Pewara Dinamika Oktober 2007

Page 31

bi'nAihfcA UKiviMtni NEBDU TDsnuxn

■Oktober 2007

Bunga Rampai

Masihkah Orang Miskin Dilarang Sekolah? oleh Sukami

Orang miskin dilarang sekolah! Orang miskin diiarang sakit! Orang miskin dilarang! Orang miskin dilarang menikmati haknya selayaknya manusia. Mengapa? Sekarang ini dunia menganut World Trade Organization (WTO), pasar besar, dan globalisasi? Indonesia ada di dalamnya. Entah menjadi pelaku atau penonton (kita sudah bisa meniiai sendlril). Dalam era globalisasi, pemegang modal dan penguasa pasar akan menjadi raja yang bisa menentukan kebijaksanaan di berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Pemegang modal itu menjadi ideologi baru bemama neoliberalisme.

Neoiiberalisme dalam pendidikan telah mencarut-marutkan idealisme bangsa dalam dunia pendidikan. Negara mencerdaskan kehidupan bangsa (sesuai amanat pembukaan UUD 1945) mulai teriibas oleh konsekuensi pasar. Penyebabnya, pendidikan kini iaiknya produkyang bisa ditransaksikan. Mau murah atau mahai? Mau berkualitas pendidikan atau seadanya? Perlama, pendidikan murah. Hari glni berharap pendidikan murah? Impian yang sulit diwujudkan. Biaya operasinal pendidikan besar luar biasa, BBM naik mempengaruhi harga-harga, kasus KKN pun semakin membengkakkan pembiayaan. Di satu sisi, Pemerintah malah mengurangi subsidi pendidikan untuk perguruan tinggi tertentu. Alhasil, perguruan tinggi murah tidak ada lagi. Bagaimana tuntutan 20% anggaran APBN untuk pendidikan?

Dengan biaya tinggi ini orang miskin semakin terlantar, katakan saja orang miskin dilarang sekolah. Mengapa dilarang? Orang miskin tidak akan mampu membayar pendidikan yang mahai. Padahaljumlah orang miskin semakin banyak. PHK di mana-mana. Lihat carutmarut BIT. Analisis kebijakan pembangunan masa lalu yang dibiayai atas nama hutang luar negeri. Ketika jumlah orang miskin bertambah, kekuasaan makin menjauh. Sulit sekali orang miskin menikmati pendidikan, pelayanan kesehatan, tempat tinggal memadai, dan pekegaan yang layak. Kedua, pendidikan mahai dipengaruhi faktorfaktordi luar pendidikan yang semakin mahai pula. BBM

membubung tinggi. Oieh karena itu, pendidikan mahai seharusnya tidak usah diteriaki histeris karena kualitasnya juga akanditingkatkan. Ketiga, pendidikan berkualitas mesti mahai. Jika

ingin berkualitas, cobalah perguruan tingi asing yang menawarkan berbagai paket pendidikan, dual degree atau gelar ganda, twinning program atau kelas kembar, dan iain-lain. Anehnya, sebagian kecil penduduk Indonesia malah berminat pada model seperti ini. Mereka mengejar kuaiitas.

Untuk kelangsungan hidup, beberapa sekolah atau perguruan tinggi merger. Mereka memilih bermitra

dengan pemilik modal. Selain biaya operasinal semakin mahai, bermitra dengan pihak asing daiam upaya memenangkan pasar. Bukankah modal sangat berpengaruh? Modal mungkin akan menutup masaiah operaslonal, tetapi dikte pemodai terhadap lembaga pendidikan semestinya dipikirkan. Jika karena modal, nilai kebenaran dan pemanusiaan manusia seoara utuh teriibas kepentingan industri/bisnis, bagaimana kelanjutan pendidikan Indonesia di masa mendatang. Apakah kita akan menjadi negara boneka yang mudah dipermainkan? Negeri kita akan teijajah kembali bukan oleh Belanda atau Jepang, tetapi'neoiiberalisme, si pemilik modal. Pendidikan merupakan modal dasar membangun bangsa. Pendidikan yang berhasii akan memproses generasi cerdas yang akan memberikan sumbangan untuk kejayaan negaranya. Masa Depan Pendidikan

Pertanyaannya adalah mengapa kita khawatir terhadap pendidikan. Pendidikan akan memengaruhi kuaiitas bangsa. Indonesia patut bersedih karena secara kumulatif kita kalah. Berdasarkan data UNESCO, SDM Indonesia berada pada peringkat 114 dan Malaysia pada peringkat61.

Satu hal yang patut dicatat, pada 1999 - 2000, Malaysia mengalokaslkan 20 25% pengeluaran ke sektor pendidikan. Sedangkan Indonesia pada tahun anggaran yang sama hanya 6%. Pada tahun 2006 Indonesia hanya mengalokaslkan sebesar Rp40,1 triliun (Rp 34,5 friliun.

-29


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.