5 minute read

Butuh Kejelasan

 Fauzan Fajri Jaga Kondisi Selama Kompetisi Terhenti

Ketidakpastian kelanjutan kompetisi Liga 2 2022/2023 semakin membuat manajemen klub khawatir. Tak terkecuali para pemain yang sampai kini masih saja dibuat bertanya-tanya kapan mereka bisa benar-benar turun ke lapangan untuk melanjutkan kompetisi.

Advertisement

Dari kabar terkini, Exco PSSI menyebut nasib kompetisi kasta kedua Tanah Air itu akan ditentukan lewat rapat yang bakal digelar Kamis (11/1). Jika Liga 2 batal diputar kembali, kemungkinan besar tidak akan ada degradasi di kompetisi Liga 1. Pemain belakang PSIM Yogyakarta, Fauzan Fajri menyatakan kekhawatirannya atas situasi tak mengenakkan yang sudah terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Sudah sejak lama ia menantikan kompetisi Liga 2 diputar kembali. Fauzan berharap agar kompetisi Liga 2 dapat segera bergulir kembali seperti halnya kompetisi Liga 1 yang sudah berjalan sejak awal bulan Desember lalu. Apalagi timnya, Laskar Mataram tetap melakukan sesi latihan meski tak ada kejelasan kompetisi. “Meskpuni sudah mulai latihan, tapi masih ada ganjalan karena jadwal Liga 2 belum keluar, masih mengambang. Kami butuh kejelasan secepatnya. Bagaimana pun kompetisi di Liga 2, tim dan pemainnya lebih banyak,” ungkap Fauzan belum lama ini.

Untuk menyiasati situasi ini, manajemen PSIM sebelumnya memberikan libur kepada pemain sekitar

Bali United dan Persis Solo Bermarkas di Stadion Maguwoharjo

STADION Maguwoharjo, Sleman dipastikan akan menjadi kandang sejumlah tim Liga 1 pada putaran kedua musim 2022/2023. Selain PSS Sleman, ada Persis Solo dan Bali United yang berminat menggunakan stadion berkapasitas 32.000 itu.

Kepala UPT Stadion Maguwoharjo, Sumali mengonfirmasi jika sudah ada tim yang memberikan pemberitahuan resmi kepada pihaknya. “Sudah ada Persis Solo, jadi kami siapkan dengan baik stadion ini untuk digunakan kompetisi Liga 1,” kata Sumali, Rabu (11/1). Untuk itu pihak UPT Stadion Maguwoharjo saat ini sedang menggenjot nilai risk assesment yang masih rendah. Desember 2022 lalu, Stadion Maguwoharjo hanya mendapatkan nilai 5,2 dari standar minimal 7 agar bisa menggelar laga dengan penonton.

“Sampai sekarang ini kami masih terus berkoordinasi dengan Panpel, untuk mencukupi kekurangan itu,” kata Sumali.

Beberapa hal yang menjadi salah satu batu sandungan Stadion Maguwoharjo mendapat nilai tinggi diantaranya adalah kelengkapan berkas SOP keamanan. “Kami sudah ada perbaikan, semoga menjadi tambahan nilai,” tukasnya. (tsf)

16 Tim Futsal SD Ambil Bagian Dalam FuTour 2023

YOGYA, TRIBUN - Sebanyak

16 tim futsal Sekolah Dasar (SD) se-DIY ikut memeriahkan kejuaraan Futsal Tournament (FuTour) 2023. Ajang ini digelar selama tiga hari dari Selasa-Kamis (10-12/1) di Tifosi Futsal, Kota Yogyakarta.

Kejuaraan yang diinisiasi oleh SMP Syakila Yogyakarta dan bekerja sama dengan Asosiasi Futsal Provinsi (AFP) DIY itu sengaja digelar untuk ambil bagian dalam pembinaan pemain muda, khususnya di DIY.

“SMP Syakila ingin berkontribusi dalam membina bibit-bibit pemain futsal masa depan DIY melalui kompetisi. Selain juga menggali bakat anak-anak SMP

Syakila dalam mengelola sebuah event,” kata Kepala Sekolah SMP Syakila Yogyakarta, Budi Hadiastuti, Rabu (11/1).

Menurut Budi, siswa-siswanya akan mendapat banyak pengalaman dengan mengelola sebuah kegiatan besar, yang melibatkan pihak di luar sekolah. Bagi para siswa, mengelola sebuah kegiatan akan berpengaruh terhadap kemandirian dan mental.

Untuk itu, agenda ini sekaligus melaksanakan visi sekolah yang membimbing siswa untuk mengetahui bakat dan potensinya. “Dengan mencoba banyak kegiatan dan mencicipi berbagai hal baru, merupakan salah satu cara untuk menemukan bakat dan potensinya.” sambungnya. Sebanyak 16 sekolah yang berpartisipasi dibagi ke dalam empat grup, masing-masing empat tim. Di Grup A ada tim futsal dari SD Muhammadiyah Wirob- rajan, SDIT LHI, SDN Lempuyangan 1, dan SDN Ungaran. Grup B diantaranya SDN Klegung, SDIT Ukhuwah Islamiyah, SD Muhammadiyah Kringi, SD Muhammadiyah Mlangi. Sedangkan di Grup C ada SD Alkhairat, SD Kanisius Sengkan, SD Muhammadiyah Kreco, SD Muhammadiyah Karangkajen. Lalu Grup D ada SD Baciro, SD Muhammadiyah Pringgokusuman, SD Juara, SD Idea Baru. (tsf) dua pekan. Kemudian mulai berlatih beberapa hari dengan diselingi libur, dan mulai berlatih lagi Selasa (10/1) kemarin di Lapangan Kenari. Tak hanya itu, para pemain PSIM diberikan tanggung jawab untuk terus menjaga kebugarannya selama libur. Hal ini sebagai upaya jika sewaktu-waktu Liga 2 digelar maka pemain sudah siap tempur di lapangan hijau. Pemain asal Semarang, Jawa Tengah ini merasa tanggung jawab untuk latihan sesuai jadwal meski liga vakum itu harus dilakukan sebagai komitmen menjadi pemain profesional. Apalagi PSIM masih berharap Liga 2 bisa digelar pada Januari 2023 ini.

Kami butuh kejelasan secepatnya. Bagaimana pun kompetisi di Liga 2, tim dan pemainnya lebih banyak.

“Selama libur sih saya cuma jaga kondisi sendiri, seperti nge-gym, joging, atau ikut fun game. Meskipun saya tahu hasil dari latihan mandiri tentu tidak seoptimal jika latihan terprogram dari pelatih,” kata Fauzan.

Desak operator

Di satu sisi, manajemen PSIM terus desak PT Liga Indonesia Baru

(LIB) dan PSSI untuk segera memberikan kejelasan terkait kompetisi Liga 2. Pasalnya rencana kick off Liga 2 pada 14 Januari nanti sepertinya batal terlaksana.

“Intinya kami ingin kepastian Liga 2 itu segera. Karena jika dilihat secara bisnis kita sudah banyak mengeluarkan biaya. Tidak ada pendapatan kalau Liga 2 tidak dilanjutkan, akan sangat sia-sia kalau kompetisi batal,” kata CEO PSIM Yogyakarta, Bima Sinung Widagdo. Menurutnya, alternatif paling masuk akal agar kompetisi Liga 2 musim 2022/2023 tetap berjalan, paling tidak diputar dengan sistem bubble (gelembung) terlebih dulu, seperti kompetisi Liga 1 bulan Desember 2022 lalu.

“Seperti yang saya bilang sebelumnya, usul dari kami Liga 2 diteruskan dengan sistem bubble sementara. Hanya cara itu kemungkinan akan memberatkan keuangan PT LIB, karena jika sistem itu diberlakukan, makan biaya pertandingan diberatkan kepada mereka,” tukasnya.

Kerugian tak hanya akan menerpa manajemen. Pemain yang saat ini memiliki kontrak akan menjadi korban tak menjalani kompetisi seperti biasanya. Selain itu para pemain juga terancam kehilangan pendapatan utamanya dari profesi sebagai pesepak bola.

“Kalau pemain muda, mereka pastinya kasihan juga karena tidak mendapat menit bermain, padahal kompetisi itu kesempatan mereka untuk mengembangkan permainannya,” tandas Bima. (tsf)

Kabupaten Bantul Punya Banyak

Atlet Potensial Sepatu Roda

 Nine Speed Berharap Revitalisasi Lintasan Latihan di SSA

BANTUL, TRIBUN - Kabupaten Bantul punya banyak atlet sepatu roda potensial. Sebagian anak-anak muda tersebut berlatih mengembangkan diri di klub sepatu roda Nine Speed dan telah banyak menorehkan prestasi di banyak kejuaran, baik daerah maupun berskala nasional.

Sekretaris Nine Speed, Nur Anita Meikhawati menyampaikan, saat ini klubnya memiliki 25 atlet speed dan 25 atlet standard . Sejak berdiri 2017 silam, klub sepatu roda yang biasa berlatih di Stadion Sultan Agung (SSA) ini meraih banyak pencapain. “Terakhir di tahun 2022 kemarin, ketika atlet kami mengikuti delapan kejuaraan baik level nasional maupun daerah. Dan atlet speed kami bisa meraih 40 emas, 55 perak dan 37 medali perunggu,” ujarnya, belum lama ini.

Delapan kejuaran itu seperti Piala Patriot di Bekasi, Piala Bupati Lumajang, Piala Bupati Bantul termasuk Pekan Olahraga Daerah (Porda), Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) dan terakhir mewakili DIY mengirimkan 11 atlet dalam Piala Ibu Negara. “Kami juga menjadi juara umum Kejurda yang diikuti semua klub sepatu roda di DIY dengan perolehan 18 medali emas, 12 perak, dan enam perunggu. Alhamdulilah, Nine Speed bisa mempertahankan predikat juara umum selama dua tahun pada 2021 dan 2022,” ungkapnya. Menurutnya, potensi anakanak muda di Kabupaten Ban- tul untuk menjadi atlet sepatu roda masih cukup besar. Ia pun optimistis ke depan akan semakin banyak prestasi di sejumlah kejuaran-kejuaran tingkat nasional.

Namun demikian, ia juga berharap akan ada dukungan dari pemerintah kabupaten, terutama untuk melakukan revitalisasi lintasan sepatu roda di Stadion Sultan Agung (SSA), Bantul. Dengan demikian, skill para atlet akan semakin terasah.

“Untuk sarana kalau dibilang cukup tidak cukup, ya relatif. Kalau persyaratan trek sepatu roda nasional, SSA ini sudah memenuhi untuk ukuran dan spesifikasinya. Tapi memang perlu revitaslisasi dan perbaikan,” ucapnya. Owner sekaligus pendiri Nine Speed, Phatoni yakin klubnya akan bertahan dan menorehkan prestasi di tengah keterbatasan. “Dengan kerja keras pengurus dan pelatih kami yakin Nine Speed bisa tetap bersaing di tingkat nasional,” terangnya.

Ia pun optimistis Nine Speed ke depannya akan berkembang dan terus melahirkan atletatlet sepatu roda asal Bantul yang berprestasi. “Harapan ke depan, prestasi kami akan lebih ditingkatkan bahkan kalau bisa internasional,” ucapnya. Salah satu atlet Nine Speed, Muhammad Alfarisi (15), mengatakan bahwa sepatu roda adalah olahraga yang membuat dia berkembang dan memiliki banyak keluarga baru. Ia sendiri telah menekuni olahraga ini sejak kelas 1 SD dan saat ini ia berada di kelas 1 SMK.

“Awalnya dulu saat kelas 1 SD saya minta mainan ke orang tua, tapi dibelikan sepatu roda dan keterusan sampai sekarang. Melalui sepatu roda saya jadi punya banyak teman baru, dan kalau lagi capek belajar bisa latihan,” imbuhnya. (nto)

This article is from: