www.wartamadani.com
S
ejak kecil terkadang kita diberi pelajaran matematika, khususnya rumus plus (+) dan minus (-). Ternyata rumus matematika yang sederhana itu memiliki kandungan makna yang luar biasa. Inilah mengapa setiap rumus itu dimainkan akan menghasilkan, seperti plus (+) dikali (x) minus (-) maka hasilnya (+). Begitu juga dengan plus dikali minus maka hasilnya minus. Ini sedikit kandungan filosofi makna rumus matematika sederhana tersebut. Berkata benar (+) terhadap persoalan yang benar (+) merupakan tindakan yang “benar (+)”. Berkata yang benar (+) terhadap persolan yang salah (-) merupakan tindakan yang “salah (-)”. Berkata yang salah (-) terhadap persoalan yang benar (+) merupakan tindakan yang “salah (-)”.
Berkata yang salah (-) terhadap persolan yang salah (-) merupakan tindakan yang “Benar (=)”. Maka, “Katakan yang benar meskipun pahit rasanya. (Abu Ali Ad Daqqaq)” Ungkapan ini adalah risalah untuk menyampaikan kebenaran, tidak diam atas kezhaliman, dan melakukan amar ma'ruf nahi mungkar. Siapa yang melihat kebenaran dibatasi atau dirampas, atau menyaksikan realita yang kontra kebenaran, lalu ia diam, maka sikap diamnya tersebut menyalahi semangat syariat Muhammad (Islam). Kecuali, misalnya jika perkataannya nanti dapat menimbulkan bahaya yang lebih besar dari bahaya yang tengah terjadi. Tak ada satu pun orang-orang terdahulu (as-Sabiqin) yang berpesan untuk bersikap diam atas perusakan kehormatan, dan meridhai atas pelanggaran-pelanggaran.
Edisi: 05/I/2013
I
GP Ansor Banjardowo
slam telah hadir dimuka bumi sebagai agama Rahmatan Lilalamin, rahmat bagi seluruh alam semesta, sebagai pijakan konseptual mengenai pengesaan Tuhan yang pada muaranya melahirkan pergaulan yang manusiawi bahwa tak ada yang membedakan manusia yang satu dengan yang lain kecuali dalam hal ketakwaan. Ketakwaan itulah yang diwujudkan oleh manusia dengan melakukan perintah perintah Tuhan, mengorbankan apa yang dimiliki demi mencapai ridho ilahi. Selain pijakan konseptual itu, Islam juga memiliki ibadah yang dianjurkan sebagai jalan menuju Tuhan dengan manifestasi kecintaan pada makhluknya. Salah satunya adalah ibadah Qurban yang dilaksanakan pada idul adha. Ibadah Qurban melampaui nalar akal manusia yang hanya berkutat pada pandangan materialistik , mampu memberi serta mengungkap makna makna kemanusiaan sepanjang sejarah kehidupan manusia dikala nilai kemanusiaan tertimbun oleh sikap individualisme. Sesungguhnya pada sejarah sejarah masa lalu itu terdapat tanda tanda bagi orang yang berfikir (QS. Yusuf/12: 111) Allah memerintahkan manusia untuk mengambil hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi pada masa lampau, terkhusus sejarah yang diabadikan dalam kitab-Nya sebagai peringatan dan kabar gembira bagi manusia manusia berakal. Sejarah Qurban dalam Al-Qur'an dimulai pada pada masa Habil dan Qabil (QS. Al-Maidah/5: 127, setelah itu digambarkan secara terperinci atas ujian yang dialami oleh ibrahim yang diperintahkan untuk menyembelih anaknya. Seorang manusia mulia yang diangkat oleh Tuhan sebagai imam dalam al- Qur'an.
Peristiwa besar dalam sejarah hidup nabi Ibrahim, ketika ia mendapat perintah dari tuhan lewat mimpi untuk menyembelih anaknya. Meskipun hanya dalam mimpi namun beliau telah menganggap bahwa dibalik itu ada rahasia Allah, sehingga beliau melakukannya. Berkat keimanan beliau Allah menggantikan anaknya dengan seekor kibas. Dari sulbi beliaulah lahirlah nabi – nabi sampai baginda Nabi Isa AS dan Muhammad SAW. Kehidupan materialistik sekarang ini didominasi oleh lahirnya pemimpin yang enggan untuk berkorban demi tujuan mulia. Maka kita seyogyanya menjadikannya sebagai sejarah yang bisa didialogkan dengan kondisi masyarakat saat ini. Nabi Ibrahim rela untuk menyembelih anaknya atas mimpi yang ia peroleh, meskipun hanya dalam mimpi. Sesungguhnya telah engkau turuti mimpi itu, begitulah kami membalas orang orang yang berbuat baik ( QS. Ash-Syafaat/37: 105) Pelaksaanaan mimpi itu memiliki makna bahwa beliau adalah orang orang yang telah berbuat baik sebagai ketaatan atas apa yang ia pahami. Jika Nabi Ibrahim telah melaksanakan mimpinya, apakah pemimpin sekarang melaksanakan pesan yang tertulis di Negara kita yang diamanhkan oleh konstitusi Negara? Pemimpin saat sekarang ini mendapat amanah untuk melakukan perbaikan tatanan sosial tidak lewat mimpi tetapi benar benar telah dipesankan oleh Tuhan lewat Kitab-Nya, telah mendapatkan amanah dari Undang Undang Dasar 1945, serta telah diserahi amanat oleh rakyat namun yang menjadi pertanyaan adalah jika Ibrahim melaksanakan mimpi yang ia dapatkan maka kebanyakan pemimpin hari ini apakah telah melupakan pesan-pesan yang sudah jelas diperintahkan baik agama ataupun pesan yang diamantkan konstitusi.
Qurban : Amanah Undang-Undang 1945 Fakir miskin dan anak anak terlantar dipelihara oleh negara- UUD 1945 pasal 34 Pe m b a g i a n d a g i n g q u r b a n i n i dimaksudkan agar manusia membangun serta memiliki rasa empati sosial terhadap sesamanya yang tak memiliki kelebihan harta. Oleh karena itu pelaksanaan Qurban adalah bagian dari bentuk amanah UUD 1945 dinegara ini. Potret kondisi masyarakat miskin serta anak-anak jalanan yang terlantar tanpa d i p e l i h a ra n e ga ra t e l a h m e n j a d i pandangan yang biasa dinegara ini. Sementara itu lembaran-lembaran kasus korupsi yang dilakukan elit pemerintah dan kong-kalikong pengusaha terus saja terbuka. Sementara perhatian terhadap masayarakat miskin, anak anak jalanan yang hidup dibawah kolong jembatan, yang hidup dipinggir rel kereta api dilupakan. Negara telah melupakan amanah Undang Undang Dasar 1945 pasal 34. Bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara. Qurban merupakan hari dimana amanat UU itu dilaksanakan, tetapi bukan d i l a k s a n a ka n o l e h n e ga ra t e ta p i dilaksanakan oleh ummat Islam. Dari Qurban sekarang inilah pemimpin dinegara ini harus melihat bahwa amanat itu harus dilakukan. Qurban yang dillakukan oleh individuindividu atau kelompok sosial memberi kebahagiaan diwajah masyarakt miskin apa lagi jika Negara benar benar mau dan konsisten menjalankan amanah UUD 1945 Pasal 34. (Oleh: Hajaruddin Al-Farisy Rumah Pendidikan Sciena Madani)
H
ai manusia, setiap orang pasti mati untuk m e n e m u i ( ke m a t i a n ) ya n g h e n d a k dielakkannya dengan melarikan diri. Kematian adalah tempat di mana hidup ini menggiring kita ke sana. Melarikan diri darinya berarti menangkapnya (karena waktu yang digunakan untuk berlari darinya justru semakin memperpendek dan mempercepat pertemuan dengannya. Manusia mengira telah berhasil menemukan peralatan canggih yang digunakan manusia untuk kepentingannya. Mereka mengganggap bahwa penemuan tersebut sangat berguna bagi kehidupan manusia. Salah satu contohnya adalah dalam dunia kecantikan. Banyak produsen kecantikan yang telah menemukan dan memasarkan cream anti kerut pada kulit dll. Disisi lain ini adalah sebuah penemuan yang penting, namun disisi lain ini adalah sebuah bentuk perlawanan dengan hukum alamiah tentang perubahan wujud manusia seiring dengan berjalannya waktu. Hukum alamiah / fitrah manusia tentang penuaan ini pasti terjadi pada setiap manusia. Sama halnya dengan obat-obatan yang mereka temukan dengan klaim bisa memperpanjang umur. Hal ini sangat jelas bahwa mereka tidak bisa lagi menerima takdir akan kematian yang datang kepada mereka. Dan ini semua adalah tata aturan yang sudah atur sedemikian rupa oleh Allah dengan sebaikbaiknya. Jadi jelas, tindakan mereka tersebut karena mereka takut mengalami kematian. Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara barang sekejap, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian. Niscaya kalian akan segera melupakan jenazah tersebut dan mulai menangisi diri kalian sendiri. (Atsar al hasan) Ka'b al-Ahbar berpendapat : “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang
tersisa”. Beberapa Nasehat Tentag Kematian: 1. Kematian bersifat memaksa dan siap menghampiri siapa saja walaupun manusia berusaha menghindari dari resiko-resiko kematian. Katakanlah; “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar(juga) ke tempat mereka terbunuh". Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada di dalam hatimu. Allah maha mengetahui isi hati.” (Q.S: Ali Imran, 3: 154) 2. Kematian akan mengejar siapa pun meski ia berlindung di balik benteng yang kokoh atau berlindung di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini. 3. Kematian akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar. Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari dari padanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata. lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S: Al-Jumuah, 62:8). 4. Kematian datang secara tiba-tiba "Sesungguhnya Allah, hanya pada sisinya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat. dan Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal". (Q.S: Lukman, 31:34). Hikmah dari kesemuanya adalah bagaimana kita bisa menerima akan setiap takdir yang Alloh ta'ala berikan kepada kita dan lebih baik mempersiapkan atau mencari bekal sebanyakbanyaknya di akhirat sebelum datangnya kematian dari pada melawannya. (Alfin ElMlipaki – Rumah Pendidikan Sciena Madani)