5 minute read
Pemda DIY Segera Robohkan Bangunan
Pertokoan di Jalan Perwakilan
YOGYA, TRIBUN - Pemerintah DIY akan segera merobohkan bangunan pertokoan di Jalan Perwakilan, Kota Yogyakarta setelah pedagang di kawasan itu direlokasi. Upaya itu sebagai persiapan pembangunan Jogja Planning Gallery yang target pembangunannya berlangsung pada 2024-2025 mendatang. Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatkaan, pembersihan bangunan akan dilakukan dalam waktu dekat ini.
Advertisement
“Itu akan segera kita ratakan, nanti kalau secepatnya lah kita. Saya sudah koordinasi dengan teman-teman di kota dan provinsi untuk segera dilakukan tindak lanjut atas pengosongan tersebut,” jelas Aji, Jumat (6/1). Disinggung belum ada titik temu antara pedagang dan pemerintah setempat, Aji memastikan bahwa tidak akan mengganggu proses penggusuran. Terlebih, pemilik lahan tersebut yakni Keraton Yogyakarta juga tidak memperpanjang surat kekancingan sejak tahun 2000 sehingga aktivitas bisnis yang digelar di kawasan tersebut ilegal. Meski demikian, Aji mempersilahkan para pedagang untuk berkomunikasi dengan Pemkot Yogya untuk mencari solusi terbaik. “Saya kira silakan saja mau ketemu pemkot tapi itu kan sudah jelas itu akan dipergunakan bagian pembangunan JPG. Ada yang punya (lahan) dan yang punya ngersaaken (memerintahkan) begitu (mengosongkan lahan),” jelasnya. (tro)
Blanko Tersedia, Warga Kota Yogya Bisa Cetak KTPel
YOGYA, TRIBUN - Setelah sempat terkendala kekosongan blanko, warga masyarakat Kota Yogya akhirnya bisa kembali melakukan percetakan kartu tanda penduduk elektronik (KTPel), Jumat (6/1/23).
Sebagai informasi, habisnya stok blanko KTPel ini sudah menghambat layanan Pemkot Yogya sejak pertengahan Desember 2022 silam.
Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan Kependudukan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Yogyakarta, Bram Prasetyo, mengatakan, bahwa pihaknya sudah mendapat alokasi 6 ribu blanko e-KTP dari pemerintah pusat. Sehingga, ia pun bisa bernapas lega, karena layanan percetakan e-KTP yang sangat dibutuhkan warga masyarakat dapat digulirkan lagi.
“Kebutuhan cetak untuk KTPel pemula, penggantian kartu yang hilang atau rusak, perubahan data, terus layanan drive thru, hingga bantuan cetak e-KTP luar domisili sudah bisa dilayani,” katanya.
Dia menjelaskan, dalam satu hari Disdukcapil Kota Yogyakarta bisa mencetak sekitar 170 e-KTP, dengan beragam latar belakang permohonan. Alhasil, selama ketersediaan blanko habis sejak pertengahan Desember 2022 lalu, ada ribuan warga yang terpaksa memegang surat keterangan, sebagai pengganti sementara kartu tanda penduduknya.
“Yang jelas ada lebih dari 1.000 warga yang masuk dalam daftar tunggu cetak e-KTP. Semberi menunggu mereka diberikan surat keterangan sementara, ya, sebagai pengganti e-KTP,” tandasnya.
Mahasiswa DKV ISI Hiasi Dusun Dengan Mural Bernuansa Japanese Culture
Upaya Geliatkan Perekonomian di Norwega
Sebuah tembok yang membentang dengan panjang 124 meter di Nologaten RT 8 RW 3, Sleman, DI Yogyakarta, coba disulap menjadi galeri seni oleh mahasiswa Prodi Desain Komunikasi Fisual (DKV) Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Nuansa Japanese Culture pun dipilih, untuk memberi sentuhan dan daya tarik di kawasan tersebut.
KEGIATAN tersebut merupakan bagian dari mata kuliah Project Desain yang merupakan salah satu mata kuliah pokok di prodi DKV ISI. Dosen Prodi DKV ISI, Dr. Arif Agung Suwasono, M.Sn, mengatakan, kegiatan tersebut direalisasikan melalui program rancang dusun (RanDu) yang digagasnya. Menurutnya, kampus berusaha merespons keinginan warga masyarakat setempat, yang hendak menghiasi lingkungannya dengan goresan mural, sebagai upaya meningkatkan geliat pereko- nomian. “Jadi yang dimural ini sebelah timur wilayah Norwega (Nologaten RW Tiga) sepanjang 124 meter dan tinggi bagian tengah 1 meter, lalu bagian pinggir sisi utara maupun selatan tingginya 2 meter. Semuanya itu kita mural,” ungkap Arif, Jumat (6/1). Dia menjelaskan, mata kuliah ini dirancang untuk menghubungkan mahasiswa dengan dunia industri dan masyarakat, di mana mahasiswa didorong untuk mampu merespon permasalahan yang ada di lapangan menjadi ide kreatif. “Mahasiswa sudah melalui proses riset yang panjang, serta merumuskan konsep yang cukup matang supaya sesuai dan berdaya visual,” urainya.
Menurutnya, proses mural ini melibatkan sebanyak 40 mahasiswa peserta mata kuliah project desain yang kemudian dibagi dalam empat kelompok. Lalu, mereka pun langsung diterjunkan ke lapangan dan mencoba merespons keinginan warga masyarakat di Norwega untuk menghidupkan lingkungannya dengan ragam visual yang bercorak budaya jepang.
Dari empat kelompok mahasiswa, katanya, dua di antaranya melihat bahwa tema kuliner menjadi gestur pokok, karena ke depan event yang diselenggarakan di
Norwega sangat berkaitan. Alhasil, kelompok pertama pun mengemasnya dalam judul “Oishi Kanagawa-The Taste Of Japan”, yang menampilkan sajian-sajian khas semacam Ramen, Sushi, Sashimi, Onigiri, Dango, dan Dorayaki dalam visualisasi muralnya. “Kemudian, kelompok yang kedua mengangkat tema “Itadakimasu” atau selamat makan, yang menampilkan visualisasi kuliner populer Jepang, termasuk juga di Indoneisa, yaitu Ramen,” ujarnya.
Tapi, tidak berhenti pada visualisasi Ramen, karena mahasiswa pun mengemasnya dengan menampilkan deretan makanan seperti Dimsum, Sushi, dan lainlain. Selain itu, terdapat ikon-ikon terkenal Jepang, mulai dari Kucing keberun- tungan, Godzila, Doraemon yang divisualisasikan secara dinamis, bagaikan gelombang laut yang tak hentihenti bergerak. Selain dua kelompok yang mengusung tema kuliner Jepang tersebut, terdapat pula satu regu yang memilih tema Dewa Dewi Jepang dan Folklore Jepang dengan diberikan narasi kisah dalam visualisasinya. Dua tema yang berbeda ini, sekaligus untuk mengimbangi tema kuliner, serta memperkaya nuansa Japanese Culture yang divisualisasikan lewat mural. Beni, selaku Ketua RT 8 RW 3 Nologaten, mengatakan, bahwa Norwega berada di lokasi yang strategis, karena pedukuhannya sangat berdekatan dengan Ambarukmo Plaza dan beberapa perguruan tinggi.
Lebih lanjut, Bram memaparkan, warga yang sudah masuk daftar tunggu pun dapat langsung melakukan pencetakan e-KTP di Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Yogya. Dengan syarat, membawa surat keterangan sementara, yang disertai e-KTP lama yang rusak, atau surat kehilangan jikalau kartunya raib.
“Bagi warga lain yang membutuhkan e-KTP, tetapi belum masuk dalam daftar tunggu, bisa juga langsung datang ke MPP, atau mendaftarkan diri dulu secara daring, semua dilayani,” ujarnya. (aka)
TRIBUN JOGJA/ISTIMEWA
KREATIF - Mahasiswa Prodi DKV ISI tengah membuat mural di tembok sepanjang 124 meter di Nologaten RT 8 RW 3, Sleman, DIY. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari mata kuliah Project Desain yang merupakan salah satu mata kuliah pokok di prodi DKV ISI.
Otomatis, di sekitarnya tumbuh subur deretan warung makan dan cafe yang jadi pilihan muda-mudi lokal atau mahasiswa untuk nongkrong.
“Harapannya, dengan adanya mural bermuatan budaya Jepang ini, ruang jalanan di pedukuhan kami bisa lebih hidup dan semakin nyeni,” cetusnya. (aka)
IST TEMUAN GIGI TARINGPenampakan objek diduga cagar budaya (ODCB) berupa gigi taring hewan yang ditemukan di dekat sumur kuno di Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, beberapa waktu lalu.
Warga Temukan Gigi Taring Sepanjang Tujuh Sentimeter
KLATEN, TRIBUN - Sebuah gigi taring ditemukan oleh warga di dekat temuan sumur kuno di Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Gigi taring itu saat ini disimpan oleh warga bersama temuan benda-benda objek diduga cagar budaya (ODCB) lainya.
Humas Komunitas Pegiat Cagar Budaya (KPCB), Hari Wahyudi mengatakan, pihaknya mendapat informasi temuan taring itu beberapa hari yang lalu. “Ditemukan di sebelah utara sumur sekitar lima meter dari sumur,” ujarnya, Jumat (6/1). Ia mengatakan, gigi taring itu ditemukan di kedalaman sekitar 2,5 meter di bawah permukaan tanah. “Saat ini benda temuan tersebut disimpan di tempat penampungan ODCB sementara di rumah warga,” ulasnya.
Menurut dia, gigi taring yang ditemukan itu memiliki panjang sekitar 7 sentimeter dan diameter 1,5 sentimeter. “Itu termasuk besar ukuranya. Diduga kalau nggak taring macan mungkin taring beruang karena ukurannya itu,” imbuhnya.
Sementara itu warga sekitar lokasi penemuan, Pupun Prasetya membenarkan adanya temuan taring tersebut. “Temuannya kurang lebih satu bulan ini, posisinya masih disimpan kalau ukurannya belum saya ukur, nanti kita cek,” imbuhnya. Diberitakan sebelumnya, sebuah struktur batu bata merah yang menyerupai bangunan sumur, diduga peninggalan zaman Mataram Kuno ditemukan warga Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Sabtu (31/12) lalu.
Sumur kuno itu ditemukan di lahan milik warga bernama Semi (52) yang masuk dalam wilayah Dusun Karangduwet, Desa Mranggen. Struktur sumur ditemukan saat warga menggali tanah liat untuk keperluan bahan baku membuat batu bata merah. (mur)