2 minute read

Bukan Program Template, Akademi Relawan TurunTangan Tawarkan Ini untuk Komunitasmu

Penulis: Rizki Maulida Agustin

Editor: Leonardus Wical Zelena Arga

Advertisement

Akademi Relawan TurunTangan menginisiasi program terbarunya yaitu Belajar Bersama. Program ini hadir sebagai bentuk penyelesaian masalah sosial yang dihadapi komunitas yang sedang berkembang, sustain, serta survive untuk menghadapi berbagai tantangan.

“Jadi program Belajar Bersama itu tempat di mana komunitas bisa merefleksikan perjalanan mereka. Dan akan kami ajak untuk belajar dan bertumbuh bareng. Nantinya di program ini, kami ada sesi fasilitasi atau workshop gitu ya. Kemudian ada outbound dan juga ada aktivitas-aktivitas belajar lainnya yang InsyaAllah enggak cuma penyampaian satu arah. Tapi benar-benar ada implementasi atau praktik-praktik dan refleksi kayak gitu, yang pasti tetap ada modulnya,” ujar Program Officer TurunTangan, Nurul Khotimah saat dikonfirmasi, pada Kamis (25/5/2023).

Dengan pengalaman berorganisasi dan kompetensi keilmuan yang terus mengikuti dinamika pergerakan komunitas, Nurul memastikan bahwa Akademi Relawan mencoba menawarkan kerangka, insight, referensi, solusi dari tantangan-tantangan tersebut.

Ia pun membeberkan, sasaran program Belajar Bersama adalah komunitas yang ingin scale up atau improve. Selain itu, proyek atau program sosial seperti: Sekolah Orang Tua yang merupakan inkubasi TurunTangan, platform sosial, atau mungkin organisasi sosial juga bisa mengikuti Belajar Bersama.

Menariknya program ini menawarkan sesi fasilitasi yang membedakan dari program lainnya. Sesi fasilitasi itu nantinya kita gabung dengan sesi outbound, baik itu outbound outdoor maupun indoor yang itu menyesuaikan dengan kebutuhan dari teman-teman.

Kemudian yang spesial adalah sesi di dalam Belajar Bersama bukan program yang template atau bisa dibilang sama penerapannya untuk semua komunitas.

“Kami bikinnya custom. Jadi sangat tergantung pada kebutuhan atau permasalahan di komunitas itu. Tentunya juga modul-modulnya pun kami bikin custom sesuai dengan persoalan dan sesi yang dijalankan di program Belajar Bersama untuk komunitas itu,” ungkap Nurul.

Tentu, Belajar Bersama memiliki perbedaan dengan program lain yang serupa. Pertama, program tersebut menekankan pada sesi fasilitasinya. Jadi kalau program lain yang serupa itu metodenya lebih banyak training, mentoring, atau coaching, dan masih jarang yang menggunakan cara facilitating.

Adapun perbedaan antara facilitating dengan training adalah: training merupakan aktivitas yang dilakukan banyak satu arah dan kurang melibatkan peserta. Namun, di sisi facilitating itu menjadi unsur penting bagi teman-teman peserta, karena aktivitas dilakukan secara dua arah.

“Jadi Akademi Relawan hanya menjembatani, membantu mengkonstruksikan wawasan, dan ilmu yang memang sudah dimiliki oleh para peserta. Kami malah enggak yang menggurui, sehingga kekuatan program ini di sesi facilitating,” ujarnya.

Kedua, sesi outbound itu berisi simulasi atau permainan-permainan atau game yang sesuai dengan kebutuhan peserta. Ketika refleksi dari game atau simulasi itu akan diarahkan pada permasalahannya yang ada di komunitas. Misalnya, ini masalahnya di team work atau di sense of belonging.

Ketiga, kalau program lain biasanya yang memberikan modul hanya saat training. Namun, di program ini modul yang diberikan tidak hanya sekadar bahan bacaan. Melainkan juga bisa digunakan oleh peserta untuk mengerjakan worksheet atau mengerjakan sesi-sesi yang ada ketika program berlangsung.

Sebagai informasi, program Belajar Bersama sudah dilaksanakan sebanyak tiga kali, dari Sekolah Orang Tua, TurunTangan Yogyakarta, dan Helo Kaltim.

“Dengan TurunTangan Yogyakarta, kami diminta untuk membantu memfasilitasi permasalah yang ada pada internal mereka agar semakin kompak satu sama lain,” pungkas Nurul.

This article is from: