3 minute read
Pelaku Bunuh Diri
Dalam Van
Polisi Sudah Identifikasi Penembak 10 Orang di Monterey Park
Advertisement
MONTEREY PARK, TRIBUN - Polisi mengidentifikasi pelaku penembakan massal di Monterey Park sebagai Huu Can Tran. Dia adalah pria dari etnis Asia berusia 72 tahun.
Belum diketahui secara pasti motif serangan itu. Polisi masih menyelidiki riwayat kriminal dan kejiwaan Huu Can Tran.
Dalam insiden penembakan massal di AS yang terjadi pada Sabtu (21/1) itu, setidaknya sepuluh orang menjadi korban tewas dan sepuluh orang lainya mengalami luka-luka. Itu menjadi salah satu insiden penembakan massal terparah di California, Amerika Serikat.
Penembakan massal terjadi tidak lama setelah penyelenggaraan Festival Imlek yang dihadiri ribuan orang. Motif pelaku belum jelas Seorang pria Asia diduga melepas tembakan ke sebuah studio dansa di Kota Monterey Park.
Pelaku belakangan ditemukan tewas di sebuah van berwarna putih karena bunuh diri. Dia bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri. Polisi mengatakan, motif pelaku melakukan tembakan belum jelas.
Kapten Andrew Meyer dari Departe- men Sheriff Los Angeles pada Minggu (22/1) mengatakan, bawa pada Sabtu pukul 22.22 waktu setempat, polisi telah merespons laporan tentang tembakan dari satu tempat bisnis di West Garney Avenue, Monterey Park. “Ketika petugas sampai ke lokasi, sejumlah orang yang merupakan pelanggan lokasi itu berhamburan keluar sambil berteriak-teriak,” ujar dia saat konferensi pers, dikutip dari Reuters. Meyer mengatakan, petugas lantas masuk ke lokasi dan menemukan beberapa korban tewas.
“Sebanyak 10 korban dinyatakan meninggal di tempat. Setidaknya ada 10 korban lagi yang dibawa ke beberapa rumah sakit setempat dan dinyatakan dalam berbagai kondisi, dari stabil hingga kritis,” jelas dia. Meyer menyebut, pelaku melarikan diri dari lokasi setelah melakukan penembakan. Polisi menduga penembakan ini berkaitan dengan insiden di Alhambra, yang terjadi 20 menit setelahnya. Dalam insiden di Alhambra, seorang pria Asia diketahui berjalan masuk ke sebuah studio dansa dengan membawa senjata api. Beberapa orang berhasil merebut senjata itu darinya, sebelum dia meninggalkan lokasi.
Beberapa jam kemudian, tim SWAT mengepung sebuah mobil van putih yang di sebuah area parkir di Torrance. Setelah melakukan pengepungan selama dua jam, polisi mengatakan, tersangka menembak dirinya sendiri di dalam van.
Polisi mengidentifikasi tersangka sebagai Huu Can Tran. Polisi berkata, tidak ada tersangka lain. Motif belum jelas Disebutkan bahwa, para detektif belum menentukan motif serangan itu. Tetapi, mereka sedang menyelidiki riwayat kriminal dan kejiwaan Huu Can Tran. Informasi tentang jumlah senjata api yang digunakan dalam penembakan massal Monterey Park juga belum diketahui.
Namun, Polisi telah menyita sebuah pistol semi otomatik dan sebuah pistol handgun “Salah satu senjata yang ditemukan mungkin ilegal untuk dimiliki di California, tapi perlu penyelidikan lebih lanjut,” kata polisi. Apakah ada kaitannya dengan perayaan Imlek? Terkait pertanyaan apakah insiden penembakan massal
PERBUATAN KEJI di AS ini ada kaitannya dengan perayaan Tahun Baru Imlek, Sheriff LA County Robert Luna menyebut, bisa jadi ada atau tidak ada.
Polisi mengidentifikasi pelaku penembakan massal di Monterey Park sebagai Huu Can Tran.
Pelaku adalah pria dari etnis Asia berusia 72 tahun.
Belum diketahui secara pasti motif serangan itu.
Polisi masih menyelidiki riwayat kriminal dan kejiwaan Huu Can Tran.
“Semuanya mungkin. Kami tidak tahu apakah ini secara spesifik kejahatan kebencian, menurut definisi hukum,” ujarnya.
Festival Imlek Monterey Park adalah acara tahunan untuk menandai awal kalender lunar. Berdasarkan situs web pemerintah setempat, festival Imlek tahun ini diagendakan menampilkan pertunjukan barongsai serta kedai makanan, wahana, dan hiburan lainnya. (kpc)
Polisi Akan Gali Makam Istri Wowon
Dua Lubang Baru Ditemukan di Bekasi dan Cianjur
JAKARTA, TRIBUN - Polisi akan melakukan pembongkaran atau ekshumasi makam Halimah, salah satu korban pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon Erawan alias Aki (60) dan kawan-kawannya. Halimah diduga dibunuh oleh rekan Wowon bernama Solihin alias Duloh (60) pada 2016 silam di Cianjur, Jawa Barat.
Jenazah Halimah dimakamkan pihak keluarga di TPU Islam Kampung Saar Mutiara, RT 3/7, Desa Karangtanjung, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat. “Dalam hal ini proses penyelidikan belum terhenti. Tidak menutup akan dilakukan ekshumasi penyebab kematian (Halimah),” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko kepada wartawan, Senin (23/1).
Yudo mengatakan, ekshumasi dilakukan untuk mengetahui apa yang menjadi penyebab kematian Halimah. Sebab, ketika itu pihak keluarga hanya diberi tahu bahwa Halimah meninggal karena sakit. Padahal, berdasarkan pemeriksaan polisi terhadap para tersangka, Halimah dibunuh oleh Solihin alias Duloh. Polisi pun masih terus mendalami motif para pelaku menghabisi nyawa Halimah.
“Dibilangnya kalau Halimah meninggal karena sakit, padahal dibunuh Duloh,” ujarnya.
Halimah merupakan istri kelima Wowon. Setelah Halimah meninggal, Wowon justru menikah dengan anak Halimah dari pernikahan sebelumnya yakni Ai Maemunah. Belakangan Ai
Maemunah juga kehilangan nyawanya usai diracun dengan racun tikus dan pestisida di sebuah rumah kontrakan di Bantargebang, Bekasi. Ai Maemunah dibunuh oleh Wowon cs karena dianggap membahayakan lantaran mengetahui tindak kejahatannya. “Halimah ini merupakan family tree dari Maemunah termasuk dari pelaku Wowon, istri Wowon yang kemudian sudah meninggal yang anak tiri Maemunah dinikahi juga oleh Wowon,” ungkap Trunoyudo. Saat ini polisi masih terus melakukan pendalaman terkait kasus pembunuhan berantai yang dilakukan Wowon Cs di Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat. Trunoyudo mengatakan tak menutup kemungkinan ada korban lain yang belum terungkap dalam kasus tersebut. Hal itu lantaran ditemukannya sejumlah tandatanda seperti adanya lubang di Bekasi dan Cianjur yang sebelumnya diduga telah disiapkan oleh para tersangka. “Di TKP (tempat kejadian perkara) ada satu lubang yang sudah disiapkan. Kemudian di Cianjur ada satu lubang yang disiapkan,” kata Trunoyudo. Temuan itu dikatakan Trunoyudo, setelah tim penyidik turun langsung mengecek TKP di Cianjur dan Bekasi, dan ditemukanlah dua lubang tersebut yang dimana berada di belakang rumah tersangka. “Artinya tidak menutup kemungkinan adanya korban baru,” jelasnya.
Untuk itu Polda Metro Jaya kini membuka layanan laporan untuk masyarakat yang merasa kerabat atau keluarganya hilang dan mempunyai koneksi dengan para tersangka pembunuhan berantai ini. “Kami minta agar menginformasikan melalui 911 command center yang ada di Biro Ops Polda Metro Jaya atau langsung ke Ditreskrimum,” ungkap Trunoyudo. (tribun network/abd/fah/dod)