2 minute read
Pelakunya Ayah Kandung Sendiri
Perempuan Disabilitas Diperkosa dan Melahirkan Dua Kali
BLORA, TRIBUN - Kepolisian Resor (Polres) Blora Polda Jawa Tengah menangkap pelaku pemerkosaan perempuan disabilitas ganda yang hamil hingga melahirkan sebanyak dua kali. Diketahui, pelaku pemerkosaan tersebut adalah ayah kandungnya sendiri
Advertisement
“Iya, pelakunya ayah kandungnya sendiri,” ucap Kepala satuan reserse kriminal (Kasat Reskrim) Polres Blora, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Supriyono, Minggu (15/1).
Pihak kepolisian menangkap pelaku berinisial K pada Jumat (13/1) sore. Namun, sampai ini pelaku masih proses pemeriksaan lebih lanjut. “Penangkapan tidak ada kendala, perlawanan tidak ada. Untuk mengungkap siapa pelakunya itu yang kendala,” terang dia.
Sebelumnya diberitakan, seorang perempuan dengan kondisi disabilitas ganda, menjadi korban pemerkosaan selama tiga tahun di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Perempuan asal Kecamatan Jepon, itu bahkan sudah dua kali melahirkan bayi.
Peristiwa ini menjadi atensi yang besar bagi kepemimpinan Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Fahrurozi sebagai pucuk tertinggi di Polres Blora. “Kita tetap profesional dan itu atensi kita, mohon dukungannya,” ucap Fahrurozi saat konferensi pers di Mapolres Blora, Jumat (13/1).
Konferensi pers tersebut juga dihadiri oleh Bupati Blora, Arief Rohman, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (Dinsos PPPA), guru sekolah luar biasa (SLB), hingga bidan desa. Selama konferensi pers tersebut, para pihak terkait juga memberikan pemaparannya mengenai peristiwa menyedihkan yang dialami oleh perempuan disabilitas ganda tersebut. Harapannya, kasus ini bisa segera terungkap.
Berdasarkan pemaparan yang disampaikan dalam konferensi pers, peristiwa pemerkosaan bermula dari adanya informasi yang didapatkan oleh Dinsos PPPA Kabupaten Blora sekitar bulan Oktober 2020. Dalam informasi yang didapatkan tersebut, perempuan berinisial FS telah menjadi korban kekerasan seksual untuk pertama kalinya. Setelah itu, Dinsos PPPA melakukan pendampingan dan mengantarkan korban dan keluarganya untuk membuat laporan ke kantor polisi. Berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinsos PPPA Blora untuk menangani kondisi kehamilan dari korban rudapaksa tersebut. Di antaranya berkoordinasi dengan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual yang ada di Kabupaten Temanggung.
Selain itu, pihak Dinsos PPPA Blora juga berkoordinasi dengan Kementerian Sosial RI melalui Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) “Margo Laras” yang ada di Pati, Jawa Tengah.
Selanjutnya, mengecek dan memastikan korban
PERHATIAN KHUSUS masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Lalu pada Februari 2021, korban melahirkan anak perempuan di RSUD Kabupaten Blora. Karena mengalami kelainan pada organ jantungnya, bayi itu meninggal dunia.
Polisi menangkap pelaku pemerkosaan perempuan disabilitas yang hamil hingga melahirkan dua kali.
Belakangan diketahui bahwa pelaku pemerkosaan tersebut ternyata adalah ayah kandungnya sendiri.
Pelaku berinisial K tersebut ditangkap pada Jumat (13/1) sore dan sampai kini masih proses pemeriksaan.
Akan tetapi, Dinsos PPPA Blora kembali mendapatkan informasi bahwa FS yang diketahui tuna wicara, tuna rungu, dan tuna grahita itu mengandung anak kedua. Selanjutnya, Dinsos PPPA Blora mendatangi Polres dan berharap ada tindaklanjut dari aparat penegak hukum.
Sejumlah pihak pun telah diperiksa terkait dengan hal tersebut, antara lain keluarga korban, kepala desa, guru SLB hingga korban sendiri.
Kemudian pada 9 Januari 2023, korban akhirnya melahirkan anak keduanya yang berjenis kelamin perempuan. Sampai saat ini, korban dan bayinya masih dalam kondisi sehat. (kpc)
Alun-Alun Klaten Terlarang untuk PKL
PROSES revitalisasi Alun-Alun Klaten di Jalan
Pemuda telah rampung sejak akhir Desember 2022. Mulai awal Januari 2023, alunalun yang berada di jantung Kota Klaten itu sudah dibuka untuk masyarakat umum.
Bupati Klaten, Sri Mulyani menegaskan, kini kawasan itu menjadi zona merah bagi pedagang kaki lima (PKL). “Masyarakat harus mendukung bahwa di situ (Alun-Alun Klaten) kini zona merah bagi PKL,” ujarnya, Minggu (15/1).
Ia juga meminta para PKL yang masih nekat berjualan di kawasan itu mematuhi aturan. Menurutnya, beberapa PKL yang biasa