MAJALAH WARTA KENCANA EDISI #39-2019

Page 1


MENU EDISI INI

2

Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019


DARI REDAKSI

Penasehat KEPALA BKKBN JAWA BARAT Dewan Redaksi S. TEGUH SANTOSO RAKHMAT MULKAN PINTAULI R. SIREGAR Pemimpin Redaksi ELMA TRIYULIANTI Wakil Pemimpin Redaksi ARIF R. ZAIDAN Managing Editor NAJIP HENDRA SP Tim Redaksi CHAERUL SALEH DODO SUPRIATNA HENDRA KURNIAWAN IRFAN HQ Kontributor ACHMAD SYAFARIEL (JABOTABEK) AKIM GARIS (CIREBON) AA MAMAY (PRIANGAN TIMUR) HENDI WIRYADI (BOGOR RAYA) ANGGOTA IPKB JAWA BARAT HIKMAT SYAHRULLOH Tata Letak LITERA MEDIA Sirkulasi IDA PARIDA Penerbit Perwakilan BKKBN Jawa Barat Percetakan LITERA MEDIA 022 87801235 www.literamedia.com Alamat Redaksi Kantor BKKBN Jawa Barat Jalan Surapati No. 122 Bandung Telp : (022) 7207085 Fax : (022) 7273805 Email: kencanajabar@gmail.com Website: www.duaanak.com

Redaksi menerima kiriman artikel, tulisan berita, dan foto tentang kegiatan atau dinamika program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga di Jawa Barat. Setiap karya yang dimuat berhak mendapatkan bingkisan menarik dari redaksi.

Membangun dari Pinggiran

K

onsep “membangun dari pinggiran” ramai dibicarakan publik sejak 2014, ketika Joko Widodo mencalonkan presiden, dengan mencanangkan serangkaian agenda yang dikenal dengan nama Nawa Cita yang berarti sembilan agenda. Nah, agenda “membangun dari pinggiran” muncul pada urutan ketiga. Selengkapnya berbunyi “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”. Dalam perspektif program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK), “membangun dari pinggiran” berarti memastikan daerah-daerah yang selama ini kurang mendapat pelayanan menjadi prioritas. Salah satunya daerah perbatasan provinsi, seperti Jawa Barat-Jawa Tengah. Jurus ini bukan tanpa alasan. Faktanya, Jawa Barat masih memiliki 13 persen pasangan usia subur (PUS) yang sejatinya menjadi peserta KB namun belum dapat terlayani (unmetneed). Belum terlayaninya PUS tersebut dilatarbelakangi alasan berbeda-beda. Salah satunya terkait kurangnya akses terhadap pelayanan. Lemahnya daya jangkau pelayanan ini mengakibatkan sebagian PUS yang berniat menjadi peserta KB tidak bisa terlayani. Bila dicermati sebarannya, tingginya unmetneed tampak di daerah-daerah perbatasan provinsi yang jauh dari perkotaan. Nah, hadirnya KB di perbatasan membuktikan di mana negara hadir, bukan karena jelek atau tertinggal. Sasaran KB di perbatasan jadi prioritas karena ada 13 persen dari 10 juta PUS yang belum ber-KB. Temuan selama kegiatan menunjukkan PUS di daerah perbatasan bukan berarti tidak mengerti akan program KB. Mereka cukup mengerti tetapi tidak bisa mengakses pelayanan. Selain karena jarak tempuh yang jauh dengan fasilitas kesehatan, keterbatasan petugas juga menjadi faktor lainnya. Masalah akses dan keterbatasan tenaga yang menjangkau perbatasan menjadi salah satu penyebabnya PUS di perbatasan belum terlayani. Makanya ini jadi prioritas dalam pelayanan KB dan keluarga.(*) Elma Triyulianti Pemimpin Redaksi

NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

3


MENU EDISI INI

MUPEN RACING 2.0 Rombongan Mobil Unit Penerangan KB Roadshow Ayo Cegah Stunting (Mupen Racing) memasuki jalan arteri menuju Pondok Pesantren An-Nasuha di Desa Kalimukti, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, tidak jauh dari tapal batas Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Roadshow menempuh perjalanan lebih kurang 250 kilometer, melintasi tujuh kabupaten dan kota di perbatasan Jabar-Jateng selama tiga hari.

WARTA UTAMA

6

4

Membangun dari Pinggiran Mari mengingat kembali konsep “Membangun dari Pinggiran” yang digulirkan Presiden Joko Widodo dalam sembilan agenda pembangunan (Nawa Cita). Melalui konsep ini negara memastikan hadir di tengah masyarakat, di daerah terluar sekalipun. Dalam spirit tersebut, BKKBN memastikan menjadi bagian dari upaya mendekatkan pelayanan kepada masyarakat perbatasan dua provinsi besar Indonesia: Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019


WARTA MENU EDISI UTAMA INI

WARTA UTAMA

11

WARTA KHUSUS

24

Mendewasakan Usia Perkawinan dari Pesantren

Profil Kampung KB Jawa Barat 2019

Pelayanan terpadu KKBPK di perbatasan Jabar-Banten secara khusus menyambangi Pondok Pesantren An-Nasuha di Kabupaten Cirebon, tidak jauh dari tapal batas Kabupaten Brebes di Jawa Tengah. Sosialisasi PKBR ini mengingatkan kembali ihwal peran besar pondok pesantren dalam mendorong pendewasaan usia perkawinan maupun sosialisasi program KB dan pembangunan keluarga.

15 18

Reuni Karib Lama di Perbatasan Sosialisasi PKBR yang berlangsung di Pondok Pesantren An-Nasuha bukan pertemuan biasa. Bagi Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, kegiatan ini menjadi semacam reuni bagi BKKBN dan dunia pesantren dalam memasyarakatkan program keluarga berencana.

WARTA DAERAH

37

Si Cepot Jadi Jurkam Vasektomi Pelayanan terpadu program KKBPK di perbatasan Jabar-Jateng tak melulu mengedepankan pendekatan formal dan seremonial. Untuk menyasar kalangan perdesaan di Kabupaten Majalengka, BKKBN turut menghadirkan wayang golek. Si Cepot pun menjadi juru kampanye vasektomi.

Membandingkan Kampung KB Perkotaan dan Perdesaan

OPINI

39

Bonus Demografi di Ibu Kota Baru

WARTA JABAR

21

Kader KB Pelopor Keluarga Juara Keberhasilan program KB di Indonesia tak bisa dilepaskan peran aktif masyarakat di dalamnya. Lebih dari sekadar pengendalian kelahiran, program KB menggelinding menjadi gerakan masyarakat. Dan, para kader KB menjadi motor penggerak utama gerakan masyarakat yang mengantarkan Indonesia meraih penghargaan UN Population Award dari PBB pada 1989. Kini, spirit yang sama siap menjadi pelopor pembangunan keluarga juara.

NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

5


WARTA UTAMA

BKKBN Intensifkan Pelayanan KB di Perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah

Membangun dari Pinggiran Mari mengingat kembali konsep “Membangun dari Pinggiran” yang digulirkan Presiden Joko Widodo dalam sembilan agenda pembangunan (Nawa Cita). Melalui konsep ini negara memastikan hadir di tengah masyarakat, di daerah terluar sekalipun. Dalam spirit tersebut, BKKBN memastikan menjadi bagian dari upaya mendekatkan pelayanan kepada masyarakat perbatasan dua provinsi besar Indonesia: Jawa Barat dan Jawa Tengah.

6

Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019


WARTA UTAMA

MUPEN RACING 2.0 Roadshow Mupen Racing 2.0 menyusuri jalan perkampungan di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah dalam rangkaian kegiatan pelayanan terpadu program KKBPK di perbatasan (kiri). Tim roadshow berpose bersama Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum dan Bupati Cirebon (atas).

S

emester kedua tahun 2019 menjadi periode sibuk bagi kru mobil unit penerangan keluarga berencana (Mupen KB) di Jawa Barat. Selang dua bulan sejak merambah pesisir selatan Jawa Barat dalam rangkaian Mupen KB Roadshow Ayo Cegah Stunting (Racing) pada penghujung Agustus, garda depan advokasi

dan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) kembali menggeber mesin menyusuri perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah pada akhir Oktober. Ada 30 Mupen KB yang menghubungkan rangkaian pelayanan terintegrasi di tujuh kabupaten dan kota perbatasan dua provinsi besar Pulau Jawa tersebut.

Armada andalan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk mendekatkan KIE kepada khalayak ini menjadi bagian dari skema optimalisasi sekaligus mendekatkan pelayanan program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) dalam dua bulan terakhir menjelang tutup tahun. Mengambil start di lapangan Kecamatan Langensari di Kota Banjar yang berbatasan dengan Kabupaten Cilacap di Jawa Tengah, roadshow berakhir di Kecamatan Cibingbin di Kabupaten Kuningan yang berbatasan dengan Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Secara keseluruhan, pelayanan terpadu ini dilaksanakan di tujuh kabupaten dan kota yang secara langsung maupun tidak langsung

NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

7


WARTA UTAMA

beririsan dengan Provinsi Jawa Tengah. Ketujuh daerah tersebut meliputi Kabupaten Pangandaran, Kota Banjar, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Cirebon, dan Kota Cirebon. “Roadshow mupen menempuh perjalanan sekitar 250 kilometer, menyambangi setiap titik pelayanan yang tersebar di tujuh kabupaten dan kota tempat terkosentrasinya pelayanan. Kami menyebutnya Mupen Racing 2.0. Mengapa 2.0, ini merupakan penyelenggaraan kali kedua pada tahun ini. Mupen Racing atau Mupen Roadshow Ayo Cegah Stunting sebelumnya telah dilaksanakan dengan menyasar daerah berbeda di bagian selatan Jawa Barat,” terang Kepala Sub Bidang Advokasi dan KIE Perwakilan BKKBN Jawa Barat Arif Rifqi Zaidan. Apa saja kegiatan di setiap titiknya? Zaidan merinci sedikitnya ada 15 kegiatan yang dihelat serentak selama tiga hari pelaksanaan kegiatan, 28-30 Oktober 2019.

VASEKTOMI Kepala BKKBN Jabar S Teguh Santoso meninjau pelayanan KB Pria di Malausma, Kabupatan Majalengka.

Mulai pelayanan KB untuk metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) hingga temu aksepstor dan saresehan kampung KB. Selain pelayanan kepada khalayak luas, ada sejumlah segmen tertentu yang mendapat bidikan BKKBN Jawa Barat. Yakni kalangan pesantren dan perguruan tinggi. Bagi kalangan pesantren, BKKBN Jawa Barat menghelat sosialisasi penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja (PKBR) dan pendewasaan usia perkawinan (PUP) kepada 500 santri di Pondok Pesantren AnNasuha Cirebon. Menu berbeda disajikan di Universitas Swadaya Gunung Djati (Unswagati): kuliah umum bertajuk “Kesiapan Generasi Muda dalam Era Bonus Demografi dan Industri 4.0.” “Rangkaian kegiatan ini menjadi semacam paket ucapan selamat datang kepada Kepala BKKBN yang kebetulan baru pertama kali melakukan kunjungan kerja ke Jawa Barat. Atas alasan itu pula kami secara khusus menghadirkan para kepala OPD yang membidangi kabupaten dan kota se-Jawa Barat untuk berdialog dengan Kepala BKKBN,” papar Zaidan. Selain itu, Kepala BKKBN juga akan diajak menyapa warga Jawa Barat pada saat talkshow di Radar Cirebon TV. Sementara dialog tatap muka antara Kepala BKKBN

dengan warga Jawa Barat akan dilangsungkan di Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka.

Unmetneed Tinggi Jurus BKKBN menggempur wilayah perbatasan bukan tanpa alasan. Faktanya, Jawa Barat masih memiliki 13 persen pasangan usia subur (PUS) yang sejatinya menjadi peserta KB namun belum dapat terlayani (unmetneed). Dibanding 10 juta PUS di Jabar, berarti ada sekitar 1,3 juta PUS yang belum terlayani. Jumlah yang sangat besar secara nasional. Bahkan, lebih besar dari total jumlah penduduk Provinsi Gorontalo sebanyak 1,2 juta jiwa atau hampir dua kali lipat penduduk Provinsi Papua Barat sebanyak 750 ribu jiwa. Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Sukaryo Teguh Santoso yang turut ambil bagian dari formasi roadshow Mupen 2.0 menjelaskan, belum terlayaninya PUS tersebut dilatarbelakangi alasan berbeda-beda. Salah satunya terkait kurangnya akses terhadap pelayanan. Lemahnya daya jangkau pelayanan ini mengakibatkan sebagian PUS yang berniat menjadi peserta KB tidak bisa terlayani. Bila dicermati sebarannya, tingginya unmetneed tampak di daerah-daerah perbatasan provinsi yang jauh dari perkotaan. “Hadirnya KB di perbatasan membuktikan di mana negara hadir, bukan karena jelek atau tertinggal. Sasaran KB di perbatasan jadi prioritas karena ada 13 persen dari 10 juta PUS yang belum ber-KB,” tegas Teguh saat melaporkan rangkaian kegiatan di Lapangan Sukaharja, Desa Kecamatan Cibingbin, Kaupaten Kuningan. Temuan selama kegiatan menunjukkan PUS di daerah

8

Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019


WARTA UTAMA

perbatasan bukan berarti tidak mengerti akan program KB. Mereka cukup mengerti tetapi tidak bisa mengakses pelayanan. Selain karena jarak tempuh yang jauh dengan fasilitas kesehatan, keterbatasan petugas juga menjadi faktor lainnya. “Masalah akses dan keterbatasan tenaga yang menjangkau perbatasan menjadi salah satu penyebabnya PUS di perbatasan belum terlayani. Makanya ini jadi prioritas dalam pelayanan KB dan keluarga,” dalih Teguh. Secara teknis, para petugas mengarahkan pelayanan KB pada metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Sebut saja misalnya IUD, implant, tubektomi atau metode operasi wanita (MOW), dan vasektomi atau metode operasi pria (MOP). Hasilnya patut mendapat acungan jempol. Dalam tiga hari pelayanan, BKKBN mencatat 3.183 PUS terlayani KB. Capaian penting menjelang berakhirnya tahun 2019. Direktur Bina Pelayanan KB Jalur Swasta Widwiono yang hadir pada saat penutupan acara mengaku sangat mendukung kegiatan tersebut. Terlebih bila melihat rata-rata angka kelahiran atau

KULIAH UMUM Deputi Kepala BKKBN Bidang KBKR Dwi Listyawardani menyampaikan kuliah umum di Unswagati Cirebon.

total fertility rate (TFR) Jabar yang berkutat pada anga 2,4. Artinya, setiap wanita subur di Jawa Barat melahirkan 2-3 anak selama masa reproduksinya. “Harapan pemerintah Indonesia 2024 bisa mencapai 2,1. Kalau turun, maka Indonesia akan berada pada bonus demografi. Itu akan menguntungkan secara ekonomi. Dengan proyeksi demografi tersebut, pada 2045 mendatang Indonesia bisa menempati urutan kelima sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia,” tandas Widwiono.

Membangun dari Pinggiran Konsep “membangun dari pinggiran” ramai dibicarakan publik sejak 2014, ketika Joko Widodo mencalonkan presiden, dengan mencanangkan serangkaian agenda yang dikenal

dengan nama Nawa Cita yang berarti sembilan agenda. Nah, agenda “membangun dari pinggiran” muncul pada urutan ketiga. Selengkapnya berbunyi “Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”. Konsep tersebut sangat menarik untuk ditinjau dari berbagai perspektif ilmu ekonomi regional. Bahkan, konsep tersebut menjadi istimewa karena tergolong amat langka dan amat jarang didiskusikan dalam forum forum akademis. Dalam masa lima tahun pemerintahannya, Jokowi berjanji memberikan perhatian khusus untuk membangun daerah daerah pinggiran yang selama ini tertinggal. Jokowi meyakini bahwa pembangunan perdesaan tidak bisa dipisahkan dari gagasan kemandirian bangsa. Contoh paling populer dari gagasan tersebut adalah Mahatma Gandhi dalam perjuangannya membebaskan India dari belenggu kolonial Inggris. Melalui gerakan Swadeshi, Gandhi mendorong kemandirian ekonomi lokal sampai tingkat desa. Gandhi memutarbalikkan konsep

NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

9


WARTA UTAMA

produksi kolonial Inggris yang cenderung terpusat, padat modal, dan mekanis. Gandhi menentang produksi massal yang merendahkan martabat manusia, sebaliknya menyarankan produksi oleh massa. Upaya mengurangi kesenjangan antara desa dan kota dilakukan dengan mempercepat pembangunan desa-desa mandiri serta membangun keterkaitan ekonomi lokal, antara desa dan kota melalui pembangunan kawasan perdesaan. Desa sebagai isu besar pembangunan dari pinggiran, tentu saja membuat banyak para pihak berharap besar. Terutama masyarakat desa yang jauh dari pusat kota, yang selama ini dianaktirikan. Sikap pemerintah pusat terhadap daerah tersebut, semakin tidak terbantahkan ketika berbagai program pemerintah di gelontorkan ke desa, sehingga isu desa masuk ke ruang publik. Desa adalah sebuah kawasan yang sering dipersepsikan orang kota sebagai tempat yang nyaman dan indah. Meski kadang menyimpan sebuah potret buram kemiskinan. Citra buruk itulah yang hendak dihapus pemerintah. Tidak hanya membangun jalan, pemerintah juga mendirikan puskesmas, sekolah, pasar, pembangkit listrik dan infrastruktur lainnya, sehingga masyarakat yang tinggal

di perbatasan mendapat jaminan mata pencarian, akses kesehatan (termasuk layanan KB), pendidikan, dan penerangan listrik. Jauh sebelum Jokowi-Jusuf Kalla menjadi duet nakhoda negeri ini, pada 1983 lalu atau lebih dari tiga dekade silam, Robert Chambers menulis buku yang di dalamnya berisi “panduan” bagaimana seharusnya pembangunan dilakukan. Rural Development: Putting The Last First, diterbitkan Longman Scientific and Technical tersebut. Empat tahun kemudian, 1987, buku tersebut diterjemahkan dan diterbitkan di Indonesia oleh LP3ES dengan judul Pembangunan Desa: Mulai dari Belakang. Chambers melihat kemiskinan luar biasa di desa-desa Dunia Ketiga. Sebagai seorang aktivis, Chamber menilai hal itu sebagai suatu penghinaan. Bukan hanya karena tidak dibenarkannya suatu tindakan perampasan, penderitaan, dan kematian –yang sebetulnya dapat dicegah, melainkan kondisi demikian berdampingan dengan kemakmuran yang dialami oleh segelintir orang. Ratusan juta orang mengalami kemiskinan sebagai sesama penduduk bumi, yang

MENANAM PADI Petani di perdesaan menanam padi di sawah milik mereka.

10 Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019

harus bergulat setiap hari dengan usaha keras untuk mendapatkan sesuap nasi, tidak berdaya dengan serangan penyakit, dan harus merelakan kematian anak-anak. Di lain pihak, sedikit orang mengalami kemakmuran dengan menguasai berbagai sumber daya, baik sumber daya alam, ekonomi, politik, maupun sosial. Jika orang kaya masa depannya bisa terang benderang, kondisi sebaliknya bagi orang miskin. Masa depannya gelap gulita, nasibnya belum jelas, dan penanggulangan untuk mengentaskan kemiskinannya masih kelabu, bahkan banyak yang belum tersentuh pembangunan. Kehidupan miskin demikian membelit masyarakat perdesaan sehingga mereka dalam kondisi kemiskinan. Sebagian besar sulit keluar dari jeratan kemiskinan, bahkan hidup dalam lingkaran kemiskinan. Jika orang tuanya miskin, generasi berikutnya menjadi miskin. Dengan kemiskinannya itu, anak orang miskin tidak mendapatkan akses pendidikan cukup, ketrampilan yang memadai, sehingga kawin di usia dini, tanpa pekerjaan, dan akhirnya berada dalam kubangan kemiskinan. Nah, menurut Chambers, untuk membantu mereka keluar dari kemiskinan, sesungguhnya tergantung mereka sendiri. Pemerintah diminta melihat suatu proses belajar yang terbalik. Jargon “kita harus mendidik petani”, “memberantas kemiskinan masyarakat desa”, “membantu memberikan modal”, “memberdayakan mereka”, sesungguhnya merupakan konsep orang luar dalam melakukan pemberdayaan dalam rangka mengentaskan kemiskinan yang dialaminya. Namun, kita harus berpikir ulang dengan jargon yang pernah kita dengungkan tersebut, sebaliknya kita harus merendah dan belajar dari bawah. •NJP


WARTA UTAMA

Mendewasakan Usia Perkawinan dari Pesantren Kitab Kuning Juga Ajarkan Pendidikan Seks

Pelayanan terpadu KKBPK di perbatasan Jabar-Banten secara khusus menyambangi Pondok Pesantren An-Nasuha di Kabupaten Cirebon, tidak jauh dari tapal batas Kabupaten Brebes di Jawa Tengah. Sosialisasi PKBR ini mengingatkan kembali ihwal peran besar pondok pesantren dalam mendorong pendewasaan usia perkawinan maupun sosialisasi program KB dan pembangunan keluarga.

NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

11


WARTA UTAMA

M

asih melekat dalam ingatan KH Usamah Mansyur, pengasuh Pondok Pesantren An-Nasuha di Desa Kalimukti, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, saat kali pertama membuka Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada 1983 silam. Sebagai sarjana sekaligus kader utama pondok pesantren yang didirikan keluarga, Usamah muda lansung didapuk menjadi kepala sekolah. Bukan tugas mudah untuk memerankan diri sebagai pemimpin sekolah formal di tengah masyarakat yang kala itu tingkat pendidikan maupun taraf ekonominya masih rendah. “Sekarang dengan Undang-Undang Perkawinan yang baru, menikah minimal pada usia 19 tahun. Jadi, selesai SMA atau Aliyah lalu istirahat setahun, baru menikah. Dulu saya saat baru berkiprah mendirikan MTs sering bertengkar dengan orang tua murid. Banyak sekali kasus anak yang terpaksa putus sekolah karena menikah. Pembelajaran baru jalan satu atau dua catur wulan (Cawu), sejumlah orang tua menarik anaknya dari sekolah. Mereka ditarik untuk dinikahkan,” kenang Usamah. Padahal, sambung Usamah, si anak sebenarnya masih ingin melanjutkan sekolah. Terlebih dengan hadirnya sejumlah kegiatan ekstrakurikuler menjadikan anak makin betah sekolah. Sayangnya, orang tua muridlah yang kemudian memaksa mengeluarkan anaknya dari sekolah. Sebagai guru, Usamah berusaha memberikan pengertian kepada orang tua. Hasilnya tak banyak mempengaruhi keputusan orang tua. “Saya sering menyampaikan, ‘Bu, anaknya masih kecil. Jangan dinikahkan sekarang. Biarkan dia sekolah dulu.’ Jawaban orang tua atau wali murid ringan saja. ‘Anak saya, yang hamil saya, yang

ngeden saya. Mau sekolah atau dinikahkah gimana saya.’ Kalau sudah menjawab demikian, kita tidak bisa berbuat banyak lagi. Walaupun kasihan kepada si anak, kita mengalah kepada orang tua murid,” cerita Usamah.

Pendewasaan Usia Perkawinan Cerita serupa bukan sekali dua kali. Sepanjang ingatan Usamah, sangat banyak siswa MTs terpaksa drop out (DO) di tengah jalan. Memang kondisi sosial-budaya masyarakat kala itu terbilang maih kolot. Pendidikan bukan menjadi prioritas keluarga. Bahkan, kala itu banyak anak lulus SD langsung menikah. Karena itu, wajar bila kemudian baru masuk SMP

12 Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019

atau MTs akhirnya turut diambil kembali oleh orang tuanya untuk kemudian dinikahkan. “Anaknya juga sebenarnya tidak mau (berhenti). Mereka masih mau sekolah. Apalagi saat itu mau berkemah, tapi ditarik untuk menikah. Jadi gak jadi kemah. Si anak nangis pulang dari sekolah sampai rumah. Dan, kasus begini demikian banyak,” tambah Usamah. Mengingat pengalaman panjangnya tersebut, Usamah mengaku menyambut baik terbitnya Undangundang Nomor 16 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Undangundang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Merujuk pada Undang-undang yang diteken Presiden Jokowi pada 14 Oktober


WARTA UTAMA

lemah.” Lemah ekonominya, lemah pendidikan, lemah fisiknya, stunting, dan seterusnya. Karena itu, sambung Usamah, keluarga betul-betul dituntut menurunkan keturunan yang kuat, yang baik, lebih baik dari generasi dari generasi sekarang. “Ke depan kita harus menghasilkan keturunan yang lebih baik,” tegasnya. Sejalan dengan pesan Rasulullah tersebut, Usamah menilai program penyiapan kehidupan bekeluarga bagi remaja (PKBR) merupakan sebuah jalan menuju terwujudnya generasi kuat. Sebagai pendidik, Usamah menyambut dengan tangan terbuka program PKBR di pesantren yang diasuhnya. Program yang dilembagakan melalui pusat informasi dan konseling remaha (PIKR) tersebut sangat tepat untuk mendorong pemahaman dan kesadaran remaja tentang pentingnya perencanaan keluarga dan kesehatan resproduksi remaja. Khususnya melalui pendewasaan usia perkawinan.

ROAD TO PESANTREN Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dan Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum dan pimpinan pondok pesantren membuka kegiatan sosialisasi KBKR.

2019 tersebut, usia menikah untuk laki-laki dan perempuan serendahrendahnya 19 tahun. Ketentuan ini tidak lagi membedakan batasan usia perkawinan bagi laki-laki dan perempuan. Usamah meyakini menikah pada usia ideal akan menghasilkan keluarga lebih berkualitas bila dibandingkan dengan mereka yang menikah pada usia dini. Alasannya, menikah pada usia yang cukup dengan sendirinya menjadikan seorang lebih matang, baik secara emosional maupun kesehatan reproduksi dan ekonomi.

“Alhamdulillah sekarang usia pernikahan antara 18-19 tahun ke atas. Mudah-mudahan anak-anak bisa bertahan (tidak menikah) sampai usia 19 tahun. Lebih matang, lebih baik. Walaupun tinjauan agama boleh menikah di bawah usia 18 tahun, tetapi sebagai muslim moderat, demi kepentingan bangsa dan negara, mari kita sukseskan program BKKBN. Nikah usia 19 tahun. Lebih matang, lebih baik. Insyaallah ke depan punya keturunan lebih berkualitas,” tandasnya. Kiai Usamah lantas merujuk pada sebuah hadits Nabi Muhammad saw yang menekankan pentingnya merencanakan masa depan keluarga. Dalam bahasa hadits, “Jangan sampai kita ke depan kita menurunkan keturunan yang

“Ini momentum baik untuk bersama-sama mempersiapkan masa depan lebih baik. Jadi, pada adik-adik remaja jangan terus melamun ‘kapan aku duduk bersanding dengan kekasihku?’ Hari ini kita sosialisasi PKBR. Mari matangnya usia menikah, matangkan psikologisnya, matangkan segala-galanya. Kapan menikah, kapan punya anak, dan seterusnya. Semuanya direncanakan,” papar Usamah. “Pak Hasto, kita di sini, bekerja sama dengan puskesmas. Mereka mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, mempersiapkan kehamilan, agar mereka betul-betul dapat mempersiapkan diri dengan baik. Dan, dengan dibentuknya PIKR di sini tentu saja ke depan akan menjadi tonggak kerjasama antara pondok pesantren dengan BKKBN.

NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

13


WARTA UTAMA

‘Uyun?’ Kitab ini memang ditunggutunggu,” ujarnya terkekeh. Menurutnya, pendidikan seks di pesantren selalu terkait dengan hulu dan hilir ilmu itu sendiri. Ada yang lebih penting untuk dipelajari sebelum ngaji adab dan tata cara berjima. Bab aqidah (iman), thaharah (bersuci), dan fiqih muamalah merupakan rangkaian pembelajaran yang wajib dipahami dan diamalkan. Bersuci dari hadast kecil dan hadast besar, mensucikan najis, periodisasi haidl (menstruasi), nifas dan istihadlah menjadi salah satu pondasi bagi bangunan ilmu dan kehidupan rumah tangga yang kelak akan dibangun.

Santri-santri An-Nasuha bisa merencanakan keluarga dengan baik, dengan matang. Rencanakan yang baik. Jangan sampai buruburu menikah, apalagi kecelakaan. Terpaksa dinikahkan karena reuneuhna tiheula. Jangan sampai terjadi seperti itu,” tambah Usamah kepada Kepala BKKBN Hasto Wardoyo yang duduk di antara para santri.

Sex Education ala Kitab Kuning Lebih jauh Usamah mengungkap bahwa dunia pesantren sebenarnya tidak asing dengan dengan wacana kesehatan reproduksi (Kespro). Bahkan, terdapat kitab kuning yang secara khusus membahas tentang pendidikan seks (sex education). Kitab klasik dengan judul Qurratu al‘Uyun bi Syarh Nazham Ibnu Yamun atau cukup disebut Qurratul ‘Uyun yang berarti “Penyejuk Mata” ini ditulis Syekh Muhammad at-Tahami Ibnu Madani. Isinya membahas pernikahan dan hubungan membina rumah tangga dengan pasangannya. “Salah kalau santri-santri belajar seks kepada orang-orang Barat.

SEX EDUCATION Pengasuh Pondok Pesantren An-Nasuha KH Usamah Mansyur menyampaikan pentingnya pendewasaan usia perkawinan bagi remaja.

Banyak kitab-kitab kuning di sini, di pondok pesantren, yang mengajarkan tentang pendidikan seks atau sex education. Kitab diajarkan saat santri sudah menginjak usia baligh, antara 17-18 tahun,” ungkap Usamah. Usamah menjelaskan, secara keseluruhan kitab Qurratul ‘Uyun berisi risalah pernikahan dan adab melakukan jima alias hubungan suami-istri. Materi diajarkan kepada santri tingkat akhir. Santri yang belum “cukup umur” belum diperkenankan untuk mengikuti ngaji kitab ini. Mereka harus mempelajari kitab-kitab dasar aqidah-tauhid, fiqih, nahwusharaf (tata bahasa Arab) sesuai tahapan dan kurikulum pakem khas pesantren. Hingga pada waktu yang tepat mereka akan belajar kitab yang kajiannya selalu ditunggu-tunggu itu. “Biasanya kalau sudah tingkat akhir itu santri banyak yang nanya, ‘Pak, kapan kita belajar Qurratuul

14 Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019

“Qurratul ‘Uyun isinya luar biasa. Metode-metode yang orang lain menyampaikan dalam sex education, dalam kitab Qurratul ‘Uyun itu ada. Jadi, kalau BKKBN mau belajar sex education untuk dikembangkan di Indonesia, datang ke pesantren. Bagaimana agar mendapatkan keturunan berkualitas,” jelasnya. Dia mencontohkan, Qurratul ‘Uyun mengajarkan tentang bagaimana seorang suami untuk selalu menghormati sang istri dalam melakukan hubungan seksual. Laki-laki dilarang untuk melakukan pemaksaan dalam melakukan seksual. “Kamu itu istriku. Kewajiban kamu itu melayani aku. Kapanpun yang aku mau. Nah, laki-laki yang berkata demikian sesungguhnya bukan laki-laki yang baik. Proses ‘tidur bareng’ laki-laki dan perempuan harus sedang optimal dua-duanya. Jangan sampai istri sedang dalam tertidur, apalagi sakit, lalu dipaksa berhubungan badan. Ini kalau terjadi kehamilan akan menghasilkan anak yang idiot. Nah, Quurotul ‘Uyun mengajarkan kita untuk adil kepada pasangan,” pungkasnya.•NJP


WARTA UTAMA

Reuni Karib Lama di Perbatasan Sosialisasi PKBR yang berlangsung di Pondok Pesantren An-Nasuha bukan pertemuan biasa. Bagi Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, kegiatan ini menjadi semacam reuni bagi BKKBN dan dunia pesantren dalam memasyarakatkan program keluarga berencana.

M

enjadi Bupati Kulonprogo selama tujuh tahun memberikan pengalaman berharga bagi Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo. Salah satunya terkait bagaimana membangun sinergi antara pemerintah, termasuk pemerintah daerah, dengan kalangan ulama atau pondok pesantren. Salah satu rumusnya, barang siapa yang ingin menjadi umara atau pemerintah yang baik, maka ia harus dengan ulama. Rumus itu pula yang menjadi pegangan Hasto. “Saya banyak mendengar dari para kiai selama menjadi bupati selama tujuh tahun di Kulonprogo. Kalau mau menjadi umara yang baik, banyak-

NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

15


WARTA UTAMA

banyaklah berkunjung kepada ulama. Ilmunya para ulama kita terapkan pada saat menjadi umara. Karena itu, sejak empat bulan menjadi kepala BKKBN ini saya memilih untuk datang ke pesantren, untuk belajar kepada Pak Kiai,” kata Hasto saat menyambangi Pondok Pesantren An-Nasuha di Desa Kalimukti, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon, dalam rangka pelayanan terpadu kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) Jawa Barat-Jawa Tengah akhir Oktober 2019. Lebih dari sekadar kegiatan momentum, Hasto menilai sosialisasi penyiapan kehidupan berkaluarga bagi remaja (PKBR) yang dilakukan di Pontren AnNasuha merupakan sinergi antara ulama-umara dalam pembangunan KKBPK. Apalagi, kebersamaan BKKBN dan kalangan pondok pesantren bukan hal baru. Jauh sebelum kunjungan perdananya ke pesantren sebagai kepala BKKBN, kerjasama BKKBN dengan para kiai maupun lembaga pendidikan pesantren sudah berlangsung sangat lama. “Saya katakan ini adalah reuni karena dulu BKKBN sudah bekerjasama dengan pesantren dengan baik. Terima kasih sekali kepada Pak Kiai. Kita sekarang menyambung kembali silaturahmi yang baik pada masa lalu,” ungkap Hasto sambil menyampaikan salam hormat kepada Pengasuh Pondok Pesantren An-Nasuha KH Usamah Mansyur yang duduk bersama dengan ratusan santrinya. Menanggapi secara khusus pernyataan Kiai Usamah terkait pendidikan seks dalam referensi klasik pesantren, Hasto menyampaikan apresiasi setinggitingginya. Menurutnya, apa yang dipaparkan Kiai Usamah sudah sangat sesuai dengan visi dan

misi BKKBN. Yakni, mendorong pendewasaan usia perkawinan melalui perencanaan keluarga sebaik-baiknya. Pada dasarnya, sambung Hasto, agama dan ilmu pengetahuan memiliki kesamaan. Dia mencontohkan, Al-Quran mengatur bahwa jarak antara satu kelahiran dengan kelahiran berikutnya adalah 30 bulan. Angka ini tidak jauh berbeda dengan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yang menetapkan jarak ideal kelahiran adalah 33 bulan. Jadi, memang sains dan agama berjalan beriringan. Nah, peran pesantren dan para kiai atau ulama terletak pada penjembatanan dua sumber keilmuan tersebut.

REUNI KEMITRAAN Kepala BKKBN Hasto Wardoyo, Wakil Gubernur Uu, Pengasuh Pondok Pesantren An-Nasuha KH Usamah Mansyur, Bupati Cirebon, dan Kepala BKKBN Jabar.

Sejumlah hasil penelitian menunjukkan, jarak kehamilan kurang dari dua tahun menjadi pemicu kelahiran kasus stunting. Anak memiliki tinggi banyak yang kurang, agak kerdil, dan otaknya tidak tumbuh dengan baik. Sebagian lagi tercatat autis. Itu banyak terjadi pada anak dengan jarak kelahiran yang dekat.

16 Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019

“Maka saya yakin dengan apa yang disampaikan Pak Kiai tadi bahwa kita harus belajar kepada pondok pesantren. Terkait jarak kehamilan misalnya, Al-Quran dan WHO selisihnya sedikit saja. Karena itu, kami sangat nyambung sekali. Terlebih Pak Kiai menyampaikan bahwa dalam kitab kuning banyak mengajarkan tentang sex education,” kata Hasto. “Ke depan, saya berharap BKKBN dan pondok pesantren bekerjasama untuk menyiapkan program program penyiapan bagi remaja. Program ini sangat penting untuk menyiapkan generasi berkualitas. Di sinilah pentingnya generasi berencana,” tambah dokter kandungan yang sebelumnya pernah menjabat

Ketua Program Studi Program Pendidikan Dokter Spesialis Obsetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut. Kepada ratusan santri dan siswa madrasah di lingkungan Pondok Pesantren An-Nasuha, Hasto lantas menguraikan perbedaan perilaku seksual antara kucing dengan manusia. Hasto bercerita, Tuhan menyiapkan emosi seksual kucing dengan memunculkan rangsangan pada masa subur. Pada periode


WARTA UTAMA

inilah kucing betina mengeluarkan bau yang dapat dicium kucing jantan hingga radius 1 kilometer. Sang jantan pun datang. Maka terjadilah hubungan seperti suamiistri pada manusia. Ini sangat berbeda dengan manusia. Manusia bisa terangsang emosi seksnya setiap saat. Pada saat berdekatan atau bergesekan pun sudah bisa terangsang. Karena itu, perencanaan itu menjadi sangat penting karena emosinya selalu digoda. Setiap saat bisa muncul libido. “Kalau sama seperti kucing, masyaallah berat sekali. Bisa jadi, 1 kilometer dari sini ada yang masa subur, maka laki-laki gelisah. Untungnya berbeda. Kemunculan

emisi seks laki-laki melalui mata. Melihat aurat perempuan sedikit saja bisa terangsang emosi seksnya. Tapi perempuan tidak begitu. Karena itu, perempuan menutup auratnya lebih luas dari laki-laki,” papar Hasto lagi. Dengan demikian, sambungnya, pendidikan seks itu bisa dilakukan dengan cara tidak jauh dari pendidikan agama. Bahkan, sumbernya dari nilai-nilai agama. Penyiapan kehidupan berkeluarga juga menjadi sangat penting

Saya katakan ini adalah reuni karena dulu BKKBN sudah bekerjasama dengan pesantren dengan baik. Terima kasih sekali kepada Pak Kiai. Kita sekarang menyambung kembali silaturahmi yang baik pada masa lalu. Hasto Wardoyo Kepala BKKBN

TARI TOPENG Penampilan Tari Topeng Cirebon memeriahkan sosialisasi PKBR di Pondok Pesantren An-Nasuha Cirebon, perbatasan Jabar-Jateng.

karena berkaitan dengan aspek kesehatan dan kematangan emosional. BKKBN menyarankan usia menikah minimal 21 tahun bagi perempuan 21 tahun dan 25 tahun bagi laki-laki. Sari sisi kesehatan, imbuhnya, perempuan yang berumur 20 tahun sudah memiliki ukuran panggul rata-rata 10 centimeter. Ini sesuai dengan ukuran kepala bayi.

Perempuan usia kurang dari 20 tahun memiliki ukuran lebih sempit. Akibatnya, ketika melahirkan anak akan mengalami kesulitan karena jalan keluarnya bayi terhambat. Ukuran panggul yang sempit juga menjadi pemicu utama kanker servis atau kanker mulut rahim. Berdasarkan data Survei Kinerja dan Akuntabiltas Program KKBPK 2018, usia kawin pertama di Jawa Barat masih di bawah usia ideal yang dianjurkan BKKBN yaitu 19 tahun. Usia kawin pertama di Jawa Barat masih rendah, terutama di perdesaan maupun daerah perbatasan. Salah satunya akibat kurang terpaparnya remaja di wilayah perdesaan atau perbatasan terhadap informasi tentang perencanaan keluarga.

“Karena itu, kegiatan sosialisasi program PKBR di wilayah perbatasan menjadi penting untuk dilaksanakan, mengingat urgensinya untuk menyebarluaskan informasi seputar program Genre yang juga harus menyentuh daerah perbatasan yang masih jarang tersentuh. Dalam kesempatan ini dilakukan pula penandatanganan penyerahan Distribusi Dinamis alat obat kontrasepsi dari BKKBN Provinsi Jawa Tengah ke BKKBN Provinsi Jawa Barat,” papar Hasto.•NJP

NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

17


WARTA UTAMA

Si Cepot

Jadi Jurkam Vasektomi Kepala BKKBN Naik Mupen Melintas Jabar-Jateng Pelayanan terpadu program KKBPK di perbatasan Jabar-Jateng tak melulu mengedepankan pendekatan formal dan seremonial. Untuk menyasar kalangan perdesaan di Kabupaten Majalengka, BKKBN turut menghadirkan wayang golek. Si Cepot pun menjadi juru kampanye vasektomi.

18 Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019

K

epala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo baru saja menyampaikan kata penutup saat namanya tiba-tiba dipanggil seseorang. Eh, bukan seseorang. Dia dipanggil sesewayang, hehehe... Ternyata panggilan datang dari si Cepot, tokoh sentral wayang golek yang populer di Tatar Pasundan. Sore itu, akhir Oktober 2019, si Cepot hadir menjadi bagian dari pelayanan terpadu program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) di Desa Malausma, Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka. Meski tidak berbatasan langsung dengan Jawa Tengah, daerah ini dianggap memiliki karakteristik yang sama dengan daerah perbatasan Jabar-Jateng yang menjadi lokus pelayanan intensif program KKBPK menjelang akhir tahun 2019.


WARTA UTAMA

SI CEPOT Kepala BKKBN Hasto Wardoyo bersama Bupati Majalengka Karna Sobahi berdialog dengan si Cepot saat dalam sosialisasi KB Pria di halaman kantor Kecamatan Malausma, rangkaian kegiatan pelayanan terpadu KKBPK di wilayah perbatasan Jabar-Jateng

“Pak Dokter Hasto di sini dulu,” ujar si Cepot. “Katanya kalau sudah vasektomi itu hubungan suami-istri rasanya jadi beda. Tidak enak lagi,” si Cepot menambahkan. Hasto yang memang seorang dokter kandungan pun tangkas menjawab. “Tidak benar itu. Rasanya sama saja. Kalau tidak percaya, silakan tanya sama Bapak-bapak yang sudah di-MOP atau vasektomi,” jawab Hasto. Si Cepot yang dimainkan dalang Opick Sunandar Sunarya pun mangut-mangut. Meski begitu, si Cepot tak langsung mempersilakan Dokter Hasto kembali ke tempat duduknya. Rupanya si Cepot masih punya pertanyaan tambahan. “Apakah vasektomi itu ada bahaya? Apakah sakit” tanya si Cepot polos. “Vasektomi atau metode operasi pria (MOP) itu dilakukan dengan standar kedokteran yang tinggi. Sangat aman bagi pria. Juga tidak sakit karena hanya dilakukan melalui operasi kecil dan pelaksanaannya sangat singkat. Terlebih sekarang sudah dilakukan operasi tanpa pisau. Proses operasi menggunakan laser,” Hasto menimpali.

untuk menggunakan kontrasepsi. Salah satunya vasektomi atau MOP. Secara keseluruhan, jelas Hasto, peserta KB Pria masih sangat sedikit. Lebih dari 98 persen peserta KB adalah kaum Ibu. Artinya, peserta KB pria tak lebih dari 2 persen. Dengan demikian, dari 100 orang peserta KB, lakilaki hanya dua orang. Selebihnya adalah perempuan. “Hari ini di Majalengka berhasil melayani 20 orang untuk menjalani vasektomi. Saya beri apresiasi tinggi pada tim dokter, penyuluh, dan kader. Saya sampaikan bahwa vasektomi tidak mengerikan dan membahayakan. Hanya saluran yang menghasilkan benih saja yang diikat, vasektomi dilakukan tanpa pisau dan juga bisa dilakukan rekanalisasi,” jelas Hasto. Lebih jauh Hasto mengingatkan warga yang sore itu memenuhi halaman Kantor Kecamatan Malausma untuk senantiasa memperhatikan jarak kehamilan. Pengaturan jarak berkaitan dengan pemenuhan hak-hak anak itu sendiri. Sebut saya misalnya terjaminnya asupan gizi seimbang, kesempatan menikmati pendidikan optimal, dan lain-lain.

OLEH-OLEH Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menerima cinderamata berupa lukisan diri dari perajin Lengkong, Kabupaten Ciamis.

“Saya ingatkan pentingnya mengatur jarak kelahiran. Jarak yang tidak terlalu dekat memungkinkan anak mendapat cukup asupan gizi dan kasih sayang, sehingga tidak terjadi gagal tumbuh. Jarak kelahiran antaranak paling tidak tiga tahun. Selain mencegah stunting, pengaturan jarak juga dapat mencegah risiko kematian ibu dan bayi,” tegas Hasto. Mantan Bupati Kulonprogo ini juga memberikan pengertian pada warga setempat bahwa pendewasaan keluarga erat kaitannya dengan kesehatan reproduksi. Pada remaja putri yang belum menginjak usia 20 tahun lebar tulang panggul belum mencapai 10 cm sehingga kepala bayi dapat melaluinya dengan mudah tatkala persalinan. Organ reproduksi wanita baru siap untuk mengandung dan melahirkan di atas usia 20 tahun. Lebih dari pada itu, organ reproduksi wanita di bawah 20 tahun apabila terpapar hubungan seksual berisiko terkena kanker serviks di kemudian hari. Menyimak uraian panjang Dokter Hasto, si Cepot pun mengaku puas. Bahkan, Ki Dalang Opick berjanji untuk aktif mengampanyekan MOP dan mengingatkan pentingnya pendewasaan usia perkawinan maupun program KKBPK secara keseluruhan dalam setiap pementasan wayang golek. Si Cepot bakal didapuk jadi juru kampanye (Jurkam) vasektomi.

Karena itu, Hasto memin para suami untuk tidak perlu takut untuk melakukan MOP. Sebagai salah satu metode kontrasepsi, Hasto mengingatkan bahwa keluarga merupakan tanggung jawab semua anggota keluarga. Ketika sang istri tidak bisa menjadi peserta KB, maka para suami memiliki kewajiban yang sama

NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

19


WARTA UTAMA

Juga, program KKBPK dalam makna luas.

diharapkan mampu menjadi daya ungkit perekonomian warga.

Setelah tak ada lagi pertanyaan dari si Cepot, Hasto menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Bupati Majalengka Karna Sobahi. Hasto yang baru dilantik mejadi Kepala BKKBN empat bulan sebelumnya mengaku bahwa kunjungannya ke Malausma menjadi kegiatan blusukan pertamanya. Mantan dokter umum di pedalaman Kalimantan ini tidak menyangka Malausma berada di pelosok dan jauh dari pusat ibu kota kabupaten.

“Komitmen Kabupaten Majalengka tidak hanya membangun infrastruktur seperti jalan di Majalengka yang sudah bagus, tapi juga kesejahteraan masyarakat melalui program KB dan kependudukan. Kami juga telah memberikan insentif bagi Kaderkader KB di Majalengka,” jelas Karna.

“Saya penasaran kok tidak sampaisampai. Sudah 1,5 jam dari kantor Pak Bupati belum sampai juga. Padahal sudah menggunakan patwal,” ujar Hasto terkekeh. “Secara khusus kami BKKBN mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Pak Bupati. Saya memberikan apresiasi pada Pak Bupati yang memiliki komitmen tinggi pada program Kependudukan dan KB, salah satunya melalui pemberian gaji pada sekitar 2000 kader KB di majalengka semoga menjadi contoh bagi daerah lain,” ungkap Hasto. Mengakhiri sambutannya, Hasto menitipkan program pendewasaan usia perkawinan, program kebijakan kependudukan melalui penetapan Grand Desain Pembangunan Kependudukan (GDPK) dapat menjadi pijakan bagi pemerintah daerah dalam penyusunan dan penetapan kebijakan di daerah.

Naik Mupen Melintas Jabar-Jateng Menutup rangkaian sosialisasi melalui seni tradisional wayang golek, Hasto langsung melepas rombongan Mupen Racing 2.0 dari titik pemberhentian Majalengka di halaman kantor Kecamatan Malausma. Pengibaran bendera START ini menandai masuknya etape kedua dari rangkaian roadshow tujuh kabupaten dan kota yang secara langsung maupun tidak langsung beririsan dengan Provinsi Jawa Tengah sepanjang lebih kurang 250 kilometer. Selanjutnya, rombongan konvoi menuju Kota Cirebon. Tiba di Kota Udang, rombongan langsung beristirahat setelah sebelumnya melakukan perjalanan panjang dari Kota Banjar menuju Cirebon melalui Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Majalengka. Adapun

MUPEN ON THE ROAD Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menaiki Mupen KB melintasi perbatasan JabarJateng.

Mendapat pujian dari bekas koleganya sesama bupati, Karna mengaku sudah menjadi kebijakannya untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan masyarakat di daerahnya. Kebijakan ini ditopang dengan pengembangan infrastruktur yang

20 Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019

Kepala BKKBN melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Brebes di Jawa Tengah, tempat berlangsungnya pelayanan terpadu KKBPK wilayah perbatasan keesokan harinya. Kebersamaan Hasto dan kru Mupen tak lantas berakhir. Keesokan harinya, tim Mupen Jawa Barat secara khusus menjemput Kepala BKKBN di perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah. Bahkan, Hasto turut merasakan sensasi naik Mupen KB dari titik penjemputan di Kabupaten Brebes hingga Pondok Pesantren An-Nasuha di Desa Kalimukti, Kecamatan Pabedilan, Kabupaten Cirebon. Turut mendampingi Hasto di atas Mupen milik Kabupaten Sumedang adalah Deputi BKKBN Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Dwi Listyawardani dan Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Sukaryo Teguh Santoso. Walhasil, Hasto benar-benar merasakan sensasi berkendara menggunakan kendaraan operasional dengan transmisi 4x4 tersebut mulai jalan raya hingga jalan desa yang hanya cukup dilalui satu kendaraan. “Ini pengalaman pertama saya naik Mupen. Seru juga. Kebetulan selama kegiatan ini saya banyak merasakan hal pertama sebagai Kepala BKKBN. Mulai berkunjung ke pondok pesantren, mendatangi daerah pelosok di Majalengka, hingga sensasi menaikki kendaraan operasional penerangan atau Mupen,” tandas Hasto sumringah.•NJP


WARTA WARTAUTAMA JABAR

Kader KB Pelopor Keluarga Juara Keberhasilan program KB di Indonesia tak bisa dilepaskan peran aktif masyarakat di dalamnya. Lebih dari sekadar pengendalian kelahiran, program KB menggelinding menjadi gerakan masyarakat. Dan, para kader KB menjadi motor penggerak utama gerakan masyarakat yang mengantarkan Indonesia meraih penghargaan UN Population Award dari PBB pada 1989. Kini, spirit yang sama siap menjadi pelopor pembangunan keluarga juara.

NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

21


WARTA JABAR

L

apangan Cangehgar di Palabuhanratu menandai hadirnya era baru kader keluarga berencana atau Kader KB. Bertepatan dengan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-26 Tingkat Provinsi Jawa Barat akhir Agustus 2019 lalu, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum meluncurkan secara resmi Kader KB Pelopor. Kader ini mendapat tugas berat mentransmisikan berbbagai program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) guna mewujudkan keluarga Jabar Juara Lahir Batin.

KB se-Jabar. Jumlah yang sangat besar untuk relawan warga. Pos KB sendiri merupakan nama populer di Jawa Barat. Nama resmi dalam bahasa program KKBPK adalah kader pembantu pembina keluarga berencana desa (PPKBD).

Peluncuran Kader KB Pelopor ini ditandai pamasangan selempang Pos KB Pelopor kepada kader KB yang telah mengabdi sebagai sukarelawan selama 30 tahun. Sebuah periode panjang pengabdian para kader dalam menggelorakan program KKBPK di Jawa Barat. Secara keseluruhan, Jawa Barat memiliki 6.203 pos KB yang tersebar di 5.957 desa di seantero Jabar.

KADER KB PELOPOR

Mereka tak bergerak sendiri. Ke6.203 pos KB tersebut membina hampir 10 kali lipat sub pos KB desa di tingkat rukun warga. Persisnya 58.574 kader sub pos

Kepala Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (Adpin) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Elma Triyulianti menjelaskan, Pos KB adalah seorang atau beberapa orang kader dalam wadah organisasi yang secara sukarela berperan aktif dalam melaksanakan dan mengelola kegiatan KKBPK di

Wagub Uu, Bupati Sukabumi, dan pimpinan BKKBN melampaikan tangan kepada peserta upacara Harganas ke-26 tingkat Jabar usai meluncurkan Kader KB Pelopor.

tingkat desa. Adapun Sub Pos KB atau Sub PPKBD merupakan seorang atau beberapa orang yang secara sukarela berperan aktif dalam melaksanakan dan mengelola kegiatan KKBK di tingkat RW. “Kader KB ini berhimpun dalam sebuah wadah bernama Forum Pos KB. Forum ini merupakan wadah sekaligus media komunikasi

22 Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019

anggota pos KB, sub pos KB, dan paguyuban keluarga sejahtera untuk menghimpun sumber daya dan aspirasi yang sama,” terang Elma belum lama ini. Bagaimana dengan Kader KB Pelopor? Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pelopor adalah perintis yang membuka jalan atau disebut juga pionir. Dalam hal program KKBPK, jelas Elma, pelopor merupakan istilah untuk seseorang yang telah mengikuti program KKBPK metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan menjadi contoh atau pelopor sekaligus teladan bagi lingkungan sekitarnya.

“Sebagai seorang pelopor, kader KB teladan tersebut telah berjasa mengajak dan menggerakkan masyarakat di lingkungannya untuk mengikuti program KKBPK. Dalam konteks penggerakkan program KKBPK di lapangan, semangat pelopor di sini adalah kiprah kader KB dalam menggerakkan masyarakat atau keluarga ke tempat pelayanan untuk diajak menjadi peserta KB,” papar Elma. “Pelopor adalah cermin semangat kader KB untuk membantu menyukseskan program KKBPK, sehingga masyarakat mampu merencanakan kehidupannya.


WARTA JABAR

Dimulai dari perencanaan berkeluarga, sehingga mampu meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak,” tambah Elma. Dalam menjalankan tugasnya, pos KB berperan dalam pengorganisasian, pertemuan dan pembinaan, KIE (komuikasi, informasi, dan edukasi) dan konseling. Mereka juga bertugas melakukan pencatatan, pelaporan, pendataan, dan pemetaaan. Juga pelayanan dan kegiatan itu sendiri. Kehadiran para kader ini diharapkan mampu mendorong kemandirian warga dalam mewujudkan keluarga berkualitas, yakni keluarga juara lahir batin.

Semangat kepeloporan juga tercermin pada batik Kader KB Pelopor yang turut diluncurkan bersamaan dengan puncak peringatan Harganas. Motik batik ini menggunakan kombinasi stilasi bentuk pita, hati, kepalan tangan, dan simbol keluarga. Pita melambangkan pelayanan tiada henti. Bentuk ini banyak digunakan perusahaan untuk menyimbolkan pelayanan. Adapun kepalan tangan melambangkan perjuangan dan semangat pantang menyerah dalam melaksanakan tugas. Hati

melambangkan ketulusan sebagai sifat utama dalam memberikan pelayanan terbaik. Sementara simbol keluarga melambangkan target sasaran pelayanan oleh lembaga. Keluarga juga merupakan tujuan program, yakni mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera juara. Keluarga juara lahir batin. Dari sisi pemilihan warna, merah putih melambangkan keindonesiaan. Warna kebangsaan juga berarti melayani dengan

KADER KB PELOPOR Kader KB manjadi kelompok paduan suara pada peringatan Harganas ke-26 tingkat Jawa Barat di Palabuhanratu.

semangat kebhinekaan tanpa membedakan pelayanan kepada masyarakat. Melayani tanpa diskriminasi. Biru sendiri merupakan warna institusi BKKBN yang melambangkan harapan. “Motif juga memiliki warna emas yang melambangkan kemuliaan. Warna memiliki makna bahwa pekerjaan yang dilakukan untuk masyarakat, sekecil apapun, merupakan tugas mulia. Tentu kita menyadari bersama bahwa mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera merupakan pekerjaan mulia,” papar Elma.

Modal Sosial Lebih jauh Elma menjelaskan, keberadan pos KB atau PPKB menjadi bukti otentik besarnya modal sosial (social capital) yang dimiliki bangsa Indonesia. Modal sosial memberi kekuatan atau daya dalam beberapa kondisi sosial dalam masyarakat. Keberdaan modal sosial ini merupakan sumber daya yang dimiliki masyarakat dalam bentuk norma-norma atau nilai-nilai yang memfasilitasi dan membangun kerja sama melalui jaringan interaksi dan komunikasi harmonis dan kondusif.

“Melalui pos KB ini kita bisa melihat bahwa modal sosial dalam bentuk kewajiban sosial yang diinstitusionalisasikan ke dalam kehidupan bersama, peran, wewenang, tanggungjawab, sistem penghargaan dan keterikatan lainnya yang menghasilkan tindakan kolektif. Modal sosial sebagai hubungan yang tercipta dari norma sosial yang menjadi perekat sosial, yaitu terciptanya sebuah kesatuan dalam anggota kelompok secara bersama-sama,” terang Elma. •NJP

NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

23


WARTA KHUSUS

Kampung KB

Provinsi Jawa Barat 2019 Inilah wajah Kampung KB kita. Ditulis seorang pekerja pemberdayaan masyarakat, Wiwin Winarni, profil yang ditampilkan diharapkan menjadi etalase kampung KB di Jawa Barat. Selamat berkunjung!

KOTA SUKABUMI

Rekomendasi

Kecamatan Citamiang | Kelurahan Nanggeleng

1. Profil harap menampilkan data dan informasi sasaran pasca intervensi dan pembinaan

Kampung KB Assalam Bertempat di RW 03 Kelurahan Nanggeleng Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi, kampung kb ini menyatakan diri sebagai kelompok masyarakat yang memiliki semangat gotong royong yang kuat. Hal yang menjadi modal bagi warga di Kampung KB untuk menjaga agar wilayahnya tetap bersih dan sehat.

Fakta Menarik »» Kampung KB perkotaan ini ditempati oleh 1,814 jiwa yang terdiri dari 925 penduduk laki-laki dan 889 perempuan. »» Wajah Kampung KB Assalam ditata cantik dengan memanfaatkan proram Kota Tanpa Kumuh dan Sanitasi berbasis masyarakat.

24 Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019

2. Penyusunan profil harap melibatkan POKJA atau pengurus kampung KB sehingga lebih bisa menceritakan dinamika partisipasi masyarakat.

KABUPATEN PURWAKARTA Kecamatan Darangdan | Desa Linggasari

Kampung KB Lestari Bahagia Komitmen kewilayahan tingkat kecamatan dan peran petugas KB sangat menonjol dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan di Kampung KB yang telah memiliki ruang secretariat permanen ini. Kampung KB yang berlokasi di W IV Desa Linggasari Kecamatan Darangdan ini mendapatkan manfaat kegiatan pemberdaaan masyarakat dari perusahaan dan BUMN. Ditambah dengan budaya gotong-royong yang masih kuat, pusat kegiatan kampung KB terlihat bersih dan asri. Kampung KB yang dicanangkan pada tahun 2017 ini menaruh perhatian pada pembinaan remaja melalui kegiatan.


WARTA KHUSUS

Fakta Menarik »» Perusahaan berkontribusi pada pembangunan gedung secretariat, penyediaan air bersih, pembuatan media luar ruang, bantuan pemugaran rumah tidak layak huni dan santunan uang tunai. »» Jumlah penduduk 860 jiwa, 242 KK, 440 laki-laki dan 420 perempuan. »» Pembuatan gapura kegiatan Kampung KB.

Rekomendasi: 1. Kampung KB Lestari Mandiri harus memunculkan kegiatan inovasi dengan memperhatikan bahwa capaian data kependudukan dan KB sudah masih dalam kategori sangat baik, 85,75%. 2. Melihat data partisipasi, justru menunjukkan tingkat pertisipasi yang sangat rendah dibandingkan dengan jumlah penduduk. Misalnya warga aktif dalam kelompok tani wanita hanya 5 orang dari 420 warga, termasuk juga pada kegiatan bank sampah dan bank tanaman (11 dari 860 jiwa)

KABUPATEN CIREBON Kecamatan Susukanlebak | Desa Ciawijapura

Kampung KB Hulu Dayeuh Kegiatan yang dilaporkan merupakan kegiatan rutin bulanan program KB. Tidak ada informasi tentang dampak pelaksanaan kegiatan Kampung KB yang ditempati pada 181 kepala keluarga Kampung KB tersebut. Data yang ditampilkan adalah data kependudukan tahun 2017 yang belum dimutahirkan baik dari hasil pendataan rutin maupun hasil intervensi program lintas sektor.

KABUPATEN BEKASI

Berlokasi di Kabupaten Bekasi dimana banyak perusahaan dan BUMN menjalankan bisnisnya, Kampung KB Nusa Indah Makmus mendapatan akses untuk bermitra dengan pihak swasta. Keberagam masyarakat sub-urban turut menjadi faktor yang mendukung tingginya partisipasi masyarakat dalam program pembangunan. Berdasarkan foto-foto kegiatan, Nampak warga termasuk anak-anak dan remaja antusias untuk ikut berpartisipasi pada kegiatan di Kampungnya ini. Terdapat kegiatan keagamaan inovatif berupa penerapan Jam JAWARJI. Pada jam 18.30 sampai dengan jam 21.00, keluarga penggiat Kampung KB yang memiliki 56 kelompok dasa wisma ini memastikan anak dan seluruh anggota keluarga belajar dan mengaji. Tak hanya sampai disitu, kader secara berkala mengunjungi rumah warga untuk memberikan motivasi agar Wajarji dapat dilakukan secara rutin.

Fakta Menarik »» Diresmikan pada 25 Juli tahun 2017, geliat Kampung KB mampu meningkatkan modal usaha pada program PNPM »» Terdapat 4 perusahaan yang bermitra dengan memberikan santunan hari raya, seragam bagi pengurus, perlengkapan posyandu dan kursus membuat batik. »» Masyarakat merasakan kontribusi mereka dalam kegiatan kampung KB sehingga tercipta suasana kampung yang asri, ramai dan kompak.

Rekomendasi Data sudah disampaikan dengan baik, namun tidak terdapat informasi perubahan data atau capaian setelah berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan. Mohon untuk menampilkan data awal dan akhir sebagai dampak dari kegiatan yang telah dilakukan dengan baik.

Kecamatan Tarumajaya | Desa Segara Makmur

Kampung KB Nusa Indah Makmur Kampung KB yang berpenduduk 2720 jiwa terdiri dari 849 kepala keluarga, 308 anak, 368 remaja dan 48 penduduk berusia lanjut. Batik dan nuansa keberagamaan yang kental menjadi ciri geliat partisipasi masyarakat di Kampung KB yang berlokasi di Dusun 1 Desa Segara Makmur Kecamatan Tarumajaya.

NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

25


WARTA KHUSUS

KABUPATEN BANDUNG Kecamatan Cangkuang | Desa Tanjungsari

Kampung KB Panca Lestari Kampung KB ini dihuni dibagi dalam 5 kerukunan tetangga, terdiri dari 375 keluarga dan 283 umpi. Masyarakat memilki kesadaran untuk berbagi informasi tentang potensi yang dimiliki Kampung KB dengan membuat papan informasi tentang potensi wisata, kuliner dan grup kesenian. Ini merupakan inovasi informastif dan pemasaran Kampung KB Panca Lestari yang dapat menundang lebih banyak dukungan untuk keberlangsungan kesejahteraan warga. Tampak partisipasi aktif dari laki-laki pada kelompok kegiatan kesehatan reproduksi. Menggunakan pendekatan theory of change , ketika kelompok pria sudah aktof dalam diskusi kesehatan reproduksi maka menunjukkan kecenderungan positif dalam partisipasi pada aspek kehidupan lainnya. Nampak kegiatan berbenah kampung menjadi narasi sosial kebersamaan atau yang lebih dikenal sebagai sabilulungan. Kegiatan seni dan budaya di Kampung KB Pancalestari adalah modal dasar sekaligus bukti modal sosial masyaraat berupa kekompakan menjaga warisan leluhur. Selain itu, berlokasi tidak terlalu jauh dari Ibu Kota Provinsi, Kampung KB ini mendapatkan manfaat dari keberadaan institusi pendidikan yang memberikan bantuan berupa pelatihan-pelatihan bagi pengembangan produk kuliner warga kampung KB.

Fakta Menarik »» Terdapat 1,121 jiwa tinggal di Kampung KB Panca Lestari dengan laju pertumbuhan penduduk 0,86%. »» DPRD mendukung pelaksanaan kegiatan di Kampung KB. »» Remaja aktif mengikuti gerakan literasi dan program magrib mengaji. Investasi yang baik untuk mewujudkan visi “terwujudnya keluargakeuarga berkualitas dan dinamis dalam mempersiapkan kehidupan berkeuarga”.

Rekomendasi Mohon dimunculkan data dan informasi sebelum dan sesudah intervensi kegiatan.

26 Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019

KABUPATEN MAJALENGKA Kecamatan Argapura | Desa Argalingga

Kampung KB Lingga Asri Kampung KB Lingga Asri memiliki potensi remaja yang aktif terlibat melalui kegiatan jimpitan dan ronda. Bumi perkemahan Argalingga merupakan potensi yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kampung KB melalui aktifitas pariwisata. Kendati demikian, belum ada kegiatan inovasi atau terobosan yang mencerminkan partisipasi masyarakat yang solid. Kegiatan yang ada masih bersifat rutin dengan hasil yang belum bisa dikatakan memberikan nilai tambah. Hal ini ditunjukkan dari rendahnya frekuensi pertemuan kelompok kegiatan dan warga yang terlibat. Disamping itu dokumentasi kegiatan yang dilaporkan belum beragam. Pendanaan kegiatan Kampung KB sebagain besar adalah kegiatan pembangunan infrastruktur rutin desa berupa pengaspalan jalan, pembuatan saluran air, pembangunan balai sawala, plesterisasi gang dan pemasangan lampu. Kontribusi dana CSR telah membantu pembangunan fisik di kampong KB ini. Selain pembangunan fisik yang menjadi fokus utama pembangunan di Kampung KB Lingga Asih, ditemukan dana desa disalurkan untuk membiayai pemasangan alat kontrasepsi gratis.

Fakta Menarik »» Diresmikan 16 Juni 2016 oleh Bupati Majalengka . »» Jumlah penduduk 1.136 jiwa. Laki-laki 557 orang dan perempuan 559 orang.


WARTA KHUSUS

Rekomendasi

Rekomendasi

1. Pembinaan POKJA kampung KB menggunakan dana BOKB harus dilaksanakan

1. Membuat laporan harus melibatkan warga yang terlibat, karena laporan ini lebih merupakan laporan kinerja PKB bukan laporan Kampung KB.

2. Peningkatan kapasitas remaja sebagai penggerak kampung KB dengan harapan mereka dapat memperlihatkan hasil yang baik sehingga masyarakat yang lain tertarik untuk ikut

KOTA BEKASI Kecamatan Bekasi Barat | Kelurahan Kota Baru

Kampung KB Kenanga Kampung KB ini memiliki kegiatan inovasi berupa pengolahan sampah menjadi produk bernilai ekonomi dan pojok membaca. Data partisipasi masyarakat pada kelompok kegiatan bina keluarga balita dilaporkan mencapai 92,85% dan yang terendah adalah partisipasi keluarga yang memiliki anak remaja (48%). Dari laporan Kampung KB Kenanga ditemukan kepatuhan pada pelaksanaan kegiatan rutin program KB berikut laporan kemajuan indikator program KB. Sementara itu, kendati telah dilaporkan sejumlah kegiatan yang melibatkan lintas sektor misalnya kursus membatik, eco-village, pojok membaca, pembuatab kerajinan manik-manik, dampak dari kegiatan tersebut belum ada karena tidak dilaporkan baik dalam bentuk data kuantitatif, narasi maupun foto-foto kegiatan. Jumlah penduduk yang besar terutama usia remaja merupakan pontensi sekaligus tantangan kampung KB Kenanga. Semenjak dicanangkan tahun 2016, Kampung KB Kenanga belum melaporkan partisipasi anak muda dalam berbagai kegiatan. Diyakini bahwa anak dan remaja menerima manfaat dari kursus bimbingan belajar dan bahasa inggris gratis, namun belum ditemui jumlah yang terlibat dan sejauh mana kegiatan tersebut merubah kualitas hidup mereka.

Fakta Menarik »» Kursus bahasa inggris dan bimbingan belajar gratis dilaksanakan untuk membekali masyarakat dan anak usia sekolah dengan keterampilan agar mampu bersaing di bursa tenaga kerja. »» Batik sebagai produk unggulan Kota Bekasi digunakan untuk melatih warga sehingga dapat melestarikan budaya dan meningkatkan pendapatan keluarga »» Jumlah penduduk 2019 jiwa, laki-laki 1023 dan perempuan 996.

2. Tidak terdapat informasi dan pemutahiran informasi pasca 2016 tentang dampak kegiatan diluar kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan kontrasepsi. 3. Pelibatan anak muda menjadi sebuah keharusan di Kampung KB Kenanga dikarenakan keadaan mereka yang cukup rentan sebagai penduduk di wilayah kantng miskin perkotaan.

KABUPATEN CIANJUR Kecamatan Campakamulya | Desa Campakawarna

Kampung KB Sauyunan Kampung KB Sauyunan adalah kampung harapan masyarakat RW 02 Desa Campakawarna Kecamatan Campakamulya. Inovasi Kampung KB Sauyunan adalah penyediaan kran cuci tangan pada beberapa titik tempat bermain anak dan aktifitas warga. Ditambah dengan kegiatan rutin membersihkan lingkungan, kesan resik dan dan kental dirasakan warga dan pengunjung di Kampung KB yang asri ini. Tidak ditemukan halaman rumah warga tidak termanfaatkan. Karena kesadaran akan manfaat kebersihan lingkungan bagi masing-masing keluarga, media tanam dengan menggunakan semua wadah yang bisa dipakai, termasuk kemasan bekas, ditanami tamanan produktif dan hias. Lokasi yang terpencil menjadi penyebab masyarakat memiliki kekompakan yang tinggi memperkuat komitmen lintas sektor dalam memastikan Kampung KB Sauyunan mencapai tujuan pembangunan yang menjadikan penduduknya sebagai pusat intervensi. Pengelola Kampung KB Sauyunan menyadari bahwa indicator program Kependudukan dan KB masih belum menunjukkan hasil yang diinginkan terutama dengan memperhatikan usia nikah pertama yang maish dibawah 21 tahun. Yang menarik, Pokja Kampung KB Sauyunan menyadari , pendewasaan usia kawin pertama tidak dapat dicapai hanya oleh salah satu institusi dikarenakan akses pada pendidikan lanjutan masih menjadi tantangan. Kesadaran ini, diyakini sebagai sebuah hal yang sangat positif yang menjanjikan ketercapaian kesertaan KB yang diharapkan.

NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

27


WARTA KHUSUS

Fakta Menarik »» Terdapat 401 kepala keluarga dimana 352 rumah berdinding bambu dan 357 rumah berlantai kayu atau papan. »» Penduduk Kampung KB Sauyunan bergotong royong dengan dana swadaya membangun gapura desa dan balai pertemuan warga. »» Pengelola Kampung KB Sauyunan memikirkan keberlangsungan program dengan memastikan partisipasi masyarakat merupakan sebagai sebuah keharusan.

Rekomendasi 1. Rendahnya partisipasi masyarakat pada kelompok kegiatan seolah berbanding terbalik dengan kedasaran warga untuk berggotong royong dan menjaga kebersihan. Pokja Kampung KB sebaiknya tidak memisahkan kegiatan KIE KB dengan aktifitas warga. Artinya pada kesempatan apapun, KIE dan pentalandanan KB harus disampaikan. 2. Belum terlalu tampak kepemimpinan masyarakat dan pemuda dalam bentuk narasi maupun foto-foto kegiatan. Hanya ingin memastikan bahwa Pokja terlibat aktif dalam menyusun profil kegiatan.

KABUPATEN BOGOR Kecamatan Cibinong | Desa Sukahati

sumbangan serta pendataan kontrakan di wilayah kampung KB. Selain itu, kegiatan seni, keagamaan, olah raga dan menjaga lingkungan dilakukan bersama-sama oleh warga dengan menggunakan momentum hari-hari besar nasional dan keagamaan. Nampak tercipta suasana kebersamaan antar penduduk. Data dasar dan indikator keberhasilan 8 fungsi keluarga dipaparkan dengan baik akan tetapi tidak disertai status pasca berbagai macam intervensi dan program yang telah dilakukan.

Fakta Menarik

Kampung KB Gagak

»» Terdapat 593 orang remaja dan 674 kepala keluarga.

Profil Kampung KB Gagak dimunculkan oleh parade foto kegiatan yang beragam dan terlihat warga terlibat secara aktif. Kerukunan warga 03 sendiri adalah penerima penghargaan sebagai RW teladan, akan tetapi tidak ada penjelasan apakah penghargaan ini didapatkan setelah Kampung KB terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat komitmen dari kepemimpinan local yang menjadi bekal keberhasilan sebuah kampung KB.

»» Warga mewakafkan tanah untuk dijadikan kantor RW dan pusat kegiatan karang taruna. Pokja mendata rumah dan kamar kontrakan sebagai upaya perlindungan warga.

Kegiatan yang menonjol adalah kegiatan keagamaan rutin dan penglolaan sampah. Kampung KB “Gagak RW 03” adalah daerah uji coba modul prioritas nasional (ProPN) untuk remaja dan orang tua yag memiliki remaja. Akan tetapi tidak terdapat penjelasan informasi tentang manfaat modul yang dirasakan oleh sasaran yang terlibat. Terdapat system perlindungan bagi warga Kampung KB Gagak yang dibuat berdasarkan inisiatif local, yaitu berupa penempelan stiker yang melarang meminta

28 Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019

»» Aktifitas pengelolaan sampah, pembuatan biopori dan penerapan teknologi sederhana pengelolaa sampah berbasis masyarakat menjadi inovasi yang melibatkan partisipasi masyarakat terutama pemuda.

Rekomendasi 1. Diperlukan narasi pada profil Kampung KB Gagak untuk memungkinkan pembaca awam mendapatkan gambaran tentang dinamika masyarakat dan Kampung KB. 2. Tidak terdapat informasi kemitraan dan dukungan lintas sektor, mohon untuk disertakan.


WARTA KHUSUS

KABUPATEN CIAMIS Kecamatan Ciamis | Desa Pawindan

Kampung KB Mandiri Magot Masyarakat bergotong-royong (Magot) merupakan modal dasar dan fundamental bagi Kampung KB Magot. Memiliki tradisi sebagai kabupaten dengan prestasi program KB tingkat nasional, para pengurus Kampung KB terbiasa berkolaborasi, memiliki inisiatif dan keperdulian yang tinggi untuk kesejahteraan keluarga dan lingkungannya. Walaupun tidak terdapat data sasaran dilaporkan dalam profil, penjelasan tentang sinergitas antar sektor dengan baik telah dipaparkan pengurus dalam bentuk foto kegiatan dan table intervesi program. Inovasi yang dilakukan di Kapung Kb Magot adalah gerakan sholat berjamaah, pelestarian lingkungan (Selingkuh = selamatkan lingkungan hidup, Harum Pirus = halaman di rumat, pipir diurus), pengelolaan sampah dengan belatung maggot, pembuatan briket dari sampah residu, perelek dan music daur ulang. Pengelolaan sampah dengan belatung maggot merupakan capaian terbesar Kampung KB yang warganya aktif terlibat dalam gerakan infaq shadaqoh seratus sehari. Inovasi hanya dapat dilakukan apabila kegiatan dasar yang ditujukan untuk pemenuhan kebutusan dasar warga Kampung KB Magot telah terpenuhi. Pendampingan berkelanjutan dari stakeholder provinsi dan kabupaten memacu kerekatan warga kampung KB seiring dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan warga.

Fakta Menarik »» Setiap sudut halaman dan tanah warga dipenuhi pohon dan tamanan yang kemudian disumbangkan pada bank sayur. »» Tercatat 22 mitra pendukung yang telah bekerja sama dalam mencapai visi Kampung KB Magot »» Sampah dikelola bersama dengan memanfaatkan belatung magot yang mengurai sampah organik menjadi kompos yang digunakan warga, bank sayur dan pembiayaan kampung KB. »» Warga mengumpulkan dana sebesar Rp30juta untuk membangun bale sawala, gapura kampung KB dan bank sampah.

Rekomendasi Tidak terdapat data sasaran dimunculkan dalam profil.

KABUPATEN BANDUNG BARAT Kecamatan Gununghalu | Desa Celak Kaler

Kampung KB Celak Kaler Berlokasi di RW 09, Kampung KB ini didiami 756 jiwa dengan jumlah pasangan usia subur 127 dan wanita usia subur 218. Komitmen lintas sektor untuk mendukung keberhasilan Kampung KB sangat baik dengan adanya 19 intervensi kegiatan yang dilakukan lintas sektor tingkat kabupaten, provinsi dan nasional. Hanya saja belum terlihat adanya inisiatif masyarakat yang memunculkan inovasi atau terobosan sebagai hasil dari saling rasa memiliki Kampung KB. Program dan kegiatan dilakukan sebatas melaksanakan kegiatan dengan capaian berupa bentuk keluaran pada setiap kegiatan. Satu hal positif dari profil kampung KB ini adalah penyampaian data awal dan data akhir cukup menceritakan pelaksanaan kegiatan, kendati hasilnya masih belum sepadan dengan banyaknya intervensi yang sudah dilakukan. Secara umum, Kampung KB Celak Kaler mampu mencapai keberhasilan lebih baik apabila terdapat partisipasi masyarakat sebagai pelaku bukan sebagai kelompok sasaran penerima manfaat kegiatan atau program.

Fakta Menarik Terdapat 100 pasangan melakukan isbat nikah, 40 warga memiliki KTP, 63 orang dilengkapi dengan kutipan akte kelahiran dan 36 keluarga memilki kartu keluarga. NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

29


WARTA KHUSUS

Rekomendasi

Fakta Menarik

1. Laporan dibuat melibatkan pengurus atau POKJA Kampung KB, agar bisa memunculkan informasi dan narasi tentang dinamika masyarakat

»» Sejak tahun 2016 pencanangan Kampung KB Pandan III, telah terbentuk 4 kelompok UPPKS baru dengan memberikan manfaat pada 55 keluarga.

2. Tidak ada keterangan waktu dari data dan informasi yang dilaporkan sehingga mohon disertai dengan informasi durasi intervensi.

»» DPRD Jawa Barat dan DPR RI memberikan bantuan pembangunan bale sawala dan program kesehatan.

KABUPATEN TASIKMALAYA Kecamatan Rajapolah | Desa Manggungsari

Kampung KB Pandan III Berdasarkan profil Kampung KB yang berlokasi di Kampung Sukarasa, Desa Manggungsari Kecamatan Rajapolah, kegiatan pembangunan masyarakat dengan model pendekatan Kampug KB telah dilakukan sejak tahun 2010. Data yang dimunculkan adalah data tahun 2010 dibandingkan dengan capaian tahun 2019. Demikian pula dokumentasi kegiatan dan catatan-catatan kunjungan belajar dari beragai pihak. Hal ini merupakan suatu fenomena yang menarik sekaligus menjadi modal besar akan sebuah konsistensi melakukan kegiatan rutin yang melibatkan partisipasi masyarakat. Kampung KB Pandan III telah mendapatkan 26 kunjungan yang menjadikan sebuah ciri bahwa ada yang bisa dipelajari dari pelaksanaan dan dinamika kampung KB yang merupakan langganan lokasi kuliah kerja nyata beberapa universitas besar. Kepemipinan ketua Kampung KB nampak dalam komitmen menutupi pembiayaan program kerja tahun 2017 yang defisit Rp30,000,000. Tidak ada keterangan lebih lajut dari mana sumber pembiaayan itu didapatkan. Proses pelaporan yang berdurasi 9 tahun membuat semua indikator data dasar kependudukan dan program KB mengalami peningkatan kendati tidak menyertakan penjelasaan, apakah itu semua merupakan kontribusi kegiatan Kampung KB ataukah yang lainnya. Kabupaten Tasikmalaya sendiri dikenal sebagai kabupaten denngan penduduk yang produktif dan memiliki kreatifitas yang tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan kemunculan 4 kelompok UPPKS baru bidang alat kesenian, kuliner dan rias pengantin yang memberikan dampak pada kurang lebih 200 warga kampung KB Pandan III.

»» Lomba minum air putih adalah inovasi program kesehatan masyarakat . »» Dalam 9 tahun penduduk Kampung KB Pandan bertambah 21 orang. Penduduk tahun 2010 berjumlah 619 orang (laki-laki 336, perempuan 293) orang tahun 2019 805 orang (426 laki-laki, 379 perempuan).

Rekomendasi Beberapa foto kegiatan menunjukkan waktu sebelum Kampung KB Pandan III dicanangkan, sebaiknya fotofoto tersebut dimutahirkan.

KABUPATEN SUBANG Kecamatan Tambakdahan | Desa Kertajaya

Kampung KB Kamalsari Berdzikir Terdapat dua perusahaan yang teribat dalam pembiayaan kegiatan Kampung KB yang berlokasi di dusun Kamal Sari RW 03, Desa Kertajaya, Kecamatan Tambakdahan. Tercatat 103 keluarga penerima manfaat air bersih yang difasilitasi oleh PT. Pupuk Kujang dan donasi tahunan sebesar Rp4,500,000 dari pengusaha ayam bolier lokal. Selain itu kelompok tani wanita yang menanam sayuran dan buah dilaporkan memberi manfaat pada warga di Kampung KB Kamalsari. Kendati moto Kampung KB ini berdzikir, tida terdapat narasi atau dokumentasi kegiatan yang bersesuaian.

Fakta Menarik Kampung KB ini dihuni oleh 300 keluarga, 140 kleuarga memiliki remaja, 303 keluarga memiliki lansia dan 67 keluarga memiliki balita.

Rekomendasi Mohon melibatkan pengurus kampung KB dalam membuat profil.

30 Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019


WARTA KHUSUS

KABUPATEN KUNINGAN Kecamatan Cibeureum | Desa Randusari

Kampung KB Silih Asih Kampung KB ini berlokasi di Desa Randusari Kecamatan Cibeureum mengenalkan pertanian berbasis air atau aquaponic untuk warga agar mampu memenuhi kebutuhas ikan dan sayur dengan murah. Pengurus Kampung KB bekerja sama dengan perguruan tinggi di Provinsi Lampung. Sementara untuk membekali petani pengetahuan dan keretampilan membuat kompos dan pupuk cair, dinas pertanian dan kesehatan yang memberikan bantuan program dan belanja bahan/alat. Foto dan narasi pada profil kampung KB ini, cukup menceritakan berbagai kegiatan yang telah dilakukan di Kampung KB yang fokus pada upaya pengelolaan sampah dan memajukan pertanian. Masyarakat aktif mengikuti berbagai kegiatan khususnya yang memiliki dampak ekonomi dan meningkatkan prduktifitas pertanian. Kelompok kegiatan, nampak telah melakukan kegiatan rutin akan tetapi data capaian kegiatan tidak disampaikan dalam bentuk narasi yang mudah dipahami pembawa awam. Data ditampilkan dalam bentuk table, berupa data mentah yang diambil dari website Kampung KB.

Fakta Menarik »» Kelompok UPPKS memasarkan produk makanan tradisiol yang dihasilkan di laman Bukalapak »» BUMN penyedia layanan internet, memberikan penyuluhan tentang internet sehat dan produktif bagi masyarakat.

Rekomendasi 1. Bekerja sama dengan perguruan tinggi lokal. 2. Data sasaran sebaikna ditampilkan pada bagian pembukaan dan dimunculkan informasi pemutahiran data sasaran setelah kegiatan.

KOTA TASIKMALAYA Kecamatan Cipedes | Desa Nagarasari

Kampung KB Mu’arif Kampung KB ini dinamai Kampung KB Mu’arif yang merupakan tokoh masyarakat yang berjasa pada kemajuan masyarakat yang merupakan bagian dari Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes. Dihuni oleh 688 jiwa dan 203 kepala keluarga. Seluruh kegiatan kampung KB mendapatkan pembiaayan dari Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui dinas KB, dinas pendidikan, dinas pertanian dan dinas kesehatan. Sebagai Kampung KB yang berada di wilayah perkotaan, Kampung KB Mu’arif menjadi wilayah pengembangan program inovasi berupa Kampung Literasi dan Kapung Ramah Anak. Kedua program unggulan tersebut menjadi magnet penarik warga khususnya anak-anak. Dampak dari dua kegiatan tersebut dilaporkan, anak memanfaatkan waktu luang dengan membaca dan bermain di sudut ramah anak. Intensifikasi pembinaan mental anak, dilakukan dengan menggiatkan kembali sekolah agama. Kegiatan ekonomi digiati oleh kaum ibu dengan membuat jajanan atau oleh-oleh sehat yang ampak dijajakan pada saat warga dan pengurus berkegiatan di bale sawala. Bibit ikan yang diberikan oleh dinas pertanian belum dilaporkan manfaatnya oleh warga. Peserta aktif KB dilaporkan meningkat dari 60% menjadi 78,70%.

Rekomendasi 1. Mengembangkan kemitraan dengan swasta yang banyak terdapat di Kota Tasikmalaya termasuk dengan kampus atau akademisi. Beberapa LSM kesehatan dan pendidikan yang baik terdapat pula di Kota Tasikmalaya. 2. Masyarakat Nampak masih sebatas penerima manfaat Kampung KB, belum menjadi pelaku aktif. Model pembinaannya hasrus dikembangkan dari model memberi bantuan pada merubah kesadaran dan kemitraan untuk partisipasi aktif. NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

31


WARTA KHUSUS

KABUPATEN SUKABUMI Kecamatan Kebonpedes | Desa Sasagaraan

Kampung KB Mandiri Cihuis Kampung KB Mandiri Cihuis terletak di RW 03 Desa Sasagaraan, Kecamatan Kebonpedes memiliki bale sawala yang baik diatas tanah milik perusaha yang beroperasi di wilayah itu. Disamping itu sebagai penanda pembangunan yang paling mudah dlihat, gapura, rumah dataku dan mural telah tersedia dan dalam kondisi yang baik. Partisipasi masyarakat nampak terlihat dalam berbagai kegiatan pembuatan artefak penanda Kampung KB Mandiri Cihuis. Warga nampak terlihat dari dokumentasi kegiatan terlibat pada kegiatan rutin, pembinaan, membersihkan lingkungan dan kegiatan membuat kerajinan dari limbah yang dapat dimanfaatkan. Warga juga Nampak antusias menyediakan tong sampah yang digunakan juga sebagai media KIE luar ruang untuk pesan-pesan KB. Dilaporkan bahwa intervensi kegiatan yang ada di Kampung KB Mandiri Cihuis belum dirasakan secara optimal oleh warga.

Rekomendasi Perlu bantuan dari PKB untuk membat profil yang lebih baik dengan menyertakan data dasar yang sesuai.

KABUPATEN SUMEDANG Kecamatan Cimalaka | Desa Naluk

Kampung KB Dusun II Naluk Berdasarkan kriteria yang dilaporkan ada profil, sebetulnya Dusun II Naluk bukan wilayah yang menjadi lokus Kampung KB. Desa ini adalah pemenang Lomba Bersih dan Sehat tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi dan pemenang ke III tingkat nasional sebelum ditetapkan sebagai kampung KB. Sehingga capaian yang dilaporkan pada profil bukan semata-mata dari hasil dari konsentrasi pembinaan program Kampung KB. Penunjukkan Dusun II Naluk sebagai Kampung KB membuat narasa profil menjadi tidak konsisten. Akan tetapi kita masih sangat bisa belajar dari keberhasilan Kampung KB Dusun II Naluk

32 Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019

sebagai langganan juara berbagai perlombaan pembangunan, yaitu komitmen pimpinan tingkat desa, seni dan budaya yang masih dilestarikan di desa serta komitmen pekarja KB di lapangan yang sangat baik. Warga Kampung KB yang giat pekerja, cerdas dan loyal pada pimpinan formal dan informal memungkin setiap gagasan pembangunan mendapatkan respon yang baik. Unsur-unsur ini menjadikan Kampung KB Dusun II Naluk menjadi pusat pembelajaran dari berbagai pihak di Jawa Barat maupun luar Provinsi Jawa Barat.

Fakta Menarik »» Kampung KB Dusun II Naluk telah menjadi pemenang Lomba Bersih Sehat tingat kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional sebelum ditetapkan sebagai lokus kampung KB. »» Aktifitas seni dan budaya menjadi keunikan Kampung KB dan menjadi perekat masyarakat aktif dalam kegiatan pembangunan.

Rekomendasi Memindahkan lokus Kampung KB pada dusun lain yang sesuai dengan kriteria, sehingga modal pembangunan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesehajteraan masyarakat tidak salah sasaran.


WARTA KHUSUS

KABUPATEN INDRAMAYU

KABUPATEN KARAWANG

Kecamatan Kandanghaur | Desa Karangmulya

Kecamatan Ciampel | Desa Mulyasejati

Kampung KB Intan Kemuning

Kampung KB Sejati Ning Mulya

Semangat pimpinan desa dalam memberikan nama pada Kampung KB menjadi bekal pengurus Kampung Kb yang dicanangkan pada 23 Maret 2016. Hal ini juga ditunjukkan dengan semua pembiayaan Kampung KB Intan Kemuning berasal dari APBDES. Lokus garapan kampung KB ini adaah desa. Jumlah keluarga garapan adalah 1238 dimana tercatat 10 kepala keluarga berumur kurang dari 18 tahun dan 45 kepala keluarga berusia 18 sampai 25 tahun.

Kampung KB yang berlokasi di Dusun Udug-Udug Desa Mulyasejati Kecamatan Ciampel ini melakukan berbagai kegiatan Kapung KB di balai sawala. Dari dokumentasi kegiatan, nampak kegiatan penyuluhan bank sampah, kesehatan reproduksi remaja dan aktifitas belajar anak-anak dilakukan di tempat tersebut. Selain itu, dilaporkan bahwa potensi dan sumber daya pendukung pelaksanaan Kampunng KB telah lebih dahulu ada seperti ketersediaan PPKBD dan SubPPKBD, data kependudukan dan keluarga, PLKB, bidan desa, tiga kelompok kegiatan, Pik-Remaja, Dukungan toga dan toma, fasilitas jalan, dukungan dana ADD, sekolah dasar dan PAUD, posyandu, posbinsu, kader dan lain-lain.

Kegiatan yang dilaporkan adalah kegiatan rutin pelayanan pemasangan alat kontrasepsi, posyandu dan sosialisasi oleh Kantor Urusan Agama pada warga agar menikah pada usia yang disarankan undang-undang. Disamping itu, terdapat bantuan alat pencacah sampah dari dinas kebersihan. Pengurus kampung KB sebagaimana dilaporkan perlu melakukan inovasi KIE agar masyarakat tertarik untuk hadir dan berpartisipasi.

Fakta Menarik »» Intan Kemuning adalah kependekan dari “inilah tatanan kehidupan yang dulunya kumih menjadi bening”. »» Hampir 23% kepala keluarga adalah perempuan. »» Terdapat dua nota kerja sama antara Kampung KB Intan Kemuninng dengan Kantor Urusan Agama dan Dinas Kebersihan untuk memiliki komitmen jangka panjang pembinaan Kampung KB.

Rekomendasi 1. Lokus kampung KB sebaiknya di wilayah RW saja agar dampaknya bisa terlihat. Tidak mengapa, kepengurusan di tingkat desa, hal ini justru baik agar komitmen dan dukungan pembiayaan dapat dimaksimalkan. 2. Mohon profil dilengkapi, karena beberapa bagian yang penting berupada data dasar dan capaian kegiatan justru tidak ada. 3. Libatkan pengurus kampung KB membuat profil. 4. Perbaiki pemahaman tentang KB bersama dengan pengurus. Fokus hanya pada upaya PUP saja sehingga muncul inovasi sesuai kebutuhan.

Fakta Menarik »» Jumlah penduduk 1035 jiwa, 326 KK, 535 laki-laki dan 500 perempuan, 210 psangan usia subur, 13 ibu hamil dan 67 lansia. »» Rata-rata tingkat pendidikan warga setara dengan sekolah menengah pertama.

Rekomendasi Karena tidak terdapat data dan laporan proses kegiatan, pembaca profil ini tidak memiliki gambaran bagaimana proses Kampung KB yang sesungguhnya terjadi di Dusun Udug-Udug ini.

KOTA DEPOK Kecamatan Bojongsari | Kelurahan Duren Mekar

Kampung KB Mawar Sejahtera Kampung KB yang berada pada lingkungan perkotaan ini menjadi contoh keberhasilan memanfaatkan aspek delapan fungsi agama yang pertama yaitu fungsi agaman sebagai modal memadukan program pembangunan kependudukan dan keluarga berkualitas. Hampir seluruh penyebaran informasi, penyuluhan dan program inovasi disampaikan melalui aktifitas pengajian yang dilakukan 5 kali dalam setiap minggu yang dihadiri oleh semua anggota keluarga. Tidak mengherankan, berbagai kegiatan inovasi lingkungan, keluarga berencana,

NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

33


WARTA KHUSUS

kesehatan ibu hamil dan menyusui dan pembinaan keluarga tercetus sebagai dampak tingginya tingkat interaksi warga. Kampung KB WR 02 Kelurahan Duren Mekar ini, tidak berupaya keluar dari peningkatan akses pendidikan warga, karena dari dari 590 kepala keluarga hanya 16 kepala keluarga yang tingkat pendidikannya di bawah SLTA. Demikian pula dengan tngkat kesejahteraan keuarga, dilaporkan hanya 1 keluarga pra KS dan 55 keluarga KS 1. Selain aspek keagamaan, komitmen pemerintah tingkat kecamatan dan kelurahan memerkuat potensi yang ada di Kampung KB yang membagikan bibit dan pupuk gratis bagi warga yang menyetorkan sampah pada bank sampah yang dikelola bersama mitra kerjanya. Disamping komitmen pengurus Kampung KB itu sendiri, kader yang walaupun belum mendapatkan pelatihan tetang Kampung KB dari tingkat kota, berdasarkan kesadarannya sendiri aktif dalam kegiatan yang digagas melalui Kampung KB ini. Terdapat dua perusahaan yang bermitra untuk pengelolaan sampah dan pembinaan kegiatan ekonomi warga. Tercatat beberapa pojok membaca dibuat dan dilaksanakan di Kampung KB RW 02 Duren Sawit atas bantuan dari dua yayasan atau LSM yang mendukung. Semantara itu, memperkuat pendidikan karakter bagi anak yang menjadi misi Kampung KB yang langganan berbagi kejuaran di tingkat keluraha, kecamatan dan Kota Depok ini, program tahfidz dan tahsin quran bagi anak dan remaja dilakukan bekerja sama dengan lembaga pendidikan mitra.

Fakta Menarik »» Berbagai program inovasi untuk membangun karakter warga dilakukan seperti membudayakan gerakan “TOMAT” atau tolong, maaf dan terima kasih yang digalakkan di rumah-rumah. Ada pula “5S” atau senyum, salam, sapa, sopan dan santun yang digalakkan di PAUD, majelis taklim. »» Rendahnya cakupan berKB, menelurkan inovasi KASI GULING KB. Pada kegiatan ini, kader aktif menyambut bola dalam peyuluhan, pembinaan, pengayoman pasca pelayanan. »» Tidak ditemui masalah ada Kampung KB ini, karena pola berpikir warga yang mampu memanfaatkan pendekatan Kampung KB sebagai upaya merekatkan seluruh anggota masyarakat untuk mencapai visi kreatif, inovatif dan mandiri.

Rekomendasi Tidak terdapat informasi jumlah penduduk

KOTA BOGOR Kecamatan Bogor Barat | Kelurahan Pasirjaya

Kampung KB Muara Kidul Berlokasi di Kelurahan Pasirjaya Kecamatan Bogor Barat Kampung KB ini memiliki pengurus yang memiliki komitmen yang tinggi. Komitmen ini ditunjukkan dengan menghibahkan halaman rumahnya menjadi pusat kegiatan Kampung KB yang diintegrasikan dengan PAUD dan TK. Selain itu, kegiatan urban farming juga dilakukan di halaman rumah ketua kampung KB termasuk lahan yang dihibahkan warga untuk kegiatan kelompok wanita tani. Terbanyak banyak interaksi warga khususnya para bapak di halaman rumah dataku. Dari sana muncul ide tentang inovasi, keunginan untuk ikut serta dan mengajak anggota keluarga lain akftif berpartisipasi pada kegiatan Kampung KB. Sebagai kampung KB yang terletak diperkotaan, paparan informasi membuat pengurus Kampung KB memiiki akses dan diakses pada banyak pihak. Disamping itu, Komitmen Walikota sangat baik dengan menugaskan stakeholder tingkat kota untuk mendukung semua aktifitas Kampung KB sesuai dengan ketentuannya. Kemitraan dengan pihak swasta dilakukan untuk memperbaiki situasi kamoung yang semula kumuh menjadi lebih baik dan tertata.

34 Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019


WARTA KHUSUS

Masyarakat termasuk lansia dan remaja aktif terlibat. Dikarenakan jumlah penduduknya banyak pada lingungan yang padat, kegiatan Kampung KB nampk diminati oleh masyarakat. Kelompok Lansian tidak hanya datang untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dan senam, namun mereka juga memiliki kegiatan kesenian. PIK-Remaja merupakan kegiatan yang cukup menonjol di Kampung KB Muara. Profil Kampung KB ini sangat baik menceritakan kondisi awal an akhir kelompok sasaran berdasarkan serangkaian kegiatan yang dilakukan. Berbagai program nampak melibatkan dan memeiliki dampak pada kelompok sasaran.

Fakta Menarik »» Gemar Pekan atau gemar pendidikan merupakan inovasi dengan memusatkan kegiatan pendidikan di lahan yang ramah anak. »» Rumah dataku dibuat mengunakan replika rumah tahan gempa yang disumbangkan oleh badan penanggulangan bencana. »» Yayasan keluarga local mendorong kinerja sistemastis Kampung KB termasuk pengerahan sumber daya swadaya dan mitra.

Rekomendasi Membuat laporan yang memiliki nilai tambah, misalnya PIK Remaja menuliskan kesan pesan dalam bentuk vlog atau antologi buku. Model pelaporan popular ini akan menarik pihak swasta untuk memberikan lebih banyak bantuan.

KOTA BANDUNG Kecamatan Cidadap | Kelurahan Ciumbuleuit

Kampung KB Flamboyan Profil Kampung KB Flamboyan yang berlokasi di wilayah sejuk utara Kota Bandung menceritakan banyak dan bervariasinya kegiatan yang melibatkan pengurus dan warga. Kampung KB ini terletak di RW 09 Kampung Nyalindung, Kelurahan Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap. Pengurus Kampung KB berkolaborasi dengan kelurahan dan petugas KB di lapangan berhasil meyakinkan stakeholder tingkat kecamatan kota dan provinsi beserta masyarakat untuk aktif terlibat gerakan “Nyaah Ka Kampung KB” atau dalam bahasa Indonesia berarti sayang kampung KB.

Alamnya yang sejuk menjadi salah satu pendukung terciptakanya berbagai kegiatan Kampung KB yang dilakukan di luar ruangan, seperti pengembangan bibit ikan, berbagai kegiatan senam, seni budaya termasuk acara nonton bareng. Intensitas bertemu warga pada kegiatan Kampung KB menciptakan suasana kekeluargaan yang sesuai dengan moto mereka “Nyaah Ka Kampung KB”. Demikian pula enam UPPKS yang dimiliki oleh 6 kerukunan warga yang ada di Kampung KB Flamboyan dilaporkan telah membukukan omzet antara Rp150rb – Rp500rb setiap minggu. Enam kelompok UPPKS ini mengolah sampah, membuat produk makanan dan bahan ramah lingkungan. Sebetulnya tidak ada inovasi menonjol, tetapi kekompakan dan banyaknya kegiatan di Kampung KB yang dihuni 781 jiwa dan 237 KK membuat Kampung KB Flamboyan terlihat semarak. Selain itu, modal sosial yang menjadi ciri khas keberasilan Kampung KB Flamboyan mengajak warga berpartisipasi adalah sebuah kesadaran dari para pengurus yang menyadari bahwa Kampung KB adalah pendekatan untuk menyelesaikan berbagai permasalahn yang timbul sebagai akibat redahnya kualitas SDM. Selain modal sosial dan bantuan program lintas sektor dan dana CSR yang dapat diakses pengurus yang ada, lokasi Kampung KB yang berada di Ibu Kota Provinsi menjadinya lokasi percontohan, uji coba dan pembelajaran. Para pembelajar Kmapung KB dapat mengakses profil dan kegiatan Kampung KB secara on-line karena kesadaran akan penggunaan IT dan pelaporan berbasis internet memudahkan pengurus Kampung KB melaporkan kegiatan yang beragam. Masalah yang dihadapi oleh Kampung KB yang memiliki Rumah POKTAN sebagau pusat kegiatan Kampung KB sebagai tantangan agar mereka lebih kompak dan lebih giat bekerja.

NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

35


WARTA KHUSUS

Fakta Menarik

nikah isbat dan seorang warga yang dikirim untuk mengikuti pelatihan membuat hantaran pernikahan.

»» Kampung KB FLamboyan mendapatkan penghargaan Wali Kota Bandung untuk Pengelolaan Bank Sampah.

Rekomendasi

»» Kesertaan KB meningkat dari 62% pada 2016 menjadi 81,50% pada tahun 2018

1. Foto kegiatan diberikan keterangan agar pengguna laporan ini mengerti pesan yang ingin disampaikan.

»» TNI Polri aktif mendukung Kampung KB Flamboyan dengan melakukan pengaspalan jalan dan penyuluhan anti – narkoba dan keamanan.

2. PIK-R baru terbentuk tahun 2019, hal ini dapat dijadikan momentum untuk mulai melibatkan remaja dalam kegiatan Kampung KB

Rekomendasi 1. Libatkan kampus dan media untuk memperkaya dinamika dan capaian Kampung KB Flamboyan. 2. Dengan melihat tingginya partisipas masyarakat maka Kampung KB dapat mempersiapkan kader baru.

KABUPATEN GARUT Kecamatan Karangpawitan | Desa Tanjungsari

Kampung KB Ciparay Irigasi Kampung KB berlokasi di RW 02 Desa Tanjungsari Kecamatan Karawangpawitan dihuni oleh 642 jiwa dengan jumlah peserta KB aktif 89% dari 120 pasangan usia subur. Berdasarkan profil, Kampunng KB Ciparay Irigasi adalah kampung KB tahap awal yang jenis kegiatan dan frekuensi kegiatannya mengikuti inisiatif dari dinas KB tingkat kapupaten. Belum ada kontribusi dari stakeholder lintas sektor tingkat kabupaten akan tetapi masyarakat memiliki kesadaran untuk melakukan swadaya pembiayaan dan kegiatan. Contohnya adalah pemugaran dua RUTILAHU yang dananya didapatkan dari donasi warga yang mampu dan warga membatu tenaga secara sukarela. Pelaporan belum dilakukan secara online dan profil Kampung KB dibuat untuk memenuhi persyaratan administrasi persyaratan lomba. Artinya belum muncul kesadaran pengurus bahwa profil Kampung KB adalah alat untuk sharing pengalaman pengurus dan warga menyelesaikan masalah sosial dengan pendekatan kampung KB. Dilaporkan juga banyak munculnya kegiatan UPPKS, akan tetapi tidak terdapat infomasi atau foto produk serta bagaimana kegiatan ekonomi berjalan dan memberikan dampak pada warga. Capaian yang terbilang berdampak pada warga adalah fasilitasi 3 pasangan untuk melakukan

36 Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019

3. Petugas KB lebih aktif melakukan advokasi pada desa, kecamatan, TNI POLRI untuk lebih aktif terlibat dan membukakan peluang pembinaan dan pendanaan kegiatan kampung KB.

REKOMENDASI UMUM 1. Petugas KB sebaiknya dibekali pengetahuan dan keterampilan membuat profil kampung KB yang baik UNTUK DIBACA DAN DIGUNAKAN stakeholder non BKKBN. Dari profil ini akan muncul para pihak yang berminat untuk bermitra dengan kampung KB. 2. Model pembinaan tidak model KIE klasikal, akan tetapi pendekatan dialog yang memungkinkan pengurus share capaian, identifikasi tantangan dan rencana aksi unuk menyelesaikan tantangan 3. Data, mestikpun sudah dilaporkan pada rumah dataku, harus dimunculkan pada profil. Data meliputi data awal target sasaran, proses intervensi dan data akhir setelah intervensi. 4. Sebaiknya menggunakan table IPO (input, proses, output) per kelompok sasaran untuk mengetahui status akhir berbagai intervensi kegiatan. Sebagian besar profil hanya menyebutkan jenis kegiatan TANPA disertai keluaran dan dampaknya pada kelompok sasaran. 5. Profil boleh saja dibuatkan oleh konsultan atau dinas KB, namun harus dipastikan pengurus kampung KB terlibat. 6. Jalan masih panjang untuk memastikan bahwa Kampung KB sebagai terobosan pembangunan untuk pengentasan kemiskinan dapat berfungsi sebagaimana tujuan yang diharapkan. 7. SEMANGAT ORGANISASI DAN KOMITMEN LOKAL, BEKERJA DALAM TIM, MENDOKUMENTASIKAN PROSES, BERMITRA, KRITIK MEMBANGUN adalah pelajaran yang didapatkan dari profil kampung KB yang sudah baik.


WARTA DAERAH

Membandingkan Kampung KB Perkotaan dan Perdesaan Setiap tempat memiliki karakteristik tersendiri. Karena itu, perlu ada perlakuan berbeda untuk menyesuaikan dengan perbedaan karakteristik tersebut. Demikian pula dengan keberadaan kampung KB di Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan kontrasnya kampung KB di perdesaan dengan perkotaan.

P

usat Studi CSR, Kewirausahaan Sosial, dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran (Fisip Unpad) belum lama ini menuntaskan sebuah riset bertajuk “Analisis Potensi Serta Distribusi Pelayanan Sosial Dalam Program Kampung KB Sabilulungan RW 04 Kelurahan Karasak dan Kampung KB Insan Sejahtera RW 06 Desa Sukajayaâ€?. Hasil penelitian disajikan di hadapan sejumlah pemangku kepentingan program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluara (KKBPK) di Bandung belum lama ini. Ketua Tim Peneliti Nunung Nurwati menjelaskan, penelitian kualitatif ini mewakili mewakili karakteristik kampung KB di perkotaan dan perdesaan. Karakteristik masyarakat perdesaan diwakili Kampung KB Insan Sejahtera di Kampung Pamecelan RW 06 Desa Sukajaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Adapun NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

37


WARTA DAERAH

perdesaan diwakili Kampung KB Sabilulungan di RW 04 Kelurahan Karasak, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung. Meski Lembang tidak terlalu jauh dari pusat kota, peneliti menilai kondisi masyarakat di sana cocok dengan karakteristik masyarakat perdesaan. Ini tampak dari profesi yang didominasi peternak sapi perah dan petani perkebunan. “Kampung KB Sabilulungan di Kota Bandung dan Kampung KB Insan Sejahtera di KBB memiliki potensi berbeda. Kecendrungan perbedaan ini sedikit banyaknya dipengaruhi karakteristik masyarakat perdesaan dan masyarakat perkotaan itu sendiri,” ungkap Nunung. Dilihat potensi keduanya, ungkap Nunung, terlihat bahwa kecendrungan aset sosial Kampung KB Insan Sejahtera lebih baik dibandingkan Kampung KB Sabilulungan. Di mana di Kampung KB Sabilulungan memiliki memiliki masyarakat dengan latar belakang pendidikan yang cukup baik dan ditambah dengan adanya beberapa masyarakat yang memiliki unit usaha mikro. Sedangkan Kampung KB Insan Sejahtera memiliki kecendrungan profesi masyarakat sebagai peternak dan pekebun menjadi salah satu aset tersendiri bagi kawasan ini.

Dari segi aset fisik sejatinya tidak banyak perbedaan. Kedua kawasan ini sama-sama memiliki kondisi infrastruktur yang bisa dikatakan cukup memadai. Plus tersedianya infrastruktur penunjang untuk aktivitas Kampung KB seperti kantor kesekretariatan. Perbedaan muncul saat tim membandingkan aset finansial.

Dari segi aset natural, tambah Nunung, salah satu ciri dari kawasan perkotaan dan perindustrian adalah minimnya aset natural seperti lahan perkebunan, lahan pertanian, sumber air bersih dan kawasan hijau. Hal ini terjadi pada kampung KB Sabilulungan. Berbeda dengan halnya Kampung KB Insan Sejahtera, di mana kawasan ini masih keadaan alam yang memadai.

“Secara umum masyarakat Kampung KB Sabilulungan sudah memiliki pengetahuan tentang cera mengelola keuangan. Salah satunya adalah dengan cara penyimpanan uang di bank. Hal berbeda terdapat di Kampung KB Insan Sejahtera, di mana belum semua masyarakat memiliki kemauan dan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan,” papar Nunung.

“Sebagian besar masyarakat di sana bekerja sebagai petani sapi perah, dan beberapa lainnya masih banyak yang bekerja sebagai petani sayur-sayuran. Hal ini menunjukkan bahwa sumber daya alam di Kampung KB Insan Sejahtera masih memadai untuk bisa dikelola dan dimanfaatkan oleh masyarakat, jelas Nunung.

Meski begitu, penelitian mengungkap Kampung KB Insan sejahtera memiliki kemandirian keuangan lebih baik dibandingkan Kampung KB Sabilulungan. Hal ini bisa dilihat dari hasil bahasan dalam faktor penghambat dan pendukung dari kedua Kampung KB tersebut.

KAMPUNG KB Ketua Tim Peneliti Unpad Nunung Nurwati memaparkan hasil penelitian tentang Kampung KB di daerah perkotaan dan perdesaan.

Di sisi lain, dalam pelaksaan pelayanan sosial yang dilakukan, Kampung KB Sabilulungan kesulitan memaksimalkan potensi masyarakat. Sebut saja kurangnya pendanaan dalam pelaksanaan program yang seharusnya bisa diatasi dengan melakukan kerjasama dengan unit usaha mikro yang dimiliki masyarakat. Hal lainnya adalah partisipasi masyarakat yang rendah. Hal ini bukan sepenuhnya disebabakan oleh sikap masyarakat yang tak acuh pada program Kampung KB, tetapi lebih karena ketidaktahuan masyarakat mengenai program tersebut. Juga ketidaktepatan dalam menentukan waktu pelaksanaan, sehingga masyarakat tidak bisa berpartisipasi dalam program tersebut. “Dalam pelayanan sosial, Kampung KB Insan Sejahtera mampu memaksimalkan potensi masyarakat. Ini terlihat dari matangnya sumber pendaaan, tingginya tingkat pertisipasi masyarakat, dan keberhasilan dari kegiatan yang sudah dilakukan, papar Nunung. •NJP

38 Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019


OPINI

Bonus Demografi di Ibu Kota Baru

S

aat ini telah terjadi kesenjangan sosial antara indonesia bagian barat dengan indonesia timur baik dari aspek ekonomi, pendidikan, lapangan pekerjaan termasuk dari aspek kependudukan dimana jumlah penduduk lebih terpusat di jawa termasuk jakarta sebagai ibu kota negara. Ketimpangan ekonomi ditandai Kontribusi PDB Pulau Jawa terhadap PDB Nasional sebesar 59,11% (BPS 2019) dan diketahui juga bahwa Konsentrasi penduduk di Pulau Jawa sebesar 56,56% dibandingkan pulau besar lain <10% (kecuali Sumatera) (BAPPENAS 2019). Pertumbuhan penduduk mendorong urbanisasi dan tumbuhnya kota kecil dan sedang di seluruh Indonesia. Menurut data Proyeksi (BPS) pada tahun 2035 sekitar 80,29% penduduk Jawa tinggal di perkotaan. Konsentrasi penduduk perkotaan di wilayah DKI, Jabar, dan Banten mencapai 76 juta orang, membentuk megapolitan Jakarta – Bandung. Keadaan ini

Dadang Suhenda

Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat Email: dadang.jagoan@gmail.com Tlp : +6281586327567

tentunya menyebabkan Daya dukung Jawa terutama Jakarta yang semakin turun. Selain itu aspek tata kota yang tidak memperhitungkan jangka panjang sebagai sebuah ibu kota yang menyebabkan efek kemacetan dan kesemrawutan, ketahanan pangan yang menurun dan polusi. Untuk itu diperlukan upaya segera pemindahan pusat pemerintahan ke luar Jawa. Pertimbangan lain seperti politik dan sosio-ekonomi juga menjadi faktor penting dalam keputusan pemindahan ibu kota negara Indonesia (Ika Luswara 2013). Presiden Jokowi telah memutuskan untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke wilayah Kalimantan timur tepatnya di daerah sebagian Kabupaten Panajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara (Kaltim) (Disampaikan Presiden Jowoki di Istana Negara pada Senin, 26 Agustus 2019). Sampai saat ini kajian oleh beberapa pihak terkait (Kementerian, Badan dan atau Lembaga) sedang dilakukan

mulai dari aspek lingkungan, sosial budaya, aspek ekonomi, pertahanan kemananan dan politik termasuk dari aspek kependudukan. Kepala BKKBN menyambut baik kebijakan pemindahan Ibu Kota Negara (IKN), karena dinilai kebijakan itu menjadi salah satu solusi mengatasi bonus demografi. Bahkan dalam kesempatan lain disampaikan bahwa BKKBN siap untuk menjadi instansi yang pertama berkantor di Kaltim. Selama ini bonus demografi lebih banyak menumpuk di Jawa dan Indonesia bagian barat. Dengan adanya pemindahan IKN, diharapkan tidak terjadi kesenjangan antara Indonesia bagian timur dan barat. Kajian kependudukan menilai, “seandainya kita geser ke Kalimantan Timur maka pola migrasi penduduk berubah, kalau berubah maka pemerataan bonus demografinya akan lebih cepat sehingga akan lebih cepat pula terjadi pemerataan kesejahteraan rakyat antara Indonesia Timur dan Indonesia Barat.

NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

39


OPINI

Gambar 1. Persebaran Penduduk di Indonesia (Supas, 2015)

Dalam pembangunan nasional maupun pembangunan daerah, penduduk dan dinamika kependudukan mempunyai peran yang sangat penting. Penduduk merupakan pelaku serta penerima manfaat utama dari pembangunan, situasi kependudukan mempunyai keterkaitan yang erat dengan pembangunan. Jumlah, struktur, persebaran, dan pertumbuhan penduduk mempunyai dampak pada berbagai aspek pembangunan seperti sosial, ekonomi, budaya, pangan, energi, lingkungan, politik, dan keamanan serta berbagai aspek pembangunan lainnya., Sebaliknya aspek-aspek pembangunan tersebut juga mempunyai pengaruh terhadap situasi kependudukan, baik yang sedang terjadi sekarang ataupun di masa depan melalui kebijakan yang dilaksanakan. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, mengamanatkan bahwa penduduk harus menjadi titik sentral dalam pembangunan

berkelanjutan di Indonesia. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjadi institusi yang berperan penting dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia melalui Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga (KKBPK). Sesuai dengan amanat undang-undang tersebut, maka rencana kepindahan ibu kota negara menjadi penting bagi BKKBN, karena “pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan di beberapa negara umumnya tergantung pada kesempatan bonus demografinya�. Kepindahan ibu kota baru akan membantu pola migrasi dalam kependudukan. Selama ini bonus demografi banyak dipengaruhi oleh kelahiran dan migrasi angkatan kerja. Dengan pemindahan pusat pemerintahan kesana, dipastikan akan ada migrasi angkatan kerja ke daerah tersebut. Disamping itu, peran BKKBN dalam pembangunan keluarga menjadi hal yang perlu untuk dikaji dan dibahas, karena pembangunan keluarga merupakan inti untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

40 Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019

Kepindahan IKN ke Kaltim akan mempengaruhi pola migrasi nasional. Diprediksi bahwa dari 190.000 ASN Pusat, yang akan pindah sebanyak 126.000 (sisanya pensiun). Bila berpindah dengan keluarga dengan asumsi masing-masing keluarga 4 orang maka 504.000 jiwa akan menjadi penduduk Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara (BPS 2018, Kemenpan RB). Keadaan ini dapat memberikan dampak pada struktur penduduk di kedua kabupaten tersebut. Jumlah penduduk usia produktif setempat akan bertambah dan dapat dipastikan lokasi Ibu kota baru juga akan menikmati bonus demografi. Beberapa negara memiliki kisah sukses dalam upaya mereka memindahkan ibukota lama ke tempat-tempat baru, seperti Kuala Lumpur ke Putrajaya di Malaysia, Melbourne ke Canberra di Australia, , atau Kyoto ke Tokyo di Jepang . Relokasi modal yang sukses dapat terjadi di negara maju dan berkembang. Dubai dikenal di seluruh dunia sebagai kota bisnis utama tetapi Abu Dhabi adalah ibu kota Uni Emirat Arab. Di India,


OPINI

Mumbai adalah ibukota bisnis, sedangkan New Delhi adalah pusat pemerintahan (Wesley 2018). (Quistorff 2015) Hasil estimasi dampak pemindahan ibu kota Brazil dari Riode Janeiroke Brasilia pada tahun 1960. Studi tersebut menunjukan bahwa tidak ada kerugian ekonomi yang dialami Rio de Janeiro, sedangkan Brasilia mengalami dampak positif yang signifikan berupa peningkatan populasi, efek pengganda lapangan pekerjaan dan PDB yang besar dan signifikan setelah ditunjuk sebagai ibukota Brasil yang baru. Namun sedikit berbeda dengan yang terjadi di Malaysia walaupun dikatakan sukes namun diawal-awal dikatakan sempat mengalami kegagalan karena pegawai pemerintahan Malaysia enggan pindah ke Putrajaya dengan alasan keluarga. Selain itu pusat perekonomian dan Gedung Parlemen juga masih berada di Kuala Lumpur. Sementara itu, Kantor Perdana Menteri sudah dipindahkan ke Putrajaya (Hermawan 2019). Perpindahan IKN ini tetunya mempunyai konsekuensi pada perubahan komposisi aspek kependudukan. Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa jumlah ASN dan penduduk pada IKN baru akan meningkat, tentunya hal ini akan berpengaruh pada peningkatan kebutuhan seperti perumahan, pelayanan kesehatan, pendidikan, transportasi, rekreasi, ketersediaan pangan dan infrastruktur lainnya. Migrasi berlebih akan menimbulkan Ketimpangan ekologis dan kesenjangan antar strata di masyarakat, selain itu ketidak adilan pemerataan fasilitas sosial kota, perumahan akan menimbulkan kemacetan dan kekumuhan. Dalam tulisannya (Rijanta, dkk 2017) mengusulkan bahwa penetapan lokasi ibu kota baru akan harus mempertimbangkan efek migrasi masuk yang akan muncul, karena akan menjadi daya tarik baru

orang akan masuk ke wilayah ini. Namun efek dari migrasi akan memunculkan masalah marginalisasi penduduk lokal dan konflik sosial. Menurut (Wirutomo 2013) Perpindahan ibu kota merupakan upaya perubahan Struktural yang dapat memperbaiki Struktur lama yang tidak adil dan kultur yang telah terdegradasi serta proses sosial yang tersumbat. Dalam rangka membangun “Kehidupan Keluarga� sebagai tonggak Pembangunan Masyarakat, maka Pembangunan Ibu kota baru perlu mengembangkan: 1) Infrastruktur yang memfasilitasi kehidupan Keluarga; 2) transportasi yang

aman dan lancar; 3) Perumahan yang ramah keluarga; 4) Lembaga pendidikan dengan kurikulum yang bersinergi dengan Keluarga dan organisasi kemasyarakatan dan 5) Educating city: adalah ciri suatu kota yang memiliki kemampuan mendidik warganya untuk menjadi warga masyarakat yang baik. Secara personal proses migrasi sebuah keluarga sangat ditentukan oleh pertimbangan cost dan benefit yang akan didapatkan. Bagaimana tingkat kepuasan, income (pendapatan), kesempatan pendidikan dan suasana atau standar hidup yang lebih baik pada wilayah yang dituju. Ini

Gambar 2. Nagara Rimba Nusa, demenang desain ibu kota negara (PUPR, 2019)

NOMOR 39 TAHUN 2019 •

Warta Kencana

41


OPINI

tentunya perlu dipersiapkan dengan lebih baik dan matang. Pada tahap awal kepindahan sebuah keluarga, biasanya akan diawali dengan kepindahan yang sifatnya non permanen yang sangat dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas pada lokasi yang dituju. Sebagai contoh adalah bila sebagian ASN pusat akan pindah dari Jakarta ke Kalimantan Timur, tentu akan memikirkan bagaimana dengan keluarganya, kebutuhan fasilitas sekolah yang baik, perumahan, biaya hidup dan lain sebagainya. Selain itu kita ketahui bahwa Kutai Kertanagara bukan sentra produksi, hal ini tentunya akan menyebabkan biaya distribusi menjadi tinggi karena banyak mendatangkan produk dari luar wilayah. Pada tahap awal biasanya ASN yang bersangkutan akan melakukan hubungan jarak jauh dengan keluarga sambil memetakan kondisi ditempat yang baru sebelum akhirnya migrasi permanen. Namun pada tahapan ini juga rawan terjadinya perselingkuhan yang dapat mempengaruhi ketahanan sebuah keluarga. keadaan ini juga secara luas akan menimbulkan bibit rumah bordir pada lokasi IKN baru. Hal ini pernah terjadi pada era tambang emas di kutai kertanegara yang memunculkan rumah bordir dikawasan tersebut. Hasil penelitian (Apriyanto, dkk 2012) diketahui bahwa dampak kegiatan pertambangan batubara pada kondisi sosial di Kelurahan Loa Ipuh Darat Kabupaten Kutai Kertanegara adalah memicu timbulnya migrasi masuk, timbulnya kejadian konflik, merenggangnya hubungan kekerabatan, dan memicu timbulnya praktek prostitusi yang dilegalkan oleh pemerintah daerah. Keadaan ini tentunya harus diantisipasi bahwa Jangan sampai dengan adanya pemindahan ibu kota baru menambah rumah bordir yang baru.

Selain itu adanya perpindahan ibu kota dapat menimbulkan terpaan pada budaya lokal, sehingga dapat memudarkan kearifan lokal dan pergeseran nilai serta adanya ketimpangan yang dapat menimbulkan masalah sosial lainnya. Untuk itu pola migrasi perlu diantisipasi dengan baik. Selain penyediaan lahan dan infrastruktur, perlu dipersiapkan juga aspek ketahanan sumber daya manusia lokal agar dapat bersaing dengan pendatang dan dapat mencegah terjadinya konflik dimasa yang akan datang. Selain itu menurut (Jenny 2019) dalam penuturannya menyampaikan bahwa wilayah kaltim belum tersentuh teknologi dibanding Jakarta dan indeks ketahanan nasional wilayah dengan kategori kurang tangguh. untuk itu perlu ditingkatkan literasi teknologi dan infrastruktur pendidikan di lokasi IKN baru. Selain itu diperlukan suatu konsep pembangunan yang lebih sosiologis, yaitu membangun manusia harus dengan membangun unsurunsur dasar masyarakatnya, yaitu struktur, kultur dan proses sosial (Wirutomo 2013). Pendekatannya jangan bersifat sektoral, masingmasing pihak diharapkan dapat bersinergi dalam mewujudkan sebuah Ibu kota yang didambakan dan dapat memberikan manfaat yang sebesarnya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagi BKKBN sendiri sebenarnya sudah mempunyai pola yang ideal (dengan sedikit penyesuaian) yaitu pemodelan program kampung KB, dimana kita dituntut untuk senantiasa melibatkan sektor lain demi suksesnya sebuah program. Tahap awal BKKBN bisa memulai dengan membuat simulasi / scenario / proyeksi perhitungan jumlah penduduk jika IKN pindah dan menetapkan batas jumlah penduduk ideal pada setiap komunitas (population threshold). Data ini akan sangat bermanfaat nantinya untuk sekktor lain dalam hal penyediaan infrastruktur,

42 Warta Kencana • NOMOR 39 TAHUN 2019

pendidikan, ekonomi, fasilitas kesehatan dan infrastruktur lainnya.

Daftar Pustaka Apriyanto Dedek. 2012. “Dampak Kegiatan Pertambangan Batubara Terhadap Kondisi Sosial-Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Loa Ipuh Darat, Tenggarong, Kutai Kartanegara.” Jurnal Bumi Indonesia 1(3):289–98. BPS. 2019. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan II-2019. Jakarta. BAPPENAS. 2019. Kajian Pemindahan Ibu Kota Negara: Rencana Tata Kota Dan Lingkungan Di Ibu Kota Baru. Jakarta. Hermawan. 2019. “Daftar Negara Gagal Dan Berhasil Pindahkan Ibu Kota.” Tagar.Id Untuk Indonesia. Retrieved (https:// www.tagar.id/daftar-negaragagal-dan-berhasil-pindahkanibu-kota). Ika Luswara, Olivis Aprinae. 2013. “Analisis Kebijakan Pemindahan Ibu Kota Negara/ Pusat Pemerintahan.” Jenny, Hardjanto. 2019. “Dinamika Masyarakat Dalam Rencana Perpindahan Ibu Kota.” Pendidikan Luar Sekolah. Quistorff, Brian. 2015. “Capitalitis? Effects of the 1960 Brazilian Capital Relocation.” SSRN Electronic Journal 1–30. Rijanta, dkk. 2017. “Kebijakan Pemindahan Ibu Kota Negara Indonesia.” 1–4. Wesley. 2018. “Analisa Pemindahan Ibukota Negara.” 19(2):108–28. Wirutomo, Paulus. 2013. “Mencari Makna Pembangunan Sosial: Studi Kasus Sektor Informal di Kota Solo.” MASYARAKAT: Jurnal Sosiologi 18(1):101–20.




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.