Penasehat
KEPALA BKKBN JAWA BARAT
Dewan Redaksi WAHIDIN
FERRY HADIYANTO
ELMA TRIYULIANTI
RAKHMAT MULKAN
PINTAULI R. SIREGAR
IRFAN INDRIASTONO
Pemimpin Redaksi
HERMAN MELANI
Wakil Pemimpin Redaksi
MARINA AYU
Managing Editor
NAJIP HENDRA SP
Tim Redaksi
NOVI HIDAYATI AFSARI
IRFAN HANIFUL QOYYIM DODO SUPRIATNA
HENDRA KURNIAWAN
Foto
IRFAN HANIFUL QOYYIM
Kontributor
ACHMAD SYAFARIEL (JABOTABEK)
AKIM GARIS (CIREBON)
AA MAMAY (PRIANGAN TIMUR)
HENDI WIRYADI (BOGOR RAYA)
ANGGOTA IPKB JAWA BARAT
HIKMAT SYAHRULLOH
Tata Letak LITERA MEDIA
Sirkulasi
Perwakilan BKKBN Jawa Barat
Penerbit
Perwakilan BKKBN Jawa Barat
Percetakan LITERA MEDIA 022 87801235
www.literamedia.com
Alamat Redaksi
Kantor BKKBN Jawa Barat
Jalan Surapati No. 122 Bandung
Telp : (022) 7207085
Fax : (022) 7273805
Email: wartakencana2020@gmail.com
Website: www.wartakencana.com
Redaksi menerima kiriman artikel, tulisan berita, dan foto tentang kegiatan atau dinamika program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga di Jawa Barat. Setiap karya yang dimuat berhak mendapatkan bingkisan menarik dari redaksi.
Kolaborasi Membawa Berkah
Kerja keras BKKBN dalam membangun orkestrasi percepatan penurunan stunting di Jawa Barat membuahkan hasil. Hasil SSGI 2022 yang dirilis bertepatan dengan pelaksanaan Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting membawa kabar baik. Prevalensi stunting Jawa Barat yang semula masih di atas nasional secara dramatik menyalip cukup jauh capaian nasional. Jika nasional hanya mampu mengoreksi prevalensi dari 24,44 persen menjadi 21,6 persen, Jawa Barat digdaya dengan menurunkan prevalensi dari 24,5 persen menjadi 20,20 persen.
Dari situ kita bisa melihat selama periode survei mengalami penurunan sebesar 4,3 persen. Jika penurunan berlaku konstan, maka target prevalensi 14 persen seperti dipatok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024 menjadi sangat mungkin bakal tercapai. Bahkan melampaui target.
Secara keseluruhan, tercatat ada 11 kabupaten dan kota dengan prevalensi stunting di atas rata-rata angka provinsi. Sisanya, 16 kabupaten dan kota di bawah angka provinsi. Sebaliknya, tiga daerah dengan prevalensi stunting terendah adalah Kota Bekasi (6 persen), Kota Depok (12,6 persen), dan Kabupaten Cianjur (13,6 persen). Tiga daerah ini sekaligus mencatatkan diri sebagai daerah dengan prevalensi lebih rendah dari target nasional sebesar 14 persen.
Tentu, Jawa Barat tidak bisa lantas berpuas diri. Tanpa kerja keras dan kolaborasi konvergensi, bukan tidak mungkin malah terpeleset. Alih-alih menjemput “kemenangan” lebih cepat, ancaman drop tetap ada. Terlebih hasil SSGI menunjukkan adanya beberapa kabupaten dan kota yang justru mengalami kenaikkan tajam.
Nah, Warta Kencana ini menghadirkan menu khusus capaian kinerja percepatan penurunan stunting sepanjang 2022. Sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan percepatan penurunan stunting, baik langsung maupun tidak langsung turut dihadirkan. Termasuk posisi Jawa Barat dalam spektrum nasional percepatan penurunan stunting. Juga kolaborasi lintas sektor dalam bingkai pentahelix seperti dengan perguruan tinggi dan media. Selamat membaca!
Herman Melani Pemimpin Redaksi
DARI REDAKSI 3 Warta Kencana NOMOR 44 TAHUN 2022 •
AYO CEGAH STUNTING.
Beban negara itu meminta bansos, meminta segala urusan diurusi negara, tidak bisa bersaing. Ini generasi yang datang dari stunting. Jadi, kalau stunting tidak kita berantas saat-saat sekarang, maka golongan stunting ini di 2045 akan mendominasi generasi mudanya yang gagal tumbuh secara fisiknya, berfikirnya, dan gagal bersaing. Mari bersama-sama memastikan Jawa Barat zero new stunting!
Kinerja Terbaik Penurunan Stunting
Jawa Barat patut bangga. Kerja keras dalam upaya percepatan penurunan stunting berbuah manis. Setidaknya dalam satu tahun terakhir, 2021-2022. Setahun lalu, saat dilakukan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi Jawa Barat masih satu strip di atas nasional. Nasional sebesar 24,4 persen, sementara Jawa Barat 24,5 persen. Setahun kemudian, situasinya terbalik. Jabar kini lebih digdaya dari nasional.
MENU EDISI INI 4 Warta Kencana • NOMOR 44 TAHUN 2022
6
WARTA UTAMA
Jawa Barat Kunci Penurunan
Stunting Nasional
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan Jawa Barat menjadi provinsi berpengaruh terhadap percepatan penurunan stunting nasional. Jika stunting di Jawa Barat ini turun signifikan, maka hal tersebut juga akan mempengaruhi turunnya angka prevalensi stunting nasional.
Lebih Pasti dengan RAN PASTI
Tak butuh waktu lama untuk menurunkan Perpres Nomor 72 Tahun
2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting ke dalam rencana akasi. Empat bulan berjalan sejak terbitnya Perpres, BKKBN meluncurkan
Peraturan Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI) Tahun 2021-2024.
Bapak Asuh Anak Stunting
Sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Stunting Nasional, Kepala BKKBN
Hasto Wardoyo sadar betul bahwa hajat besar menurunkan prevalensi stunting tidak bisa berjalan sendirian. Tidak pula hanya mengandalkan organ resmi kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian.
Hasto merasa perlu untuk sebanyak mungkin pihak untuk terlibat aktif dalam ikhtiar akbar tersebut. Salah satunya dengan menjadi Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).
Kinerja Utama BKKBN Jawa Barat 2022
Percepatan penurunan stunting merupakan mandat baru, tugas tambahan yang diberikan kepada BKKBN. Di luar itu, BKKBN memiliki tugas utama sebagaimana diatur Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Yakni, bertugas melaksanakan pengendalian penduduk dan menyelenggarakan keluarga berencana.
28 30 36 39 40 42
Wawancara Kepala
Perwakilan BKKBN
Provinsi Jawa Barat
Wawancara Khusus
Koordinator
Program Manager
Satgas PPS Provinsi
Jawa Barat
Media Jabar Kompak
Dukung Percepatan
Penurunan Stunting
Unpad-BKKBN Siap
Bersinergi Turunkan
Stunting
Jason-Meita Duta
Genre Jabar
Layanan KB Kini Bisa
Diakses via WA
5 Warta Kencana NOMOR 44 TAHUN 2022 • WARTA UTAMA
WARTA UTAMA WARTA UTAMA WARTA JABAR 12 24
14
33
20
MENU EDISI INI
Capaian Stunting di Kota Tahu
Jawa Barat patut bangga. Kerja keras dalam upaya percepatan penurunan stunting berbuah manis. Setidaknya dalam satu tahun terakhir, 2021-2022. Setahun lalu, saat dilakukan
Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi Jawa Barat masih satu strip di atas nasional. Nasional sebesar 24,4 persen, sementara Jawa Barat 24,5 persen. Setahun kemudian, situasinya terbalik. Jabar kini lebih digdaya dari nasional.
RILIS
HASIL SSGI 2022
Warta Kencana
Presiden Jokowi memberikan sambutan pada kegiatan Rakernas Bangga Kencana dan Koordinasi Percepatan Penurunan Stunting di Auditorium BKKBN. Pada kegiatan ini turut dirilis hasil SSGI 2022.
KINERJA TERBAIK PENURUNAN sTUNTING
Prevalensi Stunting Jabar Turun 4,3% Jadi 20,2%
•
Warta Kencana
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Program
Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) yang dihelat di Auditorium Kantor Pusat Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 25 Januari 2023 lalu menjadi momen yang ditunggu para pemangku kepentingan (stake holders) program percepatan penurunan stunting di tanah air. Bukan semata karena turut dihadiri Presiden Joko Widodo, melainkan pada hari itulah diumumkan hasil SSGI 2022. Hasilnya boleh dibilang sesuai harapan. Angka prevalensi stunting nasional turun sebesar 2,8 persen, dari semula 24,5 persen menjadi 21,6 persen.
Penurunan prevalensi Jawa Barat lebih dramatis lagi. Meski tak masuk dalam tiga besar provinsi dengan penurunan paling ekstrem, penurunan Jabar lebih cepat dari nasional. Dari semula 24,5 persen berdasarkan hasil SSGI 2021, setahun kemudian turun menjadi 20,2 persen. Artinya, selama periode survei tersebut mengalami penurunan sebesar 4,3 persen. Jika penurunan berlaku konstan, maka target prevalensi 14 persen seperti dipatok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024 menjadi sangat mungkin bakal tercapai. Bahkan melampaui target.
Secara keseluruhan, tercatat ada 11 kabupaten dan kota dengan prevalensi stunting di atas ratarata angka provinsi. Sisanya, 16
WAHIDIN
kabupaten dan kota di bawah angka provinsi. Kabupaten Sumedang tercatat sebagai wilayah dengan prevalensi stunting tertinggi di Jawa Barat, yakni mencapai 27,6 persen. Angka ini menunjukkan kenaikkan tajam dari sebelumnya sebesar 22 persen pada 2021 lalu. Daerah lain yang memiliki prevalensi terbesar adalah Kabupaten Sukabumi sebesar 27,5 persen dan Kabupaten Bandung Barat sebesar 27,3 persen.
Sebaliknya, tiga daerah dengan prevalensi stunting terendah adalah Kota Bekasi (6 persen), Kota Depok (12,6 persen), dan Kabupaten Cianjur (13,6 persen). Tiga daerah ini sekaligus mencatatkan diri sebagai daerah dengan prevalensi lebih rendah dari target nasional sebesar
14 persen. Adapun Kabupaten Karawang tercatat menjadi daerah dengan prevalensi sama persis dengan target nasional, 14 persen.
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Wahidin tampak berbinar saat ditemui di ruang kerjanya belum lama ini. Dia mengaku sangat bahagia dengan hasil SSGI 2023. Capaian ini sejalan dengan ekspektasinya saat menjadi motor penggerak percepatan penurunan stunting di provinsi dengan jumlah penduduk paling besar di Tanah Air tersebut.
“Penurunanya cukup signifikan. Bagi kami, ini yang terbagus dalam beberapa tahun,” ujarnya sumringah.
Meski begitu, Wahidin menilai pekerjaan menurunkan angka stunting masih terbilang berat. Butuh perjuangan luar biasa untuk memenuhi target nasional. Terlebih terdapat empat daerah di Jawa Barat masih memiliki prevalensi cukup tinggi di atas angka psikologis 25 persen.
“Sumedang, Kabupaten Sukabumi, Bandung Barat, dan Kabupaten Tasikmalaya masih memiliki prevalensi 27 persen. Sementara Garut, Majalengka, Kabupaten Bogor, dan Kabupaten Bandung masih di atas 23 persen. Dengan jumlah penduduk yang besar di daerah-daerah tersebut, jumlah absolutnya tentu masih tinggi. Butuh kerja keras untuk menuntaskan target kita pada 2024 mendatang,” kata Wahidin.
8 Warta Kencana • NOMOR 44 TAHUN 2022 WARTA UTAMA
Kepala BKKBN Jawa Barat Wahidin menerima kunjungan audiensi dari Perum Bulog Kanwil Jawa Barat di Kantor BKKBN Jawa Barat, 17 Januari 2022.
Kepala BKKBN Jawa Barat berkoordinasi dengan Kanwil Kemenkumham Jawa Barat menindaklanjuti persiapan bakti sosial pengobatan massal, pelayanan KB, vaksinasi Covid-19, penyuluhan dan kesehatan.
Selain kesiapan petugas dan kesadaran masyarakat, percepatan penurunan stunting ini sangat bergantung pada komitmen kepala daerah.
Kepala BKKBN Jawa Barat
Komitmen dan Kolaborasi
Di bagian lain, Wahidin menilai keberhasilan Jabar dalam menurunkan prevalensi stunting tidak lepas dari kolaborasi dari sejumlah pemangku kepentingan. Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa aksi konvergensi yang dilakukan Jawa Barat berjalan dengan baik. Dia bahkan menggarisbawahi komitmen pimpinan daerah, baik provinsi maupun kabupaten dan kota, yang dianggapnya telah menunjukkan komitmen tinggi pada upaya percepatan penurunan stunting
“Selain kesiapan petugas dan kesadaran masyarakat, percepatan penurunan stunting ini sangat bergantung pada komitmen kepala daerah. Di Jawa Barat, komitmen ini terbukti dengan sudah
STUNTING JABAR
terbentuknya Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di seluruh kabupaten dan kota,” ungkap Wahidin.
Menyinggung Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, Wahidin menegaskan bahwa komitmen dan visi kepemimpinan daerah merupakan salah satu dari lima pilar Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Dengan demikian, komitmen para kepala daerah merupakan sebuah keniscayaan.
Empat pilar lainnya meliputi komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat;
konvergensi intervensi spesifik dan sensitif di pusat dan daerah; ketahanan pangan dan gizi; serta penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi. Wahidin menyebut adanya lompatan strategis pada pilar pertama terkait komitmen kemimpinan daerah di Jawa Barat.
Lebih dari sekadar pembentukan, Wahidin menilai komitmen pimpinan daerah juga ditunjukkan dengan terlaksananya dua kali pertemuan TPPS kabupaten dan kota se-Jawa Barat sepanjang 2022 kemarin. Dalam pertemuan tersebut, Wakil Gubernur selaku Ketua TPPS Provinsi Jawa Barat hadir langsung dan memimpin jalannya pertemuan.
“Walaupun belum maksimal, sudah ada pergerakan yang semakin baik dan diikuti kabupaten/kota. Tahun ini kita juga dua kali mengundang
9 Warta Kencana NOMOR 44 TAHUN 2022 • WARTA UTAMA
Prevalensi stunting kabupaten dan kota seJawa Barat berdasarkan hasil SSGI 2022.
Rapat Anggota Tahunan Koperasi Pegawai BKKBN Jawa Barat “Warga Kencana” untuk Tahun Buku 2021 di Garut pada 14 Januari 2022.
Kampanye Cegah Stunting melalui KIE Lini Lapangan berupa roadshow mobil unit penerangan di Kabupaten Garut.
kabupaten/kota yang dihadiri oleh Pak Wakil Gubernur,” ujar Wahidin.
Momentum lain yang dianggapnya menjadi wujud komitmen dalam upaya percepatan penurunan stunting adalah inisiasi Jawa Barat untuk menggelear Jabar Stunting Summit (JSS) 2022 pada tengah
Desember 2022 lalu. Kegiatan ini turut dihadiri Kepala BKKBN Hasto
Wardoyo, Menteri Kesehatan
Budi Gunadi Sadikin, dan Direktur
Jenderal Bina Pembangunan
Daerah Kementerian Dalam
Negeri Teguh Setyabudi yang hadir mewakili Menteri Dalam Negeri.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Budi menyampaikan
apresiasinya atas terselenggaranya
JSS 2022 yang digelar di Gedung
Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung. Budi menyampaikan, kedatangannya tak lain untuk melihat inovasi yang dilakukan Jabar dalam menurunkan prevalensi stunting.
KOORDINASI TPPS
Ketua TPPS Jawa Barat bersama Ketua TPPS Kabupaten dan Kota pada pertemuan koordinasi teknis di Grand Panghegar Hotel.
“Jabar penduduknya yang paling banyak, balitanya juga paling banyak. Jadi kalau Jabar sukses, nasional juga akan sukses menurunkan stunting dari 24 persen ke 14 persen,” kata Budi.
Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Pemprov Jabar atas komitmennya untuk menurunkan prevalensi stunting. “Saya terima kasih sekali karena tim Pak Gubernur dan Jabar itu luar biasa sekali komitmen mereka untuk menurunkan stunting. Saya hadir di sini bukan hanya untuk mendukung beliau, menyemangati beliau dan Jawa Barat, tapi juga untuk belajar dan meniru,” jelasnya.
“Tadi saya sudah izin ke Pak Gub, ‘Pak, boleh ya idenya dipakai, dicontek, dibagikan ke daerah
lain supaya bisa diterapkan,” sambungnya.
Menurutnya, apabila semangat dan komitmen Jabar ditiru di provinsi lain, maka target nasional yakni 14 persen penurunan stunting bisa segera tercapai. “Kalau semangatnya sama, daerah lain mendekati Jabar, insyaallah target 14 persen secara nasional bisa,” tutur dia.
Di tempat yang sama, tuan rumah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, dengan jumlah penduduk yang mencapai 50 juta, per tahunnya ada 800 ribuan bayi yang lahir. Dengan angka kelahiran yang tinggi, provinsi memiliki sejumlah strategi agar angka stunting bisa turun.
“Jabar ini penduduknya paling besar mendekati 50 juta ya, per tahun menurut Pak Hasto hampir 800 ribuan bayi lahir di Jabar karena produktivitas fertilitas tinggi. Baru setahun menikah, sudah pada hamil,” kata Ridwan Kamil.
10 Warta Kencana • NOMOR 44 TAHUN 2022
Pria yang akrab disapa Emil itu menyebut, untuk mencegah stunting pada balita, Pemprov fokus mengedukasi para ibu. “Sesuai arahan Pak Menteri, jangan salah kaprah. Prioritas terpenting mengatasi stunting bukan bayinya tetapi ibu hamilnya dan ibu sebelum menikah. Kalau itu bisa dicegah diawal, dicegat insyaallah bayi-bayinya bisa lebih sehat, ketimbang fokus sama bayi sudah lahir,” jelasnya.
Emil optimistis, tahun ini angka prevalensi stunting di wilayahnya menurun, dilihat dari kinerja dan upaya yang dilakukan berbagai pihak. “Saya senang surveinya bukan lima tahunan, tetapi setahunan. Feeling saya sih turun karena kerja-kerja menurut saya sangat luar biasa dari provinsi hingga kepala daerah jadi insyaallah membaik,” ujarnya.
STUNTING NASIONAL
Dari sisi konvergensi, Wahidin menilai masing-masing pihak sudah mulai terlibat secara aktif. Intervensi spesifik maupun sensitif tak melulu urusan BKKBN atau Dinas Kesehatan di daerah. Kegiatannya juga tak lagi terbatas pada kegatan seremonial, melainkan langsung menukik kepada kelompok sasaran.
Wahidin mencontohkan, Dinas Pendidikan di Jawa Barat kini aktif mendorong agar pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi remaja putri usia sekolah bukan sekadar diberikan, namun pada saat yang sama lansung diminum di tempat. Denga demikian, tidak ada lagi
peluang kasus munculnya remaja yang membuang TTD.
“Kalau kita melihat RAN PASTI (Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Indonesia), di situ jelas ada target masingmasing kementerian dan kalau di-breakdown ke provinsi turunnya ke dinas. Udah ada targetnya, kemudian ya kegiatanya menyesuaikan,” ungkap Wahidin.
“Tapi saya kira kegiatan yang cukup bagus tahun kemarin itu misalnya minum tablet tambah darah. Jadi setiap sekolah itu bukan hanya membagi, tetapi sekarang sistemnya minum bersama. Ini bisa dilaksanakan dengan adanya kolaborasi antara teman teman di Dinas Kesehatan dengan Dinas Pendidikan. Jadi, saya melihat aksi konvergensi ini sudah berjalan,” tambah Wahidin. n NJP
11 Warta Kencana NOMOR 44 TAHUN 2022 • WARTA UTAMA
Kepala BKKBN Jawa Barat Wahidin melepas roadshow Mupen Racing 5.0 di halaman kantor perwakilan BKKBN Jawa Barat.
Kepala BKKBN Jawa Barat Wahidin didampingi Koordinator Bidang Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi (Adpin) Herman Melani menerima audiensi PT Pos Indonesia.
Prevalensi stunting antarprovinsi di Indonesia berdasarkan hasil SSGI 2022.
Jawa Barat Kunci Penurunan Stunting Nasional
Kepala Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Hasto Wardoyo mengatakan Jawa Barat
menjadi provinsi berpengaruh terhadap percepatan penurunan stunting nasional. “Jika stunting di Jawa Barat ini turun signifikan, maka hal tersebut
juga akan mempengaruhi turunnya angka prevalensi stunting nasional,”
tegas Hasto saat membuka Jawa Barat
Stunting Summit (JSS) 2022 di Gedung
Sate, 14 Desember 2022.
Hasto mengapresiasi kinerja Jawa Barat dalam percepatan penurunan stunting yang berhasil menggerakan lima pilar dan delapan aksi strategis percepatan penurunan stunting. Salah satunya adalah komitmen dan visi kepemimpinan nasional dan daerah dengan menggerakan seluruh bupati dan wali kota dalam rangka percepatan penurunan stunting.
Secara statistik, kata Hasto, setiap tahun angka kelahiran di Jawa Barat sebanyak 880 ribu dengan perbandingan 1.000/16 kehamilan. Artinya, dari 1.000 penduduk di Jawa Barat angka perempuan yang hamil adalah 16 orang. Hasto pun berharap angka kelahiran tersebut dapat ditekan menjadi 1.000/12 kehamilan.
12 Warta Kencana • NOMOR 44 TAHUN 2022
UTAMA
WARTA
STUNTING SUMMIT
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyampaikan peran strategis Jawa Barat dalam peta percepatan penurunan stunting pada kegiatan Jabar Stunting Summit di Gedung Sate.
“Ini harapan saya supaya pertumbuhan penduduk seimbang dan kemudian sehat. Kalau penduduk satu juta mestinya tambahan yang hamil 16 ribu. Kalau penduduknya 50 juta jadi yang hamil 800 ribu. Tapi ketika total fertility rate (TFR) bisa dibuat
2,1 maka yang akan hamil 600 ribu di Jawa Barat, akan turun 200 ribu. Sebab penurunan 200 ribu ini sangat signifikan,” ujarnya.
Karena tingginya jumlah kelahiran tersebut, Hasto pun memberikan strategi agar dapat mencegah lahirnya bayi baru stunting di Jawa Barat dengan mewajibkan pasangan untuk memeriksakan kesehatannya tiga bulan sebelum menikah meliputi pemeriksaaan kadar Hemoglobin (Hb) tidak
kurang dari 12 dan lingkar
lengan atas tidak kurang dari
23.5 sentimeter melalui aplikasi
Elektronik Siap Nikah Siap Hamil atau Elsimil.
Hasto juga menambahkan, Jawa Barat diprediksi akan lebih dahulu mendapat bonus demografi.
Sementara perbandingan dependensi ratio atau rasio ketergantungan Jawa Barat akan jauh lebih panjang dibandingkan
DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hal ini menjadi keuntungan bagi Jawa Barat asal dapat memanfaatkannya dengan baik untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
“Sehingga waktu dia sudah maju tapi pendapatannya per kapitanya tidak naik agak galau juga karena window oportunity sudah terlewati tapi pendapatannya per kapitanya
belum naik. Ada apa? berarti jawabnnya adalah SDM nya belum bagus,” ucapnya.
Jadi, lanjut Hasto, kalau seandainya generasi yang sekarang lahir tidak jadi generasi yang hebat itu berat sekali, karena dependency ratio naik. Sementara yang punya beban generasinya banyak yang stunting, yang punya beban ekonominya lemah dan kesehatannya lemah. Kita boleh euforia Indonesia Emas, kita akan empat besar ekonomi dunia tapi harus dihitung betul agar tidak missed bonus demografi,” sambungnya.
Senada dengan Hasto, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga sepakat bahwa stunting di Jawa Barat harus turun agar Indonesia dapat menciptakan lebih banyak lagi SDM yang unggul. Budi menyebut, efek dari stunting adalah rendahnya intelektualitas seseorang sehingga sulit bersaing di dalam dunia kerja. Sementara itu, pendapatan per kapita Indonesia saat ini masih tergolong rendah yakni US$ 4.349,17, jauh tertinggal dengan Singapura yang saat ini pendapatan per kapitanya USD 59,79 ribu yang kira-kira setara dengan Rp 800 juta.
“Stunting penting untuk kemajuan sebuah negara. Bayangin kalau Indonesia pendapatan per kapitanya naik maka Indonesia dengan jumlah penduduk saat ini bisa menempati empat ekonomi besar dunia saat bonus demografi,” kata Budi.
Sementara itu, Budi pun menekankan pentingnya
pencegahan stunting dari hulu melalui pasangan yang akan menikah. Sebab, pencegahan dari hulu lebih baik ketimbang melakukan intervensi kepada anak yang telah terlahir stunting.
“Jadi pencegahan dari hulu penting dengan pemeriksaan HB. Kita sediakan tablet penambah darah gratis dari Kemenkes. Lalu lingkar lengan juga tidak boleh kurang dari 23,5,” ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan bahwa pihaknya berusaha keras untuk menurunkan angka stunting dengan melakukan kerja tim bersama bupati/wali kota seJawa Barat dengan menggelar pertemuan setiap tiga bulan sekali. “Di Jawa Barat stunting bukan urusan Dinas Kesehatan tapi semua dinas, OPDKB mengurus stunting kalau sudah urusan peradaban semua turun tangan dan kepala daerah,” kata pria yang disapa Kang Emil ini.
Menurut Kang Emil, para bupati dan wali kota di Jawa Barat sangat peduli terhadap stunting karena akan memengaruhi citra kepemimpinan mereka jika stunting di daerahnya masih tinggi. Untuk menghadapi bonus demografi, kata Kang Emil, ada dua hal yang harus dipersiapkan, di antaranya memahami ekonomi digital dan menciptakan sumber daya manusia yang unggul bebas stunting. Kang Emil pun berterima kasih kepada BKKBN yang telah banyak membantu Jawa Barat dalam rangka percepatan penurunan stunting n NJP
13 Warta Kencana NOMOR 44 TAHUN 2022 • WARTA UTAMA
Deputi Bidang KBKR BKKBN Eni Gustina meninjau kegiatan Akselerasi Vaksi Booster Covid-19 bagi karyawan Kahatex pada 19 Februari 2022.
Penandatanganan nota kesepamahan antara Perwakilan BKKBN Jawa Barat denga Universitas Muhammadiyah Bandung di kantor Perwakilan BKKBN Jawa Barat.
Lebih Pasti dengan RAN PASTI
Tak butuh waktu lama untuk
menurunkan Peraturan Presiden
(Perpres) Nomor 72 Tahun 2021
tentang Percepatan Penurunan
Stunting ke dalam rencana akasi.
Empat bulan berjalan sejak terbitnya
Perpres, Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
meluncurkan Peraturan Nomor 12
Tahun 2021 tentang Rencana Aksi
Nasional Percepatan Penurunan Angka
Stunting Indonesia (RAN PASTI) Tahun 2021-2024.
RAN PASTI disusun sebagai acuan koordinasi, sinkronisasi, dan integrasi antara kementerian dan lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten dan kota, pemerintah desa, dan pemangku kepentingan lainnya. Dalam hal ini, berupa langkah-langkah konkret yang harus dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif, dan berkualitas dalam percepatan penurunan stunting.
Dokumen ini juga disusun dengan tujuan melakukan penguatan dalam upaya konvergensi perencanaan dan penganggaran di tingkat pusat, daerah, desa, dan pemangku kepentingan secara berkesinambungan. Pada saat yang sama, melakukan penguatan peran pelaksana dan sekretariat pelaksanaan tim
14 Warta Kencana • NOMOR 44 TAHUN 2022 WARTA UTAMA
RAN PASTI
Wakil Gubernur Jawa Barat dan sejumlah pimpinan daerah kabupaten/kota pada sosialisasi RAN PASTI di Trans Luxury Hotel.
dalam pelaksanaan percepatan penurunan stunting. Juga penguatan regulasi atau kebijakan strategis yang dibutuhkan.
Tujuan lainnya melakukan penguatan da n pemaduan sistem manajem en data dan informasi
percepatan penurunan stunting Kemudian, mengintegrasikan mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pelaporan serta mendorong partisipasi aktif masyarakat serta gotong royong dalam percepatan penurunan stunting.
Dalam pelaksanaannya, RAN PASTI mengatur strategi percepatan penurunan stunting dilakukan melalui kegiatan prioritas rencana aksi. Kegiatan prioritas tersebut meliputi penyediaan data keluarga berisiko stunting, pendampingan keluarga berisiko stunting, pendampingan semua calon pengantin dan calon pasangan usia subur (PUS).
Kegiatan lainnya meliputi surveilans keluarga berisiko stunting, audit kasus stunting, perencanan dan penganggaran, serta pengawasan dan pembinaan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan. Terakhir berupa pemantauan, evaluasi, dan pelaporan percepatan penurunan stunting.
SDM Berkualitas
Di Jawa Barat, RAN PASTI kali pertama disosialisasikan pada Maret 2022 di hadapan 14 kepala daerah di Jawa Barat. Sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Jawa Barat, Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum meminta seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat segera membentuk TPPS di daerah masing-masing. Langkah ini penting agar percepatan penurunan stunting bisa segera
Kepala BKKBN Jawa
Barat bersama
Koordinator Bidang
KBKR BKKBN
Jabar menghadiri
Forum Peningkatan
Kualitas Pelayanan
KB dalam
rangkaian Bhakti
Ikatan Bidan
Indonesia 2022.
dilakukan secara nyata dan berkesinambungan serta selaras dengan strategi nasional yang telah ditetapkan melalui Perpres. Pada saat majalah ini terbit, TPPS sudah terbentuk di seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat.
“Saya meminta kepada bupati dan wali kota yang belum membuat TPPS untuk segera membentuk. Saya juga berharap pengertian dari seluruh masyarakat dan segenap pemangku kepentingan untuk bersama-sama berkolaborasi melakukan percepatan penurunan stunting. Sebaik apapun program pemerintah tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat tentu tidak akan berhasil,” kata Wagub kala itu.
Uu menegaskan Pemerintah Provinsi Jawa Barat memprioritaskan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagaimana terekam dalam visi “Terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi.” Wagub meyakini citra suatu bangsa dan negara dilihat dari SDM yang dimilikinya. Karena itu, pihaknya bertekad mewujudkan Jabar zero new stunting pada akhir kepemimpinan gubernur dan wakil gubernur 2023 mendatang.
“SDM harus jadi perhatian kita semua. Bukan hanya yang saat ini, tapi SDM harus dipersiapkan sejak awal. Dalam Islam, mempersiapkan bukan hanya saat balita atau mengandung, tetapi saat pembuatan pun tidak lepas dari doa-doa yang mengharapkan anak bisa lahir sesuai dengan harapan.
Konsolidasi
Satgas Percepatan
Penurunan Stunting
Provinsi Jawa
Barat dengan
tema Kolaborasi
Percepatan
Penurunan Stunting
oleh Satgas Ahli dan
Tenaga Lini Lapangan
Bangga Kencana.
15 Warta Kencana NOMOR 44 TAHUN 2022 • WARTA UTAMA
Ada tiga bulanan, akikah, dan lain-lain yang intinya mendoakan agar anak sehat dan berkualitas,” ungkap mantan Bupati Tasikmalaya dua periode ini.
Uu juga menekankan bahwa keluarga memiliki peran penting dalam ajaran Islam. Keluarga, sambung Wagub, merupakan madrasah utama dan terbaik. Di mana, guru terbaik adalah orang tua. Sebagai pimpinan daerah, Wagub tidak mau anak-anak yang dilahirkan lahir kekurangan gizi sehingga menghambat tumbuh kembang anak yang bersangkutan. Karena itu, pencegahan stunting sangat penting untuk dilakukan bersama-sama.
Sesaat sebelumnya, Kepala
Perwakilan BKKBN Jawa Barat
Wahidin melaporkan, sosialisasi
RAN PASTI bertujuan mendapatkan penguatan komitmen kepala
daerah dan jajarannya dalam upaya penurunan angka stunting
Dengan demikian, seluruh kepala daerah selaku Ketua Pengarah
TPPS beserta seluruh TPPS di wilayahnya, hingga satuan tugas di lapangan memiliki arah gerak dan pemahaman yang sama tentang bagaimana menurunkan angka stunting sejalan dengan Perpres 72/2021 dan RAN PASTI.
“Perlu saya laporkan bahwa prevalensi stunting Jawa Barat berdasarkan SSGI 2021 sebesar 24,5 persen. Angka ini menurun sebesar 6,56 persen jika
dibandingkan kondisi 2018 sebesar 31,06 persen. Dengan catatan, disparitas antarkabupaten dan kota cukup lebar. Ada dua kota
Kami PKK berkomitmen menjadi ujung tombak percepatan penurunan stunting di Jawa Barat. Jejaring PKK ada 1,4 juta.
ATALIA PRARATYA
Ketua TP PKK Jawa Barat
yang angkanya sudah di bawah 14 persen, sementara masih ada empat kabupaten dan kota yang angkanya di atas 30 persen,” papar Wahidin.
Ketua Tim Penggerak
Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil yang hadir dalam konferensi pers kembali mengungkapkan komitmen penuh PKK untuk mendukung upaya percepatan penurunan stunting di Jawa Barat. Salah satunya dengan menjadikan kader PKK sebagai Tim Pendamping Keluarga (TPK) dan bersama pos pelayanan terpadu (Posyandu) menyediakan layanan tambahan terkait stunting
“Kami PKK berkomitmen menjadi ujung tombak percepatan penurunan stunting di Jawa Barat. Jejaring PKK ada 1,4 juta. Kita ada di dalam TPK sekitar 37.164 bersama dengan para bidan,
termasuk juga dari kader KB. Kemudian, kita juga ada yang namanya kader posyandu. Ada sekitar 380 ribu kader, dan ada 52 ribu posyandu. Jadi ini jejaring yang akan bergerak bersama menjadi mitra terdepan di lapangan,” jelas Atalia.
Prekonsepsi vs Prewedding
Dalam sambutannya yang disampaikan secara virtual, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengungkapkan stunting merupakan masalah serius mengingat sekitar 2-3 persen dari pendapatan domestik bruto (PDB) “hilang” per tahun akibat stunting. Dengan jumlah PDB Indonesia pada 2020 sekitar Rp 15 ribu triliun, maka potensi kerugian akibat stunting akan mencapai Rp 450 triliun. Sebuah kerugian yang sangat “fantastis”. Karena itu, stunting memerlukan penanganan serius dan berkesinambungan di berbagai tingkatan.
“Keberadaan 37.184 TPK yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Barat, jika dioptimalkan akan menjadi kekuatan besar dalam upaya percepatan penurunan stunting. Jika disetarakan dengan jumlah SDM, keberadaan TPK tersebut sama dengan 111. 552 orang,” ungkap Hasto.
Hasto yang juga Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting Nasional menjelaskan, TPK yang terdiri dari unsur bidan atau tenaga kesehatan lainnya, kader tim penggerak PKK, kader
16 Warta Kencana • NOMOR 44 TAHUN 2022 WARTA UTAMA
Peluncuran Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di Kabupaten Bandung dan implementasi Grudug Jabar pada 31 Maret 2022.
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Wahidin menerima audiensi Pengurus Daerah Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Jawa Barat di ruang kerjanya.
keluarga berencana atau kader pembangunan lainnya tugasnya sangat strategis dalam upaya penurunan dan pencegahan stunting. Tugas TPK selain meningkatkan akses informasi dan pelayanan melalui penyuluhan, fasilitas pelayanan rujukan dan fasilitas penerimaan program bantuan sosial juga bisa mendeteksi dini faktor risiko stunting, baik secara spesifik dan sensitif.
“Tentu saja, TPK harus berfokus kepada sasaran pendampingan keluarga yang mencakup calon pengantin, ibu hamil, pascapersalinan, dan anakanak usia balita. Tidak kalah pentingnya adalah mengubah mindset para calon pengantin untuk memprioritaskan prekonsepsi ketimbang prewedding. Pemeriksaan lingkar lengan, lingkar badan, tinggi serta barat badan dari calon mempelai sebagai prasyarat untuk pernikahan sangat penting untuk mencegah kehamilan yang berpotensi stunting,” tutur Hasto.
KOLABORASI
Deputi KBKR BKKBN Eni Gustina pada saat dialog Sosialisasi RAN PASTI bagi pemangku kepentingan Jawa Barat di Kota Bandung.
Sementara itu, Deputi KBKR
BKKBN Eni Gustina menjelaskan, BKKBN memberikan perhatian besar pada Jawa Barat. Alasannya, meski prevalensi stunting Jawa Barat relatif sama dengan nasional, namun jumlah absolut balita stunting sangat besar. Jawa Barat berada dalam lima besar provinsi dengan jumlah absolut stunting tertinggi di Indonesia. Eni berharap keberhasilan Jawa Barat bisa memberi daya ungkit besar bagi nasional.
“Jumlah penduduk Jawa Barat ini yang terbesar secara nasional. Wajar jika kemudian jumlah absolut stunting juga banyak. Butuh kerja keras dan kolaborasi untuk menurunkan stunting Jawa Barat dari 24,5 persen pada 2021 menjadi 14 persen pada 2024
mendatang. Hasil perhitungan kami, prevalensi Jawa Barat bisa di bawah 14 persen, tepatnya 13,96 persen. Butuh upaya keras karena waktu efektif tersisa hanya sekitar 2,5 tahun lagi,” tandas Eni.
Komprehensif
Di bagian lain, Kepala BKKBN Jawa Barat Wahidin menjelaskan, tujuan percepatan penurunan stunting adalah mewujudkan SDM yang sehat, cerdas, dan produktif, serta pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan melalui pencapaian target nasional prevalensi stunting yang diukur pada balita sebesar 14 persen pada 2024. Perpres sudah menetapkan sasaran yang ingin dicapai pada akhir periode kepresidenan tersebut. Sasaran meliputi tersedianya layanan intervensi sensitif maupun spesifik. Lihat tabel.
Target dan sasaran tersebut, terang Wahidin, dicapai melalui pelaksanaan lima pilar dalam Strategi Nasional Percepatan
17 Warta Kencana NOMOR 44 TAHUN 2022 • WARTA UTAMA
Penurunan Stunting sebagaimana tercantum dalam lampiran Perpres. Pilar pertama adalah peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian dan lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten dan kota, dan pemerintahan desa. Pilar ini dilakukan dengan cara meningkatkan komitmen percepatan penurunan stunting dan meningkatkan kapasitas pemerintah desa.
Pilar kedua adalah peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat. Implementasinya dalam tiga cara. Pertama, melaksanakan kampanye dan komunikasi perubahan perilaku yang berkelanjutan. Kedua, melakukan penguatan kapasitas institusi dalam komunikasi perubahan perilaku untuk penurunan stunting. Ketiga, melakukan penguatan peran organisasi keagamaan dalam komunikasi perubahan perilaku untuk penurunan stunting
Pilar ketiga adalah peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan sensitif di kementerian dan lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten dan kota, dan pemerintah desa. Ditempuh dengan dua cara. Pertama, melaksanakan konvergensi dalam perencanaan dan penganggaran, serta pelaksanaan kegiatan untuk meningkatkan jenis, cakupan, dan kualitas intervensi gizi di tingkat pusat dan daerah. Kedua, melaksanakan konvergensi dalam upaya penyiapan kehidupan berkeluarga.
Jumlah penduduk Jawa
Barat ini yang terbesar secara nasional. Wajar jika kemudian jumlah absolut stunting juga banyak.
Pilar keempat adalah peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada tingkat individu, keluarga, dan masyarakat. Yakni, memenuhi kebutuhan pangan dan gizi individu, keluarga, dan masyarakat termasuk dalam keadaan bencana. Kemudian, meningkatkan kualitas fortifikasi pangan.
Pilar kelima adalah penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset, dan inovasi. Implementasinya berupa penguatan sistem pemantauan dan evaluasi terpadu percepatan penurunan stunting, mengembangkan sistem data dan informasi terpadu, penguatan riset dan inovasi serta pengembangan pemanfaatan hasil riset dan inovasi, dan mengembangkan sistem pengelolaan pengetahuan.
Penandatangan nota kesepahaman
antara Perwakilan
BKKBN Jawa Barat dengan sejumlah perguruan tinggi dalam rangkaian kegiatan Rakerda Bangga Kencana 2022.
“Kerangka pendekatan yang digunakan dalam penyusunan RAN
PASTI setidaknya menggunakan tiga pendekatan, di mana pendekatan tersebut berfungsi untuk menajamkan seluruh kegiatan percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan pemerintah, pemerintah daerah, dan pemerintah desa menuju pada penerima manfaat dan berdampak pada penurunan stunting secara signifikan. Tiga pendekatan tersebut meliputi pendekatan intervensi gizi, pendekatan multisektor dan multipihak, serta pendekatan berbasis keluarga risiko stunting,” terang Wahidin.
Dengan demikian, RAN PASTI ini sudah sangat komprehensif. Saking lengkapnya, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan
Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan
Sekertariat Wakil Presiden
Suprayoga Hadi menyebutkan bahwa pemerintah daerah tak perlu membuat Rencana Aksi Daerah (RAD).
“RAN PASTI ini sebenarnya
turunan juga dari Stranas, jadi kita tiga tahun ini punya strategi nasional. Di daerah memang tidak diperlukan RAD. Arahan dalam RAN PASTI ini disesuaikan dengan konteks daerah masing-masing. Karena bagaimana pun tiap daerah berbeda-beda dan kami menyadari bahwa upaya percepatannya sudah tidak lama lagi untuk mencapai 14 persen,” ungkap
Suprayoga dalam acara Sosialisasi
RAN PASTI Regional I yang dihelat BKKBN beberapa waktu lalu. n NJP
Workshop Percepatan Penurunan Stunting Dari Hulu melalui Impelemtasi
Aplikasi Elsimil Bagi Calon Pengantin di GH Universal pada 23-24 Maret 2022.
18 Warta Kencana • NOMOR 44 TAHUN 2022
WARTA UTAMA
ENI GUSTINA Deputi KBKR BKKBN
Sasaran, Indikator, dan Target Antara Percepatan Penurunan Stunting
19 Warta Kencana NOMOR 44 TAHUN 2022 • WARTA UTAMA SASARAN INDIKATOR SASARAN TARGET 2024 Tersedianya layanan Intervensi Spesifik. Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapatkan tambahan asupan gizi. 90 Persentase ibu hamil yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan. 80 Persentase remaja putri yang mengonsumsi TTD. 58 Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI eksklusif. 80 Persentase anak usia 6-23 bulan yang mendapat Makanan Pendamping ASI. 80 Persentase anak berusia balita gizi buruk yang mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk. 90 Persentase anak berusia balita yang dipantau pertumbuhan dan perkembangannya. 90 Persentase anak berusia balita gizi kurang yang mendapat tambahan asupan gizi. 90 Persentase anak berusia balita yang memperoleh imunisasi dasar lengkap. 90 Tersedianya layanan Intervensi Sensitif Persentase pelayanan KB pascapersalinan. 70 Persentase kehamilan yang tidak diinginkan. 15,5 Cakupan calon PUS yang memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari pelayanan nikah (persen). 90 Persentase rumah tangga yang mendapatkan akses air minum layak di kabupaten/kota lokasi prioritas. 100 Persentase rumah tangga yang mendapatkan akses sanitasi (air limbah domestik) layak di kabupaten/kota lokasi prioritas. 90 Cakupan Bantuan Jaminan Nasional. Penerima Bantuan Iuran (PBI) Kesehatan (juta). 112,9 Cakupan keluarga berisiko Stunting yang memperoleh pendampingan (persen). 90 Jumlah keluarga miskin dan rentan yang memperoleh bantuan tunai bersyarat (juta). 10,0 Persentase target sasaran yang memiliki pemahaman yang baik tentang Stunting di lokasi prioritas. 70 Jumlah keluarga miskin dan rentan yang menerima bantuan sosial pangan (juta). 15,6 Persentase desa/kelurahan stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (ODF) 90
BAPAK ASUH
Bapak Asuh Anak Stunting
Sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Stunting
Nasional, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo sadar betul bahwa hajat besar menurunkan prevalensi stunting tidak bisa berjalan sendirian. Tidak pula hanya mengandalkan organ resmi kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian. Hasto merasa perlu untuk sebanyak mungkin pihak untuk terlibat aktif dalam ikhtiar akbar tersebut. Salah satunya dengan menjadi Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).
20 Warta Kencana • NOMOR 44 TAHUN 2022
UTAMA
WARTA
Peduli dan Berbagi Demi Turunkan Angka Stunting
Kepala BKKBN Jawa Barat Wahidin pada Malam Kadeudeuh Bapak Asuh Anak Stunting di Prime Park Hotel pada akhir tahun lalu.
Ajakan menjadi BAAS kali pertama diluncurkan melalui sepucuk surat Nomor 560.a /HL.01.01/G2/2022 yang diteken pada 7 Juni 2022. Inisiasi baru ini diharapkan mampu menjadi stimulasi partisipasi publik dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di Indonesia. Hasto mengajak seluruh bupati dan wali kota di Indonesia bersama-sama menggelorakan BAAS.
Hasto menjelaskan, BAAS merupakan aksi gotong-royong dari mitra, yaitu perusahaan pemerintah, swasta, kelompok masyarakat, dan individu untuk mengentaskan stunting dalam bentuk pemberian bantuan dalam rangka menurunkan kasus anak stunting di Indonesia. Gerakan ini menyasar bayi berusia di bawah lima tahun (Balita) pada keluarga prasejahtera dan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).
“Izinkan kami untuk menyampaikan bahwa berdasarkan data yang kami dapat dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, perkiraan jumlah balita stunting di Indonesia adalah sebanyak 5.706.435 orang, dengan persebaran antarkabupaten dan kota yang beragam. Untuk mempercepat upaya penurunan prevalensi balita stunting, BKKBN telah merancang program Bapak Asuh Anak Stunting,” ungkap Hasto dalam surat yang salinannya diterima Warta Kencana
“Sekaitan dengan hal tersebut, kami mohon perkenan Bapak/ Ibu Bupati/Wali Kota untuk
Untuk mempercepat upaya penurunan prevalensi balita stunting, BKKBN telah merancang program Bapak Asuh Anak Stunting.
menggelorakan dan mengimbau mitra potensial untuk menjadi Bapak Asuh Anak Stunting di kabupaten dan kota masingmasing. Adapun bentuk bantuan dari mitra tersebut dapat berupa corporate social responsibilty (CSR), dana persembahan, atau bentuk kepedulian lainnya yang diberikan dengan prinsip prinsip keikhlasan, tanpa ikatan dan seluruh prosedur dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” tambah Hasto.
Sebagai bahan referensi, BKKBN melampirkan contoh skema perhitungan kebutuhan biaya untuk kebutuhan intervensi gizi bulanan per anak dan pengelolaan Dashat. Namun demikian, bentuk kepedulian juga dapat diberikan dalam bentuk natura langsung kepada sasaran.
Penyediaan data target sasaran dan penjelasan mekanisme pelaksanaan program BAAS, sambung Hasto, akan disiapkan
Kepala Perwakilan BKKBN
Provinsi. Tentu, dengan tetap berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) yang membidangi urusan pengendalian penduduk dan keluarga berencana kabupaten dan kota.
Duta Bapak Asuh
Tak sampai sebulan setelah surat meluncur, Hasto membuat gebrakan baru. BKKBN mendaulat Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman menjadi Duta Bapak Asuh Anak Stunting Indonesia. Pengukuhannya dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2022 di Sleman, Yogyakarta. Hasto secara simbolik menyematkan selendang Duta Bapak Asuh Anak Stunting kepada Jenderal Dudung, sekaligus menandai dimulainya program BAAS.
Usai dikukuhkan, Jenderal Dudung langsung memerintahkan jajaran TNI AD untuk mendukung penuh program percepatan penurunan stunting. “Saya akan minta laporan secara signifikan per Koramil, per Kodim, per Kodam, bagaimana upaya-upaya peningkatan, baik upaya internal dengan cara penanaman lahan-lahan nonproduktif menjadi produktif, kemudian hasilnya kita berikan kepada masyarakat. Upaya eksternal, membantu pemerintah yaitu BKKBN menyelesaikan program-program pemerintah, sehingga diharapkan tidak ada lagi anak-anak stunting,” kata Dudung.
21 Warta Kencana
44 TAHUN 2022 •
UTAMA
NOMOR
WARTA
Workshop Penyusunan Grand Design Pembangunan Kependudukan Lima Pilar Bagi Kabupaten dan Kota di Jawa Barat pada 21-22 Maret 2022.
Konsolidasi persiapan orientasi Tim Pendamping Keluarga 2022 antara Perwakilan BKKBN Jawa Barat dengan pimpinan OPD KB Kabupaten dan Kota se-Jawa Barat.
Hasto Wardoyo Kepala BKKBN
Mantan Pangkostrad ini mengaku gelar yang diterimanya sebagai
Duta Bapak Asuh Anak Stunting Indonesia memiliki tantangan yang berat ke depannya. Karena itu, dia berkomitmen untuk terus melakukan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat mengenai pencegahan stunting dalam setiap kegiatan yang dijalaninya.
Sebab, lanjut Dudung, pencegahan stunting bisa dimulai sedini mungkin atau sebelum melakukan pernikahan. “Saya biasanya melakukan kunjungan ke perguruan tinggi untuk menyampaikan wawasan kecintaan Tanah Air dan bela negara. Nanti akan saya sampaikan pentingnya menghindari perkawinan usia muda. Jangan sampai tanpa pengetahuan mengakibatkan keturunan yang kurang baik,” ujarnya.
Dudung optimistis target penurunan stunting 14 persen pada 2024 akan terpenuhi jika semua pihak saling bersinergi menyelesaikan permasalahan bangsa ini. Bahkan, bukan tidak mungkin angka stunting turun hingga 10 persen dalam dua tahun ke depan.
“Ini yang kita harapkan dan kami mengajak seluruh masyarakat mari kita bergotong royong menuntaskan masalah ini. TNI Angkatan Darat tidak sanggup sendiri, harus bekerjasama dengan elemen-elemen yang kompeten terkait masalah ini,” kata dia.
Upaya eksternal, membantu pemerintah yaitu BKKBN menyelesaikan program-program pemerintah, sehingga diharapkan tidak ada lagi anak-anak stunting.
Mitra Strategis Percepatan Penurunan Stunting
Ihwal peran TNI, Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR)
BKKBN Eni Gustina langsung angkat jempol. Eni yang sudah melakukan roadshow ke sejumlah daerah di tanah air mengaku menyaksikan langsung keseriusan TNI dalam mendukung upaya percepatan penurunan stunting.
“Saya sangat mengapresiasi kepada jajaran TNI karena memang dari mulai Bapak Panglima sampai babinsa betul-betul mendukung, bahkan luar biasa mendukung, program pecepatan penurunan stunting. Kami melakukan roadshow
ke 10 provinsi, ternyata luar biasa. Ternyata semua wilayah sangat mendukung, termasuk dalam kegiatan TMKK misalnya. Dari semula target 2 juta akseptor, capaiannya melebihi target 2 juta tadi,” imbuh Eni.
Eni menyampaikan apresiasi tersebut pada Malam Kadeudeuh BAAS di Prime Park Hotel, Kota Bandung, beberapa waktu lalu. Lebih dari sekadar urusan stunting, Eni menilai TNI berperan besar dalam mendukung program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana), khususnya melalui kegiatan TNI Manunggal Bangga KencanaKesehatan Terpadu (TMKK) yang rutin dilaksanakan setiap tahun.
Eni mengaku surprise BAAS mendapat sambutan hangat berbagai lapisan. Ini membuktikan rakyat Indonesia merupakan bangsa yang peduli dan dermawan. Begitu KSAD Dudung mengatakan siap menjadi Duta Bapak Asuh Anak Stunting, sambung Eni, langsung waktu itu juga Kepala Staf Presiden Moeldoko mengatakan siap menjadi bapak asuh untuk 50 anak. Beberapa yang hadir juga mengatakan “Saya ambil sekian anak”, termasuk Pertamina, kemudian bank daerah, dan sejumlah pihak lainnya menyatakan keinginan untuk memberikan bantuan dalam bentuk BAAS.
Selama roadshow bersama Panglima TNI, Eni menemukan hampir semua Komandan Distrik
22 Warta Kencana • NOMOR 44 TAHUN 2022 WARTA UTAMA
Dudung Abdurachman Kepala Staf TNI AD
Workshop Pelayanan Keluarga Berencana Pascaersalinan kerjasama antara BKKBN Jawa Barat dengan JHPIEGO di de Java Hotel Kota Bandung.
Konsolidasi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK)
Perwakilan BKKBN Jawa Barat di Soreang pada 1213 April 2022.
Militer (Dandim) memiliki rata-rata 10 anak asuh stunting. Di level bintara pembina desa (Babinsa), rata-rata setiap babinsa memiliki satu anak asuh.
“Ya Allah, kadang saya berpikir ini sampai sebegitunya. Orang-orang merasa ini tugas kita bersama. Kami pun demikian. Jajaran kami di BKKBN, termasuk staf saya di Kedeputian KBKR. Bahkan, ada sembilan orang patungan dan punya satu anak,” papar Eni.
Eni berharap para Danrem dan Dandim bisa melihat langsung anak asuhnya. Dengan begitu, setiap bapak asuh bisa memonitor perkembangan anak asuh masingmasing. Jika anak asuh tersebut ternyata sudah “lulus”, maka bantuan bisa dialihkan kepada anak stunting lainnya.
“Kemarin misalnya kami mendapat laporan bahwa anak asuh yang kami dampingi ada yang sudah lulus. Dalam enam bulan itu ada yang berat badannya memenuhi
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyerahkan piagam penghargaan Duta Bapak Asuh Anak Stunting kepada KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
kriteria sesuai dengan berat badan anak seumur itu. Tinggi badannya juga sudah sesuai. ‘Ini kami masih punya uang lho, Bu,’ kata Kepala Dinas KB-nya. Lha kok masih sisa, ternyata tidak semua harus Rp 450 ribu sebulan. Di beberapa tempat, sejumlah makanan bergizi bisa didapatkan lebih murah dari harga perkiraan kami sebesar Rp 450 ribu per bulan,” kata Eni.
Signifikan
Seperti pepatah, hasil tak pernah mengkhianati proses. Buah dari gencarnya gerakan BAAS mulai menampakkan hasil. Kepala
BKKBN Hasto Wardoyo mengklaim program BAAS signifikan menurunkan kasus stunting. Klaim ini tidak lepas dari hasil evaluasi pencapaian kinerja sebagaimana
terlihat pada hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI).
“Pengalaman beberapa daerah memang Bapak Asuh Anak Stunting signifikan menurunkan kasus stunting. Ini menunjukan bahwa yang paling penting bagaimana asupan makan bergizi sampai ke mulut ibu hamil dan bayi. Seperti Karawang banyak sekali bapak asuhnya kalau kita liat datanya, kalau kita cuplik ini turun paling banyak. Di Sumatera Selatan banyak bapak asuhnya juga turun signifikan kasus stuntingnya,” kata Hasto dalam roadshow Menko PMK “Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Kabipaten dan Kota di Provinsi Jawa Barat” belum lama ini.
Berdasarkan SSGI 2021 prevalensi stunting di Jawa Barat sebanyak 24,5 persen. Pada 2022, sebanyak tujuh kabupaten dan kota, yaitu Subang, Karawang, Pangandaran, Banjar, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya dan Kuningan mengalami penurunan kasus stunting signifikan. n NJP
23 Warta Kencana NOMOR 44 TAHUN 2022 • WARTA UTAMA
DUTA BAPAK ASUH
Moncer di Ujung Pandemi
Percepatan penurunan stunting merupakan mandat baru, tugas tambahan yang diberikan kepada BKKBN. Di luar itu, BKKBN memiliki tugas utama sebagaimana diatur Undangundang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Yakni, bertugas melaksanakan pengendalian penduduk dan menyelenggarakan keluarga berencana.
Dalam melaksanakan tugasnya, BKKBN menjalankan enam fungsi utama dalam bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Pertama, perumusan kebijakan nasional. Kedua, penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria. Ketiga, pelaksanaan advokasi dan koordinasi. Keempat, penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi. Kelima, penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi. Keenam, pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi.
Tugas dan fungsi tersebut diturunkan menjadi sejumlah rencana kinerja yang diukur menggunakan indikator kinerja tahunan Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana). Terdapat 10 rencana kinerja yang diukur menggunakan 49 indikator untuk dilaksanakan Perwakilan BKKBN. Kinerja utama terentang mulai angka kelahiran total (total fertility rate/TFR), angka penggunaan kontrasepsi modern (modern
24 Warta Kencana • NOMOR 44 TAHUN 2022
Kinerja Utama BKKBN Jawa Barat 2022
PELAYANAN KB
Kepala BKKBN Jawa Barat bersama Ketua TP PKK Jawa Barat meninjau pelayanan KB di sela kegiatan Sarling Jabar.
contraceptive prevalence rate), jumlah kebutuhan yang belum terlayani (unmetneed), dan lain-lain hingga akuntabilitas pengawasan. Rencana Kinerja lihat Infografik.
Mari kita urai untuk masing-masing indikator. Kinerja penurunan TFR diukur menggunakan indikator pada kelompok wanita usia subur pada rentang usia 15-49 tahun. Pada 2022 ini, Jawa Barat dipatok target memenuhi target TFR 2,15. Hasilnya menggembirakan, hasil long form Sensus Penduduk 2020 menunjukkan tahun 2022 ini TFR sudah mencapai 2,11, sedikit lebih baik dari target semula.
Peningkatan prevalensi kontrasepsi modern diukur menggunakan indikator CPR modern. Dari target 65,95 persen pada 2022, laporan Sistem Informasi Keluarga menunjukkan capaian 62,96 persen atau 95,47 persen dari target.
Target meleset juga tampak pada kinerja penurunan unmetneed Dari target 14,09 persen, hasil Pendataan Keluarga 2021 menunjukkan unmetneed masih berkutat pada angka 16 persen. Sederhananya, dari 10 pasangan usia subur (PUS) yang ingin menggunakan kontrasepsi, 1-2 orang di antaranya tidak terlayani.
Kinerja penurunan angka kelahiran remaja yang ditandai angka age specific fertility rate (ASFR) 15-19 sebesar 25 kelahiran per 1.000 WUS 15-19 tahun sukses
terlampaui. Hasil long form Sensus
Penduduk 2020 menunjukkan
ASFR 15-19 pada 24,46/1.000.
Adapun kinerja peningkatan Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) yang semula dipatok 60,32 pada skala 0-100 hanya mampu mencapai 52,34. Sementara peningkatan median usia kawin pertama (UKP) perempuan yang diharapkan bisa memenuhi batas bawah 21 tahun masih terganjal pada usia 19,8 tahun.
Dari 10 rencana kinerja, kinerja ketujuh tentang “Meningkatnya pelaksanaan program Bangga Kencana di seluruh tingkat wilayah” memiliki indikator paling banyak, 35 indikator. Pada indikator jumlah keluarga yang melaksanakan pengasuhan dan pendampingan pembentukan karakter, BKKBN Jabar berhasil menyasar 705.440 keluarga, sesuai target yang dipatok 2022. Capaian 100 persen juga berhasil diraih untuk indikator jumlah pusat informasi dan konseling (PIK) remaja dan bina keluarga remaja (BKR) yang mendapat pembinaan program generasi berencana (Genre) sebanyak 5.348 remaja.
Yang mencolok, indikator jumlah keluarga yang mengakses Pusat Pelayanan Keluarga Sejahtera (PPKS). Dari target semula 11.552 keluarga, laporan akhir pada aplikasi New Siga hanya tercatat 183 keluarga. Angka ini menunjukkan capaian indiaktor hanya 1,59 persen. Angka jeblok juga pada indikator persentase kabupaten dan kota yang melaksanakan kegiatan usaha ekonomi keluarga. Dari target 80 persen, hanya berhasil diraih 27 persen.
Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga Nusantara Bergerak di AlunalunKabupaten Subang pada 12 Mei 2022.
Kinerja moncer tampaknnya sagat mencolok pada rumpun pengendalian penduduk. Indiaktor jumlah pemerintah daerah yang memanfaatkan grand design pembangunan kependudukan (GDPK) dalam penetapan parameter kependudukan pada perencanaan pembangunan daerah sebanyak 15 pemda seluruhnya tercapai. Satu pada tingkat provinsi dan 14 pada level kabupaten dan kota.
Target jumlah Rumah Data
Kependudukan (RDK) Paripurna yang terbentuk di Kampung KB sebanyak 300 unit, seluruhnya terbentuk. Pun jumlah kelompok kerja Bangga Kencana provinsi dan kabupaten/kota yang efektif di sembilan provinsi dan kabupaten/ kota seluruhnya terpenuhi. Cakupan implementasi pendidikan kependudukan di provinsi untuk tiga jalur (formal, nonformal, dan informal) juga tepenuhi.
Demikian pula dengan jumlah pemerintah daerah yang melaksanakan Sistem Peringatan Dini Pengendalian Penduduk bisa dilaksanakan di sembilan daerah sesuai target. Hal ini bisa dilihat dari Rencana Aksi Pemerintah Daerah dalam Aplikasi Sistem Informasi Peringatan Dini Pengendalian Penduduk (Siperindu).
Satu-satunya indikator rumpun pengendalian penduduk yang capaiannya meleset dari target adalah jumlah Kampung KB yang melaksanakan penanganan terpadu isu kependudukan. Dari target 349 kampung KB, tercatat
Konten Fest sekaligus peluncuran layanan konsultasi KB melalui WA Business Pasti KB secara hybrid dari kantor Perwakilan BKKBN Jawa Barat.
25 Warta Kencana NOMOR 44 TAHUN 2022 • WARTA UTAMA
hanya 319 kampung KB yang melaksanakan.
Pada rumpun keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, capaian indikator terkait tampak bervariasi. Pada indikator persentase fasilitas kesehatan (Faskes) yang siap melayani metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) misalnya. Dari target 50,91 persen faskes, nyatanya 99,98 faskes di Jabar siap melayani KB MKJP.
Indeks informasi metode
keluarga berencana, dari target
62,47 pada skala 0-100 tercatat
49,18. Persentase kesertaan KB di kabupaten dan kota dengan kesertaan rendah, dari target
63,40 persen hanya terpenuhi
57,47 persen berdasarkan hasil olahan New Siga. Persentase kehamilan yang tidak diinginkan sebanyak 20 persen bisa
terlampaui dengan capaian 11,93 persen. Kemudian, persentase pelayanan KB pascapersalinan dari
semula ditarget 48,20 persen bisa terlampaui dengan capaian 61,30 persen.
Pada rumpun Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi (Adpin), jumlah pemangku kepentingan dan mitra kerja yang berperan serta aktif dalam pengelolaan program Bangga Kencana tidak terlaporkan hasil capaiannya. Sementara persentase masyarakat yang terjangkau program Bangga Kencana dari target 65 persen bisa terlampuai menjadi 77,15 persen.
Indikator persentase penyuluh KB berkinerja baik yang ditargetkan sebanyak 75 persen tidak terlaporkan. Sementara jumlah pengelolaan Sistem Informasi Keluarga (Siga) untuk 27 kabupaten dan kota seluruhnya terpenuhi. Demikian pula dengan persentase cakupan perangkat dan jaringan sistem teknologi dan informasi di tingkat provinsi dan
Rencana Kinerja dan Indikator Kinerja BKKBN
Jawa Barat 2022
• Menurunnya angka kelahiran total. Meningkatnya angka prevalensi kontrasepsi modern.
Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi.
• Menurunnya angka kelahiran remaja. Meningkatnya Indeks Pembangunan Keluarga. Meningkatnya Median Usia Kawin Pertama Perempuan. Meningkatnya pelaksanaan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana di seluruh tingkat wilayah.
• Meningkatnya penyelenggaraan kegiatan pelatihan, penelitian dan pengembangan di Provinsi.
• Meningkatnya kualitas penyelenggaraan dukungan manajemen dalam pengelolaan program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana di Provinsi.
• Mewujudkan akuntabilitas pelaksanaan pengawasan lainnya di provinsi.
kabupaten/kota bisa terpenuhi 100 persen.
Berikutnya, jumlah pemerintah daerah yang mendapatkan fasilitasi penetapan data parameter Bangga Kencana untuk perencanaan dan evaluasi daerah pembangunan terpenuhi 10 pemerintah daerah. Data ini bersumber dari telaah dokumen Rencana Pembanguann Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Buku Profil Parameter Kependudukan.
Jumlah keluarga dengan baduta yang mendapatkan fasilitasi pembinaan 1000 hari pertama kehidupan (HPK) dari target 1.693.268 keluarga terlampaui menjadi 1.693.331keluarga.
Jumlah PIK remaja dan BKR yang mendapat fasilitasi pembinaan edukasi kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja putri sebagai calon ibu sebanyak 5.348 seluruhnya tercapai.
Jumlah kelompok bina keluarga lansia (BKL) yang mendapat fasilitasi pembinaan pelayanan ramah lansia sebanyak 1.615 BKL tercapai. Pun jumlah kelompok usaha peningkatan pendapatan keluarga akseptor (UPPKA) percontohan di Kampung KB yang mendapat fasilitasi dan pembinaan pemberdayaan ekonomi keluarga sebanyak 81 kelompok dapat tercapai.
Kemudian, jumlah RDK paripurna di Kampung KB yang mendapat fasilitasi pembinaan sebanyak 155 kampung KB. Demikian pula dengan jumlah kampung KB yang mendapat fasilitasi intensifikasi dan ekstentifikasi kegiatan Bangga Kencana sebanyak 27 kabupaten dan kota tercapai seluruhnya. Pun dengan 27 kabupaten dan kota yang mendapat sosialisasi Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas.
Berikutnya, jumlah faskes yang mendapat pemenuhan ketersediaan alat dan obat kontrasepsi (Alokon). Dari target 2.215 faskes, bisa dipenuhi 3.093 faskes atau mendekati 140 persen. Kampung KB yang mendapat fasilitasi pemberdayaan dalam rangka penurunan stunting di 27 kabupaten dan kota sebanyak 648 kampung KB bisa terfasilitasi.
BKKBN Jabar juga menghasilkan dua rekomendasi kebijakan
26 Warta Kencana • NOMOR 44 TAHUN 2022
WARTA UTAMA
PENGHARGAAN YANG DIRAIH BKKBN PROVINSI JAWA BARAT SELAMA TAHUN 2022
MANGGALA KARYA KENCANA (MKK)
1. Bupati Purwakarta Anne Ratna
2. Bupati Subang Ruhimat
3. Ketua TP PKK Bandung Barat Sonya Fatmala
4. Ketua TP PKK Kota Sukabumi Fitri Hayati Fahmi
DHARMA KARYA KENCANA (DKK)
1. Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Jawa Barat Atalia Praratya
2. Dokter Spesialis Obstetri, Ginekologi RS Cikalong Wetan, Ridwan Abdullah Putra
3. Dokter spesialis Obstetri, Ginekologi di RS Mitra Idaman, Kota Banjar, Djadja Kusnendar
4. Kepala Desa Cibeureum, Kota Banjar, Yayan Sukirlan
5. Ketua PC IBI Kabupaten Bandung Barat, Yeti Heryani
MANAJEMEN ANTI KORUPSI
Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat telah berhasil meraih Sertifikasi SNI ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan pada tanggal 23 November 2022. Sertifikat tersebut diterbitkan oleh PT. Garuda Sertifikasi Indonesia yang merupakan lembaga sertifikasi yang diakui oleh Komite Akreditasi Nasional.
hasil studi kasus stunting provinsi. Rekomendasi kebijakan tersebut berupa policy brief dari Departemen Gizi IPB University dan Fakultas Kedoketran Unpad.
Indikator lain terkait tata kelola percepatan penurunan stunting adalah layanan audit kasus, manajemen kasus kabupaten dan kota, dan koordinasi intensifikasi pelayanan KB di faskes dapat terlaksana di 27 kabupaten dan kota se-Jawa Barat. Yang tidak terlaporkan adalah penyelenggaraan koordinasi Satgas
Percepatan Penurunan Stunting Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Di bagian lain, jumlah data kasus stunting dan keluarga risiko stunting yang terverifikasi menghasilkan satu dokumen. Yakni, Hasil Verifikasi dan Validasi Data
Keluarga Berisiko Stunting 2022. Sementara jumlah kampanye percepatan penurunan stunting
PEGAWAI TELADAN NASIONAL
Juara III pada Pemilihan Pegawai
Teladan BKKBN Tingkat Nasional Tahun 2022, Syaiful Anwar
PELAYANAN KB
Juara Umum Tingkat Nasional pada Pelayanan Keluarga Berencana Serentak Sejuta Akseptor dalam rangka Hari Keluarga Nasional Ke29 Tahun 2022. Jawa Barat berhasil memberikan pelayanan KB kepada 243.328 akseptor.
ADUJAK GENRE NASIONAL
1. Terbaik I PIKR Percontohan Segmentasi Beraksi : SMAN 25 Bandung
2. Terbaik I PIKR Percontohan Segmentasi Berkolaborasi: UIN Sunang Gunung Djati Bandung
3. Terbaik III BKR Kembang Tanjung
4. Forum Genre Terbaik: Forum Genre Jawa Barat
5. Apresiasi Inovasi Peran Remaja dalam Pencegahan Stunting: Cafe Penting - Forum Genre Provinsi Jawa barat
6. Voice Your Right Segmentasi Berani - Moch. Jembar - Provinsi Jawa Barat
7. Harapan 1 Duta GenRe Nasional: M. Maulana Mansyur
tingkat provinsi dan kabupaten/ kota dapat terlaksana 216 kegiatan. BKKBN juga menghasilkan layanan Pemutakhiran Basis Data Keluarga Indonesia (PBDKI).
Kinerja berikutnya adalah meningkatnya penyelenggaraan kegiatan pelatihan, penelitian, dan pengembangan di tingkat provinsi dengan tiga indikator di dalamnya. Indikator persentase peserta diklat yang lulus dengan kategori baik dan sangat baik sebanyak 65 persen tidak terlaporkan.
Jumlah penelitian dan pengembangan Bangga Kencana yang digunakan sebagai input rumusan kebijakan Bangga Kencana di provinsi menghasilkan satu policy brief. Jumlah SDM eksternal yang mendapatkan pelatihan dan refreshing dalam rangka percepatan penurunan stunting, dari target
111.557 orang hanya terlaporkan 108 orang atau sekitar 0,1 persen.
TMKK TINGKAT NASIONAL
1. Kodim 0611/Garut
2. Sertu Riswanto, Babinsa Koramil 1102/Karawangpawitan, Garut
3. Kinik DKT Pangrango Kota Sukabumi
PEMUTAKHIRAN PK-21
1. Kabupaten/Kota Tepat Waktu Mendata dengan Capaian 100% pada Tanggal 31 Oktober 2022: Kota Banjar, Kota Sukabumi, Kabupaten Pangandaran
2. Kabupaten/Kota dengan Cakupan Kepala Keluarga Terverifikasi dan Tervalidasi Tertinggi: Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Indramayu
3. Strategi Pelaksana Terbaik: Perwakilan BKKBN Jawa Barat
4. Koordinator Bidang Adpin Terbaik: Herman Melani (Jawa Barat)
Kinerja peningkatan kualitas penyelenggaraan dukungan manajemen dalam pengelolaan program Bangga Kencana di provinsi (tiga indikator). Pertama, dukungan manajemen di provinsi selama 12 bulan. Kedua, kegiatan penyelenggaraan sekretariat percepatan penurunan stunting provinsi. Ketiga, layanan humas percepatan penurunan stunting tingkat provinsi dalam bentuk media gathering, peliputan, dan advertorial.
Terakhir, rencana kinerja mewujudkan akuntabilitas pelaksanaan pengawasan lainnya di provinsi. Pertama, indeks Zona Integritas (ZI) menuju
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) 85 pada skala 0-100 tercapai 77,53. Kedua, terlaksananya layanan pengawasan kegiatan percepatan penurunan stunting tingkat provinsi. n NJP
27 Warta Kencana NOMOR 44 TAHUN 2022 •
WARTA UTAMA
Wawancara Kepala Perwakilan BKKBN
Provinsi Jawa Barat
Kinerja Terbaik Penurunan Stunting
WAHIDIN
Kepala Perwakilan BKKBN
Provinsi Jawa Barat
Kinerja program pembangunan
keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana) Jawa Barat boleh dibilang cukup moncer. Hal ini
tecermin dari capaian indikator kinerja
sepanjang 2022. Di mana, hampir setiap target indikator bisa dicapai. Pun dengan
kinerja percepatan penurunan stunting yang menjadi mandat tambahan.
Bagaimana Kepala BKKBN Jawa Barat
Wahidin melihat capaian kinerja, berikut petikan wawancara dengan Warta
Kencana belum lama ini.
Pada umumnya sudah berjalan sesuai rencana. Data capaian kinerja menunjukkan hal itu. Namun, dari sejumlah indikator, sebagian di antaranya tidak bisa didapatkan setiap tahun. Contoh misalnya TFR, itu kan tidak dihitung setiap tahun. Maka itu dilakukan dengan proxy, dan itu dilakukan oleh teman-teman dari pusat. Saat ini, itu juga belum bisa kita dapatkan. Kemudian, berikutnya adalah ASFR 15-19. Itu juga belum kita peroleh hasilnya.
Adapun untuk data lain bisa didapatkan melalui sejumlah pencatatan dan laporan, salah satunya hasil Pendataan Keluarga. Untuk data lain sebenarnya ada data kepesertaan KB MKJP. Kemudian Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga).
28 Warta Kencana • NOMOR 44 TAHUN 2022
Bagaimana gambaran umum kinerja Bangga Kencana Jawa Barat sepanjang 2022?
Kecenderungan dari sisi CPR, apakah ada kenaikan?
Kalau kesertaan ber-KB, itu kalau tahun kemarin kan 58,9 persen. Tahun ini paling tidak harapanya di atas 60 persen. Hasilnya alhamdulillah, berdasarkan Siga kita berhasil mencapai 62,96 persen untuk kontrasepsi modern. Memang ini masih di bawah target sebesar 65,95 persen.
Kalau MKJP sendiri bagaimana?
Untuk MKJP saya sih berkeyakinan ya angkanya naik. Ini sesuai dengan tagline kita “Jabar Juara MKJP”. Dan, ketika kita melakukan monev ke lapangan, di tahun kemarin cukup intens pelayanan pelayanan MKJP, terutama MOW. Buat saya luar biasa. Harapanya akan berkontribusi peningkatan MKJP.
Bagaimana dengan Grand Design Pembangunan Kependudukan?
Nah, kalau Grand Design Pembangunan Kependudukan untuk provinsi sudah clear. Di beberapa kabupaten kota, ada yang sudah siap. Ada juga yang masih harus difasilitasi untuk pembentukan grand design Kemudian untuk pembentukan Kampung KB percontohan juga bisa tuntas targetnya.
Kemudian, kegiatan program prioritas nasional (Pro-PN) sebagian besar bisa kita penuhi. Ada satu atau dua yang angkanya gak sampai 100, tapi 98-an. Sebagian besar bisa kita capai.
Kalau secara keseluruhan, saya berkeyakinan sudah bisa disebut maksimal. Termasuk mungkin yang perlu dicatat juga kan, di akhir tahun kemarin kita memperoleh sertifikat ISO 37001 Sistem Manajemen Antisuap.
Wahidin
Kepala BKKBN Jawa Barat
Jadi, secara keseluruhan kinerja Bangga Kencana di Jabar ini sudahkah sesuai target?
Kalau secara keseluruhan, saya berkeyakinan sudah bisa disebut maksimal. Termasuk mungkin yang perlu dicatat juga kan, di akhir tahun kemarin kita memperoleh sertifikat ISO 37001 Sistem Manajemen Antisuap. ISO 37001 dapat digunakan untuk menanamkan budaya antisuap dalam sebuah organisasi/institusi negara maupun swasta. Standar ini mendeteksi potensi penyuapan, sehingga organisas/institusii bisa melakukan pencegahan sejak dini.
Jika dibandingkan dengan sebelum pandemi, apakah pelayanan sekarang sudah kembali normal?
Normal, sudah bisa berjalan seperti biasanya.
Apa yang masih menjadj pekerjaan rumah (PR) untuk 2023?
PR menurut saya yang pertama ASFR 15-19. Tetap menjadi penting walaupun secara bertahap kita turunkan karena memang karakter wilayahnya sangat luas penduduknya, sangat padat. Kaberagaman kebiasaan wilayah juga menyebabkan suatu wilayah tidak bisa diperlakukan dengan pendekatan yang sama. Ini masih menjadi PR bagaimana meningkatkan usia kawin pertama.
Kedua terkait stunting. Meski penurunanya tadi dikatakan sudah banyak,tapi untuk sampai ke 14 persen membutuhkan perjuangan yang luar biasa.
Apakah konvergensi penanganan stunting sudah berjalan?
Selama 2022 saya kira, saya merasakan sudah. Itu bagi saya sudah menjadi lompatan yang luar biasa. Ini salah satu indikator bagi saya terkait komitmen.
Secara kelembagaan, TPPS sudah mulai berjalan?
Iya betul, walaupun belum maksimal. Sudah ada pergerakan yang semakin baik dan diikuti oleh kabupaten dan kota. Tahun ini kita juga dua kali mengundang kabupaten dan kota yang dihadiri Pak Wakil Gubernur sebagai Ketua TPPS Provinsi Jawa Barat. n NJP
29 Warta Kencana NOMOR 44 TAHUN 2022 •
UTAMA
WARTA
Pengambilan gambar untuk Podcast Beken DPPKB Karawang tentang percepatan penurunan stunting bersama Wakil Bupati Karawang, Kepala BKKBN Jabar, dan Ketua IPKB Jabar.
Halal bihalal Lebaran Idulfitri 2022 keluarga besar Perwakilan BKKBN Jawa Barat di halaman kantor Perwakilan BKKBN Jawa Barat.
JABAR
WARTA
Salah satu pembeda tata kelola
penanganan stunting edisi Perpres
72/2021 dengan sebelumnya adalah
adanya kegiatan audit kasus stunting
(AKS). Kegiatan berlangsung dua kali dalam setahun di lokus yang ditetapkan masing-masing kabupaten dan kota. Bagaimana pelaksanaan edisi perdana AKS di Jawa Barat dan apa yang harus dibenahi pada 2023, berikut petikan wawancara dengan
Koordinator Program Manager Satuan
Tugas Percepatan Penurunan Stunting
Jawa Barat Muhammad Kodir di ruang
kerjanya belum lama ini.
Wawancara Khusus Koordinator Program
Manager Satgas PPS Provinsi Jawa Barat
Apa dan Bagaimana Audit Kasus Stunting
Upaya percepatan penurunan stunting mengacu kepada RAN PASTI, bagaimana pelaksanaannya di Jawa Barat?
RAN PASTI ini kan sebenarnya fokus pada dua poin, ya. Pertama, keluarga berisiko stunting (KBS) yang menjadi ranah dari BKKBN. Kemudian, yang kedua adalah AKS. Indikator-indikator lainnya tentu berkaitan dengan instansi atau sektor yang lain. Sejauh ini sih hasil laporan TPPS untuk level provinsi relatif sudah terisi. Nah, untuk level kabupaten ini belum semua yang melaporkan. Baru 17 kabupaten dan kota (Data akhir tahun, Desember 2022).
Bicara KBS, kalau mengacu ke dashboard BKKBN sebetulnya ada penurunan, dari 4 juta sekian jadi 4 juta. Untuk AKS, menurut informasi terakhir, penerapan anggaran untuk AKS sekitar 70,4 persen dari dana bantuan operasional keluarga berencana (BOKB). Kegiatannya juga sebetulnya 100 persen, semua melaksanakan. Hanya miss-nya masalah pelaporan yang terlambat.
30 Warta Kencana • NOMOR 44 TAHUN 2022
MUHAMMAD KODIR
Koordinator Program Manager Satgas Percepatan Penurunan Stunting Jawa Barat
Apa yang ditemukan dari dua kali pelaksanaan AKS pada 2022?
Alhamdulillah semuanya berjalan, meskipun tidak sesuai dengan jadwal. Tidak ideal lah tahun kemarin itu karena memang sosialisasi AKS sendiri kan dimulai Mei. Kemudian, anggaran juga turunnya terlambat, akhirnya AKS I yang sesuai siklusnya harusnya Juni kan tidak dilakukan Juni. Paling cepat itu Agustus, dari Kota Bekasi dan Kota sukabumi. Selain daerah itu (waktu pelaksanaannya) mundur. Tapi, alhamdulillah semuanya terlaksana di 27 kabupaten dan kota.
AKS I sudah menghasilkan intervensi dari beberapa lembaga yang merupakan tindak lanjut evaluasinya. Contohnya, Kota Sukabumi misalnya ditindaklanjuti dengan lembaga filantropi dari Dompet Dhuafa untuk penanganan dan pemberian makanan tambahan bagi auditee atau pihak yang diaudit. Di Kabupaten Sukabumi, ada bantuan dari Rumah Zakat untuk pembangunan WC komunal misalnya, pembangunan bioplok untuk satu lingkungan yang kebetulan wilayah itu wilayah auditee. Selain itu, juga ada beberapa bantuan dari pemerintah daerah melakukan tindak lanjut. Di Kabupaten Kuningan juga sama.
Untuk evaluasi AKS I relatif sudah terlaksana, meskipun belum semuanya. Walaupun begitu, laporannya sudah selesai semua. Kemudian laporan AKS II sudah selesai semua, tapi evaluasi rencana tindak lanjut (RTL) yang masih belum seluruhnya terealisasi.
Apa yang menjadi ukuran keberhasilan AKS?
Pertama, kita mendapatkan auditee dengan faktor risiko yang bervariasi. Kedua, setelah dilakukan kajian misalnya, ada keluar rekomendasi. Rekomendasi itu dilaksanakan oleh sektor terkait. Paling utama itu pentahelix-nya. Karena kalau kita mengandalkan pemerintah daerah, kita tahu bahwa pemda ini kan semua penganggaran itu sudah dilakukan dua tahun sebelumnya. Jadi, kalau kita bikin Musrengbang tahun ini, sebetulnya bukan tahun depan, tapi untuk dua tahun yang akan datang.
Dari 27 kabupaten dan kota di Jawa Barat, daerah mana yang dianggap mencolok dan layak diapresiasi atau layak dijadikan rujukan?
Pertama, ada Kota Sukabumi, kemudian Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Kuningan. Paling tidak dari indikator penyerapan anggaran yang realisasinya paling tinggi.
Apakah ada yang kurang dari sisi pelaksanaan AKS I dan II 2022?
Sebetulnya auditee itu kan lebih variatif dengan faktor risiko yang lebih mendekati ke arah stunting. Karena kan sasaran kita ke KBS. Ada temuan yang kita menilainya kayaknya belum masuk kategori berisiko. Tapi, ada indikator yang menurut kita tidak terlalu penting menjadi auditee, contohnya dari segi ekonomi bagus, pekerjaan bagus, tapi karena mungkin pola asuh yang kurang.
Dari temuan AKS, khususnya kajian tim pakar, apa yang paling mempengaruhi terjadinya kasus stunting?
Kalau dilihat faktor risiko, sasaran AKS itu ada empat kelompok. Meliputi calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, dan balita. Kalau untuk calon pengantin sendiri, faktor risiko yang paling banyak muncul beberapa kasus yang diaudit itu permasalahan gizi dan juga paparan asap rokok. Untuk ibu hamil memang yang paling tinggi kita rekap itu terkait empat terlalu (4T): terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat, terlalu sering. Masalah gizi juga ada. Selain itu juga ada penyakit penyerta. Nah, itu yang masih menjadi tantangan juga.
Kalau balita, dalam kasus yang diaudit itu terdapat kondisi gizi kurang atau buruk. Ada juga yang terindikasi pendek, lalu juga masalah pemberian pola nutrisinya yang tidak sesuai. Masalah faktor lingkungan juga masuk. Penyakit penyerta juga masuk. Lalu komplikasi saat lahir. Misalnya, pada saat dilahirkan anaknya kondisi berat badannya kurang dari 2.500 gram atau panjangnya kurang dari 48 centimeter. Bisa juga pada saat dia lahir dalam kondisi sesak. Termasuk juga ada masalah penyakit infeksi saluran pernafasan atas. Untuk ibu pascasalin, yang paling banyak itu terkait pengetahuan masalah pemberian air susu ibu (ASI), masalah 4T, kelelahan, dan lainlain. Nah, itu yang kita identifikasi dari AKS I dan II tahun 2022 kemarin.
Talkshow tentang kesehatan reproduksi bagi remaja Jawa Barat sekaligus sosialisasi program percepatan penurunan stunting di studio Radio Bobotoh Bandung.
31 Warta Kencana NOMOR 44 TAHUN 2022 • WARTA UTAMA
Audiensi Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat dengan Asisten Teritorial Kodam III Siliwangi di Makodam III Siliwangi, Jalan Aceh, Kota Bandung.
Untuk 2023, pembelajaran apa yang bisa diambil dari pelaksanaan AKS 2022?
Sebelum ke sana, saya coba tambahkan sedikit. Untuk AKS I itu ada 93 desa di 52 kecamatan yang menjadi sasaran, dari 627 kecamatan di Jawa Barat. Kemudian, untuk AKS II ada 48 kecamatan. Yang menarik sebetulnya tadi, ada tambahan dikit, itu ada salah satu ibu auditee yang terkena HIV. Nah, itu sudah ditangani serius juga oleh puskesmas.
Kembali ke pertanyaan tadi. Pertama, tahun ini kita akan coba menyinergikan lokusnya itu sesuai dengan lokus yang ada di kabupaten dan kota yang sudah ada SK-nya. Kedua, kita akan tetap mengacu kepada panduan AKS yang memang saat ini panduannya belum ada perubahan. Untuk yang pertama, dicari lokasi yang paling banyak kasusnya. Kedua, yang datanya paling lengkap. Ketiga, --permintaan dari pimpinan
BKKBN--dicari tapi faktor risikonya berbeda dengan yang 2022, meskipun mungkin ini ada sulit.
Yang paling penting, kita akan melakukan jadwalnya sesuai. Targetnya AKS I selesai Juni, kemudian AKS II pada Desember. Dengan begitu, pada akhir tahun sudah selesai kegiatannya. Untuk pendekatan intervensi dan tata laksananya lebih ke arah pelibatan seluruh stake holders, termasuk melibatkan lembaga filantropi.
Kemudian, sesuai dengan arahan salah satu tim pakar, adalah bagaimana setiap intervensi auditee tak perlu sampai jauhjauh ke kabupaten/kota. Kalau kalau bisa oleh RT/RW, bisa diselesaikan di tingkat RT atau RW. Mendekatkan kepada sasaran yang lebih tepat dan cepat.
Kemudian, dari hasil AKS ini kita bisa mengintegrasikan programprogram yang ada di BKKBN sebagai wadah untuk memberikan tata laksana pada AKS. Sebut saja misalnya pelibatan BKB, kampung
Peringatan hari jadi PKK sekaligus pencanangan kegiatan Kesatuan Gerak PKK Tingkat Provinsi Jawa Barat di Gedung Merdeka, Kota Bandung.
KB, gerakan dapur sehat atas stunting (Dashat), bapak asuh anak stunting (BAAS). Apalagi tahun ini ada rencana revitalisasi kampung KB, termasuk kelompok-kelompok kegiatan. Itu menjadi semacam inkubator percepatan penurunan stunting versi BKKBN tentunya. Juga kita akan melibatkan lintas sektor tentu saja.
Dari sisi tata laksana, apakah tim teknis dan tim pakar itu sudah berjalan efektif?
Tidak ada masalah. Mereka sudah berjalan sesuai tugas pokok dan fungsi mereka.
Sebetulnya, penentuan keberhasilan AKS itu di titik mana?
Sebetulnya semua sangat menentukan dan sangat penting. Tapi yang paling penting dari itu semua adalah setelah ada rekomendasi dilakukan tindak lanjut, evaluasi tindak lanjut. AKS I sudah melalui semua tahapan itu. Jadi, sia-sia kalau ada satu tahapan yang terlewat. Kalau tindak lanjut itu ada sifatnya segera dan terencana, ya. Jadi, memang kalau yang segera, kalau kita identifikasi dari pelaporan kemarin itu selesai di akhir Desember.
Hanya memang yang terencana ini yang membutuhkan waktu. Ada yang akhir tahun ini baru akan selesai. Jadi, tergantung kebutuhannya. Yang terencana ini kan kaitannya misalkan seperti pembangunan infrastruktur, pengadaan jamban, dan lain-lain.
n NJP
Aktivitas di Kafe Stunting yang dikelola Forum Genre Kabupaten Cianjur. Selain melatih kewirausahaan, kafe ini sekaligus menjadi aksi nyata kepedulian terhadap stunting.
32 Warta Kencana • NOMOR 44 TAHUN 2022 WARTA UTAMA
Capaian Stunting di Kota Tahu
Ada yang menarik dari tata kelola percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sumedang. Inovasi yang dihasilkan Kota Tahu tersebut mencuri perhatian seantero negeri. Tak terkecuali Presiden Joko Widodo.
Istana kesengsem aplikasi Sistem
Informasi Pencegahan Stunting
Terintegrasi (Simpati) yang dianggap
efektif mencegah stunting. Yang menjadi
ironi, hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan prevalensi stunting Kabupaten Sumedang naik tajam.
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir mendapat undangan khusus membeberkan sejumlah cara yang memanfaatkan teknologi digital dalam penanganan stunting ke Istana. “Apa yang kami lakukan? Intinya kami menggunakan teknologi sebagai tools, yaitu sistem pemerintahan berbasis elektronik,” kata Dony usai rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta belum lama ini.
Dony menjelaskan, dalam aplikasi tersebut seluruh pihak dapat memahami cara untuk menekan angka stunting pada anak. Melalui Simpati, setiap data dari penimbangan berat badan, lingkar kepala, tinggi badan balita dapat terekam dengan baik. Kemudian, masing-masing desa atau kelurahan di Sumedang dapat menuliskan berbagai kendala dalam penurunan stunting dalam aplikasi tersebut.
33 Warta Kencana NOMOR 44 TAHUN 2022 • WARTA UTAMA
RUJUKAN NASIONAL
Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menyampaikan keterangan pers tentang aplikasi Simpati usai bertemu Presiden Joko Widowo di Istana Merdeka Jakarta.
Simpati, kata Dony, layaknya himpunan data spasial kewilayahan yang dilengkapi dengan data statistik. Terdapat data mengenai desa dengan tingkat stunting tertinggi, kemudian data anak penderita stunting, hingga analisis penyebab stunting dan cara untuk mengurangi stunting di setiap desa.
“Setiap desa ada kendala permasalahan stunting yang berbeda-beda. Kemudian, melalui artificial intelligence kita kasih rekomendasinya,” ujar dia.
Dengan begitu, kata Dony, penanganan stunting pada setiap desa akan berbeda sesuai dengan akar permasalahan yang dihadapi. “Inilah bagian dari mengolaborasikan, mengorkestrasikan seluruh komponen yang ada untuk menangani stunting,” kata dia.
Paparan Bupati Dony memukau Presiden Jokowi. Jokowi memerintahkan Dony untuk berkeliling ke setiap provinsi guna membantu penanganan stunting. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan aplikasi tersebut bakal diuji coba untuk digunakan di 50 daerah kabupaten dan kota.
Ada 50 kabupaten dan kota yang dipilih merupakan wilayah dengan angka stunting yang tinggi. Maka, perlu uji coba melihat manfaat aplikasi tersebut di wilayah lain. “Saya sudah minta izin sama Pak Bupati kemarin,” kata Budi dalam kesempatan terpisah.
Budi mengapresiasi aplikasi Simpati itu sebagai komitmen untuk penanganan stunting. Selain itu, menurutnya, aplikasi itu pun bisa bermanfaat untuk diadopsi bagi daerah lain.
“Jadi saya ingin datang dan melihat langsung apa yang dilakukan Kabupaten Sumedang dan bisa membantu terkait apa saja yang dibutuhkan Sumedang dalam penurunan angka stunting ini,” kata Budi.
“Pak Presiden minta saya untuk keliling setiap provinsi untuk memaparkan hal ini,” kata Dony di Istana Merdeka.
Menurut Dony, ketika sesuatu kebijakan dibuat berdasarkan data maka akan menghasilkan hasil yang baik. Termasuk dalam penerapan penurunan stunting
“Kata kuncinya adalah good data make good decision and good result,” kata Dony.
“Arahan Bapak Presiden, Pak Bupati langsung dikirim ke sana untuk bisa mereplikasi, membantu bupati dan wali kota di daerah-daerah yang stuntingnya masih tinggi tapi nilai SPBEnya mencukupi agar bisa segera mengulangi suksesnya beliau,” Menkes Budi menambahkan.
Prevalensi Naik
Tiba-tiba kabar mengejutkan datang. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 yang
menjadi rujukan data prevalensi stunting nasional dirilis pada 25 Januari 2023 menyebutkan Kabupaten Sumedang memiliki prevalensi stunting sebesar 27,6 persen. Angka prevalensi tertinggi di Jawa Barat. Juga naik dari sebelumnya sebesar 22 persen.
Menanggapi hal itu, Bupati Dony mengaku berbagai langkah adaptasi dan intervensi penanganan stunting terintegrasi telah dilakukan Kabupaten Sumedang. Hasilnya positif sebagaimana terlihat pada data penurunan stunting sampai 2021. Baik itu berupa data hasil survei (Riskesdas, SSGI, SSGBI, Baseline Program BISA), maupun data periodik surveilans gizi melalui kegiatan Bulan Penimbangan Balita setiap Februari dan Agustus.
Terkait kenaikan prevalensi, Dony mengaku sudah bertanya langsung kepada Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan. Dony menilai kenaikan untuk daerahnya tidak wajar.
“Setelah kami konfirmasi ke BKPK, dijelaskan bahwa hasil SSGI 2022 tersebut bukan rapor atas kinerja intervensi stunting pemerintah daerah. Tetapi merupakan baseline untuk menetapkan strategi makro intervensi pada 2023,” ujarnya kepada wartawan di Command Center Sumedang belum lama ini.
Berdasarkan hasil SSGI 2022, kata Dony, angka wasting Kabupaten Sumedang menurun dan merupakan salah satu yang
34 Warta Kencana • NOMOR 44 TAHUN 2022 WARTA UTAMA
Peringatan Hari Keluarga Nasional 2022 secara daring dari Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung. Adapun puncak peringatan nasional berlangsung di Kota Medan.
Anggota Komisi IX DPR RI Dewi Asmara menyampaikan sosialisasi percepatan penurunan stunting bagi remaja di Kabupaten Sukabumi.
terendah di Jawa Barat. Hal tersebut tentunya menunjukkan keberhasilan upaya pencegahan gizi buruk.
“Survei SSGI di Kabupaten Sumedang dilaksanakan pada 579 rumah tangga, 633 balita, 25 kecamatan, dan 66 desa. Proporsi umur balita sampel SSGI sebagian besar adalah balita berumur 24-59 bulan (76,31 persen). Balita yang berumur 0-23 bulan, yang notabene menunjukan prioritas 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) justru hanya 23,69 persen. Populasi yang diukur dilakukan dengan metode stratified 2 stage sampling yang diambil random dari blok sensus. Bukan sampling purposif per kelompok usia,” ujarnya.
Dony menuturkan, menyikapi hasil survei SSGI dimaksud, walaupun hasilnya tidak wajar, pihaknya menghargainya sebagai umpan balik untuk perbaikan. Pemda Kabupaten Sumedang sendiri sudah melakukan pengukuran ulang pada rumah tangga sampel yang mempunyai Balita
DIGITAL
Penampakan interface aplikasi Simpati yang dikembangkan Pemerintah Kabupaten Sumedang sebagai pangkalan data sekaligus tools pengendalian program percepatan penurunan stunting
terhadap 633 Balita (sasaran SSGI) yang dilakukan oleh nutrisonis Puskesmas dibantu oleh petugas lainnya. Diperoleh data stunted 136 orang dari 633 Balita atau 21,48 persen. Dilihat dari hasil validasi tersebut, Kabupaten Sumedang mengalami penurunan 0,56 persen dibanding hasil SSGI 2021 sebesar 22 persen.
“BKPK memberikan penegasan bahwa daerah adalah pihak yang paling memahami bagaimana situasi dan kondisi permasalahan. Serta bagaimana penanganan stunting diimplementasikan, termasuk dalam pengukuran data. Jika daerah sudah mempunyai coverage data dan mekanisme pengukuran yang baik dan terstandar untuk seluruh lokus
pengukuran. Seperti acuan yaitu SSGI, maka daerah bisa memanfaatkan data e-PPGBM (hasil Bulan Penimbangan Balita) untuk melakukan evaluasi penurunan stunting,” paparnya.
“Kabupaten Sumedang saat ini termasuk daerah yang sudah mempunyai coverage data dan mekanisme pengukuran yang baik dan terstandar. Karena itu pula, dalam melakukan evaluasi dan menentukan strategi penurunan stunting, Pemda Kabupaten Sumedang merujuk pada data e-PPGBM yang terintegrasi dengan platform Simpati (by name by adress). Bahwa angka Prevalensi stunting Kabupaten Sumedang tahun 2022 adalah 8,27 persen,” tambahnya lagi.
Dony menegaskan, data tersebut valid dan akuntabel karena berdasarkan coverage pengukuran mencapai 97 persen. Serta dilakukan melalui mekanisme pengukuran yang terstandar berdasarkan lima standar (pengukur, alat ukur, SOP pengukuran, pelaksanaan pengukuran, dan validasi data). n NJP
35 Warta Kencana NOMOR 44 TAHUN 2022 • WARTA UTAMA
Media Jabar Kompak Dukung
Percepatan Penurunan Stunting
Ikhtiar percepatan penurunan stunting di Jawa Barat mendapat suntikan darah segar. Kali ini datang dari para jurnalis dan pemerhati program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Bangga Kencana) yang
tergabung dalam Ikatan Penulis
Keluarga Berencana (IPKB) Jawa Barat.
Perkumpulan jurnalis yang berdiri sejak
20 Mei 1973 ini memastikan diri untuk ambil bagian dalam upaya percepatan
penurunan stunting di Jawa Barat dengan cara memanfaatkan segenap potensi dan jejaring media di Jawa Barat.
Dukungan tersebut mengemuka dalam forum konsolidasi media menjelang buka pusa bertajuk “Penguatan Peran Media dalam Percepatan Penurunan Stunting di Jawa Barat” yang dihelat di Aston Pasteur Hotel, Jalan Djunjunan, Kota Bandung, Senin 25 April 2022. Ketua IPKB Jawa Barat Najip Hendra SP menegaskan bahwa IPKB siap berada di garda depan advokasi dan penyebarluasan informasi percepatan penurunan stunting di Jawa Barat. Lebih dari sekadar lisan, komitmen dukungan terhadap penurunan stunting maupun program Bangga Kencana dituangkan dalam bentuk kesepahaan bersama yang diteken sesaat sebelum forum konsolidasi media dihelat.
“Keanggotaan IPKB bukan semata jurnalis atau wartawan yang sehari-hari meliput KB atau Bangga Kencana. Dalam menjalankan tugasnya, anggota IPKB senantiasa akrab dengan isu-isu sosial, ekonomi,
36 Warta Kencana • NOMOR 44 TAHUN 2022
NOTA KESEPAHAMAN
Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Wahidin dan Ketua IPKB Jawa Barat Najip Hendra SP menandatangani nota kesepahaman tentang kolaborasi pemantaan media dalam sosialisasi Bangga Kencana.
politik, hingga kebudayaan. Ini yang kemudian menjadikan jejaring IPKB sangat luas, sehingga menjadi modal dalam melakukan advokasi kepada para pengambil kebijakan. Mereka adalah mitra Bapak/Ibu di kabupaten dan kota dalam menggelorakan program Bangga Kencana, khususnya saat ini fokus pada isu-isu stunting,” ungkap Najip.
Tak ayal, dukungan IPKB membuat
bungah Deputi Advokasi, Penggerakkan, dan Informasi
BKKBN Sukaryo Teguh Santoso, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa
Barat Wahidin, dan Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan
Manusia Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Jawa Barat
Idham Rahmat. Ketiganya berharap
IPKB mampu berkolaborasi dan menjalankan perannya secara nyata di masyarakat.
“Upaya percepatan penurunan stunting di Jawa Barat mendapat dukungan luar biasa. Bila sebelumnya mendapat dukungan dari kalangan akar rumbut di desa dan kelurahan, kali ini datang dari salah satu kekuatan demokrasi kita: Pers. Media. Kita semua bersyukur mendapat dukungan dari komunitas para pencerah kehidupan. Keterlibatan media juga menjadi bukti nyata kolaborasi pentahelix di Jawa Barat,” ungkap Idham Rahmat.
Ketua Divisi Perencanaan dan Penganggaran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Jawa Barat ini menilai peran media sangat penting untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat tentang pencegahan
stunting. Dengan jumlah absolut stunting mencapai lebih dari 1 juta anak, diperlukan kerja keras dan kolaborasi serta cara-cara baru untuk mendorong terjadinya perubahan perilaku di masyarakat.
“Ada 1 juta anak Jawa Barat teridentifikasi stunted. Kita butuh super team untuk melakukan percepatan penurunan stunting Stunting harus menjadi common enemy, musuh bersama kita semua. Kalau bicara regulasi, kita berusaha memerangi stunting mulai hulu hingga hilir. Meminjam istilah Johan Cruyff, upaya percepatan penurunan stunting harus dilakukan dengan menggunakan strategi total football,” tandas Idham.
Jika semua pihak sudah menjadikan stunting sebagai musuh bersama, maka gerakan yang dilakukan tidak lagi dibatasi nomenklatur kegiatan atau anggaran. Gerakan tersebut menjadi ruh bersama demi mewujudkan generasi hebat di kemudian hari. Adalah tugas media untuk menghembuskan ruh itu melalui karya-karya jurnalistik yang bernas dan berkualitas.
Pendekatan Hulu, Pendekatan Keluarga
Sukaryo Teguh Santoso yang datang secara khusus dari Jakarta menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap program Bangga Kencana, khususnya terkait komitmen kepemimpinan daerah
dalam mendukung percepatan penurunan stunting di mana
BKKBN mendapat mandat sebagai Ketua Pelaksana di tingkat pusat. Mantan Kepala Perwakilan
BKKBN Jawa Barat ini berharap kebersamaan BKKBN dan Pemprov Jawa Barat terus terjalin.
Di sisi lain, Teguh juga berharap kalangan media bisa menjadi kekuatan baru untuk mempercepat penurunan stunting. Kepada awak media yang hadir dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Barat, Teguh menjelaskan bahwa masuknya
BKKBN ke dalam strategi besar percepatan stunting tidak berarti melupakan tugas pokoknya dalam pengendalian penduduk dan keluarga berencana. Sebaliknya, strategi percepatan stunting kini memberikan perhatian lebih kepada aspek pencegahan, mulai dari perencanaan keluarga hingga 1.000 hari pertama kehidupan.
“Kalau bicara stunting kita sudah clear. Kita memang harus serius memerangi stunting. Mungkin yang diburu bukan yang sekarang stunting, yang 24,45 persen di Jawa Barat. Sekarang itu kecenderungannya yang diburu adalah itu. Padahal, itu akan selesai sendiri. Mereka akan menjadi alumni. Tetapi yang harus kita tangani betul adalah jangan sampai yang sekarang mau hamil, kemudian mau melahirkan, atau ke depan mau nikah ini pada pertengahan 2024 ini melahirkan dengan label stunting,” ungkap Teguh.
“Jadi, memang pendekatan strategi nasional percepatan penurunan
WARTA JABAR 37 Warta Kencana NOMOR 44 TAHUN 2022 •
Kegiatan Adujak Genre Tingkat Nasional 2022 yang digelar BKKBN Pusat. Tampak kontingen Jawa Barat tengah unjuk kabisa di hadapan tim juri.
Kepala BKKBN Jabar dan Koordinator Bidang Adpin menghadiri Musyawarah Daerah Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana Jawa Barat di Bandung pada 10-11 Agustus 2022.
stunting adalah pencegahan. Nah, itulah hakikat pencegahan melalui keluarga. Pendekatan hulu. Mencegah jangan sampai ada kelahiran baru yang tergolong balita stunting,” tambah Teguh.
Teguh berpesan kepada pengurus IPKB Jawa Barat yang baru saja dikukuhkan untuk berperan aktif memberikan edukasi kepada masyarakat. Hasil evaluasi media yang dilakukan BKKBN menunjukkan adanya stigma bahwa stunting merupakan sebuah penyakit dan mereka yang teridentifikasi stunting kerap diidentikkan dengan perisakan (bullying). Bagi keluarga, hal ini tentu tidak menguntungkan secara psikologis.
“Ini perlu diluruskan, stunting bukan penyakit. Bukan aib. Itu bisa dipulihkan dengan cara pengasuhan yang baik, penanganan yang baik, antara orang tua dan anak. Media perlu mengambil peran ini, memberikan pencerahan kepada masyarakat,” ungkap Teguh.
Disinggung mengenai kelembagaan, Kepala BKKBN Jawa Barat Wahidin menjelaskan bahwa Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Jawa Barat merupakan yang pertama terbentuk di Indonesia. Gubernur Ridwan Kamil menekan keputusan TPPS pada 20 Desember 2021, sehari jelang terbitnya RAN PASTI pada 21 Desember 2021. Namun demikian, kelembagaan di tingkat kabupaten dan kota tersendat karena sejumlah alasan.
Meski begitu, Wahidin menilai keberhasilan penurunan stunting membutuhkan sebuah kolaborasi strategis antara pemangku kepentingan, termasuk media. Menurutnya, media menjadi salah satu pilar dalam strategi nasional percepatan penurunan sunting Dalam hal ini terkait perubahan perilaku dan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi).
“Di sinilah peran IPKB menjadi sangat penting. Harapan kami, teman-teman IPKB bisa membantu untuk melakukan KIE kepada masyarakat. Selain di provinsi, tentu saja di kabupaten dan kota bisa berkomunikasi dengan para kepala OPD KB untuk meningkatkan koordinasi dalam mengawal pemberitaan penurunan stunting ini,” harap Wahidin.
Semangat Baru
IPKB Jawa
Barat
Sementara itu, IPKB Jawa Barat kini memiliki nakhoda baru sepeninggal mendiang Dadi Ruswandi yang berpulang tahun lalu. Najip Hendra SP yang sebelumnya mendampingi dua ketua IPKB, Soeroso Dasar dan Almarhum Dadi Ruswandi, didapuk meneruskan tampuk kepemimpinan IPKB Jawa Barat sampai 2025 mendatang. Najip
dikukuhkan Kepala BKKBN Jawa
Barat Wahidin di hadapan para kepala OPD KB se-Jawa Barat dan para Ketua IPKB Kabupaten/Kota se-Jawa Barat sesaat sebelum forum konsolidasi media dimulai. Naiknya Najip ke tampuk utama menandai tumbuhnya regenerasi dan semangat baru IPKB Jawa Barat.
Dalam mendjalankan tugasnya, Najip dibantu 17 orang pengurus dari berbagai kalangan, baik jurnalis, akademisi, pegiat pemberdayaan masyarakat, organisasi kemasyarakatan, hingga content creator dan pegiat zakat. Di samping itu, kepengurusan IPKB Jabar juga diperkuat sejumlah analis kependudukan dan keluarga berencana dan pranata humas dari internal BKKBN Jabar. Susunan lengkap Pengurus Daerah IPKB Jawa Barat Masa Bakti 2020-2025 dapat dilihat pada infografik. n IHQ
Pengurus IPKB Jawa Barat 2020-2025
Ketua : Najip Hendra SP
Wakil Ketua : Arif R. Zaidan
Wakil Ketua : Marina Ayu Viniriani
Sekretaris : Novi Hidayati Afsari
Wakil Sekretaris : Irfan Haniful Qoyyim
Wakil Sekretaris : Roy Primera
Bendahara : Tenang Safari
Wakil Bendahara : Aditya Utami Dewi
Wakil Bendahara : Hendra Kurniawan
Bidang Bidang
Organisasi dan Keanggotaan : Wiwin Winarni
Kerjasama Antarlembaga : Mantoyo Naga Ade Wartono
Penelitian dan Pengembangan : Husein Fauzan
Media Cetak : Novianti Nurulliah
Media Televisi : Nova Nugraha
Media Online/Sosial : Heru Bakti
Bambang Dwi Nugroho
Media Radio : M. Wildan Pratomo
Korwil Bandung Raya : Ghiok Riswoto
Korwil Priangan Timur : Aa Mamay
Korwil Bekasi-Purwasuka : Achmad Syafariel
Korwil Cirebo Raya : Akim Garis
Korwil Bogor Raya : Agus Rustandi
WARTA JABAR 38 Warta Kencana • NOMOR 44 TAHUN 2022
AUDIENSI
Unpad-BKKBN Siap
Bersinergi Turunkan Stunting
Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad)
Rina Indiastuti memastikan siap mendukung dan berkolaborasi dengan
Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) dalam upaya percepatan penurunan stunting di Jawa Barat. Rina mengungkapkan
hal itu saat menerima audiensi Deputi
Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN
Bonivasius Prasetya Ichtiarto dan rombongan di Ruang Rapat Rektor Unpad, Kampus Jatinangor.
Turut mendampingi Rektor antara lain Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Hendarmawan, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Widya Setiabudi
Sumadinata, Direktur Kerjasama dan Korporasi Akademik Budi Setiabudiawan, dan sejumlah pejabat terkait. Dari pihak BKKBN, turut mendampingi Bonivasius antara lain Kepala
Perwakilan BKKBN Jawa Barat Wahidin, Direktur Kerjasama Pendidikan Kependudukan, Koordinator Pendamping Perguruan Tinggi, dan Koordinator
Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Jawa Barat Irfan Indriastono.
“Sebagai lembaga pendidikan tinggi, Unpad sangat concern pada pengembangan tri dharma perguruan tinggi. Dalam hal ini, kolaborasi pencegahan stunting sangat terbuka untuk dilakukan melalui program pendidikan dan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat,” ungkap Rina.
WARTA JABAR 39 Warta Kencana NOMOR 44 TAHUN 2022 •
Rektor Unpad Rina Indiastuti menerima rombongan BKKBN yang dipimpin Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Bonivasius Prasetya Ichtiarto.
Menanggapi tawaran tersebut, Bonivasius menilai banyak hal yang bisa dikolaborasikan antara BKKBN sebagai koordinator pelaksana percepatan penurunan stunting dengan Unpad sebagai lembaga pendidikan tinggi. Setidaknya hal itu bisa dilakukan dengan mengimplementasikan program atau kegiatan yang sudah berjalan.
Salah satunya terkait penguatan
Pojok Edukasi Kependudukan untuk Masyarakat (Pesat).
“Dalam konteks pengabdian masyarakat seperti disampaikan Bu
Rektor, kolaborasi bisa dilakukan dalam pelaksanaan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) Tematik dengan
tema khusus stunting. Terkait
penelitian, Unpad bisa berperan
dalam penguatan riset tentang
stunting maupun Bangga Kencana pada umumnya. Unpad juga
bisa terlibat sebagai tim uji coba
Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2022. Tentu saja kolaborasi bisa dikembangkan lebih lanjut melalui program Merdeka
Belajar Kampus Merdeka (MBKM),” ungkap Bonivasius.
Secara teknis, sambung Bonivasius, pembekalan KKN Tematik dan MBKM Desa Membangun bisa dilakukan dengan metode e-learning maupun tatap muka. Dalam hal ini, BKKBN menyiapkan narasumber dan instruktur. Adapun Unpad
menyiapkan mahasiswa peserta KKN dan penempatan di lokasi kegiatan.
Di samping itu, sambung
Bonivasius, BKKBN juga ikut
mendampingi Unpad dalam pengajuan proposal Kedaireka untuk tema-tema yang terkait dengan stunting. Kedaireka merupakan terobosan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui
Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi (Ditjen Dikti) sebagai tempat bertemunya perguruan tinggi dan
Kedaireka sebagai match meeting point yang memberikan akses bagi perguruan tinggi, dalam hal ini termasuk menjadikan stunting dan Bangga Kencana sebagai objek kolaborasi dan kerja sama.
dunia usaha dan dunia industri untuk berkolaborasi menciptakan beragam inovasi.
“Kedaireka merupakan ruang kolaborasi dan kerja sama, sehingga terjadi link and match dan kerja sama pentahelix antara dunia usaha dan dunia industri dengan perguruan tinggi. Kedaireka sebagai match meeting point yang memberikan akses bagi perguruan tinggi, dalam hal ini termasuk menjadikan stunting dan Bangga Kencana sebagai objek kolaborasi dan kerja sama,” papar Bonivasius.
Di bagian lain, Kepala BKKBN Jabar Wahidin mengaku bersyukur bisa terus berkolaborasi dengan Unpad. Selama ini Unpad-BKKBN sudah berjalan bersama dalam sejumlah program dan kegiatan. BKKBN Jabar kerap menghadirkan pakar-pakar kependudukan Unpad sebagai narasumber maupun riset terkait program Bangga Kencana.
“Bahkan, kerjasama Unpad dan BKKBN sudah lebih menyentuh akar rumput. Perlu kami laporkan kepada Pak Deputi, BKKBN Jawa Barat dan Unpad mengembangkan Kampung KB Percontohan yang dibina langsung oleh Unpad. Mudah-mudahan kolaborasi dan kerja sama ini bisa berkelanjutan,” ungkap Wahidin. n NJP
Jason-Meita
Jason Maxwell dan Meita Choppypah resmi menyandang gelar Duta
Generasi Berencana (Genre)
Jawa Barat usai ditetapkan sebagai kampiun Apresiasi
Duta dan Jambore Ajang
Kreativitas (Adujak) Genre Jawa Barat di Soreang, Kabupaten Bandung, pada 18-20 Desember 2022. Jason hadir di Grand Sunshine Hotel dengan status Duta Genre Kota
Cimahi, sedangkan Meita
merupakan Duta Kota Depok.
WARTA JABAR 40 Warta Kencana • NOMOR 44 TAHUN 2022
Bonivasius P. Ichtiarto Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN
Jason-Meita Duta Genre Jabar
Keduanya dinobatkan menjadi Duta Genre Jawa Barat setelah sukses melewati tiga tahap penjurian. Dari 24 pasang Duta Genre Kabupaten/Kota yang berpartisipasi, pada tahap awal juri memilih 10 pasang terbaik.
Selanjutnya terpilih lima pasang terbaik untuk menjawab pertanyaan yang sudah disiapkan panitia. Lima pasang terbaik tersebut langsung dinilai dewan juri yang terdiri atas unsur Dinas Komunikasi dan
Informatika Jawa Barat, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Dinas Pemuda dan Olahraga Jawa Barat, Forum Genre Indonesia, dan Star Jabar.
Dalam sambutannya, Kepala
Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Jawa Barat
Wahidin menjelaskan, Genre merupakan salah satu program untuk mengedukasi remaja. Melalui program ini, remaja Jawa Barat diharapkan terhindar dari pernikahan di bawah usia ideal menikah, menghindari seks bebas, dan tidak terkena narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (Napza).
Wahidin meyakini menghindari tiga hal tersebut akan berdampak positif pada percepatan
penurunan stunting. Ini yang kemudian mendorong BKKBN Jabar untuk menginisiasi pengukuhan Duta Genre tingkat desa dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat untuk memasifkan program percepatan penurunan stunting di tingkat akar rumput.
“Duta Genre merupakan agent of change, agen perubahan yang coba dibentuk BKKBN melalui program penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja (PKBR). Para Duta Genre merupakan brand ambassador program Genre bagi remaja-remaja lainnya. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan membangun semangat untuk terus berinovasi dalam memberikan yang terbaik bagi remaja-remaja di daerah masingmasing,” ungkap Wahidin.
41 Warta Kencana NOMOR 44 TAHUN 2022 •
DUTA GENRE
Jason Maxwell dan Meita Choppypah resmi menyandang gelar Duta Genre Jawa Barat usai ditetapkan sebagai kampiun Adujak Genre Jawa Barat di Soreang, Kabupaten Bandung, pada 18-20 Desember 2022.
“Duta Genre memegang peranan penting untuk menyosialisasikan program Bangga Kencana, khususnya dalam PKBR. Melalui pemahaman tentang pendewasaan usia perkawinan sampai mereka mampu melewati lima transisi kehidupan masa remaja dengan baik,” tambah Wahidin.
Koordinator Bidang Keluarga Sejahtera dan Pembangunan Keluarga (KSPK) Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat Elma Triyulianti menjelaskan, Adujak Genre Jabar 2022 sejak November lalu. Rangkaian kegiatan ini meliputi perlombaan PIK Remaja berbagai segmentasi, BKR, Forum Genre Kabupaten/Kota, dan pemilihan Duta Genre Kabupaten/Kota se-Jawa Barat. Pemenang aneka lomba tersebut diumumkan pada puncak Adujak Genre Jabar 2022.
“Adujak Genre 2022 ini dihadiri Bunda Genre Kabupaten/Kota, para kepala OPD KB, para aktivis Genre, dan remaja seluruh Jawa Barat untuk mendukung jagoannya. Kehadiran Bunda Genre ini yang membedakan Adujak tahun ini dengan sebelumnya, di mana tahun ini Bunda Genre terus mendampingi Duta Genre Kabupaten/Kota masing-masing,” terang Elma.
Selain pemilihan Duta Genre Jawa Barat, Adujak sekaligus ajang pemberian apresiasi kepada kelompok kegiatan remaja, meliputi
PIK Remaja Kategori Segmentasi Berani, Beraksi, Berkolaborasi.
PIK Remaja integrasi dengan BKR, kategori BKR, dan Forum Genre terbaik. Penilaian telah dilakukan melalui seleksi administrasi, wawancara, penilaian profil dan tiga terbaik terpilih langsung diverifikasi oleh dewan juri ke sekretariat masing-masing. Dewan juri penilaian apresiasi ini terdiri atas unsur BKKBN Jawa Barat, Forum Genre, tokoh dan aktivis remaja Jawa Barat, dan profesional. n NJP
Layanan KB Kini Bisa Diakses via WA
Warga Jawa Barat yang akan mengakses layanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi kini lebih mudah. Konsultasi hingga rujukan tenaga dan fasilitas kesehatan selesai di genggaman tangan. Kemudahan ini tersaji setelah Perwakilan BKKBN meluncurkan layanan berbasis WhatsApp Business dengan nama Pasti KB: Pilih Alat Kontrasepsi Segera dan Temukan Informasi Keluarga Berencana.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo meluncurkan secara resmi layanan “Pasti KB” dalam rangkaian Konten Fest 2022 yang dihelat secara virtual Mei 2022 lalu. Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Wahidin menjelaskan, “Pasti KB” merupakan nomor WA Business milik Perwakilan BKKBN Jawa Barat untuk mendekatkan pelayanan KB bagi warga Jawa Barat. Layanan ini didesain untuk membantu memilih kontrasepsi yang sesuai dengan kondisi calon akseptor secara online dan segera. WA Business “Pasti
KB” dioperasikan dengan chatboth, di mana setiap pertanyaan akan direspons secara otomatis melalui program komputer.
“Layanan Pasti KB berisi pertanyaan-pertanyaan terkait identitas calon akseptor, jumlah anak, keinginan memiliki anak, kondisi kesehatan calon akseptor, dan resume hasil konsultasi berupa pilihan alat kontrasepsi. Setelah calon akseptor yang mengakses layanan “Pasti KB” selesai berkonsultasi dan mendapatkan beberapa pilihan alat kontrasepsi, maka akan dihubungkan dengan bidan dan penyuluh KB di wilayahnya untuk konsultasi lebih lanjut terkait KB dan kesehatan reproduksi,” terang Wahidin.
Tak hanya itu, sambung Wahidin, layanan “Pasti KB” juga memuat infografis tentang KB dan Kespro. Dengan cara begitu, calon akseptor bisa mendapat layanan konsultasi dan rujukan secara paripurna. Plus bonus info menarik seputar KB dan kespro. n NJP
WARTA JABAR 42 Warta Kencana • NOMOR 44 TAHUN 2022