6 minute read

Anak Sudah Hamil Duluan

 Angka Pengajuan Dispensasi Kawin Cenderung Masih Tinggi Sepanjang 2022

GUNUNGKIDUL, TRIBUN - Angka pengajuan permohonan dispensasi kawin di kantor Pengadilan Agama (PA) Gunungkidul dan Kulon Progo pada 2022 terbilang masih tinggi. Meski ada penurunan dibanding tahun sebelumnya, jumlah pengajuan yang masuk masih di angka ratusan.

Advertisement

Hal itu setidaknya tercatat oleh Pengadilan Agama Wonosari, Gunungkidul. Pada 2022 lalu, PA Wonosari menerima sebanyak 171 pengajuan dispensasi kawin, dengan 161 pengajuan diterima oleh hakim.Sedangkan di 2021, angka dispensasi kawin lebih tinggi lagi, yaitu mencapai 218 pengajuan dengan 205 di antaranya diterima oleh hakim.

Panitera Muda Hukum, PA Wonosari, Khoiril Basyar mengatakan penurunannya cukup besar jika dibandingkan pada 2021. “Penurunannya mencapai 21,46 persen. Dispensasi kawin ini diajukan oleh pasangan yang masih di bawah umur menurut Undang-undang (UU) Perkawinan,” ungkap Khoiril, Jumat (13/1).

UU 16/2019 tentang Perubahan UU 1/1974 tentang Perkawinan mengatur batas minimal umur menikah. Baik laki-laki dan perempuan dibatasi umurnya minimal 19 tahun. Menurut Khoiril, ada berbagai alasan mengapa dispensasi kawin diajukan, di antaranya karena pasangan sudah menjalani hubungan layaknya suami-istri hingga sudah hamil duluan.

“Bahkan, ada juga yang sudah sampai melahirkan,” ujarnya.

Humas PA Wonosari, Mudara juga mengatakan pengajuan dispensasi kawin kebanyakan karena pasangan perempuan sudah hamil duluan sebelum mereka menikah. Meski demikian, pihaknya juga tidak begitu saja mengabulkan dispensasi kawin. Menurutnya, saat persidangan, hakim akan menelusuri lebih dalam alasan pengajuan dispensasi kawin. Di samping itu, sosialisasi juga gencar dilakukan agar perkawinan usia dini bisa ditekan. “Kami berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul juga, melakukan sosialisasi hingga pendekatan ke masyarakat,” kata Mudara.

Kondisi tak jauh berbeda juga muncul di Kulon Progo.

Selama 2022, Pengadilan Agama Wates memberikan dispensasi nikah terhadap 54 anak di wilayah tersebut. Jumlah pengajuan dispensasi nikah disebutnya menurun sejak dua tahun berturut-turut.

“Tahun ini (2022), pengajuan dispensasi nikah di Kulon Progo menurun dibandingkan 2021 dan 2020,” kata Muhammad Isna Wahyudi, Wakil Ketua Pengadilan Agama (PA) Kulon Progo.

PA Wates mencatat ada

80 pengajuan dispensasi nikah selama 2021. Di mana

73 permohonan dikabulkan, dua tidak diterima, dan tiga permohonan digugurkan.

Kemudian, selama 2020 ada

119 permohonan, dengan

113 permohonan dikabulkan, dua tidak diterima, tiga permohonan dicabut, dan satu pengajuan digugurkan.

Adapun 54 permohonan dispensasi nikah yang diajukan di tahun ini, 52 permohonan di antaranya dikabulkan oleh hakim Pengadilan

Bawah Umur

DI

 Angka pengajuan permohonan dispensasi kawin di kantor

Pengadilan Agama (PA)

Gunungkidul dan Kulon Progo pada 2022 terbilang masih tinggi.

 Jmlah pengajuan yang masuk masih di angka ratusan, meski ada penurunan dibanding tahun sebelumnya,  Upaya sosialisasi pencegahan hingga pendekatan ke masyarakat perlu lebih digencarkan.

Agama Wates. Sementara, dua pengajuan lainnya dicabut dan digugurkan. Isna menyebut, sebagian besar anak-anak yang mengajukan dispensasi di Kulon Progo diketahui dalam kondisi sudah hamil di luar nikah.

Pencegahan

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Kulon Progo, Irianta mengaku terus mengupayakan pencegahan fenomena nikah dini meski jumlah pengajuan dispensasi kawinnya saat ini cenderung menurun. Langkah yang ditempuh di antaranya dengan memaksimalkan peran rehabilitasi sosial dan unit perlindungan anak perempuan dan anak yang bersinergi dengan kalurahan untuk melakukan sosialisasi upaya pencegahan nikah dini.

“Sekaligus, (sebagai langkah) pencegahan pelecehan seksual yang belakangan marak di Kulon Progo,” imbuhnya. (alx/scp)

Bahaya Chiki Ngebul, Orang Tua Harus Hati-Hati

SLEMAN, TRIBUN - Chiki ngebul (cibul), jajanan anak yang saat ini sedang viral ternyata telah membawa korban di wilayah Sleman. Sedikitnya dua anak di Kalurahan Tegaltirto, Berbah, harus dilarikan ke puskesmas setelah mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi cibul. Saat ini Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Kesehatan Sleman bersama BPOM telah turun ke lapangan untuk melakukan monitoring penjaja cibul.

Jajanan berupa ice smoke ini adalah makanan ringan yang diberi campuran nitrogen cair, sehingga menghasilkan efek berasap dan sensasi dingin pada makanan. Menurut dr Raudi Akmal, nitrogen cair ini sebenarnya tidak beracun, tetapi dapat menyebabkan kerusakan parah pada saluran pencernaan, akibat terperangkapnya udara dalam jumlah besar dalam rongga perut dan paru. Terjadinya peregangan menyebabkan luka atau lubang pada usus atau lambung, sehingga seseorang bisa sesak napas.

“Nitrogen cair itu kan awalnya digunakan untuk membekukan dan mengawetkan bahan makanan. Namun, semakin ke sini, bahan kimia ini memang menjadi daya tarik makanan dan minuman ringan, termasuk chiki ngebul atau ice smoke” ujar dr Raudi Akmal, anggota Komisi D DPRD Sleman yang juga seorang dokter, Minggu (15/1).

Menurutnya, peristiwa ini pernah terjadi di negara lain seperti Amerika Serikat, Malaysia, Singapura, dan India. Pada 2018 lalu, makanan ini laris di beberapa negara dengan nama Dragon Breath atau “napas naga”, berupa sereal atau kue yang dicelupkan ke dalam nitrogen cair untuk menghasilkan awan uap saat makanan dikonsumsi. Namun, ketika muncul kasus perforasi lambung dan insiden luka bakar, Food and Drug Administration (FDA) kemudian membuat larangan mengonsumsi

Rangkaian HUT ke-70 DPRD Kulon Progo, Warga Bersepeda Bersama Wakil Rakyat

KULON PROGO, TRIBUN - Ribuan warga Kabupaten Kulon Progo bersepeda santai bersama para wakil rakyat, Minggu (15/1). Kegiatan itu dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kulon Progo. “Acara diikuti sebanyak 3.052 peserta. Ini menunjukkan bahwa masyarakat di Kulon Progo antusias untuk sehat,” kata Akhid Nuryati, Ketua DPRD Kulon Progo. Selain para anggota dewan dan masyarakat, acara sepeda santi diikuti sejumlah pejabat di lingkung- an Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo. Diharapkan kebersamaan ini dapat menciptakan sebuah harmoni demi Kulon Progo yang lebih maju dan sejahtera. Sebelumnya, rangkaian HUT ke70 DPRD Kulon Progo telah diawali dengan anjangsana ke tokoh masyarakat, budaya, dan agama, serta ziarah ke makam leluhur pada 6 Januari 2023. Kemudian, dilanjutkan lomba paduan suara tingkat kapanewon dan tingkat pelajar SMA/SMK se-Kulon Progo pada 14 Januari 2023. Peringatan HUT ke-70 DPRD Ku- lon Progo bertema “Bangkit Bersama Membela Rakyat ” diharapkan dapat menjalin sebuah kebersamaan yang harmoni di antara anggota DPRD Kulon Progo menjelang tahun politik 2024. Serta, mengedukasi masyarakat agar pesta demokrasi yang akan dihadapi diawali spiritual yang kuat, badan yang sehat, pikiran yang cermat.

“Sehingga, pesta demokrasi akan berlangsung dengan tertib, adem ayem, dan bisa memenuhi harapan dan tahapannya sesuai peraturan yang berlaku,” kata Akhid. (scp/ ord)

Parkir Wisata Nglanggeran Dibangun Tahun Ini

PEMERINTAH Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul memprioritaskan pembangunan area parkir wisata Nglanggeran di 2023. Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Gunungkidul, Mohamad Arif Aldian mengatakan proyek parkir Nglanggeran akan dimulai dari tahap lelang. “Setelah lelang, kemung- dr Raudi Akmal Anggota Komisi DI DPRD Sleman makanan ini.

“Nitrogen cair ini memiliki titik didih sangat rendah -196°C dan berbentuk gas. Meski nitrogen cair tidak beracun, ia dapat menyebabkan kerusakan parah pada kulit dan organ dalam jika salah penanganan atau tertelan secara tidak sengaja” jelas dr Raudi Akmal.

Raudi menyebut, hati-hati adalah kuncinya. Menikmati makanan yang baru dan unik tentu penting. Tetapi, ketika tren itu lebih berbahaya dibanding kesenangan, mungkin perlu menghindarinya. Meski semua stakeholder, baik itu Kemenkes dan juga pemerintah kabupaten sudah aktif melakukan pengawasan terhadap penjualan makanan ini, tapi peran orang tua juga dibutuhkan untuk hati-hati dalam memberikan pangan (makanan) bagi anaknya, terutama karena anak anak ini masih dalam pertumbuhan.

Raudi Akmal juga menyampaikan bahwa efek buruk yang sama juga bisa terjadi pada orang dewasa apabila mengonsumsi chiki ngebul berkandungan nitrogen cair yang bersifat korosif atau melukai saluran cerna.

Namun, memang dampak pada anak lebih besar karena mukosa ususnya lebih tipis dibanding orang dewasa. “Jadi, semua tetap harus hati-hati” ujarnya. (rls/ord) kinan akan mulai dikerjakan Maret atau April tahun ini,” kata Arif, Minggu (15/1).

Pemkab Gunungkidul menyiapkan anggaran sekitar Rp7,4 miliar untuk proyek ini, bersumber dari Dana Keistimewaan (Danais) DIY. Menurut Arif, tahap pertama pembangunan meliputi pendataan lahan serta fasilitas pendukung parkir, termasuk menyiapkan Detail Engineering Design (DED) Kawasan Wisata Nglanggeran. “Pembebasan lahan seluas 7.000 meter persegi sudah dilakukan tahun lalu,” ungkapnya.

Arif mengatakan lokasi kawasan parkir berada di dekat Simpang Jalan Tawang. Ada- pun di kawasan itu sudah dibangun jalan baru penghubung Tawang-Gading. Menurutnya, keberadaan kawasan parkir tidak hanya mendukung Desa Wisata Nglanggeran, tapi juga destinasi wisata lain di sekitarnya. “Jadi, pariwisata di zona utara Gunungkidul bisa berkembang,” kata Arif. (alx)

KPU Mulai Petakan TPS Pemilu 2024

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Kulon Progo mulai memetakan tempat pemungutan suara (TPS) untuk Pemilu 2024. Pemetaan dilakukan berdasarkan data pemilih berkelanjutan (DPB) dengan daftar penduduk berpotensial pemilih pemilu (DP4) di daerah ini.

Ketua Divisi Perencanaan, Data dan Informasi, KPU Kulon Progo, Yayan Mulyana mengatakan, jumlah DPB di Kulon Progo mencapai 341.717 pemilih. Sementara, DP4 yang sudah disinkronisasi sebanyak 347.839 pemilih. Berdasarkan Peraturan KPU (PKPU) Nomor 7 Tahun 2022, data yang sudah disinkronisasi akan dilakukan pemetaan maksimal 300 pemilih tiap TPS. Jika lebih dari 300 pemilih, ditandai dan dibentuk TPS baru.

“Di Kulon Progo, jumlah TPS masih sama dengan Pemilu 2019 yaitu 1.258 TPS. Jumlahnya tidak menutup kemungkinan bisa bertambah karena penambahan datanya juga banyak,” katanya, Ming- gu (15/1). Yayan menyebut, kapanewon dengan penambahan data pemilih terbanyak di Pengasih, Wates, dan Temon. “Setiap kapanewon ada pe- nambahan tapi paling banyak ada di tiga kapanewon itu,” ucapnya. (scp)

This article is from: