1 minute read

Sabo Dam Menayu Dilengkapi Intake untuk Mengairi Sawah

MAGELANG, TRIBUN - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI Basuki Hadimuljono meresmikan operasional Sabo Dam Menayu di Desa Menayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Sabtu (21/1).

Basuki mengatakan, Sabo Dam tersebut merupakan Sabo Dam Konsolidasi yang dilengkapi inovasi intake untuk irigasi ke persawahan warga.

Advertisement

Berbeda dengan jenis Sabo Dam lain yang biasanya hanya untuk tampungan pasir maupun pengarah lahar.

“Saya kira itu ide, inovasi bahwa selama ini kan sabo dam itu ada beberapa hanya yang untuk tampungan pasir. Kalau ini namanya dam konsolidasi untuk meningkatkan dasar sungai supaya dia tidak tergerus,” katanya.

“Kalau hanya itu, petani tidak dapat apa-apa kecuali tidak degradasi dasar sungai. Dibikinkan intake (saluran masuk) untuk irigasi sehingga bisa untuk mengaliri irigasi, jadi ngirit, sambil menyelam minum air,” lanjut Basuki.

Ia mengatakan, Sabo Dam Menayu yang berada di Sungai Pabelan merupakan bangunan ke-23 yang diresmikan oleh Kementerian PUPR. Total Sabo Dam yang sudah dibangun Kementerian PUPR sejauh ini sejumlah

272 unit tersebar pada 15 sungai yang berhulu di Merapi.

“Pembangunan tidak di sembarangan tempat, namun mengikuti prediksi terkait arah letusan Gunung Merapi. Kami prediksi akan meletus ke arah tenggara, timur, arah selatan. Ada master plan- nya maka sekarang ada 272 yang sudah dibangun,” terangnya.

Kepala Desa, Menayu Arwanto mengatakan, keberadaan Sabo Dam dibutuhkan warganya yang sebagian besar petani. “Sangat dibutuhkan masyarakat. Sisi timur bisa mengairi 60 hektare sawah di Desa Adikarto. Sisi barat bisa mengairi 60 hektare sawah di Desa Progowati,” ujarnya.

Tak hanya itu, keberadaan Sabo Dam juga memberikan efek pada perekonomian masyarakat karena dikelola sebagai lokasi wisata. “Ada pemancingan, biasanya weekend (akhir pekan) ramai. Uang itu dikelola oleh Karang Taruna jadi balik ke masyarakat lagi,” terangnya. Selain itu, di area Sabo Dam juga dilengkapi lapak-lapak penjual makanan dan minuman. Kata Arwanto, lapak-lapak itu disediakan oleh proyek dan boleh digunakan oleh masyarakat. “Sistemnya sewa jadi pemilik lahan bekerja sama dengan Karang Taruna,” urainya. (ndg)

This article is from: