3 minute read

Kisah Derita Pahlawan Devisa

Next Article
Semangat Baru

Semangat Baru

 Majikan Malaysia Siksa PRT Asal Banyuwangi

KUALA LUMPUR, TRIBUN - Penyiksaan dan eksploitasi terhadap Pekerja Rumah Tangga (PRT) Indonesia di Malaysia kembali terjadi. Kekerasan kali ini dialami oleh PRT asal Banyuwangi, Jawa Timur.

Advertisement

Nani, bukan nama sebenarnya, mengalami luka bakar di bagian punggung dan lengan akibat disetrika dan disiram air panas. Kedua matanya pun terlihat hitam lebam akibat pukulan majikan. Sejak Maret 2022, PRT berusia 39 tahun itu bahkan tak digaji lagi padahal masih tetap bekerja. Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Hermono, telah menjenguk Nani di Rumah Sakit Kuala Lumpur (HKL) pada 30 April 2023. Kepada Hermono, Nani bercerita bahwa majikannya mulai melakukan penyiksaan sejak September 2022.

Dia sebenarnya ingin melapor, tapi tidak berdaya. Sebab, Nani dilarang ke luar rumah dan tidak diperbolehkan memegang alat komunikasi. Karena tidak tahan punggung dan lengannya disetrika, dia kemudian berteriak sekuat tenaga hingga didengar oleh tetangganya.

Teriakannya itu lah yang mengakhiri penderitaan Nani setelah tetangga majikan melaporkan kepada kantor Kepolisi setempat. Menurut KBRI di Kuala Lumpur, Polisi Resort Brickfield mengamankan Nani pada 23 Maret 2023. Polisi kemudian membawa Nani ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan medis. Kepolisian Brickfield mengungkap bahwa majikan perempuan dari PRT asal Indonesia itu telah ditahan. Nani menceritakan bahwa penyiksaan yang dialaminya selalu dilakukan di depan majikan laki-laki dan anak-anaknya, namun tidak ada yang mencegah kebrutalan majikan perempuan.

KBRI di Kuala Lumpur melaporkan, terlihat jelas bekas luka lama di beberapa bagian tubuh Nani ketika dikunjungi Dubes Hermono. Rambutnya yang semula panjang pun telah digunting paksa dengan cara diseret ke kamar mandi.

Jika dibandingkan foto Nani di paspor dan kondisinya sekarang, Hermono memperkirakan berat badan Nani turun sekitar 10 kg atau bahkan lebih. Hermono telah meminta pihak Kepolisian Malaysia juga menuntut majikan laki-laki yang membiarkan penyiksaan oleh istrinya.

“Ini penting untuk memberi efek jera kepada majikan yang kejam. Tanpa penegakan hukum yang tegas, kekerasan dan eksploitasi terhadap PRT Indonesia akan terus terjadi,” tegas Hermono dalam keterangan tertulis yang dikirim KBRI di Kuala Lumpur kepada Kompas.com Senin (1/5).

Hermono mengaku heran mengapa kekerasan dan eksploitasi terhadap PRT asal Indonesia terus terjadi. Laki-laki yang telah menjabat sebagai Dubes untuk Malaysia selama 2,5 tahun itu menyebut, hampir setiap hari KBRI Kuala Lumpur menerima laporan terjadinya perlakuan tidak manusiawi terhadap PRT Indonesia.

Sementara, kata dia, hampir tidak pernah terdengar perlakuan serupa dialami oleh pekerja dari negara lain. Selter KBRI pun selalu penuh oleh PMI yang meminta pelindungan kepada KBRI. Sebagian besar kasus yang dialami adalah gaji tidak dibayar. Bahkan beberapa tidak dibayar gajinya lebih dari 10 tahun, padahal majikan mereka adalah orang berada.

Menurut Hermono, akar masalah terus berlanjutnya pelecehan terhadap hak-hak dan martabat PMI di Malaysia bisa jadi karena adanya semacam superiority complex (sikap merendahkan) sebagian orang Malaysia terhadap PMI dan rasa tidak takut atas konsekuensi hukum.

“Saya rasa ini harus menjadi perhatian serius keberlanjutan pengiriman PRT ke Malayasia,” seru Hermono.

Non-prosedural Pemberangkatan Nani sebagai PMI ke Malaysia terjadi saat Indonesia belum membuka pengiriman PMI ke Malaysia akibat Covid-19. Malaysia pun belum membuka masuknya pekerja asing.

“Ini artinya pemberangkatan Nani ke Malaysia adalah tidak resmi (nonprosedural) dan pemberangkatan non-prosedural ini masih terus terjadi hingga saat ini,” ucap Hermono menyayangkan. Hermono memastikan bahwa KBRI Kuala Lumpur akan memonitor secara ketat penanganan kasus ini oleh penegak hukum Malaysia untuk memastikan bahwa majikan dijatuhi hukuman yang setimpal atas kekejaman yang dilakukan-

TINDAK KEKERASAN nya.

 Nani, PRT asal Banyuwangi, Jawa Timur, jadi korban penyiksaan majikan Malaysia.

 TKW ini mengalami luka bakar di bagian punggung dan lengan akibat disetrika dan disiram air panas.

 PRT ini tak digaji lagi padahal masih tetap bekerja.

 Diduga majikannya mulai melakukan penyiksaan sejak September 2022.

Sebelumnya, WNI bernama Heni Rahayu (27) juga pernah mengadukan kekerasan yang dialaminya. Dia pernah disiram cairan panas, ditempel setrika panas, dan dipukul dengan batang besi. Seorang tetangga akhirnya menelepon polisi setelah sering mendengar teriakan dari PRT tersebut. Pada Selasa (7/3), ketiga majikan Heni dijatuhi hukuman penjara oleh pengadilan di Singapura. Tan Pei Ling (46) dijatuhi hukuman 20 bulan penjara dan diperintahkan untuk membayar kompensasi kepada korban sebesar 20.000 dollar Singapura. Dia mengaku bersalah atas dua dakwaan, dengan tiga dakwaan lainnya dipertimbangkan. Sementara itu, ibunya, Tan Ai Tee (68) dijatuhi hukuman sembilan bulan penjara dan perintah membayar kompensasi sebesar 2.500 dollar Singapura. (kpc)

Robot Penjelajah China Temukan Air di Mars

BEIJING - Robot penjelajah China menemukan keberadaan air di Planet Mars yang ditengarai tersebar luas dan masih terhitung baru daripada yang diduga sebelumnya. Temuan itu merupakan hasil pengamatan robot tersebut di bukit pasir Mars.

Temuan itu menyoroti daerah baru yang berpotensi subur di bagian Mars yang bersuhu lebih hangat sehingga kondisinya mungkin cocok untuk kehidupan. Namun, dibutuhkan studi lebih lanjut terkait hal tersebut.

Temuan tersebut sangat mengejutkan karena sebelumnya pemimpin misi mengatakan bahwa robot penjelajah Zhurong belum beroperasi sejak hibernasi untuk musim dingin Mars hampir setahun yang lalu. Panel surya piranti tersebut kemungkinan besar tertutup debu sehingga mengganggu sumber listriknya dan mungkin menyulitkan Zhurong beroperasi kembali, kata Zhang Rongqiao, kepala perancang misi.

Para peneliti memperkirakan, retakan dan fitur bukit pasir lainnya terbentuk di Utopia Planitia Mars, dataran luas di belahan bumi utara, sekitar 1,4 juta hingga 400.000 tahun yang lalu atau bahkan lebih muda.

Kondisi selama periode itu mirip dengan Mars sekarang, dengan sungai dan danau mengering dan tidak lagi mengalir seperti miliaran tahun sebelumnya. Mempelajari struktur dan susunan kimia bukit pasir ini dapat memberikan wawasan tentang “kemungkinan aktivitas air” selama periode ini, tulis tim yang berbasis di Beijing dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Science Advances.

“Kami pikir itu bisa menjadi jumlah kecil ... tidak lebih dari lapisan air di permukaan,” kata rekan penulis Xiaoguang Qin dari Institut Geologi dan Geofisika dalam email. (kpc)

This article is from: