2 minute read

Pasar Wates Dijatah 3.360 Liter Minyakita

Disdagin Kulon Progo Minta

Advertisement

Masyarakat Tak Panic Buying

KULON PROGO, TRIBUN - Sebanyak 3.360 liter minyak goreng dengan merek Minyakita telah didistribusikan kepada 10 pedagang di Pasar Wates, Kabupaten Kulon Progo. Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) setempat mengimbau kepada masyarakat agar tidak panic buying (pembelian secara berlebihan karena panik, red).

Kepala Bidang Perdagangan, Disdagin Kabupaten Kulon Progo, Endang Zulywanti mengatakan, pendistribusian Minyakita oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY pada tahap pertama di Pasar Wates berlangsung pada 17 Februari 2023. “Alokasi Minyakita tahap pertama 3.360 liter di- drop di Pasar Wates ke 10 pedagang. Setiap pedagang akan mendapatkan satu karton Minyakita berisi 12 liter,” katanya, Minggu (19/2).

Dalam pembeliannya, jelas Endang, masyarakat tidak perlu menyertakan kartu tanda penduduk (KTP).

Namun, jumlah maksimal pembelian dibatasi 2 liter per hari. Pedagang juga sudah menandatangani pakta integritas terkait jual beli Minyakita.

Sedangkan tahap kedua, Kulon Progo mendapatkan alokasi 500 karton Minyakita, di mana tiap dus berisi 12 liter atau setara 6.000 liter. Komoditas minyak goreng bersubsidi dari pemerintah itu akan didistribusikan ke sejumlah pasar pantauan di Kulon Progo pada pekan depan. Meliputi

Pasar Wates, Pasar Bendungan, Pasar Temon, Pa- sar Sentolo Lama dan baru, Pasar Nanggulan, serta Pasar Kranggan Galur.

“Dengan digelontorkannya Minyakita, masyarakat diimbau tidak perlu panic buying,” kata dia.

Sebelumnya, stok Minyakita cenderung sulit didapatkan di sejumlah wilayah di Kulon Progo. Disdagin memastikan, tidak tersedianya Minyakita di pasaran bukan karena produknya langka, melainkan karena keterbatasan stok.

“Stoknya saat ini terbatas atau sedikit jika dibandingkan Desember 2022 dan bulan sebelumnya,” kata

Endang.

Berdasarkan data dari

Disdagin Kulon Progo, ketersediaan migor curah dari berbagai merek pada Oktober 2022 sebanyak 19,89 ton; November 2022 ada 20,04 ton; Desember 2022 ada 20 ton; Januari 2023 ada 20,08 ton dan Februari 2023 ada 20,05 ton. Sementara, ketersediaan migor kemasan pada Oktober 2022 sebanyak 14,30 ton; November 2022 ada 14,34 ton; Desember 2022 ada

14,25 ton; Januari 2023 ada 14,32 ton dan Februari 2023 ada 14,24 ton.

Adanya tambahan pasokan dari Kemendag disebutnya memberikan angin segar bagi Kulon Progo. Pasokan bagi masyarakat bisa lebih tercukupi dan harga jualnya yang belakangan mencapai Rp16.500 bisa kembali sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp14.000. Praktik tying Sebelumnya, Disperindag DIY memastikan akan melakukan pengawasan terhadap penjualan Minyakita di lapangan. Hal ini untuk

ADA STOK mencegah munculnya praktik tying (konsumen diwajibkan beli produk lain terlebih dahulu) dan bundling (pembelian secara paketan dengan produk lain).

 Sebanyak 3.360 liter minyak goreng merek Minyakita didistribusikan untuk Kulon Progo.

 Kuota itu dibagikan kepada 10 pedagang di Pasar Wates, untuk dijual kepada masyarakat.

 Pembelian dibatasi dua liter per hari dan tidak perlu pakai KTP.

“Jadi, untuk antisipasi, kami memperketat di pengawasan, termasuk jika ada indikasi penimbunan minyak,” kata Kepala Disperindag DIY, Syam Arjayanti, Selasa (14/2) lalu.

Syam meminta semua pihak dapat aktif memberikan informasi terkait praktik ilegal tersebut, sehingga bisa segera dilakukan inspeksi. Temuan praktik tying dan bundling yang belum lama ini ditemukan juga sudah ditindaklanjuti oleh KPPU Kanwil VII dan Dinas Perdagangan se- DIY. Sejumlah distributor juga telah dipanggil untuk diberikan edukasi. Selain itu Kementerian Perdagangan (Kemendag) juga telah menerbitkan surat edaran terkait praktikpraktik tersebut, karena ditemukan di berbagai wilayah secara nasional. Pihaknya turut bekerja sama dengan Satgas Pangan dan penindakan secara hukum akan dilamukan oleh pihakpihak terkait. (scp/hda) junkan untuk mengecek rombongan ini dan mencegatnya saat hendak masuk lewat Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS).

“Seluruh barang bawaan mereka kami periksa dan didapati botol ukuran 1,5 liter isi miras jenis arak,” ungkap Wawan.

Tak hanya itu, enam orang dari rombongan tersebut sudah mengonsumsi miras tersebut di perjalanan. Wawan mengatakan pihaknya langsung melakukan pembinaan serta hukuman push up pada keenam pelajar. Setelahnya, mereka dipersilakan melanjutkan perjalanan.

Wawan pun meminta mereka untuk tidak lagi membawa benda terlarang atau berbahaya, termasuk mengganggu keamanan dan ketertiban di masyarakat. “Mirasnya kami amankan,” katanya. Adapun kelompok remaja jadi salah satu perhatian jajaran Polres Gunungkidul, terutama karena penggunaan knalpot blombongan. Kasatlantas Polres Gunungkidul, AKP Antonius Purwanta mengatakan upaya penindakan knalpot blombongan saat ini lebih digencarkan. Sebab, knalpot tersebut berpotensi mengganggu kenyamanan masyarakat dan pengguna jalan. “Pengguna knalpot blombongan yang terjaring kami minta untuk langsung menggantinya dengan knalpot yang standar,” jelas Purwanta. (alx)

KONTES - Juri sedang menilai koleksi aglaonema milik peserta dalam Aglaonema Indonesian Contest #4, di Pakuwon Mall Yogyakarta, Sleman, Minggu (19/2).

This article is from: