4 minute read
CALON RAJA SPRINT
Direct Points
Advertisement
• Marquez diprediksi kuasai
LEGENDA MotoGP, Dani Pedrosa, melihat sprint race menguntungkan pebalap yang "punya daya ledak". Satu nama yang disebutnya adalah Marc Marquez. Lomba sprint, atau secara resmi disebut sprint MotoGP, menjadi daya tarik baru pada MotoGP musim 2023. Tahun ini setiap seri balap MotoGP akan memuat dua balapan yaitu lomba grand prix seperti biasanya pada hari Minggu dan sprint pada hari Sabtu. Sprint akan mengisi slot waktu
CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta, tidak khawatir dengan kondisi lengan ataupun bahu Marc Marquez yang sempat cedera parah.
Kondisi lengan pebalap berjuluk "Baby Alien" ini sudah sembuh total. Carmelo Ezpeleta pastinya sangat senang, karena bintangnya kembali ke MotoGP.
Namun ada bagian fisik
Sabtu siang waktu setempat yang sebelumnya dipakai untuk babak kualifikasi. Perbedaan antara sprint dan balapan utama hanya terletak pada durasi di mana jumlah lap sprint hanya setengah dari lomba grand prix. Tidak semua pebalap senang dengan penambahan sesi balapan ini. Walau durasi waktunya lebih sedikit daripada latihan bebas ketiga yang digantikannya, tekanan yang dirasakan pebalap tetap tinggi seperti saat balapan. Namun, beberapa pebalap justru senang. Selain karena lebih memilih lomba daripada tes, durasi lomba yang singkat ini menghadirkan peluang tersendiri.
Dani Pedrosa memprediksi dua pebalap yang kemungkinan besar akan menguasai sesi Sprint yaitu Marc Marquez (Repsol Honda) dan Jorge Martin (Pramac Racing). Keyakinan mantan pebalap andalan Honda itu berangkat dari gaya lomba Marquez dan Martin yang sama-sama agresif. "Menurut saya, format baru ini bagus untuk pebalap yang sangat eksplosif seperti Marc atau Jorge Martin," kata Pedrosa kepada DAZN, dikutip Bolasport. com dari GPOne. "Tapi mungkin akan lebih sulit untuk beradaptasi bagi mereka yang lebih suka balapan dengan mengandalkan ketahanan. Mereka mungkin harus menyesuaikan lagi latihannya agar lebih agresif," kata Pedrosa. Marquez memang menjadi satu dari segelintir pebalap yang mendukung penuh penambahan sprint. Juara dunia delapan kali tersebut meyakini bahwa format baru tersebut akan menambah daya tarik MotoGP. "Saya pikir itu keputusan
Khawatirkan Cedera Mata
lainnya dari Marc Marquez, yang masih membuat Carmelo Ezpeleta khawatir dan ketakutan. "Marc Marquez sepertinya sudah kembali semula, tapi dia butuh motor yang juga bagus," kata sang bos dilansir GridOto. com dari Mowmag. Pria 77 tahun tersebut lebih khawatir dengan mata kakak dari Alex Marquez.
Sebagaimana diketahui selain lengan, kondisi mata rider tim Repsol Honda tersebut sempat beberapa kali mengkhawatirkan.
Pebalap berusia 30 tahun tersebut menderita diplopia, yakni penyakit pengelihatan ganda yang tentu bisa mengancam karier seorang pebalap.
"Aku lebih khawatir dengan
Morbidelli akan Pakai
Jurus Bunglon
PEMBUKTIAN wajib dilakukan oleh
Franco Morbidelli. Sejak bergabung ke tim pabrikan Yamaha, pebalap asal
Italia ini tampil kurang moncer. Badai cedera yang berhasil dilalui, tetap tak membuat performanya membaik pada musim 2022 kemarin. Turun membalap di seluruh 20 balapan yang ada, Morbidelli hanya bisa meraup 42 poin. Angka ini sangat jomplang dibandingkan dengan rekan setimnya, Fabio Quartararo yang berhasil menyelesaikan musim sebagai runner up. Meski begitu, hasil kurang moncer tak membuat sang murid Valentino Rossi ini hilang semangat. Sepertinya dia bahkan sudah mengetahui cara untuk jadi juara MotoGP.
Pebalap berusia 28 tahun ini menyebutkan, agar bisa beradaptasi dengan situasi di lapangan yang selalu berubah-ubah, dirinya dituntut untuk harus pandai mengganti gaya membalapnya seperti seekor bunglon.
"Membalap dengan lembut dan memperlakukan sepeda motor dengan hati-hati sudah menyatu dalam DNA saya," ungkap Franco Morbidelli, dilansir Juara.net dari Speedweek.com. "Tetapi, jika Anda ingin cepat di mana saja seperti juara dunia, maka Anda harus menjadi bunglon. Anda tidak bisa memaksa sepeda motor beradaptasi dengan gaya membalap Anda," katanya. "Gaya membalap Anda yang harus beradaptasi dengan sepeda motor dan mudah diubah-ubah. Sama seperti seekor bunglon," ujar Morbidelli menjelaskan filosofinya. Pebalap bernomor 21 ini sepertinya sangat serius untuk mengubah gaya membalapnya. Bahkan perubahan sudah dia mulai dari biodata di sosial medianya. "Saya sudah bukan pebalap yang lembut lagi. Oleh karena itu saya menghapusnya dari biodata di Instagram. Pada bagian akhir fase akselerasi, mesinnya jadi lebih agresif ketimbang pendahulunya. Tetapi, para teknisi bisa mengontrol hal ini. Mereka bisa membuatnya jadi lebih lembut," tambah Morbidelli. (Tribunnews/ juaranet) sprint
• Bakal bersaing bareng Jorge
Martin yang bijaksana, terutama karena format baru tersebut mendukung pertunjukan," kata Marquez dikutip dari Motorsport.com.
"Sebagai pebalap, saya menyukai hari Minggu, karena saat itulah balapan sesungguhnya berlangsung. Lomba sprint akan membuat MotoGP lebih spektakuler dan memberikan sudut pandang berbeda pada akhir pekan," katanya. Para pebalap nantinya akan mendapatkan kurang lebih setengah poin dari sprint. Sembilan pebalap terdepat saat akhir sprint secara berurutan diplopia-nya kembali lagi daripada bahunya. Masalah tersebut tampaknya sudah terlewat, ada beberapa dokter yang terus memantaunya dan memahami bagaimana kondisi Marquez bukan tugasku," ungkap Ezpeleta. Dengan satu crash parah yang membuat kepalanya terbentur, bukan tidak mungkin diplopia kembali. Apalagi ini adalah penyakit lama dan kambuhan yang sudah diderita sang rider sejak lebih dari sedekade slam. "Ada GP di mana Marc crash saat pemanasan. Di balapan selalu ada risiko jatuh tapi jangan dihubung-hubungkan dengan adanya sprint di MotoGP 2023," katanya. (Tribunnews/Gridoto.com)
• Keduanya sama-sama bergaya eksplosif akan mendapatkan poin seperti berikut: 12-9-7-6-5-4-3-2-1.
Jorge Martin pun juga sangat percaya diri menyambut Sprint. Martin memang lebih dikenal karena kecepatan asli di mana dia begitu kuat saat kualifikasi tetapi kurang tenang saat lomba.
Tak ayal, sebagaimana dilansir dari Corsedimoto.com, juara dunia satu kali ini sangat yakin mampu menguasai sprint. "Soal gaya balap, balapan yang pendek ini bisa menjadi kekuatan saya," kata pebalap yang pernah berlatih bersama Jorge Lorenzo ini. (Tribunnews/Bolasport.com)
Pantas ke Peringkat Teratas Lagi
PETARUNG seni bela diri campuran (mixed martial arts/MMA), Jon Jones, dianggap layak untuk menghuni peringkat teratas pound-for-pound UFC lagi. Jones dianggap sebagai petarung terkuat di UFC meski tak lagi berada di peringkat teratas lintas divisi alias Pound-for-pound.
Posisi top yang pernah diraih petarung asal Amerika Serikat itu tergusur sejak dirinya menepi dari oktagon. Padahal, di masa kejayaannya saat berada di divisi kelas berat ringan, Jones, merupakan petarung yang tak tertandingi. Di pertarungan terakhirnya pada 2020 lalu, dia bahkan berhasil mempertahankan gelar usai mengalahkan Dominick Reyes.
Setelah pertandingan itu, banyak drama yang terjadi antara The Bones kontra Presiden
UFC, Dana White. Dia yang bertekad pindah ke kelas berat dan menantang petarung elite tak dikabulkan serta bayaran yang tak masuk akal.
Oleh karena itu Jones memilih menepi sementara dari oktagon. Kepergiannya tentu membuat status petarung terkuat harus digantikan.
Khabib Nurmagomedov yang merupakan juara kelas ringan sempat menempati status petarung terkuat UFC sebelum pensiun.
Usai pensiun, Jones sejatinya menghuni lagi posisi teratas P4P, tapi Kamaru Usman datang mengambilnya usai tampil gemilang di divisi kelas welter.
Perjalanan setiap divisi di UFC kemudian silih berganti, dan kini petarung terkuat dihuni oleh Alexander Volkanovski selaku juara kelas bulu.
Jones yang menepi akhirnya juga membuat kejutan akan kembali pada tahun ini dengan turun perdana di kelas berat. Sebagai petarung di kelas berat, petarung berusia 35 tahun itu langsung mendapatkan kesempatan bertarung pada laga perebutan gelar juara yang kosong.
Dia akan menghadapi Ciryl Gane yang menduduki peringkat pertama divisi kelas berat. Mantan petarung UFC, Din Thomas, lalu berbicara terkait peluang Jones menghuni posisi teratas P4P terbuka lebar. Bahkan jika dia berhasil mengalahkan Gane, sudah tak perlu diragukan lagi petarung bertubuh hampir dua meter itu memang harus dinobatkan sebagai yang terkuat lagi. (Tribunnews/ Bolasport.com)