1 minute read

Akademi Relawan sebagai Platform Kepemimpinan TurunTangan

Sebagai sebuah inkubator kepemimpinan pemuda melalui gerakan sosial kerelawanan, TurunTangan membentuk sebuah ‘sekolah’ bagi para relawan di Indonesia. Sekolah yang dimaksud bernama Akademi Relawan.

Program Officer Akademi Relawan, Yosua Aditya menjelaskan hadirnya Akademi Relawan untuk mendukung tujuan TurunTangan agar dapat melahirkan pemimpin-pemimpin muda yang berkompeten dan berintegritas.

Advertisement

“Bahwa kami ingin melahirkan para pemimpin muda yang lahir dari masalah-masalah sosial untuk membuat perubahan sosial ke arah yang positif,” ujar Yosua saat dikonfirmasi, pada Rabu (24/5/2023).

Yosua mengatakan bahwa Akademi Relawan sendiri telah hadir sejak tahun 2021. Awalnya hanya berupa program sekolah kepemimpinan di daerah-daerah yang diadakan secara offline tiap tahunnya.

Ia membeberkan, pada akhirnya platform kepemimpinan tersebut harus digaungkan secara luas karena memang TurunTangan ingin program itu tidak dirasakan hanya internal saja, namun juga meluas ke masyarakat umum.

“Pastinya kami berharap dengan meluasnya gaung platform kepemimpinan ini, perubahan dan dampak dapat dirasakan oleh banyak orang. Sehingga muncul inisiasi-inisiasi positif,” kata Yosua.

Lebih lanjut, Yosua mengungkapkan setidaknya terdapat tiga kegiatan yang ada di dalam Akademi Relawan. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Mentor Mentee

Pelatihan pendidikan relawan yang bersifat gimifikasi, di mana teman-teman mengikuti kegiatan seperti bermain di kelas. Kegiatan ini semacam pendampingan pada saat para relawan melakukan kegiatan sosial. Di tengah-tengah aktivitas, mereka diharapkan untuk melakukan report (laporan) sebagai bentuk refleksi dan evaluasi.

2. Community Bootcamp

Kegiatan pelatihan untuk komunitas dengan durasi yang singkat dan menggunakan metode online. Pelatihan ini dapat dimanfaatkan oleh semua komunitas secara gratis dengan melakukan pendaftaran melalui akun Instagram @akademirelawan.id dan @turuntangan.

3. Belajar Bersama

Pendampingan untuk komunitas yang dilakukan secara eksklusif. Pada kegiatan ini, nantinya komunitas akan diberikan beragam fasilitas lengkap di antaranya modul, outbound, dan lain sebagainya. Berbeda dengan Community Bootcamp yang gratis, kegiatan Belajar Bersama dikenakan biaya. Besaran nominal ditentukan sesuai dengan kebutuhan masing-masing komunitas.

“Kenapa sampai ada tiga program? Ya yang sudah saya sebutkan di awal tadi. Kami ingin menciptakan banyak pemimpin muda untuk melakukan perubahan-perubahan sosial di tengah masyarakat,” kata Yosua.

Adapun harapannya sebagai program officer yang ‘memegang’ Akademi Relawan, ia berharap ke depan makin bertambah pemuda-pemuda yang tidak hanya dipimpin tetapi juga memimpin.

“Hal itu agar muncul perubahan sosial yang bergerak bukan cuma dari kelompok kecil yang tidak tersinkronisasi, tetapi ada perubahan sosial yang tersinkronisasi oleh banyak orang,” pungkasnya.

“Aku selalu percaya perubahan itu enggak bisa terjadi tanpa kolaborasi. Dan kolaborasi tidak akan tercipta ketika kamu enggak jadi gelas kosong. Selama melampaui perjalanannya, Akademi Relawan selalu menampilkan itu.”

Yosua Aditya Program O cer

This article is from: