opini
DISIPLIN KEPEMIMPINAN O l e h Y udant o r o B P
F
aktor disiplin dalam kepemimpinan me rupakan sesuatu yang sangat penting. Persoalan utama yang muncul adalah persepsi yang keliru tentang disiplin itu sendiri, baik dari segi pemimpin maupun yang dipimpin (bawahan). Pemimpin bisa terjebak untuk menggunakan disiplin guna mempertahankan “status quo” dalam kepemimpinannya atau untuk mengekspresikan sikapnya terhadap bawahan. Disiplin seolah-olah diartikan sebagai hukuman semata-mata. Dari pihak bawahan, disiplin terlihat sebagai hukuman yang mengancam nasibnya, atau usaha atasan untuk menghalang-halangi kemajuan dirinya. Dalam kepemimpinan, disiplin harus diarti kan sebagai “mendidik untuk perbaikan dan menjadi lebih baik”. Disiplin jangan diartikan sebagai hukuman untuk orang yang bersalah, tetapi merupakan didikan atau tuntunan untuk bermotivasi, bersikap, dan berkinerja baik seca ra konsisten. Disiplin tidak hanya diterapkan pada saat seseorang terbukti bersalah. Disiplin dimulai dalam kondisi kerja normal untuk meningkatkan komitmen dan kinerja. Seseorang yang terbukti bersalah, disiplin hanyalah salah satu aspek saja. Adapun fungsi disiplin dapat dijabarkan sebagai berikut. Pertama, meningkatkan kualitas karakter. Kualitas karakter akan terlihat pada komitmennya kepada Tuhan, organisasi, diri, orang lain, dan kerja. Puncak komitmen akan terlihat pada integritas diri yang tinggi dan tangguh.
Disiplin jangan diartikan sebagai hukuman untuk orang yang bersalah, tetapi merupakan didikan atau tuntunan untuk bermotivasi, bersikap, dan berkinerja baik secara konsisten. 40
Pewara Dinam i ka s e p t e m b e r- o kt o b e r 2 0 0 9
Kedua, mendukung proses pengejawantahan kualitas karakter, sikap, dan kerja. Kualitas sikap (komitmen dan integritas) ditunjang, didukung, dikembangkan, dan diwujudkan dalam kenya taan. Komitmen dan integritas akan terlihat da lam kinerja yang konsisten. Ketiga, memproduksi kualitas karakter dalam hidup yang ditandai oleh adanya karakter kuat dari setiap orang, termasuk pemimpin dan bawahan. Pemimpin yang terbukti berdisiplin tinggi da lam sikap hidup dan kerja akan mempengaruhi para bawahan untuk berdisiplin tinggi dan dijadikan model oleh bawahannya. Demikian halnya dalam menjalankan disi plin, proses disiplin dapat dilukiskan dari lima sisi penting berikut ini. Pertama, disiplin bagai kan mercusuar yang membuat nahkoda tetap siaga akan kondisi yang dihadapi dan tetap was pada menghadapi kenyataan hidup dan kerja. Kedua, disiplin bagaikan air sungai yang terus mengalir dari gunung ke lembah dan terus membawa kesegaran dan membersihkan bagian sungai yang keruh. Ketiga, disiplin bagaikan dinamo yang menyimpan kekuatan/daya untuk menghidupkan mesin. Apabila kunci kontak di buka, daya pun mengalir dan menghidupkan mesin yang menimbulkan daya dorong yang lebih besar lagi dan berjalan secara konsisten. Keempat, disiplin bagaikan gas, rem, dan kemudi pada mobil yang mendorong, menghentikan, dan memberikan arah yang pasti. Dan kelima, disiplin bagaikan wasit dan hakim yang menga rahkan pertandingan dan menetapkan skor benar-salah, untung-kalah. Betapapun, disiplin harus ditegakkan dan di jalankan dalam kepemimpinan apabila organisa si hendak tetap tegak dan lebih maju. Pemimpin yang disiplin akan mempengaruhi bawahannya dalam berdisiplin. Disiplin merupakan tanda dan penggerak hidup suatu organisasi. Dalam upaya menjalankan disiplin, cara-ca ra di bawah ini dapat ditempuh. Pertama, disiplin dalam kondisi normal. Disiplin harus ditegakkan secara terus-menerus, dijelaskan, dan dikomunikasikan tentang policy/ketentuan hi dup/kerja organisasi secara kreatif. Hal itu dapat dilakukan dengan memberikan nasihat