4 minute read

Sindikat Raup Rp273 Juta Per Bulan

 Pemerintah Malaysia Kembali Tangkap 63 WNI Ilegal

SERAWAK, TRIBUN - Otoritas Malaysia baru-baru ini menangkap 63 warga negara Indonesia (WNI) ilegal yang tengah berada di “Negeri Jiran”. Penangkapan puluhan WNI tersebut terjadi di Kota Bintulu, Negara Bagian Serawak dalam pelaksanaan operasi khusus yang dinamai “Operasi Kenyalang”.

Advertisement

Dari 63 warga Indonesia itu, 37 di antaranya adalah laki-laki dan 26 berjenis kelamin. Mereka berusia antara 22 tahun hingga 52 tahun. Sebanyak 63 WNI ditangkap dalam penggrebekan terpisah.

Dirjen Imigrasi Malaysia Khairul Dzaimee Daud, menjelaskan sebanyak 30 WNI ditangkap di sebuah rumah yang diyakini sebagai rumah transit para migran ilegal. Sedangkan 33 WNI lainnya ditahan ketika petugas melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap dua bus di Bintulu. Dia menyampaikan, dalam penangkapan 30 orang di kompleks perumahan, petugas turut menahan seorang pria yang diyakini sebagai dalang dari sindikat penyelundupan orang asing ke Malaysia. Pria yang ditangkap itu berusia 38 tahun. Uang tunai sebesar 25.000 ringgit Malaysia (sekitar Rp85,5 juta) dan Rp3 juta juga berhasil disita oleh petugas.

“Warga Indonesia yang ditahan telah masuk daftar hitam masuk ke Malaysia dan semuanya memiliki tiket penerbangan ke Kuala Lumpur,” kata Khairul Dzaimee, sebagaimana dilansir Kantor berita Malaysia, Bernama, Minggu (19/2), Dia membeberkan, berdasarkan penyelidikan awal, petugas menemukan bahwa sindikat tersebut telah mendapat untung lebih dari 80.000 ringgit Malaysia (sekitar Rp273,7 juta) per bulan. Sindikan penyeludupan warga asing ke Malaysia itu didapati mengenakan biaya 5.000 ringgit Malaysia (sekitar Rp17,1 juta) hingga 6.000 ringgit Malaysia (sekitar Rp20,1 juta) untuk setiap migran yang ingin memasuki negara tersebut.

“Sindikat yang sudah aktif selama hampir delapan bulan ini mengatur masuknya orang asing yang masuk daftar hitam dengan bantuan petugas imigrasi, dengan melibatkan 30 hingga 40 orang untuk setiap kedatangan,” ucap Khairul Dzaimee.

“Para imigran kemudian akan dibawa ke rumah transit yang telah ditentukan oleh sindikat tersebut sebelum dibawa ke bandara dan dikirim ke Semenanjung Malaysia melalui jalur domestik,” ujar dia.

Sebelumnya, otoritas Malaysia pada 1 Februari sempat menggrebek perkampungan ilegal warga Indonesia di Nilai Spring, Negeri Sembilan. Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas. com+ Perkampungan itu berada di dalam hutan. Dalam operasi tersebut, ada 68 WNI yang diperiksa dan 67 di antaranya kemudian ditahan karena berbagai pelanggaran, termasuk tidak memiliki dokumen identitas yang sah dan overstay Sebelumnya, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Malaysia, Hermono, mengatakan bahwa penindakan oleh otoritas setempat ini sudah sesuai kedaulatan Malaysia. Pemerintah Indonesia meminta penegakan hukum terhadap PATI harus adil, artinya semua pihak yang melanggar undang-undang di Malaysia juga harus ditindak. Sementara, yang saat ini terlihat ditindak hanya PATI, sedangkan majikannya hampir tidak pernah ditindak. “Kalaupun ada, jumlahnya sangat tidak signifikan,” ujar Hermono. Mereka (penghuni perkampungan ilegal) bukan sedang piknik karena bekerja, sehingga ia menegaskan majikan juga harus ditindak. Di antara orang-orang itu ada yang me-

PENYELUNDUPAN ORANG ASING ngatakan gajinya belum dibayar. Menurut Hermono, penegakan hukum jangan sepihak saja. Malaysia hanya memanfaatkan para PATI saja, begitu ada masalah, mereka ditindak. “Masalah PATI di Malaysia bukan 100.000-200.000 tapi jutaan (orang), lalu bagaimana penegakan hukum terhadap majikan? Jadi itu yang kita minta. Jadi kalau Malaysia mau menindak PATI, majikannya juga harus ditindak juga. Karena semua PATI pasti ada majikannya, enggak ada PATI yang enggak punya majikan. Artinya ada yang mempekerjakan,” jelas Hermono. (kpc)

 Otoritas Malaysia menangkap 63 WNI ilegal di “Negeri Jiran”.

 Penangkapan puluhan WNI tersebut terjadi di Kota Bintulu, Negara Bagian Serawak saat “Operasi Kenyalang”.

 Petugas tahun seorang pria dalang dari sindikat penyelundupan orang asing ke Malaysia.

 Sindikat diduga mendapat untung sekitar Rp273,7 juta per bulan.

Ikhwan Ahada Jabat Ketua

PW Muhammadiyah DIY 2022-2027

YOGYA, TRIBUN - Muhammad Ikhwan Ahada secara resmi didapuk sebagai Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah DI Yogyakarta periode 2022-2027. Ikhwan dipilih berdasarkan hasil Musyawarah Wilayah (Muswil) selama 17-19 Februari 2023, sekaligus menggantikan posisi ketua umum yang sebelumnya dijabat oleh Gita Danu Pranata.

“Menetapkan Muhammad Ikhwan Ahada sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY periode 2022-2027,” jelas Sekretaris Sidang, Arif Jamali Muis, di sela penutupan Muswil, di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Minggu (19/2).

Selaras hasil pemungutan suara yang digelar dengan skema e-voting, terdapat 3.588 total suara yang masuk dan terpilih 13 anggota PW Muhammadiyah DIY 2022-2027. Yaitu, Arif Jamali Muis (196), Ikhwan Ahada (196), Gita Danu Pranata (190), Riduwan (185), Azman Latif (180), Ridwan Furqoni (176), Cahyono (169), Nur Ahmad Ghojali (162), Iwan Setiawan (145), Sapardiyono (143), Abdul Latief Baedhowi (138), Yayan Suryana (131) dan Ariswan (128).

KIRIM tulisan berita Anda minimal 180 kata ke email:tribunwarga@gmail.com. Lampirkan foto head-shot dan foto liputannya.

Selanjutnya, berdasarkan hasil sidang tertutup yang ditempuh 13 nama itu, diputuskan posisi ketua umum diamanatkan pada Ikhwan Ahada, serta Arif Jamali Muis sebagai sekretaris.

Sementara, untuk hasi Muswil PW Aisyiyah DIY yang berlangsung secara bersamaan, Widiastuti pun terpilih menduduki tampuk pimpinan, dengan didampingi Jamilatus Saudah di posisi sektetaris.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir yang hadir langsung dalam penutupan Muswil, Minggu (19/2), menjelaskan, bahwa tugas berat menanti para pengurus PWM DIY. Bukan tanpa alasan, selama ini, Yogyakarta sudah menjadi barometer serta tolok ukur perkembangan perserikatan di tanah air.

“Yogya adalah ibu kota Muhammadiyah dan tempat lahirnya sejarah Muhammadiyah. Semua harus dapat menyadari, betapa mulianya dan beratnya tantangan, sebagai pusat Muhammadiyah,” urai Haedar.

Secara tegas, dirinya pun menuntut PWM DIY untuk menjadi representasi waltakun minkum ummatun (segolongan orang yang menyeru pada kebajikan) di periode ini. Bukan tanpa alasan, selain sebagai titik bermulanya sejarah persarikatan, tantangan realitas kehidupan baru juga dijumpai di Kota Pelajar.

“Modernisasi abad ke-21, atau postmodern, yang sekarang melahirkan revolusi iptek dan digital, suka tidak suka hadir di tengah kita, serta menimbulkan perubahan yang begitu spektakuler,” ujarnya.

Karena itu, ia tidak memungkiri, fenomena tersebut membuat kehidupan menjadi lebih mencair, entah itu antar agama, suku, maupun golongan. Alhasil, butuh sebuah identitas diri yang kuat, tapi pada yang sama mampu membuka interaksi seluas-luasnya, untuk memberi energi positif dari nilai keislaman yang dihadirkan oleh kader-kader Muhammadiyah.

“Kalau sampai di kalangan kita ada yang ceramah berbeda pandangan sampai digerebeg, itu juga fiil madhi, itu sudah masa lalu. Itu menujukkan kita ini katak dalam tempurung,” ungkapnya. (aka)

Kapsul Waktu Berusia 116 Tahun Ditemukan di Universitas Illinois

SPRINGFIELD - Pembongkaran sebuah gedung di kampus Universitas Illinois Urbana-Champaign menghasilkan penemuan tak terduga, yakni sebuah kapsul waktu berusia 116 tahun.

Pejabat sekolah mengatakan para pekerja yang melakukan pembongkaran Aula Illini, proyek yang dimulai pada awal Februari, sedang membersihkan landasan bangunan. Lalu mereka menemu- kan kapsul waktu dari tahun 1907.

Para pejabat mengatakan mereka tidak memiliki catatan tentang kapsul waktu yang disembunyikan di gedung tersebut, yang awalnya dibangun untuk kampus setempat. Dilansir dari UPI, sekolah mengatakan kapsul waktu akan diserahkan ke pihak universitas. Kapsul akan dibuka sebagai bagian dari perayaan ke-150 kampus di musim gugur. “Ini adalah salah satu cara kami dapat membantu melestarikan sejarah,” kata Dennis Craig, petugas pelestarian sejarah sekolah. “Bangunan itu sudah tidak ada lagi. Kami telah mendokumentasikan bangunan itu secara historis. Ini adalah bagian dari bangunan itu yang dapat disimpan, menjadi warisan mereka,” tambahnya. (kpc)

This article is from: