Volume 12 • nomor 44 agustus 2011
issn 1693-1467
P e w a r a
Dinamika universitas negeri yogyakarta
OSPEK UNY 2011
MEnyEmAI PEnDIDIKAn KARAKTER SEJAK DInI Mengenalkan pendidikan karakter lewat Ospek.
MAHASISWA DAN KEMERDEKAAN
Setiap perayaan Hari Kemerdekaan RI kaum pemuda kembali mengambil peran. Di UNY, kaum muda yang masih berstatus mahasiswa tak mau ketinggalan. Mereka satu per satu berbagi peran untuk mengenang hiruk pikuk pemuda tahun 1945. Bendera merah Putih pun siap dikibarkan dengan penuh hormat. Akhirnya, kami segenap keluarga Besar UNY, terutama Mahasiswa mengucapkan DIRGAHAYU RI ke-66. INDONESIA JAYA !!! Iklan layanan ini dipersembahkan oleh Pewara Dinamika • teks: Sismono la ode • foto: Heri Purwanto
pena redaksi
P e wa r a
Dinamika universitas negeri yogyakarta
PENERBIT HUMAS Universitas Negeri Yogyakarta IJIN TERBIT SK Rektor No. 321 Tahun 1999 ISSN 1693-1467 PENANGGUNG JAWAB Prof. Dr. H. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. (Rektor UNY) PENGARAH Prof. Dr. Hj. Nurfina Aznam, SU., Apt. (Wakil Rektor I) H. Sutrisna Wibawa, M.Pd. (Wakil Rektor II) Prof. Dr. H. Herminarto Sofyan (Wakil Rektor III) PENASEHAT Hj. Sujariyah, M.Pd. (Kepala Biro AUK) Dra. Hj. Budi Hestri Hutami (Kepala Biro AAKPSI) PEMIMPIN UMUM Lena Satlita, M.Si. PEMIMPIN PERUSAHAAN Prawoto, SE. PEMIMPIN REDAKSI Dr. Nurhadi, M.Hum. SEKRETARIS REDAKSI Dian Dwi Anisa REDAKTUR PELAKSANA Sismono La Ode, S.S. REDAKTUR Lina Nur Hidayati, M.M. Rizka, SH. Drs. Wedho Chrisnarto Tusti Handayani, A.Md. Witono Nugroho, S.I.P. Dhian Hapsari.SS. Ariska Prasetyanawati Hayati Nupus Desain dan Tata Letak Kalam Jauhari FOTOGRAFI Heri Purwanto, SIP. REPORTER Ratna Ekawati, M.A. (FIK) Nur Lailly Tri W., A.Md. (FISE) Dedy Herdito, M.M. (FMIPA) Virga Renitasari, S.S. (FBS) Noor Fitrihana, M.Eng. (FT) Norma Chussnah, S., S.Pd. (FIP) Prayoga, S.I.P. (LPM/Lemlit) Pramushinta Putri Dewanti, S.S. (PPs) SIRKULASI Kusno, S.Pd. Suwanto Sumedi Sudarman Sri Widodo Maryono ALAMAT REDAKSI Jl. Colombo No. 1 Kampus Karangmalang Universitas Negeri Yogyakarta 55281 Telp/Fax 0274 542185 E-mail: pewaradinamika@uny.ac.id Online: www.uny.ac.id
Selamat datang mahasiswa baru UNY! Selamat bergabung di kampus berslo gan bertakwa, cendekia, dan mandiri ini! Sambutan inilah yang patut kita sampaikan kepada 5.914 mahasiswa ba ru UNY dari berbagai jenjang. Maha siswa yang berjuluk calon cendekia ini merupakan pemenang karena berhasil menyisihkan puluhan ribu pesaing dari seluruh Indonesia yang berminat untuk masuk ke kampus UNY ini. Pantas rasanya jika majalah Pewara Dinamika mengapresiasi kedatangan para mahasiswa baru dengan menyaji kan tema OSPEK sebagai jawaranya. Pesta akbar tahunan ini dimaksudkan sebagai ajang perkenalan sistem pem belajaran ala mahasiswa UNY yang ber beda dengan cara belajar di sekolahsekolah. Sebagai ajang dukungan atas kemenangan lima ribu lebih mahasiswa baru UNY, maka Prof. Suyanto, M.Pd., PhD., Dirjen Dikdasmen Kementerian Pendidikan Nasional, yang juga mantan Rektor UNY beserta Prof. Dr. Djoko Pe kik, M.Kes., staf KementerianPendidik andan Olahraga, bersedia mengisi stadi um general di hari pertama OSPEK UNY. Edisi ini berisi tentang rekaman ja lannya OSPEK UNY yang dirangkumda lam barisan kata-kata sebagai gambar an visualisasi OSPEK UNY karena ajang ini tidak bisa dihadiri sembarang orang, atau dengan kata lain hanya untuk orang-orang yang berkepentingan saja. Sebelumnya, di masa persiapan tema, Pewara Dinamika telah mendapatkan pertanyaan dari beberapa rekan, me ngapa OSPEK tahun ini diselenggarakan berbarengan dengan jalannya ibadah puasa Ramadhan? Apalagi mengingat kampus lainnya baru akan menyeleng
garakan OSPEK selepas hari raya Idul Fitri. Terpancing dengan pertanyaan ini, Pewara Dinamika semakingiat terjun langsung ke dalam gelaran OSPEK dan turut serta menahan lapar dan haus. Tidak sia-sia, jawaban pasti pun kami dapatkan. Agustus 2011 memang menjadi bu lan “besar” bagi UNY. Selain OSPEK dan ritual tahunan memperingati Kemerde kaan RI ke-66 yang diselenggarakan di tengah bulan Ramadhan, tepat di awal tanggal pada Agustus ini, tubuh UNY se makin lengkap dengan diresmikannya Fakultas Ekonomi (FE) UNY pada 30 Ju li 2011. Kehadiran fakultas ketujuh ini dikemas dalam sisipan edisi khusus yang tidak boleh para pembaca lewat kan.Apalagi pendirian fakultas ini dini lai cukup berhati-hati karena UNY juga memikirkan pengembangan fakultasini selepas diresmikan Rektor UNY. Lang kah ini relatif konservatif untuk menja wab tantangan perubahan dari IKIP menjadi universitas, seperti yang telah diragukan sebagian masyarakat berta hun-tahun lalu. Menarik bukan? Para pembaca tentu saja ingin terlibat dalam kemeriahan bulan Agustus 2011 ini. Jadi, jangan me nunggu waktu lagi untuk membaca ma jalah ini. Arkhian, kami menyerahkan majalah Pewara Dinamika kepada para pembaca sekalian untuk dinikmati seka ligus dikritisi. Semoga interaksi yang terjalin erat antar tim redaksi dan para pembaca akan mengantarkan majalah ini menjadi majalah kebanggaan UNY. Dan jangan lupa untuk terus mengirim tulisan-tulisan Anda berupa resensi, opini, cerpen, puisi, bina rohani, mau pun surat pembaca. Tabik!
Redaksi menerima tulisan untuk rubrik Bina Rohani (panjang tulisan 500 kata), Cerpen (1000 kata), Opini (900 kata), Puisi/Geguritan/Tembang (minimal dua judul), dan Resensi Media (500 kata). Tulisan harus dilengkapi dengan identitas yang jelas, nomor yang bisa dihubungi, pasfoto (khusus Opini), serta keterangan dan sampul media (khusus Resensi Media). Kirimkan tulisan Anda melalui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kantor Humas UNY. Bagi yang dimuat, honor dapat diambil di kantor Humas UNY.
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
1
daftar isi Volume 12 • Nomor 44 agustus 2011
l a po ra n U ta m a
Ospek UNY 2011: Menyemai Pendidikan Karakter Sejak Dini heri p/pewara dinamika
Mengenalkan pendidikan karakter lewat Ospek. halaman 6
32
40 opini
berita
MICROSOFT EXCEL BERBASIS MULTIMEDIA ta menciptakan media pembelajaran Microsoft Excel berbasis multimedia. Dengan adanya media pembelajaran microsoft Excel berbasis multimedia diharapkan dapat mempermudah...
dokumen humas uny
Agus Buchori, mahasiswa Pendidik anTeknik Informatika Fakultas Tek nik (FT) Universitas Negeri Yogyakar
Berita Lainnya • Doktor Baru Prodi PGSD UNY • Demi Pengembangan Ilmu dan Kerja Sama • Seskemenpora RI Resmikan Tribun Softball • Tempe Ragi Daun Waru
Skandal Cita-cita Pendidikan Sastra TAHUN ajaran baru 2011/2012 telah dimulai di sekolah, cita-cita disemai, dan impian dilepaskan setinggi awan suci, tetapi siapa di antara mereka... 45 bina rohani 5 bunga rampai 46 cerpen 4 dari pembaca 1 dari redaksi 3 Jendela 28 Kabar dari luar 48 pojok gelitik 48 puisi•geguritan•tembang 44 resensi media perancang sampul: kalam jauhari
2
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
jendela KERETA API SUPER CEPAT Pada penghujung Juni, persisnya 30/6/2011, pemerintah China meresmikan pemakaian dua instalasi publik yang sekaligus menan dai perkembangan teknologimutakhir China. Pertama, jembatan terpanjangdi dunia, dike nal dengan sebutan Jembatan Jiaozhou. Ked ua, kereta apa super cepat Beijing—Shanghai. Jembatan Teluk Jiaozhou yang menghubung kan kota Qingdao dengan pulau Huangdao ini panjangnya mencapai 42 km dan lebar 35 m. Pembangunan jembatan ini menelan biaya Rp 13,2 trilyun dalam waktu 4 tahun. Kereta api cepat (350 km/jam) antara Beijing dan Shang hai ini bahkan diselesaikan dalam waktu 38 bu lan. Kereta api ini melintasi tujuh propinsi di kawasan negara China yang padat penduduk, kawasan utama perekonomian China. Dua peresmian infrastruktur publik ini kian mengukuhkan posisi China tak hanya dari segi ekonomi tetapi juga dari segi teknologi rancang bangun. Tentu saja selain potensi pasar dengan milyaran jumlah penduduknya, posisi China ki ni tampaknya mulai menggeser posisi Amerika Serikat sebagai puncak kekuatan dunia. Pada zaman Soekarno, pembangunan fasili tas publik seringkali tidak hanya untuk kepent ingan umum atau rakyat Indonesia tetapi ser ingkali memiliki aspek “mercusuar” bagi negara lain. Dalam konteks ini, pembangunan proyekproyek “mercusuar” adalah bentuk pamer kes uksesan kepada negara lain. Apa yang dulu dilakukan Soekarno, kini malah dilakukan pe merintah China dengan respon yang positif. Tidak ada aspek yang bersifat kritis terha dap keberhasilan China masa kini dalam segala aspek pembangunannya. Bahkan yang muncul malah kekhawatiran, khususnya negara yang merasa tersaingi seperti AS yang mulai terger ogoti hegemoninya. Beda dengan Indonesia, yang meskipun punya potensi geografis dan de mografis besar, hingga kini belummenemukan momentum perkembangan yang berarti. Dan setiap melewati bulan Agustus, kita seakanakan terbentur dengan pertanyaaan inversif terhadap pembangunan yang kita lakukan. Persoalan yang ditampilkan media massa se lalu menonjolkan kegagalan atau kemuraman terhadap berbagai aspek. Selain parahnya fasil itas publik, negara kita juga diwarnai persoa lan mismanajemen pemerintahan dan korup
si. Setiap hari seolah-olah kita selalu disodori oleh kemuraman. Dulu, menjelang peralihan milenium ketiga (1990-an), sebelum munculnya kekuatan Chi na, posisi AS dan Jepang seakan-akan menjadi pusat dominasi ekonomi dunia. Dan Indonesia masih dalam posisi yang tidak diperhitungkan sehingga muncul anekdot sebagai berikut. Di sebuah bandara internasional, bertemulah seorang Indonesia dengan seorang warga nega ra Amerika Serikat dan Jepang. Ketiganya terka it perbincangan hangat seraya menunggu ke berangkatan pesawat. Tampaknya si Amerika ingin menunjukkan kehebatan negaranya. “Di Amerika, kami mencapai kemajuan da lam bidang teknik sipil yang luar biasa. Saking majunya, gedung-gedung di Amerika tingginya sama dengan awan,” katanya pamer. “Mendengar itu, orang Indonesia dan orang Jepang terkejut lalu menimpalinya dengan ka limat, “Masak sama dengan awan?” “Yaa, … tidak sama persis. Turun sedikit!” kata si Amerika. Merasa dipameri, giliran si Jepang yang un juk gigi. “Di Jepang, transportasi mengalami ke majuan yang luar biasa. Saking majunya, kereta api Sinkanshen cepatnya sama dengan suara,” katanya dengan bangga. Kini giliran orang Indonesia dan orang Ame rika yang terkejut. “Masak, sama dengan den gan suara?” kata mereka hampir berbarengan. “Yaa, … tidak sama persis ya. Turun sedikit!” jawab si Jepang tidak kalah bangga terhadap pembangunan negaranya. Tinggal orang Indonesia yang tidak tahu ha rus memamerkan apa yang bisa dibanggakan oleh Indonesia. Tapi dasar orang Indonesia yang pintar seperti kancil, ia tiba-tiba menyeletuk dengan berkata, “Di Indonesia, perkembangan yang paling modern adalah bidang kedokteran. Saking majunya, perempuan-perempuan di In donesia dapat melahirkan lewat pusar.” “Hah, … apa? Melahirkan melalui pusar?” kata dua orang lawan bicaranya itu terheranheran. “Yaa, … tidak sama persislah. Turun sedikit!”.
Dr. Nurhadi, M.Hum. Pemimpin Redaksi
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
3
dari pembaca Kirimkan kritik/komentar/tanggapan Anda mengenai Pewara Dinamika maupun persoalan di seputar kampus Universitas Negeri Yogyakarta. Kritik/komentar/tanggapan harap dilengkapi identitas yang jelas dan dapat dikirim melalui pewaradinamika@uny.ac.id atau langsung ke kantor Humas UNY.
Bagaimana Kabar Ijazah? Saya begitu bangga pernah memiliki ke sempatan menjadi mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), kampus yang ter kenal dengan jargon “Cendekia, Mandiri dan Bernurani.” Namun begitu, ada banyak hal yang begitu mengganjal dalam hati saya, semenjak masih kuliah sampai kini telah menjadi alumni. Salah satunya mengenai pelayanan kampus, baik di fakultas, maupun di tingkatan uni versitas. Pada pelayanan fakultas, banyak mahasiswa yang ingin mengurus administrasi pendidikan, namun direpotkan oleh pe tugas yang galak dan judes. Tidak hanya pelayanan fakultas, pe layanan rektorat juga tidak begitu memuaskan. Salah satu pengalaman saya waktu itu ketika mengurus perbaikan ijazah. Pa da waktu itu terdapat kekeliruan padaijazah sehingga saya langsung ke pihak rektorat untuk memperbaikinya. Saya bertanya, “Selesainya kapan, Pak?” Beliau menjawab, “2 minggu lagi saya kabari, tinggalkan nomor telepon sa
ja.” Dua minggu kemudian, sampai se karang, juga belum dikabari pihak pela yanan ijazah. Padahal saya wisuda awal Juni 2011. Orang tua saya jugaberta nya-tanya, “Sudah jadi belum ijazah nya?Sudah 2 bulan kok belum jadi ju ga”. Pelayanan kampus terlalu sibuk, atau memang birokrasinya yang sulit?”
Saya bingung harus menjawab apa. Meskipun sudah patah semangat begi tu, saya tetap berharap ke depannya ada itikad baik dari pihak pelayanan kampus demi kemajuan UNY kedepan. Semoga. Agung Isdianto alumnus FMIPA UNY
Kampusku Sayang, Kampusku Agak Gersang Tahun 2007 waktu saya pertama kali masuk UNY, saya bangga memiliki kam pus yang hijau. Lapangan rumput yang luas dan hijau menghampar di tiap sudut kampus. Saya dan teman-teman sering belajar berkelompok atau ngob rol-ngobrol sambil diteduhi pohon-po hon rindang. Tapi itu dulu. Sekarang lapangan rumput tidak lagiluas dan hi jau. Karena sekarang di lapangantem 4
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
pat saya dan teman-teman belajarke lompok dan ngobrol-ngobrol itu sudah berdiri gedung-gedung megah.Kam pusku sayang yang dulunyarindang sekarang jadi gersang. Lama kelamaan teman-teman juga sudah malas berin
Lapangan rumput ti dak lagi luas dan hijau.
teraksi di tempat itu. Kami seperti dis ingkirkan. Lapangan rumput begi tu ramah sudah mulai berkurang. Kami seperti menjadi orang lain di kampus kami sendiri. Semoga ke depan, pihak birokrasi kampus lebih memperhatikan lahan hijau di kampus tercinta. Teri makasih semoga memberi masukkan. Etik Wahyuni mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman
tips tips Kiat Sehat Berpuasa O l e h Di a n D. A .
istimewa
Selama berpuasa tak ada alasan untuk bermalasa-malasan atau merasa tidak sehat. Karena dengan beberapa tips di bawah ini, puasa anda akan tetap lancar dan tubuh anda tetap sehat dan bugar. Tidak meninggalkan sahur. Saat ber puasa, tubuh tidak akan mendapat kan asupan gizi kurang lebih selama 14 jam. Hal ini tentu saja tidak baik untuk kelancaran fungsi tubuh. Maka dari itu, sahur sangatlah penting untuk mem persiapkan energi yang diperlukan. Na mun, jangan sembarang memilih menu sahur. Perhatikan menu yang banyak mengandung serat dan protein dan hin dari makanan yang manis-manis. Terlalu banyak mengonsumsi makan an manis akan membuat anda merasa cepat lapar karena makanan manis membuat tubuh berreaksi cepat dalam mengeluarkan insulin. Insulin merupa kan salah satu penghasil energi. Sedangkan makanan berserat mem buat proses pencernaan lebih lambat dan membantu insulin dikeluarkan se cara bertahap. Untuk membuat energy
1
sahur lebih tahan lama, bersahurlah ke tika mendekati waktu imsak. Tidak menunda-nunda waktu ber buka.Setelah adzan Maghrib mulai terdengar, bersegeralah membatalkan puasa anda untuk memulihkan energi. Sebaiknya makanlah makanan yang me ngandung karbohidrat yang terdapat dalam makanan manis. Makananmanis dapat mengembalikan secara instan energi yang terkuras seharian. Hindari minuman dingin dan bersoda karena dapat membuat pencernaan tak ber fungsi dengan baik. Makan secara bertahap. Sebaiknya tidak menyantap habis makanan dalam sekali waktu. Saat tiba waktu berbuka, batalkanlah puasa dengan ma kanan manis seperti kolak atau cukup dengan teh hangat. Setelah itu, istira hatlah sebentar sembari sholat magh rib. Hal ini untuk memberi waktu pada lambung untuk kembali beradaptasi un tuk mencerna makanan. Setelah itu, ba rulah menyantap hidangan utama yaitu nasi dan lauk-pauknya.Setelah tarawih
2
3
baru dapat dilanjutkan de ngan me ngonsumsi camilan atau takjil. Tidak meninggalkan olah raga. Ja ngan menghentikan aktivitas yang satu ini walau sedang berpuasa. Berolah raga dibutuhkan untuk menjaga kelan caran peredaran darah agar kita tidak mudah loyo. Namun, pilihlah olah raga ringan seperti lari-lari kecil atau hanya sekadar berjalan kaki. Mengonsumsi cukup air. Karena se bagian besar tubuh kita terdiri atas cairan makaperlulah untuk menjaga ke seimbangan ii agar fungsi tubuh tetap berjalan dengan baik. Dalam hal ini, ti dak hanya air putih yang diperlukan na mun susu atau teh. Mengendalikan emosi. Mengendali kan emosi secara psikologis meme ngaruhi mental-spiritual kita. Selain membuat jiwa sehat juga membuat ba dankita sehat.
4 5 6
Dian D. A. mahasiswa FBS UNY
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
5
laporan utama
OSPEK UNY 2011
MEnyEmAI PEnDIDIKAn KARAKTER SEJAK DInI
Mengenalkan pendidikan karakter lewat Ospek. Oleh sismono l a od e
B
ulan Agustus 2011 ini adalah salah satu bulan yang penting bagi UNY. Ini tidak hanya kare na pada bulan Agustus yang di dalamnya terdapat hari kemer dekaan Indonesia. Namun, karena pa da bulan ini, UNY “disibukkan” dengan penerimaan Mahasiswa Baru (Maba) yang juga bertepatan dengan bulan suci Ramadan bagi umat Islam. Hal yang pertama ditekankan oleh UNY dalam tiap penerimaan mahasiswa baru adalah adanya kegiatan Orientasi Pengenalan Kampus (Ospek) bagi Maba. Pengenalan kampus bagi Maba ini tidak bisa dibilang remeh untuk ukuran kam pus UNY yang tahun ini dengan jum lah Maba hingga melebihi angka 5403an mahasiswa. Justru dengan kegiatan pengenalan tersebut UNY ingin mem beritahukan pada keluarga barunya akan hal-hal yang terkait dengan UNY, ba ik itu menyangkut
dengan kegiatan akademik, kegiatan kemahasiswaan, hingga pengenalan vi si UNY dalam mendidik sivitasakade mikanya ke depan. Kegiatan Ospek di UNY bukan pula ajang perploncoan pada Maba. Justru dalam kegiatan Ospek ini, jajaran kam pus yang terkait ikut serta dalam pe rencanaan hingga pelaksanaannya. Dengan keikutsertaan pihak kampus dalam kegiatan tersebut tidak lain ingin menanggalkan kesan dan perilakuOs pek yang tidak sesuai dengan tujuann ya. Dan bagi Pewara Dinamika, kegiat an Ospek itu patut kami kabarkan pada pembaca sekalian. Hal ini secara tidak langsung bentuk pertanggun jawaban akan kegiatan-kegiatan tersebut di la pangan. Ospek yang berlangsung sejak 2-6 Agustus itu dan bertepatan dengan bu lan puasa. Walaupun bertepatan dengan bualan puasa kegiatan Ospek tahun ini tetap berlangsung dengan meriah dan tanggapan Maba yang antusias dalam mengikuti acara tersebut. Adapun tema besar yang diusung UNY dalam Ospek tahun ini adalah, “Dengan Pendidikan Karakter, Menuju Kebangkitan Indo nesia Baru”. Dari tematersebut, UNY ingin menanamkan benih-benih pen didikan karakter sejak dini. Pendi dikan yang menekankanpada nilainilai kebangsaan, keagamaan, dan nilai-nilai yang lainnya sebagai mo
dal dasar dalam belajar di UNY hingga setelah lulus. Dalam mendukung kegiatan Ospek tersebut, semua unsur kampus ikut serta. Mulai dari jajaran Rektorat ikut serta, mulai dari Rektor hingga semua Wakil Rektor. Begitupun dengan jajar an pejabat tingkat fakultas dan jurusan. Dalam pembukaan Ospek, Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A., menyampaikan pesan, bahwa terobos an-terobosan yang dilakukan UNY se lama ini, tidak lain untuk mendukung pendidikan moral dan karakter bang sa. Pengenalan akan Visi dan Misi UNY juga disampaikan pada Maba, “Untuk menghasilkan lulusan yang kita cita-ci takan, UNY terus berusaha melakukan internalisasi nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan melalui kegiatan akademik dan nonakademik, baik melalui kegia tan kurikuler, kokurikuler, maupun ek strakurikuler. Dari sinilah akan lahir lu lusan UNY yang Bertakwa, Mandiri, dan Cendekia.” Peneguhan tiang pancang pendidik an karakter ini, dalam Ospek tahun ini UNY juga tidak tanggung-tanggung me nurunkan para tokoh-tokoh yang dimi likinya dalam rangka menjelaskan UNY secara garis besar pada Maba. Sebut sa ja semacam Prof. Suyanto, M.Pd., PhD., selaku Dirjen Pendidikan Dasar, Kem diknas yang juga mantan Rektor UNY dan Prof. Dr. Djoko Pekik, M.Kes., staf
pengajar FIK, UNY dan Deputi Bidang Keolahragaan dan Pejabat Sementara Sesmeneg Kemenpora RI. Kedua tokoh tersebut dihadirkan dan memberikan kuliah pada Maba dalam stadium gene ral untuk Maba. Laporan dari kedua tokoh tersebut kami sajikan secara utuh lengkap inti sari materi yang disampaikan dalam stadium general tersebut. Seperti Prof. Suyanto dengan begitu provokatif ter hadap Maba saat memulai kuliah um umnya. “Jadi apa setelah kuliah? Ini per tanyaan penting bagi saudara-saudara yang telah bersaing dengan puluhan ri bu calon-calon mahasiswa UNY lainn ya,” ujarnya pada Maba. Ungkapan tersebut tidak lain ingin menyulut Maba untuk giat belajar di UNY, karena mereka adalah mahasiswa pilihan yang telah mengalahkan ribuan calon mahasiswa lainnya. Dalam stadi um general yang bertema, “Mahasiswa dalam Perspektif Persaingan Global”, Prof. Suyanto memberikan gambaran nyata yang akan dihadapi mahasiswa ke depan hingga setelah lulus. Dan Prof. Suyanto menawarkan tiga alternatif pi lihan dalam menghadapi tantangan ke depan, yakni dengan pilihan menjadi ilmuwan, menjadi pemimpin, menjadi entrepreneur, atau justru ketiganya. Ba gaimana karakter tiga alternatif profe si yang diwacanakan oleh Prof. Suyan to, bisa anda baca dalam edisi ini juga.
Sedangkan Prof. Jokok Pekik dalam stadium general tersebut mengusung tema, “Budaya Belajar yang Bermarta bat”. Prof. Joko Pekik, menjelaskan akan pentingnya proses belajar dan bagai mana melihat belajar saat ini sudah sebagai kebutuhan untuk mahasiswa. Menurutnya proses pembelajaran men gandung tiga esensi pokok, yakni be lajar adalah kewajiban, belajar adalah hak, dan lebih dari itu, belajar adalah kebutuhan. Itulah pesan yang disam paikan pada Maba untuk sukses dan berhasil melalui proses perkuliahan di fakultas masing-masing, sesuai dengan jurusan dan potensinya. Tidak lupa juga kami laporkan akan tanggapan Maba saat mengikuti prose si Ospek hingga selesai dan tanggapan nya tentang kampus ini. Juga laporan dari pengenalan Unit Kegiatan Mahasis wa (UKM) di UNY yang dibungkusda lam acara display UKM. Acara tersebut sebagai bentuk pengenalan pada Ma ba akan adanya kegiatan di luar kuli ah yang bisa diikuti untuk menem pa diri dalam kegiatan berorganisasi atau pun untuk meningkatkan ke mampuan soft skill sesuai dengan bidang yang diminati dari 37 UKM yang ada di UNY. Memang dalam Ospek kemarin, terjadi kesalahpahaman antar FK UKM-Forum BEM Fakultas hingga menimbulkan ketegangan antara
dua institusi mahasiswa ini. Kami ber harap konflik sebesar apapun bisa di selesaikan dengan kepala dingin, tanpa merasa siapa yang menang dan siapa yang salah. Yang penting, kita harus be lajar dari masalah tersebut dan bagai mana kita menyelesaikan masalah. Bu kan begitu? Akihirnya ucapkan selamat datang bagi Mahasiswa Baru UNY 2011. Semo ga perjuangan yang dilakukan untuk masuk kampus ini tidak akan berhenti setelah diterima, namun semangat itu akan terus menyala dan sebagai bekal untuk mewarnai Indonesia yang lebih baik. Semoga dengan selesainya kegia tan Ospek yang telah diikuti memberi kan pemahaman awalan akan karakter yang ingin disemai di kampus UNY. Hingga akhirnya, hanya ini yang dapat kami haturkan pada pembaca sekalian. Selamat membaca.
laporan utama
OSPEK Berkarakter ala UNY Orientasi Studi Pengenalan Kampus atau yang lebih sering kita kenal OSPEK baru saja digelar kampus kesayangan kita, UNY. Perhelatan ini digelar tepat dari tanggal 2 sampai 6 Agustus 2011 selain itu OSPEK kali ini lain daripada yang lain karena dilaksanakan bersamaan dengan bulan Ramadhan. OSPEK UNY kali ini secara global mengusung tema: Dengan Pendidikan Karakter, Menuju Kebangkitan Indonesia baru. Oleh R h e a Y us t i t i e
B
ulan Ramadhan bukanlah halangan UNY untuk menggelar acara penyam butan bagi maba. Puasa sama seka li tidak menyurutkan semangat ma ba dan panitia untuk melaksanakan OSPEK sekaligusmenjalankan ibadah. Acara yang di gelardi Gedung Olahraga (GOR) ini terbukti menyita perhatian seluruh maba UNY. Tampak slayerwarna-warni terus dikibarkan sebagai wujud identitas fakultas masing-masing. Sebut saja slayer ungu untuk FBS, oranye untuk FT, merahuntuk FISE, kuning untuk FIK, biru untuk FMIPA,dan hijau untuk FIP. OSPEK tahun ini diikutisebanyak 5.403 mahasiswa. Prof. Dr. Rochmat Wahab menyampaikan na
sihat dalam acara pembukaan bahwa sejumlah terobosan dilakukan UNY untuk mendukung pendidikan moral dan karakter bangsa. “Untuk menghasilkan lulusan yang kita cita-citakan, UNY terus berusaha melakukan internalisasi nilai-nilai keagamaan dan kebangsaan mela lui kegiatan akademik dan nonakademik, baik melalui kegiatan kurikuler, kokurikuler,maupun ekstrakurikuler. Dari sinilah akan lahirlulusan UNY yang Bertakwa, Mandiri, dan Cendekia.” Latar Belakang Untuk menjembatani perkenalan maba de ngan kampus UNY, maka OSPEK sangat dibu tuhkan. Tujuannya melalui kegiatan OSPEK, se
Pegawai keuangan sedang melakukan aktivitas kerja.
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
foto-foto:heri p/pewara dinamika
foto-foto:heri p/pwara dinamika
8
laporan utama
buah proses kaderisasi dan penerimaan awal mahasiswa ke dalam dunia kemahasiswaan. Tantangan yang perlu dilakukan oleh organisasi kemahasiswaan adalah bagaimana menyajikan OSPEK sebagai sebuah kegiatan penanamanni lai tanpa motif penyiksaan. Karena OSPEK mer upakan alat paling efektif dalam meneruskan proses regenerasi organisasi kemahasiswaan dan penanaman nilai-nilai dan ideologi kema hasiswaan kepada mahasiswa baru. Untuk me nunjang hal tersebut hal yang dilakukan adalah mengevaluasi metode yang dilakukan dengan tuntutan jaman. Pengenalan dan pendidikan menjadi prioritas utama kegiatan OSPEK seka rang. Hubungan antara OSPEK dan pendidikan ka rakter yang diusung UNY adalah dengan me wu jud kannya lewat tema OSPEK, “Dengan Pendidikan Karakter, Menuju Kebangkitan Indo nesia baru”. UNY sebagai kampus pendidikan bertekad menjadikan kampus ini sebagai pusat kajian tentang pendidikan karakter di Indone sia. Dengan mengangkat 3 pilar utama, yaitu Bertakwa, Mandiri, dan Cendekia, UNY optimis mampu berkontribusi bagi perbaikan pendidik an di Indonesia.
bat dalam persaingan global. Menurut beliau ada tiga peluang yang bisa dipilih seorang mahasiswa seselesainya maha siswa tersebut dari sebuah perguruan tinggi. Mahasiswa bisa memilih menjadi ilmuwan, menjadi pemimpin, menjadi enterpreneur, atau justru ketiganya. Yang terpenting, seorang ma hasiswa harus memilih dan harus mempunyai cita-cita. Jika ingin menjadi ilmuwan, maka maha siswa tersebut harus memiliki karakter khusus dari seorang ilmuwan. Seorang ilmuwan tidak mudah percaya tanpa analisis. Contohnyapa da kasus contek massal di Surabaya tempo lalu, seorang ilmuwan tidak boleh langsung percaya bahwa contek massal tersbut memang benarbenar ada, melainkan harus melakukan ana lisis terlebih dahulu baru kemudian memberi keputusan dan kesimpulan bahwa contek mas sal tersebut benar ada atau justru tidak terbuk ti benar. Seorang ilmuwan juga harus memiliki kei ngin tahuan yang kuat. Sebagai mahasiswa yang bercita-cita menjadi ilmuwan, mahasiswa harus berhasrat untuk mendapatkan dan me ngetahui hal-hal yang baru. Bagaimana dengan karakteristik pemimpin? Seorang pemimpin harus jujur, adil terhadap tim kerja, harus men jadi panutan (role model), demokratis, peduli terhadap kebutuhan rekan-rekan secara verti kal dan horisontal, dan tegas. Dari itu semua, seorang pemimpin harus tahan banting, baik
mahasiswa baru FBS sedang melancarkan aksi yel-yel.
Stadium General Pertanyaan mau menjadi apa dan siapa sete lah lulus kuliah menjadi bahasan utama pada stadium general OSPEK UNY kali ini yang disam paikan oleh Prof. Suyanto, M. Pd., PhD. Menurut beliau Ini adalah pertanyaan penting bagi sau dara-saudara yang telah bersaing denganpu luhan ribu calon-calon mahasiswa UNY lainnya. Prof. Suyanto menyampaikan stadium general nya yang bertema “Mahasiswa dalam Perspek tif Persaingan Global’, mantan Rektor UNY ini membuka wacana betapa pentingnya hubung an antara mahasiswa dan teknologi untuk terli
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
9
laporan utama
Tampak mahasiswa dari pelbagai fakultas melakukan aksi yel-yel sembari melaimbaikan simbol fakultas.
10
fisik maupun mental. Pemimpin tidak boleh sakit-sakitan atau merasa putus asa supaya bisa memimpin dengan optimal. Terakhir ada lah karakteristik enterpreuner. Seorang enter preuner harus mampu bersikap fleksibel dan mampu membaca situasi yang selalu berubah. Selain itu, harus kreatif, bersifat otonomiatau tidak tergantung pada siapa pun, imajinatif, memiliki kemauan untuk berprestasi yang ting gi, memiliki sistem kendali, berjiwa leadership, mau bekerja keras, memiliki kemampuan per sepsi, dan berani mengambil risiko. Stadium general yang kedua pun juga memu kau perhatian maba karena Prof. Dr. Djoko Pe kik, M.Kes menyampaikannya dengan penuh semangat. Beliau menyerukan bahwa,” Belajar itu indah, belajar itu nyaman, belajar itu kebu tuhan”. Itulah slogan dalam belajar yang diuta rakan Djoko Pekik, Deputi Bidang Keolahragaan dan Pejabat Sementara Sesmeneg Kemenpora. Lebih lanjut Djoko Pekik mengungkapkan bahwa proses pembelajaran mengandung tiga esensi pokok. Ketiganya yaitu, belajar adalah kewajiban, belajar adalah hak, dan lebih dari itu, belajar adalah kebutuhan. Jika kita meng gunakan ketiga esensi itu sebaik-baiknya, ma ka kita bisa berhasil melalui proses perkuliah an di fakultas masing-masing, sesuai dengan jurusan dan potensinya. Di balik ketiga esensi tersebut, belajar juga mempunyai makna. Per tama, makna belajar adalah untuk memperta hankan kehidupan (survival).
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
Yang kedua, daya emosional. Daya emosional menuntut kita mampu melakukan empatike pada diri kita sendiri dan pada orang lain. Wu judnya, tujuan kita belajar ialah untuk menga sah potensi dan wawasan yang ada dalam diri kita, lantas kita pun wajib membagi atau men transfer ilmu kita kepada orang lain, sehingga ilmu tersebut tidak putus sampai di diri kita sa ja. Kemudian yang ketiga adalah daya fikir. Ke mampuan berfikir seseorang tentu berbeda-be da dengan orang lain. Namun, cara yang paling ampuh untuk meningkatkan dan memperta hankan kemampuan berfikir kita berupa po la pembelajaran yang harus dianut seseorang adalah belajar secara terus menerus. Jadi bu kan belajar dengan sistem kebut semalam han ya untuk kebutuhan ujian esok harinya. Sekali lagi, manajemen waktu sangat perlu diterap kan dalam proses pembelajaran.
laporan utama lan duduk tak jauh dari saya pun mengungkap kan besar harapannya untuk maba mengenal baik tiap-tiap UKM yang ada di UNY. Tentu sa ja selain mengenal, maba mau ikut aktif bela jar berorganisasi di UKM yang mereka minati. Menurut Cahyo belajar berorganisasi merupa kan satu langkah belajar untuk menunjang ke mampuan softskill mahasiswa. Tanggapan Maba Keputusan universitas menyelenggarakan OSPEK pada bulan puasa wajib dilaksanakan maka dengan patuh dan tertib mabamelakukan nya. Noor Fatwa maba jurusan PGSD asal Pur Display UKM Rangkaian acara OSPEK tidak melulu diisi worejo mengaku senang mengikuti rangkaian materi dalam stadium generalnya. Hari kedua OSPEK UNY. Sebagai maba Noor memang mem OSPEK UNY masih digelar di GOR UNY dengan butuhkan acara serupa OSPEK untuk menge agenda Display Unit Kegiatan Mahasiswa(UKM). nal lebih dekat kampus tempat belajarnya ini. Display UKM adalah ajang UKM memamerkan Tidak ada penugasan aneh-aneh dari panitia keunikan juga kemampuan tiap-tiap UKM yang OSPEK,” katanya. I Gusti Sanggrayani Astadi atau Ayu, maba ada di UNY. Display UKM kali ini mengusung te ma UKM sebagai Wadah Kreativitas yang Bero asal Bali ini mengaku terkesan dengan materirientasi pada Pendidikan Karakter. Bagi Ari be materi OSPEK yang disampaikan Prof. Suyan rada dalam suatu kepengurusan tidaklah asing, to juga Djoko Pekik pada pembukaan OSPEK Ari tercatat sebagai anggota UKM musik UNY tanggal 2 Agustus 2011. Begitu juga dengan atau yang lebih kita kenal UKM SICMA tapi se Tri Subekti, maba Pendidikan Teknik Busana bagai koordinator dalam acara yang melibat yang duduk di sebelah Ayu ikut menambahkan bahwa dia merasa nyaman berada ditengah- kan banyak orang baru sekali ini. 25 dari 37 UKM yang ada di UNY ikut serta tengah maba UNY untuk mengikuti rangkaian aksi pamer UKM masing-masing pada Display acara OSPEK. Hampir seluruh maba tidak ada kali ini. Memang tidak semua UKM ikut serta yang mengeluhkan penyelenggaraan OSPEK di dalam Display, tapi menurut Ari hal ini dirasa bulan puasa. Wajah-wajah maba pun tampak adil. UKM yang tidak dapat mengikuti Display senang dan penuh harapan pada kampus baru ini sedang merasakan punishment-nya karena nya, UNY. pada pentas kolaborasi dalam rangka Dies Na talis UNY bulan Juni lalu tidak mau berpartisi pasi dalam kepanitiaan. Beberapa UKM yang tampil di awal seperti Catur, Resimen Mahasiswa, beberapa UKM kea gamaan seperti KMHD, IKMK, PMK juga UKKI dan yang lainnya membuktikan ternyata pua sa bukanlah halangan maba untuk bersema ngat mengikuti OSPEK hari itu. Ari menegaskan bahwa acara yang hampir tiap tahun diusulkan untuk digelar ini bertujuan mempromosikan UKM-UKM yang ada di UNY sebagai usaha me regenerasikan UKM yang sudah ada. Melihat minimnya minat mahasiswa terhadap UKM ta hun lalu maka Display kali ini memang sangat diupayakan untuk bisa diadakan dan akhirnya bisa terselenggarakan. Cahyo Purnomo Edi mantan ketua Forum Ko munikasi-UKM periode 2010-2011 yang kebetu
Rektor UNY (kanan) menyaksikan Wakil Rektor III berjebat tangan dengan mahasiswa baru UNY.
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
11
laporan utama
OSPEK UNY di Mata MABA Bulan Agustus 2011 bagi umat muslim dirasa sangat istimewa karena tepat bulan ini Ramadhan datang. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta bulan ini pun juga istimewa. Ya, tepat tanggal 2-6 Agustus 2011 UNY tidak hanya menyambut datangnya bulan Ramadhan, tapi juga menyambut datangnya mahasiswa baru. Oleh R h e a Y us t i t i e
K
eputusan universitas menyelenggara kan OSPEK pada bulan puasa wajib di laksanakan. Dengan patuh dan tertib, maba pun melakukannya. PesertaOS PEK adalah seluruh maba di UNY yang terdiri dari FIK, FT, FBS, FMIPA, FIP, juga FISE. Menurut Cahyo Purnomo Edi, mantan Koordinator Fo rum Komunikasi-Unit Kegiatan Mahasiswa (FKUKM), tidak ada alasan bagi maba untuk tidak ikut serta dalam OSPEK kali ini. Hal ini dikare nakan UNY tidak memberatkan maba dalam penugasan. Adapun penugasan hanya membu at artikel atau membuat atribut berupa papan identitas nama. Mengiyakan apa yang disampaikan Cahyo, Noor Fatwa maba, jurusan PGSD asal Purworejo mengaku senang mengikuti rangkaian OSPEK UNY. Sebagai maba, Noor memang membutuh kan acara serupa OSPEK untuk mengenal lebih dekat kampus tempat belajarnya ini. “Tidak ada penugasan aneh-aneh dari panitia OSPEK. Pan itianya pun ramah-ramah. Kalaupun galak ka
rena ada yang melanggar aturan itu hal yang wajar,” katanya. Sepakat dengan Noor adalah I Gusti Sanggrayani Astadi. Ayu, demikian ka wan-kawannya memanggil. Gadis asal Bali ini mengaku terkesan dengan materi-materi OS PEK yang disampaikan Prof. Suyanto juga Djoko Pekik pada pembukaan OSPEK tanggal 2 Agus tus 2011. Begitu juga dengan Tri Subekti, ma ba Pendidikan Teknik Busana FT, yang duduk di sebelah Ayu ikut menambahkan bahwa dia merasa nyaman berada di tengah-tengah maba UNY untuk mengikuti rangkaian acara OSPEK.
foto-foto:heri p/pwara dinamika
12
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
Lemas karena Puasa? No Way! Antusiasme maba mengikuti serangkaian acara OSPEK memang tinggi. Yel-yel, nyany ian, te puk juga sorak-sorak riuh terdengar antara tribun fakultas satu juga lainnya. Ham pir semua terlihat senang dan gembira. Luth fiyanto atau Anto misalnya, maba yang ber domisili asliYogyakarta ini mengatakan bahwa tidak ada rasacapek. Tujuannya mengikuti OS PEK jelas untuk mengenal lebih dekat kampus tempatnya belajar. Selain itu, Anto terlihatse mangatkarenaia ingin mencari teman juga pengalaman dari lima hari rangkaian acara OS PEK tersebut. Tidak ada kata lemas, katanya, justru ini adalah kegiatan menjelang buka pua sa jadi tidak ada kata untuk bermalas-malasan. Seia sekata dengan Anto, Ari Kurniawijaya, ko ordinator Display UKM dengan bersemangat mengatakan bahwa menyelenggarakan acara di bulan puasa memang tantangan berat. Na mun, setelah acara ini berlangsung, Ari merasa puas. “Malah membuat lebih semangat,” tam bahnya. Pada tribun fakultas lain ada Meryda Purban dari. Mery yang berminat masuk UKM Karate ini mengaku meskipun harus sampai di kampus
laporan utama Swara Wadana. Bagi mereka, OSPEK yang dise lenggarakan lima hari ditambah padatnya aca ra OSPEK tidak mengendurkan semangat bela jar lebih giat di UNY. Bahkan dengan adanya OSPEK mereka mengaku merasa lebih menge nal UNY. “Panitia OSPEK yang ramah mungkin cerminan bahwa kampus ini pun nantinya akan selalu ramah terhadap saya atau yang lainnya,” kata Tri Subekti.
jam 06.00 WIB dan pulang sore hari, namun ka rena acaranya bervariatif, dia tak merasa capek. Beberapa memang terlihat lelah tapi memang faktor kecapekan atau tidak sahur. Sampai rang kaian OSPEK selesai pun tak ada keluhan serius. “Alhamdulillah, FBS nihil dari maba yang sakit,” tegas Wakil Dekan III FBS, Herwin Yoga Wicak sono, M. Pd. UNY Kampus Pilihan UNY ternyata cukup menarik perhatian ma syarakat. Sebagai kampus yang tugas utamanya mencetak calon pendidik-pendidikbaru, UNY banyak sekali peminatnya. Pada SNMPTN 2011 ini, UNY adalah kampus tujuan kedua setelah UGM. Mereka memang tidak hanya berasal da ri Yogyakarta. Noor Fatwa, misalnya, datang dari Purworejo karena ingin melanjutkan pen didikan menjadi guru SD lewat PGSD. Noor mengaku sejak SMP ingin sekali kuliah di UNY. Keluarga juga teman-temannya sangat men dukung cita-citanya sampai akhirnya Noor dite rima. “Perasaan senang bukan main tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata,” ungkap Noor yang berjanji bersungguh-sungguh untuk bela jar di UNY. Begitu juga yang diungkapkan I Gusti Ayu Sanggrayani Astadi yang memang sudah mer encanakan masuk UNY jauh-jauh hari sebelum nya. “Dari dulu tekad saya sudah matanghen dak belajar masak di UNY,” ujar Ayu, maba Teknik Boga ini. Septiyana Wulandari pun sena dadengan Noor dan Ayu. Septi mengaku me ngenal UNY dari teman juga internet. Perasaan nya membuncah senang ketika dirinya berhasil masuk di Jurusan Pendidikan Seni Musik, FBS. Septi pun sudah menetapkan pilihan bahwa dirinya hendak menambah pengalamannnya untuk bergabung di UKM Marching Band Citra Derap Bahana juga Paduan Suara Mahasiswa
Harapan-harapan Noor, Ayu, Tri, Septi, dan Anto adalah perwa kilan maba yang beruntung masuk di UNY. Se muanya mengaku bangga bisa melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang lebih tinggi di UNY. Mereka sadar masih banyak kawan-kawan mereka di luar sana yang kurang beruntung masuk UNY. Bahkan merekaberjanji untuk sela lubelajar dengan tekun agar nantinya mereka menjadi mahasiswa bertaqwa, cendekia, dan ju ga bernurani tentunya, seperti yang diungkap kanNoor di tengah hiruk pikuk OSPEK. Selain itu, Noor menambahkan agar nanti selesaikuli ah, selain dapat ilmu dia pun bisamendapatjo doh di UNY. Banyak harapanyang mulai dipikir masak-masak oleh maba sejak sekarang. Ayu berharap denganmasuk UNY yang dianggap nya cukup terkenal di Indonesianantinya me mudahkan dia mencarikerja kalau sudah lulus. Anto yang mengaku terpicu semangatnya kare na materi-materi OSPEK hari pertama berjanji untuk belajar lebih giat dan mengharumkan na ma UNY. Pun begitu pula dengan harapanWakil Rektor I, Prof. Dr. nurfina Aznam, SU., Apt yang berharap seluruh mahasiswa lulus tepat semes ter 8 dan memperoleh predikat cumlaude.
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
13
laporan utama
OSPEK Berbalut Pendidikan Karakter Gelaran OSPEK kembali dihelat UNY pada 2011 ini. Tepatnya pada 2-6 Agustus 2011. Sebanyak 5.403 mahasiswa baru dilibatkan. Uniknya, ajang besar-besaran ini digelar di tengah ibadah bulan puasa. Hal ini pun menjadi tantangan bagi maba, panitia, dan universitas untuk melancarkan jalannya OSPEK. Oleh Ariska P ra s e t ya n awat i
“
14
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
foto-foto:heri p/pewara dinamika
O
SPEK memang harus dilaksana kan pada awal bulan puasa ini karena merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan peny ambutan maba. Bagaimana pun, OSPEK ada lah peristiwa sejarah yang tidak akan diulangi untuk kedua kali selama mahasiswa baru man tap menjadi mahasiswa UNY,” ujar Prof. Dr. Her minarto Sofyan, Wakil Rektor III, yang disambut tepuk tangan riuh dari lima ribu lebih maba. Bu lan Ramadhan di hari kedua ini tampaknya me mang tidak berpengaruh pada semangat maba dan panitia untuk melaksanakan OSPEK sekali gus menjalankan ibadah puasa. Tampak slayer warna-warni terus dikibarkan sebagai wujud identitas fakultas masing-ma sing. Sebut saja slayer ungu untuk FBS, oranye untuk FT, merah untuk FISE, kuning untuk FIK, biru untuk FMIPA, dan hijau untuk FIP. OSPEK tahun ini diikuti sebanyak 5.403 mahasiswa dengan perincian dari FIP 979 orang, FBS 1,053 orang, FISE 1.218 orang, FMIPA 678 orang, FT 964 orang, dan FIK 511 orang. Dalam sambutan pembukaan OSPEK, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., M.A. menyampaikan bahwa sejumlah terobosan dilakukan UNY un tuk mendukung pendidikan moral dan karakter bangsa. “Untuk menghasilkan lulusan yang ki ta cita-citakan, UNY terus berusaha melakukan internalisasi nilai-nilai keagamaan dan kebang saan melalui kegiatan akademik dan nonakade mik, baik melalui kegiatan kurikuler, kokurikul er, maupun ekstrakurikuler. Dari sinilah akan lahir lulusan UNY yang Bertakwa, Mandiri, dan Cendekia,” tutur Rochmat Wahab yang dilanjut kan dengan pemukulan gong sebanyak tujuh kali sebagai simbol bahwa OSPEK UNY tahun 2011 resmi dibuka. Selain itu, dalam sambutannya juga, Roch
mat wahab mengucapkan selamat datang ke pada para maba di kampus pendidikan UNY. Selanjutnya, Rochmat Wahab menyampaikan beberapa prestasi yang berhasil diraih UNY, ba ik ditingkat lokal, regoinal, maupun nasional. “Para mahasiswa baru perlu tahu UNY semakin meneguhkan kedudukannya sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia,” ujarnya. OSPEK kali ini digelar bersamaan dengan iba dah puasa bulan Ramadhan. Untuk itu, pihak rektorat menghimbau kepada panitia OSPEK untuk mengadakan OSPEK yang disesuaikan dengan ketahanan fisik seorang yang sedang berpuasa. Himbauan inipun diwujudkande nganmeminimalisir kegiatan fisik yang akan menguras tenaga. Maba hanya didudukkan sa ja sembari disuguhkan stadium general den gan tema yang renyah dan pertunjukkan-per tunjukkan atraktif yang menghibur. Namun, himbauan ini tampaknya tetap dilanggar juga. Berkali-kali, maba dengan penuh semangat mengelu-elukan nama fakultasnya seraya me ngibarkan slayer berwarna kebanggaannya.Se makin siang, OSPEK 2011 tampak lebih hidup karena semangat belum juga luntur dari pera saan maba.
laporan utama
Walaupun begitu, dari sudut-sudut kecil te tap tampak beberapa maba tumbang karena kelelahan. Mereka memilih mundur dari waha na OSPEK dengan cara dituntun perlahan ke ru ang kesehatan yang telah disiapkan, bahkan beberapa sudah pingsan terlebih dulu. Dari pe nelusuran Pewara, tiga orang maba terpaksa dilarikan ke Panti Rapih karena mengalami le mas dan dehidrasi berat. “Memang benar ada tiga mahasiswa mengalami pingsan. Namun itu karena ketiganya telah menderita sakit sebe lumnya dan tidak melaporkan hal tersebut ke pada pihak panitia. Dari hasil pemeriksaan, umumnya para mahasiswa itu mengalami pus ing dan lemas karena kecapekan,” ungkap Fadli Rozaq, Ketua Panitia Pelaksana OSPEK UNY. OSPEK: Sebuah Kebutuhan Kepentingan mahasiswa berkoridor pada nilai-nilai kemahasiswaan. Nilai-nilai intelek tualitas, integrasi, kebangsaan, independensi pengabdian masyarakat, dan nilai perjuangan lainnya merupakan nilai yang telah diyakini sejak dulu dan beradaptasi dengan tuntutan jaman. Nilai-nilai tersebut ditanamkan lewat kegiatan OSPEK, sebuah proses kaderisasi dan penerimaan awal mahasiswa ke dalam dunia kemahasiswaan. Tantangan yang perlu dilakukan oleh organi sasi kemahasiswaan adalah bagaimana men yajikan OSPEK sebagai sebuah kegiatan pena naman nilai tanpa motif penyiksaan. Karena OSPEK merupakan alat paling efektif dalam me neruskan proses regenerasi organisasi kemaha siswaan dan penanaman nilai-nilai dan ideologi kemahasiswaan kepada mahasiswa baru. Un tuk menunjang hal tersebut hal yang dilaku kan adalah mengevaluasi metode yang dilaku
kan dengan tuntutan jaman. Pengenalan dan pendidikan menjadi prioritas utama kegiatan OSPEK sekarang. Sebagai bentuk pembekalan pendidikan, maka dalam kegiatan OSPEK para maba lebih diberikan pengetahuan seputar du nia kampus, cara belajar di perguruan tinggi yang jauh berbeda dengan masa sekolah. OSPEK merupakan momentum bersejarah bagi setiap maba yang memasuki pintu gerbang perguruan tinggi. OSPEK dengan seluruh rang kaian acaranya merupakan wahana awal pem bentukan watak bagi seorang mahasiswa baru. Dengan kata lain, bahwa baik tidaknya kepriba dian mahasiswa di sebuah perguruan tinggi sedikit banyak ditentukan oleh baik tidaknya pelaksanaan OSPEK di perguruan tinggi terse but. Disadari atau tidak, pengalaman pertama yang diperoleh selama mengikuti OSPEK sangat berkesan bagi seorang mahasiswa, yang pada gilirannya akan terekspresi dalam kehidupan kesehariannya di lingkungan kampus.
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
15
laporan utama Hal ini bisa ditinjau dari tujuan OSPEK, anta ra lain: mengenal dan memahami lingkungan kampus sebagai suatu lingkungan akademis serta memahami mekanisme yang berlaku di dalamnya, menambah wawasan mahasiswa ba ru dalam penggunaan sarana akademik yang tersedia di kampus secara maksimal, memberi kan pemahaman awal tentang wacana keaga maan dan kebangsaan serta pendidikan yang mencerdaskan berdasarkan pada nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan, mempersiapkan mahasiswa agar mampu belajar di perguruan tinggi serta mematuhi dan melaksanakan nor ma-norma yang berlaku di kampus, menum buhkan rasa persaudaraan kemanusiaan di kalangan civitas akademika dalam rangka men ciptakan lingkungan kampus yang nyaman, tertib, dan dinamis, dan menumbuhkan kesa daran mahasiswa baru akan tanggungjawab akademik dan sosialnya sebagaimana tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. OSPEK dan Pendidikan Karakter Hubungan antara OSPEK dan pendidikan ka rakter yang diusung UNY adalah dengan me wu judkannya lewat tema OSPEK, “Dengan Pendidikan Karakter, Menuju Kebangkitan Indo nesia baru”. UNY sebagai kampus pendidikan bertekad menjadikan kampus ini sebagai pusat kajian tentang pendidikan karakter di Indone sia. Dengan mengangkat 3 pilar utama, yaitu Bertakwa, Mandiri, dan Cendikia, UNY optimis mampu berkontribusi bagi perbaikan pendidik an di Indonesia. “Sekilas visi tersebut tidaklah berbeda den gan visi sebelumnya, yang menempatkan seca
16
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
ra berturut-turut kata cendekia, mandiri, dan bernurani, sebagai dasar pijakan mencapai citacita Universitas. Akan tetapi keduanya tetap memiliki landasan epistemologis yang berbe da. Jika kita menempatkan kata cendekia, seba gai pondasi awal mencapai cita-cita UNY, ma ka UNY akan cenderung lebih dulu berorientasi pada pengembangan intelektual. Padahal ke cerdasan intelektual tanpa didasari kecerdasan nurani/moral, maka hasil yang diperoleh akan kurang baik. Berbeda halnya, jika UNY lebih du lu mengutamakan kecerdasan spiritual, moral, disusul kemandirian, dan kecerdasan intelektu al, maka hasil yang UNY capai akan lebih baik karena memiliki fondasi awal yang kokoh yang berupa niat baik serta nilai ketakwaan. Itulah mengapa mulai tahun 2011 UNY bersepakat untuk mengubah visi “Cendekia, Mandiri, dan Bernurani” menjadi “Bertakwa, Mandiri, dan Cendekia”. Dua hal yang sekilas sama, tetapi se cara filosofis sungguh sangat berbeda,” terang Rochmat Wahab lagi. Demikianlah tiga pilar pokok yang ditawar kan UNY yang terbungkus dalam produk Pendi dikan Karakter untuk mengatasi persoalan pen didikan di Indonesia. Pembangunan karakter mahasiswa menjadi sorotan utama demi mene mukan kembali orientasi pendidikan yang su dah sekian waktu mengalami pergeseran. Pen didikan bukan hanya soal kemampuan untuk menguasai informasi dan teknologi, melainkan suatu kemampuan untuk menginternalisasikan nilai dalam kehidupan. Mahasiswa harus benarbenar memiliki karakter yang kuat agar dapat berperan dalam penyelesaian persoalanyang dialami bangsa Indonesia. Demikianlah, jika masih ada semangat dari mahasiswa untuksa ma-sama mengamalkannya maka bukan tidak mungkin kita akan kembali menjadi bangsa yang merdeka seutuhnya.
laporan utama
Serba-serbi Display UKM UNY Tepat tanggal 3 Agustus 2011, OSPEK hari kedua digelar. Pelaksanaan OSPEK dilakukan di Gedung Olahraga (GOR) UNY. Mulanya saya kesulitan mendapatkan akses masuk untuk peliputan OSPEK. Namun berbekal surat tugas dari Humas UNY, akhirnya saya dapat masuk untuk meliput. Agenda hari kedua OSPEK adalah Display Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UNY. Oleh R h e a Y us t i t i e
D
isplay UKM adalah ajang UKM mema merkan keunikan juga kemampuan tiap-tiap UKM yang ada di UNY. Ma suk ke GOR sungguh luarbiasa me nurut saya. Antusias maba mengikuti rangkai an display sungguh besar. Display berlangsung mulai pukul tujuh pagi dan dibuka oleh Wakil Rektor III, Prof. Dr. Herminarto Sofyan. Saya ber kesempatan duduk di kursi tamu VIP. Kebetulan sebelah saya adalah Ari Kurniawijaya, Koordi nator Display UKM UNY 2011. Saya dan Ari mulai berbincang-bincang. Ari menceritakan pengalamannya menjadi koordi nator Display UKM. Display UKM kali ini men gusung tema “UKM sebagai Wadah Kreativitas
yang Berorientasi pada Pendidikan Karakter”. Bagi Ari berada dalam suatu kepengurusan ti daklah asing. Ari tercatat sebagai anggota UKM musik UNY atau yang lebih kita kenal UKM SIC MA. Menjadi koordinator dalam acara yang me libatkan orang banyak, baru sekali ini ia rasa kan. Memang awalnya gugup, juga ada rasa kurang yakin untuk mengoordinasi acara sebe sar Display. Namun, akhirnya Ari berhasil me naklukannya. Terbukti, kurang lebih 5.403 ma hasiswa duduk menikmati serangkaian acara Display UKM. 25 dari 37 UKM yang ada di UNY ikut serta aksi “pamer” ini. Memang tidak semua UKM ikut serta dalam display. Tapi, menurut Ari, hal
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
17
laporan utama ini dirasa adil. UKM yang tidak dapat mengikuti display ini sedang merasakan punishment-nya karena pada pentas kolaborasi dalam rangka Dies Natalis UNY bulan Juni lalu tidak mau ber partisipasi dalam kepanitiaan. Hal ini sangat disayangkan, mengingat Display UKM adalah ajang promosi UKM terbesar. Inilah risiko bagi kawan-kawan UKM yang dirasa kurang bisa di ajak bekerjasama. Puasa bukan Halangan Hampir 50% maba UNY adalah umat muslim yang sedang melakukan ibadah puasa, begitu juga dengan saya. Cuaca hari itu begitu panas, sehingga godaan untuk minum sangat tinggi. Begitu saya melihat antusias kawan-kawan ma ba dalam mengikuti display, hilangsudah haus yang saya rasakan. Begitu juga dengan Ari, me nyelenggarakan acara yang melibatkanbanyak orang dan terlihat sangat rumit memangtan tangan berat. Namun, ada sisi positif dari pe nyelenggaraan acara di bulan puasa ini baginya. OSPEK pada saat puasa bisa jadi kegiatan seha rian penuh hingga menjelang buka puasa. De ngan adanya OSPEK ini maka tidak ada alasan bermalas-malasan karena sedang puasa. Riuh-renyah maba terdengar sangat antusias melihat gelar dari beberapa UKM yang tampil di awal seperti Catur, Resimen Mahasiswa, be berapa UKM keagamaan seperti KMHD,IKMK, PMK juga UKKI dan yang lainnya.Ternyatapua sa bukanlah halangan maba untukbersema ngat mengikuti OSPEK hari itu. Jikadilihat se kilasyang tampak adalah wajah-wajah gembira dan antusias dari maba. Ari pun mengungkap kan kebahagiaannya. Hasil kerja kerasnya ber
bulan-bulan mempersiapkan Display UKM di rasaberhasil. Ditanya mengenai tujuan utama diadakannya Display UKM, Ari menegaskan bahwa acara yang hampir tiap tahun diusul kan untuk digelar ini bertujuan mempromosi kan UKM-UKM yang ada di UNY sebagai usaha meregenerasikan UKM yang sudah ada. Melihat minimnya minat mahasiswa terhadap UKM ta hun lalu, maka Display kali ini memang sangat diupayakan untuk bisa diadakan dan akhirnya bisa terselenggarakan. UKM-UKM yang berkesempatan mengikuti display pun tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. UKM seperti Menwa, pecinta alam atau MADAWIRNA, KSR-PMI, Marching Band CDB, Pramuka, dll., sudah berlatih berbulan-bulan untuk tampil maksimal di acara ini. Tujuan me reka hampir sama supaya bisa menarik perha tian maba dan maba tertarik menyalurkan mi natnya pada salah satu UKM di UNY ini. Besar harapan mereka untuk mampu melanjutkan re generasi dari masing-masing UKM. Cahyo Pur nomo Edi, mantan Ketua Forum KomunikasiUKM periode 2010-2011, yang kebetulan duduk tak jauh dari posisi saya pun mengungkapkan besar harapannya untuk maba mengenal baik tiap-tiap UKM yang ada di UNY. Tentu saja se lain saling mengenal, maba mau ikut aktif be lajar berorganisasi di UKM yang mereka minati. Menurut Cahyo, belajar berorganisasi merupa kan satu langkah belajar untuk menunjang ke mampuan softskill mahasiswa. foto-foto:heri p/pwara dinamika
18
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
Tidak berjalan lancar Saya melanjutkan kegiatan meliput berita ini. Saya mulai berjalan mengelilingi GOR, ber jalan dari tribun fakultas satu ke fakultas lain. Disamping itu, acara display masih berlang sung dengan riuhnya. Sepertinya tidak ada rasa lelah bagi maba. Yel-yel dari fakultas per fakul
laporan utama tas terus berkumandang menyoraki tiap-tiap UKM yang sedang show up. Sampai ketika saya sedang berdiri di tengah-tengah tribun antara mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) dan Fakultas Teknik (FT), saat itu UKM Unit Studi Sastra dan Teater (UNSTRAT) sedang menampil kan aksinya untuk promosi UKM-nya. Semacan tarian yang dilakukan oleh beberapa orang pe nuh dengan perlengkapan yang melekat pada masing-masing penarinya. Saya masih asyik menikmati tontonan tersebut, hingga tiba-tiba dikejutkan suara ribut di belakang saya. Bebera pa panitia bertanya kepada saya, ”Mbak kena pa kawan-kawan FT balik badan?” Saya sempat tidak paham dengan pertanyaan panitia,sam pai saya menengok ke samping-belakang saya. Benar saja, kawan-kawan maba dari FT mem balik badan mereka, bahkan hal serupa dila kukan oleh maba fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE) ju ga dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengeta huan Alam (FMIPA). Saya lantas bertanya kepa da panitia OSPEK dari FT, hampir dari semuanya menjawab tidak tahu sebabnya. Mereka hanya menerima instruksi dari koordinator masingmasing agar menginstruksikan balik badan. Hanya FBS juga Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) yang masih asyik menyaksikan UKM UN STRAT unjuk gigi. Saya merasa bingung dan anehdengan tindakan seperti ini, baru sekali ini saya melihat instruksi balik badan. Saya me mutuskan keluar dan mencari informasi lebih lanjut. Hampir semua orang yang saya jumpai dan tanyai mengaku tak tahu menahu sebab nya. Sampai saya bertemu salah satu maba dari FISE, Meryda Prabandari yang mengaku aksi ba lik badan ini dilakukan karena penari UKM UN STRAT memakai kostum yang dianggap tidak berkarakter karena tidak sesuai dengan ruju kan tema OSPEK yang dimaksudkan untuk me
majukan pendidikan karakter. Saya berdecak dan mulai mengingat-ingat kostum seperti apa yang dipakai kawan UKM UNSTRAT. Mereka me makai kostum yang sedikit banyak seperti yang digunakan orang primitif. Dalam pertunjukan nya ini, UNSTRAT sebenarnya ingin menyam paikan pesan bahwa masyarakat primitif pun mampu menjaga alam mengapa masyarakat modern kurang bisa menjaga alam. Sayangnya, pertunjukan mereka dianggap kurang mencer minkan kepribadian yang berkarakter. Display masih terus berjalan sampai akhir nyadi akhir acara, FIK meninggalkan GOR UNY lebih dulu dibanding maba dari fakultaslain. Banyak hal yang dapat dijadikan catatanevalu asi untuk pelaksanaan display tahun depan. Bahkan, Herwin Yoga Wicaksono selakuWakil Dekan III FBS yang saya temui di lain tempat mengungkapkan kekecewaannya. Herwin mengungkapkan bahwa atas nama FBS yang merupakan fakultas sarat seni menilai UNSTRAT hanya ingin menyampaikan sesuatu melalui karya pertunjukannya. “Tidak benar jika apa yang dipertunjukkan itu tidak cocok dengan ke pribadian bangsa. Seharusnya tidak perlu ada peristiwa balik badan. Ini catatan untuk tahun depan. Tidak seharusnya seni dinilai sesempit itu. Mari kita belajar seni!” imbaunya. Senada dengan Herwin, Cahyo dan Ari sa ngat menyayangkan peristiwa ini. Display yang dinilai dari awal berjalan lancar dan tertib harus ada kejadian seperti ini. Akhirnya semua mengharap agar kejadian ini tak berulang lagi dan seni bisa dinilai lebih luas dan luwes lagi, sehingga ke depan Display UKM UNY benar-be nar bermanfaat sebagai ajang promosi UKM.
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
19
laporan utama Prof. Dr. Djoko Pekik, M.Kes.
Belajar, Belajar, dan Belajar “Belajar itu indah, belajar itu nyaman, belajar itu kebutuhan”. Itulah slogan dalam belajar yang diutarakan Prof. Dr. Djoko Pekik, M.Kes., Deputi Bidang Keolahragaan dan Pejabat Sementara Sesmeneg Kemenpora, dalam stadium general pada OSPEK UNY 2011 di GOR UNY. Mengusung tema “Budaya Belajar yang Bermartabat”, Djoko Pekik memberi dukungannya untuk para mahasiswa baru yang bersiap menghadapi perkuliahan di UNY. Oleh Ariska P ra s e t ya n awat i
P
roses pembelajaran mengandung tiga esensi pokok. Ketiganya yaitu, belajar adalah kewajiban, belajar adalah hak, dan lebih dari itu, belajar adalah kebu tuhan. Jika kita menggunakan ketiga esensi itu sebaik-baiknya, maka kita bisa berhasil melalui proses perkuliahan di fakultas masing-masing, sesuai dengan jurusan dan potensinya. Di balik ketiga esensi tersebut, belajar juga mempunyai makna. Pertama, makna belajar adalah untuk mempertahankan kehidupan (sur vival). Kita pahami bahwa dunia semakin meng global dan keras untuk dihadapi, sehinggadi butuhkan upaya-upaya tepat yang tidak bisa ditawar lagi. Upaya itulah yang kita dapat dari
foto-foto:heri p/pwara dinamika
20
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
proses pembelajaran. Makna kedua adalah un tuk mendapat kemandirian karena belajar ada lah suatu kegiatan untuk meningkatkan potensi dan mengembangkan wawasan. Terakhir, mak na belajar dapat mengubah kehidupan ke arah lebih baik dan berkualitas. Belajar adalah bagian ibadah. Kita harus berpedoman pada landasan tersebut. Jika kita menyadari hal itu, kita akan bisa belajar dengan ikhlas, sehingga hasilnya baik dan maksimal. Sesungguhnya niat belajar adalah untuk men dapatkan “kebutuhan” dunia dan akhirat. Bela jar tidak bisa kita identikkan untuk keberhasil an yang bernilai duniawi saja, melainkan dapat menambah pengetahuan kita terhadap bekalbekal yang bisa kita bawa di akhirat kelak, se hingga kita berhasil juga mendapatkan nilai akhirat yang lebih kekal. Dengan memahami kebutuhan untuk dunia dan akhirat ini, saya jamin setiap individu yang mau belajar akan mendapatkan sesuatu yang bermakna dalam kehidupan kita. Satu hal lagi bahwa dengan belajar, kita bisa masuk dalam alur kompetisi dan menakhlukan kompetisi itu karena kemam puan kompetensi yang kita asah terus lewat proses belajar. Kita bisa belajar dengan baik dan maksimal dengan syarat harus memperhatikan tiga daya dalam proses belajar yang bermartabat. Daya yang pertama adalah daya fisik. Saat ini, sudah saatnya kita menghilangkan cara belajar wa yangan. Besok ujian, malam ini kita lembur be lajar. Kita memerlukan manajemen waktu yang sesuai dan harus disiplin menjalaninya supaya
laporan utama
sistem belajar kita lebih terarah. Yang kedua, daya emosional. Daya emosional menuntut ki ta mampu melakukan empati kepada diri kita sendiri dan pada orang lain. Wujudnya, tujuan kita belajar ialah untuk mengasah potensi dan wawasan yang ada dalam diri kita, lantas kita pun wajib membagi atau mentransfer ilmu ki ta kepada orang lain, sehingga ilmu tersebut tidak putus sampai di diri kita saja. Kemudian yang ketiga adalah daya fikir. Ke mampuan berfikir seseorang tentu berbeda-be da dengan orang lain. Namun, cara yang paling ampuh untuk meningkatkan dan memperta hankan kemampuan berfikir kita berupa pola pembelajaran yang harus dianut seseorang ada lah belajar secara terus menerus. Jadi bukan belajar dengan sistem kebut semalam hanya untuk kebutuhan ujian esok harinya. Sekali la
gi, manajemen waktu sangat perlu diterapkan dalam proses pembelajaran. Dalam kesempatan ini, saya akan membeber kan kebiasaan yang dilakukan orang sukses, yang bisa kita simpulkan menjadi kebiasaan orang sukses. Untuk menjadi sukses, orang ha rus mampu mengenali diri sendiri karena de ngan mengenali dirinya, kita akan mengeta hui kekurangan dan kelebihan diri sendiri. Dari kekurangan dan kelebihan inilah kita bisame mahami apa saja yang kita butuhkan dan yang perlu kita hindari supaya diri kita semakin ber kembang dan tidak terjerumus dalam pemikir an yang dapat menjatuhkan kemampuan kita. Orang sukses juga selalu memiliki semangat untuk berubah, pantang menyerah, dan posi tive thinking. Ketiga perihal itu akan membuat kita selalu terpacu melakukan inovasi-inovasi yang membangun, tidak terpuruk dalam keg agalan yang dihadapinya, melainkan bangkit dari kegagalan, dan berprinsip bahwa semua hal jika dilakukan dengan penuh optimis pasti akan menelurkan keberhasilan sesuai harapan. Lalu, kebiasaan orang sukses yang paling men dasar adalah memiliki manajemen waktu. Den gan manajemen waktu yang teratur, kita akan menjadi individu yang menghargai proses pem belajaran, sehingga terdorong untuk selalu me lakukan hal terbaik dan memaksimalkan pro ses belajar.
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
21
laporan utama Prof. Suyanto, Ph.D.
Kuliah dan Teknologi Harus Berdampingan “Jadi apa setelah kuliah? Ini pertanyaan penting bagi saudarasaudara yang telah bersaing dengan puluhan ribu caloncalon mahasiswa UNY lainnya.” Itulah kalimat pembuka yang disampaikan Prof. Suyanto, Ph.D., Dirjen Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Nasional, kepada mahasiswa baru UNY dan calon cendekia muda UNY. Lewat stadium generalnya yang bertema “Mahasiswa dalam Perspektif Persaingan Global’, mantan Rektor UNY ini membuka wacana betapa pentingnya hubungan antara mahasiswa dan teknologi untuk terlibat dalam persaingan global. Oleh R h e a Y us t i t i e
U
ntuk menjawab pertanyaan pembu ka di atas, ada tiga peluang yang bi sa dipilih seorang mahasiswa sese lesainya mahasiswa tersebut dari sebuah perguruan tinggi. Mahasiswa bisame milih menjadi ilmuwan, menjadi pemimpin, menjadi enterpreneur, atau justru ketiganya. Yang terpenting, seorang mahasiswa harus me milih dan harus mempunyai cita-cita. Jika ingin menjadi ilmuwan, maka mahasis
foto-foto:laode/pwara dinamika
22
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
wa tersebut harus memiliki karakter khusus dari seorang ilmuwan. Seorang ilmuwan tidak mudah percaya tanpa analisis. Contohnya pada kasus contek massal di Surabaya tempo lalu, se orang ilmuwan tidak boleh langsung percaya bahwa contek massal tersbut memang benarbenar ada, melainkan harus melakukan analisis terlebih dahulu baru kemudian memberi kepu tusan dan kesimpulan bahwa contek massal tersebut benar ada atau justru tidak terbukti benar. Seorang ilmuwan juga harus memiliki kei ngintahuan yang kuat. Sebagai mahasiswa yang bercita-cita menjadi ilmuwan, Saudara harus
laporan utama
sarana untuk berdialog antara satu dengan yang lain. Dengan dukungan teknologi kita bi sa melakukan pekerjaan-pekerjaan dengan le bih efisien. Menyitir dari istilah yang diutarakan Presid en AS, Barack Obama, bahwa di dalam menja wab tuntutan global seperti saat ini, sebuah sistem harus memiliki kompeten yang paling ahli, serta komitmen yang kuat kepada penel itian dan teknologi. Luar biasa! Maka, untuk mecapai keberhasilan di dalam aktivitas seba gai mahasiswa, kita harus mampu bergerak ce pat dan berdampingan dengan teknologi yang mendukung kita jika kita bijak menggunakan nya.
foto-foto: dokumen humas unY
berhasrat untuk mendapatkan dan mengetahui hal-hal yang baru. Salah satu caranya adalah dengan banyak membaca berbagai sumber in formasi dan pengetahuan. Seorang ilmuwan harus menjunjung tinggi nilai kejujuran supaya tidak dijuluki seorang plagiator karena plagia risme harus terus dikikis dalam sebuah pergu ruan tinggi sebagai wujud implementasi pen didikan karakter. Untuk itu, ilmuwan harus mampu berpikir kreatif dalam mencoba ber bagai hal yang positif, inovatif, dan imajinatif atau berfikir futuristik karena imajinasi mer upakan hal yang sangat penting. Bagaimana pun, semua teknologi lahir dari imajinasi. Bagaimana dengan karakteristik pemimpin? Seorang pemimpin harus jujur, adil terhadap tim kerja, harus menjadi panutan (role model), demokratis, peduli terhadap kebutuhan rekanrekan secara vertikal dan horisontal, dan tegas. Dari itu semua, seorang pemimpin harus tahan banting, baik fisik maupun mental. Pemimpin tidak boleh sakit-sakitan atau merasa putus asa supaya bisa memimpin dengan optimal. Terakhir adalah karakteristik enterpreuner. Seorang enterpreuner harus mampu bersikap fleksibel dan mampu membaca situasi yang se lalu berubah. Selain itu, harus kreatif, bersifat otonomi atau tidak tergantung pada siapa pun, imajinatif, memiliki kemauan untuk berpresta si yang tinggi, memiliki sistem kendali, berjiwa leadership, mau bekerja keras, memiliki kemam puan persepsi, dan berani mengambil risiko. Saat ini kita berada dalam sistem teknologi yang semakin mengglobal dan menjamah siapa saja. Untuk itu, teknologi harus menjaditeman dalam hal pembelajaran di perkuliahan. Untuk mengawali ini, kita harus mengetahui ciri-ciri teknologi di era global. Teknologi saat ini me miliki kecepatan (speed) yang melaju pesat yang terbukti dengan sistem pemograman yang se lalu diperbaharui dan alat-alat teknologi yang tumpah ruah di pasaran dengan berbagai ke lebihannya. Teknologi juga menuntut keterhu bungan (connectivity). Misalnya milis yang mewadahi kita untuk mendiskusikan apa saja, kapan saja, dan dengan siapa saja tanpa ter batas. Selanjutnya intangible (suatu hal yang tidak tampak tetapi tetap ada), yang bisa dicontoh kan dengan email. Kita tidak bisa melihat wu jud dari aktivitas email, namun nyatanya kita bisa mempercayakannya untuk mengirim apa saja. Ciri terakhir adalah compatibility atau
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
23
liputan khusus
Dibalik berdirinya Fakultas Ekonomi UNY
dokumen humas uny
Demo atau aksi memang identik dengan mahasiswa. Hampir 6 tahun mahasiswa rumpun keilmuan ekonomi berjuang untuk terselenggaranya Fakultas Ekonomi (FE). Akhirnya Agustus 2011 FE resmi didirikan meskipun pemangku jabatan dekan masih sementara, Sardiman AM, M. Pd. Mulanya memang belum ada keinginan membangun fakultas baru untuk rum pun ekonomi. Selama ini UNY mengga bungkan rumpun keilmuan ekonomi dalam rumpun keilmuan sosial. Berbe da dengan universitas setara Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang lain seperti UNESA, UNNES, atau UNS, UNY termasuk LPTK yang terlam bat dalam menyelenggarakan FE. Hal ini bukanlah suatu halangan untuk menjadikan FE UNY kalah bersaing de ngan FE LPTK lain. Rektor UNY, Prof. Dr. Rohmat Wahab MA, M. Pd., dalam 24
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
pidato peresmian FE mengungkapkan bahwa keterlambatan dibukanya FE me rupakan sikap hati-hati dalm melaku
kan pengembangan kampus. Keinginan mahasiswa rumpun keil muan ekonomi untuk berpisah dari keil muan sosial cukup besar. Hal ini dibuk tikan dengan adanya aksi mahasiswa yang rutin digelar sejak 2006. Ketaku tan anggapan tidak diakuinya Sarjana Ekonomi yang berasal dari Fakultas Il mu Sosial dan Ekonomi-lah yang mela tarbelakangi aksi-aksi tersebut. Pandu Adhi Wicaksono S. E., mantan mahasis wa rumpun ekonomi yang ikut aktif berjuang mendirikan FE. Pandu pernah tercatat sebagai Ketua Himpunan Ma
liputan khusus
hasiswa (Hima) Manajemen periode 2006-2007 juga merupakan salah satu pendiri Forum Komunikasi Mahasiswa Rumpun Ekonomi (FKMRE). Bukan Sekadar Aksi FKMRE inilah yang disebut-sebut se bagai tonggak berdirinya FE. Pandume ngatakan bahwa pada dasarnya Fakul tas Ilmu Sosial (FIS) berbeda dengan de ngan FE. Keberadaan prodi-prodi rumpun ekonomi dalam FIS dianggap tidak masalah namun bagi Pandu jika hal ini dibiarkan terus menerus akan merugikan lulusan rumpun ekonomi.
Ketidakpercayaan dunia kerja pada SE yang lulus dari FIS cenderung tinggi. Oleh sebab itulah Pandu dan kawankawan yang tergabung dalam FKMRE berjuang memisahkan FIS dan FE. Banyak usaha yang terus dilakukan dari tahun ke tahun. Di antaranya ada lah menggelar demo atau aksi. Diawali pada OSPEK 2006, mahasiswa baru bah kan diajak serta untuk memperjuang kan FE. Audiensi dengan Alm. Prof. H Su geng Mardiyono, PhD., mantan Rektor UNY sempat dilakukan. tidak sampai itu saja kemudian FKMRE terus berdiskusi, menggelar aksi demi terwujudnya mi
si mereka bersama. Akhirnya FKMRE di akui oleh Dekan FISE, Sardiman Am, M. Pd. Kemudian Sardiman mengeluarkan surat dukungan penuh akan berdirinya FE serta mendukung penuh FKMRE se bagai wadah perkembangan FE. Tidak ada gading yang tak retak, pro dan kon tra terus terjadi dalam usaha peresmian FE. Pembacaan kurangnyatenaga pen didik yang berkompeten adalah salah satu tembakan kontra fakultas ini berdi ri. Selebaran gelap hampir selalu ada di pojok fakultas untuk menentang berdi rinya FE. Sampai akhirnya, Agustus 2011 FE resmi dibuka sebagai fakultas baru di UNY. Menurut Pandu, berdirinya FE merupakan salah satu poin dalam suatu grand design. Masih ada banyak catatan yang harus dilakukan untuk pengembangan FE kedepan. Bangga FE diresmikan Selain kebanggaan atas resmi ber dirinya FE, Pandu yang kini resmi me nyan dang gelar SE mengungkapkan harapannya kedepan. Pandu sangat ber harap nantinya seluruh civitas akade mika yang baru harus mampu membuk tikan secara nyata bahwa ilmu ekonomi dapat berkembang jauh lebih pesat dibawah bendera Fakultas Ekonomi UNY. Besar kemungkinan nama FE beru bah lagi menjadi Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNY, namun ini hanya pan dangan saya,” lanjut Pandu. Ades Setya ningsih, mahasiswi Ilmu Manajemen UNY tingkat akhir juga mengaku bang ga akhirnya FE resmi berdiri. Ades sem pat ikut serta memperjuangkan FE ber sama Pandu, baginya lelah unjuk aksi memperjuangkan pendirian FE terba yar sudah. Ades yang sedang menem puh skripsi menyatakan siap untuk lu lus sebagai SE resmi dari FE. Ades pun punya harapan yang sama seperti Pan du yaitu perjuangan yang selama ini dilakukan sampai berdirinya FE tidak dilupakan begitu saja. ”Besar harapan kami untuk melihat FE lebih baik dari sekarang, estafet perjuangan harus se lalu ada dan kami percaya kalian bisa,” pesan pamungkas Pandu. Rhea Yustitie
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
25
liputan khusus
Fakultas Ketujuh yang Ditunggu
Dokumen humas uny
Bertambah lagi hari bersejarah bagi UNY. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23/2011 tertanggal 22 Juni 2011 tentang organisasi tata kerja UNY, akhirnya UNY berhasil meresmikan Fakultas Ekonomi (FE) pada 30 Juli 2011. Acara peresmian tersebut dilaksanakan di pelataran gedung Dekanat FE dan dihadiri oleh segenap dosen dan pegawai UNY. FE yang merupakan fakultas ketujuh mi lik UNY kini telah mantap berpijak. Hal ini ditandai dengan kokohnya gedung Dekanat FE yang berdiri di atas lahan seluas luas 2.898 m2. Gedung yang ter diri dari tiga lantai ini telah menelan da na APBNP sebesar Rp9.158.209.465,38. (sembilan milyar seratus lima puluh de lapan juta dua ratus sembilan ribu em pat ratus enam puluh lima koma tiga puluh delapan rupiah). Pendirian fakultas ini sudah dirintis sejak dua tahun yang lalu. Dasarnya adalah keberadaan program studi Ma 26
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
najemen dan Akuntansi yang saat itu masih bernaung di bawah benderaFa kultas Ilmu Sosial (FIS) pernah dikeluh
kan alumni karena mengalami perma salahan di organisasi profesi. Keluhan tersebut kemudian ditindaklanjuti de ngan rencana pendirian FE yang terle bih dahulu dijembatani dengan peru bahan FIS menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi (FISE). Sutrisna Wibawa, M.Pd., selaku Wak il Rektor II menjelaskan bahwa usulan pendirian FE ini sudah disampaikan se jak setahun lalu. Sebelum ditandatanga ni Menteri Pendidikan Nasional, sudah lebih dulu disetujui Menteri Pendaya gunaan Aparatur Negara dan Reforma
liputan khusus
si Birokrasi. Persetujuan inilah yang se makin memantapkan niat UNY untuk membangun gedung dekanat FE yang kini menjulang di antara fakultas-fakul tas lainnya. “Nantinya di bagian bela kang gedung tersebut akan dibangun lagi gedung setinggi empat lantai untuk kegiatan perkuliahan FE. Pembangunan gedung-gedung ini dalam rangka me menuhi kebutuhan pengembangan aka demik,” jelas Sutrisna Wibawa. Jumlah mahasiswa dari tahun ke tahunsemakin bertambah, seiringde nganperkembangan program studidan daya tampung secara nasional. Dalam perkembangan ini, tentu tidak dapat dipungkiri bahwa UNY membutuhkan fasilitas yang memadai. “Perkembang an jumlah mahasiswa harus diikuti de ngan penambahan fasilitas, salah sat unya gedung. Disamping itu, dengan adanya pengembangan Fakultas Ekono mi, maka dibutuhkan pembangun an
jaga ukhuwah terkait dengan keilmuan, kemanusiaan antarsesama dan sejawat komunitas FISE. Sebab visi di fakultas sesuai dengan UNY yaitu misi kependi dikan. Di samping itu secara keilmuan, adanya FE terkait kajian dan studi ten tang ekonomi akan lebih cepat dan ma ju karena lebih fokus. Dari segi ukhu wah kemanusiaan, karena berasal dari satu komunitas yang sama, sehingga saling membantu untuk berkembang bersama-sama. “Mudah-mudahan akan menjadi pertimbangan dan apa yang Rumpun Keilmuan Lahirnya fakultas baru FE maupun dimaksud dengan perluasan mandat.,” FIS, jumlah mahasiswa diperkirakan harapnya. Dalam sambutan peresmiannya, ber tambah, sehingga dimungkinkan pengembangan Prodi sesuai tuntutan Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, per kembangan. Dimungkinkan akan M.Pd., M.A., mengatakan bahwa FE me tumbuh program studi baru, seperti miliki dua tugas utama. Pertama, FE ber Ekonomi Syariah atau Ekonomi Islam. tanggung jawab mengawal pendidikan Sementara Dekan FISE sekaligus pejabat ekonomi yang secara historis merupa Dekan FE, Sardiman AM, M.Pd., berha kan bagian dari rumpun keilmuan so rap pemekaran fakultas ini tetap men sial dalam konteks ilmu kependidikan. Ke depan diharapkan terus ada koordi nasi dengan ilmu-ilmu sosial untuk me majukan Ilmu Pengetahuan Sosial, baik dalam jenjang pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar, maupun menengah. Kedua, FE merupakan suatu institusi yang mengawal ilmu ekonomibertang gung jawab juga mengembangkan ilmu-ilmu ekonomi dan menghasilkan ahli ekonomi yang dilandasi nilai-nilai religius dan visi kerakyatan.Selainitu, FE diharapkan mampu mengoptimal kanSDM-nya untuk terus meningkat kan profesionalisme, sehingga dapat memberikan kontribusi yang berartiba gi pengembangan keilmuan dan meng hasilkan intelektual muda bidangeko nomi. ruang-ruang untuk kegiatan akademik Fakultas Ekonomi,” papar SutrisnaWi bawa. Pembangunan sendiri merupa kan bagian dari rencana pengemba ngan induk UNY yang mengaturzona kampus dan terbagi atas zona akade mik, zona perkantoran, zona kegiatan kemahasiswaan, zona fasilitas umum, zona usaha, dan taman kuliner Karang malang yang telah diresmikan penggu naannya.
Ariska Prasetyanawati
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
27
kabar dari luar Kewirausahaan Belum Menjadi Pilihan Mahasiswa dan Pemuda
Hanya 4 dari 100 yang Bertahan 5 Tahun
dokumen pribadi
Asisten Deputi Pengembangan Kemitraan dan Keolahragaan Kemenpora Ir Imam Bonila Sombu (kiri) membuka diskusi kewirausahaan untuk Mahasiswa yang menghadirkan dua pembicara yakni Pengusaha Muda Yogyakarta Firmansyah Budi Prasetyo (duduk dua dari kiri) dan Ketua II Kospin Jasa Teguh Suhardi (duduk dua dari kanan)
Kewirausahaan hingga kini belum menjadi pilihan utama bagi generasi muda. Padahal pilihan tersebut membe rikan kesempatan bagi pemuda untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Kondisi tersebut, tidak hanya dipen garuhi oleh mindset dan keinginan yang masih rendah. Namun juga dipengaruhi oleh sulitnya untuk mengakses permo dalan dari lembaga keuangan. Hal terse but diakibatkan kebijakan lembaga keuangan yang memilih untuk menya lurkan bantuan keuangan kepada usaha yang sudah berjalan dengan baik. Kebijakan tersebut menunjukan arah bantuan modal hanya dapatdiakses un tuk pengembangan usaha.Sementara sebagai pemain baru dalam usaha,ma hasiswa atau pemudamenurutDia, membutuhkan bantuan permodalan untuk memulai usaha. “Mana mungkin kita akan memulaiusahajika tanpa mo dal. Dan hal tersebut tentunya membu tuhkan akses yang tidak mudah,” tu tur Ketua II Kospin Jasa Teguh Suhardi 28
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
dalam diskusi kewirausahaan untuk Mahasiswa beberapa waktu lalu. Mengutip hasil sejumlah survey yang dilakukan, tercatat saat ini baruseban yak 100 sarjana yang menjadi wirausaha baru, hanya hanya 20 orang yang dapat bertahan hingga di tahun kedua. Dari jumlah tersebut tercatat hanya ada em pat orang yang mampu mempertahan kan usahanya hingga di tahun kelima. Kenyataan tersebut menurut Dia, harus disikapi oleh lembaga keuangan untuk mengeluarkan kebijakan baru me nge nai bantuan permodalan bagi wirausaha baru. “Kredit tanpa agunan dala berbagai bentuk namun memiliki tujuan bantuan permodalan dapat men jadisolusi yang tepat,” tambahnya. Pengusaha Muda Yogyakarta Fir mansyag Budi Prasetyo mengatakan, menjadi wirausaha adalah sebuah pili han jalan hidup. Hal tersebut tidak han ya dapat diambil berdasarkan bakat dan keinginan dari seseorang. Perkem bangan ilmu pengetahuan telah men jadikan kegiatan kewirausahaan dapat
dipelajari di bangku pendidikan. Dalam mengembangkan bisnis, na ma produk menurut Dia, memiliki per anan paling penting untuk memulai usaha. “Nama menjadi magnet utama yang akan bersentuhan secara langsung dengan masyarakat yang nantinya akan menjadi konsumen,” tandas pemilik usaha Tela Krezz tersebut. Selain itu, faktor dominan lain yang mempengaruhi pengembangan usaha adalah kualitas dari produk yang diha silkan. Jika bisnis yang dikembangkan dalam hal kuliner, maka kualitas rasa menjadi factor yang tidak dapat dita war. Sementara jika usaha yang diba ngun dalam bidang jasa, maka kualitas pelayanan dinilainya menjadi hal yang harus selalu mendapat perhatian. Sementara Asisten Deputi Pengem bangan Kemitraan dan Keolahragaan Kemenpora Ir Imam Bonila Sombu me nilai, kewirausahaan menjadi salah sa tu solusi memberikan kegiatan bagi ma hasiswa maupun pemuda. Tidak hanya untuk mengisi waktu, namun demikian
kabar dari luar kegiatan yang bernilai positif tersebut berpeluang untuk terus dikembangkan sebagai modal melanjutkan kehidupan. Dengan mengembangkan usahadi sela-sela aktivitas belajar, mampu men
cegah mahasiswa dan pemuda terjebak pada kegiatan organisasi yang tidak je las dan cenderung merugikan. “Pemuda adalah agen perubahan. Dengan pem berian fasilitas untuk menjadi pengusa
ha muda akan mampu mengurangi ke terlibatan mereka pada kegiatan yang tidak bermanfaat dan cenderung meru gikan,” tandasnya. Sugianto
Jurnalistik, Karya Sastra dan Politik di Indonesia
Berkarakter dan Memiliki Hubungan Kuat
dokumen pribadi
Karya sastra dan politik di Indonesia memiliki hubungan yang sangat kental. Bahkan jika dibandingkan denganper kembangan karya sastra di luar negeri, di Indonesia perkembangan hubungan keduanya memiliki karakteristikyang sangat kuat. Penyajian karya sastra dan budaya di Indonesia mendapatkan ruang yang sangat luas di media masa. Hal tersebut terlihat dari banyaknya wartawan seba gai pelaku jurnalistik yang juga menulis sastra dan politik di Indonesia. “Salah satu yang terlihat nyata me ngenai hubungan sastra, politik dan me dia masa di Indonesia adalah Mochtar Lubis. Kalau kita bicara Mochtar Lubis ini maka akan terlihat semakin kental hubungan antara politik dan karya sas tra di Indonesia,” ujar PenelitiAsian Studies Program, School of Social Scien ces and Humanities, Faculty of Arts, Ed ucation and Creative Media, Murdoch University, Murdoch, Western Australia Prof David.T.Hill pada diskusi buku ter
barunya berjudul Jurnalisme dan Poli tik di Indonesia. Dari hasil riset yang dilakukannya, Mochtar Lubis pada dasarnya tidak han ya dapat disebut sebagai wartawan. Na mun sosoknya juga pantas disebut se bagai intelektual sekaligus sastrawan. Dari karya-karyanya Mochtar Lubis menjadi sosok intelektual yang sekuler namun modern. Karya-karya yang dihasilkan Mochtar Lubis diakui, mampu mendiskripsikan secara lugas apa yang sedang terjadi di Indonesia. Kepiawaian Mochtar Lu bis merangkai karya, menjadikan seti ap karyanya dapat dengan mudah di mengerti oleh publik di luar negeri. “Mungkin disini bahasanya semacam sebagai broker atau pialang namun ba hasanya mudah dimengerti oleh orang asing,” tandasnya lebih lanjut. Pakar Ilmu Komunikasi Dodi Ambar di menilai, sosok Mochtar Lubis tidak dapat dilepaskan peranannya dalam perkembangan sejarah jurnalistikdi In
donesia. Dari catatannya, ada tigape ran penting dari Mochtar Lubis seper ti yang diungkapkan oleh Prof David. T. Hill. “Tidak hanya wartawan, tetapi ju ga sebagai intelektual serta sastrawan dan budayawan,” tandasnya. Mochtar Lubis dari catatannya, dike nal sebagai seorang jurnalis yang cinta dengan pemerintahan bersih dan ber martabat. Karya jurnalistiknya menem patkan Mochtar Lubis dalam jajaran po litikus yang elit di tingkat atas. Namun demikian karya jurnalisitik yang diha silkan selalu dinanti mendatkan perha tian baik dari kalangan elit maupun pu blik pada umumnya. Dalam perjalanan karir jurnalisme sosok Mochtar Lubis menurut Dodi, karya yang ditinggalkan selalu men inggalkan rekam jejak yang tidak han ya bersifat personal tetapi juga umum. Namun yang paling dikesankan olehn ya adalah, tingginya semangat untuk kritis, oposisi dan melawan penguasa. Sugianto
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
29
kabar dari luar Seminar
Semangat, Optimis, Kritis Modal Meraih Sukses
30
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
dokumen pribadi
Semangat atau spirit merupakan se buah sikap yang harus terus digelora kan oleh seseorang jika ingin meraih sukses. Tanpa adanya semangat untuk berubah, keinginan untuk merubah na sib dan karir tidak akan mudah dilaku kan. Sementara dengan semangat dan ra sa percaya diri, maka kesuksesan bu kan menjadi hal yang mustahil untuk dicapai. Hal tersebutlah yang ditekan kan oleh CEO General Electric (GE) Indo nesia Dr Handry Satriago dalam diskusi leadership and globalization di Yogyakar ta belum lama ini. Semangat menurut lelaki kelahiran Pekanbaru tersebut, menjadi sebuah peng alaman yang dirasakan sendiri. “Saya divonis mengalami kanker kelen jar getah bening pada usia 17 tahun. Akibatnya saya mengalami kelumpuh an sejak saat itu,” tuturnya lelaki yang tercatat lahir pada 13 Juni 42 tahun la lu tersebut. Perjalanan untuk mencapai posisi menjadi CEO diakuinya tidak mudah di ca pai seperti membalikan telapak tangan. Keputusasaan menjadi factor penghalang pertama yang muncul keti ka vonis kanker diberikan oleh dokter. Hal tersebut dikarenakan banyaknya aktivitas yang selama ini ditekuni harus ditinggalkan karena sakit tersebut. Kelumpuhan yang harus dideritaka rena sakit tersebut memaksanya harus menjalani hidup dari atas sebuah kur si roda. Hal tersebutlah yang paling membuatnya harus merasa kehilangan kekuatan untuk meneruskan kehidupan yang telah dijalani. Beruntung dukung an orang tua menjadi penyelamat yang dirasakan sehingga bisa berkarya hing ga saat ini. “Aktivitas saya dulu cukup banyak. Di bidang seni ada teater dan di dunia out dor saya penyuka kegiatan panjat tebing. Beruntung dukungan dari orang tua sangat kuat sehingga saya kembali lagi menjalani hidup dengan seman
gat dan kecerian,” tandasnya padaaca ra motivasi yang diikuti oleh ratusan orang mahasiswa tersebut. Dari pengalaman hidup yang dija laninya, untuk mencapai sukses sema ngatyang muncul harus diperkuat de ngan cara berpikir optimis. Pemikiran berbeda pendapat dengan menawarkan pemikiran baru diakuinya menjadi pin tu sukses yang kini didapatkannya. Ke percayaan menjadi CEO diperoleh sete lah berupaya untuk mempertanyakan visi dari GE Internasional yang disam paikan ke CEO GE Dunia. Sebuah visi menurut Handry menja di sebuah factor paling penting ketika seseorang ingin mencapai sukses. Na mun sebuah visi tidak akan memiliki ar
ti sama sekali jika tidak diikuti dengan usaha secara konkret. “Banyak yang berpikir setelah saya berani bertanya tentang visi ke pimpi nan saat itu, yang ada selanjutnya ada lah tinggal menunggu kapan saya akan dikeluarkan dari perusahaan. Tapi un tungnlah tidak dan nyatanya enam bu lan kemudian saya jadi justru menda patkan kepercayaan menjadi CEO GE Indonesia,” tandasnya. Teori lain yang didapatkan Handry dari pengalamannya adalah, adanyahu bungan yang kuat antara konsep lead ership dengan follower atau pengikut. Menjadi pengikuti diakuinya tidak sela manya buruk. Karena menjadi pengi kuti yang baik pada kenyataanya dapat
kabar dari luar mendukung kinerja dari leader untuk memajukan organisasi. Namun hingga kini kepemimpinan diakuinya masih lebih dominan diban
dingkan dengan pengembangan konsep followership yang baik. Diyakininya, per usahaan yang mampu mengem bangkan sikap follower yang baik kepa
da karyawan akan menemukan keun tungan yang besar diantaranya adalah loyalitas dari karyawan. sugianto
Hasil Riset National University of Singapore
Jatuhnya Orde Baru, Desentralisasi dan Demokratisasi
dokumen pribadi
Jatuhnya rezim orde baru yang diikuti kehadiran reformasi memberikan dam pak positif bagi perkembangan kehidu pan bernegara di Indonesia. Hasil pene litian dari Prof Tim Bunnel dari Lembaga Riset Asia dari National University of Si ngapore, dampak positif yang terlihat adalah munculnya kebijakandesentrali sasi dan demokratisasi. Kedua kebijakan tersebut menjadi sebuah kebutuhan bagi kehidupan ber negara untuk dapat bergerak menjadi negara maju. Namun demikian, kepu tusan positif tersebut masih belumda pat memberikan manfaat secara maksi mal bagi Indonesia. Hal tersebut tidak terlepas dari belum diikutinya desentra lisasi dan demokratisasi dengan trans paransi dan akuntabilitas. Justru yang terlihat, desentralisasi dan demokratisasi yang bergulir diikuti dengan praktik korupsi, kolusi, nepo tisme yang semakin meluas. “Justru yang terjadi desentralisasi korupsi, ego kedaerahan dan kerjasama yang buruk antar daerah,” tutur Bunnel dalam ke sempatan pemaparan hasil penelitian nya di Yogyakarta beberapa waktu lalu. Desentralisasi yang dimaksudkan untuk mendekatkan kebijakan dengan masyarakat agar terjadi kesesuaian ke butuhan disebutkannya, justru diikuti dengan kemunculan sejumlah kasus ko rupsi yang melibatkan kepala daerah. Dari catatannya, puluhan bupati kepa la daerah di Indonesia yang saat ini po sisinya sedang tidak beruntung karena tersangkut kasus korupsi. Kendati demikian dari riset yang di lakukannya, ada juga daerah yang ber hasil menerapkan desentralisasidan demokratisasi dalam tatanan pemerin tahannya. Yogyakarta dan Solodisebut
kan Bunnel menjadi daerahyang patut untuk dicontoh oleh daerahlain di Indo nesia. Keduanya berhasil mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pembangunan di era otonomi daerah. Penilaian tersebut tidak terlepas dari diperolehnya sejumlah penghargaan oleh kedua daerah dari pemerintahpu sat.Secara khusus penilaian positif di berikan BUnnel kepada Walikota Solo Joko Widodo alias Jokowi. “Beliau mili ki kemampuan kepemimpinan, perenca naan yang baik, merangsang rasa ke pe milikan masyarakat dalam proses perubahan,” tuturnya. Sementara dari sisi perencanaan pe nataan kota daerah yang menurutDia berhasil melakukan adalah Palembang, Tarakan, dan Pekalongan. Pemerintah Palembang dinilai mampu melakukan
penataan sungai. Seperti diketahui keberadaan sungai Musi di Palem bang saat ini masih menjadi kawasan penyangga ekonomi masyarakat. Sementara Tarakan disebutkannya, berhasil melakukan perencanaan tata kota sesuai dengan kebutuhan tata geo grafis daerah tersebut. Lima prioritas kebijakan pembangunan yang dimiliki kota tersebut yakni Transportasi, Pen didikan, Aparatur Pemerintahan, Ling kungan Hidup dan Pemukiman sesuai dengan kebutuhan daerah. Kebijakan pembangunan yang dila kukan Tarakan, didukung oleh kepemi likan sejumlah potensi sumberdaya alam yang dimiliki. Minyak, gas, batu bara dan sejumlah bahan galian C men jadi sumber daya yang sangat mendu kung kebutuhan daerah. Sugianto
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
31
berita MEDIA PEMBELAJARAN
MICROSOFT EXCEL BERBASIS MULTIMEDIA
dokumen humas FT
Agus Buchori, mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika Fakultas Teknik (FT) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menciptakan media pembelaja ran Microsoft Excel berbasis multime dia. Dengan adanya media pembelaja ran microsoft Excel berbasis multimedia diharapkan dapat mempermudah pe sertadidik dalam mempelajari Micro soft Excel. Selain itu program ini juga menyediakan tutorial yang tidak mu dah didapatkan pada materi-materi la in sehingga menjadikan proses belajar lebih mendalam dan beragam. Media pembelajaran ini merupakan hasil skripsi Agus dibawah bimbingan Drs. Kadarisman Tejo Yuwono. Pencip taan ini dilatarbelakangi media yang di gunakan untuk pembelajaran, selama ini, hanya sebatas buku-buku yang di pinjam diperpustakaan, lembar kerja siswa (LKS) dan ceramah. Kreatifitas guru untuk memaksimalkan fasilitas me dia dengan menggunakan media animasi untuk mendukung proses pem belajaran Microsoft Excel sangatlah ku 32
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
rang. Padahal, peran media pembelajar an menjadi sangat penting didalam strategi pembelajaran dikarenakan se bagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi situasi, kondisi, dan lingkungan belajar yang direncanakan, dipersiapkan dan diciptakan oleh guru. Penggunaan media dalam proses pem belajaran dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan bela jar dan bahkan membawa pengaruhpengaruh psikologis terhadap siswa. Se lain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan
pemahaman, menyajikan data dengan menarik. Secara keseluruhan ada sembilan tampilan pada media ini, yakni (1) Tam pilan Intro merupakan tampilan perta ma kali kita membuka media pembela jaran Microsoft Excel untuk menuju ke bagian pentunjuk penggunaan dalam tampilan ini juga terdapat judul me dia pembelajaran Microsoft Excel; (2) Tampilan petunjuk penggunaan yang mana berisikan petunjuk penggunaan media pembelajaran Microsoft Excel; (3) Tampilan pengenalan media pembe lajaran Microsoft Excel yang berisi ani masi dan pengenalan media pembe lajaran Microsoft Excel; (4) Tampilan pendahuluan berisi kompetensi yang harus dicapai berdasarkan pada kuri kulum KTSP 2006; (5) Tampilan mate ri yang mana dibagi menjadi 4 materi dan setiap materi berisi pokok bahas an masing-masing, yakni: Materi per tama berisi tentang pengenalan latar atau layout, ikon-ikon pada Microsoft Excel, serta pengenalan tentang mem
berita buat dokumen pada Microsoft Excel, Materi kedua berisi tentang mengolah data angka pada Microsoft Excel, Materi ketiga berisikan tentang menggunakan fungsi pada Microsoft Excel sedangkan Materi keempat tentang menyisipkan gambar, grafik pada Microsoft Excel; (6) Tampilan Latihan, yang berisi 10 soal pilihan ganda dilengkapi dengan hasil jawaban yang benar dan hasil jawaban
yang salah, dan skor untuk memberi kan nilai; (7) Tampilan Tes Evaluasi ber isikan 15 soal pilihan ganda yang juga menampilkan hasil jawaban yang be nar dan hasil jawaban yang salah, dan skor; (8) Tampilan profil yang mana ter dapat informasi biodata pembuat me dia pembelajaran Microsoft Excel; (9) Tampilan Exit/ Keluar. haryo
Studi Banding
Demi Pengembangan Ilmu dan Kerja Sama
Dokumen Humas PPs
Mahasisawa Program Studi S-2 Pendi dikan Matematika, Program Pascasar jana (PPs), UNY, angkatan 2010 melak sanakan stu di banding ke Program Studi Pendidikan Matematika PPs Uni versitas Malang (UM) pada Selasa (26/6/11). Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan Program Studi Pendi dikan Matematika PPs UNY untuk me ngembangkan diri secara keilmuan dan menjalin kerjasama dengan universitasuniversitas lain di Indonesia. Kegiatan seperti ini merupakan kegiatantahun anyang dilaksanakan oleh Program Stu di Pendidikan Matematika PPs UNY den gan mengunjungi berbagai perguruan tinggi yang berbeda setiap tahunnya. Rombongan mahasiswa Pendidikan Matematika PPs UNY didampingi oleh Ketua Program Studi, Dr. Jailani; Sekre
taris Program Studi, Dr. Dhoriva Urwa tul W., dan Dosen Program Studi Pendi dikan Matematika PPs UNY, Dr. Heri Retnawati. Pada studi banding kali ini, UNY disambut secara langsung oleh Ketua Prodi Pendidikan Matematika PPs Malang, Dr. Edi Bambang dan bebera pa perwakilan mahasiswa pendidikan matematika PPs UM. Dalam sambutan nya, Dr. Edi Bambang menyampaikan ucapan selamat datang dan terima ka sih kepada rombongan mahasiswa dan dosen Pendidikan Matematika PPs UNY. Beliau sangat berharap kegiatan seperti ini senantiasa dilestarikan untuk men jalin komunikasi dan kerjasama dalam perkembangan keilmuan khususnya pendidikan matematika. Selama kunjungan di PPs UM, maha siswa melaksanakan berbagai kegiatan,
diantaranya diskusi antara mahasiswa dengan pengelola prodi, diskusi antar mahasiswa, dan kunjungan ke berbagai fasilitas penunjang pendidikan di PPs UM. Fasilitas yang menjadi tempat favo rit mahasiswa adalah perpustakaan. Selama di perpustakaan, rombongan mahasiswa PPs UNY memanfaatkan ke sempatan untuk mencermati berbagai koleksi buku yang ada. Tidak ketinggal an, mereka juga ikut mengamati bukubuku tesis karya mahasiswa Pendidikan Matematika PPs UM. Kesan yang disam paikan sebagian besar mahasiswa pe serta studi banding adalah bahwa keg iatan seperti ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk saling bertukar infor masi terkait perkembangan pendidikan khususnya pendidikan matematika. Anggit P
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
33
berita penemuan
TEMPE RAGI DAUN WARU
dokumen humas FMIPA
Sebagai salah satu sumber protein se lain daging dan ikan, tempe memberi kan solusi yang terbaik bagi masyarakat Indonesia karena selain harganya yang murah juga mudah didapat di Indonesia sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan protein sehari-hari.Keku rangan protein bagi tubuh akan menim bulkan berbagai penyakit diantaranya yaitu kwarsiorkor, marasmus, trombo sis, osteoporosis, kanker payudara, pe ningkatan resiko jantung, dan masih banyak lagi. Kadar protein dalam tempe juga tidak berbeda jauh dengan kadar protein dalam daging. Kebutuhan pro tein yang tinggi memang sangat diper lukan. Tempe selain memiliki rasa yang enak juga mudah diolah.Solusidari per masalahan ini yaitu melakukan peneli tian untuk mengetahui kadar protein yang lebih tinggi dari sumber protein yang murah dan mudah didapat yaitu tempe. Selain itu dalam hal kualitas sep erti keawetan dan rasa bisa didapatkan tempe yang lebih unggul dari tempe konvensional. Sekelompok mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogya karta (UNY) yaitu Yulia Linguistika dari 34
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
prodi pendidikan matematika, Chomari yah prodi pendidikan biologi dan Ah madHanif Sidiq dari prodi pendidikan kimia membuat tempe yang difermen tasikan menggunakan daun waru (Hi biscus tiliaceus). Ide ini bermuladari keinginan untuk mengetahui kadar pro tein tempe dengan ragi daun waru yang ternyata lebih unggul dari tempe de ngan ragi konvensional. “Sebelumnya kami telah melakukan penelitian de nganmembandingkan kandungan pro tein tempe yang difermentasikan meng gunakan daun waru dengan tempe yang difermentasikan menggunakan ra gitempe konvensional,” kata Yulia Lin guistika, “Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa protein yang ter kandung dalam tempe ragi daun wa rulebih besar daripada kadar protein pada tempe konvensional dan kami ju ga akan melakukan penelitian lanjutan dengan menguji kandungan protein pa da ragi daun waru dan menguji kualitas tempe yang difermentasikan dengan daun waru dalam hal penampakan, ra sa, dan keawetan.” Chomariyah mengungkapkan bahwa dalam pembuatan tempe ini pertama kali harus dibuat ragi daun waru de ngancara melubangi daun waru dengan jarak antarlubang sekitar 0,5 cm atau bisa juga dengan parutan,kemudianta buri daun waru yang dilubangitersebut dengan kedelai yang telah siap menjadi tempe lalu ditumpuk dan dan dibiarkan kurang lebih dua harihinggamenjamur putih. Setelah berjamurputih laludipi sahkan satu demi satu dan dijemur sam pai kering, setelah keringdaun waru tersebut ditumbuk agar menja dibubuk. “Untuk membuat tempe da unwaru, kedelai direndam selama2 jam dan direbus selama 1,5 jam kemu dian kedelai itu dipecah menjadi 2 ba
berita gian” kata Chomariyah, “Lalu kedelai direndam kembali selama 1 malam ke mudian dikukus lagi selama 1,5 jam, di amkan agar dingin baru dicampur ke delai yang telah dikukus dengan ragi daun waru secara merata dan dibung kus dengan daun.” lanjutnya. Ahmad Hanif Sidiq mengatakan setelah dianali sa di Laboratorium Kimia Fakultas MI PA UNY, kandungan protein pada tem
pe yang difermentasikan dengan daun waru sebagai bahan alternatif penggan ti ragi adalah sebesar 17,44% sedang kan kandungan protein pada tempe yang difermentasikan dengan ragi bia saadalah sebesar 16,25% dengan sam pel 0,24 gram tempe konvensional dan 0,23 gram tempe ragi daun waru. “Ke simpulannya kandungan protein pada tempe yang difermentasikan dengan
daun waru lebih tinggi 1% dibanding kandengan kandungan protein pada tempe yang difermentasikan dengan ragi tempe, selain itu daun dan akar waru juga mengandung saponin dan flavonoid” ungkap Hanif, “Penelitian ini berhasil lolos dalam Pekan Ilmiah Ma hasiswa Nasional bidang penelitian di Makasar 18-23 Juli yang akan datang”. Dedy Herdito
ujian doktoral
DOKTOR BARU PRODI PGSD UNY
Dokumen humas FIP
Dosen Prodi PGSD, Fakultas Ilmu Pendi dikan (FIP) Universitas Negeri Yogyakar ta (UNY) Ali Mustadi S.Pd, M.Pd berhasil meraih doktor di bidang pendidikan ba hasa Inggris di PPs (Program Pascasar jana) UNNES (Universitas Negeri Sema rang) setelah berhasil mempertahankan disertasi berjudul English Syllabus De sign for Elementary School Teacher Edu cation Department, Faculty of Education, State University of Yogyakarta: A Study to Develop an Alternative English Syllabus’. Di hadapan tim penguji yang terdiri Prof. Dr. Sudijono Sastroatmojo, Msi (Re ktor/Ketua Tim), Prof. Dr. Samsudi, MPd (Direktur PPs/Sekretaris), Prof. Retmono, MA, PhD (Promotor), Prof. Mursid Saleh, MA., PhD (co-promotor), BambangSu geng, PhD (anggota promoter/UNY), Prof. Warsono, MA (penguji),dan Prof.
Abbas Achmad Badib, MA., Dipl TEFL, PhD (penguji luar/UNESA Surabaya),Ali Mustadi menyatakan kebutuhanmaha siswa sebagai calon guru sekolahdasar terhadap kompetensi Communicative English sangat diperlukan karena sejalan dengan tuntutan profesi dan kebutuh an masyarakat akan kompetensiBahasa Inggris, terutama tuntutan akan English for Bilingual Intruction di RSBI (rintisan Sekolah BErstandar Internasional) dan SBI (Sekolah Berstandar Internasional). “Sangat mendesak kebutuhan akan kompetensi bahasa Inggris Spoken mau pun Written dan English for Instruction bagi calon guru SD terutama untuk se kolah bertaraf internasional. Silabus alternatif “Competency-Task Based Sylla bus” di desain berbasis pada The Current Theories in English Language Teaching
yaitu Communicative Competence yang men cakup 4 area kompetensi yaitu Grammatical Competence, Sociolinguistic Competence, Discourse Competence dan Strategic Competence dan juga berbasis pada The Empirical Finding melalui Need Analysis”, ujar Ali saat mempertahan kan disertasinya. Disertasi berbasis Research and Deve lopment (R & D) tersebut diselesaikan di 2 Perguruan Tinggi, yaitu di Universitas Negeri Semarang dan Ohio State Univer sity, USA. Disertasi ini mampu mengan tarkan Ali Mustadi lulus doktor dengan predikat Sangat Memuaskan. Ali terca tatsebagai doktor ke-86 yang dilulus kanPPs Unnes dan doktor ke 10 lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa Ing gris PPs UNNES. dk
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
35
berita gedung baru
SESKEMENPORA RI RESMIKAN TRIBUN SOFTBALL
dokumen humas uny
Prof. Dr. Joko Pekik Irianto, Deputi Pe ningkatan Prestasi Olahraga sekaligus pelaksana harian Seskemenpora meres mikan tribun softball Fakultas Ilmu Keo lahragaan (FIK) UNY, Selasa (2/8) di hala man tribun softball UNY. Hadir pada kesempatan tersebut Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA., dan ja jaran pejabat universitas, fakultas, ke tua lembaga, dan direktur Program Pas casarjana. Dalam sambutannya, Joko Pekik me ngatakan, “Fasilitas olahraga ini adalah bagian dari upaya kita secara keseluruh an dalam konteks memberikan edukasi dan apa lagi peningkatan prestasi. FIK UNY ini kampus impian yang harus kita manfaatkan untuk mengabdikan diri ki ta pada masyarakat terutama terkait dengan pembinaan prestasi. Walau se bagus apapun kampus dalam kepemi likan kita tanpa ada artinya kalau ini tidak ada manfaat bagi orang lain.” “Di Australia sarana-prasarana olah raga sudah menginduk di perguruan tinggi sehingga mereka memiliki paling tidak ada 7 sentra pembinaan olahraga, jadi satu centra pembinaan di situada 36
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
lah perpaduan antara SDM yang berku alitas, sarana-prasarana yang utuh dan satu hal yang ada bedadengankita, ternyata kalau ilmunya tidak jauh beda ternyata referensinya,bedanya hanya komitmen. Orang Australiayang saya li hat dibeberapa tempat orangnya sedikit tapi bisa mengurusi hal yang banyak. Kita kadang orangnya banyak mengu rusi hal yang sedikit dan kadang tidak
beres,” lanjutnya. Selain itu, Joko Pekik berujar bahwa pembangunan salah satu sarana olah raga ini merupakan upaya untuk men jadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses edukasi di dalam masyarakat. Joko Pekik sebagai wakil dari Kemen terian Pemuda dan Olahraga memberi kan apresiasi kepada UNY yang telah secara sistematik dan sinergi memban
berita gun sarana-prasarana dari mulai trek sintetis lapangan atletik, GOR, lapa ngan softball, kolam renang bertaraf Internasional. Sementara itu Rektor UNY mengata kan bahwa semua komunitas UNY ber harap fasilitas-fasilitas ini disamping untuk kepentingan mahasiswa FIK ju ga dapat digunakan oleh seluruh civi tas akademik UNY.
”Saya berharap semua fasilitas ini di link-kan dengan federasi. Misalnya un tuk softball ke Perbasasi, dan cabang lainnya. Diharapkan selain ke dalam ki ta juga lebih dekat dengan KONI. KONI adalah tempat pengabdian yang nyata di lapangan,” tambah Rektor. Dekan FIK, Sumaryanto, M.Kes., me ngatakan, biaya pembangunan tribun softball tahap pertama sebesar Rp
867.866.000,- yang diambil dari dana BLU FIK UNY 2011. Pembangunan tribun ini diharapkan lebih bisa memfasilitasi implementasi tri dharma perguruan tinggi khususnya bagi FIK UNY dan ba gi masyarakat pecinta olahraga. Tribun ini sudah dapat dinikmati sejak awal Ju li lalu saat terselenggara pra PON (Pe kan Olahraga Nasional) Softball. witono
Pelatihan Pengembangan Profesionalisme Guru
Sarana Peningkatan Kualitas Pendidikan
Demi terjaminnya kualitas pendidikan Indonesia, maka FBS menyelenggara kan Pelatihan Pengembangan Profe sionalisme Guru(PLPG) pada 1-9 Agus tus 2011. Acara ini terselenggara karena UNY ditunjukoleh Direktorat Pendid ikan Tinggi (Dikti)sebagai pelaksana PLPG Rayon 11 yang mencakup D.I. Yo gyakarta dan Jawa Tengah. FBS sendiri bertanggung jawab untuk pelatihan ba gi guru-guru bidang studi Bahasa Indo nesia, Bahasa Inggris dan Seni Budaya. PLPG ini sendiri terbagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama diikuti oleh 250 peserta yang terdiri dari guru SD, SMP, dan SMA yang berasal dari Dae rah Istimewa Yogyakarta (DIY). Gelom bang kedua sendiri terselenggara pa 1322 Agustus 2011. “PLPG bertujuan untuk melakukan pengukuran terhadap kemampuan gu ru-guru yang layak dipandang sebagai calon guru yang akan diberi sertifikat professional,” ujar Zulfi Hendri, M. Sn, ketua pelaksana yang sekaligus sebagai Dosen Seni Rupa FBS UNY Selain itu, Zulfi juga menjelaskan ten
dokumen humas fbs
tang pola pelatihan yang dipakai ada lah semi Pendidikan Profesi Guru(PPG). Workshop ini menghasilkan sekitarseki tar 70% pengembangan bahanajar, baik berupa materi, metode,media, mau pun system penilaian pembela jaran. Pelatihan ini melibatkan dosen-do sen FBS yang kompeten dan telah ter
uji dan memiliki Nomor Induk Asesor (NIA). Setelah rangkaian pelatihan se lesai, peserta menjalani ujian teori dan praktek mengajar. Bagi guru yang ber hasil maka predikat guru professional dapat disandang. Sedangkan, guru yang dinyatakan tidak berhasil dapat mengulang dengan batas dua kali peng ulangan. Zulfi berharap proses ini dapat men ingkatkan profesionalisme para guru peserta PLPG. “Jangan hanya bersikap baik demi penilaian sesaat,” ujarnya te gas. “Justru pada saat kembali ke seko lah, segala hal didapat di sini harus te rus dikembangkan, agar anak didik bangsa menjadi jauh lebih berkualitas.” Diyan
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
37
berita peresmian fakultas EKONOMI
FISE RESMI JADI FIS & FE Sabtu (30/7) Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (FISE UNY) resmi terpisah menjadi dua setelah diresmikan oleh Rektor UNY Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd., MA. Persemian ini juga disaksikan oleh Dir jen Pendidikan Dasar, Prof. Dr. Suyanto, Ph.D, para Wakil Rektor UNY beserta de kan dan pimpinan lembaga di lingkun gan UNY. Peresmian gedung FE (Fakultas Ekonomi) yang dilakukan di halaman FE tersebut sekaligus juga meresmikan ge dung kuliah FMIPA (Fakiultas Matema tika Ilmu Pengetahuan Alam), serta ge dung kuliah FBS (FakultasBahasa dan Seni) dengan pemotongan buntal di pin tu masuk gedung dekanat FE. Sardiman AM.MPd., Dekan FISEyang akan menjabat sebagai Dekan FIS dan FE sampai periode masa jabatannya ber a khir Oktober mendatang, dalam sambutannya menyampaikan bahwa munculnya FE berawal dari adanya per soalan yang berkembang di masyara kat. Persoalan tersebutdiantaranya be rupa pertanyaan ‘kenapa Fakultas Ilmu Sosial (FIS) bisa meluluskan sarjana eko nomi?’ Hal ini tentu saja menyulitkan lulusannya dalam mencari pekerjaan. Selain itu, lulusan FIS dari prodi akun tansi pun tidak dapat melanjutkan pen didikan profesi akuntan kalau tidak lu lus dari fakultas ekonomi. Berawal dari permasalahan diatas untuk mengakomodasi persoalan dan aspirasi yang berkembang di masyara kat, muncullah sebuah kompromi yang monumental yang diusulkan oleh Prof. Suyanto, Ph.D., Dosen Jurusan Pendidik
38
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
Foto-foto dokumen humas FISE
an Ekonomi FIS UNY saat itu yang juga Dirjen Mendikdasmen untuk merubah nama dari FIS menjadi FISE. Sardiman memaparkan, “Untuk mewujudkan pe rubahan dari FIS menuju menuju FISE bukanlah perkara yang mudah, butuh proses dan waktu yang lama. Mulai da ri tahun 2001 hingga 2009 proses ber dirinya FISE berlangsung. Dan saat ini menindak lanjuti perkembangan jaman dan kebutuhan yang ada di masyarakat akhirnya muncullah Fakultas Ekonomi,” paparnya. Dalam sambutannya, Rohmat Wahab mengatakan, FE memiliki dua tugas utama, pertama bahwa FE bertanggung jawab mengawal pendidikan ekonomi yang secara historis merupakan bagian dari rumpun keilmuan sosial da lam konteks ilmu kependidikan. Kedepan di harapkan terus ada koordinasi dengan ilmu-ilmu sosial untuk memajukan Il
mu Pengetahuan Sosial baik dalam jen jang pendidikan pra sekolah, pendidi kan dasar, maupun menengah. Kedua, FE merupakan suatu institusi yang mengawal ilmu ekonomi bertang gung jawab juga mengembangkan il mu-ilmu ekonomi dan menghasilkan ahli ekonomi yang dilandasi nilai-nilai religius dan visi kerakyatan. Selain itu FE diharapkan mampu mengoptimal kan SDM yang dimiliki untuk terus meningkatkan profesionalismenya, se
berita Kilas
hingga dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi pengembangan keil muan dan menghasilkan intelektual muda bidang ekonomi. Jika dilihat dari perspektif kesejah teraan suatu intitusi perguruan tinggi bila dibandingkan dengan sesama LP TK, UNY relatif konservatif, karenacu kup berhati-hati dengan melakukan pengembangannya, sehingga keberlan jutan institusi UNY tetap terjagaseba gai LPTK. Apalagi dengan berubahnya IKIP menjadi Universitas, sebagian ma syarakat masih juga ada yang menya yangkannya. Kiranya perlu ditegaskan ulang bahwa UNY bersama LPTK lain nya menuju kearah pengembangan ke depan tetap berkomitmen untuk mem bawa misi utama tugas LPTK. Sedang Wakil Rektor II, SutrisnaWi bawa, M.Pd.,selaku penanggungjawab pembanguanan gedung menjelaskan, jumlah mahasiswa dari tahun ke ta hun semakin bertambah, seiring de ngan perkembangan program studi dan daya tampung secara nasional. Dalam perkembangan ini, tentu tidak dapat di pungkiri membutuhkan fasilitas yang memadai. Karena itu, pembangunan ge dung yang didanai dari APBNP ini da lam rangka memenuhi kebutuhan pe ngembangan akademik. “Disamping itu, dengan pengemban gan fakultas baru, yaitu Fakultas Ekono mi (yang semula bergabung dengan Fakultas Ilmu Sosial), membutuhkan kampus untuk kegiatan akademik Fa kultas Ekonomi,” paparnya. Data fisik secara lengkap Gedung Dekanat FE luas 2.898 m2, dengan menghabiskan dana sebesar Rp 9.158.209.465,38.-, yang di danai APBNP. sari
dokumen himas fip
Lomba Pengawas SD VIP Se-DIY Masih dalam rangka Dies Natalis FIP ke 61, diadakan lomba pengawas VIP (Visioner,In ovatif, Produktif) yang diikuti oleh parapen gawas dari berbagai kabupaten di wilayah Yogyakarta. Lomba dibagi dari beberapa ta hap, yaitu penilaian portofolio, wawancara dan presentasi program kerja dan kunjung an para juri ke tempat kerja pengawas. Ada pun tim juri terdiri dari para dosen Prodi Manajemen Pendidikan yang ahli di bidang pengawasan pendidikan serta Drs. Kudianta, seorang supervisor penga was dari Dinas Propinsi DIY. Tujuan diadakannnya lomba pengawas VIP ini adalah mengapresiasi kinerja pengawas yang juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, karena tidak mudah menjadi pengawas. mereka harus memiliki kompetensi kepribadian, supervise manajerial, super vise akadeik, evaluasai pendidikan, penelitian dan pengembangan dan sosial sebaimana tertera dalam Permendiknas No 12 Tahun 2007. Dari hasil seleksi, terpilihlah empat besar untuk menjalani tes wawancara dan presentasi program kerja. Para pengawas terpilih adalah Rini Ningsih, M.Pd dari Bantul, Drs. Joko Prasetyo, M.Pd , Drs. Introko, M.A dari Sleman dan Drs. Suhardiyanto dari Bantul. Keempat peserta menjalani tes wawancara dan pre sentasi program kerja masing-masing dihadapan para juri. Penilaian juri men gantarkan Rini Ningsih, M.Pd menjadi juara I, Drs. Joko Prasetyo, M.Pd meraih juara II, Drs. Introko, M.A serat Drs. Suhardiyanto meraih juara III bersama. Penghargaan kepada para juara lomba pengawas VIP diserahkan oleh Rek tor UNY. Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, M.A didampingi Dekan FIP. Prof. Dr. AchmadDardiri, M.Hum pada hari Minggu 14 Agustus 2011 bertepatan de nganperingatan Dies Natalis FIP UNY ke 61. DK
Pentas Kolaborasi Wayang Kulit dan Wayang Orang FISE UNY “Dengan penuh percaya diri Anoman sebagai abdi Sri Rama menyanggup kan diri menjadi utusan untuk mencari informasi keberadaan Dewi Shinta di Alengka. Berkat ketulusan hati dan kegigihannya, Anoman dapat menghalau segala rintangan sehingga berhasil menjalankan misi Sri Rama. Atas keber hasilannya tersebut, Anoman mendapatkan anugrah Anoman Rama Daya Pa ti”, demikianlah sinopsis cerita wayang yang digelar di halaman depan Fakul tas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (FE UNY) Sabtu malam(30/7). Hadir dalam kesempatan tersebut Dirjen Dikdaa, Direktur PPs UNY, 7 Rektor dari 7 Universitas mitra termasuk Rektor UNY, Dekan FISE UNY, Dekan FIK UNY, De kan FIP UNY, Dekan FT UNY, Dekan FBS UNY, Kajur dan Kaprodi FISE UNY, war ga setempat, serta para dosen dan karyawan di lingkungan FISE UNY. Pentas kolaborasi yang dimulai pukul 21.00 tersebut menampilkan dua da lang cilik Anggit Laras Prabowo dan Canggih Triatmojo yang masing masing pernah menjuarai Festival Dalang Cilik tahun 2008 dan 2011. Penyerahan wa yang secara simbolis oleh Rektor UNY, Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, MA ke pada dalang cilik, menandai dimulainya acara pentas kolaborasi wayang kulit dan wayang orang yang melibatkan 26 pengrawit, 22 penari, dan 5 orang Pem bina dari sanggar Sarotama Surakarta. Dengan keahliannya memainkan way ang kulit Canggih dan Anggitpun mampu meyedot perhatian penonton. eko
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
39
opini Skandal Cita-cita Pendidikan Sastra O l e h Eko Triono
T
/1/ ahun ajaran baru 2011/2012 telah dimulaidi sekolah, cita-cita disemai, dan impian dilepaskan setinggiawan suci, tetapi siapa di antara mereka yang datang dan sengaja bercita-cita menjadi seo rang sastrawan? Bukan pegawai ne geri (polisi, guru, tentara), artis, dokter, dan sete rusnya. Tidak, nyaris tidak ada, sebab tidak “wajar” yang demikian, kecuali pada beberapa sekolah di Madura yang anak didiknyatelah berani bercita-cita menjadi seorang penyair, pekerja puisi. Padahal cita-cita mereka adalah gambaran masa depan bangsa pada suatu hari nanti. Bagi sebagian besar penduduk Indonesia, to pik ini memang terdengar tidak penting untuk dibicarakan. Mereka terbiasa—mungkin juga di bia sakan—menganggap sastra adalah hal yang tidak lebih penting dari ekonomi, politik, hukum, dan sembako. Jadilah kemudian: simbol sebuah mata dari rantai lingkaran setan yang terus melilit dunia literasi Indonesia, sebuah ...mata sangkur [yang] menghujam mata batin... karena mereka terlalu serakah hanya... menge jar mata uang (dinukil dari sajak W.S. Rendra, Mata Kejora). Para orang tua dengan sadar menjauhkan anak jadi pekerja sastra, sebagian besar karena alasan masa depan ekonominya kelak, dan aki batnya anak tak pernah sempat menulisnya menjadi cita-cita, bahkan yang paling rahasia di antara cita-cita rahasia sekalipun. Dan han cur—seperti kata para ahli—hancurlah kemu dian, dengan perlahan yang menyakinkan, se buah bangsa yang telah jauh dari baca-sastra:
Mereka terbiasa—mungkin juga dibiasakan—menganggap sastra adalah hal yang tidak lebih penting dari ekonomi, politik, hukum, dan sembako. 40
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
dengan menjangkitnya ketidakhumanisan, pe nindasan, korup, ketidakadilan sosial, dan se terusnya. Dengan begitu, manjurlah pula hubungan sebab-akibat ini: jika ingin menghancurkan se buah umat jauhkanlah mereka dari kitab sucin ya (penulis sarikan dari perkataan seorang na bi), dan jika ingin menghancurkan sebuah bangsa jauhkanlah mereka dari buku dan litera sinya. Apa, kenapa, dan bagaimana semua ini bisa disadari kembali? /2/ Sengaja penulis menggunakan istilah “dis adari kembali”, karena pada akhir abad XVIII cikal Indonesia sadar bahwa penjajahan (yang sama dengan penderitaan) yang menghantui selama berabad, salah satu sebabnya adalah kegagalan menguasai mantra dari ilmu dan penge ta hu an. Mantra itu bernama: tulisan atau kompleksnya adalah literasi. Awal 1900anmunculah beragam surat kabar pribumi dan pergerakan dimulai dengan pena; koordi nasi, propaganda, transfer pengetahuan, dan seterusnya. Sampai kemudian mereka berhasil meraih kemerdekaan. Tentu kenyataan itu bukanlah ingatan jamak dari manusia Indonesia. Sebagian besar, ketika mengingat perjuang an, hanyalah kenangan tentang darah, senjata, pertempuran, dan kematian. Ini salah satu bi ang kerok ganjil yang nyaris mewabah hingga kini, karena semua monumen berpatung (bah kan nama jalan) dan teks sejarah perjuangan kemerdekaan didominasi oleh dunia kekerasan militer. Tidak ada nama jalan seorang sastrawan atau teks dari judul pledoi Indonesia Menggu gat-nya Bung Karno yang membawa bangsa ini dipeluk dukungan semesta, dan juga catatan atau karya lain dari para pahlawan-pahlawan non-militer, lebih tepatnya pahlawan-pahlawan literasi (tidak melulu pahwalan revolusi) seper ti Chairil Anwar dengan propaganda beberapa puisinya di jaman perjuangan. Dan, bukankah juga Bung Karno, orang no mor satu yang berteman dengan Chairil itu, tidak bertempur di medan perang? Ia justru
opini menghisap jutaan buku, merakit kata, menyetel strategi, dan menggempur dengan jitu-menya kinkan dalam teks, termasuk proklamasi hing ga orang-orang bertepuk girang dan kita semua menjadi senang? Meski kemudian Bung Kar noaneh juga ternyata. Ia yang memulai mode pelarangan buku dengan keluarnya UU Nomor: 14/PNPS/1963. Kilas balik ini kecil, tetapi penting artinya untuk membuka beberapa pemikiran dasar dari sikap anti-literasi sebagian besar penduduk In donesia. Pertama, sejumlah oknum telah men ciderai sejarah. Sejarah adalah kiblat cerita dan cita-cita. Perhatikanlah efeknya: menjadi tenta ra lebih terkesan mulia, dan dianggap pahla wan, daripada menjadi seorang sastrawan. Ini kemudian melebar tradisi menjadi berebut ko lom cita-cita dalam peluk dan naungan gaji aba di hingga mati, sebagai pegawai negeri (segala jenis pegawai negeri dari ‘seleksi’ sampai pemi lu), dengan tak peduli cara apapun harus dila lui. Percayalah, dari sinilah korupsi, kolusi, dan nepotisme sesungguhnya dimulai; ketika uang bulanan resmi telah menjadi cita-cita yang pa ling benderang untuk dijunjung tinggi, untuk disampaikan ke anak-anak dan dituliskan ke sela-sela putih awan suci di langit Tuhan yang seluas bumi. Kedua, bangsa kita masih dijajah dan akan menghancurkan dirinya sendiri. Hanya bangsa yang masih dijajahlah yang mual terhadap lite rasi. Bedakan dengan China, Jepang, Eropa, Amerika, dan negara lain yang benar-benar merdeka. Tandanya gampang: sejauh mana da ya baca dan daya karya warga negaranya, bu kan daya citra dan daya konsum-manjaisnya. Sekali lagi kita masih dijajah, dijajah oleh “ne geri” lain dan pemikiran yang tidak tepat dari dalam diri kita sendiri. Itu terlihat dari cita-ci ta para kanak masuk sekolah setelah libur pan jang berkemas pulang. Sungguh, cita-cita me reka yang ditulis pada balon dan dilambung tinggi itu adalah cita-cita sebuah bangsa pada kelak nanti. /3/ Kita memerlukan revolusi. Dan, berhentilah memaknai revolusi secara fisik, secara ornamen tal. Itu penyakit. Revolusi itu kita namai: revolusi cita-cita. Se mentara ini, anak-anak bercita-cita dengan me niru keadaan sekelilingnya atau atas dorongan orang tua (yang cenderung mempertimbang
istimewa
kan aspek ekonomi). Padahal, jumlah penduduk Indonesia terus membesar. Jika pekerjaan yang diperebutkan itu-itu saja, maka karakter buruk (KKN) dalam persaingan tidak dapat dihindar kan dan bangsa ini akan berjalan di tempat ka rena banyak sektor lain yang tidak tergarap: seni, budaya, sastra, hutan, sawah, gunung, lautan, dan seterusnya. Anak-anak bangsa ha rus memiliki cita-cita yang proporsional dan rasional. Termasuk boleh bercita-cita menjadi seorang sastrawan. Dengan demikian, pendidikan sastra di seko lah pun jadinya bukan lagi sekedar formalitas kurikulum sewajarnya, yang berarti termasuk guru ajar di dalamnya, melainkan semacam anak tangga yang harus dikuasai untuk bisa mencapai cita-cita menjadi seorang sastrawan. Ini akan membuat sektor literasi bangsa kemba li bangkit. Yang artinya, akan kembali merevo lusi segala macam penjajahan baik atas nama politik maupun ideologi, yang selalu menutupi kejujuran. Percayalah, karena sastra senantiasa mengajarkan keindahan dan kebaikan terhadap sesama manusia, bukan sebaliknya.
Eko Triono pekerja prosa, esai, dan puisi, mahasiswa PBSI UNY
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
41
opini Pendidikan Mengharmoni Berkearifan Lokal O l e h D r. P u t u S udira , M P.
P
endidikan seharusnya dapat menghar moniskan hidup manusia pada setiap zamannya secara seimbang dan berke lanjutan tanpa batas dan keterbatasan. Dalam ajaran Tri Hita Karana digariskan kehar monisan hidup manusia ditentukan oleh tiga domain yaitu: (1) keharmonisan antara manu sia dengan Tuhan; (2) keharmonisan antar-sesa ma manusia; (3) keharmonisan antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Ketiga dimensi ini merupakan hukum yang semestinya harus dipatuhi dalam menata dan mengembangkan pendidikan. Ketiga dimensi ini mengimplikasikan bahwa pendidikan harus berkembang sejalan dengan konteks perkembangan jaman dan tetap kuat tidak tercerabut oleh budaya global tanpa ben tuk. Kerusakan sebagian atau keseluruhan dari ketiga dimensi ini sama dengan rusaknyaling kungan dan atmosfir pendidikan. Menurut Amir Sodikin (2005) Indonesia se makin kehilangan identitas di tengah-tengah kebhinekaan dan kebesaran budaya nusanta ranya. Budaya lokal terbengkalai bagaikan pakaian kusut di gantungan terusmenerus mengalami intrusi budaya global. Pada saat kekuatan kebangsaan sedang tidak sehat, gempuran budaya global tidak terelakkan,se mangat sukuisme dan provinsialisme semakin menguat, bahkan terkadang keluar dari kon teks ke-Indonesiaan, maka integritas dan iden titas nasional menjadi semakin terancam (Ha mengku Buwono X, 2008). Penanganan dampak intrusi budaya global terhadap budaya lokal salah satunya dapat di lakukan melalui inovasi pengembangan kuali tas, perluasan akses, dan relevansi pendidikan
Pendidikan adalah aksi reaksi interaksi antara manusia dengan keseluruhan dimensi lingkungan yang terkondisi. 42
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
berbasis budaya dan kearifan lokal. Universitas Negeri Yogyakarta perlu segera menempatkan diri sebagai lembaga pendidikan terdepan da lam meneliti dan mengembangkan pengeta huan kearifan lokal. Inovasi pengembangan kualitas, perluasan akses, dan relevansi pendid ikan berbasis budaya dan kearifan lokal dihara pkan dapat semakinmengenalkan dan mening katkan kecintaan masyarakat terhadap budaya bangsa sekaligus meningkatkan kualitas, pen ciri, dan daya saingtenaga kerja. Di samping memperhatikan konteks perkembangan glo balisasi, inovasi dan pengembangan pendid ikan juga sangat perlu memperhatikan kon teks lokal.Sasarannyaagar pendidikan dapat berkembang secara seimbang dan berkelanju tan, memberi kontribusi pada keharmonisan dan pelestarianlingkungan, pelestarian nilainilai budaya, pengukuhan identitas bangsa, bi jak dalam menggunakan sumber daya alam, efektifefisien da lam melakukan perbaikan tenaga kerja terdidik dan terlatih. Untuk menghadapi globalisasi, wahana ter baik pengembangan pendidikan adalah mela lui wawasan kebudayaan dengan menguatkan kearifan lokal karena budaya memiliki asas-asas hakiki. Sejalan dengan pendapat Cheng (2005) bahwa pengembangan diri manusia melalui pendidikan berkearifan lokal dapat didekati menggunakan teori pohon, teori kristal, dan teori sangkar burung. Teori Pohon memiliki karakteristik dasar bahwa pendidikan harus mengakar pada nilainilai dan tradisi lokal tetapi menyerap sumber- sumber dari luar yang relevan. Implikasinya bahwa kurikulum harus didasarkan pada asetaset nilai-nilai budaya lokal sepertiideologi THK tetapi terbuka terhadap pengetahuan dan teknologi global. Teori Kristal dengan ciri pokok adalah dimi likinya bibit atau benih yang dapat dikristal isasikan dan diakumulasikan pada pengetahu an global persis seperti bentuk lokalnya. Desain dari kurikulum dan pembelajarannya diawali dengan identifikasi kebutuhan dan nilai-nilai sebagai benih atau bibit. Dampak yang dihara pkan dari hasil pendidikannya adalah pribadi
opini lokal yang utuh dengan beberapa pengetahuan global, mampu bertindak dan berpikir lokal menggunakan cara-cara global (act locally and think locally with increasing global techniques). Teori Sangkar Burung dengan ciri keterbuka an terhadap pengetahuan dan sumberdaya glo bal tetapi dibatasi dengan framework lokal yang tetap. Pengembangan pengetahuan lokal dalam globalisasi pendidikan membutuhkan frame work lokal sebagai proteksi dan penyaring. Dampak yang diharapkan dari pendidikan den gan Teori ini adalah pribadi lokal dengan pan dangan global yang dapat bertindak lokal den gan pengetahuan global terfilter/terpilih (act locally with filtered global knowledge). Inovasi dan pengembangan kualitas pendid ikan di era industri berbasis pengetahuan di harapkan mampu: (1) menggerakkan siswa un tuk berpikir kritis, bertanggungjawab dalam mengelola informasi dan pengetahuan (Gold berg & Caufal, 2009); (2) mematangkan emosi, mental, dan moral siswa untuk bekerjasama sa tu sama lain dalam mengelola dan memecah kan permasalahan hidup; (3) menggunakan teknologi baru (ICT) secara interaktif, efektif, efisien, dan bertanggungjawab; (4) menumbuh kan kualitas diri individu siswa secara utuh; (5) membangun budaya dan jiwa wirausaha dalam berkarya, belajar, dan melayanisecara produk tif; (6) bersifat kontekstual sesuai dengan de sa, kala, dan patra (tempat, waktu, kondisi riil di lapangan) (Sudira, 2011; Djohar, 1999; Wag ner, 2008; Billet, S.,2009; Tessaring, M., 2009; Rychen, D.S., 2009; Overtom, 2000). Pendidikan tidak lagi dipahami secara seder hana hanya sebagai pendidikan dalam kerang ka transmisi pengetahuan dan keterampilan kerja sebagai wahana pemenuhan kebutuhan ekonomi dan ketenagakerjaan wilayah suatu negara, melainkan sebagai pendidikan dalam rangka memproduksi kebudayaan, proses inkulturasi akulturasi memperadabkan genera si dan mengembangkan potensi diri. Pendidik an dituntut proaktif dan tanggap terhadap pe rubahan-perubahan ekonomi, politik, sosial, budaya, mengadopsi strategi jangka panjang, dan membumikan budaya masyarakat setem pat untuk memenuhi kebutuhan pribadinya (Gleeson,1998:47; Rau, 1998:78; Bailey, Hughes, & More, 2004;100; Clarke & Winch, 2007:130; Raelin, 2008:46; Bruner, 2008). Dalam era platinum memasuki tahun 2011 seluruh aspek pendidikan di seluruh dunia ter
istimewa
masuk pendidikan semakin dihadapkan pada berbagai macam peluang dan tantanganseper ti globalisasi politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, dan otonomi daerah. Transformasi internasional menuju desa global, ekonomi ber basis pengetahuan, kuatnya tuntutan kebutu han pembangunan masyarakat, persaingan regional dan internasional telah berpengaruh besar terhadap perubahan paradigma pengem bangan pendidikan vokasi di Indonesia. Diperlukan adanya transformasi pendidikan dari paradigma lokal yang sempit atau paradig ma global tanpa akar budaya yang kuat men uju paradigma baru yaitu triplisasi. Triplisa si (triple-lisasi) adalah konsep berpikir reflektif yaitu berpikir mondar mandir di antara indi vidualisasi, lokalisasi, dan globalisasi pendidi kan. Bagaimana secara arif dan seimbang men dudukkan posisi proses individualisasi di antara perkembangan lokal dan global sehingga ter jadi transformasi bernilai tinggi bagi perkem bangan suatu bangsa, masyarakat suatu dae rah, dan individu di tengah perkembangan dunia global platinum (glo-plat). Ada keseim bangan di antara pandangan ke dalam diri dan ke luar diri, lahir-batin, keseimbangan di antara kebutuhan lokal (nasional) dan global. Sebagai harapan adalah terjadi proses act locally develop globally secara utuh dan benar sesuai tahapantahapan kehidupannya.
Dr. Putu Sudira, MP. dosen jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT UNY
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
43
resensi media Tak Alergi Pelajaran Kimia Oleh HE N D RA SU G I A N T O RO Membaca buku ini, kita didorong untuk mempelajari ilmu kimia sebagai bagian dari aktivitas penghambaan. Mungkin banyak dari kita tidak menyukaipela jaran kimia. Dibandingkan cabang ilmu pengetahuan alam lainnya, pelajaran kimia kerapkali tak begitu diminati. Ma ka, lewat buku ini, pemahaman bahwa kimia bukanlah momok menakutkan coba dibangun. Apalagi bagi pelajar ma upun mahasiswa, kimia tetap penting untuk ditekuni. Jika kita mau menyadari, materi dan ruang lingkup apa pun yang kitaperbin cangkan di muka bumi ini takkan ter lepas dari keberadaan ilmu kimia. Kita akan menemukan ilmu biokimiaketi kamembicarakan manusia, tumbuhan, dan hewan. Kimia anorganik akan kita hadapi dalam pemanfaatan sumber mi neral, minyak bumi, dan sumber-sum ber energi di muka bumi. Lingkungan berupa daratan, lautan, dan udara yang kita amati terkait dengan kimia ling kungan. Tegasnya, segala sesuatu yang menyangkut materi di muka bumiini adalah bagian dari disiplin ilmu kimia. Mempelajari alam berarti juga mempe lajari ilmu kimia dan sekaligus mempe lajari tanda-tanda kebesaran Allah SWT. Makan, minum, bekerja, dan tidur pun juga berkaitan erat dengan pengetahu an kimia (halaman 3--5). Dikatakan penulis buku, ilmu kimia adalah bagian dari ilmu Allah SWT. Niat yang lurus diperlukan. Anggapan sulit dan resiko yang seringkali menjadimo mok hendaknya dijauhkan dari benak. Dunia ini amat membutuhkan kontri busi para ilmuwan kimia. Ilmu kimia itu nyata dan tidak abstrak, maka bu kan hal yang mustahil dipelajari. Untuk tahap awal perlu kiranya belajar dan mengkaji terlebih dahulu betapa pen tingnya ilmu kimia terapan. Kimia tak hanya ada di pabrik-pabrik maupun la boratorium perusahaan, namun juga 44
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
Belajar Kimia dari Al-Qur’an Penulis: Nafi’ah Al-Ma’rab • Penerbit: LeutikaPrio, 2011 • Tebal: vi+66 halaman
ada di meja makan, pada saat kita tidur dan bangun, dan seterusnya. Dengan memahami peranan dan apli kasi ilmu kimia akan membuat kitaleb ih tertarik ketimbang disibukkanterle bih dahulu dengan rangkaian reaksi dan perhitungan kimia yang merumitkan kepala. Mengingat kimia adalah disiplin ilmu yang tak lepas kaitannyadengan laboratorium, makakita perlu menjiwai aktivitas kerja di laboratorium.Membu at larutan, mengaduklarutan, mencam pur zat untuk direaksikan pada haki katnya sama dengan kerja memasakdi dapur. Bedanya adalah zat-zat itu harus dijaga dengan hati-hati, karenamasingmasing zat memiliki sifat dan daya tok sid yang berbeda-beda (halaman7-8). Tokoh-tokoh muslim yang ahli dalam bidang kimia juga diperkenalkan penu lis buku. Jabir Ibnu Hayyan (721--815 H), misalnya, diberi penghargaan oleh dunia sebagai Bapak Kimia Modern. Di
Barat, ia dikenal dengan nama Geber. Selain itu, penulis buku juga mengajak kita menyelami khazanah Al-Qur’an. Pada dasarnya, Al-Qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan yang tak per nah habis untuk terus dikaji. Unsurbe si telah diisyaratkan Allah SWT sebagai sesuatu yang penting bagi kehidupan. Malah besi merupakan sebuah logam is timewa yang disebutkan langsung dan terabadikan sebagai salah satu nama surat: Al-Hadid (besi). Selain besi, peng etahuan kimia seperti biodiesel, hujan, ekstraksi, tegangan permukaan, nera ca analitis, atom, dan aturan tata na ma telah diisyaratkan dalam Al-Qur’an (halaman. 30--64). Buku ini harapannya bisa memberi kan motivasi agar kita tidak alergi ter hadap pelajaran kimia. Belajar kimia ju ga bagian dari aktivitas penghambaan kepada Sang Pencipta dan juga sebagai upaya membangun kemaslahatan kehi dupan. Begitu.
HENDRA SUGIANTORO pegiat Pena Profetik
bina rohani Bijak Ol e h K r e sn a “Manakah menurutmu agama yang benar?” Pertanyaan ini dilontarkan oleh Sul tan Saladin seorang muslim kepada Nathan seorang yahudi dalam drama berjudul Nathan der Weise karya G.E. Lessing seorang sastrawan kebangsa an Jerman. Drama Nathan der Weise ini sempat dilarang oleh Gereja semasa hidup Les sing. Pasalnya drama ini dianggap me nentang kebenaran agama Kristen dan menyamakan dengan agama lainnya. Memang pada masa itu, eksklusivisme agama yang ada masih begitu kental. Kristen dan Yahudi yang pada masa itu besar di Eropa tidak membuka tali sila turahmi yang baik. Drama ini mengambil setting waktu pada masa Perang Salib ketiga di Yeru salem. Inilah yang membuat drama ini menjadi menarik, karena dalam kondisi perang antar-agama ada individu-indi vidu yang berbeda agama saling berko munikasi dengan baik dan bersahabat. Nathan (seorang yahudi yang taat), Sul tan Saladin (seorang panglima perang muslim), dan seorang pendeta Kristen ke rap kali berbincang-bincang serta berdebat tentang agama mereka ma sing-masing. Mendengar pertanyaan Sultan Sala din itu Nathan lalu menjawab dengan sebuah perumpamaan. *** Syahdan, ada seorang ayah yang me miliki tiga orang anak. Sang Ayah me miliki sebuah cincin yang dipercaya me miliki kekuatan ajaib. Suatu saat sang ayah hendak mewariskan cincin terse but kepada anaknya. Namun karena ta kut akan terjadi kecemburuan di anta ra anaknya jika hanya satu orang yang mendapatkan cicin dari ayahnya, maka sang Ayah meminta salah satu pembuat cincin untuk membuat duplikat cincin tersebut yang sama persis sehingga tidak bisa dibedakan. Kemudian ia memberikan cincin-cin
istimewa (repro.)
cin tersebut kepada anak-anaknyayang dicintainya. Kemudian ketigaanaknya bertengar dan berdebat manakah di an tara cincin itu yang asli. Lalu seorang hakim menasehati mereka untuk tidak lagi bertengkar mencari manakah cin cin yang asli, namun bagaimana mere ka bisa menunjukan dan mendatangkan kebaikan dengan cincin-cincin yang ada di tangan mereka. Lewat cuplikan drama ini, Lessing in gin mengajukan suatu pandangan ba ru tentang cara memaknai agama keti ka itu. Cincin adalah metafora dari tiga agama yang bertikai dalam Perang Salib dan tiga anak yang bertengkar adalah umat dari agama itu. *** Sungguh perumpamaan dalam dra mayang ditulis Lessing pada masa Aufklarung ini sangat menarik untuk ditarik dalam kehidupan spiritual dan sosial masyarakat Indonesia sekarang ini. Bisa dilihat bagaimana perbedaan agama/kepercayaan kerap kali muncul sebagai pemicu konflik di masyarakat. Masih teringat jelas bagaimana perbe daan kepercayaan berujung pada hi langnya nyawa beberapa warga Ah madiyah. Tantangan terbesar dari bangsa In donesia yang plural dan multikultur adalah bagaimana menjaga hubungan yang baik di antara perbedaan yang ada. Fanatisme agama ataupun juga
chauvinisme suku justru akan berimbas pada perpecahan. Jika kita bersepakat bahwa semua agama bertujuan mendatangkan kebai kan di dunia ini, maka sudah seharus nya kita menjadi bijak menyikapi perbe daan agama. Seperti apa yang dilakukan oleh Nathan. Jawaban atas pertanya an Sultan Saladin merupakan jawaban yang sangat bijak untuk melihatsebuah perbedaan agama. Tak terbayang jika Nathan menjawab bahwa agama yang benar adalah agama Yahudi yang dia nutnya. Nathan tidak terjebak pada perbeda an pandangan mana yang paling benar, namun ia justru menekankan pada apa yang bisa diperbuat dengan masingmasing agama yang dianut. Sikap bijak ini tentunya sangat baik untuk diterap kan dalam kehidupan sehari-hari. Apa lah guna beragama Kristen, Islam, Hin du, Buddha, Konghucu, atau penganut aliran kepercayaan jika hanya perbua tan jahat saja dilakukan dan tidak men datangkan kebaikan bagi sesama ma nusia. Jadi, manakah agama yang paling be nar menurutmu? Saya tak tahu, yang jelas agama yang benar selalu membawa kebaikan.
Kresna koordinator Youth Writing Club YMCA, Yogyakarta
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
45
cerpen Segelas Susu Coklat hingga Sarjana O l e h Triya n t o P. Nu g roho Akhirnya aku bisa memakai toga. Duduk bersama ratusan wisudawan lainnya dalam ruang auditorium kampus. Bang ga sekaligus haru, karena lebih dari enam tahun aku menem puh kuliah di kampus pendidikan ini. Jangan dikira bahwa lamanya aku lulus berarti aku bodoh. Tidak! Aku bukanlah orang bodoh dan pemalas, bila diukur dari raihan IPK. Bukti nya IPK-ku mencapai 3,46: Sangat Memuaskan. Hanya saja sebagian besar waktu kuliah aku habiskan untuk mengurus berbagai organisasi kemahasiswaan. Walaupun bagi sebagi an orang perbuatanku itu menjadi semacam apologi saja. Tapi itu bukan persoalan penting bagiku. Hal terpenting dalam wisuda ini pun bukan mendengarkan sambutan Pak Re ktor atau menerima ijazah dari Dekan. Yang teramat penting di hari ini adalah melihat senyum bahagia di wajah ibuku. Ya, hari ini adalah pelunasan janjiku pada ibu untuk me raih gelar sarjana. Makanya sedari tadi aku malah sibuk melihat ke arah baris an kursi para orang tua. Berkali-kali aku menengok ke bela kang, kontras dengan para wisudawan lain yang fokus mena tap podium. Cukup sulit melihat ibu, karena jarak tempat duduk kami memang berjauhan. Terpaut sekitar 50-an kursi. Aku hanya bisa melihatnya sepintas. Wajahnya teduh. Nampak bingung dalam kerumunan ribuan orang ini. Tapi seulas senyum tetap terlukis di wajahnya. Menambah indah krudung biru yang khusus dibelinya untuk hadir dalam wisu da ini. *** Ibuku saat ini telah berusia 57 tahun. Tubuhnya tergolong pendek. Kalau disandingkan denganku, tingginya hanya seba huku saja. Kulitnya coklat tua, sama denganku. Rambutnya juga sama denganku, hitam lurus. Tapi seiring dengan ber tambahnya usia, di sela-sela rambutnya telah nampak ramai oleh uban. Ibuku bukanlah seperti kebanyakan ibu-ibu saat ini. Ia tidak lulus SD. Nenek pernah bercerta bahwa ibu hanya per nah sekolah hingga kelas 1 SD saja. Padahal menurut nenek ku, ibu tergolong murid pintar saat itu. Sayang, keterbatasan biaya membuat ibuku putus sekolah di tengah jalan. Aki batnya ibu tak bisa membaca dan menulis dengan lancar. Kalau ibu-ibu yang lain akrab dengan Facebook, ibuku men girim dan membaca SMS pun tak bisa. Sejak kecil ibu tak pernah mengajariku belajar. Mungkin karena memang ia tak bisa “mengajarkan” materi pelajar anku. Ia hanya sering menyuruhku belajar. “Wes garap PR durung ‘le?” begitu ucap ibu tiap malam. Walaupun begitu, ibu sangat memperhatikan kebutuhan ku dalam belajar. Misalnya, sewaktu kecil aku sering di ru mah sendiri, sedang ayah dan ibu ke pasar untuk berdagang. 46
Pewa r a Din a mik a Agus t us 2 0 1 1
Ibuku tidak membelikanku PS (playstation) atau nintendo un tuk “menemaniku” di rumah (rumah teman SD-ku semuanya jauh dari rumah) tapi entah kenapa ia malah membelikan ma jalah anak-anak dan berbagai buku cerita. Alhasil, sebagian besar temanku saat itu telah canggih bermain game, sedang kan aku telah menamatkan bertumpuk majalah. Pernah aku minta ke ibu untuk dibelikan juga playstation. Waktu itu baru saja terima rapor. Dan aku meraih rangking 1. Pikirku, wajar saja bila aku minta hadiah atas prestasi ini. Waktu itu ibu duduk di kursi ruang tamu dan sedang men jahit baju. Bukan menjahit sebenarnya, ia hanya memasang kancing baju saja. Ruang tamu rumahku hanya diisi satu meja kecil dan kursi sofa butut yang sudah tak empuk lagi. “Bu, aku pengen PS,” pintaku sambil duduk di sampingnya. Ibu tak langsung menjawab. Ia tetap melanjutkan mema sang kancing baju. Tangan kirinya menekan kancing, sedang kan tangan kanannya menarik benang dan jarum. “Bu!” panggilku dengan tak sabar. Mendengar panggilanku, ia hanya menatapku sebentar. Lantas menjawab singkat, “Belum ada uang ‘le.” Mendengar jawaban seperti itu, aku langsung diam. Tak berani membantah atau merajuk. Ibu melanjutkan menjahit bajunya tanpa berkata lagi pa daku. Semenit kemudian, setelah kami saling diam, aku be ranjak berdiri dan langsung masuk kamar. Dalam hati aku merasa sangat kesal. Kenapa tidak mau dibelikan? Bukankah aku telah juara kelas? Dan kalau juara kan bisa dapat hadiah sesuai permintaan? Bukankah harusnya begitu? Kejadian itu yang membuat aku bertekad untuk tak minta apa-apa lagi kepada ibu, selain hal-hal pokok yang berhu bungan dengan sekolah tentunya. Kini baru aku sadar. Mungkin begitulah cara ibuku, yang tak lulus SD, mendidikku agar aku tidak terjebak dalam du nia game yang justru dapat menurunkan prestasi belajarku. Mafhum bahwa banyak anak tidak belajar karena asyik ber main PS. *** Sedari SD, ibu selalu membuatkanku segelas susu coklat sebelum berangkat sekolah. Aku, hingga sekarang, memang tak terbiasa sarapan pagi. Rasanya kok tidak ada nafsu ma kan di pagi hari. Perutku selalu menolak untuk dimasuki nasi pada jam pagi. Sampai sekarang pun dalam sehari cuma ma kan siang dan malam hari. Kadang kalau punya uang lebih bisa tambah makan sore. Karena kebiasaan itu, ibu lalu menggantinya dengan sege las susu coklat. Selalu susu coklat. Tak pernah diganti susu putih atau susu sapi. Aku juga tak tahu alasannya, padahal aku juga doyan minum susu sapi.
cerpen
istimewa
Susu coklat buatan ibuku benar-benar terasa spesial. Ibu menyajikannya bukan di gelas biasa, dengan cangkir atau da lam gelas besar. Bukan! Ibu selalu menggunakan mug, yang ukurannya tidak terlalu besar tapi juga tidak terlampau kecil. Hanya ada tiga mug di rumah. Satu bergambar Mickey Mouse, dua bergambar Manchester United, warna hitam dan merah. Mug-mug itulah yang menemaniku secara bergiliran tiap pagi. Dari segi suhu, susu buatan ibu juga tak terlalu panas atau dingin. Ibu selalu membuatnya sangat pas untuk sekali teguk. Caranya, ibu selalu menambahkan air dingin, sehing ga suhu panasnya menjadi berkurang. Dari segi pemberian gula, ibu biasanya hanya memakai takaran 2--3 sendok makan. Ini menambah manis tapi tetap membuat rasa coklatnya masih kuat. Itu semua dilakukan ibuku semenjak aku duduk di bangku SD hingga kini meraih gelar sarjana. Jadi, kalau dihitung ibu telah membuatkanku susu cokelat lebih dari 6570 gelas se lama 18 tahun! *** Begitulah. Hari ini aku ganti membahagiakan ibu dengan gelar sarjana ini. Walaupun aku sadar bahwa ini tak cukup
untuk membalas seluruh kasih ibu. Seperti lirik dalam se buah lagu, “Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya menyinari dunia.” Aku kembali menoleh ke belakang. Ibu terlihat sedang ki pas-kipas karena ruangan yang memang membuat gerah. “Ibu,” kataku dalam hati. “Ribuan gelas susu coklatmu tel ah mengantarkan anakmu menjadi sarjana.” Tak terasa sebutir air bening menetes dari pojok pelu puk mataku. *** Selesai upacara wisuda, aku langsung mencari ibuku. Cu kup sulit. Aku harus menerobos ratusan orang. Berdesak-des akkan. Hatiku bergetar. Gambaran ibu yang sedang membuat susu coklat tiba-tiba menyeruak. Membayangkan keriput di wajahnya semakin bertambah. Berpikir seperti itu membuat air mataku terus menetes. Aku sayang ibuku!
Triyanto P. Nugroho mahasiswa FISE UNY
P e wa ra D i n a m i ka Agu s t u s 2011
47
puisi•geguritan•tembang Sajak-sajak Ika Setyaningsih Tak Seharusnya Jangan kau tanya telaga Di teriknya gurun Di sini hanya ada debu, pasir, serta angin Yang sama indahnya dengan riak-riak bening telaga Lihatlah kaktus di sana Ia tetap kokoh Walau matahari dengan garang membakarnya Hembusan angin menggoyahkan akar-akarnya Ia tetap senyum dalam ketegaran Tegar dalam keterbatasan Ia tetap bertahan melawan segala ara Serta masih berbagi keindahan dengan bunga-bunganya Maka jangan kau tanya lagi Tentang telaga bening itu
istimewa
Karena ia tak seharusnya ada Dalam ruang dan waktu ini Jogja, 23 April 2008
Ika Setyaningsih alumnus Pendidikan Biologi UNY
pojok gel it ik
Agustusan
48
kalam/pewara Pewa r a Din a mik a Agus t us 2011
Umarmadi: Eh, sudah Agustus lagi ya? Umarmoyo: Kenapa? Umarmadi: Prihatin aja. Umarmoyo: Kok? Umarmadi: Agustus kan identik dengan kemerdekaan. Umarmoyo: Terus? Umarmadi: Tahu nggak, merdeka
artinya apa? Umarmoyo: Bebas. Umarmadi: Nah, itu dia! Umarmoyo: Maksudnya? Umarmadi: Karena sudah merdeka, terus kita harus bebas. Umarmoyo: Maksudnya? Umarmadi: Bebas melakukan apa saja! Umarmoyo: Misalnya? Umarmadi: Jadi pejabat terus sikapnya berlebihan. Menggunakan filosofi aji mumpung. Berprestasi dalam bidang korupsi berjamaah. Sapa sira sapa ingsun. Dan seterusnya. Umarmoyo : ......................................? ema r '11
a lens
UPACARA 17 AGUSTUS Seperti biasanya setiap 17 Agustus bangsa Indonesia merayakan kemerdekaannya. Di UNY sendiri perayaan ulang tahun kemerdekaan dirayakan dengan gegap gembita. Upacara 17 belasan tidak hanya menjadi rutinitas, tetapi di medium ini pula sivitas akademika UNY yang berprestasi diumumkan. teks : Sismono La Ode • Fotografer: HERI PURWANTO
Rahmat Puasa untuk Indonesia SEGENAP KELUARGA BESAR UNY MENGUCAPKAN SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA, RAMADHAN 1432 H
universitas negeri Yogyakarta Jl. Colombo No. 1 Yogyakarta 55281 Telp. 0274-586168 www.uny.ac.id