5 minute read
Getarannya Serupa Gempa Bumi
Aktivitas Alat Berat Proyek Tol Yogya-Bawen Diduga Picu Kerusakan Rumah Penduduk
SLEMAN, TRIBUN - Pekerjaan pembangunan konstruksi jalan tol YogyaBawen seksi 1 ( junction Sleman-Banyurejo) dengan sejumlah alat berat menimbulkan dampak kerusakan terhadap rumah-rumah warga di sekitar lokasi proyek. Getaran dari alat berat yang dioperasikan dalam pekerjaan itu membuat rumah warga retak-retak di beberapa bagian. Kerusakan antara lain terjadi di rumah milik Soekarno, pensiunan TNI Angkatan Laut, di Padukuhan Jembangan-Pundong 4, Kalurahan Tirtoadi, Mlati, Kabupaten Sleman. Dinding dapur dan kamar mandi retak, diduga akibat getaran dari alat berat proyek tol tersebut.
Advertisement
pembangunan jalan tol Yogya-Bawen di dekatnya.
949 Kasus DBD di Bantul Sepanjang 2022, Angka Kematian Terbilang Sangat Tinggi
BANTUL, TRIBUN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul mendata ada peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bantul, Abednego Dani Nugroho, mencatat, di tahun 2022 ada 949 kasus DBD dengan lima kematian. Angka tersebut naik lebih dari dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya yang ada 410 kasus dengan satu kematian.
“Di tahun-tahun sebelumnya, kematian karena DBD hanya di angka satu sampai dua orang, bahkan ada tahun di mana tidak ada kematian.
Sedangkan, di tahun 2022, ada lima kematian karena DBD. Ini kami anggap sangat tinggi,” ujarnya, Senin (23/1).
Menurutnya, banyaknya kematian ini bukan karena keterlambatan penanganan medis maupun diagnosis di fasilitas kesehatan. Namun, karena keterlambatan masyarakat memerik- sakan diri ke fasilitas kesehatan. Kondisi penderita sudah parah saat dibawa ke puskesmas atau rumah sakit, disertai penyakit penyerta lain yang memperparah situasi. Penyakit metabolik yang menyertai pasien DBD itu di antaranya adalah stroke, jantung, hipertensi, dan diabetes melitus.
Lebih lanjut, Abednego mengatakan tingginya kasus DBD di tahun 2022 tidak bisa dibandingkan dengan jumlah kasus di dua tahun sebelumnya. Pasalnya, selama 2020-2021, kasus yang disebabkan nyamuk Aedes aegypti itu tertutup dengan kasus Covid-19, meski secara epidemiologi tidak saling berhubungan. Maka itu, Dinkes tengah berupaya menganalisis faktor pemengaruh fenomena tersebut.
Sementara terkait program penyebaran nyamuk berkandungan bakteri Wolbachia, Abednego mengatakan hasilnya baru bisa dibuktikan pada 2-3 tahun mendatang. Program Wolbachia baru diterapkan di Bantul pada pertengahan tahun lalu. “Harapannya bisa terlihat di akhir tahun 2023 atau pada 2024 mendatang. Seperti Kota Yogya dan Sleman yang sudah lebih dulu menerapkan penyebaran nyamuk ber-Wolbachia, juga terlihat ada penurunan di tahun ketiga,” katanya. Abednego menekankan bahwa upaya untuk menekan kasus DBD adalah dengan menerapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Apalagi, musim hujan masih akan terjadi beberapa bulan ke depan. Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Bantul, Sri Wahyu Joko Santoso, menambahkan, kasus DBD masih didominasi oleh wilayah suburban atau wilayah yang padat penduduk, seperti Kapanewon Kasihan, Banguntapan, dan Sewon, “Pola demografis dan kepadatan penduduk bisa menjadi pemicu. Namun paling penting, adalah meningkatkan PSN dan menjalankan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk terbebas dari DBD,” tandasnya. (nto)
Terlibat Kecelakaan di Bedingin Wetan, Pemotor Meninggal Dunia
SATU orang meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan lalu lintas di Jalan Kebon
Agung, Padukuhan Bedingin
Wetan, Kalurahan Sumberadi, Kapanewon Mlati, Sleman, Minggu (22/1) malam pukul 21.15 WIB. Kapolsek Mlati, Kompol Andhies Fitriya Utomo SIK, mengatakan, awalnya pengendara sepeda motor Honda Genio dengan nomor polisi AB 6888
ZY melaju dari arah timur ke arah barat. “Menjelang tempat kejadian perkara, mobil Toyota Innova nopol A 1575 RP dari arah utara bermaksud menyeberang ke arah barat me- laju. Karena jarak terlalu dekat dan kedua pengemudi tidak bisa menguasai laju kendaraanya, maka terjadi benturan. Sehingga, pengendara Honda Genio Nopol AB 6888 ZY terjatuh,” beber Andhies dalam keterangan resminya, Senin (23/1). SB (60) yang mengendarai sepeda motor Honda Genio, sempat mengalami cidera kepala berat dan mulut mengeluarkan darah. Ia meninggal dalam perjalanan menuju RSUD Sleman.
“Sementara itu, ITL (36) yang mengendarai mobil Toyota INNOVA tidak mengalami luka-luka,” ujarnya. (nei)
Polisi Sita Senjata Tajam dan Miras dari Rombongan Pelajar
ROMBONGAN pelajar asal
Sleman terjaring razia yang dilakukan tim gabungan di Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul, Minggu (22/1).
Kapolsek Tanjungsari, AKP
Wawan Anggoro mengatakan razia dilakukan setelah menerima laporan dari masyarakat sekitar pukul 11.30 WIB.
“Infonya ada rombongan pesepeda motor yang meme- nuhi Jalan Saptosari-Baron dan mengganggu arus kendaraan,” jelas Wawan, Senin (23/1). Pihaknya kemudian menerjunkan tim untuk memeriksa rombongan berisi 50 orang dengan sektiar 20 motor tersebut di Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) JJLS Baron. Menurut Wawan, rombongan tersebut merupakan pelajar dari Kalasan, Sleman, hendak menuju Pantai Sepanjang. Dua alumni sekolah itu turut bergabung dalam rombongan, yakni MS (19) dan AS (23). Polisi menemukan dua senjata tajam (sajam) serta minuman keras (miras) dalam botol plastik dari keduanya.
Barang-barang tersebut pun langsung diamankan.
Meski demikian, dua pria tersebut tidak ikut dibawa petugas. Polisi kemudian mengimbau ke rombongan untuk tidak melakukan tindakan yang mengganggu masyarakat, baik saat berada di pantai maupun di jalanan. “Mereka kemudian dipersilakan lanjut ke pantai,” katanya. (alx)
“Dahulu retaknya sedikit, kemudian diperbaiki, dikasih papan dan besi. Tapi, ada pengeboran itu (dalam proyek jalan tol Yogya-Bawen), malah tambah lebar (retaknya),” kata Soekarno, ditemui di rumahnya, Senin (23/1). Soekarno bercerita, retakan pada dinding belakang rumahnya itu mulai terlihat membesar antara November-Desember tahun 2022, ketika ada pekerjaan pengeboran tanah untuk konstruksi jalan tol di sekitar rumahnya. Rekahan memanjang dari dinding belakang sampai dinding bagian depan kamar tersebut, serta melewati bagian lantai.
Rumah Soekarno berada di pinggir Selokan Mataram, dengan luas tanah 810 meter persegi. Saking dekatnya, pekarangan rumah Soekarno juga tergerus pembangunan jalan tol dua kali. Yaitu, pada pengadaan lahan tahap satu terdampak seluas 21 meter persegi dan tahap dua seluas 87 meter persegi, untuk tambahan lahan menyusul adanya review desain tol di seputar Selokan Mataram.
“Saya takutnya kalau hujan deras,” kata pemilik medali Bintang Seroja, yang melewati masa tuanya di rumah tersebut, bersama sang istri, Hastiyah. Getaran dan gemuruh dari alat berat proyek tol itu dirasakan sangat kuat oleh warga sekitar lokasi pembangunan. Hastiyah mengatakan, efek getaran dari operasional alat berat bahkan menyerupai gempa bumi. Menurut dia, pada satu ketika, saking kuatnya suara gemuruh tersebut, hampir semua tetangganya berhamburan keluar rumah dan naik ke tepi Selokan Mataram, karena mengira ada gempa bumi.
“Ternyata pengeboran jalan tol. Suaranya seperti gempa. Warga sudah naik (tepi Selokan Mataram) semua,” kata dia.
Kerusakan juga terjadi pada bangunan cagar budaya Ndalem Mijosastran di Padukuhan Pundong II. Kondisinya cukup memprihatinkan, beberapa bagian atap rusak dan penghuni harus menyangganya dengan bambu. Retak juga muncul pada dinding rumah limasan tersebut.
Keluarga Ahli Waris Ndalem Mijosastran, Widagdo menduga kerusakan itu akibat aktivitas backhoe-storm dan hilir mudik truk-truk besar dari proyek tol YogyaBawen. Ia berharap rencana relokasi bangunan cagar budaya itu segera terlaksana, agar keselamatan penghuni lebih terjamin.
Sudah lapor
Terpisah, Sekretaris Kalurahan Tirtoadi, M Ridwan mengatakan, sudah ada beberapa laporan warga yang rumahnya rusak diduga akibat getaran alat berat dari pembangunan jalan tol Yogya-Bawen. Namun, pihaknya sejauh ini belum melakukan pendataan secara riil jumlah rumah yang rusak. Sepengatahuan dirinya, rumah warga yang
PERLU TINDAK LANJUT rusak ada di Padukuhan Sanggrahan dan Jembangan. Pihaknya juga sudah menyampaikan kerusakan tersebut ke pihak pelaksana proyek jalan tol yang berjanji akan memberi kompensasi. “Pihak tol, iya (menyampaikan akan ada kompensasi), tapi belum tahu kapan, akan disurvei dahulu. Teknisnya seperti apa, kami juga belum tau,” kata Ridwan. Menurutnya, sebelum pekerjaan pembangunan jalan tol dimulai, di Sanggrahan pernah ada pemotretan di tiap rumah penduduk. Sehingga, ketika ada kerusakan dapat diketahui statusnya kerusakan lama atau akibat aktivitas alat berat proyek tol. Tribun Jogja sudah berusaha mengonfirmasi kerusakan rumah warga diduga akibat pembangunan jalan Tol tersebut ke Humas PT Jasamarga Jogja- Bawen (JJB), Danindra Ghuasmoro. Namun hingga berita ini ditulis, belum ada respon. Sebelumnya, Danindra pernah menyebut bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti terkait dampak lingkungan akibat pembangunan proyek jalan tol dan jika sudah ada update perkembangan akan segera diinformasikan. (rif)
Warga yang tinggal di dekat lokasi pembangunan jalan tol Yogya-Bawen wilayah Tirtoadi, Mlati, Sleman, mengeluhkan kerusakan di rumahnya. Retakan muncul pada dinding dapur serta kamar mandi, dan terus melebar.
Kerusakan itu diduga akibat getaran dari alat berat yang beroperasi dalam proyek jalan tol tersebut.