MAJALAH WARTA KENCANA EDISI #40-2020

Page 1


MENU EDISI INI

2

Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020


DARI REDAKSI

Penasehat KEPALA BKKBN JAWA BARAT Dewan Redaksi UUNG KUSMANA DADI A. RUSWANDI ELMA TRIYULIANTI RAKHMAT MULKAN PINTAULI R. SIREGAR IRFAN INDRIASTONO Pemimpin Redaksi HERMAN MELANI Wakil Pemimpin Redaksi ARIF R. ZAIDAN Managing Editor NAJIP HENDRA SP Tim Redaksi IRFAN HANIFUL QOYYIM ADITYA UTAMI DEWI CHAERUL SALEH DODO SUPRIATNA HENDRA KURNIAWAN Kontributor ACHMAD SYAFARIEL (JABOTABEK) AKIM GARIS (CIREBON) AA MAMAY (PRIANGAN TIMUR) HENDI WIRYADI (BOGOR RAYA) ANGGOTA IPKB JAWA BARAT HIKMAT SYAHRULLOH Tata Letak LITERA MEDIA Sirkulasi IDA PARIDA Penerbit Perwakilan BKKBN Jawa Barat Percetakan LITERA MEDIA 022 87801235 www.literamedia.com Alamat Redaksi Kantor BKKBN Jawa Barat Jalan Surapati No. 122 Bandung Telp : (022) 7207085 Fax : (022) 7273805 Email: kencanajabar@gmail.com Website: www.duaanak.com

Redaksi menerima kiriman artikel, tulisan berita, dan foto tentang kegiatan atau dinamika program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga di Jawa Barat. Setiap karya yang dimuat berhak mendapatkan bingkisan menarik dari redaksi.

Berubah Demi Generasi Baru

M

au nonton apa akhir pekan ini?” “Mau jalan-jalan berapa kali dan kemana tahun ini?” “Mau nabung yang bagaimana agar bisa jalan-jalan?” “Mau sekolah di mana dan belajar apa?” “Mau kerja dimana dan bidang apa?” “Mau nikah usia berapa?” “Mau punya anak berapa?” “Mau pakai kontrasepsi apa?” “Mau pensiun usia berapa?” dan seterusnya. Dengan kata lain, perencanaan sejatinya menjadi sesuatu yang lumrah dalam keseharian. Pun dengan kaum milenial. Ketika konsep perencanaan dihubungkan dengan keluarga, maka tugas berikutnya adalah menjadikan kaum milenial dan zilenial sebagai bagian dari proyek perencanaan itu. Karena itu, rebranding bukan sebagai anjuran dari sosok yang menempatkan diri lebih tua, lebih paham dan punya kuasa tapi saran dari sosok yang dekat di hati dan dunia remaja. Bukan BKKBN sebagai suara orang tua yang coba ‘sok muda’, tapi memang BKKBN adalah suara anak muda itu sendiri. Milenial dan zilenial adalah generasi yang hanya mau menerima sesuatu jika hal itu relevan dengan hidup mereka. BKKBN yang pernah eksis dan diingat publik era 70-90an tentu ingin eksis dan relevan dengan konteks kekinian bagi milenial dan zilenial. BKKBN ingin menyampaikan gagasan perencanaan dengan cara yang fun bagi generasi baru, bukan dengan cara top-down, menggurui, taglineistik, jargonistik dan terkesan memerintah. BKKBN ingin dilihat sebagai teman dan sahabat bagi generasi remaja dalam menjalani hidup mereka. BKKBN ingin diterima sebagai teman kaum remaja merencanakan hidup mereka agar mereka bisa menikmati hidup secara maksimal sesuai cita-cita mereka. Karenanya, perencanaan (dengan segala spektrumnya) adalah kata kunci dalam rebranding BKKBN. Kami berubah demi generasi baru.(*) Herman Melani Pemimpin Redaksi

NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

3


MENU EDISI INI

REBRANDING BKKBN Kepala BKKBN Hasto Wardoyo bersama pemenang kompetisi rebranding logo, jingle, dan tagline BKKBN. Pemenang kompetisi logo juara 1 adalah Perhat Karim Nurjanto. Pemenang kompetisi tagline juara 1 adalah Muhammad Hafiz Sabiqulhaq dengan tagline “Siapkan Esokmu”. Pemenang kompetisi jingle juara 1 adalah Indra Wuriasmoko dengan judul lagu “Rencanakan Masa Depan”.

WARTA UTAMA

6

4

BKKBN Baru untuk Generasi Baru BKKBN Hasto Wardoyo melunasi janjinya untuk melakukan rebranding lembaga yang dipimpinnya. Janji yang diungkapkan tidak lama setelah dilantik menjadi orang nomor satu BKKBN. Bagi Hasto, rebranding menjadi sebuah keniscayaan di tengah dunia yang terus berubah. Rebranding merupakan cara baru agar BKKBN terus terhubung dengan generasi muda.

Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020


WARTA MENU EDISI UTAMA INI

WARTA UTAMA

12 15

19

WARTA JABAR

Berubah Demi Generasi Beda Penyair besar Chairil Anwar boleh jadi menulis puisi di atas dalam konteks berbeda. Tidak ada hubungannya sama sekali dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Meski begitu, pesannya tetap relevan dengan kondisi BKKBN, bahkan berlaku untuk semua siklus kehidupan di muka bumi.

24

Jabar Best Practice Dukungan TNI Terhadap Banggakencana

WARTA KHUSUS

Generasi Berencana, Generasi Pancasila Remaja adalah masa depan program Banggakencana. Di tangan generasi muda inilah nasib bangsa Indonesia. Kehadiran Generasi Berencana menjadi modal besar untuk membangun Indonesia yang maju dan berkualitas yang bersandar pada kematangan dalam perencanaan keluarga. Mereka juga senantiasa menjadi agen dalam merawat kebhinekaan dan keindonesiaan.

32

Lagu Lama Kinerja Banggakencana Jawa Barat

37

Kespro di Mata Remaja Kita

38

Menuju Keluarga Juara Bebas Stunting

WARTA JABAR

Kang Uung Pulang Kampung Tepat seminggu setelah ditinggal pejabat sebelumnya, Perwakilan BKKBN Jawa Barat resmi kedatangan nakhoda baru. Adalah Kusmana yang didapuk Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menjadi nakhoda Banggakencana di provinsi dengan menduduk nyaris 50 juta jiwa tersebut. Kusmana sendiri bukan orang baru. Selain urang Jabar pituin, dia juga menghabiskan 15 tahun pertamanya sebagai abdi negara di Jawa Barat. Bertugas di Jawa Barat tak ubahnya pulang kampung.

OPINI

26

40

IPKB Ujung Tombak Program Banggakencana

Menggali Makna Berencana

Keberhasilan program KB di Indonesia tak bisa dilepaskan peran aktif masyarakat di dalamnya. Lebih dari sekadar pengendalian kelahiran, program KB menggelinding menjadi gerakan masyarakat. Dan, para kader KB menjadi motor penggerak utama gerakan masyarakat yang mengantarkan Indonesia meraih penghargaan UN Population Award dari PBB pada 1989.

NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

5


WARTA UTAMA

“Rebranding ini sebuah keniscayaan, yang era sekarang sudah berbeda dengan era-era yang dulu, dan kita tahu hampir 35 persen penduduk kita adalah milenial. Oleh karena itu, jika kita tidak melakukan rebranding atau cara baru dalam berkomunikasi dengan masyarakat, sepertinya sulit rasanya BKKBN diterima oleh generasi baru.� Hasto Wardoyo Kepala BKKBN

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo melunasi janjinya untuk melakukan rebranding lembaga yang dipimpinnya. Janji yang diungkapkan tidak lama setelah dilantik menjadi orang nomor satu BKKBN. Bagi Hasto, rebranding menjadi sebuah keniscayaan di tengah dunia yang terus berubah. Rebranding merupakan cara baru agar BKKBN terus terhubung dengan generasi muda.

6

Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020


WARTA UTAMA

BKKBN BARU GENERASI BARU

untuk

Luncurkan Logo Baru, Rebranding BKKBN Sasar Milenial dan Zilenial

REBRANDING Ghea Indrawari alias Ghea Idol tampil memukau pada malam Grand Final ADUJAK GenRe 2019 sekaligus soft launching rebranding BKKBN di Hotel Ciputra, Jakarta, akhir 2019 lalu.

NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

7


WARTA UTAMA

K

amis, 2 Januari 2020, menandai babak baru Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Bertepatan dengan Apel Siaga Siap Kerja 2020, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo memperkenalkan logo anyar BKKBN. Logo yang dipilih dari 5.196 peserta kompetisi dalam rangka rebranding BKKBN. Soft launching logo sekaligus tonggak rebranding BKKBN dalam upaya untuk mendekatkan dengan generasi Y yang lahir selama kurun waktu 1981-1994 generasi Z yang lahir 1995-2010. Generasi kemudian turut dikenal sebagai milenial dan zilenial. “BKKBN ingin terhubung dengan generasi muda dan menyesuaikan dengan perubahan lingkungan yang demikian cepat dengan melakukan pembaruan dari jingle, logo dan tagline. Berbagai usaha, daya, dan upaya yang dilakukan BKKBN ini adalah cara bagi BKKBN untuk semakin relevan dengan perkembangan masyarakat saat ini dan ke depan,” tegas Hasto di

8

LOGO BARU Kepala BKKBN Hasto Wardoyo membuka tirai pada peluncuran logo baru BKKBN di halaman kantor BKKBN awal Januari 2020.

halaman Kantor BKKBN, Halim Perdanakusuma, Jakarta. Dokter Hasto, sapaan akrab Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, mafhum dunia terus berubah. Memang demikian adanya. Heraclitus, seorang filsuf Yunani yang hidup 26 abad lalu, sudah mengingatkan bahwa tidak ada yang tidak berubah kecuali perubahan itu sendiri (Nothing endures but change). Ungkapan senada juga datang dari Sir Winston Churchill, “There is nothing wrong with change, if it is in the right direction.” Tidak terkecuali pula dalam organisasi, sebuah organisasi harus mampu berubah untuk memenuhi perkembangan teknologi, mengakomodasi kebijakan, dan memenuhi keinginan pemangku kepentingan atau khalayaknya.

Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020

“Saat ini, khalayak utama BKKBN adalah generasi milenial dan zilenial. Rebranding ini sebuah keniscayaan, di mana era sekarang sudah berbeda dengan era-era yang dulu. Kita tahu, hampir 35 persen penduduk kita adalah milenial. Karena itu, jika kita tidak melakukan rebranding atau cara baru dalam berkomunikasi dengan masyarakat, sepertinya sulit rasanya BKKBN diterima generasi baru,” jelas Hasto. Hasto menegaskan, BKKBN memandang remaja dalam dua perspektif. Pertama, remaja yang luar biasa harus tumbuh menjadi generasi berkualitas dan siap untuk bisa menjadi subjek pembangunan menuju Indonesia yang maju dan berkualitas. Kedua, remaja calon pasangan usia subur yang akan membentuk keluarga dan calon orangtua bagi anak-anaknya, harus memiliki perencanaan dan kesiapan berkeluarga.


WARTA UTAMA

Rebranding dengan mengusung tema “Menuju Cara Baru untuk Generasi Baru” tidak hanya melibatkan masyarakat dari latar belakang profesional maupun umum. Dalam prosesnya, BKKBN melibatkan tim kurasi serta dewan juri untuk lomba logo, jingle dan tagline yang memiliki kompetensi kuat di bidangnya. Juga, mewakili lapisan generasi muda, terutama milenial dan zilenial. Lebih dari sekadar perubahan bentuk, Kepala BKKBN yang mengawali karir sebagai dokter umum di pedalaman Kalimantan ini berharap logo baru melahirkan budaya kerja baru. Bagi BKKBN, perubahan logo berarti mengubah mindset, sehingga setiap pegawai harus mengedepankan nilai-nilai pengabdian, fokus ke depan, dan dipertajam pada calon keluarga baru, calon pasangan hidup baru. Pada saat yang sama, memperdalam pemahaman tentang kependudukan. “Saya berharap program keluarga berencana lebih kepada sukses pelayanan, akses, rantai pasok, dan saya juga berharap kejujuran menjadi hal yang tertinggi,” tandas Hasto. Hal senda diungkapkan Sukaryo Teguh Santoso, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat 2017-2020, yang ditemui sebelum kepindahannya ke Jawa Timur beberapa waktu lalu. Teguh berpesan agar pegawai BKKBN Jabar yang ditinggalkannya senantiasa terbuka terhadap perubahan. Menurutnya, rebranding BKKBN pada dasarnya adalah pembaruan spirit dan budaya kerja.

generasi muda berubah. Karena itu, kawan-kawan di BKKBN mau nggak mau harus mengubah mindset, harus terbuka. Bukan mental block lagi,” kata Teguh. Dengan begitu, kata Teguh, meskipun tantangannya sama, pendekatan program harus berubah. Packaging harus berubah. Bagaimanapun orang akan tertarik melalui packaging. Meskipun rasanya sama tapi kemasan berbeda, orang memilih produk dengan kemasan menarik. Dulu BKKBN sukses melakukan pendekatan kepada keluarga Indonesia. Kini belum tentu pendekatan yang sama akan berhasil. Sebulan sejak diperkenalkan kepada khalayak, logo yang diadopsi dari lambang cinta berupa bentuk hati tersebut resmi digunakan dalam dokumen resmi BKKBN. Ketentuan penggunaan logo tersebut tertuang dalam Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020 tentang Logo Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

JUARA REBRANDING Kepala BKKBN Hasto Wardoyo bersama pemenang kompetisi rebranding logo, jingle, dan tagline BKKBN.

Penyebarluasan dilakukan setelah diundangkan secara resmi Direktur Jenderal Peraturan PerundangUndangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia di Jakarta pada 29 Januari 2020. Peraturan perdana BKKBN tahun 2020 ini kemudian dicatat dalam Berita Negara Republik Indonesia 2020 Nomor 61. Namun demikian, logo BKKBN lama sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala BKKBN Nomor 76/PER/B5/2011 tentang Logo dan Penggunaan Cap Dinas BKKBN masih tetap berlaku. Penyesuaian penggunaan logo anyar dilaksanakan secara bertahap paling lama enam bulan ke depan. Merujuk pada peraturan baru tersebut, logo dapat digunakan pada setiap bentuk media cetak dan elektronik, papan nama kantor, atribut pegawai, identitas kepemilikan barang milik negara, kegiatan ketatalaksanaan administratif, dan kegiatan atau aktivitas yang bersifat formal. Selain diselaraskan dengan perundangundangan, penempatan logo BKKBN harus mempertimbangkan aspek kelayakan tempat di mana logo tersebut digunakan. Penyalahgunaan logo yang mencemarkan nama baik BKKBN dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

“Zaman sudah berubah. Kita BKKBN tidak boleh bertahan dengan zona nyaman yang kita alami saat ini. Di luar itu, zaman sudah berubah. Perubahanperubahan itu yang konkret adalah generasi muda berubah. Karakter

NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

9


WARTA UTAMA

Logo Baru Keluarga Penuh Cinta Buka kali ini saja BKKBN mengalami perubahan logo. Sebelum yang terbaru ini, BKKBN sudah tiga kali berubah logo. Logo pertama BKKBN meluncur bersamaan dengan lahirnya lembaga yang bertanggung jawab terhadap keluarga berencana (KB) tersebut. Bentuknya sangat klasik, memiliki sejumlah kesamaan dengan logo-logo yang juga lahir pada masa Orde Baru. Kesamaan itu ditandai dengan bentuk perisai dan sepasang padi-kapas. Dua bentuk ini nyaris hadir di setiap logo pemerintah daerah di Indonesia maupun logologo kementerian dan lembaga penerintah nonkementerian. Yang membedakannya adalah adanya stilasi keluarga, berupa ayah, ibu, dan dua anak. Tentu saja penanda utama adalah tulisan “Keluarga Berencana� yang dominan di bagian atas logo. Logo ini bertahan puluhan tahun sebelum kemudian berganti di akhir dekade 2000.

Lahirlah logo baru pada 2009. Cukup kontras bila dibandingkan dengan logo sebelumnya yang terkesal jadul dan beraroma Orde Baru. Pada logo anyar ini, stilasi dua anak makin abstrak dengan desain geometris. Tak bertahan lama, logo yang sesekali diledek mirip Doraemon karena lengkungan biru di anas stilasi keluarga ini segera berubah setahun kemudian. Perubahan ini tidak lepas dari lahirnya Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (PKPK) yang mengamanatkan perubahan BKKBN dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

elemen-elemen yang tidak dapat dipisahkan yang merupakan perwakilan dari seluruh kinerja BKKBN sebagai lembaga yang menjaga keseimbangan kualitas, kuantitas, dan mobilitas penduduk Indonesia dalam mewujudkan kesempurnaan yang disimbolkan dalam satu kesatuan logo.

Dibanding logo antara yang hanya bertahan setahun, logo tidak banyak berubah. Logo edisi 2010 ini merupakan adaptasi logo terhdahulu dengan tujuan untuk menegaskan eksistensi BKKBN sebagai lembaga yang mempunyai peranan penting dalam masalah kependudukan di Indonesia. Logo ini merupakan paduan dari

Bentuk dan susunan tipografi BKKN digambarkan dengan formasi solid dengan warna biru muda pada huruf B dan N dan biru tua pada huruf k, k, dan b yang merupakan satu kesatuan yang harmonis untuk mewujudkan misi dan misi BKKBN yang selaras dan satu tujuan secara harmonis demi menuju penduduk tumbuh seimbang.

10 Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020

Ikon terdiri atas bapak, ibu, dan dua anak yang berada di bawah naungan lengkungan biru muda merupakan simbol terdepan dari satu keluarga Indonesia yang dinamis dan berkualitas. Pada logo terdapat lengkungan bitu yang merupakan cakrawala biru yang luas cerminan kinerja BKKBN yang luas dalam menjaga keseimbangan dalam kesempurnaan keluarga Indonesia.


WARTA UTAMA

tanpa batas. Setiap jatuh harus bangun tanpa henti. Pun BKKBN tanpa lelah akan terus menjadi partner keluarga dan masyarakat. Tak ada lagi bentuk keluarga konvensional, bukan? Pada logo anyar ini, keluarga adalah satu kesatuan cinta. Keluarga yang penuh cinta. Cinta keluarga.

Dengan demikian, tiga logo edisi sebelumnya setia pada simbol keluarga konvensional yang divisualkan dalam bentuk bapak, ibu, dan dua anak. Nah, logo terbaru edisi rebranding 2020 ini boleh dibilang revolusioner karena berani menanggalkan bentuk ikonik keluarga. Logo baru tersusun dari beberapa komponen yang membentuk satu kesatuan harmonis yang saling mengisi dengan warna biru yang elegan yang melambangkan kestabilan BKKBN dalam menjadi mitra perencanaan keluarga dan masyarakat. Ada empat komponen utama dalam logo yang dibuat Perhat Karim Nurjanto terebut. Pertama, bentuk hati. Logogram diadopsi dari lambang cinta yaitu hati yang merepresentasikan bahwa awal dari sebuah perencanaan adalah dari kasih sayang keluarga dan keharmonisan keluarga yang didukung dengan lingkungan yang selalu mendukung.

WAJAH BARU Kantor BKKBN Pusat menampilkan wajah baru dengan logo baru sebagai penekanan citra baru BKKBN yang ramah remaja.

bentuk hati dengan bulatan kecil di samping kiri yang berarti kupukupu. Kupu-kupu adalah lambang perencanaan dan proses. Dapat dilihat dari proses metamorfosis kupu-kupu dari seekor ulat hingga menjadi kupu-kupu yang indah. Keempat, bentuk lintasan yang berpotongan di bagian tengah yang berarti tak terbatas. Bentuk ini menunjukkan bahwa pencapaian harus direncanakan

Nah, terkait logo ini, sang perancang menegaskan logo baru didesain untuk memunculkan citra lebih modern sehingga diharapkan dapat menjawab tantangan dari kaum milenial dan zilenial. “BKKBN dihadapkan dengan sebuah tantangan baru untuk lebih dekat dengan kaum milenial dan zilenial. Dulu BKKBN pernah eksis dengan tagline ‘dua anak cukup’. Namun, sebetulnya BKKBN tidak melulu tentang kontrasepsi, tapi lebih kepada pembangunan perencanaan kehidupan dari kanak-kanak hingga dewasa sehingga dapat meningkatkan taraf hidup keluarga dan masyarakat,” papar Perhat dalam kertas kerja yang disodorkan kepada juri. •NJP

TAMPIL BEDA Kantor Perwakilan BKKBN Jawa Barat tampil beda dengan pemasangan logo baru di bagian depan.

Kedua, bentuk hati dengan bulatan kecil dia atasnya yang berarti merangkul. BKKBN akan selalu berusaha merangkul memfasilitasi dan menjadi partner dalam setiap perencanaan yang dilakukan keluarga dan masyarakat dari anak-anak sampai dewasa. Ketiga,

NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

11


WARTA UTAMA

5.196 Orang Ikuti Lomba Rebranding BKKBN

Berubah Demi Generasi Beda Ada yang berubah, ada yang bertahan. Karena zaman tak bisa dilawan. Yang pasti kepercayaan harus diperjuangkan. Chairil Anwar

P

enyair besar Chairil Anwar boleh jadi menulis puisi di atas dalam konteks berbeda. Tidak ada hubungannya sama sekali dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Meski begitu, pesannya tetap relevan dengan kondisi BKKBN, bahkan berlaku untuk semua siklus kehidupan di muka bumi.

Mengapa begitu? Karena dunia berubah. Tak ada yang menyangkal bahwa BKKBN eksis dan diingat publik era 70 sampai 90-an. Itulah periode ketika setiap rumah mendapat suguhan Mars KB setiap pagi. Periode ketika setiap sudut persimpangan jalan berdiri tugu KB atau setidaknya tulisan “Ayo Ikut KB!” dan “Dua Anak Cukup”. Namun, apakah situasi saat ini sama dengan zaman keemasan

12 Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020

program KB tersebut? Jawabannya tersaji dalam hasil studi formatif yang dilakukan dalam rangka rebranding BKKBN. Studi formatif dilakukan di tingkat nasional dengan mengambil sampel DKI Jakarta dan tiga provinsi terpilih yang dianggap mewakili karakteristik masyarakat Indonesia, meliputi Sumatera Utara, Jawa Timur, dan Maluku. Studi melibatkan publik untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap BKKBN dan tema-tema terkait program BKKBN.


WARTA UTAMA

Hasilnya, persepsi masyarakat terhadap program KB sangat lekat dengan perencanaan keluarga dan kontrasepsi. Bahkan, sebagian besar masyarakat masih hafal slogan “Dua Anak Cukup”. Hal ini terutama dikesankan oleh generasi pramilenial yang umumnya tumbuh pada masa kampanye KB begitu massif dilakukan oleh pemerintah Orde Baru. Temuan lain menunjukan, masyarakat usia milenial muda dan generasi Z (zilenial) tidak begitu mengenal BKKBN. Mereka adalah generasi berbeda dari periode emas program KB tersebut. Padahal jumlah kelompok tersebut merupakan komposisi terbesar di Indonesia saat ini. Generasi ini adalah sasaran dari programprogram BKKBN. “Zaman berubah, tantangan pun berbeda dari masa ke masa. Saat ini, pilihan media lebih beragam dan dekat dengan keseharian milenial dan zilenial yang menjadi khalayak utama BKKBN. Generasi milenial dan zilenial adalah generasi sangat aktif, pilihan aktivitasnya beragam, mengandalkan internet dan gadget smartphone sebagai saluran interaksi dan aktualisasinya,” ungkap Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat expert meeting dalam rangka Rebranding BKKBN di ruang rapat Kepala BKKBN beberapa waktu lalu.

Caranya dengan menggelar kompetisi logo, tagline, dan jingle. BKKBN berharap dengan kompetisi ini publik bukan hanya berpartisipasi dengan cara menyampaikan gagasannya terhadap BKKBN dalam bentuk karya, namun juga tercipta percakapan aktif dan positif antara masyarakat dan BKKBN.

dilakukan expert meeting dengan menghadirkan pakar komunikasi, marketing, seni, milenial, dan sejumah bidang lain yang dianggap relevan. Dengan begitu, rebranding dapat berjalan optimal dan mencapai sasaran yang dituju, yaitu menjadikan BKKBN semakin relevan dengan perkembangan masyarakat saat ini dan ke depan.

Kompetisi digelar dari 30 Oktober 2019 hingga 23 November 2019. Responsnya luar biasa. Masyarakat yang mengirimkan karya mencapai 5.196 orang. BKKBN juga mendapat benefit lebih dengan adanya 60 ribu orang mengunjungi website rebranding BKKBN. “Masyarakat yang terlibat ini sudah tentu menjadi lebih terpapar dengan informasi mengenai BKKBN, mencari tahu tentang BKKBN, dan ‘ikut memikirkan’ BKKBN,” ungkap Hasto.

Hadir dalam pertemuan 2,5 jam itu antara lain mantan Gubernur Banten Rano Karno, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Rieke Dyah Pitaloka, peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, dan pakar marketing sekaligus Presiden MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya. Dalam pertemuan tersebut, Hermawan menilai sudah tiba waktunya BKKBN untuk berubah. “Sudah waktunya dilakukan BKKBN,” kata Hermawan seperti dikutip website resmi BKKBN.

Waktunya Berubah Selain mengundang partisipasi publik, BKKBN juga menilai perlu mendapat masukan para ahli. Untuk keperluan itulah

ROAD TO REBRANDING Suasana expert meeting bersama sejumlah pakar komunikas, marketing, hingga politikus dalam rangka rebranding BKKBN .

Hermawan yang pernah menjabat Presiden World Marketing Association yang berkedudukan di Inggris ini mengatakan, BKKBN harus berani melakukan rebranding. Saat inilah momentumnya. Waktu yang tepat untuk berubah. Hermawan berpesan, rebranding harus menarik dari sisi generasi saat ini agar mereka bisa ambil peran aktif dalam program yang dikendalikan BKKBN.

“Milenial dan zilenial adalah generasi yang hanya mau menerima sesuatu jika hal itu relevan dengan hidup mereka. BKKBN yang pernah eksis dan diingat publik era 70-90an tentu ingin eksis dan relevan dengan konteks kekinian bagi milenial dan zilenial,” sambung Hasto lagi. Sadar kelemahan lembaga yang dipimpinnya, Hasto memutuskan untuk melibatkan publik sejak awal dalam proses rebranding BKKBN.

NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

13


WARTA UTAMA

Dokter Hasto yang memimpin pertemuan mengiyakan. Dia menilai logo, tagline, dan jingle yang ada saat ini memang harus mengalami penyesuaian agar kehadiran program BKKBN dirasakan generasi milenial. Logo dan tagline saat ini lebih identik dengan program KB, alat kontrasepsi. “Rebranding perlu agar lebih banyak generasi milenial mengenal dan memahami pentingnya program kependudukan, KB, dan pembangunan keluarga. Kami mencoba mengakrabkan ‘brand’ baru BKKBN dengan mereka,” terang Hasto. Hal senada diungkapkan Rano Karno, praktisi seni yang kini duduk menjadi anggota DPR RI. Mantan Gubernur Banten ini menilai kesuksesan program KB dulu karena tekanan, bukan alamiah. Logo dan lagu KB disiarkan di TVRI dan RRI tiap hari. Tak ada media lain.

BKKBN harus berani melakukan rebranding karena saat inilah momentumnya.

berencana (Banggakencana). “Ada missing link yang terlalu lama di tengah masyarakat tentang program kependudukan dan KB,” lanjut Rano.

“Sekarang eranya beda. Tantangannya lebih berat, namun harus dilakukan BKKBN,” ujar Rano.

Menurut Rano, mereka yang dilahirkan di era generasi lawas sangat akrab dengan Mars KB dan logo BKKBN. Namun, kurang mengena di generasi milenial karena eranya sudah beda. Untuk itu, Rano menyarankan agar nantinya BKKBN lebih aktif memanfaatkan media sosial untuk melakukan sosialisasi dan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) brand baru sehingga cepat dikenal. “Cucu saya usia empat tahun sudah main gadget,” terangnya.

Rano Karno menilai rebranding yang dilakukan BKKBN sudah tepat untuk mengenalkan kembali kepada generasi milenial tentang program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga

Agar segera membumi, Rano juga menyarankan agar tagline dan jingle BKKBN diterjemahkan ke dalam bahasa lokal (daerah). “Dengan begitu akan lebih mengena,” jelasnya. •NJP

Hermawan Kartajaya Presiden MarkPlus Inc

14 Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020


WARTA UTAMA

Generasi Berencana, Generasi Pancasila Genre Garda Depan Rebranding BKKBN

Remaja adalah masa depan program Banggakencana. Di tangan generasi muda inilah nasib bangsa Indonesia. Kehadiran Generasi Berencana menjadi modal besar untuk membangun Indonesia yang maju dan berkualitas yang bersandar pada kematangan dalam perencanaan keluarga. Mereka juga senantiasa menjadi agen dalam merawat kebhinekaan dan keindonesiaan.

REBRANDING Kepala BKKBN Hasto Wardoyo pada malam Grand Final ADUJAK GenRe 2019 sekaligus soft launching rebranding BKKBN di Hotel Ciputra, Jakarta, akhir 2019 lalu.

NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

15


WARTA UTAMA

W

ajah Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Hasto Wardoyo tampak sumringah saat memberikan sambutan dalam soft launch Rebranding BKKBN sekaligus Apresiasi Duta Generasi Berencana (Genre) dan Jambore Ajang Kreativitas Remaja (ADU JAK Genre) Tingkat Nasional akhir 2019 lalu. Hasto mengaku sangat berbahagia dapat bertemu dengan Duta Genre dan remaja dari seluruh provinsi di Indonesia. Dokter Hasto, sapaan Kepala BKKBN hasto Wadoyo, berharap muda-mudi tersebut dapat menjadi motivator program pembangunan keluarga, kependudukan, dan pembangunan keluarga (Banggakencana) garapan BKKBN. “Saya mengharapkan kalian para remaja dapat menjadi motivator program

GENERASI BERENCANA Duta Genre Putri 2019 (kanan) asal Jawa Barat, Teliana Juwita, pada malam grand final ADU JAK Genre Nasional. Jambore nasional pegiat Genre ini sekaligus menjadi soft launching rebranding BKKBN.

Banggakencana melalui kegiatan remaja di masing-masing daerahnya,” harap Hasto. Sebagai lembaga dengan mandat pengendalian penduduk dan pembangunan keluarga, BKKBN sangat strategis untuk menyiapkan generasi unggul. “Menyiapkan generasi yang unggul harus by design, di sinilah pentingnya perencanaan. Di sinilah pentingnya Genre. Karena itu, Genre diharapkan menjadi mitra BKKBN dalam rangka mendaratkan program-program di tengah masyarakat,” terangnya.

16 Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020

Peran remaja sangat strategis untuk masa depan negara dan keberlangsungan pembangunan bangsa. BKKBN memandang remaja dalam dua perspektif. Pertama, remaja luar biasa harus tumbuh menjadi generasi berkualitas dan siap untuk bisa menjadi subjek pembangunan menuju Indonesia yang maju dan berkualitas. Kedua, remaja calon pasangan usia subur yang akan membentuk keluarga dan calon orangtua bagi anak-anaknya, harus memiliki perencanaan dan kesiapan berkeluarga. “Saya yakin, remaja-remaja di sini pada nantinya akan mampu membentuk keluarga sejahtera dan tentram, karena paham akan menyiapkan perencanaan dengan baik dalam menyiapkan masa depannya dan membina keluarga berkualitas,” jelas Hasto.


WARTA UTAMA

Karena itu, Hasto berharap Duta Genre ini dapat menyosialisasikan program-program BKKBN kepada remaja lain, terutama mengenai masalah pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas. Rendahnya pemahaman remaja mengenai pengetahuan seksual dan reproduksi serta akses terhadap layanan kesehatan yang dapat melindungi dirinya menjadikan remaja rentan mengalami perilaku berisiko yang dapat menyebabkan kehamilan di usia dini, kehamilan di luar nikah, kehamilan tidak diinginkan, dan terinfeksi penyakit menular seksual hingga aborsi yang tidak aman. “Genre merupakan tempat untuk curhat, bercerita, konsultasi yang nyaman bagi teman sebaya daripada curhat ke orang tua, guru, atau pendamping di sekolah. Genre ini menjadi pahlawan bagi teman-teman sebaya. Hanya pesan saya, harus menguasai ilmunya. Banyak-banyaklah membaca jangan sampai memberikan informasi atau nasehat yang salah,” Hasto berpesan. Hasto optimistis Genre akan membawa rebranding BKKBN akan lebih berwarna. Genre harus menjadi garda terdepan dalam mengkampanyekan programprogram BKKBN dengan jingle, logo, dan tagline baru. Rebranding dilakukan karena BKKBN ingin terus relevan dengan masyarakat. Zaman berubah, tantangan pun berbeda dari masa ke masa.

bangsa. Generasi Berencana harus bisa memaknai Pancasila sebagai ideologi bangsa yang dapat menyatukan dan menciptakan kedamaian di masyarakat. Asa Hasto ini sejalan dengan harapan anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Rieke Diah Pitaloka Intan Permatasari yang dikemukakan pada saat expert meeting dalam rangka rebranding BKKBN. Politikus yang beken lewat komedi situasi Bajaj Bajuri ini meminta BKKBN mengemas program pemberdayaan keluarga berbasis Pancasila. “Harapan saya, kita bicara tentang Keluarga Pancasila. Generasi terencana adalah Generasi Pancasia. BKKBN bukan hanya mengatur rencana perkawinan,” taandas Rieke. Rieke mengatakan, Generasi Pancasila bukan hanya siap membangun keluarga di wilayah private, tapi juga keluarga yang siap masuk dalam era industri. Dalam pandangan Rieke, rebranding ini menuju penguatan BKKBN menjadi Kementerian Kependudukan dan Keluarga Nasional. Rebranding harus jadi keputusan politik agar BKKBN jadi institusi negara yang punya power untuk urusan kependudukan.

GENRE PANCASILAIS Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka menilai pembangunan keluarga harus mendorong hadirnya generasi Pancasila.

Perempuan kelahiran Garut ini sedikit memberikan penjelasan tentang draft Rancangan Undang Undang (RUU) tentang Kependudukan dan Keluarga Nasional. Dalam draft tersebut, keluarga menjadi entitas penduduk, dengan basis administrasinya keluarga. “Rebranding yang dilakukan BKKBN harus inline dengan UU itu nantinya. Administrasi kependudukan juga sebaiknya menjadi bagian UU tersebut,” ujar Rieke. Rieke juga mengatakan bahwa Sensus Penduduk tidak memasukkan poin-poin yang menjadi concern BKKBN. Lembaga ini akan diberikan porsi tersendiri dalam bentuk survei tentang pendataan keluarga yang akan dilakukan pada tahun yang sama dengan Sensus Penduduk. “Rebranding BKKBN menjadi momen yang tepat, bahwa BKKBN menjadi leading sector kependudukan. Bukan hanya urusan KB, tapi juga penduduk,” tutur Rieke. Di sisi lain, pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengusulkan agar tagline BKKBN bernuansa sumber daya manusia (SDM) unggul. “Tagline tidak dua anak cukup, tapi SDM unggul harus menciptakan smart people. Kita sudah kehilangan value. Kebanggaan sebagai warga negara surut. BKKBN harus bisa ikut mendorong melalui jingle dan tagline,” ujar Siti Zuhro.

Generasi Pancasila Lebih lanjut Hasto berharap Genre dapat menjadi Generasi Pancasila. Yakni, generasi yang selalu mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya. Seorang Duta Genre, sambung Hasto, harus yang punya toleransi tinggi, gotong royong, mandiri, dan mempunyai karakter kuat untuk pembangunan NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

17


WARTA UTAMA

Menurut Siti, BKKBN juga harus memfokuskan programnya dalam konteks “membangun Indonesia dari desa”. Untuk mewujudkan hal tersebut, BKKBN harus melakukan konsolidasi internal agar birokrasi move on. Bisa diajak lari.

Teliana Juwita Duta Genre Indonesia Duta Genre Jabar Teliana Juwita sukses menjadi yang terbaik dalam perhelatan ADU JAK Genre 2019. Alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) didapuk menjadi Duta Genre Putri 2019, setelah sebelumnya berhasil menyisihkan Sarah Noverta Rahel Purba (Sumatra Utara) dan Dwi Wulan Sari (Lampung) di posisi kedua dan ketiga. Warga Tapos Kota Depok ini bersanding dengan I Putu Arya Aditia Utama (Bali) sebagai Duta Genre Putra 2019. Presentasinya tentang Piknik Asik (A Story Is A Knowledge) sukses memukau para juri pada malam Grand Final ADU JAK Genre tersebut. Kiprah Teli, sapaan akrab Teliana Juwita, selama dua tahun menjalankan tugas sebagai Duta Genre Kota Depok dan Duta Genre Jawa Barat dianggap konsisten menyampanyekan pendewasaan usia perkawinan kesehatan reproduksi remaja kepada lingkungannya.

GENRE INDONESIA Teliana Juwita berpose bersama Kepala BKKBN dan Duta Genre Putra 2019 usai dikukuhkan sebagai Duta Genre Putri 2019.

untuk pergi ke suatu tempat, namun tetap disisipkan berbagai materi seputar Genre. Dia mengungkapkan, selama menjadi duta Genre, dia merasakan banyak hal baik suka maupun duka. Banyak hal yang menyenangkan saat menjadi duta Genre, di antaranya bisa membantu remaja dengan problem yang berbeda dan dapat membantu mereka melewati masa sulitnya. “Kita bisa healing dan survive mereka dengan memberikan pilihan solusi untuk masalah mereka,” imbuhnya.

“Lewat Piknik Asik ini saya berupaya mendekatkan diri dengan remaja sebaya untuk menghindari tiga ancaman dasar kesehatan reproduksi remaja (Triad KRR), yaitu permikahan dini, seks pranikah, dan NAPZA,’ ujar Teli kepada wartawan.

Selain suka, tentu ada duka. Menurutnya hal yang agak berat saat menjadi duta Genre adalah saat mengetahui masih banyak remaja di Depok yang belum paham terkait apa itu Genre beserta substansinya.

Menurutnya, Piknik Asik yang diluncurkannya itu merupakan suatu program yang akan dikerjakan langsung bagi remaja. Inovasi tersebut berupa piknik

“Tapi hal ini menjadi PR buat aku dan kawan-kawan Genre buat terus sebar virus Genre ke telinga remaja di Indonesia, khususnya Kota Depok,” bebernya.

18 Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020

Ditemui terpisah, Kepala Dinas Perlindungan Anak Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK) Kota Depok Nessi Annisa Handari menjelaskan, pembinaan remaja melalui Duta Genre merupakan investasi penting yang akan menjadi aset Kota Depok. Dengan Duta Genre, diharapkan remaja di Kota Depok memiliki solusi atas berbagai permasalahan seperti pernikahan dini, seks pranikah, narkoba dan lainnya. Selain itu, sambungnya, para remaja bisa memimpin generasinya dalam menggaungkan program yang difokuskan oleh Genre. Dengan begitu, dapat menjadi pelopor dalam berbagai program Genre. Terkait keberhasilan Teliana, Nessi menilai prestasi tersebut telah mengharumkan nama Kota Depok di tingkat nasional. Tantangan pun sudah menanti Teli untuk terus berinovasi dalam menciptakan gagasannya. “Alhamdulillah Teli bisa meraih juara pertama, saya bangga sekali mudah-mudahan prestasi ini bisa memotivasi dan menginspirasi remaja yang ada di Kota Depok,” tutup Nessi. •NJP


WARTA WARTAUTAMA JABAR

Wagub Uu Lantik Kusmana Jadi Kepala Perwakilan BKKBN Jabar

KANG UUNG PULANG KAMPUNG Tepat seminggu setelah ditinggal pejabat sebelumnya, Perwakilan BKKBN Jawa Barat resmi kedatangan nakhoda baru. Adalah Kusmana yang didapuk Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menjadi nakhoda Banggakencana di provinsi dengan menduduk nyaris 50 juta jiwa tersebut. Kusmana sendiri bukan orang baru. Selain urang Jabar pituin, dia juga menghabiskan 15 tahun pertamanya sebagai abdi negara di Jawa Barat. Bertugas di Jawa Barat tak ubahnya pulang kampung.

NAKHODA BARU Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Kusmana menunjukkan Salam BKKBN kepada sejumlah jurnalis usai dilantik di Gedung Sate, pertengahan Februari 2020. NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

19


WARTA UTAMA

P

erwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKBN) resmi memiliki nakhoda baru. Jumat pagi, 14 Februari 2020, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum melantik secara resmi Kusmana sebagai Kepala BKKBN Jawa Barat di Aula Barat Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung. Sebelum bertugas di Jawa Barat, Kusmana merupakan Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat. Pelantikan dilanjutkan dengan serah terima jabatan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat dari Sukaryo Teguh Santoso kepada Kusmana disaksikan Deputi Kepala BKKBN Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Dwi Listyawardani, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jawa Barat Atalia Praratya Kamil,

PENGAMBILAN SUMPAH Kusmana saat pengambilan sumpah jabatan sebagai Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum di Gedung Sate pada 14 Februari 2020.

anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat, para kepala organisasi perangkat daerah (OPD) yang membidangi keluarga berencana (KB), pimpinan mitra kerja BKKBN, dan pegawai Perwakilan BKKBN Jawa Barat. Sepekan sebelumnya, Teguh Santoso dilantik menjadi Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur. Dalam sambutannya, Wagub Uu bepesan agar Kepala Perwakilan BKKN Jabar menjaga dan melanjutkan kerjasama yang telah dilakukan pejabat sebelumnya. Uu secara khusus mengapresiasi program Santri Siaga Kependudukan yang diluncurkan di Kabupaten Cianjur belum lama

20 Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020

ini. Langkah ini penting karena kalangan pesantren belum akrab dengan wacana kependudukan maupun keluarga berencana. “Saya sekaligus mewakili komunitas pesantren meminta Kepala BKKBN untuk melanjutkan kerjasama dengan pondok pesantren. Beberapa waktu lalu saya dan BKKBN Jawa Barat meluncurkan program Santri Siaga Kependudukan di salah pesantren di Kabupaten Cianjur. Saya juga bersama Kepala BKKBN melakukan roadshow ke pesantren di Kabupaten Cirebon dalam rangka optimalisasi pelaksanaan program KB di perbatasan,” kata Uu. Di kalangan pesantren maupun masyarakat, sambung Uu, masih berkembang pandangan bahwa setiap anak membawa rejeki masing-masing. Dengan demikian, banyak anak kerap diidentikkan dengan banyak rejeki. Dengan demikian, seolah-olah


WARTA UTAMA

mengendalikan kelahiran sama dengan menolak rejeki. Padahal, dengan pemahaman yang baik, seorang kiai atau ajengan bisa menjadi jembatan untuk menyampaikan atau mengedukasi perencanaan keluarga. “Anak sedikit bukan berarti takut sama rezeki, tapi dengan kita ber-KB ada ayat lain (dalam Al Qur’an), yakni takut menurunkan keturunan yang lemah ekonomi, lemah akidah. Keluarga berencana untuk kebaikan dan keturunan yang hebat. Bukan menolak rezeki. Itu harus disampaikan sama ulama,” tutur Uu. Di bagian lain, Uu meminta BKKBN bermitra dengan pemerintah daerah karena pada dasarnya tugas BKKBN sama dengan tugas pemerintah. Karena itu, harus bersatu dalam hal anggaran maupun program. Ini yang kelak akan menjadikan program menjadi lebih kuat. Uu meyakini kolaborasi pemerintah daerah dan BKKBN akan menjadi daya ungkit manfaat yang bisa dirasakan masyarakat. Dengan besarnya manfaat yang dirasakan, maka dengan sendirinya akan memunculkan kesadaran masyarakat untuk mengikuti program KB yang kini berkembang menjadi pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Banggakencana). Untuk mewujudkan hal tersebut, BKKBN harus menyentuh masyarakat bawah atau perkampungan. BKKBN tidak cukup menggelorakan program di level kabupaten dan kota atau kecamatan.

dalam menyukseskan program Banggakencana. Terlebih Jabar merupakan provinsi dengan jumlah penduduk paling banyak di Indonesia. Sehingga, kolaborasi dengan pemerintah maupun pemangku kepentingan lainnya menjadi sebuah keniscayaan. “Jabar adalah provinsi yang memberikan kontribusi luar biasa terhadap keberhasilan nasional. Itu amanat Pak Wagub menekankan bahwa hal yang sudah ditata oleh pendahulu saya, Pak Teguh, akan dikembangkan dan dilanjutkan. Jabar menjadi salah satu penentu keberhasilan program Banggakencana nasional. Keberhasilan membangun Jabar akan kontribusi positif terhadap keberhasilan pembangunan nasional,” ungkap Uung. Untuk mewujudkan keberhasilan tersebut, Uung menegaskan pentingnya penataan secara menyeluruh. Dan, pembangunan keluarga atau Banggakencana pada umumnya beperan sebagai hulu. Keberhasilan sebuah pembangunan sanat ditentukan oleh hulu, bukan tengah atau hilir.

BERITA ACARA Kusmana menandatangani berita acara pelantikan sebagai Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat disaksikan Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum.

Praktisi Andal Advokasi dan Kehumasan Ditemui dalam kesempatan terpisah, Uung mengaku sangat bersyukur bisa kembali bertugas di Jawa Barat. Sebelum benarbenar pindah ke Jawa Barat, Uung sempat beberapa kali mendapat sinyalemen bakal ditugaskan di Jawa Barat. Sayangnya, tugas itu baru benar-benar tiba setahun menjelang berakhirnya pengabdian sebagai aparatur sipil negara (ASN). “Mungkin sekitar tiga kali (akan ditugaskan di Jawa Barat). Belum rejekinya saja. Ya sudah, tugas di mana saja sama. Sama-sama melayani masyarakat dengan sebaik-baiknya,” ujar Uung santai. Yang kemudian membuatnya bungah saat kembali ke Jawa Barat adalah hadirnya kesempatan untuk mengabdi kepada tanah kelahirannya. Setelah nyaris dua dasawarsa meninggalkan Jawa Barat, Uung merasa terpanggil untuk turut mengerahkan segenap potensinya untuk melayani masyarakat Jawa Barat. “Terus terang ini menjadi kesempatan bagi saya untuk menyempurnakan pengabdian

Ditemui usai pelantikan, Kusmana berjanji untuk melanjutkan kerjasama yang telah dilakukan pendahulunya. Urang Bandung yang akrab disapa Kang Uung ini mengaku memiliki penilaian yang sama dengan Wagub Uu tentang pentingnya keterlibatan para kiai, ajengan, dan ulama

NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

21


WARTA UTAMA

saya sebagai ASN. Saya niatkan seja babakti ka lemah cai,” tambah Uung. Terakhir kali bertugas di Jawa Barat adalah saat Uung mengemban tugas Kepala Seksi Penerangan dan Motivasi (Penmot) Kantor Wilayah BKKBN Jawa Barat pada 2001. Jabatan yang diembannya selama empat tahun sejak 1997. Setelah itu, Uung lebih banyak menghabiskan karirnya di BKKBN Pusat. Pada tahun yang sama, “ditarik” ke Jakarta sebagai Kepala Seksi Penyusunan Komunikasi, Direktorat Advokasi dan KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) BKKBN Pusat. Penmot dan Advokasi-KIE sejatinya memiliki tupoksi yang sama. Tampaknya Uung memang ditakdirkan banyak bergelut dengan pekerjaan advokasi dan KIE serta kehumasan yang berarti berperan sebagai penyambung lidah BKKBN kepada masyarakat. Setahun kemudian, 2002, Uung dimutasi menjadi Kepala Seksi Hubungan Media Massa pada Direktorat Advokasi dan KIE BKKBN Pusat. Tugas ini diembannya selama lebih kurang enam tahun sebelum kemudian promosi menjadi Kepala Sub Direktorat Hubungan Antar Lembaga pada Direktorat Peningkatan Peranserta BKKBN Pusat pada 2008. Tiga tahun kemudian, Uung mendapat tugas baru sebagai Kepala Bagian Hubungan Masyarakat pada Biro Hukum, Organisasi, dan Humas BKKBN. Lagi-lagi mengurus pekerjaan penyebarluasan informasi kepada khalayak. Pun dengan tugas anyarnya sebagai Kepala Sub Direktorat Advokasi dan Pencitraan pada Direktorat Advokasi dan KIE setahun kemudian. Pun dengan tugas barunya sebelum terbang ke Kalimantan

IDENTITAS PRIBADI Nama Lengkap Tempat dan Tanggal Lahir Pangkat Golongan/Ruang Jabatan

: : : :

Agama

:

Drs. Kusmana Kuningan, 2 Februari 1961 Pembina Utama Muda/IVC Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat Islam

PENDIDIKAN Sekolah Dasar SMP SMA/SMK Diploma III

: : : :

Sarjana

:

SD Negeri Cibeureum II Kuningan SMP Negeri Cibingbin Kuningan STM Muhamadiyah Cirebon Sarjana Muda Pendidikan Universitas Islam Nusantara Bandung Sarjana Pendidikan Universitas Islam Nusantara Bandung

1973 1976 1980 1983 1985

RIWAYAT JABATAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Kepala Seksi P2P BKKBN Kab. Pandenglang, Jawa Barat Kepala Seksi KB BKKBN Kab. Pandeglang, Jawa Barat Kepala Seksi Penmot Kanwil BKKBN Jawa Barat Kepala Seksi Penyusunan Komunikasi, Direktorat Advokasi dan KIE BKKBN Pusat Kepala Seksi Hubungan Media Massa, Direktorat Advokasi dan KIE BKKBN Pusat Kepala Subdit Hubungan Antar Lembaga, Direktorat Peningkatan Peranserta BKKBN Pusat Kepala bagian Hubungan Masyarakat, Biro Hukum, Organisasi dan Humas Kepala Subdit Advokasi dan Pencitraan, Direktorat Advokasi dan KIE Kepala Bidang Pengembangan Advokasi dan KIE Kepala Bagian Hubungan Masyarakat, Biro Hukum, Organisasi dan Humas Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Barat Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat

1989-1994 1994-1997 1997-2001 2001-2002 2002-2008 2008-2011 2011-2012 2012-2014 2014-2016 2016-2016 2016-2020 2020-

PENGHARGAAN 1. 2.

Penghargaan PNS 20 Tahun Penghargaan Alumnus Berprestasi Rektor Universitas Islam Nusantara Bandung

Barat. Dua jabatan terakhirnya adalah Kepala Bidang Pengembangan Advokasi dan KIE dan Kepala Bagian Hubungan Masyarakat pada Biro Hukum, Organisasi, dan Humas. Sederet karir kepegawaian inilah yang kemudian menjadikan lulusan Teknik Bangunan SMK

22 Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020

2014 2017

Muhammadiyah Cirebon ini andal dalam bidang advokasi dan kehumasan. Uung juga sangat dekat dengan kalangan media massa di mana dia bertugas. Bahkan, BKKBN mengenalnya sebagai Humas dengan output pemberitaan paling banyak dibanding pejabat lainnya.


WARTA JABAR

Hari Pertama Langsung Sarling Tak butuh ancang-ancang lama bagi Uung untuk ngabret menuju Jabar Juara. Begitu mendarat usai menjalankan tugas terakhirnya di Kalimantan Barat pada Rabu, 19 Februari 2020, Uung langsung gaspol mengikuti Siaran Keliling (Sarling) ke Kabupaten Indramayu. Uung secara khusus mendampingi Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat Atalia Praratya Kamil saat menyambangi stand Generasi Berencana dan pelayanan keluarga berencana di Indramayu. Kang Uung mengaku sangat antusias terlibat langsung dalam kegiatan Sarling yang diakuinya sangat inovatif dan menyentuh langsung masyarakat. Menurutnya, Sarling yang di dalamnya turut melibatkan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) dan lembaga masyarakat ini merupakan contoh nyata sinergi lintas sektor dalam kegiatan berbasis pemberdayaan masyarakat. “Sungguh ini adalah kegiatan sangat kreatif dan inovatif. Sebuah terobosan di Jawa Barat yang perlu dicontoh. Bu Cinta adalah tokoh panutan Jawa Barat yang kehadirannya sangat dirindukan masyarakat. Kita bisa melihat antusiasme masyarakat saat

dapat bersalaman dan berdialog langsung,” ungkap Uung. Uung mengaku sangat bangga dengan kiprah Atalia Kamil yang menginisiasi kegiatan Sarling tersebut. Apalagi, Atalia tidak pernah membedakan pelayanan kepada masyarakat, baik yang dilakukan OPD Provinsi Jawa Barat maupun BKKBN yang nota bene merupakan lembaga vertikal. Ini tampak jelas saat Bu Cinta, sapaan akrab Atalia, menyambangi tempat pelayanan kontrasepsi di Puskesmas Babadan. Atalia tak sungkan berbaur dan berpoto

SERTIJAB Kepala Perwakilan BKKBN Jabar Kusmana bersama pendahulunya, Sukaryo Teguh Santoso, usai pelantikan di Gedung Sate.

SARLING PERDANA Kepala Perwakilan BKKBN Jabar Kusmana pada Sarling perdananya di Indramayu.

bersama calon peserta KB metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) maupun petugas kesehatan dan masyarakat setempat. Suasana serupa juga saat Atalia mampir ke stand Genre di SMA Negeri 1 Sindang, Indramayu. Bahkan, Bunda Genre Jabar ini menyempatkan diri bermain ular tangga Genre. Sontak kehadirannya menjadi ajang berebut selfie ratusan siswa yang menyemut di arena permainan khas remaja tersebut. Atalia pun melayani permintaan selfie dengan santuy dan senyuman hangat. Seorang siswa yang kebetulan hadir di stand Genre mengaku surprise mendapat kunjungan Bu Cinta. Terlebih saat Bunda Genre Jabar ini ikut bermain ular tangga dan berfoto ria maupun selfie. “Sekali lagi saya katakan kegiatan Sarling ini sangat kreatif dan inovatif. Saya sangat kagum dengan kiprah Bunda Genre Jawa Barat yang konsisten menjalankan misinya menjadikan generasi muda Jawa Barat sebagai generasi berencana. Semua ini untuk Jabar Juara,” tegas Kusmana. •NJP

NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

23


WARTA JABAR

PISAH SAMBUT Sukaryo Teguh Santoso menerima cinderamata dari Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Kusmana, menandaai serah terima jabatan Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat.

Teguh Santoso Pamitan

S

ukaryo Teguh Santoso resmi meninggalkan Jawa Barat. Jumat, 7 Februari 2020, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melantik Teguh sebagai Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur. Teguh yang mengawali karir kepegawaiannya di Jawa Barat tersebut lantas berpamitan kepada segenap pengelola program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Banggakencana) di Jawa Barat melalui akun Instagramnya, @kangteguhbkkbn. “Sejak 7 Februari 2020 kami pindah tugas sebagai Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur. Terima kasih

atas kebersamaan, kerjasama, dan dukungan Bapak dan Ibu selama kami mengemban tugas sebagai Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat 2017-2020,” tulis Teguh dalam postingannya tidak lama setelah prosesi pelantikan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya. “Sebagai manusia, silap dan khilap adalah niscaya. Dengan segala kerendahan hati, kami mohonkan jiwa-jiwa yang bersih untuk memaafkan. Karena maaf adalah kata terindah pembasuh dosa. Agar kelak yang tersisa adalah hal indah dan kenangan. Karena hidup tak boleh berhenti dijalankan. Menjalani perubahan, menghidupkan harapan, menghargai kenangan,” sambungnya.

24 Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020

Berpamitan di dunia daring, Senin pagi, 10 Februari 2020, Teguh masih menyambangi kantor Perwakilan BKKBN Jawa Barat. Selain menyampaikan salam perpisahan, Teguh juga menuntaskan penandatanganan sejumlah dokumen tertunda. Pada kesempatan itulah Warta Kencana secara khusus menemuinya di ruang kerja yang ditempatinya sejak Oktober 2017 lalu. Kepada media internal BKKBN Jawa Barat yang turut dibidaninya pada 2010 silam tersebut Teguh menitipkan pesan segenap punggawa program Banggakencana di Jawa Barat. Ada tiga hal yang menjadi pesan Teguh pagi itu. Inovasi, kolaborasi, integritas.


WARTA JABAR

“Zaman sudah berubah. Kita BKKBN tidak boleh bertahan dengan zona nyaman yang kita alami saat ini. Di luar itu, zaman sudah berubah. Perubahanperubahan itu yang konkret adalah generasi muda berubah. Karakter generasi muda berubah. Karena itu, kawan-kawan di BKKBN mau nggak mau harus mengubah mindset, harus terbuka. Bukan mental block lagi,” kata Teguh. Dengan begitu, kata Teguh, meskipun tantangannya sama, namun pendekatan program harus berubah. Packaging harus berubah. Bagaimanapun orang akan tertarik melalui packaging. Meskipun rasanya sama tapi kemasannya berbeda, orang akan memilih produk dengan kemasan menarik. Dulu BKKBN sukses melakukan pendekatan kepada keluarga Indonesia. Dengan dinamika baru masyarakat, belum tentu pendekatan yang sama akan berhasil. Generasi muda harus mengadopsi program KB atau Banggakencana karena pada akhirnya mereka akan berkeluarga. Bagaimana caranya, tentu dengan adanya inovasi. Inovasi akan melahirkan cara baru untuk generasi baru Indonesia. Berikutnya adalah kolaborasi atau kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan. Teguh

TUGAS BARU Sukaryo Teguh Santoso menjalani prosesi pelantikan sebagai Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur di Surabaya.

menegaskan, keberhasilan program KB atau Banggakencana bukan semata-mata hasil kerja BKKBN, melainkan keberhasilan BKKBN dalam membangun kemitraan. Program KB berhasil berkat kerjasama semua pemangku kepentingan, mulai pusat hingga institusi masyarakat. “Kalau sekarang muncul konsep pentahelix dalam pembangunan,

MITRA REDAKSI Sukaryo Teguh Santoso bersama redaksi pengelola Majalah Warta Kencana dan duaanak.com.

BKKBN sudah memulai sejak dulu. BKKBN terus menggalang kemitraan dengan lembaga kemasyarakatan atau kelompok profesi seperti IPKB, Ikatan Penulis Keluarga Berencana, maupun kelompok lainnya. Maka, kunci keberhasilan program Banggakencana ini adalah inovasi dan kolaborasi. Itu yang harus terus kita lakukan di BKKBN,” ungkap Teguh. Ada satu lagi: integritas. Bila dulu masih dikenal adanya manipulasi dalam menjalankan kebijakan atau program, kini tidak bisa lagi. Sebut saja misalnya penyesuaian peruntukkan dari seharusnya kegiatan A menjadi kegiatan B atau sebaliknya. Setiap punggawa BKKBN harus menjunjung tinggi integritas. “Integritas itu bukan bahasa dewa. Integritas itu sebuah keniscayaan. Tanggung jawab. Kalau inovasinya bagus, menerapkan teknologi bagus, kolaborasinya juga bagus, tapi di sisi lain terjadi korupsi merajalela, maka tunggulah kehancuran. Pasti bakal ambruk. Karena itu, integritas menjadi sangat penting. Komitmen jujur dalam mengelola aset negara ini harus kita jaga dan diimplementasikan,” tandas Teguh.•NJP

NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

25


WARTA JABAR

NGOPI SORE Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Kusmana saat ngopi santai bersama pengurus IPKB Jawa Barat di kantornya.

Pengurus Daerah IPKB Jabar 2020-2025 Resmi Dikukuhkan

IPKB Ujung Tombak Program Banggakencana Kemitraan menjadi kunci sukses program KB di Indonesia. BKKBN getol menjalin aliansi strategis dengan sejumlah pihak untuk membumikan program KB di tanah air. Media massa salah satunya. Kemitraan itu yang kemudian melahirkan IPKB, Ikatan Penulis Keluarga Berencana, tak lama setelah BKKBN berdiri. IPKB menjadi saksi pasang surut atau timbul tenggelamnya program KB bersama BKKBN. IPKB setia menjadi ujung tombak program KB hingga kemudian bertransformasi menjadi Banggakencana. 26 Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020

S

elang beberapa jam setelah dilantik Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Kusmana berbisik kepada Sekretaris IPKB Jawa Barat Najip Hendra SP. “Hayu urang ngopi, Yi! Pasosore wae supados rineh,” bisik Uung, sapaan Kusmana. Sayangnya ajakan tak bisa langsung dilaksanakan. Penyuka kopi hitam tanpa gula ini masih punya pekerjaan rumah di tempat lamanya, Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat. Kang Uung harus buru-buru terbang ke Pontianak. Di sana, Uung sudah ditunggu Kepala BKKBN Hasto Wardoyo untuk menggelar misi kemanusiaan pelayanan program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Banggakencana) di perbatasan Indonesia-Malaysia. Kebetulan Uung merupakan inisiator misi tersebut.


WARTA JABAR

Ngopi sore akhirnya terwujud pada hari kedua setelah Uung tiba di Jawa Barat. Uung yang lama bergelut dengan dunia kehumasan dan advokasi program Banggakencana ini mengajak pengurus IPKB Jawa Barat yang belum lama dikukuhkan untuk ngopi sore di ruang rapat pimpinan BKKBN Jabar. Sebagai praktisi kehumasan, Kang Uung memang punya cara keren dalam menjalin kemitraan dengan media massa. Tak melulu konferensi pers, penyebarluasan informasi bisa dilakukan dengan duduk santai sambil menyeruput kopi hangat saat sore tiba. Itulah yang dilakukan sore Kamis sore, 20 Februari 2020. Walhasil, pertemuan dengan judul resmi audiensi dan perkenalan pengurus IPKB ini berlangsung dalam suasana hangat penuh keleluargaan. Tak jarang gelak tawa turut mewarnai ruang rapat pimpinan BKKBN Jabar tersebut. “Saya meyakini bahwa media merupakan ujung tombak dalam penyebarluasan Banggakencana. Namun demikian, tidak berarti harus selalu dilakukan dengan cara formal. Tidak harus selalu konferensi pers. Kita bisa kongkow atau ngopi bareng untuk mendiskusikan program Banggakencana. Hasilnya kita sebarkan kepada masyarakat melalui media jaringan IPKB,” ungkap Uung.

Haryono Suyono saat menjadi Kepala BKKBN yang sangat dekat dengan media, bahkan sampai sekarang. Beliau sangat dekat dengan wartawan. Itu yang kemudian pemberitaan program KB kala itu sangat massif. Pak Haryono pula yang menggagas IPKB. Bahkan, ketika beliau khawatir tidak ada yang memberitakan KB, maka beliau juga membuat media yang di dalamnya menyediakan ruang seluas-luasnya untuk pemberitaan KB,” ujarnya lagi. Hasil belajar langsung dari begawan KB ini lantas dipraktikkannya saat menjadi Kepala Seksi Kepala Seksi Hubungan Media Massa pada Direktorat Advokasi dan KIE BKKBN Pusat. Uung getol mengajak jurnalis untuk meliput langsung kegiatan BKKBN sekaligus memfasilitasi ruangan khusus bagi pekerja media (press room) untuk menunjang tugas-tugas jurnalistiknya. Volumenya melonjak ketika Uung didapuk menjadi Kepala Bagian Hubungan Masyarakat pada Biro

SINERGI BARU Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Kusmana menerima Pengurus Daerah IPKB Jawa Barat di kantornya.

Hukum, Organisasi dan Humas BKKBN Pusat. “Dari semula satu bulan sekali, berikutnya saya mengajak temanteman wartawan untuk berdialog langsung dengan pimpinan BKKBN. Hasilnya, pemberiataan BKKN sangat semarak. Kliping berita BKKBN yang melimpah itu bisa dilihat sampai sekarang di kantor Humas BKKBN. Nah, saya ingin Jawa Barat melakukan itu. Bagaimanapun masyarakat mengetahui kegiatan atau program Banggakencana melalui media. Media merupakan ujung tombak Banggakencana. Saya berharap BKKBN bisa terus bersinergi dengan IPKB,” harap Uung. Kiprah Uung dalam dunia kehumasan atau advokasi dan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) memang tak perlu diragukan lagi. Uung sudah mengakrabi dunia media sejak 2001 saat dipercaya menjadi Kepala Seksi Penerangan dan Motivasi Kantor Perwakilan BKKBN Jawa Barat. Kiprahnya berlanjut saat ditunjuk menjadi Kepala Seksi Penyusunan Komunikasi pada Direktorat Advokasi dan KIE BKKBN Pusat setahun kemudian. Sampai akhirnya ditugaskan menjadi nakhoda BKKBN Kalimantan Barat

Bagi mantan Kepala Bagian Humas BKKBN Pusat ini, pertemuan langsung dengan media menjadi sangat penting. Alasannya, chemistry tidak akan bisa terbentuk tanpa adanya kontak langsung. Membangun suasana kebatinan yang sama tidak bisa melalui telepon, pesan instan, dan lain-lain. Karena itu, Kang Uung mengajak IPKB untuk bertemu secara rutin setidaknya sekali dalam sebulan. “Saya belajar banyak dari Pak

NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

27


WARTA JABAR

dan kembali ke Jawa Barat dengan jabatan yang sama, ruang lingkup Uung seolah tak bisa jadi dari kehumasan dan advokasi yang selalu berhubungan dengan media. “Pola kolaboratif BKKBN-IPKB ini harus disempurnakan, dari fondasi baik yang sudah dibangun pada era sebelumnya. Ini penting untuk mencapai target program Banggakencana, di antaranya adalah berkontribusi pada penurunan angka kematian ibu (AKI) dan percepatan penurunan stunting dengan melakukan berbagai kegiatan promotif preventif di hulu. Kini kita menyasar kaum milenial dan zilenial yang nantinya akan menjadi calon-calon ibu dan PUS. Di sinilah peran IPKB sebagai mitra utama BKKBN dalam penyebarluasan informasi Banggakencana menjadi sangat penting,” papar Uung. Ketua IPKB Jawa Barat Dadi Achmad Ruswandi yang hadir bersama sejumlah pengurus mengaku sangat terhormat mendapat ajakan Kang Uung. Potensi IPKB yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota se-Jawa Barat menjadi kekuatan tersendiri dalam upaya memasyarakatkan program Banggakencana kepada khalayak. Punggawa IPKB juga tak melulu

jurnalis media cetak. Melainkan berasal dari setiap platform media, termasuk media baru yang ramah kalangan muda Jawa Barat. “Kekuatan IPKB ini sangat komplet. Selain mengembangkan media sendiri melalui penerbitan majalah Warta Kencana dan kanal duaanak.com, anggota IPKB berasal dari semua platform media. Kepengurusan IPKB Jabar yang baru dilantik 3 Februari 2020 lalu berasal dari media cetak, televisi, radio, hingga praktisi media sosial. Dengan begitu, spreading informasi Banggakencana bisa berlangsung cepat dan multiplatform. Kami meyakini sinergi BKKBN-IPKB ini bakal menjadi kekuatan besar dalam menggelorakan program Banggakencana,” tandas Dadi. Dadi yakin kolaborasi apik BKKBNIPKB ini bakal lebih dahsyat ketika didukung silaturahmi reguler sebagaimana diusulkan Kepala BKKBN Jabar. Perpaduan antara sumber daya informasi, kompetensi, jejaring, dan suasana kebatinan yang sama menjadi

PENGUKUHAN Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat (20172020) Sukaryo Teguh Santoso mengukuhkan Pengurus Daerah IPKB Jawa Barat.

energi besar dalam membangun Jawa Barat. Lebih ngabret menuju Jabar Juara.

Pengurus IPKB Jabar Dikukuhkan Ngopi sore menjadi menjadi agenda munggaran IPKB Jawa Barat. Pengurus Daerah IPKB Jawa Barat masa bakti 2020-2025 dikukuhkan pendahulu Uung, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat 2017-2020 Sukaryo Teguh Santoso, berbarengan dengan peresmian Balai Diklat KKB Garut di Garut awal Februari 2020. Pengukuhan disaksikan Sekretaris Utama BKKBN Nofrijal, Bupati Garut Rudy Gunawan, Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan KKB BKKBN Lalu Makhfiruddin, para kepala organisasi perangkat daerah yang membidangi program Banggakencana kabupaten dan kota se-Jawa Barat. Teguh, sapaan akrab Sukaryo Teguh Santoso, mengungkapkan pengukuhan merupakan bentuk pengakuan resmi BKKBN terhadap kepengurusan IPKB di Jawa Barat. Adapun pelantikan secara resmi kelembagaan IPKB diserahkan kepada mekanisme organisasi sebagaimana diatur dalam AD/ ART IPKB. Merujuk pada Pasal 13 Anggaran Dasar IPKB, pengesahan pengurus daerah merupakan kewenangan pengurus pusat. “Pengukuhan ini merupakan momentum kebangkitan kembali IPKB di Jawa Barat. Bagi kami, IPKB merupakan mitra strategis dalam pembangunan KKBPK atau sekarang menjadi Banggakencana di Jawa Barat. Karena itu, IPKB harus tetap berperan aktif dalam pembangunan KB di Jawa Barat, terlepas dari vakumnya kepengurusan di tingkat nasional,” ungkap Teguh. Pentingnya peran IPKB dalam pembangunan KB di Indonesia juga

28 Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020


WARTA JABAR

ditegaskan Sekretaris Utama BKKBN Nofrijal saat memberikan sambutan sesaat setelah pelantikan. Menurut Nofrijal, sejarah program KB tidak bisa dipisahkan dari keberadaan IPKB. IPKB lahir tidak lama setelah program KB diperkenalkan di Indonesia pada awal dekade 70-an. BKKBN dan IPKB bersama-sama menyampaikan informasi dan melakukan advokasi program kepada masyarakat dan pemangku kepentingan. “IPKB ini merupakan salah satu mitra tertua dan utama dalam pembangunan KB hingga bertransformasi menjadi Banggakencana: Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana. Melalui teman-teman IPKB inilah program KB disosialisasikan kepada masyarakat. IPKB merupakan tulang punggung program KB di Indonesia,” tegas Nofrijal. Ditemui sesaat setelah pengukuhan, Ketua IPKB Jawa Barat Dadi Achmad Ruswandi menjelaskan, kepengurusan IPKB masa bakti 2020-2025 merepresentasikan keberagaman entitas kepenulisan di Jawa Barat. Skuad baru ini berisi para jurnalis media cetak, elektronik, dan daring. Selain itu, turut menjadi The Dream Team IPKB Jabar adalah para peneliti program KB di perguruan tinggi dan pegiat organisasi kemasyarakatan yang concern terhadap program KB di Jawa Barat.

IPKB ini merupakan salah satu mitra tertua dan utama dalam pembangunan KB hingga menjadi Banggakencana. Melalui teman-teman IPKB inilah program KB disosialisasikan kepada masyarakat. IPKB merupakan tulang punggung program KB di Indonesia. Nofrijal Sekretaris Utama BKKBN program KB atau Bangga Kencana,” terang Dadi. Sejalan dengan itu, sambung Dadi, IPKB perlu merevitalisasi diri untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Kiprah IPKB ke depan tidak bisa lagi

SEMANGAT BARU Pengurus Daerah IPKB Jawa Barat 20202025 bersama pimpinan Sekretaris Utama BKKBN dan Kepala BKKBN Jawa Barat.

dijalan secara business as usual. Atas alasan itulah komposisi pengurus IPKB Jabar kini lebih kaya dengan masuknya namanama baru dengan latar belakang lebih beragam. Dadi berharap pengukuhan ini menjadi titik awal kebangkitan IPKB di Jawa Barat setelah sempat rehat selama dua tahun terakhir. Di sisi lain Dadi menjelaskan, susunan Pengurus Daerah IPKB Jabar akan segera diusulkan untuk disahkan melalui surat keputusan Ketua Umum IPKB. Untuk sementara ini Dadi menilai penetapan melalui berita acara tim formatur yang di dalamnya turut diketahui dan disetujui Kepala Perwakilan KBBN Jawa Barat. Dadi berharap setelah Pengurus Pusat IPKB definitif bisa segera dilakukan pelantikan IPKB Jawa Barat. “Agenda Munas IPKB ini terus tertunda sejak beberapa tahun lalu. Kepengurusan IPKB lama sudah kedaluwarsa. Praktis belum ada pengurus definitif. Kami di Jabar memilih untuk terus bergerak. Dalam waktu dekat, kami akan fokus pada konsolidasi organisasi di tingkat kabupaten dan kota. Pada saat yang sama, kami mulai menyusun rencana program untuk kemudian dimatangkan dan diselaraskan dengan agenda besar program Banggakencana di Jawa Barat,” pungkas Dadi.•NJP

“Tim ini dibentuk berdasarkan pertimbangan perlunya penguatan kelembagaan IPKB dan dinamika program KB di Jawa Barat. Program KB makin dinamis. Selain logo BKKBN yang berubah, orientasi program juga berkembang. Bila sebelumnya KB identik dengan pengendalian kelahiran, kini lebih fokus pada pembangunan keluarga. BKKBN juga makin serius menggarap kalangan milenial yang nota bene menjadi masa depan

NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

29


WARTA JABAR

BEST PRACTICE Pelda Tarno memaparkan kegiatan Bhakti TNI KB-Kesehatan di desa binaannya di Koramil Wanaraja, Kodim Garut, pada kegiatan Rakornis Kemitraan BKKBN 2020.

Jabar Best Practice Dukungan TNI Terhadap Banggakencana

K

emitraan yang terjalin antara Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat dengan Komando Daerah Militer (Kodam) III Siliwangi mencuri perhatian Halim Perdanakusuma. Kedua belah pihak dianggap kompak dalam menjalankan agenda bersama Bhakti TNI KB-Kesehatan 2019. Jabar pun didapuk untuk mempresentasikan keberhasilannya dalam Rapat

Koordinasi Teknis Kemitraan (Rakornis) Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Banggakencana) Tingkat Nasional di Jakarta pada 13 Februari 2020. Presentasi disampaikan Pelda TNI Tarno, Babinsa Desa Sukaratu Koramil 1103/Wanaraja, Kodim 0611/Garut, Kodam III/Siliwangi di hadapan seluruh peserta Rakornis Kemitraan yang dihadiri perwakilan unsur TNI, Tim

30 Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020

Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), dan mitra kerja terkait BKKBN se-Indonesia. Selama kurun waktu pelaksanaan Bhakti TNI KB-Kesehatan, Kodam III/Siliwangi berhasil melayani 524.756 peserta peserta KB baru dan 2.652.500 peserta KB aktif. “Jumlah tersebut total untuk pelaksanaan Bhakti TNI KB-


WARTA JABAR

Kes tingkat Kodam III Siliwangi. Adapun untuk Kodim 0611/Garut jumlahnya masing-masing 1.839 untuk peserta KB baru dan 15.458 peserta KB aktif. Di Kodim 0611/ Garut, pelaksanaan Bhakti KBKes dilaksanakan di Kecamatan Wanaraja, Kecamatan Pangatikan, dan Kecamatan Sucinagara. Setiap kecamatan dilaksanakan di tiga desa berbeda,” terang Tarno. Menjawab pertanyaan ihwal keberhasilannya menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program Banggakencana, Tarno mengaku sangat terbantu bidan desa. Sebagai Babinsa, Tarno mengaku terus berusaha melakukan persuasi kepada masyarakat dan advokasi kepada tokoh-tokoh masyarakat setempat. Adapun pada saat pelayanan KB, pihaknya langsung mengarahkan agar calon peserta mendatangi bidan. “Saya selalu bersama-sama dengan bidan desa. Hal ini dilakukan karena pelayanan KB hanya bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan. TNI tidak bisa memberikan pelayanan. Kemitraan dengan para pihak itu yang kemudian menjadikan pelaksanaan Bhakti TNI KB-Kesehatan di desa binaannya berjalan lancar,” kata Tarno. Sebelumnya, Paban III/Tahwil Ster Mabes TNI Kol Kav Harfuddin Daing menjelaskan dukungan dan komitmen TNI dalam mendukung program Banggakencana dilakukan dalam enam kegiatan. Pertama, memberikan dukungan dalam pengembangan dan penggarapan Kampung KB menjadi Kampung KB Mandiri. Kedua, memberikan dukungan dalam penyusunan dan mensosialisasikan Grand Design Pengembangan Kependudukan.

Keempat, memberikan dukungan sarana, prasarana, tenaga medis, paramedis, dan nonmedis yang memenuhi syarat untuk melaksanakan penggerakan, pelayanan, dan pembinaan program KB dan kesehatan reproduksi serta peningkatan partisipasi pria dalam ber-KB. Kelima, memberikan dukungan tenaga advokasi dan KIE yang memenuhi syarat dalam rangka penyelenggaraan program Banggakencana. Keenam, memberikan dukungan tenaga pelaksana penyuluh lapangan yang memenuhi syarat untuk penyelenggaraan program Banggakencana. Sementara itu, pada saat pencanangan Bhakti TNI KBKesehatan Tingkat Koramil 1103/ Wanaraja, Danramil 1103 Kapten Inf Enjang Santana menjelaskan, Bhakti TNI KB-Kesehatan bertujuan mewujudkan sinegritas antara TNI, pemerintah, dan BKKBN dalam rangka meningkatkan keikutsertaan masyarakat dalam mewujudkan keluarga berkualitas, sehat, dan sejahtera. Kegiatan ini merupakan implementasi kerjasama penguatan kependudukan.

MITRA BANGGAKENCANA Delegasi mitra kerja BKKBN Jabar pada Rakornis Kemitraan BKKBN 2020 di Jakarta, pertengahan Februari 2020.

Ia berharap melalui kegiatan kerjasama menghasilkan formula yang akan mendorong ketahanan keluarga. TNI meyakini bahwa ketahanan keluarga merupakan kekuatan mendasar dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional. Menurut Danramil, Banggakencana berhasil membentuk sumber daya manusia tangguh dan meningkatkan derajat ketahanan nasional. Keberadaannya mampu memberikan jaminan terhadap kesinambungan pembangunan nasional yang pada akhirnya secara signifikan meningkatkan kesejahteraan rakyat. “TNI juga bisa merupakan mitra kerja yang sangat potensial dalam mempercepat pencapaian keberhasilan program keluarga berencana, sehingga dapat menekan angka kelahiran di Indonesia. Sejarah mencatat, kerja sama antara BKKBN dengan TNI yaitu berhasil menekan angka kelahiran,” jelasnya. Ini akan berdampak terhadap peningkatan pembangunan kesehatan, pendidikan, dan perekonomian. Dengan begitu, norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera melembaga dengan baik. Selama kegiatan, TNI membantu BKKBN dengan melibatkan Babinsa dan tenaga lini lapangan untuk menjadi tenaga penggerak dan motivator di lapangan. •NJP

Ketiga, memberikan fasilitas penggunaan sarana dan prasarana, antara lain fasilitas kesehatan TNI untuk pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.

NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

31


WARTA KHUSUS

PELAYANAN KB Pelayanan KB kontrasepsi implan dalam sebuah kegiatan terpusat di Kabupaten Garut beberapa waktu lalu.

Lagu Lama Kinerja Banggakencana Jawa Barat 7.126.366 PUS Jadi Peserta KB Aktif Jabar PB Nambah 1,35 Juta, PA Hilang 360 Ribu Apa kabar program Banggakencana Jabar? Jawaban atas pertanyaan tersebut bisa kita temukan setidaknya pada dua sumber data. Pertama, hasil Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program (SKAP). Kedua, statistik rutin Perwakilan Badan Kependudkan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2019. 32 Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020

Tentu keduanya tidak bisa dipersamakan. SKAP mengukur kinerja utama yang mengacu kepada sasaran kinerja yang tercantum dalam Rencana Program Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 20152019 dan Rencana Strategis (Renstra) BKKBN 20152019. Adapun statistik rutin merupakan laporan bulanan perkembangan program Banggakencana. Mengacu kepada Rekapitulasi Laporan Bulanan Pengendalian Lapangan (Dallap) Perwakilan BKKBN Jawa Barat, sampai Desember 2019 jumlah peserta KB aktif (PA) di Jawa Barat mencapai 7.126.366


WARTA KHUSUS

pasangan usia subur (PUS). Dibandingkan dengan total jumlah PUS pada periode yang sama sebanyak 9.567.158 PUS, berarti prevalensi kesertaan ber-KB atau contraceptive prevalce rate (CPR) Jawa Barat pada angka 74,49 persen. Angka ini menunjukkan tingkat kemapanan tinggi peserta KB di suatu wilayah. Dengan tanpa menambah peserta KB baru (PB), prevalensi ini aman untuk mendorong penurunan angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR). Jika ini benar, Jabar dipastikan akan selamat dari ancaman ledakan penduduk. Namun demikian, angka yang berbeda akan ditemukan dalam hasil SKAP 2019 yang dilaksanakan Pusat Penelitian dan Pengembangan Keluarga Berencnaa dan Keluarga Sejahtera (Pusna) BKKBN. Survei pengganti dari Survei Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) ini hanya mencatatkan prevalensi 56,97 persen. Capaian ini jauh di bawah CPR hasil Dallap sebesar 74,49 persen. Bahkan, angkanya masih di bawah target moderat SKAP 2019 sebesar 64,25 persen. Dibanding target SKAP, berarti capaian kinerja Jabar baru 88,67 persen. Capaian kurang menggembirakan untuk kinerja sebuah provinsi paling jumbo di tanah air. Dibandingkan dengan total PUS, angka 56,97 itu berarti ada 5,45 juta PUS yang tidak ber-KB. Angka ini lebih besar dari penduduk Provinsi Sumatera Barat atau bahkan lebih dari lima kali lipat penduduk Provinsi Papua Barat. Wow!

dibanding total PA pada Desember 2019, Jabar sukses melampaui target hingga 122,01 persen. Cuma saja, patut menjadi catatan -dan akan menjadi pertanyaan bagi awam- adalah perbandingan jumlah target PA dengan jumlah PA 2018 lalu. Merujuk pada Dallap edisi Desember 2018, total PA di Jawa Barat sebanyak 7.486.443 PUS. Artinya, BKKBN menargetkan capaian PA di bawah jumlah PA itu sendiri. Kalau sudah begitu, dengan ongkang-ongkang kaki saja target PA otomatis tercapai. Pengecualiannya jika muncul force majeur yang memicu drop out di luar batas kewajaran.

Minus Peserta KB Baru Hitung-hitungan menarik juga akan tampak saat mencermati PB atau peserta KB baru. Sepanjang 2019 lalu, Dallap mencatat capaian PB sebanyak 1.354.318 PUS. Dibanding perkiraan permintaan masyarakat (PPM) sebanyak 1.438.746 PUS, berarti capaiannya 94,13 persen. Bukan angka yang buruk untuk sebuah kinerja tahunan.

MENDEKATKAN PELAYANAN Ketua TP PKK Jawa Barat Atalia Kamil didampingi Kepala BKKBN Jabar Kusmana berdialog dengan peserta KB sebelum pemasangan kontrasepsi.

Yang membuatnya menarik manakala dibandingkan dengan PA 2018. Seperti diungkap di atas, jumlah peserta KB aktif Jabar per Desember 2018 adalah 7.486.443 PUS. Dengan hitungan matematis, PA 2018 ditambah PB 2019 menghasilkan angka 8.840.761. Tapi apa lacur, capaian PA 2019 ternyata lebih sedikit dari 2018. Alih-alih mencapat tambahan PA, Jabar malah kehilangan 360.077 PUS. Lagi-lagi jumlah sangat besar untuk sebuah kehilangan. Karut-marut hitungan peserta KB baru versus peserta KB aktif ini sedikit mendapat jawaban saat mencermati proporsi PA secara keseluruhan. Dari tujuh pilihan alat dan obat kontrasepsi (Alokon) modern yang disediakan, pilihan masyarakat Jawa Barat masih bertumpu pada dua alokon: suntik dan pil. Dua pilihan kontrasepsi yang rentan putus pakai. Proporsi suntik dan pil KB sangat besar. Dari 7.126.366 total peserta KB aktif, 3.822.938 di antaranya merupakan pengguna KB suntik. Ini berarti ada 53,64 persen atau dari lebih setengah peserta KB di Jabar adalah pengguna KB suntik. Ditambah 1.602.771 peserta KB pil atau sekitar 22,49 persen, berarti jumlahnya mencapai 76,13 persen atau ž peserta KB di Jabar merupakan pengguna suntik dan pil.

Menariknya, capaian CPR dalam Dallap di atas menunjukkan performa luar biasa program Banggakencana Jabar. Luar biasa karena BKKBN hanya mematok target 5.840.768 PUS untuk menjadi peserta KB aktif. Walhasil,

NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

33


WARTA KHUSUS

Melihat besarnya proporsi pilihan alokon tersebut tak aneh bila kemudian PB tak berkutik. Penambahan peserta KB baru sebanyak jumlah penduduk sebuah provinsi kecil ini tak mampu mengatrol jumlah peserta KB aktif. Hitungan common sense ini mencapat konfirmasi hasil SKAP. Survei mencatat tingkat putus pakai kontrasepsi Jawa Barat masih berkutat pada angka 29 persen atau hampir sepertiga dari total peserta KB. Dibanding target penurunan tingkat putus pakai pada angka 24,60 persen, berarti kinerja Jabar hanya mampu meraih angka 82,11 persen. Lagi-lagi bukan kabar baik bagi pengelola program Banggakencana yang setiap hari berjibaku di lapangan. Saat petugas berjibaku merawat kesertaan ber-KB, pada saat yang sama masih ada banyak masyarakat yang membutuhkan pelayanan KB tapi belum terlayani (unmetneed). Hasil SKAP 2019

menunjukkan masih adanya 13,3 persen PUS yang belum terlayani. Sederhananya, dari 100 PUS yang ingin ber-KB, ada 13-14 PUS yang belum terlayani. Raihan ini masih di bawah target psikologis 10,5 pesrsen. Memang tak melulu kabar buruk. Dari enam indikator sasaran evaluasi SKAP, Jabar menyisakan satu tinta biru. Yakni, proporsi metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Jabar sukses melampaui target MKJP dari 18,58 persen menjadi 21,73 persen. Raihan ini cukup membawa harapan bagi kinerja program Banggakencana di Jawa Barat. Dengan tingginya proporsi MKJP, berarti bakal semakin sedikit tingkat putus pakai kontrasepsi. Harapannya bisa lebih tinggi lagi mengingat masih tersedia 13,3 persen unmetneed yang memungkinkan menjadi peserta KB baru. By the way, potret kinerja Banggakencana Jabar 2019 tampaknya memang tak banyak

beranjak dari tahun sebelumnya. Porporsi peserta KB, unmetneed, CPR, anomali peserta KB baru benar-benar mengulangi tren dalam beberapa tahun terakhir. Boleh dibilang, capaian tahun ini adalah tahun sebelumnya. Membaca tren capaian kinerja ibarat mengulang lagu lama. Hasil SKAP Jabar tampaknya cukup menggambarkan situasi nasional. Meski tidak sama persis, trennya menunjukkan gejala yang mirip. Secara nasional, hasil SKAP 2019 menunjukkan capaian kinerja BKKBN yang memuaskan ada pada dua indikator. Pertama, angka kelahiran pada wanita usia subur 15-19 tahun yang dapat diturunkan menjadi 33 per 1000 perempuan usia 15-19 tahun. Kedua, peningkatan pengguna KB MKJP yang berhasil mencapai 24,6 persen. Sedangkan indikator yang tidak mencapai target. 1) angka total fertilitas yang hanya mencapai 2,45 dari target 2,28 (capaian

Tabel Pencapaian Kinerja BKKBN Jabar 2019 NO

SASARAN

1

Menurunnya Angka Kelahiran Total (TFR)

2

Meningkatnya Prevalensi Kontrasepsi Modern (mCPR)

3

Menurunnya Tingkat Putus Pakai Kontrasepsi

4

Menurunnya Kebutuhan Ber-KB yang Tidak Terpenuhi (Unmetneed) Meningkatnya Peserta KB Aktif yang Menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) Meningkatnya Peserta KB Aktif Tambahan

5

6

TARGET 2019

CAPAIAN 2019

% CAPAIAN

2,29

2,52

89,96

SKAP 2019

64,25

56,97

88,67

SKAP 2019

24,60

29

82,11

SKAP 2019

10,15

13,3

68,97

SKAP 2019

Persentase Peserta KB Aktif MKJP

18,58

21,73

116,95

SKAP 2019

Jumlah Peserta KB Aktif Tambahan (Additional User)

50.049

(14,189)

0,00

INDIKATOR KINERJA Angka Kelahiran Total (Total Fertility Rate) per WUS (15-49 Tahun) Persentase Pemakaian Kontrasepsi Moderan (Modern Contraceptive Prevalence Rate/mCPR) Persentase Penurunan Angka Ketidakberlangsungan Pemakaian (Tingkat Putus Pakai) Kontrasepsi Persentase Kebutuhan BerKB yang Tidak Terpenuhi

34 Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020

SUMBER DATA

SR (Des 2019)


WARTA KHUSUS

93,1 persen); 2) penggunaan kontrasepsi modern hanya mencapai 54,97 persen dari target 61,3 persen (capaian 89,7 persen); 3) kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmetneed) yaitu 12,1 persen dari target 9,9 persen (capaian 81,8 persen); dan 4) tingkat putus pakai kontrasepsi yaitu 29 persen dari target 24,6 persen (capaian 84,8 persen). Raihan nasial ini memberikan konfirmasi bahwa kinerja program Banggakencana Jawa Barat menjadi penentu utama kinerja nasional. Biru atau merahnya rapor Banggakencana nasional sangat bergantung pada rapor Jabar. Selalu begitu.

Fluktuatif Disodori data capaian kinerja Banggakencana Jabar setahun terakhir, Kepala Perwakilan BKKBN Jabar (2017-2020) Sukaryo Teguh Santoso mengakui kinerja 2019 memang tak cukup moncer. Teguh menyebutnya fluktuatif. Yang menjadi catatan Teguh, tingginya penduduk Jawa Barat bukan semata dipicu kelahiran. Migrasi menjadi salah satu pemicu meroketnya jumlah penduduk Jawa Barat.

LAYANAN BERKUALITAS Petugas KB melayani warga yang akan mendapatkan pelayanan pemasangan kontrasepsi di Kabupaten Pangandaran beberapa waktu lalu.

akan fluktuatif. Tapi secara jumlah akan tetap tinggi. Kenapa, karena pengaruh determinan faktor dari migrasi. Apalagi, Jawa barat ini menjadi wilayah dengan format destinasi wisata, lapangan pekerjaan, pendidikan, dan sebagainya yang secara umum akan bertambah,” tambah Teguh.

“Saya melihat trennya, ya. Kalau pertumbuhan ini kan tergantung alat ukurnya. Kalau berbicara SDKI ini turun. Saya optimistis nanti 2021 tidak akan terlalu ekstrem, minimal stagnan. Kalau berbicara Susenas kita mencapai dua koma sekian, sudah tercapai,” ungap Teguh saat ditemui sebelum keberangkatannya ke Jawa Timur.

Mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Teguh memperkirakan perbandingan 50:50 antara migrasi dengan kelahiran. Dia juga tidak memungkiri angka kelahiran Jawa Barat masih di atas nasional. Kondisi ini diperburuk dengan masih tingginya angka kawin muda juga masih.

“Nah, kalau berbicara SKAP memang ada tren cukup fluktuatif. Tapi secara umum menurut saya Jabar ini dari aspek pertumbuhan penduduk memang akan menjadi sebuah fenomena yang akan naik terus. Meskipun kenaikanya

“Data memang menyatakan angka usia kawin pertama kita di Jawa Barat adalah 20 tahun. Tapi, jangan kaget bila kita menemukan di daerah masih ada yang kawin usia 18 tahun, bahkan 17 tahun. Dan, inilah yang akan mendorong fertilitas tinggi,” ungkap Teguh.

Dari kesertaan ber-KB, Teguh menilai angka 60 persen merupakan angka stabil dalam beberapa tahun terakhir. Pekerjaan rumahnya adalah bagaimana mempertahankan CPR tersebut. Walaupun sebenarnya targetnya 66 persen. Tugas beratnya adalah menjaga keberlangsung peserta KB itu sendiri. “Nah, ini mengapa masalahnya DO-nya tinggi, karena yang pakai metode kontrasepsi masih nonMKJP. Yang pakai MKJP masih 23 persen,” Teguh menyayangkan. Guna menjaga keberlangsungan tersebut, awal tahun lalu BKKB Jawa Barat telah menetyapkan empat isu utama. Keempat isu strategis tersebut diformulasikan ke dalam skema 3+1, meliputi: 1) Pembinaan dan peningkatan kesertaan ber-KB; 2) Pemetaan kampung KB; 3) Penguatan potensi desa; plus Percepatan penurunan stunting. Isu pertama ditindaklanjuti dengan menggulirkan dua strategi operasional. Pertama, peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB di era JKN. Kedua,

NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

35


WARTA KHUSUS

Jumlah Peserta KB Aktif Jenis Kontrasepsi

Jumlah

IUD

813.328

MOW

199.169

MOP

35.837

Kondom

139.468

Implan

512.855

Suntik

3.822.938

Pil

1.602.771

peningkatan kualitas dan kuantitas (cakupan) data dan informasi program Banggakencana. Strategi pertama diturunkan ke dalam sejumlah program, meliputi: pemenuhan dan permintaan alat dan obat kontrasepsi, peningkatan pembinaan pelayanan KB (provider pelayanan), pelayanan KB di wilayah DTPK, pembinaan pelayanan KB mandiri, dan sosialisasi, promosi dan konseling kesehatan dan hak reproduksi berbasis komunitas (Pro PN). Adapun strategi kedua diturunkan

menjadi dua program. Yakni, peningkatan kualitas pencatatan dan pelaporan program KKBPK dan peningkatan cakupan dan kualitas hasil pendataan keluarga. Kampung KB juga menjadi salah satu fokus perhatian BKKBN dalam menutup periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019. Pemetaan kampung KB dilakukan dengan penguatan advokasi dan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) program Banggakencana dan penguatan kampung KB itu sendiri. Penguatan advokasi dan KIE dilakukan dengan tiga cara. Pertama, peningkatan advokasi pada para pemangku kebijakan (kepala daerah, DPRD, dinas atau sektor terkait). Kedua, penguatan kemitraan pelaksanaan program Banggakencana (TNI,

36 Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020

Polri, Dinas Kesehatan, PKK, pramuka, perguruan tinggi). Ketiga, pemanfaatan media sosial sebagai sarana advokasi dan KIE 4.0. Bagaimana dengan penguatan kampung KB? Upaya ini ditempuh melalui enam program, meliputi: 1) Pengembangan analisis dampak kependudukan (Rumah Dataku); 2) Pemetaan kampung KB berdasarkan klasifikasi dasar, berkembang, dan mandiri; 3) Penajaman intervensi, satu desa tertinggal-satu kampung KB=satu desa stunting; 4) Penguatan peran aktif lintas sektor dalam pelaksanaan kampung KB; 5) Optimalisasi pemanfaatan potensi desa (SDM, Dana DAK (BO-KB), dan dana Desa) dalam operasionalisasi kampung KB; 6) Penguatan kapasitas penyuluh KB untuk dapat melakukan advokasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak (implementasi pentahelix). •NJP


WARTA KHUSUS

KESEHATAN REPRODUKSI Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat Atalia Kamil berbintang bersama remaja tentang kesehatan reproduksi di salah satu mal di Kota Bandung.

Kespro di Mata Remaja Kita

P

ilihan kontrasepsi pasangan usia subur (PUS) Jawa Barat tak dapat dipisahkan dari pengetahuan mereka sejak remaja. Faktanya memang suntik dan pil merupakan dua kontrasepsi paling dikenal remaja. Wajar bila kemudian membentuk frame berpikir bahawa kontrasepsi adalah suntik dan pil. Fakta ini terungkap dalam hasil Survei Kinerja dan Akuntabilitas Program (SKAP) BKKBN yang dilakukan Pusat Penelitian Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera (Pusna). Hasil SKAP menunjukkan, alat cara KB modern yang paling banyak diketahui remaja Indonesia dan remaja pria adalah kondom pria dan pil. Sementara remaja perempuan paling banyak mengetahui tentang metode suntik dan pil.

Remaja pria dan perempuan di perkotaan lebih paham tentang cara alat KB modern dibandingkan dengan remaja yang tinggal di perdesaan. Remaja perempuan umumnya lebih mengetahui tentang alat, cara KB modern dan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dibandingkan remaja pria. Yang cukup menggembirakan adalah persepsi tentang usia menikah. Sebanyak 51 persen remaja pria maupun perempuan sepakat merencanakan menikah di usia 23-25 tahun. Setidaknya 45 persen remaja perempuan berpendapat usia ideal perempuan menikah adalah 22 tahun, sementara remaja pria menganggap usia 20-22 tahun adalah usia ideal untuk perempuan menikah. Meski begitu, sebanyak 14 persen remaja pria belum memutuskan

akan menikah di usia berapa. Dua persen lebih tinggi dibandingkan remaja perempuan yang mengakui hal yang sama. Terkait usia ideal melahirkan, 72 persen responden SKAP sepakat usia ideal melahirkan adalah antara 20-25 tahun. Remaja di perkotaan dan berpendidikan tinggi menyebut usia 24 tahun adalah usia ideal melahirkan anak pertama. Remaja di perdesaan dengan pendidikan lebih rendah sepakat angka 23 tahun sebagai usia ideal melahirkan. Sebagian besar responden berpendapat bahwa umur aman untuk melahirkan adalah usia 21 tahun. Sementara itu, tujuh di antara 10 remaja perempuan mengetahui bahwa kehamilan bisa terjadi meski hanya sekali melakukan hubungan seksual. Sebanyak

NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

37


WARTA KHUSUS

2,3 persen responden mengaku telah melakukan hubungan seksual. Sebanyak 97,7 persen sisanya belum pernah melakukan hubungan seksual meskipun lebih dari setengahnya berpacaran. Umumnya, perilaku pacaran yang mereka lakukan adalah berpegangan tangan dan berpelukan. Sebanyak 14 persen responden mengaku, ciuman bibir adalah cara menunjukkan kasih sayang kepada kekasih. Yang sedikit mengejutkan adalah kesadaran tentang HIV. Ada sembilan persen yang sama sekali tidak mengetahui apa itu HIV/AIDS dan belum pernah mendengar sama sekali tentang infeksi menular seksual. Seperlima dari responden remaja ini sama sekali tidak tahu bagaimana menghindari penularan HIV/AIDS. Meski memiliki pendapat hampir sama tentang usia ideal pernikahan, responden remaja pria dan perempuan memiliki memiliki pendapat yang cukup beragam tentang hubungan seksual sebelum menikah. Sebanyak 19 persen responden remaja pria dengan usia 15-19 tahun setuju melakukan hubungan seksual sebelum menikah, sementara remaja pria 20-24 hanya 4,3 persen yang setuju. Dari pendapat responden remaja perempuan di semua fase umur, hanya di bawah satu persen saja membolehkan hubungan seksual sebelum menikah. Lebih dari 99 persen tidak menyetujui. Hal ini erat hubungannya dengan hasil survei yang menunjukkan bahwa tujuh di antara 10 orang responden tahu dan paham bahwa kehamilan bisa terjadi meski hubungan seksual hanya dilakukan sekali saja. Yang sedikit mengejutkan, persentase persetujuan atas hubungan seksual di luar pernikahan justru lebih besar di responden yang hidup di perdesaan. Dua koma tujuh persen responden di perdesaan pernah melakukan hubungan seksual sebelum terjalin ikatan pernikahan. •IRH

BKKBN Jabar Inisiasi Akademi Keluarga Jabar Juara

Menuju Keluarga Juara Bebas Stunting

P

erang melawan stunting terus berlanjut. Kali ini dengan mengulirkan strategi baru yang lebih menyasar dua kelompok sasaran: ibu hamil dan keluarga yang memiliki dua tahun atau kurang (Baduta). Kelompok ini menjadi sasaran karena dianggap paling relevan dengan target pencegahan stunting. Akademi Keluarga Jabar Juara (AKJJ) demikian nama program yang dikibarkan awal 2020 ini. Pada tahap awal, akademi dihelat di delapan kabupaten dan kota di Jawa Barat. Kedelapan daerah tersebut merupakan alumni training of trainer yang sudah terlebih dahulu dilaksanakan sebelum akademi dihelat. Salah satu peserta pelatihan tersebut adalah kepala desa. Kepesertaan kepala desa ini yang kemudian

38 Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020

mendorong lahirnya skema pembiayaan mandiri akademi. “Istimewanya, program ini didanai dengan dana desa. Bukan dari BKKBN atau pemerintah daerah. Jadi, program ini sangat istimewa larena peserta benar-benar bersumber pada prakarsa masyarakat. Dananya bersumber dari dana desa, pesertanya keluarga yang ingin meningkatkan kesadaran kesehatan keluarga,� terang Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat Elma Triyulianti. Dalam pelaksanaannya, AKJJ menerapkan sistem pembelajaran modul. BKKBN menyiapkan 16 modul selama


WARTA KHUSUS

KELAS AKADEMI Suasana pembelajaran Akademi Keluarga Juara Jawa Barat di Kabupaten Indramayu. Warga belajar tentang 1000 HPK dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya desa setempat.

pembelajaran berlangsung. Adapun waktu pelaksanaannya diserahkan kepada desa masing-masing. Juga bergantung pada daya dukung desa bersangkutan. Desa bisa memilih pertemuan setiap pekan, dua kali dalam sepekan, dan seterusnya. “AKJJ ini merupakan kelas 1000 hari pertama kelahiran (HPK). Pada periode inilah bayi kita rawan menderita stunting. Termasuk saat bayi masih dalam kandungan. Untuk keperluan tersebut, BKKBN telah melatih materi 1000 HPK tersebut kepada calon guru atau fasilitator. Sebagian fasilitator ini juga datangnya dari masyarakat, baik pos KB, PKB, unsur pemerintahan desa, dan lain-lain,” terang Elma. Lebih jauh Elma menjelaskan, AKJJ merupakan versi lokal dari program Akademi Keluarga Hebat Indonesia yang diinisiasi BKKBN

Pusat bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB). Program ini didasari pemikiran bahwa pondasi utama kehidupan manusia di masa depan dapat dipengaruhi pengasuhan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan, yang dimulai sejak awal konsepsi atau selama 270 hari masa kehamilan serta 730 hari setelah lahir (hingga anak berusia dua tahun). “Pada periode tersebut, terjadi perkembangan otak, pertumbuhan badan, perkembangan sistem metabolisme tubuh dan pembentukan sistem kekebalan tubuh yang begitu cepat. Selain itu, 200 hari sebelum terjadinya konsepsi (pembuahan) harus dipersiapkan dengan baik seperti meminum vitamin yaitu asam folat, DHA, dan B3,” jelas Elma. Bila periode 1000 HPK tidak dimanfaatkan dengan optimal,

sambung Elma, maka beberapa kemungkinan dapat terjadi seperti berisiko mudah terserang penyakit ketika usia bayi, balita serta usia lanjut, berisiko mengalami gizi buruk kronis atau stunting serta berdampak penurunan tingkat kecerdasan (IQ). Bahkan, jangka panjang bisa berpengaruh terhadap produktivitasnya. Menurut Elma, faktor yang mempengaruhi perkembangan otak dan pertumbuhan janin adalah toksin, gizi, infeksi, stress, radiasi, dan hormon. “Keluarga adalah kekuatan negara. Pola asuh yang diberikan keluarga kepada anak-anak sangat berkaitan erat dengan karakter anak-anak dalam tumbuh kembangnya dan akan terbawa sampai dewasa, bahkan sampai mereka membentuk keluarga sendiri. Sukses seorang anak tidak lepas dari kehangatan dalam keluarga,” pungkas Elma. •IRH

NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

39


OPINI

Menggali Makna Berencana

K

ata “Berencana” telah akrab di masyarakat. Hal itu diduga, salah satunya terkait dengan upaya yang dilakukan BKKBN, menyosialisasikan program keluarga berencana. Namun ketika ditelisik lebih lanjut, terdapat sesuatu yang menarik dengan kata berencana ini. Karena masyarakat biasa, lebih mengenalnya sebagai makna yang terkait akrab dengan “alat kontrasepsi”. Apakah maknannya memang sesempit itu? Perlukah kita menggali kembali kandungan maknannya? Ketika maknanya kembali digali, “Berencana” ternyata merupakan rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi. Prosesnya adalah perencanaan, di mana ia menempati posisi strategis dalam keseluruhan proses kegiatan yang dilakukan dan memberikan kejelasan arah dalam segenap penyelenggaraan kegiatan tersebut.

Melalui perencanaan, suatu kegiatan akan dapat diimplementasikan dengan lebih efektif dan efisien. Dengan perencanaan pula, sebuah kegiatan diharapkan akan dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan kualitasnya. Karena itu, mengurus perencanaan bukanlah masalah kira-kira atau teoritis tanpa fakta atau data yang kongkrit. Melainkan, persiapan perencanaan merupakan suatu proses yang matang dapat diukur, dapat dinilai, karena kejelasan langkah, model, komponen, proses dan jenisnya. Tidak heran jika Islam mengajarkan untuk merencanakan. ”Hai orangorang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs.Al-Hasyr:18).

40 Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020

Ayat tersebut mengisyaratkan perlunya menyiapkan perencanaan untuk masa depan. Allah juga menamakan diri-Nya sebagai Al-Bari (Maha Merencanakan). Sifat itu sekaligus memberi inspirasi bagi umat Islam tentang pentingnya perencanaan. Perencanaan dianggap penting karena akan menjadi penentu dan sekaligus memberi arah terhadap tujuan yang ingin dicapai. Lebih dari itu, perencanaan akan menentukan berhasil tidaknya suatu kegiatan. Kegiatan yang tidak melalui perencanaan yang baik, akan cenderung gagal. Sebagaimana istilah “gagal dalam merencanakan berarti merencanakan untuk gagal”. Ada beberapa alasan mengapa perencanaan penting dilakukan. Antara lain karena ia berfungsi sebagai: (1) Arah bagi suatu kegiatan; (2) Alat untuk memperkirakan (forecasting) terhadap berbagai hal yang akan


OPINI

Fathya Zulva Fadlilah Salma

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

terjadi pada tahap pelaksanaan kegiatan. Termasuk berbagai risiko dan hambatan yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi sedini mungkin; (3) Sebagai pemberi kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaik (the best alternatif) atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik (the best combination); (4) Alat penyusun skala prioritas. Memilih urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya. (5) Alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan dan evaluasi. Dengan demikian perencanaan berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian, sebagai alat bagi pengembangan quality assurance, menghindari pemborosan sumber daya, dan sebagai upaya untuk memenuhi accountability kelembagaan. Sehingga yang terpenting di dalam menyusun suatu rencana, adalah

berhubungan dengan masa depan, seperangkat kegiatan, proses yang sistematis, dan hasil serta tujuan tertentu. Secara umum, ada beberapa langkah penting dalam perencanaan, yaitu, bahwa: (1) Perencanaan yang efektif dimulai dengan tujuan secara lengkap dan jelas; (2) Adanya rumusan kebijaksanaan, yaitu memperhatikan dan menyesuaikan tindakan-tindakan yang akan dilakukan dengan faktor-faktor lingkungan apabila tujuan itu tercapai; (3) Analisis dan penetapan cara dan sarana untuk mencapai tujuan dalam kerangka kebijaksanaan yang telah dirumuskan; (4) Penentuan pihak yang akan menerima tanggung jawab pelaksanaan; (5) Penentuan sistem pengendalian yang memungkinkan pengukuran dan pembandingan apa yang harus dicapai, dengan apa yang telah tercapai, berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

Dengan demikian, berdasarkan langkah dalam perencanaan, maka nampak bahwa proses perencanaan merupakan suatu proses yang diakui dan perlu dijalani secara sistematik dan berurutan karena keteraturan itu merupakan proses rasional sebagai salah satu property perencanaan. Adapun tahapan perencanaan sendiri diawali: Pertama, Prologue. Tahap ini merupakan pendahuluan atau langkah persiapan untuk memulai kegiatan perencanaan; Kedua, Identifying anning problems. mencakup: (1) delineating the scope of problem, atau menentukan ruang lingkup permasalahan perencanaan. (2) studying what has been, atau mengkaji apa yang telah direncanakan. (3) determining what has been versus what should be, yang artinya membandingkan apa yang telah dicapai dengan apa yang seharusnya dicapai. (4) resources and contrains atau sumber daya yang tersedia dan ketersediaannnya. (5) establishing planning parts and priorities

NOMOR 40 TAHUN 2020 •

Warta Kencana

41


OPINI

Itulah gambaran mengenai makna perencanaan. Kajian yang cenderung konseptual ini, sewajarnya menjadi bagian yang tersosialisasikan lewat program, bernama keluarga berencana. Di mana pada hakikatnya berencana merupakan suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi. Tak pelak lagi jika, perencanaan berkeluarga ini menempati posisi strategis dalam keseluruhan proses berkeluarga dan memberikan kejelasan arah dalam segenap proses penyelenggaraan berkeluarga. Dengan berencana ini, diharapkan pengelolaan berkeluarga akan dapat terjalani dengan baik dan berkualitas. artinya mengembangkan bagianbagian perencanaan dan prioritas perencanaan. Ketiga, Analizing planning problem area. Tahap ini mengkaji permasalahan perencanaan yang mencakup: (1), study areas and system of subareas yaitu mengkaji permasalahan dan sub permasalahan. (2), gathering date, yang berarti pengumpulan data, tabulating date yaitu tabulasi data. (3), forecasting, atau proyeksi. Keempat, Conceptualizing and designing plans, yaitu mengembangkan rencana, yang mencakup: (1) identifying prevailing trends, atau identifikasi kecenderungan-kecenderungan yang ada. (2) establishing goals and objective, atau merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus. (3) designing plans, yaitu menyusun rencana. Kelima, Evaluating plan. Tahap menilai rencana yang telah disusun tersebut yang mencakup: planning through simulation, yaitu simulasi rencana; evaluating plan, atau evaluasi rencana; dan selecting a plan, memilih rencana.

Keenam, Specifying the plan, yaitu tahap menguraikan rencana yang mencakup: (1) problem formulation, yaitu merumuskan masalah. (2) reporting result atau menyusun hasil rumusan dalam bentuk final plan draft atau rencana terakhir. Ketujuh Implementing the plan, yaitu melaksanakan rencana yang meliputi: (1) program preparation, yaitu persiapan rencana operasional. (2) Plan approval, legal justification, yaitu persetujuan dan pengesahan rencana. (3) organizing operational units, yaitu mengatur aparat organisasi. Kedelapan, Plan feedback, yaitu lanjutan dari pelaksanaan rencana yang meliputi: (1) monitoring the plan, yaitu memantau pelaksanaan rencana; (2) evaluation the plan, yaitu evaluasi pelaksanaan rencana; dan (3) adjusting, altering or planning for what, how, and by whom, yaitu mengadakan penyesuaian, mengadakan perubahan rencana atau merancang apa yang perlu dirancang lagi bagaimana rancangannya, serta siapa perancangnya.

42 Warta Kencana • NOMOR 40 TAHUN 2020

Perencanaan dalam berkeluarga diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan pendapatan lahir batin, perubahan sikap, tumbuhnya sinergi dari berbagai aspek. Perencanaan keluarga juga diharapkan berorientasi terhadap program yang terstruktur dengan kondisi yang relevan dengan lingkungan sekitarnya. Nyatalah kini bahwa perencanaan dan berencana sangatlah hebat. Kehebatannya, karena perencanaan sangat menentukan keberhasilan dari suatu program, termasuk berkeluarga. Tidak heran jika para ahli manajemen yang telah maju perencanaannya, akan sangat jeli dalam mengkaji perencanaan sebelum tahap pelaksanaan. Hal demikian tentu saja untuk menghasilkan kesiapan yang matang dan akurat, demi keberhasilan pada tahap implementasinya. Hal itu tidak terkecuali dengan program berkeluarga, perencanaan berkeluarga menjadi sangat strategis, sehingga di negeri ini sejak lama dikenal memiliki program Keluarga Berencana. (*)




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.