3 minute read
OPTIMISME MOONEY VR46
KEPALA Tim Mooney VR46, Alessio Salucci menatap MotoGP 2023 dengan optimisme tinggi setelah musim debut yang cukup gemilang.
Mengandalkan dua binaan VR46 Riders Academy, Luca Marini dan Marco Bezzecchi, Mooney VR46 mencetak satu hasil podium dan pole positon.
Advertisement
Podium perdana dipersembahkan Bezzecchi saat finis kedua pada balapan MotoGP Belanda.
Di Thailand giliran pole position yang dicetak pemenang titel Rookie of The Year ini.
Adapun Marini menunjukkan konsistensi pada musim keduanya di kelas para raja dengan sembilan kali finis di posisi tujuh besar.
Marini dan Bezzecchi secara
Direct Points
• Tim Mooney VR46 optimistis menatap MotoGP 2023
• Incar dapatkan kemenangan
• Musim lalu cetak satu podium, dan satu pole position berurutan menutup musim kejuaraan di posisi ke-12 dan ke14 pada klasemen akhir. Salucci mengaku cukup puas dengan performa kedua pebalap selama tahun lalu.
Oleh karena itu, tim bentukan Valentino Rossi ini memasang target tinggi dengan mengincar kemenangan dan hasil yang lebih baik pada tahun ini. "Tentunya ekspektasi untuk musim kedua kami di MotoGP berbeda," ucap Salucci, dikutip BolaSport.com dari Speedweek.
"Kami ingin mencoba untuk memenangkan lomba, tapi kami tidak berharap terlalu banyak karena sama seperti semua tim satelit kami berada di bawah tim pabrikan," tuturnya.
"Kami berharap bisa membantu pembalap berkembang sehingga suatu saat mereka bisa naik ke tim pabrikan. Pada tahun 2023 kami tentu mengharapkan lebih banyak dari semua orang," kata Salucci.
Tantangan akan dihadapi VR46 ketika mereka tak lagi
Target Tembus Semifinal
TARGET tinggi diusung pasangan ganda campuran Indonesia, Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati, pada Malaysia
Open 2023. Keduanya menatap Malaysia
Open 2023 dengan membawa bekal juara dari turnamen terakhir mereka.
Pasangan muda ini menutup kiprah mereka pada tahun lalu dengan memenangi
Hylo Open 2022, turnamen level BWF World Tour Super 300.
Keberhasilan ini seolah mengakhiri penantian panjang Rehan/Lisa. Tahun lalu
Rehan/Lisa mampu mencapai babak final sebanyak tiga kali tetapi baru pada percobaan ketiga mereka berhasil mengubahnya menjadi trofi.
Tentunya Malaysia Open 2023 akan menghadirkan tantangan yang berbeda.
Menjadi turnamen sirkuit kelas premier bersama All England, Indonesia Open, dan China Open, Malaysia Open 2023 diikuti pemain-pemain terbaik di jagat bulu tangkis.
Rehan/Lisa tak ingin berbicara soal gelar juara terlalu cepat. Meski begitu, target mereka cukup bergengsi yaitu mencapai semifinal.
"Sebisa mungkin tembus semifinal. Kalo gak tembus ya kita coba lagi coba lagi," ucap Lisa kepada BolaSport.com dan awak media lainnya di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, Rabu (4/1/2022).
"Saya juga ingin menargetkan tembus semifinal. Tapi yang paling penting di setiap pertandingan (tampil) maksimal dulu sama Lisa, nggak yang menggebu-gebu ingin menang," kata Rehan menyambung.
Perjalanan Rehan/Lisa pada Malaysia
Open 2022 akan dimulai dengan melawan pasangan veteran, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia). Pasangan pemenang medali perak Olimpiade Rio 2016 ini kembali bertanding bersama setelah sempat berpisah pada tahun lalu.
Status Chan/Goh sebagai wakil tuan rumah di satu sisi akan memberikan tekanan ekstra bagi Rehan/Lisa dengan dukungan penonton akan mengalir ke bidang permainan lawan. Jika lolos dari babak pertama, Rehan/Lisa berpotensi menghadapi pasangan unggulan dari tuan rumah, Tan Kian Meng/Lai Pei Jing. Sedangkan pada perempat final Rehan/ Lisa berpeluang ketemu dengan unggulan kedua, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai. (Tribunnews/Bolasport.com) mendapatkan dukungan motor pabrikan dari Ducati pada MotoGP 2023.
Marini masih akan menggunakan motor Ducati Desmosedici GP22 yang dipakainya tahun lalu sedangkan Bezzecchi naik dari sebelumnya menunggangi Desmosedici GP21.
Bagi Salucci, situasi ini justru menjadi berkah tersendiri. Sebab, kini Marini dan Bezzecchi bisa berbagi data untuk mengembangkan setelan terbaik di setiap lomba. "Kedua tim kami kesulitan bekerja sama pada tahun 2022 karena perbedaan di MotoGP saat ini sangat minim tetapi tetap signifikan," ucap Salucci. "Jadi ada masalah kecil, tapi tidak sekecil itu. Kedua kepala teknis akan dapat bekerja lebih baik bersama musim depan."
Selain itu Salucci menilai pengalaman dengan motor Ducati Desmosedici GP22 tahun lalu akan lebih menjamin kelanjutan dari pertumbuhan tim mereka. "Kami ingin kontinuitas," ucap Salucci dengan tegas. "Saya tidak ingin memulai lagi dari awal musim di mana kami memiliki motor pabrikan tetapi tidak mengerti banyak tentangya. Jadi kami memilih untuk melanjutkan pekerjaan kami, Marini tetap dengan Desmosedici GP22 yang merupakan motor fantastis. Sementara itu Bezzecchi akan berpindah dari Desmosedici GP21 ke Desmosedici GP22," ujarnya. (Tribunnews/ Bolasport.com)
KESUKSESAN merebut sabuk juara kelas menengah UFC dari Israel Adesanya tak membuat Alex Pereira diprediksi akan bertahan lama. Pereira berhasil menjadi juara kelas menengah setelah mengalahkan Adesanya melalui TKO pada UFC 281. Hook kirinya pada ronde terakhir darinya membuat Adesanya terguncang. Adesanya tak mampu memberikan perlawanan di tengah serangan bertubi-tubi dari Pereira sampai akhirnya wasit memutuskan untuk mengakhiri laga.
Kemenangan ini memperpanjang catatan kemenangan Periera atas Adesanya. Keduanya sudah bertemu tiga kali sejak berkompetisi pada ajang kickboxing GLORY dengan semua laga dimenangi oleh Pereira. Pereira masih menjadi satu-satunya petarung yang mampu menang KO atas Adesanya dalam karier profesional. Ini bukan catatan biasa mengingat Adesanya mampu mendominasi persaingan di kelas menengah sejak menjadi juara pada 2019.
Meski demikian, petarung kelas menengah lainnya, Punahele Soriano, skeptis bahwa Pereira bisa lama bertahan sebagai juara divisi 185 pon ini.
Soriano melihat bahwa bagi petarung kelas menengah lainnya Adesanya lebih sulit dikalahkan daripada Pereira. "Saya masih merasa Izzy (Adesanya) adalah lawan yang lebih sulit dari Alex, hanya dari momen ketika Izzy bisa menahannya," kata Soriano dikutip BolaSport.com dari Sportskeeda.
"Saya kira itu membuatnya menjadi lawan yang lebih mudah. Tapi dia juga punya opsi nuklir (pukulan), yang sangat menakutkan. Saya masih berpikir Izzy lebih sulit bertarung daripada Alex, jangan tersinggung, saya tidak ingin Alex marah dan memukul saya di jalanan karena suatu alasan," katanya. (Tribunnews/Bolasport.com)