![](https://assets.isu.pub/document-structure/230131120140-7c948716da390b31f3ac7e6ceef3e37f/v1/fa049400178fc8099fb7126a5dea75c4.jpeg?width=720&quality=85%2C50)
1 minute read
Arema FC Juga Tak Mendapat Izin Bermarkas di Stadion Jatidiri
SEMARANG, TRIBUN - Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah memastikan tidak mengeluarkan izin terkait rencana Arema FC menggunakan Stadion Jatidiri Semarang sebagai homebase tim di kompetisi BRI Liga 1 2022/2023.
Semula, dikabarkan jika Arema FC menunjuk Stadion Jatidiri Semarang sebagai markas mereka ketika bertindak sebagai tuan rumah dalam pertandingan melawan Borneo FC di pekan ke-18, Minggu (15/1) mendatang.
Advertisement
Pihak Arema FC menunjuk Panpel lokal Semarang mengirim surat permohonan penggunaan Stadion Jatidiri sebagai homebase kepada Disporapar Jateng sebagai pihak pengelola Stadion Jatidiri pada Selasa (10/1) lalu. Namun, Disporapar Jateng belum memberikan izin.
Plh. Disporapar Jateng, Purwanto mengata- kan, dengan mempertimbangkan sejumlah hal, termasuk desakan dari suporter menolak Arema FC menggunakan Stadion Jatidiri Semarang sebagai homebase, pihaknya secara tegas belum bisa memberikan izin.
“Apa yang menjadi keinginan suporter di Jawa Tengah, khususnya di Semarang ikut kita rasakan. Pada intinya, kita seiya sekata dengan rekan-rekan suporter. Untuk saat ini tidak diizinkan (Arema FC bermarkas di Stadion Jatidiri),” katanya, Kamis (12/1). Sebelumnya, Panser Biru sebagai elemen suporter PSIS Semarang sempat menyampaikan pernyataan penolakan kepada Arema FC yang hendak berkandang di Stadion Jatidiri, di putaran kedua Liga 1 2022/2023.
Pihak Panser Biru meminta Arema FC mencari tempat lain selain Semarang sebagai homebase menyelesaikan liga yang sempat terhenti hampir tiga bulan karena kematian 135 manusia di Stadion Kanjuruhan, Malang ini. Ketua Umum Panser Biru, Galih Eko Putranto, menjelaskan bahwa surat penolakan tersebut dikeluarkan karena bentuk solidaritas terhadap korban tragedi kanjuruhan yang hingga saat ini belum mendapatkan keadilan. “Sikap atau gerakan yang kami lakukan ini datang dari aspirasi hati teman-teman dan bentuk rasa solidaritas atas korban Kanjuruhan. Kami sesama suporter mempunyai rasa yang sama saat teman-teman Aremania belum mendapatkan keadilan” ujar Ndog, panggilan Galih Eko Putranto. Panser Biru juga mengecam jika laga itu tetap dilaksanakan di Stadion Jatidiri, maka pihaknya tidak akan bertanggung jawab jika terjadi gejolak ataupun tindakan yang dapat mengganggu kea- manan di Kota Semarang.
Pada akhirnya, Ndog merespon positif pihak pengelola stadion dan keamanan di Kota Semarang menunjukkan reaksi yang sama tentang penolakan Arema FC menggunakan Stadion Jatidiri sebagai homebase
“Sebelumnya kami juga sudah bertemu Polrestabes, sekarang bertemu Disporapar, dan ternyata dari mereka bersama dengan kita tidak mengizinkan Arema bermain di Jatidiri, karena dari kami suporter ingin menjaga kondusifitas di daerah masing-masing,” kata Ndog.
Langkah yang dilakukan Panser Biru ini, juga berkat komunikasi dengan suporter Arema FC, Aremania. “Kita sama Aremania tidak ada masalah, ini bentuk solidaritas kita. Apa yang dirasakan Aremania sama dengan kita. Kita komunikasi terus dengan mereka,” pungkas Ndog. (Tribun Muria)