VOL. 6, EDISI 11, Tahun 2023. KEINDAHAN WASTRA BALI

Page 1

T E N A M A G A Z I N E THE BEAUTY OF BALINESE TEXTILES KEINDAHAN WASTRA BALI 11 WITH SPECIAL INTERVIEW NABILA CAHYA PRAMITA VOL. 6 / EDISI 11 JANUARI 2023
R PELAKSANA SYIDATUNNUHA 13241016 KTUR PELAKSANA AH KHOIRUNNISA 20513244020 TIM REDAKSI EDISI NO. 11 // VOLUME NO. 6 // JANUARI 2023 TENA MAGAZINE 2 DEVY CITASARI 20513241012 REDAKTUR PELAKSANA REDAKTUR PELAKSANA LINTANG ZEHANAVIELLA A. 20513241046

DIBALIK KEINDAHAN KAIN ENDEK

TENA MAGAZINE 3

K E I N D A H A N K A I N E N D E K

Sejak tahun 1975, yaitu pada masa pemerintahan Raja Dalem Waturenggong di Gelgel Klungkung, kain endek mengalami perkembangan. Kemudian di wilayah Klungkung, kain endek ini mulai bermunculan, salah satunya di Desa Sulang. Kain endek mengalami peningkatan yang tajam sejak Indonesia merdeka.

Berasal dari kata gendekan atau ngendek yang berarti melanjutkan, melanjutkan, atau tidak berubah warna, muncullah kata endek Nama ini berasal dari metode yang digunakan untuk membuat kain endek Kain yang diikat akan mempertahankan warnanya karena bagian dalam kain telah diwarnai dan diikat

TENA MAGAZINE 4

K E I N D A H A N K A I N E N D E K

Kain endek memiliki motif yang beragam Bahkan, beberapa motif kain endek dianggap sakral, seperti motif patra dan encak saji. Motif ini hanya digunakan untuk kegiatan-kegiatan di pura atau kegiatan keagamaan lainnya. Adapula motif kain endek yang hanya boleh digunakan oleh orang-orang tertentu, seperti para orang tua dan kalangan bangsawan. Selain itu ada juga motif nuansa alam yang biasa digunakan untuk kegiatan sosial.

Berasal dari kata gendekan atau ngendek yang berarti melanjutkan, melanjutkan, atau tidak berubah warna, muncullah kata endek Nama ini berasal dari metode yang digunakan untuk membuat kain endek Kain yang diikat akan mempertahankan warnanya karena bagian dalam kain telah diwarnai dan diikat

TENA MAGAZINE 5

KAIN TENUN GRINGSING AS CULTURAL HERITAGE OF INDONESIA

TENA MAGAZINE 6
OLEH : SALMA ROSYIDATUNNUHA

KAIN GRINSING

Dari awal hingga akhir proses pembuatan, Kain Tenun Gringsing seluruhnya dibuat dengan tangan Benang diproduksi dengan pemintalan tangan dengan instrumen pintal konvensional. Buah kapuk berbiji tunggal yang hanya tumbuh di Nusa Penida menjadi sumber benang Benang tersebut kemudian direndam dalam minyak kemiri setelah proses pemintalan selesai Dengan pergantian air yang terjadi setiap 25 hingga 49 hari, proses perendaman bisa berlangsung lebih dari 40 hari dan selama setahun Benang akan menjadi lebih kuat dan lembut semakin lama terendam Proses penjilidan dan pewarnaan kemudian selesai.

Benang tersebut kemudian dipintal menjadi kain dengan panjang tertentu (sisi pakan) dan lebar (sisi lusi) Kain yang sudah jadi akan diikat dengan cara tertentu yang telah ditentukan oleh seniman ikat. Tali rafia dalam nuansa pink dan hijau muda digunakan untuk mengikat Untuk menciptakan desain dan pewarnaan yang unik, setiap ikatan akan dibuka sesuai dengan prosedur pewarnaan warna

TENA MAGAZINE 7

KAIN GRINSING

Kain Tenun Gringsing Bali merupakan produk kreatif masyarakat Indonesia yang khusus hidup dan berkembang di Desa Adat Tenganan Pegringsingan “Tenun Kain Gringsing Bali” adalah karya pengetahuan tradisional masyarakat dunia yang terbatas Karena itu, ia memiliki karakteristik yang unik dan sarat nilai dan filosofis makna yang diyakini oleh masyarakat Keberadaan “Tenun Gringsing Bali” kain layak untuk dilindungi “Tenun Gringsing Bali” juga dapat dikategorikan sebagai warisan budaya tak benda Indonesia dan mengandung makna penting untuk dipenuhi pandangan masyarakat tentang kearifan lokal

Dalam

kaitannya dengan warisan budaya, kain Tenun Gringsing Bali merupakan benda yang tidak berwujud warisan budaya karena memberikan kebijaksanaan, kesabaran, dan simbol filosofis yang penuh makna bagi kehidupan manusia Kain “Tenun Gringsing Bali” patut mendapat perhatian berbagai pihak, baik dalam hal perlindungannya maupun dalam arti pengembangannya sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat, terutama bagi masyarakat pendukungnya budaya kain “Tenun Gringsing Bali”
TENA MAGAZINE 8

MENGINGAT KEMBALI

EKSISTENSI KAIN RANGRANG

TENA MAGAZINE 9
OLEH : SALMA ROSYIDATUNNUHA

KAIN RANGRANG

Pada lembaran kainnya terdapat ruang-ruang kecil berlubang (bolong-bolong) pada bagian pertemuan motif, yang kemudian menjadi ciri dan nama motif kain tenun ini, yaitu Rangrang.

Mempunyai warna-warna yang lebih cerah dibanding kain tenun lainnya Mendominasi warna merah, orange dan ungu

Memiliki susunan atau pola-pola geometris sederhana (misalnya: garis lurus, wajik, dll) yang menyebar dari tengah kearah tepi kain

Terdapat “Pangoh Taji”, yang secara harfiah berarti pisau yang dipakaikan pada ayam petarung pada acara sabung ayam Pada kain tenun ini, Pangoh Taji digambarkan dengan garis garis benang berwarna putih di sepanjang kainnya

TENA MAGAZINE 10

KAIN RANG RANG

Potensi Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali sebagai penghasil Kain Tenun Rangrang kini makin tenggelam Rangrang merupakan kain bebali berwarna-warni terang dengan inspirasi motif berasal dari keadaan geografis wilayahnya yaitu daerah pegunungan dan perbukitan Menurut I Made Tanglad salah satu perajin Kain Tenun Rangrang asal Nusa Penida, tidak ada bukti tertulis yang berkaitan dengan sejarah keberadaan Kain Tenun Rangrang.

Kain Tenun Rangrang ini nyaris punah karena mulai sedikitnya penenun Kain Tenun Rangrang yang masih aktif Beberapa upaya dilakukan untuk melestarikan Kain Tenun Rangrang ini misalnya dengan munculnya kelompok-kelompok yang mewadahi kerajinan tradisional Tepatnya pada pertengahan tahun 2011, Kain Tenun Rangrang mulai ada geliat di pasaran, setelah beberapa kali melakukan upaya promosi dengan mengikuti pameran-pameran.

Kemudian sejak tahun 2011 kain tenun Rangrang mulai diproduksi dan dikembangkan kembali, dan sampai saat ini mengalami perkembangan pada motif-motifnya Kain Tenun Rangrang ini sebenarnya pada zaman dahulu sangat disakralkan karena digunakan hanya pada saat upacara keagamaan seperti banten gebogan, busana tari gambuh, dan lain-lain. Namun seiring dengan berjalannya waktu, Kain Tenun Rangrang ini digunakan sebagai kebutuhan fashion dan lain-lainnya.

TENA MAGAZINE 11

PEMANFAATAN KAIN POLENG

TENA MAGAZINE 12
OLEH : SALMA ROSYIDATUNNUHA

Poleng sering digunakan bersama dengan barangbarang sekuler dan profan. Di Bali, kain poleng digunakan secara luas, termasuk untuk membungkus tedung (membayar), bendera, menghiasi patung, kulkul (kentongan), dan banyak barang lainnya. Digunakan untuk membungkus pohon serta membuat kain poleng murni Kain poleng sangat banyak fungsinya Berikut ini adalah fungsi kain poleng antara lain:

Tedung (Payung) Palinggih (tugu Pemujaan) Menandakan tempat sakral Taplak meja Hiasan (di hotal atau tempat wisata) Kain khas bali sebagai budaya bali

PEMANFAATAN KAIN POLENG

TENA MAGAZINE 13

THE TRUTH OF KAIN KAMEN

TENA MAGAZINE 14

Kain Kamen adalah kain yang digunakan untuk menutupi bagian bawah tubuh pria di Bali Kamen memiliki bentuk yang mirip dengan sarung, namun kamen memiliki corak yang menonjol dan motif persegi Bahan yang digunakan untuk membuat kain kamen adalah kain halus yang tipis. Kain kamen ini tidak hanya digunakan oleh pria di Bali, perempuan di Bali juga sering mengenakan kain kamen

K A I N

K A M E N

Kain kamen dililit dari kiri ke kanan dengan meninggalkan lelencingan di bagian bawahnya Lelencingan adalah ujung kain yang menyentuh tanah. Dengan membiarkan sebagian kain menyentuh tanah melambangkan kejantanan dari pria Bali Selain itu, hal ini juga melambangkan bahwa mereka akan tetap terus berbakti kepada ibu pertiwi

TENA MAGAZINE 15

Untuk pria Bali, biasanya hanya memakai 2 lembar kain yang dipakai sebagai bawahan baju safari. Kain yang berada di bagian dalam inilah yang disebut kamen

Sementara untuk bagian luarnya disebut sebagai saput dan dipakai dengan cara diikat dengan tujuan agar kain kamen tidak lepas

KAIN KAMEN

Jika digunakan pada pria, pemakaian kamen diikatkan secara melingkar di bagian pinggang dari sebelah kiri ke kanan. Setelah itu, dibentuk sedikit lipatan di bagian depan dengan adanya simpul.

Sedangkan pemakaian kamen pada wanita lebih sederhana, yaitu tanpa perlu adanya simpul pada bagian depan.

TENA MAGAZINE 16
WARNA-WARNI ENDEK BALI UNTUK DELEGASI KTT G20
TENA MAGAZINE 17
Oleh LINTANG ZEHANAVIELLA AL WAHDAH

Kain Endek murupakan jenis kain ikat yang berasal dari Bali dan merupakan hasil dari karya seni terapan yang berarti dapat digunakan dalam kehidupah sehari - hari, menurut filosofinya nama kain Endek berasal dari kata “gendekan” atau “ngendek” yang memiliki arti diam atau tetap, tidak berubah warnanya. Kain Endek memiliki sebutan yang beragam di setiap daerahnya. kain Endek ini memiliki keunikan tersendiri pada motifnya, setiap produk kain Endek memiliki motif yang berbeda seperti motif flora, fauna, pemandangan hingga motif yang dianggap sakral.

Kain endek dapat digunakan menjadi bahan dasar baju atasan, bawahan, dress, tas, selendang dan masih banyak lagi selama motif yang digunakan bukanlah motif yang dianggap suci. Kain Endek sendiri berkembang sejak abad ke-16 atau pada tahun 1975, yaitu pada masa pemerintahan Raja Dalem Waturenggong. Setelah Indonesia merdeka kain ini semakin berkembang dan di minati oleh masyarakat.

Perkembangan kain Endek pada tahun 1985 semakin baik, produksinya pun sudah menggunakan alat tenun bukan lagi mesin (ATBM) Namun pada tahun 1996 produksi kain Endek mulai menurun lagi dikarenakan banyak pesaing, kabar baiknya produksi kain Endek pada tahun 2011 pun membaik kembali dikarenakan bahan produksinya yang murah, sehingga kain Endek menjadi popular lagi untuk bahan dasar baju maupun seragam, selain popular di dalm negeri, kain Endek juga telah popular di pasar internasional, dibuktikan melalui adanya ekspor kain Endek ke beberapa negara seperti, Amerika Serikat, Arab Saudi, Kore Selatan, Belanda, dan sejumlah negara Eropa lainnya Sehingga pemerintah Bali menjadikan kain Endek sebagai kain yang harus dijaga dan dilestarikan hingga saat ini.

TENA MAGAZINE 18
K A I N E N D E K O L E H P A R A U N D A N G A N T R Y O N PerdanaMenteriIndiaNarendraModitibadiMakanMalamPenyambutanselamaKTT PemimpinG20diTamanBudayaGarudaWisnuKencanapadaSelasa15November 2022,diBadung,Bali,Indonesia.-(WillyKurniawan/PoolPhotoviaAP) PerdanaMenteriKanadaJustinTrudeau,kiritengah,tibauntukjamuanmakanmalam formal,selamaKTTG20,diNusaDua,Indonesia,Selasa,15November2022 -(Leon Neal/PoolPhotoviaAP) TENA MAGAZINE 19

Perkembangan kain Endek belum berhenti hingga sekarang, di tanggal 15 November 2022 pada acara KTT G20 presiden kita Bapak JokoWidodo menggunakan kain Endek ini sebagai bahan dasar pakaian para pemimpin KTT G20 dari berbagai negara pada acara Gala Dinner di Kawasan Garuda Wisnu Kencana. Para tamu undangan menggunakan pakaian dari kain Endek dengan bermacam – macam warna. Pada persoalan tersebut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, kain tradisional asal Bali ini ternyata memiliki daya tarik di pasar internasional. “ Bahkan sudah mendapatkan perhatian kelas dunia Christian Dior pada tahun 2021,” jelas Sandi dikutip dari Instagram pribadinya @sandiuno, Kamis (17/11/2022) Sandiaga Uno berharap agar kain Endek dapat dikenal lagi oleh masyarakay luas, sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan serta menambah peluang usaha.

O K T O B E R 2 0 2 2 • E D I S I 1 0 • V O L U M E 1 2
TENA MAGAZINE 20
TIME FOR E N D E K R U F F L E B A G
TENA MAGAZINE 21
Vol.1 DIY! Oleh LINTANG ZEHANAVIELLA AL WAHDAH

ENDEK RUFFLE BAG

Berikut Langkah – Langkah yang dapat kamu ikuti : 1. Membuat gambar lingkaran dengan diameter 35 cm atau sesuai selera kalian. 2. Membuat gambar pola ruffle yaitu lurus dengan Panjang 2 kali lipat diameter tas 3. Setelah gambar sudah sempurna beri kampuh dan tanda jahitan pada kain 4. Kemudian potong kain yang telah di beri tanda kampuh, untuk pola lingkaran dipotong sebanyak 4 kali 5. Memotong pita berukuran 6cm x 130cm untuk selempang 6. Memasang kain keras pada pola lingkar kain yang telah dibuat menggunakan setrika 7. Menjahit pola ruffle dengan jahit renggang, jahit dengan jarak 0,5 cm dari tepi, kemudian jahit renggang lagi bagian bawah jahitan pertama dengan jarak 0,5 cm 8 Menarik benang pada pola ruffle agar menjadi kerutan hingga Panjang ruffle sama dengan sekeliling tas

9 Kemudian menyemat pola lingkaran dengan pola ruffle kemudian dijahit sekeliling mengikuti pola lingkaran yang telah dibuat dengan jarak jahitan dari tepi adalah 1 cm, sisakan kurang lebih

5 cm untuk membalik tas

10. Memotong tali dengan Panjang 65 cm sebagai pegangan

11 Kemudian menjahit bagian tas dengan tali yang telah dibuat dengan memasukkan tali kepada lubang pola tas yang sebelumnya disisakan, lakukan kepada dua sisi tas, lalu jahit dengan jarak jahitan 1 cm pada sekeliling tas.

12. Kemudian tas dibalik dan di soom pada bagan lubang tempat untuk membalik tas tersebut.

TENA MAGAZINE 22
13 Selesai!

N D E K R U F F L E B A

E
TENA MAGAZINE 23
G

KEINDAHAN KAIN ENDEK BALI DALAM RUMAH MODE CHRISTIAN DIOR

Oleh LINTANG ZEHANAVIELLA AL WAHDAH
TENA MAGAZINE 24

Dior atau Christian Dior merupakan perancang busana yang berasal dari Perancis yang lahir pada tahun 1905. Sebelum terjun pada bidang busana Dior sempat memiliki galeri seni, namun karena penurunan bisnis keluarga, Dior memutuskan untuk menutup galeri tersebut dan memulai membuat rancangan busana untuk menghidupi dirinya. Tahun 1947 label milik Dior sangat mempengaruhi mode busana dunia Dior memiliki rumah mode yang tersebar di dunia. Dior telah menjadi pionir fashion di dunia hingga saat ini. Pada pegelaran Paris Fashion Week 2021 brand ternama Dior memilih kain Endek sebagai bahan dari rancangan busana Spring Summer. Maria Grazia Chiuri sebagai Artistic Director mengatakan bahwa mengangkat Kain Endek Bali pada pagelaran ini karena ingin mengangkat nilai dari kebudayaan serta craftmanship Indonesia terutama dari penenun perempuan. Kerjasama yang dilakukan antara pemerintah Bali dengan Christian Dior juga memiliki tujuan sebagai landasan bagi para pihak agar dapat bekerja sama mempromosikan ekspresi budaya tradisional di Indonesia, khususnya kain endek pada daerah Bali ini. Tentu saja Kerjasama ini akan saling menghormati dan menguntungkan bagi pemerintah Bali dan juga Dior. Dalam kerjasama yang berlangsung ini berdampak besar pada kesejahteraan UMKM Kain Endek yang ada di bali, selain itu kerjasama ini dapat membawa Kain Endek pada pasar Internasional.

SPRING SUMMER 2021

Dubes RI Paris Arrmanatha Christiawan Nasir juga ikut berpendapat, “Penggunaan kain Endek Bali untuk koleksi Spring/Summer 2021 oleh Christian Dior, merupakan pengakuan yang tinggi terhadap keindahan dan kualitas kain Endek Bali dan berkontribusi positif terhadap dunia fashion internasional. Semoga ini menjadi penyemangat bagi masyarakat Bali di tengah tantangan COVID-19,” kata Dubes Arrmanatha, dalam siaran pers yang diterima kumparanWOMAN pada Rabu (30/9)

TENA MAGAZINE 25

2021 Paris Fashion Week

Pendapat Dubes

TENA MAGAZINE 26
RI Dubes RI Paris Arrmanatha Christiawan Nasir juga ikut berpendapat, “Penggunaan kain Endek Bali untuk koleksi Spring/Summer 2021 oleh Christian Dior, merupakan pengakuan yang tinggi terhadap keindahan dan kualitas kain Endek Bali dan berkontribusi positif terhadap dunia fashion internasional. Semoga ini menjadi penyemangat bagi masyarakat Bali di tengah tantangan COVID-19,” kata Dubes Arrmanatha, dalam siaran pers yang diterima kumparanWOMAN pada Rabu (30/9).

PARIS FASHION WEEK 2021

Dalam Paris Fashion Week, Dior menampilkan 9 motif kain Endek sebagai koleksi terbarunya. Kain Endek diaplikasikan pada koleksi busana, hiasan kepala hingga tas. Dior juga mencantumkan daerah asal kain Endek pada label bajunya sebagai bentuk pengakuan untuk penenun Bali. Tentu saja kita merasa bangga bukan, karena dunia akan melirik salah satu kain tradisional Indonesia .

TENA MAGAZINE 27
E
B I B E L
TIME FOR
N D E K O
T
Vol.2 DIY!
TENA MAGAZINE 28
Oleh LINTANG ZEHANAVIELLA AL WAHDAH

FASHION ACCESSORIES

O B I B E L T

Trend pada fashion saat ini selalu berubah dari waktu ke waktu dengan cepat, sebagai anak muda tentu saja kita ingin mengikuti trend fashion yang ada saat ini, seperti trend mengenakan kemeja, cullote, sweater oversize, blazer, dan masih banyak lagi. Dengan tambahan aksessoris lainnya, salah satu aksessoris tambahan yang sedang ramai saat ini adalah obi belt.

Obi belt merupakan lembaran kain yang diikat pada pinggang, obi belt membuat penampilan kita mendapat sentuhan harajuku, biasanya obi belt dikombinasikan menggunakan kemeja serta celana cullote atau jeans Nah, saat ini mari kita coba untuk membuat obi belt yang memiliki ciri khas tersendiri, dengan sentuhan budaya Indonesia menggunakan kain endek yang berasal dari Bali. Sehingga kita dapat menciptakan inovasi baru dengan menggabungkan budaya Jepang dengan Indonesia.

Pada pembuatan obi belt ini dapat dipraktekkan dengan mudah dan tidak terlalu banyak membutuhkan kain. Pemilihan bentuk, jenis bahan serta motif yang sesuai dengan karakter kita dapat menunjang penampilan yang lebih cantik, sehingga membuat tingkat kepercayaan diri kita juga naik

TENA MAGAZINE 29

ENDEK OBI BELT?

Berikut merupakan langkahlangkah pembuatan obi belt yang benar :

Langkah Pengerjaan :

1) Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat pola obi belt pada kertas dahulu dengan lebar ukurannya menyesuaikan lingkar pinggang masing –masing pengguna.

2) Membuat pola tali belt dengan Panjang menyesuaikan selera dengan lebar 4 cm.

3) Letakkan pola belt dan pola tali pada lembaran kain yang telah disiapkan.

4) Memberi garis kampuh 1 cm diluar garis pola belt dan pola tali pada kertas menggunakan karbon dan rader.

5) Melipat bagian kain dari pola tali menjadi 2 kemudian di setrika agar lebih mudah ketika dijelujur.

6) Menjelujur pola belt dan kain sesuai dengan garus pola yang telah di rader.

7) Menjahit pada garis jelujuran yang telah dibuat dan sisakan bagian terbuka pada sisi lebar pola belt dan pola tali, kemudian balik bagian baik kain keluar, sehingga sisa kampuh berada di dalam.

8)Memasukkan tali pada sisi lubang obi belt pada bagian kanan dan kiri yang masih terbuka.

9) Menjahit sekeliling obi dengan jarak jahitan dan tepinya kurang lebih 0,5 cm.

10) Merapika obi belt dengan di pres menggunakan setrika.

11) Obi siap dipakai!

B
U A T
A G A I M A N A C A R A M E M B
TENA MAGAZINE 30
MEMAKAI OBI BELT SIMPLE! T I P S 2. Tarik tali obi belt ke bagian depan 3. Ikat obi belt sesuai dengan keinginanmu Lilitkan obi belt pada pinggang 1. 4 Obi belt telah selesai! ketika dijelujur. TENA MAGAZINE 31
KESAKRALAN KAIN ENDEK BALI SAKRALNYA MOTIF KAIN ENDEK YANG DIGUNAKAN SEBAGAI UPACARA ADAT TENA MAGAZINE 32

P E R K E M B A N G A N K A I N E N D E K

KESAKRALAN KAIN

ENDEK BALI

Bali merupakan kepulauan yang memiliki banyak keindahan alamnya, selain itu Bali juga terkenal dengan kebudayaan serta tradisinya yang melekat dan sangat kental di masyarakat.

Bali juga kaya akan kerajinan tangannya, seperti salah satunya kain tenun Endek, kain Endek telah menjadi warisan busaya kreatif bagi masyarakat Bali yang telah di catat sebagai Kekayaan Intelektual Komunal Ekspresi Budaya Tradisional. Semakin berkembangnya zaman permintaan kain Endek semakin melambung tinggi baik di masyarakat lokal maupun mancanegara, hal ini membuat bisnis kain Endek di Bali berkembang pesat, terlebih setelah kain Endek diangkat oleh pionir fashion dunia, Christian Dior sebagai bahan dari koleksi rumah butiknya. Kain ini memiliki warna klasik yang tetap, tidak mengalami perubahan

2 0 2 3 TENA MAGAZINE 33

KESAKRALAN KAIN ENDEK BALI

Proses produksi kain Endek membutuhkan waktu yang relatif lama, para pengrajin kain tenun Endek ini rata – rata mengerjakan selama 1 bulan untuk satu potong kain tenun Endek, hal tersebut dikarenakan proses tahapan yang cukup rumit dengantenagamanusia.

Secara singkat pembuatan kain Endek diawali denganpemintalanbenangyangmembentukmotif dan pattern yang telah diinginkan pembeli dengan caramengikatbenangdengantalirafia.

Setelah itu benang yang sudah di pintal akan melalui proses pencelupan ke dalam zat pewarna, proses pewarnaan dapat dilakukan berkali – kali untuk mendapatkan jumlah warna yang diinginkan untuk membuat motif pada kain Endek, kemudian benang diangkat dan dikeringkan serta dipisahkan sesuai pola, selanjutnya adalah proses penenunan benang yang telah melewati proses pengeringan dengan menggunakan alat tenun tradisional, yaitu alat tenun bukan mesin (ATBM), kain Endek yang telah di tenun kemudian akan dipasarkan atau bisa diproduksimenjadiproduklainnya.

TENA MAGAZINE 34

KESAKRALAN KAIN

ENDEK BALI

Kain Endek memiliki makna dan cerita, kain Endek yang digunakan untuk upacara sakral memiliki 2 jenis yaitu double ikat dan ikat single. Kain double ikat biasanya digunakan dalam upacara yang sangat sakral karena dibuat dengan pewarnaan dan pembuatan motif yang sudah di tentukan. Motif – motif yang digunakan dalam pembuatan kain Endek sangat bervariasi, seperti kain dengan motif flora, fauna, geometri, figuratif dan dekoratif. Keragaman motif pada kain Endek juga merepresentasikan wilayah – wilayah penenunnya, seperti kain Endek Wajik Ukir atau Klungkung yang ditenun oleh masyarakat dari dari Klungkung, selanjutnya ada kain Endek Rang – Rang yang ditenun oleh masyarakat dari Nusa Penida, motif Endek Rang – Rang menggunakan nuansa warna yang cerah seperti merah, kuning, oren, ungu, hijau, dan biru.

TENA MAGAZINE 35

DUA MOTIF SAKRAL KAIN ENDEK

TENA MAGAZINE 36
K A I N E N D E K P A T R A

Selain motif tersebut, kain Endek memiliki motif yang dianggap sakral yaitu motif Encak Saji, motif ini biasa dikenakan saat upacara adat di pura, Encak Saji memiliki motif detail pola yang menggambarkan ornament –ornament yang terdapat pada pura hingga alat yang digunakan untuk persembahan di pura. Selanjutnya ada motif Patra yang dahulunya hanya dapat dikenakan oleh penguasa saja, namun sekarang motif ini boleh dikenakan oleh masyarakat Bali dengan syarat hanya dikenakan saat mengikuti upacara adat di pura saja, karena kain dengan motif Patra ini merupakan jenis kain Endek yang sakral dan tidak boleh sembarangan dikenakan.

KESAKRALAN KAIN ENDEK BALI

Masyarakat Bali meyakini bahwa beberapa motif pada kain Endek memiliki kekuatan tersendiri, hal ini juga dapat dilihat dari pemakaian kain pada objek – objek tertentu maupun penggunan kain pada upacara – upacara adat. Selain motif yang telah dibahas, ada juga motif asli dari kain Endek, yaitu motif Gringsing dan Endek Bebali, kedua motif ini dipercaya memiliki fungsi sebagai penangkal energi negatif atau penolak bala Selain itu, kain Endek dengan motif Gringsing dipercaya dapat menangkal wabah penyakit bagi orang yang mengenakannya.

TENA MAGAZINE 37

Man wear sunglasses

KESAKRALAN KAIN ENDEK BALI

Oleh Lintang Zehanaviella A

TENA MAGAZINE 38

MR. FASHION
Bali merupakan kepulauan yang memiliki banyak keindahan alamnya, selain itu Bali juga terkenal dengan kebudayaan serta tradisinya yang melekat dan sangat kental di masyarakat. Bali juga kaya akan kerajinan tangannya, seperti salah satunya kain tenun Endek, kain Endek telah menjadi warisan busaya kreatif bagi masyarakat Bali yang telah di catat sebagai Kekayaan Intelektual Komunal Ekspresi Budaya Tradisional. Monthly Magazine
Semakin berkembangnya zaman permintaan kain Endek semakin melambung tinggi baik di masyarakat lokal maupun mancanegara, hal ini membuat bisnis kain Endek di Bali berkembang pesat, terlebih setelah kain Endek diangkat oleh pionir fashion dunia, Christian Dior sebagai bahan dari koleksi rumah butiknya. Kain ini memiliki warna klasik yang tetap, tidak mengalami perubahan

KAIN POLENG

Saat berwisata ke pulau Bali, sering kali kita menjumpai kain kotak-kotak berwarna hitam dan putih yang biasanya dililitkan pada pohon-pohon Kain ini oleh masyarakat Bali biasa dikenal dengan sebutan kain poleng Di Bali, selain dililitkan di pohon-pohon, kain ini juga digunakan untuk menghias patungpatung, dipakai sebagai bahan payung, atau juga dipakai sebagai pakaian adat, mulai dari ikat kepala yang disebut dengan udeng atau untuk lapis kain yang disebut dengan selempon. Kain poleng merupakan salah satu kain yang sangat populer di Bali

TENA MAGAZINE 39

K A I N P O L E N G

L A M B A N G

K E S E I M B A N G A N

Kain kotak-kotak hitam putih yang disebut dengan kain poleng ini juga memiliki sebutan lain, yaitu saput poleng Saput memiliki arti kain yang membalut, sedangkan poleng adalah istilah dari warna hitam putih berseling yang perupakan lambang dari Rwa Bhineda. Warna hitam putih pada kain poleng melambangkan perbedaan yang ada di dunia yang merupakan sebuah keniscayaan. Dalam kepercayaan masyarakat Bali, Rwa Bhineda secara filosofis mengajarkan kita bahwa di dunia ada dua hal berbeda yang tidak bisa dipisahkan, misalnya siangmalam, baik-buruk, panas-dingin, dan sebagainya. Jika perbedaan tersebut berhasil disatukan, maka mata alam dunia akan mencapai keseimbangan dan mencapai keharmonisan.

TENA MAGAZINE 40

Ada beberapa jenis kain poleng dengan makna filosofisnya masing-masing. Yang pertama yaitu saput poleng Rwa Bhineda, kain poleng yang hanya berwarna kotak-kotak hitam dan putih yang menggambarkan keseimbangan alam yang berbeda. Lalu, yang kedua adalah saput poleng Sudhamala, yaitu kain poleng yang berwarna putih dan hitam, tetapi juga ada warna abu-abu di antaranya. Warna hitam dan putih melambangkan Rwa Bhineda, sedangkan warna abu-abu merupakan simbol penyelaras atau penyeimbang antara warna hitam dan putih. Jenis kain poleng yang ketiga adalah saput poleng Tridhatu, yang membedakan jenis kain ini dengan jenis kain poleng lainnya, yaitu terdapat tambahan warna merah di dalamnya Kain poleng Tridhatu menggambarkan Triguna atau tiga kecenderungan sifat manusia. Triguna terdiri dari rajas, tamas, dan satwan Rajas dilambangkan dengan warna merah yang menggambarkan sifat manusia yang aktif. Tamas dilambangkan oleh warna hitam yang menggambarkan sifat manusia yang cenderung malas atau pasif Sedangkan, warna putih melambangkan sifat satwan yaitu kebijaksanaan.

TENA MAGAZINE 41

Di Bali, saput poleng biasanya dipakai sebagai penghias, tetapi bukan sekedar penghias saja, pengunaan kain poleng menurut kepercayaan lokal dianggap sebagai pertanda bahwa benda yang dihiasi kain poleng tersebut memiliki kekuatan magis yang dihormati dan harus dilindungi keberadaannya Misalnya, saat kain poleng dililitkan di pohon besar, maka hal itu menandakan bahwa pohon tersebut memiliki kekuatan magis yang dipercaya masyarakat lokal, sehingga keberadaan pohon tersebut harus dihormati.

TENA MAGAZINE 42

Kain poleng juga dikenakan oleh orang-orang tertentu di Bali, seperti pecalang yaitu sekelompok anggota adat yang berperan dalam menjaga keamanan di wilayah adat tertentu Biasanya para pecalang memakai kain poleng sebgai bahan selempon atau dipakai sebagai udeng Saput poleng juga sering ditemukan di pertunjukan-pertunjukan, salah satunya pada pertunjukan seni drama gong

Demikian sekilas informasi mengenai kain poleng atau saput poleng Bali, apabila filosofi dari kain poleng ini benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, maka keseimbangan dan keharmonisan dunia akan tercapai

TENA MAGAZINE 43

Kain gringsing adalah kain yang dibuat oleh masyarakat adat Tenganan, Pegeringsingan, Bali. Kain gringsing digunakan untuk berbagai upacara, seperti upacara keagamaan, upacara kikir gigi, dan upacara pernikahan. Jika diturut dari sejarahnya, ada kemungkinan bahwa masyarakat Tenganan masih memiliki garis keturunan dari India, karena di India terdapat salah satu kain yang memiliki sistem pembuatan yang sama dengan pembuatan kain gringsing

TENA MAGAZINE 44

Kain gringsing berasal dari kata gring yang berarti penyakit atau sakit dan singyangberartitidak.Sehinggaartikatagringsingdiartikansebagai“tidak sakit”. Dari sisi warna, kain gringsing ini merupakan simbol dari Sri Tri Murti yaituBrahma,Wisnu,danShiwayangkemudiandisimbolkandenganwarna merah, hitam, dan putih yang merupakan simbol dari kekuatan alam yaitu dewa api, dewa air, dan dewa angin. Lalu dari segi desain atau motif, kain gringsing memiliki dasar desain tapak dara atau tanda tambah yang merupakansimboldarikeseimbangan

Sedangkan dalam proses pembuatannya, kain gringsing menggunakan sistem ikat ganda. Ikat ganda sendiri memiliki filosofi Rwa Bhineda yang merupakan simbol penyelaras atau penyeimbang antara dua hal yang berdeda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jika kita bisa menjaga keseimbangan kekuatan alam yaitu api, air, dan angin beserta menjaga keseimbangan Rwa Bhineda, maka niscaya kita tidak akan sakit (gringsing).

TENA MAGAZINE 45

Kain gringsing berbeda dengan dengan kain-kain yang lainnya Hal yang membuatnya berbeda adalah cara pembuatannya yang menggunakan sistem ikat ganda, dimana sistem ini hanya dapat ditemukan di tiga negara di dunia, yaitu di India, Jepang, dan Indonesia yang tepatnya berada di pulau Bali. Ikat ganda sendiri adalah ketika pakan dan dihi harus bertemu satu warna yang sama dalam proses pembuatan desain kainnya, yang artinya pengrajin kain gringsing harus menghitung secara matematis jumlah benang agar nanti saat ditenun pakan dan dihi dapat bertemu dan membentuk satu titik desain.

TENA MAGAZINE 46

Kain Grinsing memakan waktu pembuatan selama 2-3 tahun

Kain gringsing memiliki kekhususan dan memiliki nilai yang sangat tinggi karena kerumitan motifnya dan waktu pembuatan kain yang bisa memakan waktu 2-3 tahun pengerjaan Kain gringsing juga memiliki nilai spiritual yang tinggi seiring dengan kepercayaan masyarakat Bali dengan simbol Sri Tri Murti yang dianggap memiliki kekuatan magis sebagai penolak bala Sehingga membuat kain gringsing, jika dilihat dari sisi sosial, ekonomi, dan spiritual memiliki nilai yang sangat tinggi menurut masyarakat Tenganan, Pegeringsingan.

TENA MAGAZINE 47

Cara merawat kain gringsing juga tidak sembarangan. Agar tetap awet, mencuci kain gringsing dilakukan dengan menggunakan air hujan tanpa detergen atau sabun. Lalu, untuk pengeringan tidak dilakukan di bawah sinar matahari langsung, tetapi hanya diangin-anginkan saja. Dengan cara ini, warna kain gringsing tidak akan luntur, sebaliknya malah akan membuat warna kain gringsing semakin indah. Untuk menyimpan kain gringsing, disarankan menggunakan wadah yang bundar, seperti pohon bambu, yang nantinya kain gringsing akan digulung sehingga tidak menimbulkan lipatan-lipatan yang membekas pada kain, kemudian diletakkan dalam lemari.

Keberadaan kain gringsing ini harus diapresiasi oleh pemerintah dengan cara melindunginya dari sisi hukum. Selain itu, masyarakat atau konsumen harus memberikan nilai pada keberadaaan kain ini, karena kain gringsing merupakan salah satu kebudayaan milik Indonesia, khususnya Bali. Sehingga sebagai warna negara Indonesia yang baik, senantiasa wajib menjaga kebudayaan tersebut.

TENA MAGAZINE 48

Udeng atau ikat kepala khas Bali adalah salah satu tradisi orang Bali yang memiliki makna sangat dalam dan tidak hanya sebagai sebuah ikat kepala saja. Dalam cara pemakaiannya, udeng memiliki beberapa bentuk. Dalam aktivitas masyarakat Hindu di Bali, penggunakan udeng merupakan suatu ciri khas yang dikenakan oleh kaumpria.

Udeng adalah sehelai kain yang diikatkan di kepala laki-laki dengan bentuk dan corak berwarna-warni, mulai dari putih, hitam, batik, dan masih banyak lagi. Parisada Hindu Indonesia (PHDI), menetapkan penggunaan udeng untuk pergi ke pura adalah udeng berwarna putih agar menimbulkan kesan kejernihan dankedamaianpikirankarenawarma putih mengandung makna kedamaian, permohonan maaf, pencapaian diri, spiritualitas, kedewataan, kesucian, kesederhanaan, kesempurnaan, kebersihan,cahaya,danpersatuan.

TENA MAGAZINE 49

Ikatkepalakhas masyarakatHinduBali

Sedangkan, warna udeng yang digunakan saat melayat orang meninggal adalah udeng dengan warna hitam karena hitam melambangkan pengusiran sesuatu yangbersifatnegatif,formalitas,misteri, ketakutan, ketidakbahagian, kesedihan, dan kemarahan. Lalu, untuk penggunaanudengdenganmotifbatik biasanya dipakai untuk acara-acara sosial, pernikahan, dan sebagainya. Penggunaan udeng tidak hanya diperuntukkan oleh pria dewasa saja, tetapi juga untuk anak-anak lelaki sekalipun.

Setiap lekukan pada udeng memiliki makna Lekuk sebelah kanan udeng lebih tinggi daripada lekuk yang di sebelah kiri, hal ini memiliki arti bahwa kita harus lebih banyak melakukan hal-hal baik atau dharma daripada perbuatan buruk atau adharma. Lalu, ada ikatan di tengah-tengah kening yang bermakna memusatkan pikiran kita Ujung ke atasnya melambangkan pemikiran lurus ke atas untuk memuja Tuhan Yang MahaEsa

TENA MAGAZINE 50

Udeng digunakan saat sembahyang dan juga digunakan sebagai kelengkapan busana adat Bali. Udeng memiliki simpul ketuhanan orang Bali, yang menyatukan Trimurti dalam simpul nunggal. Kemudian tarikan ujung kain kanan melambangkan Wisnu, tarikan ujung kain kiri melambangkan Brahma, ujung kain atas yang ditarik ke bawah melambangkan Siwa, artinya orang Bali menuhankan Trimurti sebagai satu kesatuan yang utuh dalam perlambang udeng yang digunakan Dengan menggunakan udeng, secara garis besar, hendaknya kita selalu berbuat baik hingga nantinya kita dapat bersatu dengan-Nya, yakni mencapai moksa. Petuah tersembunyi leluhur dari pemakaian udeng tersebut adalah agar kita selalu berjalan di jalan dharma, baik dalam berpikir, berkata, maupun bersikap sesuai dengan Tri Kaya Parisudha Kita juga harus senantiasa menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi semua laranganNya agar kelak kita mampu mencapai moksa.

TENA MAGAZINE 51

Udeng di dalam pakaian adat ke pura, secara umum dibagi menjadi tiga jenis,yakni:

Udeng jejateran, adalah udeng untuk sembahyang menggunakan simpulhidupdidepandisela-selamatasebagailambangmataketiga. Udeng dara kepak, adalah udeng untuk warna ksatria yang terdapat tambahan penutup kepala yang bermakna seorang pemimpin yang selalu melindungi rakyatnya dan pemusatan kecerdasan Kain yang menjulur ke bawah memiliki makna bahwa seorang pemimpin harus senantiasa memperhatikan rakyat bawah dan selalu berperilaku sabar serta rendah diri. Udeng jenis ini sering dipakai oleh Anak Agung Rai Kalamdalampementasandramagong

Udeng beblatukan, adalah udeng khusus pemangkuyanghanyaadapenutupkepala dan simpulnya berada di belakang yang bermakna seorang pemangku hendaknya selalu mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Ujung ikatan yang menghadap ke bawah melambangkan bahwa pemangku harus memiliki sifat sabar Kedua sisi dari udeng pemangku yang sama menyimbolkan ketidakterikatan antara baik maupun buruk dansudahmampumengatasikebaikandan kejahatan

D E C E M B E R 2 0 2 2 | I S S U E 1 0 TENA MAGAZINE 52

Perbedaan makna simbol-simbol dari berbagai jenis udeng di atas bukanlah suatu berbedaan yang membuat umatnya berbeda, tetapi merupakan simbol bahwa seorang bahwa seorang pemangku sudah selayaknya mampu menguasai sifat-sifat buruknya dan kita sebagai orang umum hendaknya bisa mengandalikan semua yang ada dalam diri kita sesuai dengan makna udeng yang kita kenakan

Udeng sebagai kelengkapan busana adat Bali dan sembahyang, memiliki simbol ketuhanan orang Hindu Bali yang menyatukan Trimurti dalam simpul nunggal. Dengan memakai udeng, diharapkan masyarakat Hindu Bali senantiasa selalu melakukan kebaikan yang nantinya diharapkan dapat bersatu dengan Tuhan Yang Maha Esa atau moksa.

TENA MAGAZINE 53

Pemakaian Kamen Bali

Kamen adalah kain tradisional yang berasal dari Bali Kamen digunakan sebagai bawahan saat menggunakan pakaian adat Bali dan memiliki bentuk yang mirip dengan sarung Kamen biasanya dipakai saat mengikuti acara keagamaan atau kegiatan adat di Bali. Kamen dapat digunakan oleh siapa saja, baik wanita maupun pria, tetapi dengan cara pemakaian yang berbeda Berikut adalah cara bagaimana menggunakan kamen pada wanita dan pria.

TENA MAGAZINE 54

Cara Penggunaan Kamen pada Wanita

Posisikan kain yang akan digunakan di belakang badan dengan posisi horizontal.

Lipat sisi sebelah kanan menjadi dua

Lalu, bawa sisi sebelah kiri kain ke depan menuju sisi badan kanan sampai ke belakang hingga ke depan lagi.

Bawa sisi kain sebelah kanan ke depan menuju sisi badan sebelah kiri.

Selipkan ujung kain pada pinggang. Selesai.

TENA MAGAZINE 55

Cara Penggunaan Kamen pada Wanita (Ikat Samping)

Lipat sisi atas kain yang akan digunakan, lalu posisikan kain di sebelah kiri badan dengan posisi vertikal.

Ikatkan pada sisi kanan badan.

Bawa sisa kain ke arah belakang hingga ke depan ke arah sisi badan sebelah kanan

Ikatkan ujung-ujung kain di pinggang sebelah kanan. Selesai.

TENA MAGAZINE 56

Cara Penggunaan Kamen pada Pria

Lipat sisi atas kain yang akan digunakan, lalu posisikan kain di sebelah kiri badan dengan posisi horizontal

Bawa sisi kain sebelah kiri ke depan menuju sisi badan sebelah kanan.

Lalu, bawa sisi kain sebelah kanan menuju sisi badan kiri.

TENA MAGAZINE 57

Tarik sisa kain pada sisi sebelah kiri lurus ke kanan.

Buat lipitan di sisi depan.

Tarik ujung-ujung kain. Lalu, selipkan pada pinggang dan lipat ke arah luar kamen.

Untuk menguatkan ikatan kamen, bisa ditambahkan dengan selendang. Selesai.

TENA MAGAZINE 58

SELENDANG BALI

Pura adalah tempat yang sangat familiar jika kita mengunjungi Bali. Kita bisa menemukan pura hampir di setiap penjuru Bali Saat mengunjungi pura di Bali, kita diwajibkan untuk memakai selendang. Selendang ini, di Bali biasanya disebut dengan senteng atau selempot. Slendang adalah secarik kain yang menutup dan mengikat pinggang Selendang ini merupakan pelengkap pakaian adat Bali saat digunakan untuk sembahyang.

TENA MAGAZINE 59

Budaya memakai selendang di Bali diyakini berasal dari para leluhur terdahulu. Sejak di dalam kandungan manusia sudah terhubung dengan Tuhan melalui tali pusar atau ari-ari dari ibunya. Sehingga, diyakini bahwa tali pusar adalah penghubung kehidupan antara janin dan sang ibu. Tali pusar inilah yang menyimbolkan selendang umat Hindu di Bali setiap beribadah kepada Tuhan. Selendang Bali jugadikatakansebagaipembatasantarayangsucidanburukdalam diri manusia. Bagian atas pinggang diyakini sebagai bagian yang suci, sedangkan bagian di bawah pinggang adalah bagian yang tidak suci yang dapat digunakan wanita maupun pria. Selain itu, selendangmerupakansimbolpengekangsepuluhlubangtubuhsaat hendakmelakukanpujiankepadaTuhan.

TENA MAGAZINE 60

MAKNA SELENDANG BALI

Memilikimaknapembenaran,yaituketikaorangtuamengajarkan kebaikankapadaanak-anaknya. Selendang sebagai pengikat niat-niat buruk yang tidak diharapkanketikabersembahyangdidalampura. Pemisah antara bagian tubuh yang suci (bagian atas) dan tidak suci(bagianatas). MenjagarahimperempuanBaliyangbelummenikah. Selendang memiliki makna yaitu sebagai penghubung antara paraleluhur,masyarakathinduBali,danTuhan.

TENA MAGAZINE 61

Di luar makna dari selendang sendiri, selendang juga memiliki fungsi yaitu sebagai pengikat atau penguat sarung atau kamen Bali agar tidak terlepas saat dikenakan. Cara memakai selendang yaitu dengan melingkarkannnya pada perut yang kemudian diikatkan di sisi sebelah kanan pinggang. Makna dari mengikatkan selendang di sebelah kanan pinggang sendiri, yaitu kita harus mengutamakan hal-hal baik dan menghindari hal-hal buruk. Pemakaian selendang Bali, dapat dilakukan dengan mengikatkannya di dalam baju maupundiluarbaju.

TENA MAGAZINE 62

VARIASI PENGGUNAAN SELENDANG BALI PADA WANITA

TENA MAGAZINE 63

KAIN ENDEK

TENA MAGAZINE 64
Oleh: Devy Citasari

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman suku, budaya, agama, dan ras. Keanekaragaman tersebut dilatarbelakangi oleh berbagai macam pengaruh yang dibawa oleh nenekmoyangBangsaIndonesiayangberasaldariberbagaidaerah di penjuru dunia. Salah satu keanekaragaman yang dimiliki Bangsa Indonesia yaitu keanekaragaman kain tradisionalnya. Setiap daerah yang ada di Indonesi memiliki kain tradisonal yang masing-masing dari kain tersebut tidak dapat dibandingkan karena telah memiliki keunikandankeindahanmerekamasing-masing.

Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kain tradisional yang menarikyaituBali.Baliyangterkenalmemilikikeindahanbudayadan tradisi tersebut juga memiliki kain tradisional yang patut untuk kita banggakan dan senantiasa kita lestarikan. Dari berbagai macam jenis kain tradisional yang ada di Bali, terdapat sebuah kain tradisionalbernamakainEndek.

TENA MAGAZINE 65

Nama kain Endek berasal dari kata gendekan atau ngendek yang memiliki arti tetap, diam atau tidak berubah warna. Nama tersebut munculpadasaatpembuatankainini.KainEndekmulaiberkembang pada zaman pemerintahan seorang raja bernama Raja Dalem Warurenggo yang memimpin di daerah Gelgel, Klungkung. Pada zaman itu, kain Endek dibuat dengan cara dan bahan tradisional yang berasal dari alam di sekitar Bali. Pada zaman dahulu tersebut, kain Endek hanya boleh digunakan oleh para bangsawan kerajaan saja. Kain Endek menjadi kain yang sangat diminati dan mengalami perkembangan yang sangat pesat pada tahun 1985 hingga tahun 1995.

Produsen kain Endek di Bali dapat di jumpai didaerah Kabupaten Karangasem, Klungkung, Gianyar, Buleleng, Negara dan Kodya Denpasar. Proses produksi kain Endek saat ini sudah mengalami perkembangan, yakni sudah menggunakan alat tenun bukan mesin atau yang sering disingkat dengan ATBM. Keindahan yang terdapat pada kain Endek merupakan hasil dari buah kesabaran dan ketelatenan para pengrajin kain Endek selama kuranglebih1bulan. Pembuatan kain Endek diawali dengan memintal benang-benang yang akan digunakan kemudian diikat me Benang-benang yang dalam zat pewarna b pad amotif kain Ende selesai, benang diang Prosesselanjutnyayai bukanmesin.

TENA MAGAZINE 66

Motif pada kain Endek biasanya berisi motif-motif flora, fauna, figuratif, dekoratif, dan geometris. Motif flora memiliki tampilan yang cenderung rapat dan harmonis. Untuk motif fauna mengambil bentuk-bentuk hewan darat, hewan laut, maupun hewan udara. Kemudian untuk motif figuratif biasanya mengambil tokoh manusia tau pewayangan yang digambarkan dalam bentuk yang lebih sederhana.

KAIN ENDEK ENCAK SAJI

Kain Endek Encak Saji merupakan kain Endek yang biasa digunakan untuk upacara keagamanan masyarakat Hindu yang berada di Bali. Kain ini digunakan untuk menghias pura, alat persembahan,dankeperluanadat istiadatyanglainnya.

KAIN ENDEK PATRA

Motif Kain Endek Patra merupakan motif yang dianggap sakral oleh masyarakatBali.Motifinidahulu hanya digunakan oleh orangorang yang memiliki kedudukan diBali.

KAIN ENDEK RANGRANG
TENA MAGAZINE 67
KAIN ENDEK WAJIK UKIR

KAIN ENDEK ENCAK SAJI KAIN ENDEK MOTIF JUMPUTAN

TENA MAGAZINE 68

KAIN CEPUK

TENA MAGAZINE 69
Oleh: Devy Citasari

PulauBali,pulaudengansejutakeindahanalamdantradisidi dalamnya pasti akan selalu memikat mata dan hati siapapun. Keindahan alamnya terbentang dari ujung ke ujung pulau dengan beranekaragam flora dan fauna yang melengkapi keunikan geografi pulau tersebut. Tidak diragukan lagi, setiap sudut Pulau Bali pasti akan membuat orang betah untuk berlama-lama disana. Keindahan alamnya pun diikuti pula dengan keanekaragaman tradisi di dalammasyarakatnya.Masyarakatbalimenjadimasyarakat yangsangatmenjunjungtinggidansenantiasamelestarikan apa yang menjadi warisan dari para leluhur mereka. setiap tradisi yang ada memiliki makna dan maksudnya masingmasing. tradisi yang senantiasa dilestarikan merupakan wujud diri untuk selalu mengingat segala hal yang telah terjadi, sejak kehidupan dari dalam kandungan ibu, hingga padasaatnyakembalikepadasangpencipta.

Dalam setiap tradisi tentunya pasti memiliki ciri khasnya masing-masing, salah satunya dalam hal pakaian. apabila dilihat secara seksama, pada setiap kegiatan tradisi di bali mayoritas masyarakatnya akan menggunakan kain tradisional. berbeda kegiatan, berbeda pula kain yang akan digunakan. kembali lagi kepada makna dan tujuan dari diadakannya kegiatan tersebut, diselaraskan dengan jenis kainnya. setiap jenis kain dibuat berdasarkan latar belakang yang berbeda, proses yang berbeda, serta melihat pula kondisi alam dan masyrakat yang berbeda-beda. oleh karena itu, masyarakat bali dengan kenaekaragaman alam dan tradisinya pun menjadi latar belakang munculnya berbagaimacamkaintradisional.

TENA MAGAZINE 70

Salah satu kain yang menarik untuk dikulik yaitu kain cepuk. pernahkah teman-teman mendengarkan nama jenis kain ini? mungkin sebagain ada yang belum pernah mendengarnya, tetapi sudah pernah melihat sekilas bentuk motif dari kain ini yaitu motif khas dengan warna dasar merah.

Terdapat dua penjelasan mengapa dan apa arti dari nama kain ini. yang pertama kata cepuk berasal dari kata tepuk yang artinya bertemu. motif-motif yang ada pada kain ini selalu bertemu satu sama lain, salah satunya kemudian membentuk bentuk geometris belah ketupat. penjelasan pertama ini dilatarbelakangi oleh kisaht atau cerita barong dan rangda. dimana ilmu penengen berrtemu dengan ilmu pengiwa yang menciptakan keseimbangan diri dan semesta. selanjutnya penjelasan yang kedua menceritakan bahwa asalusulkatacepukyaitudaribahasasansekertayangmemilikiarti kayu canging. akan tetapi belum dapat diketahui dengan pasti kata yang tepat karena tidak ditemukan kata cepuk dalam bahasa sansekerta. duri yang ada pada kayu canging digunakna untuk membuat gigi barong, dikaitkan dengan bentuk geometris yang ada padamotifkaincepuksehinggamotifdisebutdengangigibarong.

Kain ini merupakan kain tenun khas bali. desa tanglad, desa yang mennjadi rumah dan tempat lahirnya kain cepuk ini berada di nusa penida. sebagai kain tradisional, tentunya kain ini dibuat dengan cara tradisional pula, yaitu ditenun menggunakan alat tenun bukan mesin atau yang sering disingkat menjadi ATBM.

TENA MAGAZINE 71

Kain cepuk memiliki motif yang terbentuk dari kombinasi atau susunansejumlahwarna.Setiapwarnayangadadidalammotifkain cepuktentunyamemilkikimaknanyamasing-masing.Warnabenang yang digunakan dalam pembuatan kain Cepuk tersebut melambangkanpenjurumataanginyangdiyakininolehmasyarakat Bali.

1Warna kuning (barat), melambangkan Dewa Mahadewa. Warna ini dibuat dari campuran kunyit, jus lemon,dandaunsemangka. Warna merah (selatan), melambangakan Dewa Brahma. Warna ini dibuat dari campuran kulit luar akar (babakan) sunti atau tibah danminyakbuahkemiri.

Warnaputih(timur),melambangkanDewaIswara. Warna hitam (utara), melambangkan Dewa Wisnu. Warn aini diperoleh dengan menambahkan indigo atau daun tam pada jelagaminyakkelapaataupalem.

Campuran semua warna melambangkan Dewa Siwa yang beradaditengah

Pada zaman dahulu, kain tenun khas Bali ini digunakan sebagai tapis atau kain lapisan terdalam sebelum menggunakan pakaian lainnya. Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini kain Cepuk juga digunakan sebagaipakaianluar

TENA MAGAZINE 72

Kain cepuk juga dikenal sebagai kain bebali, kain yang sacral dan digunakan untuk keperluan pelaksanaan suatu upacara adat ataupun ritual oleh masyarakat bali. cara memakaikaininiyaitudengan cara dililitkan di pinggang. dapatpuladigunakansebagai penutup tubuh bagian bawah. Di dalam kepercayaan masyarakat bali, kain cepuk diyakini mempunyai kekuatan magis yang dapat melindungi pemakainya dari rintangan dan bahaya selama berlangsungnya suatu kegiatanupacaraadat.

Kainjenisinijugadigunakanuntukmembuatkostumrangda.sebuah makhluk dalam mitologi bali. Rangda diceritakan sebagai ratu dari para leak. selain itu, kain ini juga digunakan sebagai hiasan atau penutuppetijenazah.

TENA MAGAZINE 73

Kaincepuktidakhanyaterdiridarisatumacamsaja.terdapatenam jeniskaincepukdenganperuntukannyamasing-masing.

1. KainCepukNgawis

Ngaben atau dapat juga disebut upacara pitra yadna merupakan upacara yang dilakukan oleh umat Hindhu di Bali berupa prosesi pembakaran mayat seseorang yang telah meninggal. Dalam upacarainilahjeniskainCepukNgawisdigunakan.

2. KainCepukTangiGede

SelainkainCepukNgawis,upacaraadatNgabenjugamenggunakan kain Cepuk Tangi Gede. Kain ini dipakai oleh anak tengah yang seluruhkakakdanadiknyameninggal.

3. KainCepukLikingPaku

Upacara potong gigi atau dapat disebut juga dengan nama Mepandes, Metatah, atau Mesangih merupakan ritual yang dilaksanakan oleh umat Hindhu. Upacara potong gigi dilakukan kepada anak yang mulai memasuki masa remaja atau dewasa. Upacara potong gigi ini memiliki makna atau arti yaitu menemukan hakikat manusia dan terlepas dari Sad Ripu. Sad Ripu merupakan enamjenismusuhmanusiayangtimbulakibatperbuatanyangtidak baik.Laki-lakiyangakanmelaksanakanupacarapotonggigiiniakan menggunakankainCepukLikingPaku.

4. KainCepukKecubung

KainCepukKecubungjugamerupakankainyangdiperuntukkanatau diguhnakan pada saat pelaksanaan upacara potong gigi. Akan tetapikaininidigunakanolehperempuan.

5. KainCepukSudamala

KainCepukinimerupakankainyangdigunakanolehmasyarakatBali untukmembersihakandiri.

6. KainCepukKurung

Jenis kain Cepuk Kurung ini merupakan jenis kain yang dapat digunakansehari-hariolehmasyarakatBali.

ItulahkaintenunkhasBaliyangBernamakainCepuk.Jeniskainyang seringkitalihatakantetapitidakkitaketahuinamanya

TENA MAGAZINE 74

KAIN POLENG

TENA MAGAZINE 75
Oleh: Devy Citasari

ApabilakitaberkunjungkePulauBalipastikitaakanmenemuibanyak tempat-tempat ibadah agama Hindhu. Tempat-tempat tersebut selalu terjaga keindahannya karena masyarakat Bali selalu melestarikandengancaramerawattempat-tempattersebutdengan baik.MasyarakatBalimenyadaribahwatempattersebutmerupakan warisan dari para leluhur yang senantiasa harus terus dijaga dan dilestarikan agar dapat digunakan dan dinikmati keunikannya oleh anak cucu berikutnya. Keunikannya tidak hanya dari bentuk dan struktur tempatnya saja, tetapi juga dari cara masyarakat memperlakukan dan menjaga segala hal yang ada ditempat tersebut.

Jika kita lihat dengan seksama, terdapat sebuah ciri khas yang hampir selalu ada di area tempat ibadah tersebut. Ciri khas tersebut yaitu adanya kain dengan motif kotak-kotak yang dililitkan pada beberapa bagian bangunan tempat ibadah. Apakah temanteman tahu apa nama kain tersebut? Kain tersebut bernamakainPoleng.

TENA MAGAZINE 76

Kain Poleng atau dapat juga disebut sebagai Saput Poleng meripakankainkhasBalidenganmotifkotak-kotadengankombinasi warna antara warna hitam dan warna putih. Kain Poleng atau Saput Poleng ini memiliki arti yang sesuai dengan penamaanya. Saput memiliki arti kain yang membalut, dan poleng merupakan istilah untuk menyebut warna hitam dan putih yang berselang-seling. Kombinasi warna hitam dan warna putih yang berselang-seling ini menjadi lambang Rwa Bhineda. Rwa Bhineda merupakan konsep tentang keseimbangan di alam. Konsep keseimbangan ini apat dilihat dari jumlah kotak warna hitam dan warna putih yang jumlahnyasamabanyak

KainPolengsebagaikainyangdianggapsakralolehmasyarakatBali memilikifungsiyangberbedadarikainpenutupbiasa.Kaininibanyak digunakandalamkegiatanupacaraagamaHindhu.KainPolengakan dililitkanditempat-tempatyangdianggapsuciatausakralmisalnya gapura, pohon, dan patung. Dalam beberapa kesempatan, kain ini jugadigunakansebagaibusana.

TENA MAGAZINE 77

AwalmulaadanyakainPoleng,hanyamemilikikombinasiwarna hitam dan warna putih saja. Kain Poleng dengan kombinasi warna hitam dan warna putih ini dinamakan kain Poleng Rwa Bhineda.Warnahitamdanwarnaputihyangterdapatpadakain Poleng menjadi simbol seperti yin dan yang dalam budaya Tingkok. Warna hitam dan warna putih menjadi simbol dari dua unsur yang memiliki makna kehidupan yang seimbang. Warna putih pada kain Poleng diartikan sebagai kesadaran dan kebijaksanaan (satwan). Warna yang bertolak belakang menggambarkakn baik buruk sifat yang berlawanan. Oleh karena itu, kain ini memiliki makna yaitu di dunia ini terdapat perbedaan, tetapi apabila daapat berjalan dengan harmonis makaakanmambawakeseimbangandialamini.

Seiring dengan perkembangan zaman, kini kain Poleng tidak hanya kombinasi antara warna hitam dan warna putih saja. Muncul berbagai variasi baru kombinasi warna kain Poleng lainnya. Hal tersebut karena diperngaruhi oleh adanya beberapa kepercayaan dan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakatBali.

Jenis kain Poleng yang kedua yaitu kain Sudhamala. Kain Sudhamala merupakan kain Poleng yang menggunkan kombinasiwarnahitam,warnaabu-abu,danwarnaputih.Warna bau-abuditambahkankedalamkaininikarenawarnaabu-abu menjadi simbol sifat pertengahan, perantara, dan penyeimbang darisifathitamdanputih.

TENA MAGAZINE 78

Jenis kain Poleng yang ketiga yaitu Kain Tridatu. Kain Poleng jenis ini menggunakan kombinasi warna hitam, warna putih, dan warna merah. Kain Tridatu memiliki kaitan dengan Triguna yang mempengaruhi manusia. Warna putih yang terdapat dalam kain ini menjadi lambang dari Satwam, yaitu sifat kesadaran atau kebijaksanaan. Warna merah menjadi lambang Rajas, yaitu sifat dinamis dan bersinergi. Selajutnya warna hitam menjadi lambang Tamas,yaitusifatberatdanterhambat.

Apabila dikaitkan dengan ajaran Trimurti yang ada di dalamagamaHindhu,warna merah menjadi lambang dari Dewa Brahma sebagai pencipta, warna putih menjadilambangDewaSiwa sebagai pelebur, dan warna hitam menjadi lambang Dewa Wisnu sebagai pemelihara. Kain Poleng, kain yang menghiasi setiap sudut Pulau Bali ini harapnnya dapat selalu dilestarikan karena kain ini menjadi ciri khas dariPulauBaliyangmembedakandenganpulau-pulaulainnya.

TENA MAGAZINE 79

KAIN PRADA

TENA MAGAZINE 80
Oleh: Devy Citasari

Kain Prada merupakan kain yang sering kita jumpai di Bali. Kain dengan motif berwarna emas ini menjadi kain yang ikonik bagi Bali. Kain Prada memiliki ciri khas yaitu motifnya yang didominasi oleh bentuk flora dan fauna yang dibuat dengan warna keemasan. RagamhiasyangbiasadigunakanuntukmenghiasikainPradayaitu bentuk bunga Teratai, tetumbuhan, burung, bentuk swastika, dan lainnya.KainPradamerupakankainyangsangatdigemariolehpara rajadanbangsawanpadazamandahulu.Pararajadanbangsawan menyukai kain ini karena motifnya yang berwarna emas dan gemerlap

Dibalik keindahan dan kemewahan yang ada pada kain Prada, terdapat rangkaian proses panjang yang memerlukan keterampilan yang sangat tinggi dari pengrajinnya. Bahandasarpembuatankain Prada biasanya menggunakanan kain polos ataupun kain motif seperti endek. Pada zaman dahulu motif pada kain Prada dibuat menggunakan emas asli. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, kini kain Prada dibuat menggunakan benang atau foil berwarna emas.

Ada juga yang membuat motif lukisannya emnggunakan cat berwarna emas. Kain Prada ini tidak dapat dicuci. Apabila terendam air,catemasbisaterlepasataulunturdarikain.

TENA MAGAZINE 81

Kain Prada dengan motif keemasannya biasanya tidak digunakan dalam kegiatan sehari-hari, tetapi digunakan untuk sarana persembahyangan ataupun kostum tari. Kain Prada juga dapat digunakan untuk berbagai macam dekorasi. Melihat potensi pemanfaatankainPradapadasegalaaspekkegiatanmasyarakatdi Bali ini membawa semangat para pengrajin kain Prada untuk terus berkembang dengan baik. Hal ini dibutkikan dengan masih banyaknya sentra seni kerajinan yang memproduksi kain Prada. Sentra produksi kain Prada dapat dijumpai di beberapa daerah di Bali,salahsatunyaadadipedesaanPaksebali,KecamatanDawan.

Produk dari kain Prada kebanyakan berupa perlengkapan upacara keagamaan. Produk-produk tersebut yaitu berupa ider-ider, paying tedung, langse, wastra, kampuh, dan ulon. Produk yang paling dominan dibuat yaitu berupa ider-ider dan payung tedung yang digunaknasebagaisaranaupacarakeagamaanmasyarakatBali

TENA MAGAZINE 82
KAIN CAGCAG KAIN TRADISIONAL ASAL JEMBRANA YANG MELANGALANG BUANA
TENA MAGAZINE 83
Oleh: Devy Citasari

Pernahkan teman-teman mengunjungi Kabupaten Jembrana yang adadiBali?Ataupernahkanteman-temansekedartahuataupernah mendengar nama Kabupaten Jembrana ini? Sebagain besar pasti sudah pernah, karena kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten yang juga terkenal menjadi tempat tujuan wisata. Kabupaten Jembrana ini merupakan kabupaten yang terletak di ujung barat pukau Bali. Tidak kalah dengan daerah-daerah lain di Bali, daerah di kabupaten ini pun memiliki keindahannya sendiri. Kabupaten Jembrana terdiri dari daerah pegunungan di bagian utara, daerah dataran rendah atau pesisir pantai di bagian selatan, dantengahnyamerupakandaerahperkotaan

Disamping keindahan alamnya, Kabupaten Jembrana juga memiliki tradisi atau adat istiadat yang menarik untuk dikulik, salah satunya mengenai kain tradisional yang ada di kabupaten ini. Kabupaten Jembranamemilikikaintradisonaldengannamayangunikyaitukain Cagcag. Unik bukan nama kain ini? Lalu kenapa kain ini bisa diberi nama kain Cagcag? Asal mula nama Cagcag yaitu karena alat-alat yang digunakan pada proses pembuatannya mengeluarkan bunyi “Cagcag”. Alat-alat yang digunakan dapat mengeluarkan bunyi tersebut karena sebagian besar alat yang digunakan yaitu merupakan alat tradisional yang sebagian besar terbuat dari kayu. Selain menggunakan alat-alat tradisional, yang menjadi keunikan dari kain ini yaitu dalam proses peewarnaannya menggunakan pewarna yang berasal dari bahan alam. abahn alam dipilih karena lebnih ramah lingkungan dan memiliki hasil dengan nilai jual yang jauhlebihtinggi.

TENA MAGAZINE 84

Dalam proses pewarnaan kain Cagcag ini digunakan beberapa tumbuhan yang menghasilkan warna-warna tertentu. Beberapatumbuhanyangdigunakansebagai bahan perwarna alam yaitu daun jambu, daunmanga,daunsawo,daunketapangdan daun indigo. Tidak hanya memanfaatkan dedaunan, dalam pewarnaan kain Cagcag masyarakat Jembrana juga memanfaaatkan beberapa jenis kulit pohon diantaranya kulit pohonkayumahoni,kayuabyur,kayusecang, kayukutuhdankunyit

Prosespertamadalamrangkaianpembuatan kain Cagcag yaitu mempersiapkan benang yang akan digunakan. Benang yang ada kemudian digulung ke dalam bundar atau jangkar tempat benang. Setelah benang selesai digulung, kemudian benang ditenun. Dalamprosespenenunaninimemakanwaktu yang berbeda-beda untuk setiap kainnya, tergantung dengan motif dan kerumitan kain yangakandibuat.

TENA MAGAZINE 85

MENGENAL WASTRA BALI

BERSAMA GENERASI MUDA

NabilaCahyaPramitamerupakanseorang mahasiswi program studi Kebijakan Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta Meskipun menempuh pendidikan di Yogyakarta,Nabilasendirimerupakanpemudi yangberasaldariBali.

Sebagai seseorang yang berasal dari Bali, Nabila sangat bangga dengan kekayaan budaya dari daerah asalnya tersebut. Salah satu kekayaan budaya yang ia banggakan adalah kekayaan kain tradisional yang ada di Bali. Nabila sendiri mengetahui beberapa macam kain yang berasal dari Bali dinataranya kain Endek, kain Poleng, kain Rangrang,dankainPrada

NabilaCahyaPramita

Tidak hanya sekedar mengetahui macam-macam kain tradisional yang adadidaerahasalnya,Nabilajugamemahamifilosofiapayangterkandungdi dalam kain tradisional Bali. Salah satunya yatu filosofi tentang kain poleng yang dapat kita temui di setiap sudut pulau Bali. Dari yang disampaikan Nabila, kain Poleng melambangkan bahwa hidup tidak terlepas dari dua hal yang saling berdampingan, yaitu baik-buruk, siang malam, dan sebagainya, sepertiyangtergambardalamwarnahitam-putihkainPoleng.

Selanjutnya ada kain Endek, kain Endek memiliki motif bertemakan alam yang beragam, dengan melambangkan keindahan alam pulau Dewata. Kain Rangrang dengan motif zigzag, kain Rangrang menggambarkan keyakinan masyarakat Bali mengenai alam, penguasa alam, dan karmapala. Dan yang terakhiradakainPradayangmenampilkankesanmewahsertaanggun.

Menurut narasumber, kain Endek itu menjadi hal turun temurun sejak Raja WaturenggongmemimpindiGelgel PenamaanEndekberkaitandengancara pembuatannya yaitu diikat. Endek sendiri berasal dari kata “ngendek” yang artinyaadalahdiamdantidakberubahwarnanya.

TENA MAGAZINE 86

KAIN DAERAH

BALI

KETENTUAN PENGGUNAAN KAIN DAERAH BALI

Kain Endek : biasanya Kain Endek digunakan dalam bentuk busana untuk upacara keagamaan dan hari-hari besar Kain Poleng : digunakan umtuk menghias sanggah (tempat suci untuk beribadah yang ada di halaman rumah), payung di Pura, dan menghias patung.

Kain Rangrang : sebagai penutup bagian dada hingga perut dalam upacara potong gigi (metatah), namun saat ini berkembang dengan dibuatnya pakaian dan aksesoris lainnya menggunakan Kain Rangrang ini. Kain Prada : upacara adat, menari, dan acara pernikahan.

Kain Endek : Klungkung, Karangasem, dan tiap daerah biasanya ada yang produksi juga Kain Poleng : kain ini mudah ditemui di berbagai daerah di Bali, terutama pasar tradisional maupun pusat oleh-oleh Kain Rangrang : Nusa Penida (akan tetapi banyak juga ditemui di berbagai daerah di Bali)

Kain Prada : Klungkung (akan tetapi banyak juga ditemui di berbagai daerah di Bali)

TENA MAGAZINE 87
TEMPAT PRODUKSI KAIN DAERAH BALI

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.