Pewara Dinamika Agustus-September 2009

Page 42

opini

DISIPLIN KEPEMIMPINAN O l e h Y udant o r o B P

F

aktor disiplin dalam kepemimpinan me­ rupakan sesuatu yang sangat pen­ting. Persoalan utama yang muncul adalah persepsi yang keli­ru tentang disiplin itu sendiri, baik dari segi pe­mimpin maupun yang dipimpin (bawahan). Pe­mimpin bisa terjebak untuk menggunakan di­si­plin guna mempertahankan “status quo” da­lam kepemimpinannya atau untuk mengekspre­si­kan sikapnya terhadap bawahan. Disiplin se­o­lah-olah diar­tikan sebagai hukuman semata-mata. Dari pihak bawahan, disiplin terlihat sebagai hukuman yang mengancam nasibnya, atau usaha atasan untuk menghalang-halangi kemajuan dirinya. Dalam kepemimpinan, disiplin harus diar­ti­ kan sebagai “mendidik untuk perbaikan dan men­jadi lebih baik”. Disiplin jangan diartikan seba­gai hukuman untuk orang yang bersalah, tetapi merupakan didikan atau tuntunan untuk bermotivasi, bersikap, dan berkinerja baik seca­ ra konsisten. Disiplin tidak hanya diterapkan pada saat seseorang terbukti bersalah. Disi­plin dimulai dalam kondisi kerja normal untuk meningkatkan komitmen dan kinerja. Seseorang yang terbukti bersalah, disiplin hanyalah salah satu aspek saja. Adapun fungsi disiplin dapat dijabarkan sebagai berikut. Pertama, meningkatkan kualitas karakter. Kualitas karakter akan terlihat pada komitmennya kepada Tuhan, organisasi, diri, orang lain, dan kerja. Puncak komitmen akan ter­lihat pada integritas diri yang tinggi dan tang­guh.

Disiplin jangan diartikan sebagai hukuman untuk orang yang bersalah, tetapi merupakan didikan atau tuntunan untuk bermotivasi, bersikap, dan berkinerja baik secara konsisten. 40

Pewara Dinam i ka s e p t e m b e r- o kt o b e r 2 0 0 9

Kedua, mendukung proses pengejawantahan kualitas karakter, sikap, dan kerja. Kualitas sikap (komitmen dan integritas) ditunjang, didukung­, dikembangkan, dan diwujudkan dalam kenya­ taan. Komitmen dan integritas akan terlihat da­ lam kinerja yang konsisten. Ketiga, memproduksi kualitas karakter dalam hidup yang ditandai oleh adanya karakter kuat dari setiap orang, termasuk pemimpin dan bawahan. Pemimpin yang terbukti berdisiplin tinggi da­ lam sikap hidup dan kerja akan mempengaruhi para bawahan untuk berdisiplin tinggi dan dijadikan model oleh bawahannya. Demikian halnya dalam menjalankan disi­ plin, proses disiplin dapat dilukiskan dari li­ma sisi penting berikut ini. Pertama, disiplin bagai­ kan mercusuar yang membuat nahkoda tetap sia­ga akan kondisi yang dihadapi dan tetap was­ pada menghadapi kenyataan hidup dan kerja. Ke­dua, disiplin bagaikan air sungai yang teru­s mengalir dari gunung ke lembah dan terus mem­bawa kesegaran dan membersihkan bagian sungai yang keruh. Ketiga, disiplin bagaikan dinamo yang menyimpan kekuatan/daya untu­k menghidupkan mesin. Apabila kunci kontak di­ buka, daya pun mengalir dan menghidupkan me­sin yang menimbulkan daya dorong yang le­bih besar lagi dan berjalan secara konsisten. Keempat, disiplin bagaikan gas, rem, dan kemudi pada mobil yang mendorong, menghentikan, dan memberikan arah yang pasti. Dan kelima, disiplin bagaikan wasit dan hakim yang menga­ rahkan pertandingan dan menetapkan skor benar-salah, untung-kalah. Betapapun, disiplin harus ditegakkan dan di­ ja­lankan dalam kepemimpinan apabila organi­sa­ si hendak tetap tegak dan lebih maju. Pemimpin yang disiplin akan mempengaruhi bawahannya dalam berdisiplin. Disiplin merupakan tanda dan penggerak hidup suatu organisasi. Dalam upaya menjalankan disiplin, cara-ca­ ra di bawah ini dapat ditempuh. Pertama, disiplin dalam kondisi normal. Disiplin harus ditegakkan secara terus-menerus, dijelaskan, dan dikomunikasikan tentang policy/ketentuan hi­ dup/kerja organisasi secara kreatif. Hal itu dapat dilakukan dengan memberikan nasihat


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.