Pewara Dinamika Agustus-September 2009

Page 5

jendela

IDUL FITRI 1430 H Bulan Ramadhan berlalu meninggalkan kita­. Syawal kemudian datang menyapa. Di akhir Ramadhan dan di awal Syawal itulah umat Islam di seluruh dunia melaksanakan shala­t Idul Fitri. Yang, untuk tahun 2009 M ini umum­nya dilaksanakan pada 20 September. Hari (Raya) Idul Fitri adalah hari kesyukuran, hari kegembiraan, bagi kaum muslim khususnya, mengingat di bulan suci Ramadhan yang penuh rahmat dan barokah. Umat Islam telah mampu melaksanakan tugasnya dengan mudah dan lapang dada, untuk berbakti dan mengabdi kepada Allah swt de­ngan menjalankan ibadah puasa di siang hari dan berbagai amalan di malam hari, kemudian, prosesi itu diteruskan dengan menunaikan zakat. Yang terkandung di dalam rahasia Idul Fitri adalah kesucian. Itu sesungguhnya yang disam­ but gembira, saling memaafkan, saling meri­ dhakan segala salah dan khilaf yang terjadi pada setahun yang lalu. Dengan itu, seolah-olah mereka kembali kepada asal kejadiannya yang suci bersih, kembali kepada fitrahnya. “Sesungguhnya Allah menjadikan Hari Raya Idul Fitri ini agar umat manusia ingat kepada fitrah, yak­ ni saat Allah menciptakan mereka” (H.R. Imam Tabrani dan Ibnu Abbas r.a.). Untuk itulah, Idul Fitri mesti dijadikan penggugah jiwa untuk segera insyaf dan taubat, untuk menghubungkan tali persaudaraan demi men­capai kemenangan dalam melaksanakan perintah-perintah Allah swt. Ada fenomena menarik tatkala Idul Fitri tiba­. Makna halal-menghalalkan, ridha-meridha­kan, maaf-memaafkan, antara satu dan yang la­in diungkapkan dalam berbagai gaya yang begitu kreatif. Mulai dari gaya yang normati­f sampai gaya yang puitis-estetis, dari yang biasa-biasa saja hingga ungkapan yang penuh nuansa aga­ mis, dari eks­presi “orang biasa” sampai pada ungkapan para “penyair”. Beberapa contoh berikut menarik untuk disimak. “Selamat Idul Fitri, Minal ‘Aidiin wal Faiz­ iin wal Maqbuuliin, kullu ‘aamin wa antumbikhai­

ir, mohon maaf lahir dan batin”. “Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430 H, Taqabalallahu minna wa minkum, Minal ‘Aidin wal Faizin, mohon maaf lahir batin”. “Selamat Idul Fitri 1430 H. Ada pula yang bergaya begini. “Meniti hari menabur khilaf, menyongsong fitri menuai maaf, semoga tiada tersisa khilaf dosa. Selama­t Idul Fitri 1430 H, mohon maaf lahir dan batin”. “Beralas ikhlas beratap doa, hidup ini bersimbah khilaf dan salah, mengharap diri dibasuh maaf... Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin”. Ada lagi yang diungkapkan sebagai berikut. “Waktu akan terus berjalan. Sebelum jiwa me­ ninggalkan raga dan kita tak sempat bertatap, saya ucapkan “Taqobbalallahu Minna wa Min­ kum, Taqobbal ya Karim’. Selamat Idul Fitri 1430 H, mohon maaf lahir dan batin”. “Jika hati sejer­ nih air jangan biarkan ia keruh, jika hati seputih awan jangan biarkan ia mendung, jika hati seindah bulan, hiasi ia dengan iman. Mohon maaf lahir dan batin. Beberapa di antaranya diungkap denga­n bahasa daerah seperti berikut. “Muhung mring Gusti, mugya kinabulan kang sinedya, yeku reri­ pih rahmating Idul Fitri. Minal Aidin wal Faizin, apura-ingapura, ilanging dosa kala rubeda, satemah bagya mulya. Amin”. “Jroning nala, tan­ sah nglenggana tan ana jalma kang sampurna. Tumunten amastuti mring Hyang Widhi, mugi linebur dosa kula lan jengandika ing dinten ri­ yadi”. Dari sekian banyak model jawaban untuk itu, ada jawaban yang juga cukup menarik. “Alhamdulillah, sama-sama, semoga Allah swt selalu sayang kepada kita. Meski minta maaf tida­k harus menunggu Idul Fitri tiba, pada ruang dan waktu yang teramat monumental ini kami mohon maaf segala kesalahan lahir dan batin”. Wow.....menarik kan?

Drs. Sumaryadi, M.Pd. Pemimpin Redaksi

P e wa r a Di n a m i k a s e p t e m b e r- o kt o b e r 2009


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Pewara Dinamika Agustus-September 2009 by Universitas Negeri Yogyakarta - Issuu