3 minute read

Rehabilitasi Jalan Karangmojo-Semanu

DINAS Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul akan merehab ruas Jalan Karangmojo-Semanu yang rusak berat. Kepala Bidang Bina Marga, DPUPRKP Gunungkidul, Wadiyana mengatakan, rehabilitasi jalan tersebut sudah diagendakan di 2023 ini.

“Pagu anggaran yang disiapkan untuk proyek ini sebesar Rp 1,6 miliar,” ungkapnya, Rabu (4/1).

Advertisement

Menurut Wadiyana, pagu tersebut berasal dari dua sumber, yakni Rp700 juta dari Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik dan Rp900 juta dari Pagu Wilayah Indikatif Kapanewon (PWIK) 2023. Adapun PIWK 2023 tersebut dialoka- sikan untuk Kapanewon Karangmojo. Itu sebabnya, pengerjaan rehabilitasi akan dimulai dari sisi Karangmojo. “Nanti dari Karangmojo dulu, baru berlanjut ke Semanu,” jelas Wadiyana. Ruas Jalan Karangmojo-Semanu merupakan salah satu dari sekian banyak titik jalan yang rusak. Total panjang jalan kabupaten mencapai 1.136 kilometer (km), di mana 286 km rusak berat. Wadiyana mengatakan perbaikan pada jalan rusak berat tersebut perlu dilakukan secara bertahap. Pasalnya, anggaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul sangat terbatas. “Alokasi DAK Fisik 2023 hanya

Rp15 miliar, Rp14,3 miliar untuk perbaikan jalur wisata Nglanggeran dan sisanya Rp700 juta untuk rehab Jalan Karangmojo-Semanu,” ujarnya. Terpisah, Ketua Komisi C, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Gunungkidul, Dhemas Kursiswanto mengatakan sudah meninjau kerusakan tersebut bersama DPUPRKP Gunungkidul. Hasil peninjauan, 80 persen dari total 4,3 km panjang jalan tersebut rusak berat. Koordinasi dengan DPUPRKP Gunungkidul pun dilakukan agar jalan bisa segera direhab. “Sesuai perencanaan, jalan ini jadi prioritas untuk perbaikan tahun ini,” kata Dhemas. (alx)

Kakek Cabuli Tiga Bocah Perempuan, Iming-Iming Beri Uang Jajan Rp6.000

KULON PROGO, TRIBUN - Tiga bocah perempuan di Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo diduga menjadi korban pencabulan oleh Y, seorang kakek berusia 57 tahun.

Kasi Humas Polres Kulon Progo, Iptu Triatmi Noviartuti mengatakan, dua bocah itu di antaranya masih berusia tujuh tahun dan seorang lagi berusia sembilan tahun. Ketiganya masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan tinggal di satu kalurahan dengan terduga pelaku.

Dijelaskan, tindakan asusila itu terjadi pada 22 Desember 2022. Saat itu, sekira pukul 11.00 WIB, ke- tiga korban lewat di depan rumah terduga pelaku. Ia kemudian memanggil ketiga anak itu, dengan imingiming akan diberi uang jajan senilai Rp6.000. Selanjutnya, ketiga korban diajaknya berkeliling naik mobil di Stadion Cangkring. Selesai berkeliling, ketiga korban diajak pulang ke rumah terduga pelaku. “Di rumah itu, terduga pelaku meraba-raba alat vital ketiga anak yang masih di bawah umur secara bergantian,” kata Novi saat dikonfirmasi, Rabu (4/1).

Selang beberapa hari, lanjut Novi, korban mengeluh ke orang tuanya bahwa alat vitalnya sakit setelah kejadian itu. Orang tua korban kemudian melaporkan kejadian yang dialami anaknya ke Polsek Wates. Polisi lalu melakukan penangkapan terhadap tersangka pada Senin (2/1) dan dilakukan penahanan keesokan harinya.

“Tersangka sudah ditahan di Mapolsek Wates pada Selasa (3/1) lalu,” ucapnya.

Novi mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya para orang tua, agar mengedukasi dan memberikan pemahaman bahwa area sensitif tubuh hanya boleh dipegang oleh sang anak sendiri. Juga, orang tua dimintanya untuk mengawasi anak-anaknya saat bergaul. Diwawancarai secara terpisah, Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Kulon Progo, Irianta menyampaikan, korban saat ini tetap tinggal bersama keluarga dengan pengkondisian agar kondusif. Pihaknya juga telah memberikan pendampingan kepada korban selama pemeriksaan pascakejadian itu. “Ada (pendampingan), saat pemeriksaan di kepolisian dan sedang upaya pendampingan psikologis ke RSUD Wates,” ucapnya. (scp)

503.497 Wisatawan Kunjungi Sleman Selama Nataru

SLEMAN, TRIBUN - Momen libur akhir tahun banyak dimanfaatkan wisatawan untuk mengunjungi sejumlah objek wisata di Sleman. Terbukti, selama momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) selama 12 hari, 21 Desember-1 Januari 2023, angka kunjungan di Sleman mencapai 503.497 wisatawan. Jumlah tersebut melebihi target 325.000 wisatawan selama Nataru.

“Iya. Jumlah kunjungan Nataru melebihi target,” kata Kepala Bidang Pemasaran, Dinas Pariwisata Sleman, Kus

Endarto, Rabu (4/1). Sektor pariwisata di Kabupaten Sleman kini sudah mulai menggeliat seiring melandainya kasus Covid-19. Sepanjang tahun 2022, jumlah kunjungan pariwisata di Sleman tercatat 7.136.710 orang, melebihi target 6 juta kunjungan. Dari jumlah tersebut, retribusi yang diperoleh Kabupaten Sleman sebesarRp4.553.946.206. Jumlah tersebut melebihi target yang ditetapkan sebesar Rp3.135.314.500. Kus mengatakan, tingginya kunjung- an wisata di Sleman tahun 2022, tidak lepas dari beberapa even pariwisata yang sukses terlaksana. Di antaranya, Festival Van Der Wick. Kenduri Jip, Ngaran Kite Festival, dan Tour de Merapi. Kemudian, tahun 2022 juga ada gelaran PORDA XVI dan PEPARDA III DIY. Lalu, ada event Sleman Temple Run, Prambanan Jazz, hingga Ngayogjazz. “Ada juga beragam pentas musik yang mendatangkan artis skala nasional maupun internasional,” kata dia. (rif)

Forum Ekraf Gunungkidul Libatkan 17 Subsektor Usaha

DINAS Pariwisata (Dispar)

Gunungkidul membentuk Forum Ekonomi Kreatif (Ekraf) periode 2022-2024 dan telah dikukuhkan belum lama ini. Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul, Mohamad Arif Aldian mengatakan pembentukan Forum Ekraf merupakan wujud komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul. “Kami ingin berkolaborasi dengan pelaku usaha mem- bangun ekosistem ekonomi kreatif demi kesejahteraan masyarakat Gunungkidul,” kata Arif, Rabu (4/1).

Anggota Forum Ekraf Gunungkidul berasal dari 17 subsektor ekonomi kreatif, termasuk melibatkan unsur pemerintah daerah hingga akademisi sebagai Tim Komite Ekraf. Komite Ekraf akan merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi kreatif. Arif mengatakan pemben- tukan Forum Ekraf juga berkaitan dengan penetapan Gunungkidul sebagai Kabupaten/Kota Kreatif oleh pemerintah pusat di 2022 lalu. Saat ini, pihaknya tengah mempersiapkan Gunungkidul sebagai Kota Kreatif Internasional dan diajukan ke Unesco Creative City Network (UCCN). “Rencana induk ekraf akan disusun tahun ini, dan perumusan peraturan daerah tentang ekraf di 2024 sebagai bagian dari persiapan,” kata Arif. Bupati Gunungkidul Sunaryanta berharap Forum Ekraf bisa jadi wadah kolaborasi antara pemerintah dengan masyarakat, terutama pelaku usaha ekraf di Gunungkidul. “Harapannya, program-program yang disusun membantu kesejahteraan warga Gunungkidul,” katanya. (alx)

This article is from: