4 minute read
Pedagang Dipaksa Beli Sepaket
Endus Praktik Tying Agreement Minyak Goreng Terjadi Lagi di DIY-Jateng
YOGYA, TRIBUN - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Kantor Wilayah Yogyakarta menyesalkan munculnya lagi praktik tying agreement (perjanjian tertutup) pembelian minyak goreng. Praktik pembelian secara paketan dengan produk lain tersebut sebelumnya muncul saat harga minyak goreng meroket dan stoknya terbatas pada 2022 lalu.
Advertisement
Kabid Penegakan Hukum KPPU Kanwil VII Yogyakarta, Kamal Barok, mengatakan, pihaknya mendapat laporan adanya praktik tying agreement di DIY maupun Jawa Tengah, di mana pedagang minyak goreng terpaksa membeli Minyakita beserta produk lain yang dilekatkan dalam satu paket sekaligus.
munitas,” lanjutnya. Selain itu, pihaknya juga bakal memanggil distributor Minyakita untuk memperoleh penjelasan. Ia mencatat ada tiga distributor Minyakita yang menyuplai minyak goreng ke pasar di wilayah DIY. “Kewajiban kami adalah mencegah praktik tying agreement ini terjadi lagi. Nah, apakah akan dinaikkan menjadi perkara, sanksi tertentu itu nanti. Yang penting sekarang menghentikan praktiknya dan mengedukasi distributor juga konsumen,” imbuhnya. Harga naik
MERUGIKAN KONSUMEN
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mengendus munculnya lagi praktik tying agreement (perjanjian tertutup) pembelian minyak goreng di DIY-Jateng.
Pedagang minyak goreng terpaksa membeli Minyakita beserta produk lain yang dilekatkan distributor dalam satu paket pembelian sekaligus.
BERAGAM - Agung (40) penjual produk permainan anak-anak, memanfaatkan momen Imlek untuk menjual barongsai mainan di Toko Kidobona Toys, Sleman, Senin (23/1).
Cari Cuan dari Barongsai Mainan
YOGYA, TRIBUN - Barongsai merupakan merupakan tarian tradisional asal Tiongkok yang umumnya dipertunjukkan saat perayaan Tahun Baru Imlek. Tak heran barongsai menjadi salah satu ikon Imlek.
Itulah sebabnya, Agung (40), penjual mainan anak-anak di Sleman mencoba peruntungan dengan menjual barongsai mainan saat IMlek.
Pemilik toko mainan Kidobona Toys tersebut mengatakan penjualan barongsai mainan masih landai. Menurut pengalamannya, penjualan mulai meningkat paling tidak seminggu setelah Imlek.
“Biasanya anak-anak beli barongsai mainan karena sebelumnya sudah nonton di mal, atau di pusat- pusat keramaian pas Imlek. Jadi, setelah nonton, baru beli,” katanya saat ditemui di tokonya di sekitar Pasar Sleman, Senin (23/01).
Maka itu, ia tidak kaget ketika barongsai mainannya belum laris terjual. Tokonya di dekat Pasar Sleman bahkan belum menuai penjualan sama sekali. Namun, toko cabang di Jalan Magelang sudah mencatatkan sedikit penjualan, lantaran lokasinya relatif dekat mal. Meski hanya mainan, barongsai yang ia jual tetap menyerupai aslinya. Mulai dari bentuk kepala hingga sarung yang tersambung dengan bagian kepala. Ukurannya juga relatif besar. Dari sisi harga, ia mematok harga Rp80.000 untuk satu buah ba- rongsai mainan. “Bentuknya lebih besar, sehingga harganya juga lebih mahal. Produksi dari Semarang,” terangnya. Sementara ini, stok barongsai mainan yang ia miliki hanya 20 buah dan akan ditambah ketika permintaan mulai meningkat. “Kalau pas laku ya bisa 2-5 buah sehari, tetapi ya tidak pasti. Namanya orang jualan,” lanjutnya. Selain barongsai mainan, Kidobona Toys juga menjual menjual perangkat jathilan mainan, mulai dari kerincing, pakaian untuk anak-anak, topeng reog, dan lainnya. “Jualan sekaligus melestarikan budaya. Jathilan ini kan kesenian tradisional juga yang perlu dirawat,” imbuhnya. (maw)
Penumpang Pesawat Tembus 13.000 Orang di YIA
KULON PROGO, TRIBUN - Jumlah penumpang di Bandara Internasional Yogyakarta (Yogyakarta International Airport/YIA) tembus kisaran 13.000 orang saat puncak arus balik libur Imlek 2023, naik signifikan dibandingkan libur serupa di tahun lalu. PT Angkasa Pura (AP) I mencatat, ada 5.140 kedatangan penumpang dan 6.924 keberangkatan melalui YIA pada Senin (23/1).
“Jumlahnya (penumpang) diperkirakan masih akan bertambah hingga pukul 21.00 WIB,” kata Budi Wiyo- no, Airport Operation Center Head (AOCH) YIA.
AP I juga mencatat adanya 88 pergerakan pesawat di YIA pada Senin atau naik 79 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dia menyebut, kenaikan jumlah penumpang di YIA terjadi karena tidak lepas dari kelonggaran yang diberikan pemerintah kepada pengguna jasa penerbangan. Kenaikan jumlah penumpang juga terjadi pada moda kereta api (KA). PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 6 Yogyakarta mencatat, pe- ningkatan penumpang terpantau sejak Jumat (20/1), dengan 20.190 penumpang turun di stasiun wilayah Daop 6 Yogyakarta, seperti Stasiun tugu, Lempuyangan, Solobalapan. “Memang cuti bersama cukup berpengaruh pada lonjakan penumpang. Karena kalau dibandingkan dengan hari Jumat pekan lalu ada kenaikan cukup signifikan. Jumat sebelumnya (13/1) sekitar 17.000 penumpang,” kata Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta, Franoto. Franoto mengungkapkan keberangkatan di Daop 6 Yogyakarta juga meningkat sejak Jumat (20/1) kemarin, meski tidak signifikan. Ia mencatat ada 14.399 penumpang berangkat dari stasiun Daop 6 Yogyakarta, sedangkan Sabtu tercatat ada 12.923 penumpang.
“Pada Minggu (22/1) kemarin juga tinggi, 16.819 penumpang. Kemungkinan Senin (22/1) menjadi puncak keberangkatan, di atas 19.000, karena update pukul 05.00 tadi sudah 16.000,” ungkapnya. (scp/ maw)
“Kami mendapatkan laporan pedagang yang mau membeli minyak goreng merek Minyakita juga harus membeli produk lain, ada Hemart, ada margarin Forvita juga. Kami menyesalkan praktik ini terjadi lagi,” katanya, Senin (23/1). Dengan adanya laporan tersebut, pihaknya bakal segera melakukan kunjungan lapangan. Menurut informasi yang ia terima, stok distributor sejak November 2022 lalu. Ia menegaskan, praktik tying agreement memang tidak dibenarkan.
Selama ini, praktik tersebut dilakukan oleh distributor karena ingin meningkatkan penjualan produk tertentu yang kurang laku, sehingga dilekatkan pada produk lain yang laris. Alasan lainnya adalah untuk menjual produk baru, yang kemudian dilekatkan pada produk lainnya. “Memang tying agreement tidak dibenarkan, makanya kami akan segera cek di lapangan. Kalau pantauan kami, Minyakita yang tersedia di pasaran ini yang bentuknya pouch. Kalau yang botol, kayaknya enggak ada,” terangnya.
Selama ini, kendala yang ia temui adalah pedagang yang enggan menyebut distributor karena khawatir tidak mendapat minyak goreng. Untuk itu, ia bakal menggandeng komunitas pedagang minyak goreng, agar pedagang tidak takut. “Kaitannya dengan bukti transaksi, karena kami butuh bukti juga. Selama ini pedagang kan takut kalau enggak dapat barang, jadi kami akan melibatkan ko-
Sementara itu, harga Minyakita di pasaran saat ini cenderung naik. Harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan dan tertera di kemasan adalah Rp14.000, namun di Pasar Beringharjo banderolnya mencapai Rp16.000 per liter.
Pedagang minyak goreng Pasar Beringharjo, Surati mengatakan harga Minyakita sudah mulai naik sejak sebulan lalu. Ia pun terpaksa menaikkan harga jual Minyakita. “Awalnya kan Rp14.000, kemudian naik jadi Rp15.000, terus sekarang saya jual Rp16.000,” katanya.
Ia menyebut kenaikan harga dipengaruhi oleh stok yang terbatas. Bahkan, ia harus membeli produk lain agar bisa mendapat Minyakita. “Sekarang barangnya sedikit, agak susah. Kemarin disuruh beli apa-apa (produk lain), jadi saya beli 5 karton Minyakita, ditambah dua karton Hemart, sama margarin. Sudah jadi satu paket,” lanjutnya. Mau tidak mau, Surati harus memberitahu konsumennya terkait kenaikan harga tersebut. Beruntungnya konsumen mau menerima perbedaan harga jual dengan harga yang tertera dalam kemasan. Jika harga Minyakita terus meningkat, ia memperkirakan konsumen akan beralih lagi ke minyak curah.
KPPU menyatakan akan memanggil distributor Minyakita terkait praktik ilegal ini.
“Ya, kemungkinan bisa beralih ke curah lagi, karena kan harganya lebih murah. Sekarang harga curah Rp15.000 per liter, tapi ini barangnya juga agak terlambat. Kalau minyak goreng harganya masih sama, sekitar Rp18.00020.000 tergantung mereknya,” ujarnya. (maw)