2 minute read

Kolaborasi Membawa Berkah

Kerja keras BKKBN dalam membangun orkestrasi percepatan penurunan stunting di Jawa Barat membuahkan hasil. Hasil SSGI 2022 yang dirilis bertepatan dengan pelaksanaan Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting membawa kabar baik. Prevalensi stunting Jawa Barat yang semula masih di atas nasional secara dramatik menyalip cukup jauh capaian nasional. Jika nasional hanya mampu mengoreksi prevalensi dari 24,44 persen menjadi 21,6 persen, Jawa Barat digdaya dengan menurunkan prevalensi dari 24,5 persen menjadi 20,20 persen.

Dari situ kita bisa melihat selama periode survei mengalami penurunan sebesar 4,3 persen. Jika penurunan berlaku konstan, maka target prevalensi 14 persen seperti dipatok Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024 menjadi sangat mungkin bakal tercapai. Bahkan melampaui target.

Advertisement

Secara keseluruhan, tercatat ada 11 kabupaten dan kota dengan prevalensi stunting di atas rata-rata angka provinsi. Sisanya, 16 kabupaten dan kota di bawah angka provinsi. Sebaliknya, tiga daerah dengan prevalensi stunting terendah adalah Kota Bekasi (6 persen), Kota Depok (12,6 persen), dan Kabupaten Cianjur (13,6 persen). Tiga daerah ini sekaligus mencatatkan diri sebagai daerah dengan prevalensi lebih rendah dari target nasional sebesar 14 persen.

Tentu, Jawa Barat tidak bisa lantas berpuas diri. Tanpa kerja keras dan kolaborasi konvergensi, bukan tidak mungkin malah terpeleset. Alih-alih menjemput “kemenangan” lebih cepat, ancaman drop tetap ada. Terlebih hasil SSGI menunjukkan adanya beberapa kabupaten dan kota yang justru mengalami kenaikkan tajam.

Nah, Warta Kencana ini menghadirkan menu khusus capaian kinerja percepatan penurunan stunting sepanjang 2022. Sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan percepatan penurunan stunting, baik langsung maupun tidak langsung turut dihadirkan. Termasuk posisi Jawa Barat dalam spektrum nasional percepatan penurunan stunting. Juga kolaborasi lintas sektor dalam bingkai pentahelix seperti dengan perguruan tinggi dan media. Selamat membaca!

Herman Melani Pemimpin Redaksi

AYO CEGAH STUNTING.

Beban negara itu meminta bansos, meminta segala urusan diurusi negara, tidak bisa bersaing. Ini generasi yang datang dari stunting. Jadi, kalau stunting tidak kita berantas saat-saat sekarang, maka golongan stunting ini di 2045 akan mendominasi generasi mudanya yang gagal tumbuh secara fisiknya, berfikirnya, dan gagal bersaing. Mari bersama-sama memastikan Jawa Barat zero new stunting!

Kinerja Terbaik Penurunan Stunting

Jawa Barat patut bangga. Kerja keras dalam upaya percepatan penurunan stunting berbuah manis. Setidaknya dalam satu tahun terakhir, 2021-2022. Setahun lalu, saat dilakukan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi Jawa Barat masih satu strip di atas nasional. Nasional sebesar 24,4 persen, sementara Jawa Barat 24,5 persen. Setahun kemudian, situasinya terbalik. Jabar kini lebih digdaya dari nasional.

Jawa Barat Kunci Penurunan

Stunting Nasional

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan Jawa Barat menjadi provinsi berpengaruh terhadap percepatan penurunan stunting nasional. Jika stunting di Jawa Barat ini turun signifikan, maka hal tersebut juga akan mempengaruhi turunnya angka prevalensi stunting nasional.

Lebih Pasti dengan RAN PASTI

Tak butuh waktu lama untuk menurunkan Perpres Nomor 72 Tahun

2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting ke dalam rencana akasi. Empat bulan berjalan sejak terbitnya Perpres, BKKBN meluncurkan

Peraturan Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI) Tahun 2021-2024.

Bapak Asuh Anak Stunting

Sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Stunting Nasional, Kepala BKKBN

Hasto Wardoyo sadar betul bahwa hajat besar menurunkan prevalensi stunting tidak bisa berjalan sendirian. Tidak pula hanya mengandalkan organ resmi kementerian atau lembaga pemerintah nonkementerian.

Hasto merasa perlu untuk sebanyak mungkin pihak untuk terlibat aktif dalam ikhtiar akbar tersebut. Salah satunya dengan menjadi Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).

Kinerja Utama BKKBN Jawa Barat 2022

Percepatan penurunan stunting merupakan mandat baru, tugas tambahan yang diberikan kepada BKKBN. Di luar itu, BKKBN memiliki tugas utama sebagaimana diatur Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Yakni, bertugas melaksanakan pengendalian penduduk dan menyelenggarakan keluarga berencana.

28 30 36 39 40 42

Wawancara Kepala

Perwakilan BKKBN

Provinsi Jawa Barat

Wawancara Khusus

Koordinator

Program Manager

Satgas PPS Provinsi

Jawa Barat

Media Jabar Kompak

Dukung Percepatan

Penurunan Stunting

Unpad-BKKBN Siap

Bersinergi Turunkan

Stunting

Jason-Meita Duta

Genre Jabar

Layanan KB Kini Bisa

Diakses via WA

Jawa Barat patut bangga. Kerja keras dalam upaya percepatan penurunan stunting berbuah manis. Setidaknya dalam satu tahun terakhir, 2021-2022. Setahun lalu, saat dilakukan

Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi Jawa Barat masih satu strip di atas nasional. Nasional sebesar 24,4 persen, sementara Jawa Barat 24,5 persen. Setahun kemudian, situasinya terbalik. Jabar kini lebih digdaya dari nasional.

RILIS

Hasil Ssgi 2022

This article is from: