Edisi Oktober 2017
#3 edisi tiga
Hellomotion’s monthly bulletin
Cerna
Kanal dan Agensi Jurnalisme Televisi
Hello Tips * Aturan pemakaian parfum * Handsome Tips
Reportase
Liputan kegiatan luar sekolah
Read & Reach
Deciding to join the
ARMY
Six months ago I would’ve never thought I could end up at a Kpop store, or listening to Kpop in general, BUT that was before these guys came in; Bangtan Sonyeondan ( ). Known internationally as BTS, is a boy group made out of 7 members; Kim Namjoon (RM), Kim Seokjin (JIN), Min Yoongi (SUGA), Jung Hoseok (J-HOPE), Park Jimin, Kim Taehyung (V), and Jeon Jeongguk formed by Big Hit Entertainment. At the time having not one, but two friends who really really liked them, I spent my days at school being b om b a rde d by the ir content a n d questions for my opinion as a “non-fan” . At first I thought K-Pop or this South Korean trend was a taboo, I only saw way too-good-looking-tobe-true men with pretty skin dancing to a bunch of meaningless songs, and most of the time I thought they all did “plastic surgery” because that’s just how most people stereotype them. Well, I stand corrected. K-pop culture goes deeper than that, because K-pop and K-music industry has a completely different system, an average K-pop idol would be a trainee for 3-4 years just to make a debut. In their trainee days they would practice day and night, even when most of them didn’t get much from their agencies. During trainee days, boy group ‘ASTRO’ did not even have a bed and had to sleep on the floor in a small dancing studio.
So yes, I appreciate all K-pop idols just the same because they all work as hard, but why do I think BTS is special? As a group from a small agency (Big Hit Ent.) (agencies are really important because they have full control of the artists, promo, media coverage) in the midst of SM (EXO, shiNEE, SNSD), JYP (2PM) , and YG (2NE1, BIGBANG, BLACKPINK) people expected little from them. Little did they know in a few years they’ll be holding a Billboard Music Award trophy. Debuted in 2013, BTS labeled themselves as a hip-hop group with their first title track ‘No More Dream’ it tells a message of how you should follow your own dream and not let anyone change what your heart tells you. If you have a dream of something that you love, that makes you happy, then chase it, have no regrets, you’ve got nothing to lose. It is still very rare for a K-pop group to talk about social issues.
v source : http://bts.ibighit.com
The leader Kim Namjoon or known as ‘RM’ said in multiple interviews that their music are basically a story of youth, how we go through things and learn from our mistakes. They specifically chose the name Bangtan Sonyeondan, translating to Bulletproof Boy Scouts who protects youth from prejudice. These guys go pretty deep, K-pop is not “stupid” and they do work hard on their art like any other western artists.
rm jin
suga
jhope jk
Unlike the policy other agencies got, Big Hit let their idols make their own music since the beginning, while others does not let idols compose original music after 3-4 years of debut. I think, for me, that’s why they come off so different from your typical K-pop group. When you have a specific connection with the song you automatically end up being more passionate in your performance. I appreciate these 7 talented and genuine boys with all my heart. Their most recent album ‘Love Yourself: HER’ is available everywhere (Spotify, iTunes, Apple Music) , and I have zero regrets joining the A.R.M.Y!!! I apologize if this is quite messy, thank you for taking some time of your day to read a piece of my thoughts. Love yourself <333. By Nayla Nafisha Asraf
JM
Bangtan Sonyeondan
ATURAN PEMAKAIAN PARFUM oleh Makaila Shakira Prihutomo Suka pakai parfum? Jangan sembarang menyemprotnya ke arah baju, karena bisa menempel dan menciptakan bekas yang tidak enak dilihat. Area yang harus kamu semprot terletak di bagian rambut, belakang telinga, di bagian lekuk dalam lengan, punggung, perut, dan di belakang pangkal paha. Wanginya akan tahan lebih lama saat cairan parfum disemprotkan di area memiliki lekukan.
Handsome Tips by Mulla Shadra
1 Cuci muka yang bersih
2
3 rawat rambut
4
cuci rambut yang bersih
5 pakai parfum
6
pakai pakaian yang bagus
Rajin
beribadah
MEET THE MASTER
“Mengenal Kepenyairan Sapardi Djoko Damono”
“We don’t read and write poetry because it’s cute. We read and write poetry because we are members of the human race. And the human race is filled with passion. Medicine, law, business, engineering: these are noble pursuits and necessary to sustain life. But poetry, beauty, romance, love - these are what we stay alive for..”. (Deads Poets Society)
Pada akhirnya, saya meyakini bahwa puisi ialah wujud ketersingkapan jiwa manusia dalam bentuk liris kata-kata. Puisi, sebagai sebuah karya, akan mampu mencerminkan karakter kemanusiaan dari sang pencipta karya. Sebab puisi pada hakikatnya adalah medium untuk menanggung duka dan gairah sang penyair. Menulis puisi, bagi para penyair merupakan upaya demi mengurai kegelisahan dalam menjawab segala pertanyaan tentang hidup. Alhasil, puisi-puisi yang diguratkan dengan kejujuran, dengan segenap hati dan seluruh dirinya dapat memanifestasikan pribadi si penyair, meski tidak sepenuhnya utuh. Akan tetapi, dengan demikian karya dan pengarang tersebut mampu berdiri telanjang, saling berhadapan, demi melengkapi makna antara satu dengan lainnya. Membaca dan menghayati karya puisi penyair ternama, Sapardi Djoko Damono, akan membuat kita seperti diajak menyelami jiwa dan turut merasakan tiap detak pengalamannya, kata demi kata. Kita seakan-akan dapat menyatu dengan suasana puitik yang beliau cerna
di momen-momen tertentu dalam hidupnya. Ibarat seorang pelukis, Sapardi berpuisi dengan gaya impresionis, yang dengan kepekaan dan kecekatannya berhasil menangkap momen puitis di sekelilingnya. Puisi-puisinya lahir dengan dominasi diksi seperti hujan, sepi, pohon, atau bayang-bayang. Sewujud puisi suasana. Pun dengan kesederhanaan pilihan kata dan gaya ungkap, puisi-puisi tersebut tetap tidak kehilangan nuansa kedalamannya.
Menjelajahi Masa Lalu Terkait dengan puisi dan penyair Sapardi Djoko Damono, di Bulan Bahasa ini kegiatan ‘Meet the Master’ #3 mengundang sastrawan tersebut untuk berbagi kisah di HelloMotion High School (HHS) pada Senin (2 Oktober, 2017). Sapardi yang lahir 77 tahun silam ini telah menghasilkan begitu banyak buku antologi puisi dan memperoleh berbagai penghargaan sastra, baik di lingkup nasional maupun internasional. Sebagai putra Solo yang leluhurnya masih memiliki trah di Keraton Kasunanan, Sapardi sudah menulis sejak dirinya masih di bangku Sekolah Menengah Pertama. Lalu saat dirinya menduduki bangku kelas 2 Sekolah Menengah Atas, untuk pertama kalinya karyanya dipublikasikan di media cetak setempat bernama ‘Mimbar Indonesia’. Sejak saat itulah beliau aktif menulis hingga kini. Dalam sesi bincang-bincang antara Sapardi dengan siswa-siswi HelloMotion, beliau banyak menceritakan masa lampau dirinya mulai bergiat di dunia sastra. Beliau mengakui bahwa secara umum dirinya tidak pernah merancang secara khusus mengenai karir masa depannya, dalam istilah beliau “hidupku menggelinding begitu saja”. Artinya, keprofesian entah sebagai pengajar di Universitas Diponegoro, di Universitas Indonesia, atau kini di Institut Kesenian Jakarta, mengalir begitu saja tanpa ambisi dan misi yang terencanakan. Sapardi hanya berproses selayaknya seorang penulis yang fokus dan cinta pada aktivitas kepenulisannya. Dari titik itu, berbagai kesempatan karir di bidang yang ia tekuni hadir dengan sendirinya. Beliau pernah menjabat redaktur di majalah Horison, Basis, dan Kalam. Menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta, pelaksana harian Pusat Dokumentasi HB Jassin, hingga pendiri Yayasan Puisi dan menerbitkan Jurnal Puisi.
Landasan Berproses Kreatif Keyakinan dan keteguhan Sapardi pada komitmen dalam berproses kreatif, mengantarkan dirinya menjadi salah seorang sastrawan besar Indonesia yang paling produktif berkarya. Salah satu buku kumpulan puisinya yang terkenal, ‘Hujan Bulan Juni’ telah dikembangkan menjadi novel, bahkan dibuat filmnya. Beliau hidup, salah satunya dari hasil royalti penjualan buku-bukunya yang selalu diterbitkan ulang oleh berbagai penerbit. Demikianlah, proses memang tidak pernah mengkhianati hasil. Pencapaian popularitas dan kemakmuran hanyalah ekses lain dari proses tersebut. Sapardi kecil bersekolah di tempat yang memegang teguh tradisi berbahasa Jawa. Bahkan ketika beliau mulai
menulis di sekolah menengah, beliau hanya bisa mempraktekkan bahasa Indonesia dalam tulisan, tidak dalam lisan. Saat memasuki dunia universitas, beliau justeru mengambil Studi Bahasa dan Sastra Inggris. Namun demikian, proses kreatif kepenulisan dan keprofesiannya sebagai pengajar mengambil jalur Sastra Indonesia. Dengan latar belakang tersebut dirinya mampu menjelajahi dunia perpuisian dari tingkat lokal hingga global. Dalam salah satu sesi tanya-jawab, seorang murid HHS bertanya, siapakah penyair favorit bagi penyair Sapardi? Lalu Sapardi menjawab bahwa, “Rendra dan T.S. Elliot adalah penyair-penyair yang karyanya paling saya sukai”. Beliau menambahkan bahwa di masa kini, ketika akses informasi begitu terbuka melalui teknologi internet, tentu generasi sekarang memiliki kemampuan dan kemajuan yang lebih pesat dalam mengeksplorasi berbagai sumber pengetahuan akan sastra, hingga melampaui batas bahasa ibu yang digunakan sehari-hari. Sehingga, pasti akan bisa mendulang lebih banyak inspirasi dari karya-karya sastrawan lain dari berbagai macam negara.
Di sesi selanjutnya, siswa lain bertanya apakah ada kemungkinan untuk melakukan kolaborasi karya dengan penyair lainnya, misalkan Joko Pinurbo. Maksud di sini adalah menerbitkan buku antologi puisi bersama. Sapardi menjawab bahwa konsep kerja kolaborasi di dalam kepenyairan adalah sesuatu yang janggal, karena penulis pada dasarnya berkarya sendiri-sendiri di dalam kesunyiannya masing-masing. Namun, untuk penerbitan buku antologi puisi bersama penyair lain tidak mustahil untuk dilakukan. Dirinya bersama penyair Gus Mus, Zawawi Imron, Acep Zamzam Noor, dan Jeihan pernah pula menerbitkan buku antologi puisi ‘Lima Rukun’ atas prakarsa Jeihan Institute, Bandung. Dalam proses kreatif sebagai penyair, Sapardi tidak percaya akan ‘ilham’ sebagai motivasi dalam menulis puisi. Yang terpenting baginya adalah ‘niat’ untuk menulis, bukan ‘inspirasi’. Apabila yang terakhir yang lebih diutamakan, maka akan ada banyak momen “kemacetan” dalam proses menulis. Beliau menggunakan ‘niat’ ini sebagai pedoman dalam berkreasi, niat yang terus dihidupkan dari api jiwanya, dan memang karena prinsip itulah anak karyanya senantiasa lahir tak terbendung. Menorehkan jejak-jejak sejarah dalam kesusastraan Indonesia. - Sarah Monica
REPORTASE “Pada tanggal 8 Oktober 2017, Tara Salvia mengadakan sebuah acara berjudul ‘Dare to Dream’ di halaman sekolah mereka. Menurutku ini adalah inspirasi yang tepat untuk siswa-siswi HelloMotion. Maka sebagai alumni, aku mendatangi acara ini dan menjadi wartawan.”
Saya sempatkan membeli salad buah yang dibuat oleh salah satu siswa yang membuka stan di sekolah tersebut. Ada juga stan untuk bermain game serta jasa penempelan tattoo temporer. Murid-murid Tara Salvia mengorganisir semua produk sebelum dibuat. Tidak lupa penampilan dari bandband siswa-siswi Tara Salvia, salah satunya ‘Tua Muda’ yang personilnya saya kenal secara personal. Tidak lupa bertegur sapa dengan sesama alumni yang terdiri dari teman satu angkatan dan juga kakak-kakak kelas.
Suasana acara
Saat tiba di Sekolah Saat tiba di Tara Salvia, saya disambut dengan sangat baik oleh siswa-siswi di sana. Banyak sekali yang mendatangi acara tersebut, dari siswa-siswi SD hingga SMP, serta keluarga mereka. Saat masuk wilayah sekolah, terdapat sebuah panggung dimana ada penampilan tari dari perwakilan, tak dipungkiri banyak juga penontonnya. Sekolah Tara Salvia sangat mendorong murid agar mampu menujukan kemampuan mereka. Area Bazar Di belakang sekolah terdapat sebuah bazar yang menghidangkan berbagai jenis makanan. Perwakilan dari siswa-siswi Tara Salvia juga menjual berbagai varian makanan. Banyak makanan khas Indonesia dan juga dari penjuru dunia lainnya. Saya bertemu dengan sesama beberapa siswa-siswi yang berminat masuk HelloMotion dan membantu menginformasikan mengenai Sekolah HelloMotion dari stan mereka. Saya lalu berjalan-jalan mengelilingi bazar dan bisa melihat banyak sekali suasana menyenangkan yang ditampilkan dalam acara tersebut.
Gadis b
h adik dari
li ini adala ernama Aki
teman baik
ku
Dare to
Penampilan Band Selain band ‘Tua muda’, ada berbagai kelompok musik lain yang ikut tampil di panggung. Namun, kelompok musik tersebut menggunakan nama tertentu. Banyak dari band-band tersebut menyanyikan lagu dari musisi-musisi terkenal dalam bentuk cover. Banyak dari anak- anak yang tampil ini adalah dari kelas 7-9 SMP, namun ada juga band yang terdiri dari anak-anak tingkat Sekolah Dasar. Mereka menyanyikan lagu tentang pertemanan dan persahabatan. Saya sangat senang melihat anak-anak muda yang mempunyai bakat. Mereka biasanya memain gitar, piano , atau drum. Bahkan ada seorang drummer yang tampil solo. Orang tua pun tidak mau kalah, jadi ada sebuah band yang dimainkan oleh orang tua murid yang bernama ‘The Daddies’.
Band “Tua Muda”
Siswa kelas 8
Gitaris cilik be
rnama Andhik a
Dream
Yang dapat dicontoh oleh Siswa-siswi SMA Hellomotion. HelloMotion adalah sekolah berbasis kreatif, maka ada banyak hal yang dapat menjadi inspirasi dari acara ini. Contohnya, siswa-siswi Tara Salvia menunjukan sisi kreatif mereka saat mereka merencanakan tema, hiasan, produk jualan, dan pertunjukan. Tara Salvia juga sangat mendorong dan mendukung murid-murid untuk berani tampil. Menurut saya, HelloMotion juga bisa mendukung siswa-siswi untuk berani tampil. Tara Salvia juga dapat menginspirasi dalam pembuatan tema dari sebuah acara, terutama untuk pengadaan acara HelloCup pada bulan Februari 2018 mendatang. HelloMotion dan Tara Salvia mempunyai banyak sekali murid yang kreatif, maka ada baiknya kita belajar banyak darinya. oleh : Yudhistira Narendra Dharana Indarto
Kanal dan Agensi Jurnalisme Televisi
Cerna
oleh Ary Aristo
Jurnalisme Televisi, di tengah persaingan ketatnya dengan media baru seperti internet, tetap luas dikonsumsi publik. Masyarakat yang kini semakin “kritis” kerap mengetengahkan pertanyaan-pertanyaan ideologis mengenai obyektivitas media televisi dalam menyiarkan berita. Seberapa mungkinkah berita di dalam televisi dapat ‘berimbang’? Pandangan masyarakat berubah sinis ketika mereka mengetahui asal berita-berita itu diproduksi, siapa yang meliputnya dan bagaimana ia dikonstruksikan sedemikian rupa hingga membentuk opini publik. Dalam berbagai kajian, presentasi visual dalam jurnalistik televisi memberikan deskripsi yang ‘berat sebelah’ (biased) atau ‘terdistorsi’ karena diarahkan oleh sekumpulan ide dominan dan berlaku umum, yang ‘dimiliki’ oleh kelompok ekonomi atau politik yang berkuasa. Kemasan-kemasan berita (global) yang tersaji di televisi diproduksi oleh 2 bentuk instansi besar, yaitu: News Channels (Kanal-kanal Berita) dan News Agency (Agensi Berita). News Channels seperti: BBC, CNN dan Aljazeera merupakan contoh-contoh produsen berita yang sudah mengglobal. Sedangkan AFP (Agence France-Presse), AP (Associated Press) dan Reuters merupakan instansi-instansi News Agencies (Agensi Berita) dunia. BBC atau British Broadcasting Company didirikan pada tahun 1922 sebagai badan penyiaran radio monopoli. Sejak tahun 1927, badan tersebut dinamakan British Broadcasting Corporation, setelah melalui perdebatan berkepanjangan dan panas di parlemen Inggris. Singkatnya, sampai saat itu BBC relatif tak tersentuh oleh komersialisasi di sektor televisi yang tengah berlangsung di banyak negara Eropa Barat. Kondisi ini tak terelakkan terjadi karena andil dari sosok John Reith (1889 - 1971), Direktur Umum BBC yang pertama, yang tentunya setara dengan posisi dan pengaruh raja-raja media kontemporer seperti Ted Turner dan Rupert Murdoch. Awal riwayat CNN (Cable News Network) dicirikan oleh oportunisme yang tidak konvensional dan sejumlah besar keuntungan. Pendirinya, Ted Turner, berjuang dalam suatu industri yang penuh ketidakpastian untuk mewujudkan cita-cita pelayanan berita global 24 jam non-stop. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1980 sebagai anak perusahaan Turner Broadcasting System Inc., suatu perusahaan beragam varian komunikasi yang memberi perhatian pada hiburan, sindikasi berita, pemberian lisensi, olahraga dan real estate. Sementara itu di belahan dunia lain, Aljazeera yang dalam bahasa Arab berarti ‘semenan-
jung’ atau ‘pulau’ mulai diluncurkan oleh sang emir Qatar dalam menindak-lanjuti peristiwa World Trade Center 9/11. Ini merupakan saluran televisi berita terluas di jazirah Arab dan mulai diperkenalkan secara global ketika mereka menayangkan video eksklusif Osama bin Laden yang sedang berbicara. Aljazeera mendeklarasikan bahwa ia akan terus-menerus memotret ‘the ugly face of war’ (wajah buruk dari perang). Ketiga saluran televisi berita ini menjadi rujukan di antara sesama mereka dalam menayangkan berita, di samping persaingan ekonomi mereka yang terlihat dominan. Mereka memproduksi sejumlah tayangan tersebut demi memenuhi tujuan masing-masing yang ingin memberikan tayangan informatif bagi ragam pemirsanya. Sebagai perbandingan, agensi berita juga turut pula dalam memproduksi dan mendistribusikan berita. Boyd-Barrett dan Rantaren pernah menyebutkan definisi agensi ini: “Agensi berita secara klasik dapat diartikan sebagai media ‘wholesale’ (kulakan), mengumpulkan berita dengan tujuan untuk mendistribusikan ke ritel media lainnya, utamanya koran dan penyiaran yang memaketkan berita dari agensi untuk pembaca dan pemirsa tertentu”. Sedangkan menurut Masmoudi, hampir 80% dari aliran berita dunia diawali dari agensi berita transnasional besar. Agensi berita seperti: AP (Associated Press), UPI (United Press International), AFP dan TASS (Tyelyegrafnoye Agyentstvo Sovyetskogo Soyuza/ The Telegraph Agency of the Sovyet Union) memonopoli bagian-bagian esensial dari berita dunia. Kedua bentuk instansi, baik News Channels dan News Agencies, semakin bersaing satu sama lain seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi. Pada pergantian milenium lalu, industri penyiaran dunia mengalami perubahan yang menggemparkan dan tak ada bandingannya. Suatu jalinan perubahan yang berkaitan satu sama lain, dari digitalisasi informasi sampai pengembangan jaringan eletronik global, dari peningkatan dramatis akan kemampuan komputer sampai munculnya internet, tengah berlangsung dan bergabung dalam mengubah dunia industri media untuk selamanya; suatu fenomena yang selayaknya diimbangi dengan tingkat literasi masyarakat luas terhadap media. Karena penyiaran yang mengalir terus setiap detiknya membutuhkan reaksi yang cepat dari kita untuk mengkritisi setiap bias dan distorsi yang disajikan oleh media, apa pun bentuknya.
index Diterbitkan Oleh : HelloMotion High School Pembina Bagus Sulasmono, M.Si Penyusun Trada Lardiatama Ary Aristo Agnisa Wisesa Sarah Monica Desain Cover Habsya Amira Putri Rasyaad Bimosekti Widyokusumo Kontributor Makaila Shakira Prihutomo Muh. Oktorio Tambasa Nayla Nafisha Asraf Yudhistira Narendra Dharana I Pendukung Ricca Rahmat M. Sarudi Lulu Luthfiah Dea Daniella Hari Kusbianto Sahru Ramadhan
TERIAK lam Melolong juta-juta ma an Pu du, rin p eka Dis Sendirinya ia berdoa am Dalam diam, dalam kel mbara Bersuara maka ia me n Tua ap, sek u Dirind Maka bertanya ia â&#x20AC;&#x153;Di mana tamat?â&#x20AC;? Jeritan demi jerit Menjerit demi jerat hayal hari ini? Sudahkah kau mengk buku-buku am dal u itam cer at Lih
berbuah pirasi bagi tungkai tak Malam menyimpan ins ra sua iak ter iak ter Teriak, maka ber a Tidur, tak bakal ada jed di aba h tela kau in Mungk Tamat
04092017 M. Oktorio Tambasa
HelloMotion High School : +62 21 227 46 400 / +62 812 12304 100 highschool@hellomotion.ac - @smahellomotion