3 minute read
Polisi Terima 20 Aduan
Orang Hilang
Lima Jenazah Korban Pembunuhan Mbah
Advertisement
Slamet Diserahkan ke Pihak Keluarga
BANJARNEGARA, TRI -
BUN - Hingga Senin (10/4), Posko Pengaduan Orang Hilang Polda Jateng menerima 20 aduan orang hilang. Mereka diduga menjadi korban pembunuhan berantai dukun pengganda uang Banjarnegara Mbah Slamet. 20 aduan orang hilang tersebut berasal dari berbagai kota di Jawa dan Sumatra.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol M Iqbal Alqudusy menyampaikan, pihaknya masih terus mengembangkan kasus ini dan membuka kemungkinan ada penambahan korban. Apalagi, ada 20 aduan orang hilang yang diduga terkait dengan kasus tersebut.
“Kami tetap melakukan pengembangan dari sisi cyber, apakah berhenti di 12 korban atau tidak. Sedangkan aduan masyarakat, ada lebih dari 12 orang,” terang
Iqbal, Senin (10/4).
Iqbal menuturkan, Polda Jateng telah memeriksa kondisi kejiwaan Mbah Slamet.
Hingga Senin (10/4), sudah ada 11 saksi yang diperiksa.
Saksi yang diperiksa di antaranya saksi ahli dan juga istri Tohari (Mbah Slamet).
“Penanganan perkara pembunuhan, sampai saat ini, masuk penyidikan dengan melengkapi alat bukti dan memeriksa sejumlah saksi,” terang Iqbal.
Sementara itu, Kabiddokkes Polda Jateng DR dr Sumy Hastry P mengatakan, pihaknya terus bekerja mengungkap identitas empat jenazah yang belum diketahui. “Dalam mengidentifikasi, kami melihat pula properti dan ciri fisik.
Diusahakan satu pekan ini selesai,” terang Sumy. Dari 20 laporan orang hilang yang masuk, polisi hanya mengambil sampel ante mortem dari 16 orang. Meski begitu, Sumy meminta warga yang merasa kehilangan anggota keluarga dan terkait dengan dukun pengganda uang Tohari melapor. “Kalau di luar Banjarnegara, dapat bekerja sama dengan polda masing-masing,” katanya. Diberitakan sebelumnya, polisi telah mengungkap delapan dari 12 jenazah korban pembunuhan Mbah Slamet. Mereka adalah satu warga Sukabumi, dua warga Magelang, empat warga Lampung, dan satu warga Palembang. Bongkar makam Sementara itu, Polisi membongkar makam lima jenazah korban Mbah Slamet yang telah teridentifikasi, Senin (10/4). Sebelumnya, kelima jenazah tersebut dimakamkan secara massal di TPU Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto mengatakan, makam yang digali yaitu pasangan suami istri asal Lampung, Suheri dan Riani dan Suheri. Kemudian, ibu dan anak Theresia dan Okta Ali asal Magelang, Jawa Tengah dan Mulyadi asal Palembang, Sumatera Selatan. “Kami akan serahkan lima jenazah kepada keluarga masing-masing,” kata Hendri kepada wartawan. Adapun tiga jenazah lain telah lebih dulu dan diserahkan kepada keluarga. Ketiganya yaitu Paryanto
PERIKSA KEJIWAAN z Hingga Senin (10/4), polisi menerima 20 aduan orang hilang didugajadi korban pembunuhan Mbah Slamet. z Polisi masih terus mengembangkan kasus ini dan membuka kemungkinan adanya penambahan korban. z Kondisi kejiwaan Mbah Slamet juga diperiksa, berikut pemeriksaan terhadap 11 saksi termasuk istri. asal Sukabumi, Jawa Barat dan pasutri asal Lampung, Irsad dan juga perempuan bernama Wahyu Triningsih.
Saat dilakukan konfirmasi kepada kakak kandung korban Theresia Dewi, Yusuf Edi Gunawan membenarkan jika pihak keluarga sudah diperbolehkan membawa pulang jenazah adik dan keponakannya tersebut.
“Hasil DNA sudah keluar. Ternyata lebih cepat, Alhamdulillah rencananya besok (Selasa) akan dibawa ke sini untuk dimakamkan,” ujar Yusuf saat ditemui di kediamannya pada Senin (10/4).
Ia menambahkan, direncanakan kedua kerabatnya itu akan dimakamkan di TPU Giriloyo, Magelang. “Dibuat bersebelahan tidak satu liang,” terangnya.
Dirinya mengaku, saat ini keluarga merasa lega sebab keberadaan adik dan keponakannya bisa diketahui. Meskipun, dalam keadaan tidak lagi bernyawa. (ndg/ kpc/tribunjateng) persawahan untuk memanen padi dengan pola tanam empat kali dalam satu tahun itu. Ia juga sempat menjajal traktor di lahan persawahan itu sebelum memberi sambutan dan menyerahkan bantuan benih, kelapa, dan KUR pertanian. Lalu saat sesi dialog, Syahrul mendapat curhat dari petani soal pengairan. “Pengairan di desa kami tersumbat karena gorong-gorong itu, di atasnya ada cor-coran. Saya minta bapak menteri, agar itu dinormalisasi,” ujar seorang petani asal Margomulyo, Desa Mireng, Kecamatan Trucuk. Kemudian, Ketua Gapoktan Desa Kalikebo, Kecamatan Trucuk, Muhammad Tofa menyampaikan benih bantuan yang diterima pihaknya untuk menyukseskan program IP 400 dianggap masing kurang. “Pertama pak, bantuan IP 400 itu mohon sekiranya sesuai kebutuhan pak. Jadi kemarin itu, benih yang kita terima kurang, jadi kami harus cari benih tambahan. Padahal kalau tidak sejenis kan beda umur,” ucapnya.
Tofa juga menyebut saluran irigasi dari lahan pertanian kurang memadai dan berharap Mentan bisa membantu mengatasi. “Beberapa saluran tersier kami masih kurang layak. Sumber air bagus ada bendungan tapi untuk menuju ke sawah masih kurang,” jelasnya. Menanggapi curhatan para petani itu, Syahrul meminta Bupati Klaten, Sri Mulyani untuk menanggulangi pengairan yang tersumbat di Desa Mireng. “Ibu bupati tanggulangi (sementara), nanti kita fikirkan, nanti saya bicara dengan Menteri PUPR, karena itu gilirannya. Kalau (diperbaiki dengan cara) padat karya saya mau,” ucapnya. Terkait keluhan kurangnya bantuan bibit, Mentan juga akan memastikan jumlah bantuan yang diberikan akan sesuai kebutuhan. “Bibit saya setuju. Saya tidak suka impor, biar jelek asal punya kita. Kamu yang tahu bibit apa dan saya bantu. Soal irigasi saya bantu pompa air,” ucapnya. (mur)
TERTUNDUK - Tiga tersangka kepemilikan bahan petasan tertunduk saat dihadirkan dalam konferensi pers di Rumah Bhayangkara Polresta Magelang, Senin (10/4).