2 minute read
Residivis Curi Ponsel dan Kamera, Mengaku “Cuma Nemu” di Depan Ruko
BANTUL, TRIBUN - Jajaran Polsek Kasihan menangkap seorang pelaku pencurian kamera dan telepon seluler (ponsel) di Ngestiharjo, yakni B (33), warga Tegalrejo, Kota Yogyakarta. Polisi menemukan sejumlah kejanggalan dalam keterangan pelaku. Kepada polisi, B mengaku menjual kameranya ke seseorang di Maguwoharjo, Sleman. Polisi bergerak dan mengamankan barang bukti yang identik dengan milik korban. Namun begitu, pelaku menampik dan mengaku menemukannya di tangga di luar ruko milik korban dan tak sempat menanyakannya ke warga sekitar karena kondisi sepi. Dia juga berujar sempat memantau media sosial Facebook selama empat hari dan tidak ada masyarakat yang melaporkan kehilangan. Dari situ dia pun berkeinginan menjual kedua barang tersebut. Ponsel dijual seharga Rp500.000 dan kamera seharga Rp5 juta. “Uangnya untuk kebutuhan sehari-hari,” kata tersangka. Kapolsek Kasihan, AKP Nandang Rochman me - nyangsikan keterangan tersangka. Pasalnya, barang tersebut selalu disimpan korban di dalam toko. Tersangka juga mengaku memantau sosial media selama empat hari. “Tidak logis, karena hilangnya itu tanggal 14 Desember dan dijual pada tanggal 15 Desember, itu dari keterangan pembeli,” ujar Kapolsek. Selain itu, saat diinterogasi, tersangka mengaku lupa kapan menemukan barangbarang tersebut. Diduga ia sengaja membuat alibi yang mengaburkan perbuatanya.
Ikhtiar Warga Kaliurang Timur Atasi Konflik Manusia dan Monyet Ekor Panjang
Advertisement
Bangun “Benteng Alami” di Lereng Merapi
Warga Padukuhan Kaliurang Timur, Desa Hargobinangun, Pakem, Sleman, Rabu (11/1) pagi beramai-ramai menanam aneka pohon buah dan perindang di tepi-tepi lahan milik negara dan sisi tebing Kali Boyong utara kawasan wisata Gardu Pandang Kaliurang. Pepohonan itu diharapkan bisa menjadi benteng alami dari serbuan monyet liar.
Gerakan warga ini dilakukan untuk menyiapkan tanaman buah alam untuk kawanan monyet ekor panjang Merapi, yang kerap menyerbu permukiman warga, karena kehilangan sumber pangan alamiah di hutan lereng Merapi. Ada 200 bibit tanaman buah dan perindang yang ditanam warga, dipimpin Dukuh Kaliurang Timur, Anggara Daniawan. Bibit sumbangan PT Sari Husada Generasi Mahardhika (Sarihusada)
Yogyakarta melalui program corporate social responsibility (CSR) itu terdiri kedondong, jambu air, jambu biji, alpukat, dan pohon beringin. Anggara Daniawan menjelaskan, gerakan tanam bibit tanaman buah ini diniatkan sebagai program membangun benteng alami bagi warga. “Ini sebagian solusi agar kawanan monyet ekor panjang itu punya sumber pangan, dan tidak menyerbu ke permukiman warg.a Kami mencoba membuat keseimbangan dengan alam,” kata Angga, sapaan akrabnya.
Monyet Merapi yang jumlahnya ribuan itu menurut Angga sudah berubah jadi hama di waktu tertentu. Karena itu, ia menyentuh perhatian semua pihak, terutama pemerintah daerah, untuk benarbenar memikirkan solusi menghadapi hama monyet di kawasan hutan Kaliurang. “Jika nanti pohon ini sudah berbuah, ikhtiar kita monyet ekor panjang itu tidak lagi turun dan menggangu kehidupan warga dan permukiman, tidak lagi jadi hama. Ini satu dari sekian solusi yang kita tawarkan ke negara, semoga bisa diduplikasi nantinya,” kata Angga. Sarihusada Yogyakarta sebagai bagian dari Danone Specialized Nutrition menunjukkan komitmennya turut menjaga lingkungan sebagai bagian pembangunan berkelanjutan dalam kemitraan itu. Kepala Pabrik Sarihusada,
Joko Yulianto menyampaikan kegiatan ini sejalan visi Danone yaitu One Planet, One Health
“Upaya konservasi ini bagian menjaga keseimbangan alam tetap lestari, selain itu juga mengurangi konflik antara masyarakat dengan monyet ekor panjang. Harapan kami, semakin banyak pihak yang bisa berkolaborasi untuk inisiatif serupa’, kata Joko.
Dorisno, Nature Manager Sarihusada, mengatakan, aktivitas konservasi 2022 dilakukan dengan pembuatan 5 sumur resapan, 20 rorak, serta penanaman tanaman jenis buah dan kayu sebanyak 210 tanaman. Sarihusada Yogyakarta menggandeng Yayasan Javlec Indonesia dalam perencanaan dan implementasi aktivitas konservasi lingkungan di lereng Gunung Merapi, khu-
Atas kejanggalan tersebut, polisi tetap menetapkan residivis pencurian kendaraan bermotor pada tahun 2010 sebagai tersangka. Kasus pencurian itu terjadi pada 14 Desember 2022 lalu, dengan korban yakni Reihan (20).
Ia melapor pada 3 Januari 2023 dan pada 5 Januari, petugas menemukan saksi yang kedapatan membawa ponsel milik korban. Saksi tersebut mengaku membeli ponsel itu dari B. “Kami mengamankan yang bersangkutan di rumahnya,” ungkapnya. (nto)