P
I
«
A
t
A
DiRAiniCA iMivERsnu NiainYDiraxun
lOktober 2007
Tatap Hari Ini, Pandang Esok Hari! Bertepatan dengan 12-13 Oktober 2007 atawa 13-14 Oktober 2007, umat Islam di Indonesia khususnya dan segenap bangsa Indonesia pada umumnya bersamasama masyarakat dunia - merayakan Idul Fitri 1428 H, setelah sebulan sebelumnya (daiam hitungan 29 atawa 30
hari bulan Ramadhan) berjuang melawan dan berhasil mengalahkan hawa nafsu(dan'hawa-hawa'yang lain). Idul Fitri adalah hari kesyukuran, hari
kegembiraan umat Islam, karena bulan suci Ramadhan penuh rahmat, magfirah, dan barakah telah 'meluluskan' mereka dari tugas kehambaan dalam konteks hablum minallah, dengan ikhlas demi ridha Allah swt, yang diikuti dengan menunaikan zakat Dengan itu, maka umat islam mensucikan diri dari sifat-sifat keji dan kotor.' 'Sest/ngguhnya beruntunglah orang yang membersihkan
mengerjakan kebaikan, kepatuhan, atau ketaatan kepada
Tuhan,dan bukannya tolpng-menolong dalam mengerjakan dosa atau bentuk-bentukpelanggaran hukum lainnya. Semangatyang mesti selalu diingatoleh berbagai pihak untuk segera diproyeksikan dalam kehidupan seharihari, bahwa di negeri ini, di Indonesia ini, di muka bumi ini, temyata kita tidak hidup sendirian, ada orang lain di sekitar kita,' yang membuat kita menjadi sosok individu sekaligus sosok sosial, kita menjadi bagian dari kehidupan bersama
yang saling membutuhkan, saling menglsi, saling melengkapl, saling memberi, saling menerima, saling membantu,saling menolong, dalam koridor gotong royong, hormat-menghormati, dan tenggang rasa. Disayangkan, yang 'dikembang-kembangkan', pun sampai akhir-akhir ini, pun di berbagai belahan tanah negeri ini, justru semangat
din (dengan beiiman) dan dia ingat Tuhannya, lalu dia
perpecahan, pertikaian, perselisihan,"egoisme sektoral,dan
sembahyang''(QSAI-A'la:14-15). Kesucian itu, yang terkandung dalam rahasia Idul Fitri, disambut dengan maaf-memaafkan, ridha-men'dhakan atas perilaku 'tahun lalu'. Sehingga, manusia serasa kembali kepada asal kejadiannya yang suci bersih, kembali kepada fitrahnya. "Sesungguhnya Allah menjadikan Han Raya Idul Fitri ini agar umat manusia ingat kepada fitrah, yakni saat Allah menciptakan mereka"(HR Imam Thabrani danlbnuAbbasr.a.). Berahgkat dari semua itu, semestinyalah Idul Fitri
berbagai konflik horisontai yang lain. Semangat yang juga mesti selalu disadari oleh
dijadikan momentum penggugah jiwa untuk insyaf dan bertaubat, untuk menghubungkan tali persaudaraan, untuk mempererat tali silaturahim demi menggapai sukses dan
kemenangan (dalam melaksanakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-laranganAlah swt). Amalan terkait dengan momentum Idul Fitri seperti tersebut di atas tentu saja diharapkan tidak hanya berhenti di situ saja. Justru yang terpenting adalah bagaimana prosesi hidup dan kehidupan'manusia pasca Idui Fitri. Peilanyakan, adakah ikatan tali silaturahmi antara satu dan yang lain, baik sesama muslim maupun lintas suku, lintas agama, lintas golongan, lintas ras, dan lintas apa saja menjadi semakin baik, semakin kental, dan semakin kuat. Mengingat, di negeri khatulistiwa ini hidup berdampingan adanya kasunyatan multisasi dan pluralisasi. Demikian pula, adakah di antara kita semakin subur-makmur kehidupan bantu-membantu dalam
berbagai pihak untuk selalu mewamai perilaku sehari-hari, bahwa sehebat-hebat manusia, masih ada pihak lain yang jauh lebih hebat daripada kita. Di atas langit ternyata masih ada langit lagil Sepintar-pintar manusia,secanggih-canggih manusia, sekuat-kuat manusia, masih ada yang jauh lebih pintar, lebih canggih, lebih kuat, yaitu: Tuhan, Allah swtl Berangkat dari itu, tidak ada alasan sedikit pun bagi kita untuk berpikir, bersikap, dan bertindak: sombong, arogan, adigang-adigung-adiguna, semena-mena, sewenangwenang,dan selalu merasa'paling'. Marilah kita senantiasa waspada menghadapi bujuk-rayu setan, yang tampak maupun yang tidak menampak, termasuk setan-setan yang lalu-lalang berkeliaran di sekitar kita,juga setan-setan yang ada di saku kita, di dompet kita, di dalam tas kita, yang teramat akrab dengan kita, pun setan-setan yang mirip dengan kita.
Akhimya, Selamat Idul Fitri 1428 H, minal aidin wal faizin, mohon maaf lahir dan batin, taqabaliahu minna waminkum. Kita bangkitkan semangat 'hari ini harus lebih baik daripada kemarin, esok hari harus jauh lebih baik daripada hari ini'.(Red-m)