di daerah menggala dan kota bumi
BIDAK CUKKIL
Tapis bidak cukkil ialah tapis yang umumnya dikenakan oleh lakilaki saat menghadiri upacaraupacara adat
Dulunya kain tapis hanya dikenakan untuk busana dan kebutuhan adat saja, namun kini sudah kerap dimodifikasi menjadi bermacam-macam barang multiguna yang dapat dijadikan oleh-oleh, aksesoris untuk sehari-hari, bahkan menjadi hiasan dekorasi yang dapat dijadikan pajangan di rumah
Para pengerajin kain tapis dan aksesoris sudah banyak membuat kain tapis menjadi barang-barang multiguna seperti cluth, bunga hias, kalung, bros, bandana, bucket bunga, aneka tas, aneka topi, tempat tisu, masker, connector masker, gelang, dan lain sebagainya. Dengan menginovasi kain tapis menjadi barang-barang yang multifungsi membuat kain tapis makin dikenal, serta menjunjung kearifan lokal dengan menciptakan sesuatu yang memiliki nilai lebih.
Inovasi Kain Tapis yang Tiada Habisnya
Gubernur Lampung juga mendukung berkembangnya inovasi dan modifikasi kain tapis dengan membuka kegiatan “Festival Kemilau Tapis Lampung” pada tahun 2021 dengan tema "Spirit of Tapis".
Tema
tersebut mengandung makna dengan menjalankan festival diharapkan dapat membuka peluang produk kain tapis berupa hasil inovasi yang lebih multifungsi.
Budaya lokal diharapkan dapat menjadi produk yang bernilai ekonomi serta meningkatkan kecintaan dan kebanggaan terhadap warisan budaya masyarakat Lampung.
Festival Kemilau Tapis Lampung tahun 2021 merupakan salah satu usaha guna memberdayakan pengrajin tapis di Lampung sehingga kain tapis dapat berkembang menjadi fashion yang kreatif, modern, serta bernilai ekonomi tinggi tidak hanya sebagai busana adat namun juga pernak-pernik dan interior yang unik. Festival ini sangat penting sebagai momen kebangkitan bagi pengerajin di Lampung dalam mengangkat budaya andalan Lampung dengan dorongan masyarakat Lampung
Tujuan diadakannya Festival Kemilau Tapis tersebut adalah untuk memperkuat promosi dan meningkatkan peluang pasar produk tapis serta sebagai sarana mengembangkan kreasi dan inovasi serta sebagai media pemasaran.
Festival tersebut juga untuk memperkuat peran pengerajin tapis sebagai salag satu pendorong ekonomi dalam memajukan ekonomi di Lampung
Pesona Kain Tapis Menghiasi Ajang Fashion Show Internasional
Nasya Collyer memamerkan dua belas gaun dengan bahan utama kain tapis di ASC Fashion Week 2018 dengan tema “Tapis Berseri”. Tujuan Nasya memamerkan karyanya di ASC Fashion Week yaitu guna mengenalkan kain tapis Dalam koleksinya ini Nasya menggunakan kain tapis jenis abung yang menonjolkan benang emas. Sampau saat ini kain tapis umunya dipakai sebagai sarung ketika upacara adat sehingga ia mengembangkannya menjadi gaun elegan yang cocok dipakai untuk acara pesta
Nasya mengatakan bahwa masih sedikit yang berani membuat kain tapis menjadi gaun pesta sebab kain tapis tergolong berat, jadi harus dapat memadukan dan mengaplikasikan dengan bahan-bahan yang senada sehingga dapat mewujudkan gaun yang indah. Bagi Nasya, peran desainer Indonesia bagi kemajuan industri mode di Indonesia yaitu meningkatkan perekonomian melalui industri kreatif serta dapat menjadi sarana untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia ke tingkat Internasional
Desainer Wignyo Rahadi menghadirkan koleksi dengan tema "Rising Tapis” dalam ajang peragaan busana La Mode Sur La Seine a Paris yang terselenggara di Kota Paris, Perancis, pada September 2019. La Mode Sur La Seine a Paris diadakan guna memperkenalkan karya desainer Indonesia ke pasar dunia melalui Eropa yang sangat berpengaruh terhadap industri fashion dunia.
Koleksi "Rising Tapis" berpusat akan penggunaan benang emas secara menyeluruh dan mendetail di atas kain yang dipadupadankan bersama tenun berbintik penuh, terutama pada desain outer seperti jaket dan cape. Selain jaket dan cape juga ada rok, dan celana kulot yang menggunakan kombinasi kain tapis dan tenun dengan bermacam teknik seperti bintik penuh, perca, dan benang putus.
Dengan koleksi "Rising Tapis" yang mengangkat kain tradisional dari Lampung tersebut, diharapkan kain tapis dapat dikenal secara internasional. Wignyo Rahadi mempergunakan kain tapis dengan gaya busana trendi sesuai pasar Eropa yang dituju.
Warna-warna bernuansa musim gugur menjadi mayoritas warna koleksi ini serta menonjolkan kesan mewah dan elegan
Rising Tapis
WignyoRahadi
Yuk, Kenalan dengan Kain Tenun Ikat Inuh!
Kain tenun ikat inuh merupakan salah satu kain tradisional Lampung. Kain ini adalah salah satu identitas kekuatan produk budaya masyarakat Lampung Selatan. Oleh masyarakat Lampung pesisir khususnya yang beradat Saibatin menggunakan kain ini untuk aktivitas adat istiadatnya.
Kain tenun ikat inuh bukan sekedar simbol yang mencerminkan identitas dan pelengkap budaya semata tetapi sebagai kain sakral yang agung (suci) yang diyakini dapat melindungi para pemakainya dari kotoran di luar badannya.
Pada mulanya, kain tenun ikat inuh tidak semua orang bisa memakainya hanya perempuan di acara pernikahan yaitu istri dari lakilaki tertua dalam keluarga. Untuk kain yang bisa dipakai untuk lakilaki dan perempuan di masa itu yaitu tenun ikat bidak galah napuh yang hanya dipakai untuk acara adat.
Perbedaan antara kedua kain tenun ini yaitu terletak di motif. Tenun ikat inuh mempunyai motif yang lebih beragam seperti tumbuhan, kapal, dan rumah tradisional, sedangkan tenun bidak galah napuh memiliki motif bintik-bintik kecil yang diambil dari model kulit hewan. Napuh merupakan sejenis hewan yang mirip dengan kancil dan memiliki bintik-bintik kecil di bagian leher.
Beragam Motif Kain Tenun Ikat Inuh
Oleh: Rifda Rusita NuhaMotif pada kain inuh sebenarnya lebih didominasi dengan bentukbentuk abstrak, berikut ini merupakan penggolongan berdasarkan bentuk yang dapat ditangkap secara kasat mata.
Makhluk Laut
Makhluk laut dibuat tidak seperti bentuk aslinya, hanya memperlihatkan bagian tubuhnya dari atas atau dari samping. Jenis biota laut yang dapat diidentifikasi antara lain ikan, kepiting, cumicumi, udang, ubur-ubur, dan plankton.
Gelombang Laut
Motif dari gelombang laut berupa segitiga yang disusun secara vertikal dan horizontal. Benang segitiga mewakili jenis laut dangkal. Lalu, gelombang laut besar ditampilkan sebagai motif tali yang berputar dan pucuk pakis yang berselang-seling.
Sulur
Sulur adalah sulaman berupa tali. Jenis ragam hias ini banyak dijumpai pada Tapis Inuh dan Tapis Cucuk Andak. Bentuk sulur berupa tali-tali yang sekilas terlihat seperti rangkaian yang bersambung. Makna simbolis dari motif ini adalah bahwa ikatan kekeluargaan harus terjalin dengan setiap orang dan harus tetap utuh dan tidak terputus. Dengan kata lain, dengan terjalinnya tali kekeluargaan diharapkan masyarakat Lampung tidak mengalami kesulitan dimanapun berada. Kepentingan ini juga terkait dengan kondisi penduduk Lampung yang pada umumnya terbuka untuk menerima kedatangan suku bangsa lain.
Kapal
Kapal merupakan motif ciri khas kain dari Lampung yang mengandung makna yang berkaitan dengan kehidupan warga Lampung.
Bentuk dan warna kapal juga memiliki arti yang berbeda. Motif kapal merah melambangkan kesucian dan hubungan dengan dunia atas, kapal biru melambangkan hubungan dengan dunia bawah profan, di sebelah dunia ketiga yaitu dunia di mana manusia dan lingkungan alamnya, fauna dan flora adalah dunia tengah. Warna-warna simbolis dan muatan atau isinya mewakili keseluruhan elemen filosofis makrokosmos dan mikrokosmos.
Perahu
Makna dari motif perahu memiliki arti yang sama seperti kapal. Hiasan kapal menandakan tahapan kehidupan, sedangkan perahu menandakan peralihan seseorang ke tingkat yang lebih tinggi. Masyarakat Lampung menganggap perahu sebagai simbol tumpangan arwah nenek moyang mereka dari dunia bawah menuju dunia atas.
rahim merupakan desainer an Lampung, beliau memilih pis dan sulam usus karena edua kain tersebut unik serta , sehingga sangat potensial besarkan.
ng dihasilkan Aan dibanderol harga Rp1, 5 juta ke atas. Harga sesuaik dengan lama annya yang memakan waktu 3 bulan serta pembuatannya ksklusif.
Aan membangun butiknya sendiri yang dinamakan Galery Aan Ibrahim. Butiknya terletak di Jalur Perintis Kemerdekaan No 5, Kota Baru, Bandar Lampung. Di dalam butiknya, pelanggan disambut dengan foto hasil karya elegan Aan yang dipajang lengkap dengan pigura. Terdapat pula gaun, jas, kain tapis, hingga tas tapis.
Pengelolaan butik tersebut, Aan dibantu 5 orang karyawan. Mereka bertugas untuk merapikan hasil jahitan dari para pengrajin yang terdapat di bermacam wilayah di Provinsi Lampung. Walaupun begitu, hingga dikala ini Aan senantiasa turun tangan dalam urusan membuat pola ataupun tonggak dalam suatu desain. Karena, belum terdapat pengrajin yang dirasanya cocok dengan taste dirinya.
Melestarikan 2 kain Lampung, Aan mem banyak lowongan Dulu, Aan mempun orang pekerja yang s telah dipulangkan k alasan biaya opera yang besar setelah 5 mereka be
Pada mulanya, 70 p tersebut didapatk dari hasil pelatihan diselenggarakan oleh Sosial. Mereka beras masing- masing kabup di Provinsi Lampung yang telah putus sekolah.
Dibawah binaan Aan, mereka membuat pelatihan secara berkelanjutan di wilayah mereka masing-masing. Dan dari pelatihantersebut, tercipta 200 pengrajin. Berkat keahlian yang Aan ajarkan, mereka dapat melestarikan budaya Indonesia.
Keharuman nama Aan selaku desainer Lampung tercium sampai para ibunda negara. Tercatat Alm Ani Yudhoyono, Megawati Soekarno Putri, Iriana Jokowi pernah mendatangi galerinya.
Produk lokal Lampung yang dibuat olehnya memiliki potensi yang tinggi yang wajib dilestarikan dan dipromosikan. Buktinya segala tamu baik kenegaraan ataupun luar provinsi yang mendatangi Lampung tentu singgah di galerinya.
RITA ANOMSARI
LATIFAH FASHION, USAHA MELESTARIKAN KAIN TAPIS LAMPUNG
Oleh: Rifda Rusita Nuha
Rita Anomsari merupakan perancang dan pengusaha mode asal Lampung. Beliau telah teruji konsistensinya dalam mendesain gaun, Ia ingin menampilkan kesan elegan dan glamour untuk kaum wanita yang ingin tampil modis namun tetap terkesan sebagai wanita yang terhormat. Kerennya lagi beliau memiliki ciri khas untuk melengkapi gaun rancangannya dengan penutup kepala khasnya, hijab tinggi.
Pada Upacara Kemerdekaan RI ke-76
JOKOWI KENAKAN BAJU ADAT LAMPUNG
Warga Lampung pasti tidak asing dengan pakaian yang dikenakan Presiden Jokowi saat momen perayaan HUT ke-76 RI pada 17 Agustus 2021. Sebab, beliau mengenakan pakaian adat Lmpung berupa Sai Batin dan Pepadun dalam upacara pengibaran bendera merah putih di Istana Merdeka.
Busana tradisional yang dikenakan oleh presiden ke-7 RI ini dikenal oleh masyarakat Lampung berupa pakaian yang dipakai oleh 'punyimbang adat (pemimpin adat) Lampung'.
Busana yang dikenakan Jokowi bernuansa merah-putih. Busana tersebut terdiri dari atasan putih lalu berpotongan jas tutup dengan kancing berwarna emas dengan mengenakan celana panjang senada, serta songket merah keemasan yang dikenakan untuk melapisi celana dan selendang.
Dari busana yang dikenakan Jokowi dapat diambil maknanya berupa warna putih melambangkan kesucian dan juga menjunjung tinggi kejujuran.
Selanjutnya, Sarung Tumpal merah dan emas bermotif Pucuk Rebung yang mencerminkan keagungan.
Simbolis kebijaksanaan dalam berpikir dan mengambil keputusan dalam hidup bermasyarakat diambil dari panjang Sarung Tumpal yang dikenakan di bawah lutut, untuk pria yang sudah menikah.
Jokowi juga mengenakan ikat kepala bernama Kikat atau Puyuh Meghem dengan hiasan Batu Kecubung, memberikan lambang pemimpin yang melindungi rakyatnya
Selendang yang dikenakan, bernama Selendang Bujur Sangkar atau bisa disebut Khikat Akhir, yang memiliki makna kewibawaan sebagai seorang pemimpin.
Sebagai pelengkap tampilan ini, Jokowi mengenakan ikat pinggang Bulu Serti, yang biasanya pria Lampung pakai untuk dapat menyelipkan Terapang (keris) sebagai aksesori tradisional Lampung.
Kain Sulam Usus merupakan kain tradisional khas Kota Lampung. Dalam proses pembuatannya, bahan yang digunakan untuk membuat Kain Sulam Usus ini cukup beragam. Bahan yang sering digunakan oleh pengrajin sulam usus biasanya yaitu bahan-bahan yang memiliki kilau pada bagian baik kainnya seperti kain sutera silk, kain satin dan kain santung. Sulam usus adalah kain dengan motif liukan-liukan yang membentuk motif yang indah sesuai dengan pola yang dikehendaki.
BAHAN SULAM USUS
BAHAN SULAM USUS
Kain Sutera Silk
Sutera merupakan serat tekstil alami yang dihasilkan dari kepompong ulat sutera saat pembuatan sarang. Serat yang dihasilkan mengandung protein alami yang kemudian ditenun menjadi serat tekstil dan menghasilkan bahan tekstil yaitu kain sutera. Pada umumnya, ulat sutera yang dibudidayakan atau diternak adalah jenis ulat sutera murbei. Hasil serat alami dari ulat sutera murbei itulah yang kemudian dikenal dengan nama sutera silk.
Oleh : Arnia Diah Rahmawati
MOTIF SULAM USUS
Kain Sulam Usus adalah kain khas yang berasal dari Lampung, Sumatera. Kain Sulam Usus meiliki motif yang cenderung menggunakan pola-pola sederhana. Akan tetapi, meskipun pola motifnya terbilang sangat sederhana sulam usus tetap memiliki keindahan dan keunikan yang tidak kalah estetiknya dengan kain khas Lampung lainnya. Kain Sulam Usus merupakan kerajinan sulam berbentuk usus ayam dengan berbahan baku kain satin dengan motif yang khas.
Sulam usus ini sudah ada sejak dulu dalam masyarakat Lampung Pepaduan. Masyarakat Lampung Pepaduan ialah salah satu kelompok adat dalam masyarakat Lampung. Masyarakat Lampung Pepaduan ini tinggal didaerah pedalaman atau daerah-daerah yang berada di dataran tinggi di Lampung. Motif dari sulam usus sendiri berasal dari motif-motif yang natural. Sulam usus memiliki beragam model dan aksesoris. Seperti motif kupukupu, tembung manok (pantat ayam), ukelukel, dan obat nyamuk
MOTIF SULAM USUS
Sulam Usus dada yang dirajut dengan menggunakan benang emas dan ada juga yangdisulam disertai dengan kaca dan uang koin logam kuno. Pada awalnya, sulam usus merupakan bagian dari pakaian adat pengantin wanita daerah Lampung, yang berfungsi untuk penutupi bagian tubuh yaitu dada atau bebe yang dikenakan di atas balutan kain tapis. Selanjutnya, sulam usus dikreasikan sebagai baju, kebaya, atau gaun yang dipadukan dengan bawahan berupa kain. Sulam usus juga memiliki bermacam-macam model atau rancangan dan aksesoris. Selain memiliki motif klasik khas Lampung, kain Sulam Usus ini banyak dicari oleh para wisatawan sebagai salah satu oleh-oleh khas Lampung.
Oleh : Arnia Diah RahmawatiPROSES PEMBUATAN SULAM USUS
Tahap awal pada proses pembuatan sulam usus yaitu memilih bahan yang baik. bahan yang digunakan yaitu bahan yang teksturnya licin seperti satin silk, shantung, sutera. dalam pembuatan sulam usus, usahakan bahan yang dipilih adalah bahan yang polos dan tidak memiliki motif. Berwarna cerah dan segar agar motif terlihat jelas dan indah mengkilap.
Bahan yang sudah dipilih, kemudian di potong-potong menjadi bagian panjang dan kecil sekitar 1cm. dari potongan kain tersebutlah motif sulam usus dibuat
PROSES PEMBUATAN SULAM USUS
Tahap selanjutnya yaitu merader motif yang akan dipakai untuk membuat motif sulam usus
Mulai memasang potongan-potongan kain satin dengan mengikuti alur motif yang tlah dikutip pada lembaran kain pemasangan potongan kain dengan cara di jelulur menggunkan benang jahit.
Setelah menjelujur motif sulam usus, selanjutnya sulam dipotong tiap motif, kemudian di rangkai menjadi satu motif yang sempurnya sesuai yang dikehendaki desain sulam ususnya.
Setelah semua terangkai menjadi satu, hasil sulam usus kemudian di susun pada busana yang sudah disiapkan untuk diberi sulaman usus. cara memasang sulaman sus pada busana yaitu dengan cara di jelujur halus secara manual.
Oleh : Arnia Diah RahmawatiRahayu, Si Tangan Kreatif
Siti Rahayu, ibu empat anak pemilik Galeri Rahayu. Di tangannya yang kreatif kain yang dulu hanya digunakan sebagai penutup dada dalam pakaian tradisional pengantin wanita adat Lampung atau bebe kini dimodifikasi menjadi berbagai jenis pakaian, tas, taplak meja, bad cover, hingga kopiah dengan motif yang lebih beragam.
"Dulu sulam usus hanya lurus-lurus saja motifnya, dan digunakan untuk bebe. Kalau sekarang sudah dimodifikasi dengan berbagai motif, juga ditambah payet agar terlihat lebih cantik," tutur pemilik Galeri Rahayu, Sabtu (22/5).
Ia mengaku telah menekuni kerajinan setahun pasca suaminya meninggal dunia pada tahun 1997. Ia membuat sulam usus secara otodidak, karena memang sudah tertarik dengan sulam tangan semenjak masih muda. "Saat itu saya masih menjadi guru sd, lalu menjadi Kabag Kesra di Bandarlampung. Tapi saya pilih pensiun dini karena ingin menekuni sulam usus ini," kata ibu empat anak ini.
Dalam pembuatan sulam usus, ia menuturkan bahwa inspirasi dalam membuat motif pada sulam usus berasal dari alam sekitar, baik itu tembung manuk, bunga, daun hingga berbagai macam buah. "Saat saya keliling, saya baru metik buah jambu. Nanti itu bisa saya canvaskan buat pola motif baru," ujarnya.
Potong-potong itu kemudian disatukan, sehingga membantuk baju. Lalu disetrika dan ditambahkan payet.
"Setelah saya cek ternyata sesuai maka baju siap dipasarkan di galery," jelasnya.
Rahayu mengaku, dalam pembuatan satu gaun panjang. Ia membagi menjadi 10 potong yang dikerjakan oleh 10 orang karyawan dengan waktu 15 hari. Namun, waktu tersebut belum termasuk waktu penyatuan potongannya.
Setelah pola atau motif dibuat, bahan dasar berupa kain satin yang telah dipotong panjang, dijahit dan dibalik, selanjutnya menjelujur tali usus sesuai pola. Setelah selesai, tali usus tersebut kemudian disulam.
"Jadi jika ada yang memesan, maka sebelum satu bulan pesanan sudah selesai," ungkapnya Untuk harga, ia mematok dari Rp.1.500.000 hingga Rp.35.000.000 per pakaian. Sementara kopiah dijual dengan harga Rp.150.000 hingga Rp. 200.000
Salah satu pekerja di Galeri Rahayu, Eliyanti mengaku bahwa proses pembuatan sulam usus cukup rumit, terutama saat proses perombakan jika tidak sesuai dengan ukuran pemesanan.
"Kalau awal kerja itu saya kesusahan dalam julujur dan menyulam karena tangannya masih kaku, tapi setelah sebulan sudah mulai terbiasa," ujarnya.
Tidak hanya ingin melestarikan kain khas Lampung, Rahayu juga telah memperkenalkan sulam usus ini hingga mancanegara. Sejak tahun 2005, sudah mengikuti pameran di Timur Tengah, Selangor, Malaysia, Batam sudah berkali-kali, begitu juga Bali.
Citrawati Jatiningrum, S E , M.Si., dosen Information and Bussines Institute (IBI) Damajaya menggalakan pelatihan usaha kerajinan sulam usus bagi perempuan pedesaan di Bandar Lampung sebagai salah satu bentuk pengabdian terhadap masyarakat. Selain untuk mendorong kreativitas masyarakat terhadap karya seni, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk melestarikan sulam usus di tengah kalangan masyarakat.
Citrawati menggandeng AZEN yang merupakan salah satu galeri kerajinan sulam usus yang ada di Kota Bandar Lampung dalam penyelenggaraan pelatihan tersebut. Ibu-ibu dan remaja putri yang ada di pedesaan menjadi target pelatihan Bukan hanya membekali secara teori, peserta juga praktik membuat kerajinan sulam usus secara langsung dengan pola sederhana seperti taplak meja, peci dan juga kebaya.
Ia menuturkan bahwa langkahnya mencanangkan pelatihan sulam usus bagi perempuan pedesaan bermula dari rasa keprihatinannya pada kerajinan sulam usus yang semakin tenggelam tergerus jaman dan mulai ditinggalkan para pengrajinnya. Padahal sulam usus adalah salah satu bentuk peninggalan nenek moyang yang harus dilestarikan.
Oleh : Nur laila azifah
Pelatihan sebagai Upaya
Pelestarian
“sulam usus sejatinya banyak diminati masyarakat baik lokal maupun mancanegara. Di tingkat lokal, produk ini sudah merambah hingga Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Di Luar Negeri, sulam usus diminati megara Malaysia, Brunei darussalam dan Singapura. Karena itu, sayang sekali jika kerajinan sulam usus tidak dikembangkan dengan maksimal” ungkap Citrawati. Pelatihan sulam usus pedesaan adalah salah satu bentuk pengabdian yang dilakukan dosen manajemen IBI Darmajaya. Dalam pelaksanaan pelatihan tersebut, ia dibiayai oleh Direktorat Jendral Perguruan Tinggi (DIKTI) atas penelitiannya berjudul ‘Pelatihan perempuan pedesaan dalam bidang usaha kerajinan sulam usus Bandar Lampung’ yang memenangkan hibah untuk kategori pengabdian masyarakat.
“Disini kami mendampingi, memandu, dan mengarahkan serta memberikan solusi apabila timbul permasalahan selama penugasan praktik Kami juga akan melakukan evaluasi mulai dari proses hingga hasil kerajinan.” katanya Melalui pelatihan ini Citrawati berharap dapat melestarikan kembali kerajinan sulam usus di Lampung, serta menggali potensi seni dan budaya yang ada di desa. “Ini salah satu pengabdian dosen IBI Darmajaya kepada masyarakat, mudahmudahan bisa mengembangkan kreativitas mereka khususnya para perempuan di desa” pungkasnya.
Pelatihansebagai
UpayaPelestarian
Sementara itu Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset IBI Darmajaya, Drs. Envermy Vem,. M.Sc, menuturkan pengabdian terhadap masyarakat menjadi salah satu upaya IBI Darmajaya melaksanakan tridarma perguruan tinggi IBI Darmajaya, katanya, juga senantiasa mendorong dosen untuk melakukan penelitian.
“Disini kami siap memfasilitasi kebutuhan dosen untuk melakukan penelitian, seperti memberikan pengetahuan penelitian kepada dosen, menyediakan layanan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang berkualitas. Kami juga membantu mereka dalam publikasi jurnal, cetak buku, hingga mempatenkan hasil penelitian” jelasnya.
Sobat Tena, tahukah kamu ternyata kain batik itu ada di beberapa daerah di nusantara? Salah satu yang perlu kita tahu adalah batik Lampung. Sesuai namanya, batik ini berasal dari Lampung Provinsi Lampung adalah provinsi paling selatan di Pulau Sumatera dengan ibu kota Bandar Lampung.
Seperti yang kita ketahui, Lampung mempunyai kain tenun tradisional, yaitu kain tapis Kain ini juga menjadi insprasi dari pembuatan kain batik Lampung
Sejarah Kain Batik Lampung
Kain tapis sendiri merupakan hasil tenun dari benang kapas dengan motif alam flora-fauna Nah, kalau kain batiknya diadaptasi dari masyarakat yang mengembangkan kebudayaan batik.
Kata batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu gabungan dari kata "amba" yang berarti lebar dan "titik" yang berarti titik atau matik. Dari istilah tersebut, kata batik memliki arti penggabungan dari satu titik ke titik lain yang dapat menciptakan suatu objek.
Dikutip dari website resmi Pemerintah Lampung, batik Lampung sendiri muncul karena gagasan salah satu penduduk Jawa yang lama menetap di Lampung yaitu Gatot Kartiko. Dengan ide kreatifnya dalam mengembangkan corak atau motif batik dari kain tenun, sekarang batik Lampung juga tak kalah populer dengan batik lainnya
Lalu, bagaimana sih sejarah kain batik lampung?
Batik Lampung dibawa oleh masyarakat yang tinggal lama di Lampung. Zaman dahulu, ada program transmigrasi. Masyarakat Jawa transmigran ke daerah-daerah di Indonesia, termasuk Lampung. Kemudian masyarakat Lampung menyesuaikan budaya yang ada di sana. Lampung adalah pulau yang dikenal dengan sejuta siger Bisa dibilang pada setiap toko, sekolah, tugu, dan bangunan-bangunan terdapat lambang siger di atas gedungnya Selain siger, ada juga gajah Lampung yang menjadi ciri khas daerah tersebut. Seiring berjalannya waktu, masyarakat Lampung mengembangkan gambar siger dan gajah pada kain tapis dan batik
Setiap orang yang melihat, pasti sudah tergambar bahwa batik itu berasal dari Lampung, karena ciri khasnya yang unik dan mencerminkan budaya daerah setempat. Batik Lampung sangat berkembang pada era gubernur Sjachroedin Z.P. Kini, batik Lampung dijadikan kerajinan tangan, pakaian, tas, dan alat kebutuhan lainnya. Sejak itulah, batik mulai populer dan digunakan oleh masyarakat Lampung dalam kehidupan sehari-hari
MENGENAL MOTIF BATIK LAMPUNG
Motif Batik Siger
Batik Lampung motif siger memang sangat populer. Batik motif ini sangat mencerminkan ciri khas lampung, yaitu siger Setiap orang yang memakai batik ini tentu saja merasa bangga karena batik ini sangat mengenalkan budaya Lampung yaitu siger khas Lampung.
Batik Gajah Lampung
Batik gajah Lampung merupakan adaptasi dari gajah Lampung yang sangat terkenal. Provinsi Lampung dikenal akan pusat konservasi gajah di Taman Nasional Way kambas. Biasanya dalam motif ini, kita akan melhat gambar kapal atau siger yang dipadukan dengan gajah Lampung.
MotifBatikkapal
Motif batik kapal bisa dibilang melambangkan nelayan yang berada di daerah Lampung Kapal merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat Lampung. Batas wilayah Provinsi Lampung di barat, selatan sampai ke timur merupakan laut Selain itu di Lampung juga banyak sungai besar Tidak heran, kapal atau perahu merupakan sarana yang lazim digunakan sehari-hari sebagai transportasi dan berniaga. Gambar kapal yang seolah-olah berlayar dengan hiasan di sampingnya sangat indah Motif kapal ini sangat menggambarkan ciri khas Lampung. Pohon surga Kekuatan abadi Maskulinitas Simbol kehidupan
Motif batik pohon hayat memiliki filosofi yang sangat mendalam bagi masyarakat Lampung. Pohon yang digamabarkan di sini merupakan simbol dari kehidupan.
Motif Hayat atau juga dikenal sebagai Pohon Kehidupan, memiliki makna filosofis yang mendalam bagi masyarakat Lampung, seperti:
MotifBatikPohonHayat
Biasanya, kain ini di gunakan untuk bawahan oleh kaum wanita sebagai pelengkap busana.
MOTIF BATIK ALA PRAMADYA
Motif batik Lampung ala Pramadya memang terbilang baru bagi masyarakat Lampung. Motif ini baru bisa digunakan untuk acara adat atau menghadiri pernikahan Batiknya pun agak sulit untuk ditemukan di pasaran, dikarenakan pengrajinnya juga masih langka Bagaimana? Sangat menarik bukan berbagai macam motif batik Lampung tadi? Kita bisa membantu menjaga warisan budaya tradisional Lampung ini dengan cara mengenakannya di berbagai acara formal Diharapkan dengan semakin banyak orang mengenakan batik Lampung, jenis kain tradisional ini juga makin dikenal dan disukai. Sehingga batik Lampung tidak tergerus zaman.
SULAM USUS LAMPUNG teknik tinggi yang kurang diminati
Latar belakang sulam usus
Jika ditanya tentang kerajinan tradisional Lampung, mungkin yang pertama terpikir adalah kain Tapis, kain tenun berupa sarung yang terbuat dari benang katun yang disulam dengan benang emas dan perak. Namun tidak hanya itu, Lampung juga memiliki warisan kerajinan lain yang menjadi ciri khas mereka yaitu kain Sulam Usus.
Kain sulam usus sendiri diwarisi oleh suku Lampung Pepadun yang tinggal di dataran tinggi pedalaman menggala, Tulang Bawang. Sesuai namanya, kain usus merupakan kerajinan sulam di atas kain yang dibentuk melingkar terlihat mirip dengan usus ayam. Biasanya Sulam Usus akan dibuat dengan bahan dasar satin, shantung, atau sutera, sehingga memiliki tekstur yang lembut. Sulaman usus telah digunakan oleh masyarakat Lampung sejak abad ke-16. Usus Sulam pada masa itu kebanyakan hanya digunakan sebagai pakaian adat pengantin, dan hanya kalangan bangsawan saja yang memakai kain bordir ini untuk pakaian sehari-hari. Padahal, usus sulam digunakan sebagai penutup dada (bebe) bagi perempuan karena sebelumnya mereka hanya mengenakan kain tapis sampai ke bagian bawah dada. Kini sulam ususu dikreasikan menjadi pakaian dan aksesoris modern.
SULAM USUS DAN PELUAN FASHION DI KANCA LUAR
Meskipun produk sulam usus tak kalah indah denganproduk wastra nusantara lain namun pamornya tidaksecerah wastra nusantara khas lampung lain sepertitapis dan batik lampung, hal tesebut tentunya sangat disayangakan karena sulam usu memiliki potensi besaruntuk dapat digali dan dikembangkan agar dapatdiaplikasikan dalam tampilan fashion tingkat tinggiserta tentunya fashion modern. Dari tahun-ketahun rumah mode besar seperti Dior dan Hermes menggali material-material unik dan juga teknik pembuatan khas suatu daerah yang belumbanyak didengar insan fashion barat untuk selanjutnya dijadikan referensi atau bahkan ditampilkan dalam look busana yang ditampilkan di pekan mode
Proses pembuatanya yang cenderung rumit ditambahlamanya pengerjaan membuat harga sulam usuterbilang tinggi sehingga kurang terjangkau bagimsyarakat luas ditambah dengan beredarnya tekstilbrokat dan bordir mesin memuat masyarakat tidakbegitu menggemari wastra nusantara khas lampung ini. Padahal bila diberi perhatian lebih teknik sulam inidaapat lebih dikenal luas bahkan hingga kancahinternasial. Nilai-nilai budaya yang dikandung dalamtekstil ini, juga dilihat dari segi originalitas tekniknyayang cukup rumit merupakan kriteria sempurna bagisulam usus untuk dapat tampil dan digemari insanfashion rumah mode manca negara. Sangat disayangkan memang tekik sulam usu pada akhirnya hanya dikenal dkawasan lokal saja meskipunproduk-produk yang mirip sulam susu silih bergantitampil di peragaan busana rumah mode internasional