![](https://assets.isu.pub/document-structure/230131115545-7e167170ec19a7d1c2537c1de4db9dcb/v1/40d3b326f0281f4331da7fbc65ffbff2.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
3 minute read
Sekarang Ambles Hampir Tiga Meter
Penurunan Badan Jalan Kedungmiri
Imogiri Diduga Akibat Fenomena Alam
Advertisement
BANTUL, TRIBUN - Ruas jalan yang berada di Padukuhan Kedungmiri, Kalurahan Sriharjo, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, ambles dan belum bisa diperbaiki. Amblesnya ruas jalan itu diduga karena adanya fenomena alam di bawahnya.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih menyatakan bahwa ruas jalan tersebut sempat beberapa kali diperbaiki tetapi terus mengalami kerusakan. Hingga akhirnya pada 29 Desember 2022 kemarin, ruas jalan sepanjang 50 meter yang merupakan akses ke objek wisata Srikeminut tersebut ambles sedalam sekitar 30 cm.
“Pertama kali saya ke sana dikabari itu baru (ambles) 30 cm, hari ini sudah hampir 3 meter. Setiap hari terjadi penurunan, dan penurunannya tidak keluar ke sungai, tapi ditengarai ambles ke dalam,” ucapnya Rabu (4/1). Halim meminta Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) bekerja sama dengan pakar-pakar geologi untuk menemukan penyebab amblesnya jalan tersebut. Ia menduga ada sebuah fenomena alam yang spesifik di kawasan tersebut. Pihaknya mengundang ahli geologi dari UGM untuk kajian penelitian di kawasan tersebut. Setelah itu, pihaknya akan meminta rekomendasi konstruksi bangunan yang tepat di sana.
“Saya bukan pakar geologi, tetapi kita menduga ada fenomena geologis yang memerlukan expert geologi. Ini tidak lagi menjadi wilayah teknik sipil atau ahli konstruksi saja, tetapi kita mesti melibatkan pakar geologi,” ungkapnya. Semula dilakukan pembangunan dinding beton di ruas jalan yang berbatasan langsung dengan Sungai Oya tersebut. Diyakini dinding beton tersebut dinilai paling kuat dan bisa mengatasi terjadinya abrasi. Namun, Bupati menyatakan bahwa ternyata dorongan bukan dari sungai, tetapi justru dari daratan sehingga terjadilah ruas jalan yang amblas.
“Sementara, masyarakat (diminta) supaya tidak melalui jalur itu. Kita tidak mungkin melakukan penanggulangan lebih permanen pada saat ini karena tanah masih terus bergerak,” ungkapnya.
Kepala DPUPKP Bantul, Aris Suharyanta menyebut, jalan yang ambles di Sriharjo masih dalam masa pemeliharaan oleh pemenang tender. Untuk itu, ketika terjadi kerusakan masih menjadi tanggungan pemenang tender.
“Memang dulu pernah dilakukan perbaikan jalan, setelah selesai kemudian rusak, ambles lagi dan sekarang kembali terjadi lagi. Padahal, secara struktur bangunan jalan sudah sangat bagus,” ucapnya. Saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan ahli dari UGM untuk mencari penyebab amblasnya jalan tersebut. “Karena kerusakannya berulang dan lokasinya juga sama, kita akan koordinasi dengan ahli dari
RUSAK BERAT Ruas jalan di Padukuhan Kedungmiri, Kalurahan Sriharjo, Imogiri, Bantul, terus ambles.
Semula hanya ambles 30 cm, namun kini penurunan badan jalan sudah hampir 3 meter.
Amblesnya ruas jalan itu diduga karena adanya fenomena alam di bawahnya.
UGM. Agar saat diperbaiki lagi jalannya bisa bertahan lama,” katanya. Akses terhambat Seorang warga Sriharjo, Joko mengungkapkan, rusaknya ruas jalan tersebut menghambat akses jalan warga yang hendak menuju Kalurahan Selopamioro.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230131115545-7e167170ec19a7d1c2537c1de4db9dcb/v1/7fc45524e3252189fd41ad59364e728b.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Jalan tersebut saat ini hanya bisa dilalui motor dan sepeda kayuh saja. “Mobil tak bisa lewat jalan ini.
Jadi yang bisa lewat jalan ini hanya orang yang pakai motor dan sepeda,” ujarnya.
Joko mengungkapkan, kerusakan di jalan tersebut sebenarnya sudah berlangsung beberapa kali. Ia menduga hal itu disebabkan struktur tanah yang mengandung air bawah tanah sehingga berpotensi ambles.
“Sudah beberapa kali terjadi dan hanya di titik itu. Ya, mungkin itu karena struktur tanah di lokasi tersebut banyak mengandung air bawah tanah yang berasal dari resapan air irigasi di sisi utara jalan yang rusak,” ucapnya. (nto)
Pemkab Sleman Garap
TPST Kalasan Tahun Ini
SLEMAN, TRIBUN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menggenjot rencana pengadaan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di beberapa wilayahnya.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, menuturkan upaya menanggulangi sampah berupa pengadaan TPST itu akan segera didirikan pertama kali di Kapanewon Kalasan. Pasalnya, selama ini, Sleman menjadi bagian dari daerah penyumbang sampah terbesar di DI Yogyakarta.
“Tahun 2023 itu akan kita garap (TPST di Kapanewon Kalasan) sambil menunggu titik-titik tempat lain. Karena intinya, kalau bisa Sleman ada tiga tempat (TPST) di Sleman barat, tengah, dan timur. Tapi, yang sudah clear persyaratan dan lokasinya di Sleman timur,” ucap dia kepada wartawan, Rabu (4/1).
Pengadaan TPST di Sleman bagian tengah dan barat itu akan disusul dengan menyesuaikan anggaran dan perizinan yang diperlukan. “(TPST Sleman) yang pasti (berdiri) tahun ini di Sleman timur. Kalau yang lain nanti sambil jalan, karena masih ada persyaratan yang harus kami selesaikan,” terang Danang. Akan tetapi, sebelum semua itu terealisasi, pihaknya telah mengajak masyarakat memilah sampah sendiri.
“Kemarin sudah dilaksanakan atau dikampanyekan oleh Bupati Sleman, untuk mengolah atau memilih sampah dalam mengurangi residu,” jelasnya. Tujuannya, agar sampah yang benar-benar dibuang sudah mengalami seleksi antara organik, anorganik, serta bahan berbahaya dan beracun (B3). “Sepertinya itu Pergubnya sudah ada,” tutup Danang. (nei) anaknya di Tapen, Kalurahan Hargomulyo, Kapanewon Kokap. Korban menuju ke rumah anaknya dengan menyusuri rel kereta api. Kemudian di atas underpass Tapen, korban terserempet KA Argo Lawu jurusan Solo Balapan-Gambir yang tengah melintas.
“Tangan kanan korban yang terserempet kereta. Kemudian, korban terpental sekitar 3 meter dari lokasi kejadian (korban) dan ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” kata AKP Zainuri, Ka- polsek Kokap saat dikonfirmasi Tribun Jogja Dia melanjutkan, warga yang mengetahui kejadian itu lalu melaporkan ke kepolisian setempat. Selanjutnya, petugas Polsek Kokap bersama tim inafis Polres Kulon Progo melakukan identifikasi ke lokasi kejadian. Jasad korban dibawa ke RSUD Wates untuk dilakukan visum. “Saat ini, jasad korban sudah diserahkan ke keluarga untuk disemayamkan,” ucapnya. (scp)
ISTIMEWA
BUTUH PERBAIKAN - Kondisi Jalan Karangmojo-Semanu di Gunungkidul terlihat rusak berat, Rabu (4/1). Rencananya perbaikan akan dilakukan tahun ini. INSET: Ruas jalan yang ambles di Pedukuhan Kedungmiri, Kalurahan Sriharjo, Imogiri, Bantul.