daftar isi
4
Warta Utama
Memperingati Hari Keluarga, Membangun Keluarga Harapan
3 | Warta Redaksi
14 | Sejuta Warta
23 | Warta Daerah
Hari Keluarga Milik Keluarga
Gebyar Hari Keluarga Jawa Barat 2013
7 | Warta Utama
Gita KDI Ajak Semua Pihak Sukseskan Program KB
16 | Sejuta Warta
Penghargaan Internasional untuk Bupati Dadang
8 | Warta Utama
Gebyar Hari Keluarga Kabupaten dan Kota
17 | Warta Utama
Pameran Foto Keluarga Hingga Sandrina IMB
Daftar Pemenang Lomba Hari Keluarga XX Jawa Barat
11 | Warta Utama
19 | Warta Khusus
Nilai Luhur Kemanusiaan Lahir dari Keluarga
13 | Sejuta Warta Pemenang Lomba Foto Keluarga 2 2
24 | Warta Daerah Program KB Pilar Utama Keluarga Sejahtera
Peta Keluarga, Peta Pembangunan
21 | Warta Khusus Data Keluarga untuk Keluarga
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
25 | Warta Opini Edutainment Program KB Lewat Media Sosial
warta redaksi WARTA KENCANA Media Advokasi Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Jawa Barat diterbitkan BKKBN Jawa Barat untuk keperluan penyebarluasan informasi dan kajian kependudukan dan keluarga berencana di Jawa Barat. Warta Kencana hadir setiap dua bulan. Redaksi menerima kiriman artikel, liputan kegiatan, dan foto kegiatan kependudukan atau keluarga berencana. Redaksi akan memprioritaskan kiriman dari daerah. Setiap pemuatan akan mendapatkan bingkisan menarik dari redaksi. Penasehat Kepala BKKBN Jawa Barat Ir. Siti Fathonah, MPH. Dewan Redaksi Drs. Rahmat Mulkan, M.Si. Dra. Ida Indrawati Dra. Tetty Sabarniati Drs. H. Yudi Suryadi Drs. Rudy Budiman Drs. Soeroso Dasar, MBA Pemimpin Redaksi Drs. Rudy Budiman Wakil Pemimpin Redaksi Elma Triyulianti, S.Psi., MM. Managing Editor Najip Hendra SP Tim Redaksi Arif R. Zaidan, S.Sos. Bambang Dwi Nugroho, S.Ds. Chaerul Saleh Kontributor Ahmad Syafaril (Jabotabek) Akim Garis (Cirebon) Mamay (Priangan Timur) Yan Hendrayana (Purwasuka) Anggota IPKB Jawa Barat Rudini Fotografer Dodo Supriatna Tata Letak Litera Media Grafika Sirkulasi Ida Farida Alamat Redaksi Kantor BKKBN Jawa Barat Jalan Surapati No. 122 Bandung Telp : (022) 720 7085 Fax : (022) 727 3805 Email: kencanajabar@gmail.com Percetakan Litera Media - 081320646821 www.literamedia.com
Hari Keluarga Milik Keluarga
P
eringatan Hari Keluarga ke-18 pada 2011 menandai perubahan besar “ritual� tahunan yang jatuh setiap 29 Juni tersebut. Sejak itulah pemerintah menghilangkan terminologi nasional. Sebelumnya, terminologi nasional melekat dalam Hari Keluarga, yakni Hari Keluarga Nasional (Harganas). Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) kala itu, Sugiri Syarif, beralasan penggunaan term nasional seolah peringatan tersebut milik pemerintah yang harus dirayakan secara nasional. Padahal, imbuh Sugiri, Hari Keluarga sejatinya milik seluruh keluarga di Indonesia. Peringatan hari bersejarah tersebut bukan sekadar seremoni yang lepas dari makna yang terkandung di dalamnya. Nah, spirit membumikan Hari Keluarga itu pula yang diusung dalam peringatan ke-20 tingkat Jawa Barat di Soreang pada awal Juli 2013. Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat berupaya menghadirkan Hari Keluarga sebagai hari milik seluruh keluarga Jawa Barat. Spirit itu kemudian diterjemahkan dengan menggelar sejumlah kegiatan yang di dalamnya mengundang partisipasi aktif keluarga. Hari Keluarga diharapkan menjadi sebuah upaya melawan lupa akan arti penting keluarga itu sendiri. Kadang kita lupa atau bahkan memungkiri arti penting keluarga. Kesibukan sehari-hari kerap melupakan hakikat dan makna keluarga bagi hidup masing-masing sebagai perorangan dan makna keluarga bagi kehidupan bangsa. Padahal, bangsa-bangsa lain, termasuk bangsa-bangsa yang sekarang maju, juga menempatkan keluarga pada posisi sentral dalam kehidupan masyarakatnya. Peringatan Hari Keluarga merupakan lonceng pengingat bahwa kita menempatkan keluarga pada posisi sangat strategis dalam membangun bangsa. Keluarga adalah penentu kualitas bangsa. Keluarga yang sehat dan sejahtera adalah prasyarat bagi bangsa yang sehat dan sejahtera. Keluarga yang cerdas adalah landasan dari bangsa yang cerdas. Dari keluarga-keluarga seperti itulah akan lahir pemimpin-pemimpin bangsa yang andal. Kalau sudah begitu, wajar kiranya atau bahkan wajib bagi kita untuk memperingati Hari Keluarga. Dan, gebyar Hari Keluarga bertujuan mengingatkan kepada seluruh keluarga di Jawa Barat bahwa kebahagiaan atau kesejahteraan sebuah keluarga itu berawal dari keluarga itu sendiri. Dirgahayu Keluarga Indonesia! Rudy Budiman Pemimpin Redaksi
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
3
warta utama
Oratorium Hari Keluarga
Memperingati Hari Keluarga, Membangun Keluarga Harapan Gubernur Heryawan Pimpin Peringatan Hari Keluarga XX di Kabupaten Bandung HARI Keluarga tentu bukan sekadar ritual tahunan setiap 29 Juni. Hari Keluarga sesungguhnya berlangsung setiap hari, sepanjang tahun. Kalaupun peringatannya berlangsung seremonial, hal itu semata-mata mengingatkan kembali bahwa keluarga juga memiliki hari besar.
4
N
ah, Wakil Presiden Boediono memiliki jawaban menarik manakala masih ada yang bertanya mengapa Hari Keluarga perlu diperingati. Menjawab pertanyaan media usai memimpin Peringatan Hari Keluarga XX tingkat nasional di Kendari, Sulawesi Tenggara, Pak Boed mengungkapkan, “Kita menempatkan keluarga pada posisi yang sangat strategis dalam membangun bangsa. Keluarga adalah penentu kualitas bangsa. Keluarga yang sehat dan sejahtera adalah prasyarat bagi bangsa yang sehat dan sejahtera. Keluarga yang cerdas adalah landasan dari bangsa yang cerdas. Dari keluargakeluarga seperti itulah akan lahir pemimpinpemimpin bangsa yang andal,� kata Boediono. Tak hanya itu, dalam keluargalah dibentuk dasar-dasar karakter manusia, terutama karakter dan kepribadian, generasi penerus bangsa, penerima estafet kepemimpinan bangsa. Dalam keluarga pula dibangun kualitas manusia. Kualitas manusia dalam arti yang utuh, yaitu mencakup segi kesehatan, pendidikan, keterampilan, sikap, karakter, dan lain-lain. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan juga punya alasan mengapa Hari Keluarga perlu diperingati. Heryawan mengungkapkan, dalam semua literatur dan filosofi kemasyarakatan, keluarga memiliki peran yang besar untuk menentukan keberhasilan masyarakat dalam lingkup lebih besar. “Tak peduli apakah itu filosofi
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
warta utama Barat, filosofi Timur, termasuk filosofi Islam, keluarga adalah unit masyarakat paling kecil yang menentukan masyarakat yang lebih besar. Kita tidak akan mungkin memimpikan masyarakat yang serta negara yang aman dan tenteram tanpa ketenteraman yang hadir di keluarga masing-masing,” ujar dalam sebuah kesempatan. “Oleh karena itu, peringatan Hari Keluarga sangat penting dan kita harus menggaungkan pentingnya keluarga dalam tatanan masyarakat modern. Keutuhan keluarga sangat penting. Ibu, ayah, dan anak harus hadir dalam sebuah harmoni yang sangat kuat dalam sebuah keluarga bahagia,” tambah Heryawan.
peringatan Hari Keluarga XX dalam bentuk yang paling konkret. Kalau makanan yang tersedia hanya untuk empat orang, berarti hanya keluarga dengan empat anggota yang bisa menikmati makanan secara proporsional. Sementara mereka yang memiliki jumlah anak banyak harus membagi kepada semua anak. Sudah pasti bagiannya lebih sedikit. Ini salah satu bentuk edukasi yang kami berikan kepada keluarga kurang mampu,” terang Fathonah.
Dari Soreang untuk Jawa Barat Tahun ini, peringatan Hari Keluarga XX tingkat Jawa Barat dilaksanakan pada 3 Juli 2013 di Kabupaten Bandung. Gubernur Heryawan memimpin langsung peringatan hari besar seluruh keluarga Jawa Barat ini. Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Siti Fathonah menjelaskan, acara puncak yang dipusatkan di lapangan Upakarti, Soreang, ini diikuti lebih kurang 4.000 orang dari seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat. “Mereka terdiri atas para undangan dari BKKBN Pusat, kepala organisasi perangkat daerah (OPD) provinsi Jawa Barat, PKK provinsi dan kabuputen/ kota, Bupati/Wali kota se-Jawa Barat, kepala OPD keluarga berencana (KB), kepala OPD kesehatan, OPD Kabupaten Bandung, Juang Kencana, camat se-Kabupaten Bandung, UPT KB, UPT Yankes, PLKB/PKB, Forum Pos KB, PIKR, Saka Kencana, Karang Taruna, para penerima penghargaan tingkat provinsi dan tingkat kabupaten, dan masyarakat luas,” terang Fathonah. Lebih dari sekadar seremoni, Fathonah menegaskan pelibatan masyarakat luas diwujudkan secara konkret dengan sejumlah kegiatan. Sebut saja misalnya lomba makan Abah-Ambu Super yang diperuntukkan bagi keluarga prasejahtera alias tidak mampu. Bentuknya, panitia menyiapkan satu paket makan untuk empat anggota keluarga. Dengan asumsi, setiap keluarga terdiri atas ayah, ibu, dan dua orang anak. Kalaupun ada peserta yang membawa lebih dari empat anggota keluarga, maka keluarga tersebut harus membagi kepada semua anggota keluarga. “Kami ingin menunjukkan contoh keluarga kecil bahagia dan sejahtera sebagaimana tema
Banyak anak banyak rejeki yang harus dibagi.
Kegiatan lain yang dihelat mulai 2 Juli 2013 tersebut meliputi sosialisasi dan publikasi Hari Keluarga kepada masyarakat, pembukaan Gelar Dagang UPPKS, lomba cerdas cermat, temu kader, aneka lomba keluarga, minum susu bersama, dan pementasan kreasi seni. Kegiatan hari pertama dipimpin Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat Giselawati Wiranegara Deddy Mizwar. Sementara pada 3 Juli 2013, akan dilangsungkan penyerahan penghargaan kepada para pemenang dasa lomba (PLKB Teladan, Pos KB Teladan, Akseptor Lestari 10 tahun, 15 tahun dan 20 tahun, Keluarga Harmonis, kader BKB, kader BKR, BKB, BKR, BKL dan UPPKS), penyerahan bantuan sosial, peninjauan gelar dagang, dan pelayanan KB pria. Lebih jauh Fathonah menjelaskan, dipilihnya Kabupaten Bandung sebagai tuan rumah peringatan Hari Keluarga XX merupakan apresiasi atas keberhasilannya meraih juara umum pada dasa lomba Hari Keluarga XIX tahun lalu. Selain itu, dukungan politis dari Pemerintah Kabupaten Bandung terhadap pelaksanaan program KB sangat baik. Sehingga, pada acara Hari Keluarga XX ini Bupati Bandung Dadang Naser, Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Bandung, dan Ketua Distric Work Group (DWG) Kabupaten
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
5
warta utama Bandung mendapat penghargaan dari Advance Family Planning (AFP) Internasional. Penghargaan ini diberikan atas prestasi Kabupaten Bandung dalam merevitalisasi program KB. Kembali menyinggung pentingnya peringatan Hari Keluarga, Fathonah berharap momentum ini dapat membuka nurani keluarga Jawa Barat untuk lebih memberikan perhatian terhadap peran dan fungsi masing-masing anggota keluarga, baik sebagai ayah, ibu, ataupun anak. Untuk itu, budaya komunikasi yang lebih terbuka di antara anggota keluarga itu sendiri maupun dengan masyarakat di lingkungannya perlu diwujudkan. “Potret keluarga ideal adalah yang dapat melaksanakan delapan fungsi keluarga, yaitu agama, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi, pendidikan, ekonomi, serta lingkungan. Fungsi keluarga ini merupakan cermin kekuatan masyarakat, bangsa, dan negara yang utuh dan bersatu,” Fathonah mengakhiri.
Hindari Perceraian, Bangun Ketahanan Keluarga Dalam sambutannya Gubernur Heryawan mengungkapkan, sebuah keluarga harus dijadikan sebagai daya tahan masyarakat. Salah satu caranya yakni dengan mempertahankan keutuhan rumah tangga. Dia berpesan agar perceraian suami istri pun sebisa mungkin dihindari dan hanya boleh dijadikan sebagai “pintu darurat”. “Agama pun memandang pernikahan sebagai hal yang suci. Karena itu, sebaiknya tidak ada perceraian dalam berumah tangga. Perceraian itu hanya bisa dijadikan sebagai pintu darurat saja,” tandas Heryawan.
Langkah konkret yang bisa dilakukan untuk mencegah kasus perceraian tersebut, kata Heryawan, salah satunya dengan melakukan pembinaan terhadap keluarga dan mengisi kegiatan-kegiatan yang bisa menguatkan rumah tangga atau keluarga seperti dengan menggelar pengajian rutin. Bagaimana pun, kata Aher, keluarga merupakan akar dari keutuhan manusia. Semua hal negatif dari manusia bisa dicegah dari pembentukan mental yang baik dari didikan di lingkungan keluarga. “Keluarga adalah sebagai lembaga sosial terkecil, bisa juga sebagai daya tahan masyarakat. Jika keluarga baik, maka bisa dicegah hal-hal negatif atau gangguan sosial bagi anggota keluarga tersebut,” kata dia. Di sisi lain, Heryawan mengajak semua kalangan bahu membahu menggalakkan program KKB. “Dalam berkeluarga itu, sebaiknya memiliki dua orang anak agar orang tua tidak akan terlalu kerepotan dan keberatan dalam mengurus anak-anaknya,” ungkapnya. Hal senada disampaikan Bupati Bandung Dadang M Naser yang berbicara sesaat sebelum Heryawan. Dia berpesan kepada masyarakat Kabupaten Bandung untuk menjaga keluarganya dengan lebih baik, khususnya hubungan antara suami dan istri. “Jangan sampai perceraian menjadi tren baru di masyarakat karena itu akan banyak merugikan bagi keluarga, khususnya anak-anak. Apalagi cerai itu kan hal yang dibenci oleh Allah,” tandas Dadang. Bupati Dadang mengklaim angka perceraian di Kabupaten Bandung sudah mulai berkurang. Karena itu, sambung Dadang, pihaknya berharap peringatan Harga bisa menjadi momentum bagi masyarakat Kabupaten Bandung untuk bisa menjaga keluarganya dengan baik, termasuk menghindari perceraian.
Persoalan Negara Bermula dari Keluarga
Penghargaan Gubernur
6
Di tempat yang sama, dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Utama BKKBN Ambar Rahayu, Kepala BKKBN Fasli Jalal menjelaskan, keluarga sejahtera menjadikan keluarga yang damai dalam kehidupan saling menghormati, saling menghargai, baik antara sesama anggota keluarga itu sendiri maupun antara keluarga yang satu dengan yang lain. Itulah yang kemudian melahirkan keluarga dan masyarakat
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
warta utama berkepribadian dan bermoral tinggi dengan tidak meninggalkan nilainilai sosial budaya bangsa Indonesia untuk bersamasama membangun negara yang penuh kedamaian. “Keluarga menjadi wahana pertama dan utama sekaligus menjadi sumber kekuatan dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang andal dan paripurna. Tidak berlebihan apabila kita berbicara bahwa semua persoalan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat semuanya dimulai dari keluarga,” kata Ambar. “Di sisi lain, kenyataan yang sering kita temukan adalah adanya berbagai permasalahan sosial saat ini, terutama kemiskinan, kerukunan, dan keharmonisan antarwarga masyarakat, yang perlu mendapat perhatian yang serius. Kondisi ini tidak lepas dari akar permasalahan kependudukan yang apabila tidak ditangani dengan serius dan dikelola dengan baik akan semakin menyulitkan kehidupan keluarga, masyarakat, dan pada akhirnya mempengaruhi ketahanan bangsa Indonesia,” dia menambahkan. Dengan demikian, imbuh dia, keluarga akan selalu menghidupkan, memelihara, memantapkan, dan mengarahkan kekuatan tersebut sebagai perisai dan senjata dalam menghadapi permasalahan yang terjadi. Karena itu, peringatan Harga memiliki makna penting bagi pembangunan bangsa Indonesia.(NJP)
Penghargaan Internasional untuk Bupati Dadang Peringatan Hari Keluarga XX di Kabupaten Bandung terasa begitu istimewa. Sang tuan rumah baru saja diganjar penghargaan internasional. Advance Family Planning (AFP) memilih Bupati Dadang M Naser jadi penerima penghargaan bidang keluarga berencana (KB) tersebut.
S
uratnya bernomor 106/CCPI/ AFP/VI/2013 itu belum lama tiba di meja Bupati Bandung Dadang M Naser. Tertanggal 14 Juni 2013 lalu, surat itu ternyata berasal dari AFP Chief of Secretariat-CCP Foundation. Isinya berupa pemberitahuan bahwa sang penerima surat dianggap berhasil dalam penanganan program KB di wilayahnya, Kabupaten Bandung. Secara khusus, AFP Chief of Secretariat-CCP Foundation Mayun Pudja mengungkapkan Bupati Dadang dinilai berhasil mendorong kaum pria di wilayahnya untuk ikut ber-KB, terutama kontrasepsi jangka panjang berupa metode operasi pria (MOP) alias vasektomi. “Kepedulian terhadap program
Penyerahan Penghargaan
KB di Kabupaten Bandung, di antaranya meningkatkan anggaran APBD untuk program tersebut yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Di samping itu, ada alokasi dana perimbangan desa (APBD) untuk kegiatan KB di desa-desa. Ini merupakan beberapa penilaian sehingga Bupati Bandung layak menerima penghargaan ini,” kata Mayun pada 1 Juli 2013. Sebelumnya, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bandung Ny Kurnia Dadang Naser menerima penghargaan Manggala Karya Kencana dari BKKBN. Penghargaan diserahkan Kepala BKKBN Fasli Jalal pada peringatan Hari Keluarga XX tingkat pusat di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. “Penghargaan ini merupakan milik seluruh warga Kabupaten Bandung yang telah ikut bahumembahu menyukseskan program KB tanpa pamrih. Kita sadari bahwa program KB pada hakikatnya merupakan salah satu langkah yang harus ditempuh untuk peningkatan kesejahteraan keluarga,” ucap Nia, sapaan akrab Nyonya Dadang tersebut. Keterlibatan PKK terhadap penanganan KB menurutnya tak sebatas mengajak warga
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
7
warta utama untuk ikut ber-KB. Lebih dari itu, PKK juga turut memberikan motivasi kepada warga khususnya pasangan usia subur (PUS) mengenai dampak positif program KB terhadap peningkatan kesejahteraan keluarga. “Agar keikutsertaan mereka dalam program KB benarbenar datang atas kesadaran sendiri, bukan berdasarkan paksaan. Di sinilah pentingnya motivasi,” tandas Nia. Kepala Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Bandung Grace Mediana Purnami menjelaskan, salah satu bukti dengan makin pedulinya warga terhadap KB bisa dilihat dari pelayanan peserta KB aktif. Dari 517.007 akseptor peserta KB aktif tahun 2012, sebanyak 301.767 akseptor di antaranya berupa akseptor KB mandiri. Sementara sisanya 215.240 akseptor melalui pelayanan KB pemerintah. “Angka ini menunjukan tingkat kemandirian dan kesadaran masyarakat dalam ber-KB sudah cukup baik,” kata Grace. Selain itu, keterlibatan pria ber-KB di Kabupaten Bandung dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada 2012, perkiraan mencapai peserta KB pria (MOP) sebanyak 1.103 orang, sementara realisasi mencapai 1.104 orang atau mencapai 100,06 persen. “Untuk memasyarakatkan MOP kita bentuk berbagai paguyuban di masing-masing kecamatan. Anggota paguyuban ini secara berkala melakukan pertemuan di rumahnya secara bergantian. Di samping itu, mereka pun mengajak warga lainya untuk ikut bergabung tanpa adanya paksaan,” kata Grace. Saat ini, terang Grace, peserta KB pria di Kabupaten Bandung mencapai 5.000 orang. Jumlah tersebut terhitung sejak 2010 hingga pertengahan 2013 ini. (NJP)
8
Pameran Foto Keluarga Hingga Sandrina IMB Hari Keluarga benar-benar milik keluarga Jawa Barat. Tengok saja puncak peringatan Hari Keluarga XX tingkat Jawa Barat di Soreang, Kabupaten Bandung, pada 3 Juli 2013. Ada banyak kegiatan yang di dalamnya melibatkan keluarga, baik langsung maupun tidak langsung.
B
agi penyuka tayangan ajang pencarian bakat di salah satu televisi nasional, siapa tak kenal Sandrina? Pemilik nama lengkap Sandrina Mazaya Azzahra ini sukses menjadi kampiun Indonesia Mencari Bakat (IMB) musim ketiga tahun ini. Penampilannya memang kerap mengundang decak kagum dari pemirsa yang menyaksikannya menari di atas panggung. Tak hanya luwes, Sandrina juga selalu terlihat atraktif ketika membawakan berbagai tarian di sepanjang penampilannya. Nah, aksi superkeren bocah belia kelahiran 8 Juli 2001 ini ikut menjadi bagian dalam puncak perayaan Hari Keluarga (Harga) XX tingkat Provinsi Jawa Barat di Lapangan Upakarti, Soreang,
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
Kabupaten Bandung, pada 3 Juli 2013. Tambil dengan balutan pakaian yang didominasi warna kuning, merah, dan biru, Sandri tampak energik mengikuti entakkan kendang dan perkusi lainnya dalam oratorium delapan fungsi keluarga di bawah iringan Ega Robot Percussion. Tampil tanpa jeda selama lebih kurang 30 menit, penampilan ciamik Sandri sukses menuai pujian dan tepuk tangan riuh sekitar seribuan peserta peringatan Harga. Tak kurang dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Gubernur Deddy Mizwar, dan Bupati Bandung Dadang M Naser ikut larut dalam aksi yang melibatkan puluhan penari tersebut.
warta utama Sejahtera (UPPKS), dan Pusat Informasi Konseling Remaja (PIKR) dari seluruh kabupaten dan kota se-Jawa Barat.
Oratorium Hari Keluarga
Bukan tidak mungkin, bila presenter dengan logat Jawa yang kental, Soimah, ikut nonton aksi Sandri siang itu akan mengulangi sanjungannya saat dia menjadi juri tamu IMB beberapa waktu lalu. “Kalau ngeliat kamu nari di atas panggung, seperti bukan Sandrina biasanya. Kayak kesurupan,” celoteh entertainer asal Yogya tersebut. Tentu, yang tampak hanya anggukan tamu-tamu undangan di bagian depan tenda utama yang berbaur dengan tepuk tangan penonton. Kemeriahan peringatan Harga memuncak ketika oratorium berlangsung melintas berulang kali pesawat latih TNI AU membawa spanduk raksasa bertuliskan “Selamat Hari Keluarga XX, Ayo Ikut KB! Dua Anak Cukup.” Raungan pesawat itu menandai penegasan kembali tagline program kependudukan dan keluarga berencana (KKB) dari “Dua Anak Lebih Baik” menjadi “Dua Anak Cukup.”
Tentu, itu bukan satu-satunya kemeriahan pesta keluarga Jawa Barat tersebut. Dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalilan Kependudukan, dan Keluarga Berencana (BP3APKKB) Jawa Barat Nenny Kencanawati, Ketua Penyelenggara Peringatan Harga XX Jawa Barat Aip Rivai menjelaskan, rangkaian peringatan Harga sudah berlangsung sejak beberapa hari sebelumnya. Salah satunya partisipasi dalam pameran pembangunan KKB di arena peringatan Harga XX tingat nasional di Kendari, Sulawesi Tenggara. Di Jawa Barat, kegiatan Harga dimulai dengan peresmian Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS) di 24 kabupaten dan kota yang bekerja dengan organisasi wanita muslimah Aisyiyah. Kemudian, temu kader Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL), pengelola Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Ada juga lomba cerdas cermat remaja yang diikuti oleh kelompok BKR dan PIK Remaja, lomba makan nasi liwet Abah dan Ambu Super bagi keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera (KS) I, dan pameran dan gelar dagang. Acara terakhir ini dibuka secara resmi Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat Giselawati Wiranegara Deddy Mizwar. Pameran yang berlangsung 2-3 Juli 2013 ini diikuti kelompok UPPKS se-Jawa Barat. Sehari sebelum puncak peringatan juga dihelat pertunjukkan wayang hihid yang dibawakan sejumlah penari cantik di hadapan Giselawati cs. Kegiatan lainnya antara lain bhakti sosial bekerjasama dengan TNI dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung. Kegiatan ini meliputi donor darah, operasi katarak, operasi bibir sumbing, pelayanan KB, dan kesehatan gratis. Pelayanan vasektomi alias KB pria diberikan kepada 150 akseptor. Sementara papsmear dilakukan bagi 100 wanita pasangan usia subur (PUS) di Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung. Sementara pada puncak peringatan Harga XX, dilangsungkan penyerahan sembako, pemberian penghargaan, dan pencanangan pendataan keluarga. Penyerahan sembako sebanyak 160 paket diberikan kepada keluarga prasejahtera. Penyematan penghargaan Wira Karya Kencana dan Dharma Karya Kencana dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) diberikan kepada para pengelola program KKB di Jawa Barat. “Kegiatan ini bertujuan meningkatkan empat hal. Pertama, peran keluarga melalui
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
9
warta utama
Lomba Foto Keluarga
pelakasanaan delapan fungsi keluarga sebagai dasar ketahanan keluarga yang tangguh. Kedua, kegiatan pemberdayaan keluarga dalam membangun ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Ketiga, kepedulian dan peran serta masyarakat dalam upaya membangun keluarga kecil bahagia sejahtera, dan pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga sebagai dasar dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang tangguh dan mandiri,” terang Nenny.
Pameran Foto Keluarga Ada yang baru dalam perhelatan Hari Keluarga tahun ini. Inilah kali pertama BKKBN memamerkan 20 foto terbaik bertema keluarga. Foto-foto tersebut diseleksi dari dari 165 foto yang berpartisipasi pada Lomba Foto BKKBN Jawa Barat bertema “Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera, Keluarga Harapan Bangsa” yang digelar menyambut Hari Keluarga XX. Pameran berlangsung bersamaan dengan peringatan Harga XX di Lapangan Upakarti. Kepala Sub Bidang Advokasi dan KIE BKKBN Jawa Barat Elma Triyulianti mengungkapkan, pihaknya mengadakan lomba foto agar masyarakat memahami pesan program KKB melalui bahasa visual. Metode ini dipilih sebagai salah satu alternatif penyampaian pesan program KKB kepada masyarakat. Selama ini, pesan program lebih banyak disampaikan melalui bahasa tulis atau audio.
10
“Ke-20 foto yang dipamerkan merupakan hasil seleksi dari 165 foto kiriman masyarakat. Proses penjurian berlangsung pada 30 Juni 2013 oleh fotografer surat kabar Tribun Jabar Gani Kurniawan dan portal Bandungnewsphoto.com. Juri memilih enam juara, yang terdiri atas tiga juara utama dan tiga juara harapan. Nah, foto yang dipamerkan merupakan 20 terbaik pilihan juri,” terang Elma. Penyerahan hadiah dilaksanakan bersamaan dengan pembukaan pameran foto hasil lomba dan pembukaan Hari Keluarga XX Tahun 2013 diberikan Kepala Bidang Advokasi Penggerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN Jawa Barat Rudy Budiman dan ketua panitia yang juga redaktur Bandungnewsphoto.com Yurri Erfansyah. Juara I diraih oleh Dede Sudiana asal Bogor dengan foto berjudul “Menabung Sejak Dini” berhak atas uang tunai Rp 2 juta. Sedangkan juara II diraih Heni Handayani dari Bandung dengan foto berjudul “Bermain Pasir” dan berhak atas uang tunai Rp 1,5 juta. Sementara pemenang III diraih Jajang Dedi Suntara dari Bandung dengan foto berjudul “Belajar Ngaji” dan berhak atas uang tunai Rp 1 juta. Selain itu, Juara Harapan I diraih Erwin Kurniawan dari Bogor dengan foto berjudul “Mencukur Rambut Kakak”, Juara Harapan II diraih Hendi Handayani dari Bandung dengan foto berjudul “Happy Family”, dan Juara Harapan III diraih Yusuf Tomi dari Bandung dengan foto berjudul “500 Kata Pertamaku”. Masingmasing juara harapan mendapatkan uang tunai sebesar Rp 500 ribu.(NJP)
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
warta utama
Harga XX Nasional
Nilai Luhur Kemanusiaan Lahir dari Keluarga
P
eringatan Hari Keluarga XX tingkat nasional yang berlangsung di Kendari, Sulawesi Tenggara, menjadi momen penegasan komitmen Wakil Presiden Boediono terhadap program kependudukan dan keluarga berencana (KKB). Kali ini untuk ke sekian kalinya Pak Boed, sapaan Boediono, mewakili Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang enggan nongol di acara peringatan Harga. Memimpin peringatan Harga XX di Lapangan eks-MTQ Kendari pada 29 Juni 2013, Boediono mengatakan keluarga memiliki peran sangat sentral dalam kehidupan manusia. Keluarga merupakan tempat tumbuhnya nilai luhur kemanusiaan yang membentuk kualitas seorang manusia sebagai warga negara.
Wapres Boediono Pimpin Puncak Peringatan Hari Keluarga Tingkat Nasional di Kendari Keluarga menempati maqam istimewa dalam kehidupan. Tak salah bila Wakil Presiden Boediono menyebutnya sebagai tempat tumbuhnya nilai luhur kemanusiaan.
“Kemajuan suatu bangsa ditentukan dari kualitas manusianya, sehingga peran keluarga sebagai wahana pembentukan karakter seorang manusia sangatlah penting,� kata Wapres Boediono. Wapres menjelaskan, keluarga merupakan tempat berseminya kasih sayang, saling asah, saling asuh, saling hormat, di mana seseorang dilahirkan dan tumbuh serta dibentuk sehingga menjadi seseorang yang memiliki kepribadian yang luhur. Wapres juga mengakui, pada saat ini masih ada berbagai
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
11
warta utama permasalahan yang menghambat kemajuan keluarga, di antaranya jeratan kemiskinan, ketiadaan akses pendidikan dan kesehatan, serta ketidakharmonisan antarkeluarga. “Apabila kita menginginkan bangsa kita maju, mari kita singsingkan lengan baju karena banyak sekali masalah keluarga yang harus kita tangani secara sinkron. Semua pihak harus ikut berkontribusi dan ikut memfasilitasi sasaran bersama guna menciptakan keluarga kecil dan sejahtera,” ujarnya seraya menambahkan, progam KKB akan dijadikan ujung tombak sebagai simpul koordinasi yang pelaksanaannya harus ditingkatkan. Sebelumnya, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Fasli Jalal berjanji akan terus meningkatkan revitalisasi program KK agar lebih berkualitas. “Program KB akan mempengaruhi kesejahteraan suatu keluarga dan pada akhirnya dapat melahirkan generasi emas sebagai penerus suatu bangsa,” ucapnya. Siang itu, Wapres Boediono didampingi Ibu Herawati Boediono dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II. Sejumlah menteri KIB II yang hadir di antaranya Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi, Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf Al Jufrie, Menteri Kesehatan (Menkes) Nafsiah Mboi, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Linda Amalia Sari Gumelar. Sementara itu, Ketua Umum Pelaksana Hari Keluarga XX Vita Gamawan Fauzi menjelaskan, Hari Keluarga XX mengusung tema “Melalui Hari Keluarga Kita Bangkitkan Keluarga Indonesia Membangun Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera” dan motto “Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera, Keluarga Harapan Bangsa”.
12
Menurutnya, panitia menggelar serangkaian kegiatan yang melibatkan keluarga dan masyarakat di seluruh pelosok tanah air Indonesia. Beberapa kegiatan dalam rangkaian Harga XX, antara lain sosialisasi kegiatan Hari Keluarga. Sosialisasi dilakukan melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik, media luar ruangan dan seminar serta sarasehan, talkshow, dan road show yang melibatkan partisipasi masyarakat. Kemudian, pendayagunaan mobil unit penerangan (Mupen) KKB. Selama ini, terang Vita, mupen merupakan salah satu media penyuluhan di daerah untuk menyosialisasikan program KKB. Dalam rangkaian Harga, mupen menggelar pemutaran film di tempat-tempat strategis sambil memutar lagu mars KB serta mengumumkan secara terus-menerus kepada seluruh masyarakat tentang rangkain Harga. “Kegiatan lainnya adalah road show Semarak KBPKK Hari Keluarga. Momentum ini dilaksanakan di beberapa provinsi yang capaian program KB-nya masih kurang. Kegiatan ini melibatkan beberapa stake holders dari unsur-unsur Kesehatan, KB dan Pemda serta TP PKK. Tujuannya meningkatkan kepedulian dan partisipasi masyarakat, baik keluarga maupun perorangan, dalam menyukseskan program KKB,” terang Vita. Ada juga kegiatan lomba-lomba,bhakti sosial Hari Keluarga, seminar atau sarasehan, pameran dan gelar dagang, temu kader, kesenian rakyat, dan lain-lain. Tahun ini, BKKBN juga memberikan kesempatan kepada seluruh perwakilan BKKBN untuk mengembangkan acara agar peringatan Harga dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh keluarga dan masyarakat. (NJP)
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
sejuta warta khusus warta
LOMBA FOTO KELUARGA 2013 Juara I Menabung Sejak Dini
Juara Harapan I Mencukur Rambut Kakak
Juara II Bermain Pasir Juara Harapan II Happy Family
Juara III Belajar Ngaji
Juara Harapan III 500 Kata Pertamaku TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
13
sejuta warta
Tarian Penyambutan
Penghargaan Internasional
Gebyar Hari Keluarga XX Tingkat Jawa Barat
Pendataan Keluarga
Wagub Baru, Idola Baru
Atraksi Udara
Talkshow Radio Komunitas
Oratorium Fungsi Keluarga
14
Lomba Abah Ambu Super
Pementasan Angklung
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
Penari Cilik
sejuta warta
Oratorium Fungsi Keluarga
Pemberian Penghargaan
Jelang Puncak Hari Keluarga XX Tingkat Provinsi Jawa Barat
Pembukaan Pameran UPPKS
Sambutan BKKBN Pusat
Dukungan GenRe
Foto Bersama
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013 Pentas Duta GenRe GenRe
15 15
sejuta warta
Kentongan Keluarga ala Kota Santri
Wakil Rakyat di Kemeriahan Hari Keluarga
Berbagi Kemeriahan Hari Keluarga di Daerah dan Nasional
Parodi Triad KRR
Harmoni Harga XX dan Jumbara
Kuliner Jabar di Harga XX Nasional
Talkshow Harga XX
Berbelanja di Pameran UPPKS
Komitmen Nyata Kepala Daerah
16
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
Pertunjukkan Kolosal Harga XX Tingkat Nasional
Penganugerahan Penghargaan
Sisi Lain dari Kemeriahan Hari Keluarga XX
warta utama
Daftar Pemenang Lomba Hari Keluarga XX Jawa Barat
H. Bina Ketahanan Remaja PIK Tahap Tumbuh Juara 1 : PIKR/M Galuh dari Kota Bogor Juara 2 : PIKR/M Spirt 2 dari Kota Bandung Juara 3 : PIKR/M Sera Bakti dari Kab. Tasikmalaya PIK Tahap Tegak Juara 1 : PIKR/M Intelek dari Kab. Majalengka Juara 2 : PIKR/M R Riadz dari Kab. Sukabumi Juara 3 : PIKR/M Kencana Mekar dari Kab. Purwakarta Juara 4 : PIKR/M Banyou dari Kab. Kuningan PIK Tahap Tegar Juara 1 : PIKR/M Keris dari Kab. Bandung Juara 2 : PIKR/M Gesit dari Kab. Bandung Barat Juara 3 : PIKR/M Cerita dari Kab. Sumedang Juara 4 : PIKR/M Frest dari Kab. Bekasi
I. Duta Mahasiswa Putra
A. Kelompok BKB
Juara 1 : Kelompok Mawar II dari Kab. Sukabumi Juara 2 : Kelompok Mawar dari Kab. Purwakarta Juara 3 : Kelompok Melati dari Kab. Bogor
Juara 1 : Arief Kurnia Muharja dari Kab. Bandung Barat Juara 2 : Arlan Hardiyan dari Kota Depok Juara 3 : Abdullah M. Naufal dari Kab. Bogor
J. Duta Mahasiswa Putri
B. Kelompok BKR
Juara 1 : Kelompok Harapan Bunda dari Kab. Bogor Juara 2 : Kelompok Wijaya Kusuma dari Kab. Bekasi Juara 3 : Kelompok Anggrek 2 dari Kab. Bandung
Juara 1 : Farhanisa S. Maemoon dari Kota Depok Juara 2 : Shanty Ratna Gumilar dari Kota Tasikmalaya Juara 3 : Sarah Nurfadilah dari Kab. Bekasi
K. Duta Remaja Putra
C. Kelompok BKL
Juara 1 : Kelompok Lestari dari Kab. Tasikmalaya Juara 2 : Kelompok Melati dari Kab. Bandung Barat Juara 3 : Kelompok Ihlas dari Kota Banjar
Juara 1 : Yafet dari Kab. Purwakarta Juara 2 : Ricky Arisyandi dari Kab. Karawang Juara 3 : Riki Riswanto dari Kab. Bandung
L. Duta Remaja Putri
D. Kelompok UPPKS
Juara 1 : Kelompok Prima Ros dari Kab. Sumedang Juara 2 : Kelompok Puspa Indah dari Kab. Bogor Juara 3 : Kelompok Tunas Harapan dari Kab. Bandung
Juara 1 : Bianka Ayu Panggih dari Kota Bandung Juara 2 : Azizah Fauziah dari Kab. Bandung Barat Juara 3 : Maylina dari Kab. Indramayu
E. Kader BKB Juara 1 : Dwi Martanti (Edelweis) dari Kab. Bekasi Juara 2 : Rita Novita (Silih Asih) dari Kab. Tasikmalaya Juara 3 : Marwiyah, S.Ag (Kenanga) dari Kota Depok F. Kader BKR Juara 1 : Ibut Dewi Ati (Teratai) dari Kota Cimahi Juara 2 : E. Jubaedah (Kebon Kangkung) Kota Bandung Juara 3 : Riza Purnama (Baetussyukur) dari Kota Banjar G. Keluarga Harmonis Juara 1 : Pasangan Supriyatna-Tutin Rustini Kota Bekasi Juara 2 : Pasangan Umar Sujana-Yayu Sri Sundari R Kota Cimahi Juara 3 : Pasangan Nandang Mulyana-Dewi Kania Kab. Bandung
Duta GenRe Jawa Barat
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
17
warta utama Kelompok KB 1. Kelompok KB-Pria kategori Wilayah Akselerasi Juara 1 : Kelompok Windu Kencana Kab. Bandung Juara 2 : Kelompok Sejati Kota Banjar Juara 3 : Kelompok Lapeta Kab. Bandung Barat Juara Harapan 1 : Kelompok Perkasa Kab. Garut 2. Kelompok KB-Pria kategori Wilayah Intensifikasi Juara 1 : Kelompok Deleg Sakti Kab. Cirebon Juara 2 : Kelompok KB Pria Sekawan Kab. Sukabumi Juara 3 : Kelompok Mulya Asih Kab. Ciamis Juara Harapan 1 : Kelompok Arjuna Kab. Purwakarta 3. Kelompok KB-Pria kategori Wilayah Ekstensifikasi Juara 1 : Kelompok Abadi Kab. Kuningan Juara 2 : Kelompok Pandawa Kota Cimahi Juara 3 : Kelompok Satria Kab. Indramayu Juara Harapan 1 : Kelompok Kab. Cianjur Juara Harapan 2 : Kelompok dari Kota Sukabumi 4. Motivator KB-Pria Juara 1 : Yoyo Suwaryo dari Kab. Bandung Juara 2 : Uten Efendi dari Kota Cimahi Juara 3 : Elan dari Kab. Bandung Barat Juara Harapan 1 : Sulah Faturahman dari Kab. Garut Juara Harapan 2 : Nandang Supriadi dari Kab. Cianjur Juara Harapan 3 : H. Richyadi, S. IP, MM dari Kab. Cirebon 5. Kelompok KB-Pria Kategori Pengelola (PLKB) Juara 1 : Nina Sutarsih dari Kab. Bandung Barat Juara 2 : Lisna Wahjuningsih, SH dari Kota Cimahi Juara 3 : Sahman dari Kab. Cirebon Juara Harapan 1 : Herdi dari Kota Banjar Juara Harapan 2 : Masreni Nurdin dari Kab. Indramayu 6. Kelompok KB-Pria Kategori Pengelola (TPD) Juara 1 : Sri Mulyati dari Kab. Sukabumi Juara 2 : Desi Megawati dari Kab. Bandung Juara 3 : Jajang Suhendar dari Kab. Garut Juara Harapan 1 : Iwan Rismana dari Kab. Cimahi Juara Harapan 2 : Fatwa Ariyana Solihah dari Kab. Cianjur 7. KB Perusahaan Juara 1 : PT. Melania Indonesia dari Kab. Bandung Juara 2 : PT. Dewa Sutratex dari Kota Cimahi Juara 3 : PT. Pertamina Balongan dari Kab. Indramayu 8. KB MKJP Kategori Puskesmas/Klinik Pemerintah Juara 1 : Purwaharja II dari Kota Banjar Juara 2 : Ibrahim Aji dari Kota Bandung Juara 3 : Darma dari Kab. Kuningan
18
9. KB MKJP Kategori Bidan Praktek Mandiri Juara 1 : Hj. Srie Doddy dari Kota Bogor Juara 2 : Marwah dari Kab. Indramayu Juara 3 : Rohaeni Budiman, A.Md, Keb dari Kota Cimahi 10. KB MKJP Kategori Dokter Praktek Swasta Juara 1 : dr. H. Awie Darwizar, Sp.OG dari Kab. Cianjur Juara 2 : dr. H. Triono Eddy M, Sp.OG dari Kota Tasikmalaya 11. Duta KB Mandiri Juara 1 : Melia Joenas dari Kota Depok Juara 2 : Ni Made Srihartini Arsad dari Kota Cimahi Juara 3 : Dede Rohanah dari Kab. Bandung 12. PLKB/PKB Teladan Juara 1 : Ida Nuryani, S.Pd dari Kab. Bandung Juara 2 : Ahmad Taufiq dari Kota Banjar Juara 3 : Iwan Wahyu Sejati, SE 13. IMP Teladan Juara 1 : Iis Sumarni dari Kota Sukabumi Juara 2 : Nining Nurjanah dari Kab. Bandung Barat Juara 3 : Siti Mulyaningsih dari Kota Cirebon 14. KB Lestari 10 Tahun Juara 1 : Pasangan Dodi Yuliadi-Yeni Cahyani Kab. Ciamis Juara 2 : Pasangan Beti Sumiati-Lili Elisa Kab. Bandung Juara 3 : Pasangan Lilis Juariah-Rohadi Kota Cimahi 15. KB Lestari 15 Tahun Juara 1 : Pasangan Wawan Rukmawan-Ana Rohawati Kab. Bandung Juara 2 : Pasangan Dadar Yana-Dewi Rimbani Kab. Cianjur Juara 3 : Pasangan Alyani-Khabibah Kab. Indramayu 16. KB Lestari 20 Tahun Juara 1 : Pasangan Agus Suwardi-Halija Iriani Ambar Kota Cimahi Juara 2 : Pasangan Suryana-Leli Nurlaeli Kab. Sumedang Juara 3 : Pasangan RD. Husein-R. Ai Yulianti Kota Bogor 17. Walikota Walikota Tasikmalaya sebagai pengelola program KKB melalui jalur keagamaan.
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
warta khusus
Peta Keluarga, Peta Pembangunan Program berkualitas lahir dari data berkualitas. Kalau rumusnya begitu, maka hadirnya data berkualitas menjadi sebuah keniscayaan. Nah, pendataan keluarga merupakan sebuah jalan menghadirkan data berkualitas.
N
afsiah Mboi tentu masih ingat masa-masa pengabdiannya saat mendampingi sang suami, Ben Mboi, sebagai Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 1978-1988 silam. Selama 10 tahun itulah dokter spesialis anak yang juga ahli kesehatan masyarakat ini bersentuhan dengan kalangan akar rumput. Dia tahu betul metode pengendalian program keluarga berencana (KB) yang menjadi salah satu program unggulan Orde Baru. Apa yang tersisa dari pengalamannya selama menjadi Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTT tersebut? “Dulu waktu saya aktif menjadi penggerak PKK sering melihat peta PUS (pasangan usia subur) yang dibuat BKKBN. Kenapa sekarang tidak ada?” ungkap Menteri Kesehatan RI menggantikan mendiang Endang Rahayu Sedyaningsih tersebut saat menghadiri Rapat Kerja Nasional Program Kependudukan dan Keluarga Berencana (KKB) akhir Januari 2013 lalu.
Pembuatan Peta PUS
Pertanyaan Menkes Nafsiah tersebut seolah menguatkan komitmen Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dalam mengupakan peningkatan kualitas data keluarga Indonesia. BKKBN yang kala itu tak memiliki kepala sepeninggal Sugiri Syarief langsung menggulirkan pendataan keluarga melalui peta PUS. Melalui surat edaran Deputi Advokasi Penggerakkan dan Informasi (Adpin), BKKBN mewajibkan semua kabupaten dan kota melakukan pemetaan PUS di dua RT dalam satu desa terpilih. Apakah pemilihan dua RT dalam satu desa di setiap kabupaten cukup? Perwakilan BKKBN Jawa Barat punya jawaban sendiri. Menilai bahwa satu RT dalam satu desa tidak akan mencerminkan wajah PUS secara keseluruhan, Jabar memilih melaksanakan secara intensif di 12 kabupaten dan kota terpilih. Merasa keluarga tak hanya urusan BKKBN, Dinas Kesehatan Jawa Barat pun dilibatkan. “Untuk menentukan 12 kabupaten dan kota tersebut, kami bekerjasama dengan Dinas Kesehatan. Ke-12 daerah dipilih berdasarkan data demografi, jumlah PUS, kesertaan ber-KB, dan unmet need yang masih tinggi. Dari aspek kesehatan, diperhatikan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang masih tinggi,” terang Kepala Bidang Adpin BKKBN Jawa Barat Rudy Budiman saat ditemui di kantornya belum lama ini.
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
19
warta khusus Berbeda dengan “perintah” Jakarta, Jabar memilih seluruh kecamatan di 12 kabupaten dan kota. Di setiap kecamatan dipilih dua desa, masing-masing desa terjauh dan desa terdekat dengan pusat kecamatan. Pemilihan ini diharapkan mampu merepresentasikan kondisi kecamatan yang bersangkutan. Hasilnya, pendataan dilakukan di 393 kecamatan, 786 desa, 6.860 RW, dan 27.939 RT. Puluhan ribu RT tersebut didata selama lebih kurang dua bulan, Maret-April. Ada sembilan formulir yang harus diisi para kader di setiap RT. Data itu meliputi demografi, kelompok kegiatan (Poktan) Pusat Informasi Konseling (PIK) Remaja/Mahasiswa, tempat pelayanan kesehatan dasar, data Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), poktan pos pelayanan terpadu (Posyandu), poktan bina keluarga balita (BKB), bina keluarga remaja (BKR), bina keluarga lansia (BKL), dan peserta KB dilihat dari tingkat risiko kehamilan hingga pemetaan apakah PUS tersebut masuk kategori unmet need atau tidak. “Kami dari BKKBN menyosialisasikan formulir ini, mereka (kader) mendata lebih lanjut. Diharapkan output-nya ada peta keluarga atau peta PUS, oeta tersebut digunakan untuk mempermudah bidan atau petugas lapangan memotret daerahnya pada saat operasional lapangan. Misalnya di daerah A ada yang hamil, ada yang berisiko, dan lain-lain,” Rudy menjelaskan lebih lanjut. Apa parameter berisiko bagi seorang ibu hamil? Indikator ini datang dari Dinas Kesehatan. Diambilah empat terlalu: terlalu tua (>34 tahun), terlalu muda (<18 tahun), terlalu rapat jarak kelahirannya (anak pertama dan berikutnya 1-2 tahun), dan terlalu banyak. Melahirkan anak lebih dari dua itu berisiko bagi sang ibu. Risiko kematian ini menjadi perhatian penting BKKBN setelah melihat evaluasi Millenium Development Goal’s (MDG’s) yang masih menunjukkan tingginya AKI di Indonesia. dan di Jawa Barat Sampai 2011 lalu, AKI Indonesia masih sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. Sementara AKB usia 0-11 bulan 34 per 1.000 kelahiran hidup. Bayangkan, hampir setiap satu jam terdapat dua ibu melahirkan yang meninggal dunia. Dalam kerangka itu, maka program KB menjadi salah satu ikhtiar menekan angka kematian tersebut. Di bagian lain, Rudy mengungkapkan, pemetaan PUS di Jawa Barat dilakukan sebagai langkah verifikasi data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Terdapat kesenjangan antara hasil statistik rutin yang dilakukan BKKBN dengan survei lima tahunan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) tersebut. Angka peserta aktif KB atau contraceptive prevalence rate (CPR) misalnya, statistik rutin per Desember 2012 menunjukkan angka 76,13 persen
20
dari total PUS. Sementara hasil SDKI menunjukkan CPR Jawa Barat hanya menyentuh angka 60,3 persen. “Sebelumnya data itu sudah ada. Cuma kami ingin sampel. Di samping mekanisme MDK (Mutasi Data Keluarga) tetap jalan, kami ingin melihat kesertaan ber-KB lebih up to date. MDK dilaksanakan JuliSeptember, ini April. (Peta PUS) tidak menggantikan MDK. MDK lebih komplet variabelnya, mulai keluarga hingga tahapan keluarga,” papar Rudy.
Data Milik Desa Pendataan keluarga melalui peta PUS ini seperti turun program kiriman. Semua sumber daya yang dibutuhkan didatangkan dari Bandung. Ya, dari kantor perwakilan BKKBN Jawa Barat di Jalan Surapati 122 Kota Bandung. Fasilitator, formulir, sampai pensil dan penghapus semuanya didrop dari Surapati. Namun begitu, semua data akan kembali ke desa. Semua data milik desa.
Rudy Budiman “Fasilitator bertemu dengan kader dan pos KB di desa atau kecamatan. Program ini disosialisasikan pendataan hingga pembuatan peta. Semua keperluan disiapkan dari sini (kantor BKKBN Jabar, red). Selanjutnya, kader diberi waktu dua minggu untuk mengisi formulir dan membuat peta,” terang Rudy. Mantan Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan KB Nasional Bogor ini mencontohkan, ketika tim fasilitator akan berangkat ke Kecamatan Loh Bener di Indramayu, maka pada saat yang sama diboyong formulir hingga spidol dan pensil. Juga karton untuk membuat peta keluarga. Semuanya disiapkan sejumlah RT di dua desa di kecamatan tersebut. Tentu, sebelumnya sudah dilakukan terlebih dahulu penataan kondisi demografi untuk setiap daerah sasaran. Rudy memastikan seluruh rangkaian sudah tuntas dilaksanakan tim yang di dalamnya melibatkan semua komponen di kantornya itu. Pekerjaan selanjutnya adalah memasukkan data ke dalam server milik BKKBN untuk kemudian diolah oleh tim khusus. Setelah
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
warta khusus jabar itu, data dikembalikan ke desa untuk digunakan pengelola program di lini lapangan. Di tingkat pengelola lapangan, data digunakan sebagai data basis operasional. Sementara di tingkat provinsi, data digunakan sebagai input dalam merumuskan program dan kebijakan. Bagi pengelola program KB, data bisa digunakan untuk mengetahui apakah PUS berstatus hamil, masuk kategori unmet need berupa tidak ingin lagi atau ingin anak ditunda, dan lain-lain. Dari situ dapat diketahui langkah intervensi dari pengelola program KB. Itulah prioritas yang digarap lini lapangan. “Misalnya mereka itu kan ingin menunda kehamilan tapi tidak ber-KB. Bisa juga tidak lerlayani misalnya karena ketiadkaan alat kontrasepsi atau saat datang ke klinik tidak ada bidan. Ada juga pada saat puskesmas ternyata bukan jadwal pelayanan KB. Atau pada saat datang ditarik biaya yang mereka tidak sanggup bayar. Akhirnya balik lagi. Selain itu, kita mendata kesertaan ber-KB. Pil, suntik, kondom, dan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Kalau yang pil, suntik, dan kondom nanti diajak utuk beralih ke MKJP,” Rudy mencontohkan. Bagi Dinas Kesehatan, jelas Rudy, data kehamilan bisa memandu langkah intervensi yang harus dilakukan. Pada saat PWS atau pemantauan wilayah setempat misalnya, bidan bisa memonitor perkembangan ibu hamil melalui peta PUS. Dengan begitu, bidan bisa cepat mendatangi kader di desa guna mengetahui kondisi ibu hamil. Melalui peta PUS itu pula sudah langsung dapat diketahui tingkat risiko kehamilan bagi ibu hamil. Yang tak kalah membuat kening Rudy berkerut ketika hasil pendataan sudah bertumpuk meja. Ternyata angka yang dihasilkan tidak jauh berbeda dengan hasil laporan rutin. Cuma itu tadi, PA tinggi ternyata masih menyisakan unmet need tinggi plus total fertility rate (TFR) yang tinggi pula. “Tadinya memang karena kita aneh dengan data statistik rutin. Kan PA (peserta aktif, red) tinggi, tetapi TFR juga tinggi . Akhirnya, di samping MDGS itu, juga ingin mendapatkan data akurat. Setelah pendataan ternyata mirip. Aneh juga. Secara keseluruhan, dari hasil pengolahan sementara ternyata mirip juga. Di tingkat RT di atas 75 persen. Setelah semua diolah, nanti akan ketahuan semua,” ujar Rudy. Padahal, sambung Rudy, untuk mendapatkan data tersebut, BKKBN menetapkan kriteria PUS sesuai SDKI. PUS dipatok sebagai pasangan usia 15-49 tahun masih hamil. Kalaupun ada keterangan warga yang menyebutkan terdapat perempuan di atas usia 49 tahun, BKKBN mengabaikannya. Alasannya, BKKBN ingin memverifikasi laporan SDKI 2012 yang menjadikan usia 49 tahun sebagai batas usia subur tertinggi.(NJP)
Data Keluarga untuk Keluarga Sampai kapan masyarakat menganggap data itu penting? Jawabannya sederhana: sampai mereka merasakan manfaat dari data tersebut. Nah, di Kabupaten Bandung data keluarga menjadi begitu penting karena itulah yang kemudian menjadi pijakan bagi pemerintah daerah mengeluarkan surat keterangan tidak mampu (SKTM) alias keterangan miskin.
S
tatus miskin bukanlah sebuah aib, bukan hal yang memalukan. Bahkan, secara ekonomi, orang miskin sudah mulai mempunyai daya tawar tersendiri bagi kelas menengah dan kelas atas. Ambil saja misalnya ketika para pemulung di Kota Bandung mogok. Begitu banyak sampah yang berserakan. Repot, bukan? Itulah salah satu daya tawar kalangan tidak beruntung ini. Pada saat yang sama, status miskin memudahkan seseorang untuk mengakses layanan publik. Ketika data kemiskinan masih amburadul, maka kemiskinan menjadi ambigu. Wajar ketika setiap hari sejumlah keluarga antre mengurus SKTM untuk mendapat layanan kesehatan atau pendidikan. Barangkali, menjadi miskin memang ada gunanya juga. Barangkali karena alasan itu pula keluarga di Kabupaten Bandung menganggap data keluarga itu penting. “Menurut Pak Bupati, salah satu badan yang punya data itu adalah KB (Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan). Sehingga dibuatkan Peraturan Bupati bahwa SKTM keluar setelah ada rekomendasi dari kami,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) Keluarga Berencana (KB) Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung Ade
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
21
warta khusus Bahrudinnata saat ditemui di sela sosialisasi pemetaan keluarga di kantor Kecamatan Pameungpeuk beberapa waktu lalu. Atas alasan itulah Ade mengaku pihaknya sangat berhati-hati dalam melakukan pendataan keluarga. Ade meyakini pembuatan peta pasangan usia subur (PUS) yang digagas Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mampu menutupi kelemahan mutasi data keluarga (MDK) yang selama ini dijalankan. Apalagi, MDK menghadapi sejumlah kendala. Sebut saja misalnya kelemahan sumber daya manusia (SDM) dalam penguasaan teknologi informasi. “Sekarang ini tidak seperti dulu yang bisa dipaksakan. Misalnya seorang petugas itu dipaksa untuk mengerjakan sesuatu yang sebenarnya bukan keahlian dia. Akhirnya memang bisa, tapi membutuhkan waktu lama. Sekarang tidak berlaku lagi. Karena serba cepat, maka setiap program membutuhkan daya dukung, baik SDM maupun perangkat teknologi. Kalau tidak begitu, kita akan ketinggalan,” tandas Ade.
pembangunan kesehatan, khususnya melalui program kependudukan dan keluarga berencana (KKB). Bagi Rusli, aspek kependudukan merupakan inti dari denyut nadi pembangunan daerah. “Pengendalian penduduk sangat penting mengingat keterbatasan daya dukung kehidupan itu sendiri. Ketika kelahiran meningkat, maka kebutuhan pangan meningkat, kebutuhan lahan juga meningkat. Akibatnya, alih fungsi lahan pertanian menjadi tak terhindarkan. Di sinilah perlunya pengendalian kelahiran. Bukan tidak boleh melahirkan, tapi kelahiran harus direncanakan,” kata Rusli di hadapan puluhan kader pendata yang pagi hingga siang itu mengikuti sosialisasi pemataan keluarga. Rusli menilai sejak runtuhnya Orde Baru program KB mengalami penurunan. Akibatnya, laju pertumbuhan penduduk (LPP) tak terkendali, pengangguran meningkat, angka putus sekolah meningkat. Kalau sudah begitu, maka saat ini tidak ada pilihan lain kecuali mengendalikan jumlah penduduk. Pengendalian tersebut bisa diawali dengan pendataan secara akurat di tingkat keluarga.
Beruntung peta PUS bukan barang baru di kalangan petugas lapangan keluarga berencana (PLKB). Menurut Ade, pembuatan peta merupakan sebuah kewajiban bagi seorang PLKB. Peta PUS, sambung dia, meyumbangkan angka kredit bagi kenaikan pangkat tenaga fungsional PLKB. Masalahnya, ketika peta PUS sudah lama lenyap di tengah masyarakat, maka kehadirannya kembali seolah hal baru. Dengan begitu, butuh update informasi bagi para kader yang melaksanakan di tingkat rukun tetangga (RT). “Sebenarnya sama dengan peta PUS dulu. Bedanya, sekarang ada tambahan warna. Bila dulu petanya hanya membagi PUS yang menggunakan jenis kontrasepsi dan yang tidak menggunakan, sekarang ada tambahan kehamilan berisiko. Secara umum sama. Dengan sosialisasi ini otomatis kami mendapat penyegaran informasi,” kata Ipah Saripah, kader Posyandu di RT 1 RW 8 Desa Langonsari, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung yang telah berkiprah sebagai kader KB sejak 15 tahun lalu.
Rusli Baijuri
Itulah yang kemudian membuat Ade optimistis pelaksanaan peta PUS bisa dilaksanakan dengan baik, sehingga bisa menghasilkan data berkualitas. Dengan data berkualitas tersebut, maka pembangunan keluarga bisa dilakukan sesuai dengan kondisi faktual di masing-masing tempat. Pada akhirnya, data keluarga membawa manfaat bagi keluarga itu sendiri. Data itulah yang kemudian memandu langkah intervensi program yang harus dilakukan pemerintah kepada masyarakat.
“Pendataan bisa dilakukan secara sederhana. Yang penting datanya akurat, sehingga bisa menghasilkan data berkualitas. Bagaimanapun manusia itu juga tidak hanya menjadi subjek, tapi menjadi objek pembangunan. Semakin bertambahnya jumlah penduduk itu akan menaimbulkan berbagai persoalan. Bila jarak kelahiran tidak diatur akan menimbulkan paling tidak kesehatan si ibu juga akan terganggu. Termasuk kualitas, bagaimana seorang anak yang seharusnya mendapatkan ASI, tetapi baru 6-7 bulan si ibunya sudah melahirkan lagi. Kami menyambut baik pendataan keluarga ini,” kata Rusli.
Ditemui di tempat yang sama, Camat Pameungpeuk Rusli Baijuri menilai pemetaan PUS sangat bermanfaat bagi pembangunan di kecamatan yang dipimpinnya. Peta PUS diyakininya mampu menjadi alat kontrol
Rusli optimistis pendataan yang dilakukan kader KB bisa menghasilkan data akurat. Alasannya sederhana, hanya program KB yang memiliki perpanjangan tangan hingga ke tingkat RT. (NJP)
22
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
warta jabar
Gita KDI Ajak Semua Pihak Sukseskan Program KB
R
angkaian peringatan Hari Keluarga ke-20 tingkat Kota Tasikmalaya pada pertengahan Juni lalu berlangsung meriah. Kemeriahan kian hangat saat anggota Komisi IX DPR RI Gitalis Dwi Natarina atau lebih dikenal publik sebagai Gita KDI ikut menyumbangkan suara emasnya. Gita juga menegaskan komitmennya untuk mendukung program kependudan dan keluarga berencana (KKB). “Saya mengapresiasi kegiatan yang begitu meriah. Saya mengajak semua pihak untuk menyukseskan program KB karena akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kesehatan keluarga,” kata Gita yang hari itu hadir didampingi sang suami, Ihwan Agus Salim. Ibu muda kelahiran 10 Oktober 1985 ini mengaku aktif memperjuangkan di Senayan. Perjuangan tersebut, sambung dia, harus diimbangi dengan dukungan masyarakat secara nyata. “Saya yang mengawasi dan memperjuangkan anggaran. Jadi, saya harapkan program KB dapat disosialisasikan kepada seluruh lapisan masyarakat,” ujar pedangdut yang melejit setelah menjadi jawara ajang pencarian bakat di salah satu stasiun televisi tersebut. Rangkaian peringatan Hari Keluarga tingkat Kota Tasikmalaya tersebut dihadiri Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman, Komandan Distrik Militer (Dandim) 0612 Tasikmalaya Letkol TNI Eden Candra Hayat, jajaran pemerintah Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, dan kader KB Kota Tasikmalaya. Kegiatan dibuka dengan kabaret persembahan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIKR) binaan Kantor Keluarga
Menghibur Peserta
Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (KBPP) Kota Tasikmalaya. Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Budi Budiman mengatakan, program KB merupakan salah satu program dasar yang sangat penting artinya bagi kemajuan daerah karena memberikan kontribusi bagi pembangunan SDM masa yang akan datang. Budi mengungkapkan, Sensus Penduduk 2010 menunjukkan penduduk Kota Tasikmalaya 635.464 jiwa dengan rata-rata kepadatan 3704 per kilometer persegi, laju pertumbuhan penduduk 1,8 persen, dan angka ratarata jumlah kelahiran atau total fertility rate (TFR) 2,44. “Artinya program KB sangat perlu didukung oleh semua pihak. Acara ini diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran anggota keluarga Indonesia agar selalu berupaya memperbaiki kualitas kehidupannya,” ujarnya. Di tempat yang sama, Eden Candra Hayat mengatakan, bahwa TNI melalui program kesehatan dan KB bertujuan untuk mengokohkan kemanunggalan dengan rakyat melalui program TNI Manungal Membangun Desa (TMMD) serta bhakti TNI KB Kesehatan Terpadu. “Hal ini sebagai sebuah komitmen dengan panggilan moral TNI dalam upaya turut meringankan beban sosial rakyat,” ujarnya. Sebelumnya, Kepala KBPP Kota Tasikmalaya Nunung Kartini melaporkan kegiatan diikuti sebanyak 1.200 peserta kader KB se-Kota Tasikmalaya. Acara diisi pemberian sembako, 200 bibit pohon, pengobatan gratis, dan pemasangan alat kontrasepsi secara cumacuma alias gratis.(@KBJabar)
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
23
warta jabar
Program KB Pilar Utama Keluarga Sejahtera Rahmat Effendi
P
rogram keluarga berencana (KB) memegang peranan penting dalam pembangunan ketahanan keluarga. Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menegaskan hal itu dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu pada peringatan Hari Keluarga (Harga) ke-20 tingkat Kota Bekasi di Gedung Patriot, Kota Bekasi, pada 4 Juli 2013. unsur Muspida Kota Bekasi, perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jabar, kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD), camat dan lurah se-Kota Bekasi, Tim Penggerak PKK Kota Bekasi, pengurus organisasi wanita di Kota Bekasi, dan narasumber dan undangan lainnya. “Selamat hari keluarga dan tingkatkan kualitas keluarga di Kota Bekasi. Program KB dan ketahanan keluarga merupakan ujung tombak simpul organisasi dalam mencapai keluarga kecil bahagia dan sejahtera,” kata Rahmat Effendi. Rahmat juga menyampaikan, Kota Bekasi akan melakukan pendataan keluarga dalam rangka mendapatkan data sasaran program KB dan ketahanan keluarga pada Juli – September 2013. Pendataan ini sangat penting untuk menentukan arah kebijakan program maupun penetapan kelompok sasaran program. “Saya ucapkan terima kasih atas peran serta, tanggungjawab dan pengabdian serta semangat dalam membangun Kota Bekasi yang maju, sejahtera, dan ihsan,” pungkas Wali Kota. Di tempat yang sama, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bekasi Gunarti Rahmat Effendi mengatakan, serangkaian kegiatan telah dilaksanakan dalam
24
memperingati Hari Keluarga ke-20 tingkat Kota Bekasi. Di antaranya adalah lomba ketahanan keluarga, pelayanan KB akseptor baru, mengirimkan juara lomba ketahanan keluarga untuk mengikuti lomba tingkat Provinsi Jabar dan nasional, dan mengikutsertakan gelar dagang UPPKS dalam rangka temu kader tingkat Provinsi Jabar dan nasional. Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Kota Bekasi Riswanti menjelaskan, pihaknya menggelar sejumlah lomba dalam rangka Hari Keluarga ke-20. Salah satu lomba ketahanan keluarga. Lomba ini dibagi menjadi 14 kategori, yakni kelompok bina keluarga balita, kader bina keluarga balita, kelompok bina keluarga remaja, kader bina keluarga remaja, kelompok bina keluarga lansia, kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga sejahtera, keluarga harmonis, institusi masyarakat perkotaan, petugas lapangan KB teladan, lomba motivator KB pria, lomba pencapaian KBMKJP bidan praktek swasta, pusat informasi dan konseling kesehatan reproduksi remaja, akseptor KB lestari dan juara umum lomba ketahanan keluarga. Hasilnya, Kecamatan Bekasi Utara terpilih sebagai juara umum lomba tahunan tersebut. Piala, piagam penghargaan, dan uang pembinaan diserahkan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Bekasi, unsur Muspida Kota Bekasi, dan Kepala BP3AKB Kota Bekasi. Pada kesempatan itu pula diserahkan piagam penghargaan dan cinderamata kepada juara I, II, dan III lomba cerdas cermat tingkat SMA/SMK Kota Bekasi. Juara I diraih SMAN 15, SMAN 1 menduduki juara II, dan juara III dimenangkan SMAN 13.(@KBJabar)
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
warta opini
Edutainment Program KB Lewat Media Sosial Optimalisasi Program KB Via Facebook
Totoh Tohari Pemenang Lomba Penulisan Kreatif BKKBN Perwakilan Provinsi Jawa Barat
D
onald K. Wright1, seorang profesor public relations (PR) dari Boston University memprediksi, media sosial akan menggeser televisi dari publik Amerika. Mike Elgan (2009), penulis dan editor majalah Windows, seolah mengalami prediksi tersebut. Kata Mike, kondisi itu tengah berlangsung saat ini, khususnya bagi kalangan remaja. Laporan Pew Research Center mengabarkan, 73 persen remaja Amerika sudah menjadi “pelanggan setia” media sosial, angka ini naik 55 persen sejak tahun terakhir (Jackson 2011). Menurut Bill Tance (2008)2, seorang general manager (GM) dari Global Research di Hitwise, dunia tengah dikuasai oleh persaingan layanan online. Kata Bill, media sosial telah “menyingkirkan” posisi pornografi. Awalnya, situs amoral itu merupakan situs pertama yang paling favorit dikunjungi. Namun kini, kunjungan terfavorit di dunia maya adalah media sosial. Masih data dari Pew Research Centers3, sebesar 67 persen dari total pengguna internet dunia adalah konsumen media sosial. Organisasi riset Amerika ini menyebutkan lima media sosial yang tengah naik daun saat ini, yaitu Facebook, Twitter, Pinterest, Instagram, dan Tumblr. Bagi beberapa kalangan, seperti ekonomi dan politikus, media sosial dinilai begitu bermanfaat. Media ini disadari betul sebagai “energi alternatif”, guna mengembangkan dunia mereka. Semisal untuk promosi produk, pemasaran model baru, branding strategy, sosialisasi program atau mencari dukungan dengan pemilu dan seterusnya. Adapun titik persoalan dalam tulisan ini menyoroti 1. Donald Wright and Michelle Hinson. An Analysis of the Increasing Impact of Social and Other New Media on Public Relation. International Public Relations Research Conference, March 14, 2009, Miami, Florida. 2. Ibid. 3. Pew Internet and American Life Project, (2013). Akses: www.pewinternet.org
seputar intensitas pendidikan Keluarga Berencana (KB) yang belum optimal. Solusi yang ditawarkan, ialah pemanfaatan media sosial khususnya Facebook dalam memaksimalkan program-program KB. Terutama pengembangan model edukasi baru dengan generasi muda.
Facebook: Media Edukasi KB Terkini Seperti dilaporkan Pew Research Centers4, dari kelima media sosial yang “booming” saat ini, Facebook sebagai rajanya. Secara persentase, total pengguna Facebook sebanyak 67 persen. Data Desember 2012 mencatat, pengguna media sosial didominasi oleh kaula muda. Usianya berkisar antara 17 hingga 29 tahun. Ini berarti, pengguna media sosial tersebut sejalan dan sejalur dengan salah satu sasaran program edukasi KB, yakni pada usia remaja dan dewasa. Secara kuantitas, pengguna Facebook kian hari kian bertambah. Media sosial karya Mark Zuckerburg ini, dipakai oleh 1 miliar orang lebih. Hingga Maret 2013, Facebook memiliki 665 juta pengguna aktif setiap hari, atau naik 23 persen dibandingkan kuartal empat 2012. Pengguna aktif bulanan Facebook mencapai 1,1 miliar, naik 23 persen. Sementara itu, pengguna Facebook mobile mencapai 751 juta, atau naik 54 persen dibanding kuartal empat 2012. Selain itu, lima negara yang menempati posisi teratas pengguna Facebook adalah Brazil, India, Indonesia, Meksiko dan Amerika Serikat. Usia rata-rata penggunanya adalah 22 tahun.
Facebooker Indonesia: Analisis Demografi Data insidefacebook.com5 per Mei 2010 lalu, merilis Indonesia sebagai raja Facebook se-Asia. Facebooker Indonesia mencapai 22.367.180 jiwa, naik 10,5 persen. Pada bulan berikutnya menjadi 24.722.360 pengguna. Jumlah ini mengalahkan Filipina (13.757.420), Malaysia (6.882.940), India (9.557.600) dan Australia (9.300.240). 4. Ibid. 5. Insidefacebook.com, diakses pada 1 Juni 2013
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
25
warta opini Sementara itu, informasi aktual dari socialbakers. com6 pada 30 Januari 2013, melansir tatal Facebooker Indonesia sebesar 48.807.560 kepala. Jumlah ini membawa kepada urutan 4 dunia, sebagai pengguna Facebook terbanyak. Dengan penetrasi populasi online mencapai 205,53 persen. Naik drastis dibandingkan dua tahun lalu. Tepatnya pada 2010, penetrasi Facebooker Indonesia hanya sebesar 10,8 persen. Data tersebut menunjukkan jumlah pemilik akun di Indonesia sangat tinggi. Menurut Charlie M. Sianipar7, penggiat internet sekaligus konsultan search engine di Indonesia, Facebooker Indonesia hampir 50 juta pengguna, dengan tingkat pertumbuhannya sebesar 205,53 persen. Dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang juga cukup tinggi, sebesar 20,09 persen (sudah lupa pada KB). Data ads.facebook.com8 tahun 2010, mencatat, Facebooker terpadat Indonesia dipegang Jakarta. Facebooker di kota metropolitan ini, tercatat hingga 9 juta lebih. Posisi kedua dan ketiga, ditempati Medan dan Surabaya. Facebooker kedua kota itu mencapai 1,5 juta lebih. Sedangkan kota-kota lainnya, seperti Bandung, Banjarmasin, Denpasar, Pekanbaru, Makasar, Semarang dan Yogyakarta di bawah satu juta pengguna. Data statistik di atas menunjukkan besarnya jumlah konsumen Facebooker di Indonesia. Media sosial ini akan menjadi media yang sangat efektif untuk melakukan social media marketing hingga kampanye politik. Media ini juga bisa dimanfaatkan sebagai media baru dalam edukasi, promosi dan sosialisasi program KB. Khususnya bagi kaum muda dan usia produktif, sebagai sasaran utama program KB. Dengan model pendidikan trendy, program KB diharapkan mampu sampai dan terintegrasi dengan media sosial semacam Facebook.
Model Edukasi KB via Facebook Model pendidikan KB semacam ini, bisa masuk dalam kategori electronic-Learning (e-Learning)9 atau virtual education10. Dengan beberapa keunggulan seperti (1) akses 24 jam non-stop, (2) Jangkauan luas, (3) Interaktif dengan target KB dan (4) biaya ringan namun pengarunya besar. Tidak sedikit peneliti di bidang ilmu-ilmu sosial, yang melakukan studi untuk menguji fenomena ini dan untuk memperjelas alasan di sebalik daya tarik pendidikan lewat situs jaringan sosial seperti (Firpo & Ractham, 2011) dan (JIANG TANG & 2010)11. 6. Socialbakers.com, diakses 1 Juni 2013. 7. www.charliesianipar.com/statistik_pengguna_facebook_di Indonesia.html, diakses pada 1 Juni 2013. 8. ads.facebook.com, diakses pada 1 Juni 2013. 9. Pendidikan berbasis sistem elektronik dan virtual yang terhubung internet. Misalkan, via email, media sosial, website, dll. 11. Ashraf Jalal YZ dalam World of Computer Science and Information Technology Journal (WCSIT). Vol. 2, No. 1,
26
Facebook Warta Kencana
Barangkali model literasi lewat Facebook ini serasa aneh, asing, atau bahkan pesimis untuk diterapkan. Seperti halnya China yang berpenduduk sebanyak 1.343.239.923 kepala12, sedikit pesimis dengan program one child family, program satu anak per keluarga untuk kali pertama. Namun, begitu program ini dijalankan, hasilnya cukup menggembirakan. Paling tidak, mampu menahan dan menekan laju populasi penduduknya. Hal serupa juga dirasakan oleh India, dengan populasi penduduknya sebesar 1.205.073.612 jiwa. Negara terpadat kedua di dunia ini mencoba menerapkan—sedikitnya—sepuluh program pengendalian populasi penduduk. Program itu di antaranya Late Marriage (penundaan penduduk), Family Planning Facilities (Rencana Fasilitas Keluarga) dan Incentives (pemberian reward atau penghargaan berupa uang dan sejenisnya bagi keluarga yang mampu mengendalikan angka kelahiran dan bersedia dimigrasikan ke daerah yang kurang penduduknya). Tiga program India dan satu program China tadi nampaknya belum relevan bila diterapkan di Indonesia. Adapun dua dari 10 program pengendalian penduduk India, bisa diadopsi dan sangat relevan untuk diberlakukan di Indonesia. Pertama, Spread Education Program, yaitu program pengentasan pendidikan, guna memberikan pencerahan dalam literasi—khususnya—tentang KB. Seiring dengan langkah India, Indonesia juga sejatinya memaksimalkan pendidikan guna mengubah paradigma kuno dan memberikan pemahaman yang lebih logis. Pendidikan menjadi hal yang sangat esensial. Bila sudah terdidik, orang akan paham dan mudah diarahkan. Terutama dalam penerapan program-program kependudukan, seperti program “keluarga kecil, keluarga bahagia”. Kedua, Publicity Program (program publisitas). 18, 2012 (PDF). 12. Pew Internet and American Life Project, (2013). Akses: www.pewinternet.org
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
warta opini Program publikasi ini merupakan langkah konvensional yang telah banyak dilakukan berbagai negara, demi tercapainya program literasi kependudukan. Perlu diingat, program kependudukan merupakan program nasional, bahkan global. Sehingga program-program KB itu, â&#x20AC;&#x153;wajibâ&#x20AC;? sampai ke telinga seluruh warga Negara, di mana mereka tinggal. Untuk menjangkau hal itu, China dan India secara periodik memasang program KB lewat surat kabar, majalah, radio maupun televisi. Begitu pula di Indonesia. Namun cara ini dirasa berat dan boros biaya. Selain itu, mobilitas media tersebut sempit dan terbatas. Bandingkan dengan media sosial semacam Facebook. Salah satu keunggulannya ialah tembus ruang dan waktu. Keunggulan inilah yang bisa dioptimalkan. Program KB bisa disampaikan lewat Facebook secara non-stop, dengan tingkat penyebaran yang begitu luas. Menurut seorang praktisi PR, Grunig, J.E.,13 sistem komunikasi lewat media sosial akan mampu merubah model komunikasi online asimetris menjadi simetris. Sedangkan model edukasi kependudukan yang bisa dikembangkan, menurut Philips (2009)14 setidak ada empat model. Pertama, press agentry or publicity models (media pers dan publisitas), yaitu model publikasi berita secara vertikal. Model ini layaknya sebuah media pers yang mencari, mengolah dan mempublikasikan informasi kepada publik. Dalam hal ini, publikasi yang disajikan tentu saja menyangkut nilai-nilai edukasi KB. Misalkan, pendidikan KB berbentuk poster, animasi, ataupun jenis lainnya, yang bisa disisipkan lewat Facebook. Kedua, public-information models (informasi publik), yaitu membuka ruang informasi publik secara horizontal. Model ini, selain publikasi informasi, juga memposisikan publik sebagai sumber informasi di wilayah mereka tinggal. Seperti halnya konsep citizen journalism. Model ini akan memberi kemudahan dalam mendapatkan informasi kependudukan. Terutama isu-isu yang mencuat di tengah masyarakat. Ketiga, two-way asymetrical models, yaitu model kemunikasi dua arah asimetris. Philips menggambarkan model ini melalui website. Dalam web terdadat kolom komentar, tujuannya sebagai wadah komunikasi bagi publik. Sayangnya, komunikasinya hanya berjalan asimetris, meski dua arah. Keempat, two-say symmetrical models (lihat Grunig & Grunig, 1992), yaitu model komunikasi dua arah asimetris. Model inilah yang perlu dikembangkan. Kata Philips, pengembangan layanan online media berbasis web, bisa diintegrasikan dengan media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Media sosial inilah yang nantinya akan membuka komunikasi dua arah asimetris menjadi komunikasi dua arah simetris. 13. Grunig, J.E. (2009). Paradigms of global public relations in an age of digitalisation. Prism 6(2): http://praxis.massey. ac.nz/prism_on-line_journ.html. 14. ibid
Artinya, menciptakan ruang komunikasi multi-arah dan lebih interaktif. Adapun penyusunan model edukasi via Facebook ini, menurut Terri L. Towner dan Caroline L. Munoz15 dalam papernya Opening Facebook: How to Use Facebook in the College Classroom menyebutkan sedikitnya ada tiga langkah. Pertama, profile page atau akun dan profil khusus. Seorang instruktur KB bisa membuat fanpage resmi media konsultasi, informasi, dan edukasi (KIE). Keunggulan model ini, adanya kemudahan menganalisis para liker secara demografis. Seperti usia, daerah, interaksi, dan perkembangannya secara statistik. Hal ini bisa dilihat pada menu khusus bernama Insight Facebook pada akun admin. Adapun trik untuk mengundang para liker bisa melibatkan selebritis yang tengah naik daun. Ataupun selebritis terfavorot, sebagai eye catching bergahungnya target KB para fanpage. Kedua, creating a group page. Yaitu membuat kelompok khusus layanan KB di Facebook. Keunggulannya bisa dengan mudah mengajak orang untuk langsung bergabung di group. Cara ini bisa dimanfaatkan untuk menyebarluaskan informasi KB seluas-luasnya. Ketiga, integration of Facebook application. Yakni membuat aplikasi KB yang bisa terintegrasi dengan Facebook. Aplikasi ini bisa dikembangkan dengan teknologi berbasis web, seperti website, blogger dan sebagainya. Lewat group ataupun fanpage, semua pengunjung bisa berbagi informasi, chatting, konsultasi, maupun membuat kelompok diskusi yang interaktif seputar KB. Di sinilah peluang besar melakukan pendidikan berkala dan intens, bagi sasaran KB. Mengingat target edukasinya adalah kawula muda, maka nama akunnya disesuaikan dengan gaya mereka. Misalkan â&#x20AC;&#x153;Sahabat Muda KB Indonesiaâ&#x20AC;? atau nama gaul lainnya yang berkesan supel. Adapun group dan fanpage, bisa dipromosikan lewat undangan teman, kirim e-mail, group/fanpage lain, media sosial lain, atau ajang lomba semacam kuis berhadiah dan sejenisnya. Adapun pengembangan model edukasi ini bisa bersinergi dengan sekolah-sekolah maupun lembaga konsultasi kesehatan, seperti klinik, rumah sakit, PIKR-PIKMA, BKKBN, dan seterusnya. Kini saatnya, literasi KB bagi masyarakat, terintegrasi dengan kemajuan teknologi semacam Facebook. Model ini memiliki banyak keuntungan. Selain fleksibelitas waktu dan ringannya biaya operasional, juga akan memberdayakan potensi tutor sebaya. Sehingga pendidikan KB bagi masyarakat akan cepat sampai, dengan jangkauan luas dan tersebar secara sistematik.(*) 15. Terri L. Towner dan Caroline L. Monez. Opening Facebook: How to Use Facebook in the Collage Classroom. 2009.
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013
27
warta analisis
Dalam semua literatur dan filosofi kemasyarakatan, keluarga adalah unit masyarakat paling kecil yang menentukan masyarakat yang lebih besar. Kita tidak akan mungkin memimpikan masyarakat yang serta negara yang aman dan tenteram tanpa ketenteraman yang hadir di keluarga masing-masing. (H. Ahmad Heryawan, Lc)
SELAMAT
HARI KELUARGA XX 29 JUNI 2013 UNTUK SELURUH KELUARGA JAWA BARAT
Salam hangat dan jabat erat dari kami.
28
TAHUN IV EDISI KHUSUS HARI KELUARGA XX 2013