![](https://static.isu.pub/fe/default-story-images/news.jpg?width=720&quality=85%2C50)
1 minute read
Penyebaran Covid-19 di Kalangan Lansia Kulon Progo Meningkat Dua Kali Lipat
KULON PROGO, TRIBUN - Juru Bicara
Penanganan Covid-19 Kabupaten Kulon Progo, Baning Rahayujati menyampaikan, penyebaran kasus Covid-19 di kalangan warga lanjut usia (lansia) di wilayahnya meningkat sejak awal 2023. Peningkatan terjadi dua kali lipat dibandingkan 2022.
Advertisement
“Sejak Januari 2023, lansia mengambil porsi sebanyak 30,4 persen. Artinya, persentase kasusnya (Covid-19) terjadi peningkatan di kalangan lansia, karena pada 2022, lansia di angka 15,3 persen,” kata Baning, Rabu (25/1). Sementara, persentase kasus Covid-19 pada usia produktif atau 25-60 tahun di tahun ini disebutnya hampir sama seperti tahun sebelumnya. Selama 2022, total kasus Covid-19 pada usia produktif di angka 50 persen. Sementara, awal tahun ini di angka 43,5 persen.
Dijelaskan Baning, kasus Covid-19 di wilayahnya saat ini sifatnya under reported atau tidak terdeteksi. Temuan kasus paling banyak suspek. Mereka sebelumnya bergejala kemudian datang ke fasi- litas layanan kesehatan dan setelah diperiksa hasilnya positif sebanyak 56,5 persen. Sementara dari kontak erat sebanyak 34,8 persen dan Skrining 8,7 persen. Sekarang ini, masyarakat enggan jika dilakukan tracing. “Cenderung tidak mau ditracing atau diperiksa,” ucapnya. Sedangkan, kematian pasien saat menjalani isolasi mandiri ada satu kasus di Kapanewon Kalibawang. Baning menyebut, saat ini, situasi masih berada dalam masa transisi pandemi ke endemi
Covid-19. Dalam kondisi ini, masih ditemukan kasus penyebaran dan kematian pasien. Apalagi, sejak pemberian dosis ketiga, masyarakat mulai enggan untuk divaksin. Kendati demikian, ia berharap tidak ada varian baru yang membuat masyarakat lebih parah jika terpapar Covid-19. Untuk mengetahui jenis varian saat ini, Dinkes Kulon Progo masih menunggu hasil pemeriksaan whole genome sequencing (WGS) maupun hasil survei titer antibodi yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan untuk melihat sejauh mana kekebalan tubuh di masyarakat. Adapun survei dilakukan dengan mengambil darah orang-orang yang sudah diberikan vaksin untuk selanjutnya dianalisis. “Harapannya sudah terbentuk kekebalan tubuh sehingga benar-benar aman. Berdasarkan survei sebelumnya, titer antibodi cukup tinggi. Namun, seiring berjalannya waktu sejak pandemi Covid-19 melanda, apakah kekebalan tubuhnya tetap atau menurun lambat bahkan cepat,” pungkas Baning. (scp)