14 jan 2016

Page 1

MAGELANG EKSPRES CMYK

Korane Wong Kedu

KAMIS 14 JANUARI 2016

TERBIT 20 HALAMAN / HARGA ECERAN Rp3000 Rp3000

Enam Warga Candimulyo Menghilang Diduga Bergabung dengan Gafatar MAGELANG - Selain Adi Kurniawan, enam orang warga Dusun Klumprit, Desa Surojoyo, Kecamatan Candimulyo juga diduga menghilang setelah bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Keenam orang tersebut diketahui masih satu keluarga.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, enam orang tersebut yakni pasangan suami istri, Komari (52) dan Siswati (49), Agung Suliadi (27), Dwi Cahyo Romadhon (25) dan Ari Kusumawati (23) serta Tri Setiyani (52) kakak dari Siswati. Kepala Dusun Klumprit, Gumun, mengatakan, pihaknya memperoleh informasi bahwa satu keluarga tersebut pergi ke Kalimantan.“Informasi yang kami terima, mereka pergi ke Kalimantan. Na-

mun apakah mereka ikut Gafatar atau tidak, kami tidak mengetahui. Hanya kabar yang beredar dimasyarakat, Pak Komari dan Agung anaknya itu, sering membicarakan soal Gafatar kepada warga sekitar,” katanya. Kepergian Komari dan istrinya diketahui sudah sejak tanggal 1 Januari 2016 kemarin. Adapun lima orang anggota keluarganya yang lain sudah lebih dulu pergi sejak tanggal 24 Desember 2015 lalu.

Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Magelang, Karya Humanika Ssos me ngatakan, pihaknya sebenarnya sudah lama mengetahui keterlibatan salah satu anggota keluarga Komari, yakni Agung dalam Gafatar. “Tahun 2012 lalu, dia (Agung) pernah mengajukan permohonan audiensi dengan kami untuk membahas kegiatan Gafatar di Kabupaten Magelang. Tapi kami menolak,” jelas Karya.

Dia mengatakan, pihaknya sudah lebih dulu mengetahui riwayat dan track record kegiatan Gafatar. Saat itu, Karya juga mengetahui bahwa Agung ternyata terdaftar dalam kepengurusan Gafatar daerah Kebumen. Bahkan, kepengurusan tersebut juga sudah tercatat di Kantor Kesbangpol Provinsi Jawa Tengah. “Kita sudah cek dan ternyata yang bersangkutan masuk dalam salah satu pengurus Gafatar Kebumen. ke hal 3

Gafatar Sempat Eksis di Kota Magelang MAGELANG - Organisasi massa (ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang kini jadi buah bibir sebenarnya pernah eksis di Kota Magelang, beberapa tahun lalu. Ke giatan yang mereka lakukan ini dikamuflasekan melalui aksi-aksi sosial dan tidak secara langsung dilaksanakan oleh Gafatar, sehingga cukup sulit pemerintah mendeteksinya. Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kota Magelang, Eri Widyo Saptoko mengatakan, pihaknya sempat diminta audiensi dengan dua delegasi Ormas Gafatar pada Mei 2015 lalu.”Dua orang itu datang ke kami dan menunjukkan brosur dan kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan, seperti kerja bakti, bersih lingkungan, dan aksi-aksi sosial lainnya. Kemudian meminta kami untuk menghadiri audiensi tapi tidak kami tindak lanjuti,” kata Eri, saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (13/1). Menurut Eri, alasan pihaknya tak merestui permintaan dua delegasi Gafatar ini, lantaran sebelumnya pernah mendapat surat Dirjenkesbangpol kepada masingmasing Kesbangpol provinsi dan kabupaten/kota untuk tidak mengeluarkan surat keterangan terdaftar (SKT) kepada Gafatar.

Dikamuflase Melalui Aksi Sosial

ke hal 3

LOGIS DOKTER MEDI NARSIS dan KLASIK DIALOG Inspirasi Sehat (LOGIS) Dokter Medi Wirawan Magelang. Setelah kelas dasar sehat holistik terselenggara (LOGIS atau KASET), bagi peserta yang memiliki komitmen untuk membangun konsep dan program sehat akan dipertemukan di kelas sehat sebagai berikut : 1. Kelas NARSIS (Seminar Sehat Itu Simpel) merupakan kelas pembangunan konsep sehat holistik. Pesertanya adalah peserta yang telah mengikuti kelas LOGIS atau KASET dan berniat ingin memahami konsep sehat holistik lebih dalam lagi. Kelas ini terselenggara dengan tiket berbayar sekitar ratusan ribu rupiah untuk setiap orang, dengan paket seminar berupa buku sehat dan produk sehat. Materi seminar 50% teori dan 50% praktek. Peserta kelas antara 30-50 orang. Lokasi kelas bila di Kota Magelang dapat di ruang pertemuan Rumah Sehat Holistik Dokter Medi Wirawan atau di meeting room Hotel atau rumah makan yang representatif. 2. Kelas KLASIK (Kelas Sehat Holistik) merupakan kelas pembentukan program sehat individual secara pribadi mandiri dalam 2 minggu paska ikuti kelas sehat. Pesertanya adalah alumni kelas NARSIS yang ingin lebih detail merancang program sehat individualnya secara holistik yang diikuti dan dibimbing selama 2 minggu ke depan melalui grup WA asuhan dr. Medi Wirawan Magelang. Materi pertemuan sehat 10% teori singkat dua kelas sebelumnya dan teori program serta 90% praktek sehat individual. Ada sesi pembuangan emosi negatif dan pembuangan toksin fisik, merancang program harian selama 2 minggu yang terstruktur dan terukur, ada pertemuan evaluasi. ke hal 3

foto:solikhah ambar p/magelang ekspres

TEKEN MOU. Polres Magelang melakukan kerjasama yang dituangkan dalam (MoU) yang ditandatangani oleh Suyuti Abdul Ghofir (General Manager ME) dan AKBP Zain Dwi Nugroho SH SIK MS (Kapolres Magelang) di kantor redaksi Magelang Ekspres kemarin (13/1).

Gandeng Koran Lokal Sosialisasikan Program Polisi Polres Teken MoU dengan ME MAGELANG - Untuk mens o s i a l i s a s i k a n k e g i at a n sekaligus mendekatkan diri dengan masyarakat, Polres Magelang menjalin kerjasama dengan Magelang Ekspres, koran lokal milik Group Jawa

Pos. Kerjasama yang dituangkan dalam Nota Kesepahaman atau Memorandum Of Understanding (MoU) itu ditandatangani oleh Suyuti Abdul Ghofir (General Manager ME) dan AKBP Zain Dwi Nugroho SH SIK MS (Kapolres Magelang) di kantor redaksi Magelang Ekspres kemarin (13/1).“Kerjasama ini sebagai

salah satu upaya kita untuk lebih mendekatkan diri ke masyarakat,” kata Kapolres Magelang AKBP Zain Dwi Nugroho SH SIK MSi. Dia berharap kerjasama ini tidak hanya berlangsung selama dirinya menjadi Kapolres Magelang tapi tetap berlanjut terus di masa mendatang. “Jabatan Kapolres itu

paling lama dua tahun, tapi saya harapkan kerjasama ini masih terus berlanjut terus meskipun saya sudah tak lagi bertugas di sini,” ujarnya. Kapolres juga meminta jajarannya untuk memanfaatkan kerjasama ini secara maksimal mengingat banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh jajaran Polres

Magelang, termasuk PolsekPolsek yang belum diketahui oleh masyarakat. “Tidak salah, kalau kami (Polres) melakukan Kerjama dengan Magelang Ekspres sebagai koran lokal karena informasi tentang Magelang tentu saja lebih lengkap. Ini yang tidak dimiliki oleh koran lain,” ungkapnya. ke hal 3

Belasan Ribu Penduduk Enggan Buat KTP TEMANGGUNG - Meski telah memenuhi persyaratan usia, namun belasan ribu penduduk asal Kabupaten Temanggung enggan mengurus pembuatan kartu tanda penduduk (KTP), sehingga menyandang status tanpa identitas resmi. Menurut Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Agus Wahyudi Budiyono, jumlah mereka sesuai catatan yang ada mencapai

12.188 orang. Dalihnya, selain sudah berusia lanjut, sebagian dari mereka juga berada di luar daerah. “Sebenarnya kedua faktor tersebut tidak bisa dijadikan alasan masyarakat untuk enggan mengurus KTP. Sebagai warga negara yang baik, pencatatan identitas itu penting,” katanya, Rabu (13/1). Secara umum, ia memprediksi bahwa pada tahun 2016 ini akan ada 51.008 penduduk

yang akan mengurus KTP baru. Jumlah tersebut didapat berdasar hitungan enam parameter potensi, termasuk mereka yang masih enggan membuat KTP. Kelima parameter sisanya terdiri dari 14.575 penduduk pemula yang telah memasuki usia 17 tahun pada 2016, sehingga berhak memiliki KTP baru. Mayoritas dari mereka masih berstatus sebagai pelajar. ke hal 3

foto: rizal ifan/temanggung ekspres

ANTRE. Masyarakat tengah mengantri membuat KTP baru di Kantor Disdukcapil.

Gafatar Berhasil Merekrut Orang-orang Berpendidikan

Mahasiswa Muntilan pun Bergabung, Kini Entah Kemana ? Organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang beberapa waktu terakhir memenuhi pemberitaan berbagai media, diketahui memiliki anggota yang tersebar dari berbagai daerah. Bahkan, anggota yang direkrut rata-rata adalah mereka yang berpendidikan. Bagaimana? SOLIKHAH AMBAR P, Magelang MUH Subari (57), warga Perumahan Lembah Asri, Desa Mantenan, Kecamatan Mertoyudan, tidak menyangka jika putranya, Adi Kurniawan (27) menghilang begitu saja tanpa kabar.

Redaksi, Iklan dan Pemasaran: Jl. A. Yani No 348 Magelang Telp. (0293) 310846

foto:solikhah ambar p/magelang ekspres

TUNJUKKAN. Siti menunjukkan foto Adi, putra sulungnya yang menghilang tanpa kabar sejak beberapa waktu lalu dan diduga bergabung dalam gerakan Gafatar.

Kekhawatirannya semakin menjadi ketika dirinya mengetahui berita tentang gerakan Gafatar dari berbagai media. Menurut Subari, keluarga menduga anak pertama dari empat bersaudara itu bergabung dalam gerakan Gafatar yang kini dilarang oleh pemerintah. Bukan tanpa alasan, Adi sempat menyatakan telah bergabung dengan Gafatar beberapa tahun lalu saat dirinya masih kuliah.”Dia juga pernah mencoba mengenalkan ibunya untuk bergabung dengan Gafatar yang bermarkas di daerah Sleman, DIJ. Tapi ibu menolak dan mengajaknya pulang,” ujar Subari didampingi istrinya, Siti Sugiarti. Dia menceritakan, awal mula gelagat Adi sudah terlihat tahun 2013 lalu ketika dirinya masih berkuliah.

ENAM WARGA MUNTILAN MENGHILANG bisa jadi masih ada warga yang lain

BELASAN RIBU PENDUDUK ENGGAN BUAT KTP gratis saja gak mau, apalagi bayar?

ke hal 3

Web: magelangekspres.com, E-mail: redaksi@magelangekspres.com, iklanmglekspres@gmail.com


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.