![](https://assets.isu.pub/document-structure/230131115621-fcebcf08847294aa4aabf0a311da606f/v1/74246251d4648d1c4f22e59e43a8ca10.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
5 minute read
Mahasiswi Ditemukan Meninggal di Kamar Kos
BANTUL, TRIBUN - Seorang perempuan bernama Elsa Ardina Resti (23) yang merupakan warga Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat ditemukan tewas pada sebuah kamar indekos yang beralamat di Kalurahan Tamanan, Banguntapan, Bantul pada Kamis (5/1) kemarin. Sampai berita ini ditulis, belum diketahui penyebab kematian mahasiswi ini.
Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry mengatakan bahwa peristiwa pertama kali diketahui oleh pacarnya, Ahmad (23), yang mendatangi kos lantaran sang kekasih sulit dihubungi. Ia saat itu mendapati pintu kamar pacarnya dalam kondisi tak terkunci.
Advertisement
“Ia mendapati korban tertelungkup di tempat tidur, saat disentuh badannya dingin. Pacar korban berinisiatif untuk membalik tubuh korban dan mendapati korban sudah dalam keadaan meninggal,” ujarnya saat dikonfirmasi Jumat (6/1/2023). Kejadian itu kemudian dilaporkan ke pemilik kos, diteruskan melaporkan ke Polsek Banguntapan. Jeffry menyatakan bahwa dari keterangan beberapa saksi, korban sempat mengeluh sakit asam lambung 15 hari lalu. Pada 2 Januari, saksi sempat mengantarkan korban ke rumah sakit karena mengeluh sakit perut. Saat itu korban bercerita bahwa ia keracunan makanan yang dipesan secara online Dari pemeriksaan tubuh korban, Jeffry menyebut kalau polisi tidak menemukan luka atau tanda penganiayaan. Diduga korban sudah meninggal 12 jam sebelum ditemukan. Di lokasi kejadian juga ditemukan barang bukti berupa obat-obatan, tempat sisa makanan dan minuman, asbak dan rokok, serta sampel muntahan korban.
“Setelah dilakukan koordinasi dengan pihak keluarga, selanjutnya korban dibawa ke RS Bhayangkara. Terkait dengan dugaan penyebab meninggal masih belum diketahui,” tandasnya. (nto)
Agus Budi Raharja Jadi Sekda Bantul
BUPATI Bantul, Abdul Halim Muslih melantik Agus Budi Raharja sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bantul, Jumat (6/1). Agus sebelumnya menjabat sebagai Kepala Dinas Kesehatan Bantul. Bupati Halim mengakui cukup sulit untuk memilih salah satu dari tiga nama yang sudah diajukan karena semuanya memiliki kompetensi. Sebagaimana diketahui, sebelumnya ada tiga nama calon Sekda Bantul. Selain Agus, ada Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Fenty Yusdayati, serta Kepala
Badan Pengelolaan Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah (BPKPAD) Trisna Manurung. Menurut Halim, pejabat terpilih harus bisa menyelesaikan beberapa permasalahan yang sudah ada. Di antaranya mewujudkan program Bantul Bersih Sampah (Bantul Bersama) 2025, mengentaskan kemiskinan ekstrem dan mencapai kabupaten layak anak (KLA) pada 2024, serta menuntaskan angka stunting. Termasuk mewujudkan Bantul menjadi kota kreatif dunia. “Saya ucapkan, welcome to the jungle. Sekda ini bukan kursi yang empuk atau zona nyaman, banyak pekerjaan yang harus dilakukan,” ucapnya. Sekda Bantul, Agus Budi Raharja berharap dapat lebih mendedikasikan diri dengan jabatan baru yang ia terima ini. Itulah tujuan utamanya ia turut serta dalam seleksi terbuka jabatan Sekda yang dimulai pada 22 November 2022 silam. Ia mengaku akan langsung tancap gas karena banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Dirinya akan me-review berbagai kebijakan untuk membuat grand design di 2024 dan tahun-tahun selanjutnya. (nto)
DPRD Kulon Progo Gelar Anjangsana dan Ziarah
MENGAWALI rangkaian hari ulang tahun ke-70, DPRD Kulon Progo beranjangsana ke para tokoh agama dan budaya serta ziarah ke makam leluhur di daerah ini. “Hari ini (kemarin), kami menyambangi tokoh agama Katolik di Paroki Santa Maria Bunda Penasehat Baik Wates. Kemudian, rumah dalang Ki Hadi Sugito dan ziarah ke makam Bupati I Kulon Progo KRT Sosro Digdoyo dalam rangkaian HUT ke-70 DPRD Kulon Progo,” kata Agung Raharjo, Anggota DPRD Kulon Progo saat ditemui, Jumat (6/1).
Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melanjutkan, anjangsana bertujuan untuk menjalin komunikasi dan meminta masukan dari para tokoh agama dan budaya untuk perkembangan kemajuan daerah Kulon Progo. Sementara, berziarah ke makam leluhur untuk meminta doa restu dan mengingat jasa-jasa beliau.
Ketua DPRD Kulon Progo, Akhid Nuryati melanjutkan, anjangsana dan ziarah makam juga untuk mengawali kinerja di 2023 yang dinamikanya sa-
Wajah Baru Kawasan Bundaran Siyono Playen Tarik Perhatian Publik ngat berbeda dengan tahun sebelumnya. Terlebih, seluruh anggota DPRD Kulon Progo diwarnai suasana kebatinan menghadapi Pemilu 2024. “Kita down grade-kan hasrat politik kepada asal usul bahwa apapun jabatan kita, akan berakhir seperti para tokoh terdahulu yang sudah sowan ke Yang Maha Esa. Sementara, anjangsana kepada tokoh masyarakat untuk menggali aspirasi dan meminta doa restu untuk pembangunan Kulon Progo supaya lebih baik,” pungkasnya. (scp)
Warga Asyik Nongkrong di Malioboro-nya Gunungkidul
Bundaran Siyono Playen, Gunungkidul, kini kian solek dengan adanya Tugu Tobong Gamping dan penataan area pedestrian. Kawasan itu berubah layaknya Jalan Malioboro dan jadi tempat tongkrongan baru masyarakat sekitar.
Pembangunan tahap pertama kawasan Bundaran Siyono rampung akhir
Desember 2022 lalu. Warga pun sontak menjadikannya sebagai tongkrongan kala sore hari. Seperti pantauan Tribun Jogja belum lama ini, tak sedikit warga yang bersantai di sepanjang area pedestrian itu saat malam. Apalagi, di sana sudah dilengkapi dengan bangku panjang. “Kami iseng ingin mencoba nongkrong di sini,” kata Jilah (40), warga Jeruksari, Wonosari, yang datang bersama temantemannya sesama ibu rumah tangga.
![](https://assets.isu.pub/document-structure/230131115621-fcebcf08847294aa4aabf0a311da606f/v1/e9b5ebbb5dd51c8e0b3e019971122589.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
Ia menuturkan, kawasan Bundaran Siyono sebelumnya tidak pernah menarik perhatiannya. Namun, sejak dipercantik, ia pun menoleh setiap kali melintas. Apalagi menurutnya, kawasan tersebut dahulu kurang nyaman untuk dijadikan tongkrongan. Selain minimnya tempat, pencahayaannya juga kurang. Sejak pembangunannya rampung, Jilah terus berusaha mencari waktu yang tepat untuk sekadar datang ke sana. Hingga akhirnya, ajakan dari temantemannya datang. “Lumayan bisa bersantai di sini sekalian fotofoto,” ujarnya sambil tertawa.
Jilah pun menilai penampilan Bundaran Siyono ini layak jadi tujuan wisata alternatif. Tak hanya bagi warga Gunungkidul sendiri, tapi juga bagi pelancong luar. “Ya bisa dibilang inilah Malioboro-nya Gunungkidul,” katanya.
Jalur pedestrian yang ada saat ini tersedia dari Bundaran Siyono hingga perbatasan Kalurahan Kepek Wonosari. Pembenahan hingga kini terus dilakukan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Irawan Jatmiko sudah memiliki bayangan akan seperti apa wajah Kota Wonosari yang baru nantinya. Meski tahap pertama selesai, pihaknya tak berhenti begitu saja. Sebab jalur pedestrian rencananya akan dibangun hingga Alun-alun
Wonosari di pusat kota.
“Pengerjaannya akan dilanjutkan tahun ini, dengan anggaran Rp14,7 miliar,” jelas Irawan. Di sisi lain, Dinas Perhubungan (Dishub) juga mengusulkan pemasangan alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) di Bundaran Siyono, Playen. Kepala Bidang Lalu Lintas, Dishub Gunungkidul, Bayu Susilo Aji mengatakan sudah mengajukan usulan tersebut ke pemerintah pusat melalui Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah X, Jateng-DIY. “Jalan di kawasan Bundaran Siyono ini statusnya jalan nasional,” jelas Bayu, Jumat (6/1). Menurut Bayu, pemasangan lampu APILL di Bundaran Siyono sudah diwacanakan sejak lama, bahkan sebelum program penataan wajah Kota Wonosari.
LEBIH NYAMAN - Warga bersantai di pedestrian kawasan Bundaran Siyono, Playen, Gunungkidul, belum lama ini. Tampak Tugu Tobong Gamping yang semarak dengan terang lampu sorot.
Pekan Budaya
Tionghoa Yogyakarta Akan Digelar Akhir Januari
YOGYA, TRIBUN - Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY) ke-28 akan digelar secara secara luring atau langsung setelah dua tahun terakhir diselenggarakan secara daring akibat pandemi Covid-19. Bertempat di kawasan Ketandan, Kota Yogyakarta, event tersebut direncanakan berlangsung sepanjang 30 Januari hingga 5 Februari 2023 mendatang. “Event tahun ini penyelenggaraannya akan seperti sebelum pandemi Covid-19, ada kembali berbagai atraksi hingga karnaval yang bisa dinikmati pengunjung selama sepekan,” kata Ketua Pelaksana PBTY XVIII 2023 Sugiarto usai bertemu Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta belum lama ini. PBTY XVIII 2023 kali ini mengangkat tema Bangkit Jogjaku, untuk Indonesia. Pembukaan PBTY XVIII tersebut akan dilaksanakan pada 30 Januari 2023 sementara penutupannya akan dilakukan pada 5 Februari 2023.
“Pembukaannya sendiri ada di Kampung Ketandan di bekas kampus UPN. Itu akan dilaksanakan tanggal 30 Januari, sore hari jam 17.30 setelah Maghrib lalu penutupannya nanti tanggal 5 Februari,” ujar Sugiarto. Karnaval menjadi salah satu kegiatan yang akan turut memeriahkan PBTY XVIII 2023 ini. Karnaval yang berdurasi kurang lebih selama 3 jam tersebut, akan dilaksanakan pada 4 Februari 2023 mendatang, mulai pukul 17.30 WIB.
Tidak hanya karnaval, gabungan dari 18 Paguyuban Tionghoa Yogyakarta juga akan menggelar berbagai kegiatan meliputi pagelaran seni dan budaya, lomba, pameran, dan stand bazar, serta panggung pentas seni selama sepekan. “Kalau jumlah peserta stand sendiri sampai saat ini sudah hampir ada 250 stand yang sudah daftar. Pengisinya dari berbagai macam-macam kesenian. Nanti kita adakan di jalan Ketandan itu,” kata Sugiarto. (tro)