MAGELANG EKSPRES CMYK
Korane Wong Kedu
JUMAT 11 SEPTEMBER 2015
VONIS HUKUMAN MATI 1
ALI TOKMAN Usia Tempat Tinggal Peran
: 54 tahun : Belanda : Membawa 6,1 kg SS dari Belanda : Pidana mati : Pidana mati
Tuntutan Vonis
2
3
ALFON SOESILO Usia Tempat Tinggal Peran Tuntutan Vonis
4
FREDDY TEDJA ABDI Usia : 40 tahun Tempat Tinggal : Darmo Satelit, Surabaya Peran : Pemesan SS (orang yang menghubungi Ali Tokman) Tuntutan : Pidana mati Vonis : Pidana mati
TERBIT 20 HALAMAN / HARGA ECERAN Rp3000 Rp3000
: 44 tahun : Pondok Laguna, Surabaya : Menyerahkan tas koper berisi uang Rp 1,8 M dan tas karton berisi Rp 200 juta kepada Freddy : Pidana mati : Pidana penjara 20 tahun, denda Rp 1,5 miliar subsider tiga bulan kurungan
RENDY Usia Tempat Tinggal Peran Tuntutan Vonis
: 39 tahun : Sambikerep, Surabaya : Menemani Alfon menyerahkan uang : Pidana mati : Pidana penjara 18 tahun, denda Rp 1,5 miliar subsider tiga bulan kurungan Sumber: PN Surabaya
grafis : zan
Warga Belanda Dihukum Mati SURABAYA - Hukuman mati akhirnya kembali terdengar. Kemarin (10/9) hakim Pengadilan Negeri Surabaya menjatuhkan vonis maut itu kepada dua terdakwa kasus 6,1 kilogram sabusabu. Dua terdakwa tersebut adalah Ali Tokman dan Fredy Tedja Abdi. Majelis hakim yang diketuai Musa Arief Aini menyatakan, dua terdakwa itu terbukti telah menyelundupkan 6,1 kilogram narkoba ke Indonesia. Barang haram tersebut dibawa dari Belanda ke Surabaya melalui Bandar Udara Internasional Juanda. “Perbuatan terdakwa melanggar pasal 113 ayat (2) UU No 35 Tahun 2009 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Narkotika,” kata Musa. Dalam pertimbangannya, hakim menyatakan bahwa penyelundupan narkoba tersebut telah direncanakan dengan matang. Buktinya, narkoba senilai Rp 1,8 miliar itu bisa lolos dari Belanda dan sampai di Bandara Juanda.
Selundupkan 6,1 Kg Sabu-Sabu lewat Juanda
foto:jawa pos
SIDANG. Ali Tokman dan Fredy Tedja Abdi saat mendengarkan pembacaan vonis majelis hakim dalam sidang di PN Suranaya kemarin.
ke hal 3
TESTIMONI Yuk Ngopi Potre Koneng SEBAGIAN besar laki-laki suka minum kopi. Begitupun dengan Purwoto, wargaNganti, Sleman. Dia seakan-akan tidak pernah bias terlepas dari minuman hasil ekstrak biji kopi itu. Bahkan, minum kopi sudah menjadi pembuka harinya sebagai buruh di kolam tambak ikan. Kebiasaan Purwoto minum kopi bukan kebiasaan yang buruk. Namun, Purwoto sering menunda jam makan dan memilih minum kopi. Secara berangsur, lambung pria yang gemar berolahraga itu Purwoto akhirnya mengalami gangguan.“Perut saya terasa sakit dan perih,” keluh Purwoto. Purwoto sadar dirinya terkena penyakit maag. Kecemasannya meningkat karena penyakit itu membuatnya dilema. Di satu sisi, dia perlu makan secara teratur untuk menjaga kesehatan lambungnya agar maagnya tidak akut. Namun, di sisi yang lain, dia tidak bernafsu dan merasa cepat kenyang. Purwoto menderita maag selama lima tahun. Dia mencoba obat herbal POTRE KONENG yang tersebar di apotek dan took obat. Upayanya membuahkan hasil. Kondisi lambungnya berangsur membaik dalam sepekan.“Saat ini, perih di perut saya sudah berkurang. Badan saya juga tidak pegal-pegal,” kata Purwoto.Terlebih lagi, POTRE KONENG merupakan minuman yang mirip dengan kopi, terutama warnanya. Kesamaan itu membuat Purwoto tidak ragu untuk meminum POTRE KONENG sebagai pengganti kopi. Apalagi, dia bias minum POTRE KONENG bareng dengan teman-temannya saat berkumpul. ke hal 3
Andi Soraya Mantap Cerai TAHUN 2013 silam, Andi Soraya digugat cerai oleh suaminya, Rudy Sutopo. Namun setelah dibicarakan secara kekeluargaan, hubungan mereka perlahan membaik. Namun sepertinya kali ini prahara kembali menerpa keluarga mereka, dan kini giliran Andi yang menggugat cerai sang suami. Ke p a d a t i m media, Andi mengaku jika ia sudah mantap ingin mengakhiri biduk rumah tangganya. Meskipun begitu, wanita berusia 39 tahun ini masih akan menjalin hubungan bisnis dengan Rudy ke hal 3
Seumur Hidup untuk Dimhari Terbukti Melakukan Pembunuhan Berencana MUNGKID - Majelis Hakim Pengadilan Negeri Mungkid menjatuhkan vonis hukuman penjara seumur hidup kepada terdakwa pembunuhan berencana, Dimhari (38), warga Krajan, Bedono, Jambu, Kabupaten Semarang dalam persidangan
kemarin (10/9). Vonis tersebut lebih berat dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU), Heni Nugroho, yang menuntut terdakwa dengan hukuman selama 18 tahun penjara. Ketua Majelis Hakim Ali Sobirin mengungkapkan, terdakwa terbukti secara sah bersalah telah membunuh Yahmini (35), warga Kaligesing, Desa Tempuran, Ke-
camatan Priangapus, Kabupaten Semarang, 24 Februari 2015 lalu. “Terdakwa terbukti melanggar pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana,” kata Ali didampingi dua hakim anggota, Mario Parakasa dan Meilia MC. Beberapa pertimbangan yang memberatkan, kata Ali, antara lain perbuatan terdakwa tergolong sadis, meresah-
Dalami Kasus Penipuan Jadi Polisi Korban Kehilangan Rp200 Juta MAGEL ANG - Polres Magelang Kota terus mendalami kasus penipuan yang dilakuka tersangka Estu Gunsuri Utama (37), mantan Kepala Dusun Danurejo, Mertoyudan, Kabupaten Magelang, setelah diduga menipu korban dengan iming-iming masuk menjadi anggota Polri. Saat ini, petugas masih intensif memeriksa sejumlah dan barang bukti berupa ponsel dan kuitansi pembayaran uang pelicin. Kapolres Magelang Kota, AKBP Edi Purwanto melalui Kasubag Humas, AKP Esti Wardiani mengatakan, sudah beberapa saksi yang diperiksa. Salah satunya Kuswan Haji yang disebut mengenal tersangka, karena pernah ber-
tamu ke kediamannya.”Meski bertamu ke rumahnya, saksi Kuswan mengaku, tidak mengenal tersangka Estu dan tidak ada sangkut-pautnya dengan kasus ini. Tapi, kami akan tetap jadikan dia saksi untuk memperlancar jalannya penyelidikan kasus ini,” kata Esti, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (10/9). Tersangka, kata Esti, sempat berkunjung ke rumah saksi Kuswan bersama dengan rombongan PT Dharma Pemuda Semarang. Kunjungan ini dalam rangka meminta bantuan untuk ikut lelang pembangunan proyek di Magelang.”Untuk masalah perkenalan tersangka dan korban hingga berujung pada penipuan, saksi tidak mengetahuinya. Maka, selanjutnya kami fokus pada keterangan tersangka dan korban,” katanya.
Kuswan sendiri membenarkan bahwa tersangka ada dalam rombongan yang bertamu ke rumahnya. Namun, ia tidak mengenalnya, karena orang dalam rombongan yang datang cukup banyak. ”Saya tidak mengenal tersangka, apalagi rekan kerja, sama sekali bukan. Maka, tidak benar kalau saya terlibat kasus penipuan ini. Saya harap masyarakat bisa mengerti, karena posisi saya hanya sebatas saksi,” tandasnya. Seperti diberitakan, Estu Gunsuri Utama telah menipu Mujianto (47), warga Perumahan Depkes, Kelurahan Kramat Utara, Kota Magelang hingga ratusan juta rupiah. Modusnya, tersangka mengaku sebagai anak angkat Kapolda Jawa Tengah dan bisa memasukkan anak korban menjadi anggota Polri.
kan masyarakat, dan meninggalkan duka mendalam bagi suami dan anak korban. “Selain itu, terdakwa juga pernah dihukum enam tahun penjara karena melakukan percobaan pembunuhan terhadap perempuan lain di Kabupaten Semarang,” terangnya. Menanggapi vonis tersebut, penasehat hukum terdakwa, Gatot Yunarto mengatakan
bahwa kliennya tidak membakar korban. Terdakwa hanya menyuruh korban membasuh muka dan keramas dengan bensin (premium). Lalu disuruh memantik api dari korek yang dipegang sendiri. Sementara itu, JPU mengungkapkan bahwa perbuatan terdakwa melanggar pasal 340 KUHP. ke hal 3
Pemkab Bentuk Tim Khusus Dana Desa Belum Cair TEMANGGUNG – Untuk mendorong pemerintahan desa menyerap dana desa, pemerintah Kabupaten Temanggung berinisiatif membentuk tim khusus ‘on klinik’, tim ini akan mendampingi pemerintahan desa dalam mengunakan dana desa. Hanya saja sampai saat ini sejumlah desa di kabupaten penghasil tembakau ini belum bisa mencairkan dana desa. Kepala Badan Perencanaan Masyarakat Desa (Bapermades) Kabupaten Temanggung, Agus Sarwo-
no mengakui, hingga saat ini memang 20 persen dari 266 desa yang ada di Kabupaten Temanggung belum bisa mencairkan dana desa, hal ini disebabkan karena salah penyusunan administrasi untuk pencairan dana desa. Oleh karena itu, pihaknya berinisiatif membetuk tim khusus on klinik, keberadaan tim khusus ini untuk membantu mendampingi desa dalam merevisi rencana anggaran belanja (RAB), hingga proses pencairan dan penggunaannya. Termasuk membuat desain pembangunan dan memilih rekanan yang ke hal 3
ke hal 3
Chorina, Guru TK Terketuk Hati Menjadi Relawan ABK
Hampir 2 Tahun Rela Tanpa Dibayar Semua orang dalam bekerja pasti menginginkan upah untuk memenuhi kebutuhan atau untuk gaya hidup. Namun tidak tidak demikian dengan Chorina Priyatiningsih. Wanita asal Cionje Gumelar tersebut, rela menjadi relawan yang mengajar anak dengan kebutuhan khusus (ABK), tanpa bayaran hampir sudah dua tahun. HIDAYAH, Purwokerto foto:ist
BERAWAL dari rasa iba terhadap anak-anak di wilayahnya yang tum-
Redaksi, Iklan dan Pemasaran: Jl. A. Yani No 348 Magelang Telp. (0293) 310846
BANTUAN. Anak-anak dengan kebutuhan khusus memerlukan bantuan agar mereka bisa hidup secara wajar.
buh dan mempunyai kemampuan sesuai dengan umurnya, menjadikan guru WB sebuah sekolah TK Chorina Priyatiningsih, mendedikasikan diri sebagai relawan ABK. Meskipun kerja tanpa dibayar, namun dia masih saja mempunyai kesulitan di lapangan. Banyak anak-anak yang tidak mau belajar. “Mereka sulit belajar, kalau lagi les (sebutan kegiatan belajar mengajar) kadang yang datang hanya tujuh atau delapan orang saja,” katanya menceritakan. Memberikan maghnet agar mereka tetap mau belajar, wanita kelahiran 31 Januari 1974 tersebut biasanya memberikan jajanan kepada anak-anak. “Saya ngomong ke mereka, kalau belajar nanti
WARGA BELANDA DIHUKUM MATI sopo sing salah?
PEMKAB BENTUK TIM KHUSUS opo memang perlu?
ke hal 3
Web: magelangekspres.com, E-mail: redaksi@magelangekspres.com, iklanmglekspres@gmail.com