7 minute read
Satu Keluarga Terima 10 Kilogram
KULON PROGO, TRIBUNBeras dari bantuan cadangan pangan pemerintah (CPP) atau cadangan beras pemerintah (CBP) yang disediakan Pemerintah Pusat melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) mulai didistribusikan secara bertahap di Kulon Progo dan Gunungkidul.
Penyaluran bantuan ini diharapkan dapat membantu beban pengeluaran masyarakat berpenghasilan rendah.
Advertisement
Di Kulon Progo, beras CBP disalurkan untuk 56.491 keluarga penerima manfaat (KPM) di 12 kapanewon secara bertahap pada 10-17 April 2023.
Kabid Pemberdayaan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (Dinsos P3A) Kabupaten
Kulon Progo, Agus Sudarmadi, mengatakan, bantuan pangan berupa beras merupakan bantuan dari Bapanas yang disalurkan melalui perum Bulog.”Tiap KPM akan menerima beras seberat 10 kilogram (kg), tinggal dikalikan saja, ya, sekitar 564,91 ton beras yang disediakan,” jelasnya saat dihubungi, Selasa (11/4).
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo juga menjamin ketersediaan beras mencukupi hingga pascaLebaran, karena bertepatan
TRIBUN JOGJA/SRI CAHYANI PUTRI
PENGEMASAN - Proses pengemasan beras di Gapoktan dengan musim panen padi. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Kulon Progo, Aris Nugroho, menyampaikan, seluruh wilayah Kulon Progo memasuki musim panen raya padi pada Januari hingga Mei 2023. Dalam periode tersebut, panen raya akan menghasilkan sekitar 42.000 ton padi di lahan 10.000 hektare (ha).
Panca Manunggal, Sogan, Kapanewon Wates, Kabupaten Kulon Progo, Selasa (11/4). Beras ini bagian dari cadangan pangan pemerintah (CPP) dan akan disalurkan untuk keluarga berpenghasilan rendah.
“Dengan asumsi per hektare 6,7 ton gabah kering giling (GKG), maka akan menghasilkan beras sekitar 42.000 ton,” jelas Aris di sela inspeksi bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY di Gapoktan Panca Manunggal, Sogan, Kapanewon Wates, Selasa (11/4).
BANTU WARGA MISKIN
Beras dari bantuan cadangan pangan pemerintah (CPP) atau cadangan beras pemerintah (CBP) mulai didistribusikan di wilayah DI Yogyakarta.
Penyaluran secara bertahap kini mulai berjalan di Kulon Progo dan Gunungkidul.
Penyaluran bantuan ini diharapkan dapat membantu beban pengeluaran masyarakat berpenghasilan rendah.
Dengan demikian, stok beras di Kulon Progo menjelang Lebaran dipastikan sangat aman. Masyarakat diimbau agar tidak panik dengan berbelanja secara berlebihan. Aris juga memastikan, penyerapan beras di wilayahnya oleh Perum Bulog juga tetap berjalan. Bahkan, sebagian gapoktan sudah menyuplai beras ke Bulog, termasuk Gapoktan Panca Manunggal.
Selain itu, DPP Kulon Progo tengah menyediakan beras untuk dialokasikan pada program bantuan pangan nontunai (BPNT) dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) maupun anggaran pendapatan belanja nasional (APBN).
Ketua Asosiasi Gapoktan
Panca Manunggal, Margiyono mengatakan, dalam sebulan, pihaknya bisa menyuplai 2030 ton beras ke pasar maupun lainnya. Ia menyebut harga beras saat ini cukup stabil. Beras kualitas medium berkisar Rp9.700-9.800 per kg. Sementara, kualitas di atasnya seharga Rp10.00011.000 per kg.
Koordinator Bagian Perekonomian Biro Administrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Pemerintah DIY, Yustin Damayanti menyebut, harga komoditas pangan di Kulon Progo berdasarkan pemantauannya cukup stabil, seperti di toko distributor Giripeni dan Gapoktan Panca Manunggal. Pihaknya bersama TPID juga memantauoperasi pasar di Kalurahan Triharjo. “Dari sidak di tiga tempat, stok pangan maupun barang lainnya terkendali. Harganya juga cukup terkendali,” ucapnya. Ia memprediksi, kenaikan komoditas pangan mulai H-7 dan H+7 Lebaran. Mengurangi beban
Di Gunungkidul, ada 104.760 KPM penerima beras CBP dari 18 kapanewon, dengan total kuota 1.047.600 kilogram (kg) beras. Kepala DPP Gunungkidul, Rismiyadi mengatakan, pihaknya turut memantau penyaluran CBP dari Bapanas ini. Setiap KPM mendapatkan beras 10 kg. Bantuan diberikan untuk tiga bulan (April-Juni 2023), dan disalurkan pada 5-17 April.
“Kami bekerja sama dengan Bulog Wilayah DIY dan transporter program penyaluran pangan,” kata Rismiyadi.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta berpesan agar beras bantuan tersebut dimanfaatkan sebaik-baiknya, termasuk tidak menjualnya untuk keuntungan pribadi. “Bantuan ini bisa mengurangi beban pengeluaran masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok,” kata Sunaryanta. (scp/alx)
Geng Remaja Tertangkap Coret-Coret Rumah Perwira Polisi
SLEMAN, TRIBUN - Kabar penangkapan terhadap sekelompok remaja usia pelajar yang melakukan aksi vandalisme di Sleman viral di media sosial. Kelima remaja itu tertangkap setelah mencoretcoret dinding rumah seorang perwira polisi berpangkat komisaris besar (kombes) di Kampung Jetis Jaban, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman.
Unggahan akun twitter @merapi_uncover memperlihatkan lima orang remaja yang diduga merupakan geng dan melakukan aksi vandalisme di rumah polisi. Mereka kemudian diminta meminta maaf dan membubarkan geng.
Diketahui, rumah itu milik Yuliyanto, yang sebelumnya menjabat Kabid Humas Polda DIY dan kini sedang menempuh pendidikan. Tribun Jogja telah berusaha menginformasi kepada pihakpihak terkait tetapi kasus tersebut ternyata tidak sampai diproses ke polisi.
“Aksi coret-coretnya sudah tiga ming- guan yang lalu. Ini pada diuber-uber (dikejar), ditelusuri sama anak-anak kampung. Baru tertangkap semalam,” kata warga setempat, sekaligus saksi yang mengetahui peristiwa tersebut, Eko Wirayudha, kepada Tribun Jogja, Selasa (11/4). Para pelaku, kata dia, telah diminta untuk membersihkan atau mengamplas coretan vandal yang diperbuat. Selain itu, para remaja itu juga diminta meminta maaf kepada pemilik rumah dan tidak mengulangi perbuatannya lagi.
Kasubid Penmas Polda DIY, AKBP Verena SW, membenarkan, aksi vandalisme di Jetis Baran sudah terjadi beberapa waktu lalu. Aksinya dilakukan bukan hanya di kediaman Kombes Pol Yuliyanto tetapi di beberapa rumah lainnya juga.
“Tadi malam pemuda setempat menyerahkan beberapa orang diduga pelaku vandalisme dan dilakukan pembinaan untuk tidak mengulangi kembali
Tol Yogya-YIA Libas 225
Bidang Tanah di Kaliagung
KULON PROGO, TRIBUN - Sebanyak 225 bidang lahan di Kalurahan Kaliagung, Sentolo, Kulon Progo, bakal terdampak pembangunan jalan tol Yogya-Solo seksi III yang menghubungkan Yogya dengan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA). Hal itu terungkap dalam konsultasi publik pengadaan lahan untuk proyek nasional tersebut.
Lurah Kaliagung, Sugeng Nugroho mengatakan, konsultasi publik di wilayahnya berlangsung selama dua hari, mulai Senin (10/4) hingga Selasa (11/4). Konsultasi dihadiri oleh 225 warga pemilik bidang terdampak proyek strategis nasional (PSN) tersebut.
“Pada Senin (10/4) kemarin, ada 125 warga dari Padukuhan Banyunganti Lor, Kaligalang, dan sebagian Kalipenten. Kemarin hadir semua. Bahkan, ada yang domisili dari luar daerah yang terbang langsung ke Kulon Progo untuk mengikuti konsultasi publik. Sisanya dilanjutkan pada Selasa (11/4) ini, sebagian dari Padukuhan Kalipenten dan Nglotak,” terangnya saat ditemui di sela konsultasi publik di Balai Kalurahan Kaliagung, Selasa (11/4).
Berdasarkan data dari tim pengadaan lahan, jalan tol Jogja-YIA yang akan melintasi Kalurahan Kaliagung seluas 197.844 meter persegi. Rata-rata bidang terdampak berupa persawahan ketimbang permukiman warga.
“Kebanyakan (jalan tol di Kaliagung) melintasi persawahan maupun perkebunan. Permukim- an sedikit, cuma beberapa orang,” ucapnya. Luasan sawah yang terlibas pryek itu beragam, berkisar 5 meter persegi hingga lebih dari 1.000 meter persegi. Sugeng menyebut, terdapat tanah kas desa berupa Sultan Ground di Kaliagung seluas kurang lebih 3,5 hektare yang ikut terdampak. Tanah itu sebelumnya disewa warga untuk lahan pertanian. Serta, ada juga yang melintasi tanah wakaf di Padukuhan Kaligalang. Tidak ada cagar budaya maupun sekolah di Kaliagung yang terdampak. Dari informasi yang diterima, lahan di Nglotak rencananya akan digunakan untuk rest area. Disampaikan Sugeng, sejauh ini belum ada warganya yang keberatan dengan proyek tol itu. “Terkait jalan tol, sementara warga belum ada penolakan. Kalau rest area (di Nglotak) tidak tahu, kemungkinan tetap menerima. Malah, masyarakat ada yang tanya, kapan segera ada pembayaran,” kata Sugeng. Seorang warga terdampak, Hartana, mengaku sangat setuju dengan adanya pembangunan jalan tol tersebut. Warga Sedayu, Kabupaten Bantul ini menghadiri konsultasi publik di Kaliagung karena memiliki tanah warisan yang terlibas jalan tol, seluas 200 meter persegi dan 690 meter persegi di Padukuhan Kalipenten. Ia berharap asetnya itu dihargai tinggi. “Harapannya, harga jual tanah tinggi sehingga uangnya bisa dibelikan pengganti di tempat lain,” ungkapnya. (scp)
Bus AKAP di Terminal Jombor
Layak Operasi untuk Mudik Lebaran
SLEMAN, TRBUN - Dinas serta menghapus coretan. Kasusnya tidak sampai kepolisian,” katanya.
Perhubungan (Dishub) Kabupaten Sleman bersama Kepolisian Resor Kota (Polresta) Sleman melakukan ramp check atau inspeksi keselamatan terhadap armada bus yang hendak digunakan untuk mudik Idulfitri 2023 di Terminal Jombor, Selasa (11/4).
Kendati demikian, aksi vandalisme maupun geng remaja ini perlu menjadi perhatian bersama. Sebab, geng remaja yang dapat berujung pada terjadinya aksi kejahatan jalanan belakangan ini sudah sangat meresahkan baik di Kabupaten Sleman maupun Yogyakarta. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sleman, Ery Widaryana mengatakan, jawatannya selama ini telah berupaya untuk mengantisipasi maupun menanggulangi geng remaja maupun kejahatan jalanan oleh pelajar dengan beragam program. Di antaranya, deklarasi antikekerasan melibatkan pelbagai sekolah. Kemudian, program pembinaan terhadap semua pengurus OSIS SMP se-Sleman. Pembinaan juga dilakukan untuk semua siswa saat upacara bendera dengan melibatkan tamu dari PolriTNI. (rif)
Kepala Dishub Sleman, Arip Pramana, mengatakan, ramp check itu dilakukan dengan metode random sampling bus antarkota antarprovinsi (AKAP). Pihaknya juga mengecek lampu, rem, pemukul kaca, hingga wiper kaca armada bus.
“Kegiatan dalam rangka memastikan kesiapan kendaraan dari seluruh aspek fisiknya. Kalau mengenai perhubungan, tentunya berkaitan masa berlaku KIR dan sebagainya. Kemudian, dari kepolisian (mengenai) kelengkapan administrasi kendaraan, antara lain STNK dan SIM,” paparnya.
Pihaknya memprediksi puncak kedatangan arus mudik pada 19-20
April. Peningkatan arus lalu lintas di Sleman maupun DIY diprediksi terjadi H-2 Idulfitri.
“Potensi pemudik yang masuk ke DI Yogyakarta, ada 5,9 juta. Kemudian, kalau dari DIY yang keluar itu ada 1,7 juta. Artinya, ada 4,2 juta pemudik, hampir satu kali lebih banyak dari pada jumlah penduduk DIY yang berada di kisaran 3 juta,” urainya.
Kasi Angkutan dan Terminal Dishub Sleman, Sapandi, menjelaskan, hasil pengecekan dari beberapa armada bus di Terminal Jombor, tidak ditemukan adanya kekurangan dan semuanya memenuhi persyaratan operasi. Beberapa bus yang telah dilakukan ramp check tersebut juga telah dipasang stiker layak jalan dan operasi di bagian depan armada. (nei)
TRIBUN JOGJA/YUWANTORO WINDUAJIE
BERI KETERANGAN - Sri Sultan Hamengku Buwono X memberi keterangan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (11/4).
Sultan Minta Pemudik Hindari Pusat Kota
YOGYA, TRIBUN - Wilayah
DI Yogyakarta diprediksi bakal dibanjiri pemudik dan wisatawan saat libur Lebaran tahun ini. Kementerian
Perhubungan telah memprediksi ada sekitar 5,9 juta orang yang akan melintasi
DIY.
Gubernur DIY, Sri Sultan
Hamengku Buwono X mengatakan, untuk mengurangi beban volume kendaraan, pemudik yang hanya melintasi DIY diharapkan tidak memasuki wilayah kota. Misalnya, pemudik yang datang dari arah Solo bisa menempuh ke jalur ringroad untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke daerah tujuan.
“Nanti ada rakor bagaimana kita mencegah traffic tidak crowded. Seperti yang lalu gimana kalau hanya lewat ya tidak usah lewat Jalan Solo tapi waktu sampai Prambanan sudah belok atau ke ringroad. Atau lewat selatan dan utara sehingga tidak masuk kota,” terang Sri Sultan di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (11/4).
Lebih lanjut, Raja Keraton Yogyakarta ini memprediksi puncak keramaian bakal terjadi pada hari ketiga hingga empat pasca hari raya. Sebab, saat awal Lebaran masyarakat biasanya mengunjungi sanak saudaranya untuk bersilaturahmi. Setelahnya, mereka baru melakukan aktivitas wisata bersama keluarga. “Dua hari biasanya masih sepi karena pertemuan dengan keluarga dulu tapi begitu hari ke tiga dan empat sudah mulai, tempat-tempat wisata dipenuhi,” ujar Sri Sultan. Sri Sultan kemudian meminta pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan Bantul untuk mematangkan rekayasa lalu lintas yang diberlakukan. Sebab, dua wilayah itu biasanya menjadi tujuan favorit wisatawan saat Lebaran.
Manajemen lalu lintas diperlukan karena kondisi jalan di kedua kabupaten tersebut cenderung sempit, namun harus menerima arus wisatawan yang kebanyakan menggunakan bus pariwisata berukuran jumbo.
“Seperti Gunungkidul dan Kulon Progo harapan saya trafficnya diatur betul karena jalannya relatif lebih sempit. Bagi bus ya ini perlu jalur masuk dan keluarnya tidak sama. Harus diatur lebih baik. Tapi saya kira pengalaman tahun tahun lalu mereka tahu apa yang harus dilakukan,” jelas Sri Sultan. (tro)