3 minute read
Pedagang Klaim Tempat Baru Tidak Layak
Pemkot Sebut Klithikan Representatif untuk Berjualan
YOGYA, TRIBUN - Proses pembongkaran bangunan ruko di Jalan Perwakilan sudah berlangsung, Sabtu (22/1) kemarin. Bangunanbangunan di kawasan tersebut sudah rata dengan tanah setelah negosiasi alot antara pedagang dengan pemerintah Kota Yogyakarta.
Advertisement
Ketua Forum Komunikasi dan Koordinasi Perwakilan (FKKP), Adi Kusuma, mengatakan sampai saat ini pihaknya masih menunggu informasi pelaksanaan pemindahan tempat berjualan yang baru. Sebelumnya, setelah berdiskusi dengan pemerintah, para pedagang di Jalan Perwakilan itu akan dipindah ke Pasar Klithikan Pakuncen, Kota Yogyakarta.
“Tetapi seperti yang kami tahu afirmasi yang diberikan memberi tempat yang sangat tidak layak menurut saya,” kata Adi Kusuma, Minggu (22/1).
Menurut Adi, tempat untuk berjualan yang baru itu kecil ruangannya dan sangat tidak produktif.
“Sangat tidak produktif seperti kita semua tahu bahwa pasar Kuncen macet, sepi pembeli bahkan bisa kita lihat dari banyaknya para pedagang sebelumnya yang gulung tikar di sana,” ujarnya.
Sejauh ini para pedagang
TRIBUN JOGJA/MIFTAHUL HUDA eks ruko Jalan Perwakilan belum mendapatkan kejelasan kapan akan pindah ke tempat berjualan yang baru.
RATA TANAH - Sebuah alat berat melakukan pembongkaran ruko di Jalan Perwakilan, Minggu (22/1). Bangunan-bangunan di kawasan tersebut sudah rata dengan tanah setelah negosiasi alot antara pedagang dengan pemerintah Kota Yogyakarta.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sumadi, mengatakan, selepas melewati rangkaian proses, seluruh pedagang pun sudah sepakat untuk meninggalkan kios-kiosnya. Sementara, Pemkot Yogya menawarkan kebijakan afirmasi, serta bersedia menampung pedagang di Pasar Klithikan, Pakuncen, Wirobrajan.
“Mereka sudah komitmen meninggalkan tempat. Jadi, selanjutnya teman-teman Dinas PU DIY yang menata kawasan tersebut. Informasinya sementara dipagar dibikin taman. Tergantung PU, saya de-
Kisah Petugas Kebersihan di Stasiun Tugu Kembalikan Tas Berisi Uang Rp44juta
Panjang Umur Orang-Orang Jujur!
Menemukan uang tunai senilai puluhan juta tentu menjadi dilema tersendiri. Namun hal itu tidak berlaku bagi Sudaryanto, petugas kebersihan di Stasiun Tugu Yogyakarta. Baginya kejujuran adalah harga mati.
PETUGAS kebersihan itu menemukan uang tunai Rp44.108.000 dan sebuah gawai. Uang tersebut berada dalam sebuah tas selempang yang tertinggal di loket check in tiket, Sabtu (21/1). Temuan tersebut lantas dilaporkan kepada pihak keamanan stasiun.
“Saya sedang ngepel di de- pan ATM terus lihat ada tas di loket. Posisinya kosong saat itu. Tas langsung saya kasih ke satpam dan pos keamanan,” katanya, Minggu (22/1).
Ia tidak berani membuka tas tersebut, lantaran bukan miliknya. Pria yang sudah 10 tahun bekerja di Stasiun Tugu itu pun kaget mengetahui isi tas tersebut. “Pas nemu nggak berani buka, bukan milik saya. Saya kaget, isinya uang Rp40 juta,”sambungnya. Beruntung pemilik tas tersebut masih berada di lokasi. Setelah diumumkan, 40 menit kemudian sang pemilik menuju ruang keamanan. Barang bawaan tertinggal memang kerap terjadi di stasiun. Untuk itu, Manager Humas PT KAI Daop 6 Franoto Wibowo mengimbau penumpang untuk menjaga barang bawaannya. Sebab barang bawaan merupakan tanggung jawab penumpang sendiri.
Pada masa libur Natal dan Tahun Baru 2022/2023, Daop 6 juga telah melakukan pengembalian 21 barang kepada pemiliknya, mulai dari Laptop, HP, Tablet, Smartwatch, dompet, dan lain-lain dengan taksiran senilai Rp74 juta.
“Meskipun tingkat keamanan yang diberikan KAI Daop 6 sudah baik, penumpang harus tetap waspada dan fokus dalam menjaga barang bawaannya,” ungkapnya. Bagi para pelanggan yang merasa kehilangan atau tertinggal barang di dalam kereta api atau di lingkungan stasiun, dapat melaporkan kepada petugas antara lain Kondektur yang sedang berdinas di atas KA, ataupun petugas pengamanan yang ada di stasiun atau dapat melalui
Contact Center KAI 121.
“Pada masa peak season memang volume penumpang meningkat drastis, sehingga kami imbau sekali lagi agar ngarnya begitu, intinya mau ditata dulu biar bagus. Nanti tamannya jadi satu sama JPG, tinggal dikembangkan ke utara. Penanganannya sama Pemda DIY itu,” tambah Sumadi.
Dikonfirmasi secara terpisah, Sektetaris Daerah Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya, mengatakan, terdapat 17 pedagang yang menerima kebijakan afirmatif. Menurutnya, langkah tersebut diambil, sebagai bentuk keberpihakan pada rakyat, meski sejatinya eksekutif tidak mempunyai kewajiban menyediakan tempat baru. “Jadi, ini bukan relokasi, karena kami menawarkan kebijakan afirmasi kepada para pedagang, ya, agar mereka
KEBIJAKAN AFIRMASI bisa tetap berdagang di tempat lain. Sudah kami berikan penawaran,” ungkapnya. Ia mengungkapkan, Pasar Klitikan dipilih, mengingat lokasi ini terbilang representatif untuk mengakomodasi pedagang Jalan Perwakilan yang mayoritas bergelut di sektor kuliner. Bukan tanpa sebab, Aman memandang, Jalan HOS Cokroaminoto kini mulai tumbuh menjadi salah satu sentra kuliner di Kota Pelajar. “Sehingga, keberadaan mereka bisa melengkapi, ya. Penataan Pasar Klitikan juga akan dilakukan. Harapan kami bisa seperti Lantai 2 Pasar Kranggan yang dulu sepi, sekarang diminati,” ujarnya. (aka)
Proses pembongkaran bangunan ruko di Jalan Perwakilan sudah berlangsung, Sabtu (22/1) kemarin.
Pedagang menyebut tempat untuk relokasi tidak layak.
Pemkot Yogya menyebut pedagang sudah punya komitmen dan menerima kebijakan afirmasi.
TRIBUN JOGJA/ISTIMEWA pelanggan tidak lengah. Kami juga mengingatkan agar para pelanggan membawa barang secukupnya dan usahakan dalam satu tempat, misalnya koper atau ransel,” tutupnya. (Christi Mahatma)
TUNJUKKAN LOKASI - Sudaryanto, pertugas kebersihan yang menemukan tas berisi uang Rp44 juta kemudian dilaporkan ke petugas keamanan menunjukan lokasi penemuan tas di Stasiun Tugu Yogyakarta, Minggu (22/1).